Forensik Deskripsi Luka
Forensik Deskripsi Luka
Referat Forensik
[DESKRIPSI LUKA]
Referat ini di upload oleh : www.doktermuda.co.cc, segala isi dari
referat ini di luar tanggung jawab kami, mohon untuk tidak di
copy-paste.
DESKRIPSI LUKA
PENDAHULUAN
Luka adalah hilang atau rusaknya kontuinitas dari jaringan tubuh. Keadaan ini
dapat disebabkan oleh trauma benda tajam atau benda tumpul, perubahan suhu, zat
kimia, ledakan, sengatan listrik atau gigitan hewan. Dalam prakteknya nanti
seringkali terdapat kombinasi trauma yang disebabkan oleh satu jenis penyebab,
sehingga klasifikasi trauma ditentukan oleh alat penyebab dan usaha yang
menyebabkan trauma. (1,2,)
Tubuh biasanya mengabsorbsi kekuatan baik dari elastisitas jaringan atau
kekuatan rangka. Intensitas tekanan mengikuti hukum fisika. Hukum fisika yang
terkenal dimana kekuatan = ½ masa x kecepatan. Sebagai contoh, 1 kg batu bata
ditekankan ke kepala tidak akan menyebabkan luka, namun batu bata yang sama
dilemparkan ke kepala dengan kecepatan 10 m/s menyebabkan perlukaan. Faktor lain
yang penting adalah daerah yang mendapatkan kekuatan. Kekuatan dari masa dan
kecepatan yang sama yang terjadi pada da erah yang lebih kecil menyebabkan pukulan
yang lebih besar pada jaringan. Pada luka tusuk, semua energi kinetik terkonsentrasi
pada ujung pisau sehingga terjadi perlukaaan, sementara dengan energi yang sama
pada pukulan oleh karena tongkat pemukul kriket mungkin bahkan tidak
menimbulkan memar. Efek dari kekuatan mekanis yang berlebih pada jaringan tubuh
dan menyebabkan penekanan, penarikan, perputaran, luka iris. Kerusakan yang
terjadi tergantung tidak hanya pada jenis penyebab mekanisnya tetapi juga target
jaringannya. Contohnya, kekerasan penekanan pada ledakan mungkin hanya sedikit
perlukaan pada otot namun dapat menyebabkan ruptur paru atau intestinal, sementara
pada torsi mungkin tidak memberikan efek pada jaringan adiposa namun
menyebabkan fraktur spiral pada femur. (3)
2
ANATOMI FORENSIK KULIT
Bagian paling atas adalah lapisan sel keratinisasi stratum korneum yang
ketebalannya bermacam-macam pada bagian-bagian tubuh tertentu. Pada tumit dan
telapak tangan adalah yang paling tebal sementara pada daerah yang terlindungi
seperti skrotum dan kelopak mata hanya pecahan dari millimeter. Berkaitan dengan
forensik pada perkiraan perlukaan penetrasi pada kulit.
Kemudian epidermis yang tidak terdapat pembuluh darah. Lapisan epidermis
umumnya berkerut, permukaan bawahnya terdiri dari papilla yang masuk ke dalam
dermis. Dermis (korium) terdiri dari jaringan ikat dengan adneksa kulit seperti folikel
rambut, kelenjar sebasea dan kelenjar keringat. Terdapat banyak pembuluh darah,
saraf pembuluh limfe serta uju ng saraf taktil, tekan, panas. Bagian bawah dari dermis
terdapat jaringan adiposa dan (tergantung dari bagian tubuh) fascia, jaringan lemak,
(3)
dan otot yang berurutan di bawahnya.
DESKRIPSI LUKA
Perlu dijelaskan bahwa deskripsi luka harus seobjektif mungkin, meliputi:
1. Jumlah luka
2. Lokasi luka, meliputi:
a. Lokasi berdasarkan regio anatomiknya
b. Lokasi berdasarkan garis aksis dan garis ordinat.
Garis aksis adalah garis hayal yang mendatar melalui umbilikus atau
papilla mammae atau ujung skapula. Garis ordinat adalah garis hayal yang melalui
(4,5)
sternum atau vertebra.
3
Ket:
1. Kepala
2. Wajah:Dahi, Mata, Telinga, Hidung,
Mulut, Lidah, Gigi, Rahang, Pipi, Dagu
3. Leher, Tenggo rokan, Jakun
4. Bahu
5. Dada, Buah dada, Tulan g rusuk
6. Pusar
7. Perut, Pinggul
8. Organ seks
9. Penis/Skrotum atau Klitoris/Vagina
10. Paha
11. Lutut
12. Betis, tulang kering
13. Pergelan gan kaki
14. Telapak kaki, Tu mit, Jari kaki
15. Len gan
16. Siku/sikut
17. Pergelan gan tan gan
18. Telapak tan gan,
19. Jari tangan (Ibu jari, telunjuk,
tengah, manis, kelingking
Gambar.1
(6)
Lokasi tubuh berdasarkan regio anatomi
Gambar 2
(4)
Penentuan lokasi luka berdasarkan garis aksis dan ordinat
4
Untuk luka tembak, kita menentukan lokasi luka dengan cara mengukurnya
dari tumit lalu kita ukur jaraknya dari garis yang melalui tulang dada atau
punggung pada sebelah kanan atau kirinya.(5)
Gambar 3
Penentuan lokasi luka tembak
Gambar.4
(4)
Lokas luka berdasarkan ukuran panjang
Gambar.5
(4)
Lokasi luka berdasarkan ukuran lebar
Lokasi luka pada daerah dada dan perut, yaitu:
- Batas teratas 17cm di atas garis mendatar yang melewati putting susu dan
batas terbawah 17cm di bawah garis mendatar yang melewati putting susu
- Batas paling kanan 10cm sebelah kanan garis tengah tubuh dan batas paling
(4)
kiri 9cm sebelah kiri garis tengah tubuh.
Gambar.6
(4)
Lokasi luka berdasarkan ukuran kecil
Tebing luka:
Permukaan rata.
Terdiri atas kulit, jaringan ikat, otot
dan tulang.
Antar tebing luka:
Tidak terdapat jambatan jaringan
Dasar luka:
Terdiri atas tulang
Gambar.8
(4)
Bagian-bagian pada Luka Tajam
Tebing luka:
Permukaan tidak rata
Terdir atas kulit, jaringan ikat dan
otot
Antar tebing luka:
Terdapat jembatan jaringan
Dasar luka:
Terdiri atas tulang
Gambar.9
(4)
Bagian-bagian pada Luka Tumpul
Gambar.10
(4)
Bagian-bagian pada Luka Tembak masuk
Tebing cincin lecet Tak begitu jelas, terdiri atas kulit. Dasar cincin lecet tak
rata, terdiri atas jaringan ikat.Tebing luka tak rata, berbentuk silinder/corong dan
(4)
terdiri atas jaringan ikat serta otot.
TRAUMA TUMPUL
Dua variasi utama dalam trauma tumpul adalah:
1. Benda tumpul yang bergerak pada korban yang diam.
2. Korban yang bergerak pada benda tumpul yang diam
Organ atau jaringan pada tubuh mempunyai beberapa cara menahan kerusakan yang
(2)
disebabkan objek atau alat, daya tahan tersebut menimbulkan berbagai tipe luka. Ada
3 jenis luka akibat kekerasan benda tumpul (blunt force injury), yaitu :
1. Luka lecet (abrasion) : tekan, geser & regang
2. Luka memar (contussion)
(5)
3. Luka robek, retak, koyak (laceration)
Gambar.11
(7)
Abrasi pada wajah
Gambar.12
(8)
Abrasi kuku jari
Luka Robek
Luka robek (laceration) adalah jenis kekerasan benda tumpul yang merusak
atau merobek kulit (epidermis & dermis) dan jaringan dibawahnya (lemak, folikel
rambut, kelenjar keringat & kelenjar sebasea). Luka robek mempunyai tepi yang tidak
teratur, terdapat jembatan-jembatan jaringan yang menghubungkan kedua tepi luka,
akar rambut tampak hancur atau tercabut bila kekerasannya di daerah yang berambut,
(5,9)
disekitar luka robek sering tampak adanya luka lecet atau luka memar.
Cara terjadinya luka robek (laceration), yaitu :
• Arah kekerasan tegak lurus terhadap kulit sedangkan jaringan dibawah kulit
terdapat tulang misalnya kepala yang terbentur pada sisi meja. Hal ini disebut
luka retak (harus kita bedakan dengan luka iris (incissed wound).
• Arah kekerasan miring (tangensial) sehingga luka robek (laceration) dan
terkelupas.
• Benda yang berputar menyebabkan luka yang sirkuler misalnya gilasan mobil.
(5)
• Patah tulang yang menembus kulit
Gambar.14
(7,8)
Gambaran luka robek
(5)
Perbedaan Antara Luka Retak dengan Luka Iris
Luka Retak Luka Iris
Bentuk tidak teratur. Bentuk teratur.
Tepi agak rata atau tidak rata. Tepi rata.
Dasar tidak teratur. Dasar bentuk garis atau titik.
Sekitar luka bersih tapi kadang-kadang ada lecet
Sekitar luka mengalami lecet atau memar.
atau memar.
Jembatan jaringan ada. Bisa tidak ada bila dasar
Jembatan jaringan tidak ada.
luka keras misalnya kepala.
Rambut tidak terpotong. Rambut dapat terpotong atau tidak terpotong
TRAUMA TAJAM
Luka yang diakibatkan oleh benda tajam dapat dibedakan dari luka yang
disebabkan oleh benda lainnya, yaitu dari keadaan sekitar luka yang tenang, tidak ada
luka lecet atau memar, tapi luka yang rata dan dari sudut -sudutnya yang runcing
seluruhnya atau hanya sebagian yang runcing serta tidak adanya jembatan jaringan.
Ada 3 jenis luka akibat kekerasan benda tajam, yaitu:
1. Luka iris/ luka sayat (incised wound)
2. Luka tusuk (stab wound)
(5,9)
3. Luka bacok (chop wound)
Gambar.15
(7)
Gambaran luka iris
(5 )
Perbedaan Antara Luka Iris / Luka Sayat (Incissed Wound) dengan Luka Retak
Luka Iris/Luka Sayat/Incissed Wound Luka Retak
Bentuk luka teratur Bentuk luka tidak teratur.
Tepi luka tajam atau rata. Tepi luka tidak tajam atau tidak rata
Sudut luka tajam. Sudut luka tidak tajam.
Permukaan luka rata. Permukaan luka tidak rata.
Jembatan jaringan tidak ada. Jembatan jaringan ada.
Rambut terpotong. Rambut tercabut
Sekitar luka tidak memar atau tidak lecet. Sekitar luka memar atau lecet.
Dasar luka teratur. Dasar luka tidak teratur.
Lokasi luka dimana saja. Lokasi luka hanya pada tempat yang ada tulang
Luka Tusuk (Stab Wound)
Luka tusuk (stab wound) adalah luka dengan kedalaman luka yang melebihi
panjang luka akibat alat yang berujung runcing dan bermata tajam atau bermata
tumpul yang terjadi dengan suatu tekanan tegak lurus atau serong pada permukaan
tubuh.(5)
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi bentuk luka tusuk, salah
satunya adalah reaksi korban saat ditusuk atau saat pisau keluar, hal tersebut dapat
menyebabkan lukanya menjadi tidak begitu khas. Atau manipulasi yang dilakukan
pada saat penusukan juga akan mempengaruhi. Beberapa pola luka yang dapat
ditemukan :
1. Tusukan masuk, yang kemudian dikeluarkan sebagian, dan kemudian ditusukkan
kembali melalui saluran yang berbeda. Pada keadaan tersebut luka tidak sesuai
dengan gambaran biasanya dan lebih dari satu saluran dapat ditemui pada jaringa n
yang lebih dalam maupun pada organ.
2. Tusukan masuk kemudian dikeluarkan dengan mengarahkan ke salah satu sudut,
sehingga luka yang terbentuk lebih lebar dan memberikan luka pada permukaan
kulit seperti ekor.
3. Tusukan masuk kemuadian saat masih di dalam ditusukkan ke arah lain, sehingga
saluran luka menjadi lebih luas. Luka luar yang terlihat juga lebih luas
dibandingkan dengan lebar senjata yang digunakan.
4. Tusukan masuk yang kemudian dikeluarkan dengan mengggunakan titik terdalam
sebagai landasan, sehingga saluran luka sempit pada titik terdalam dan terlebar
pada bagian superfisial. Sehingga luka luar lebih besar dibandingkan lebar senjata
yang digunakan.
5. Tusukan diputar saat masuk, keluar, maupun keduanya. Sudut luka berbentuk
(2)
ireguler dan besar.
Bentuk luka tusuk (stab wound) pada kulit dan otot, yaitu :
• Alat pisau dapat menimbulkan luka tusuk (stab wound) yang berbentuk celah,
menganga, atau asimetris.
• Ganco / lembing dapat menimbulkan luka tusuk (stab wound) yang berbentuk
Gambar.16
(7)
Gambaran luka tusuk
Luka Bacok (Chop Wound)
Luka bacok (chop wound) adalah luka dengan kedalaman luka kurang lebih
sama dengan panjang luka akibat kekerasan yang arahnya miring terhadap kulit. Luka
bacok (chop wound) adalah luka akibat alat yang berat dan bermata tajam atau agak
tumpul, akibat suatu ayunan yang disertai tenaga yang besar.
Ada 6 ciri-ciri luka bacok (chop wound), yaitu :
1. Ukuran luka bacok (chop wound) biasanya besar.
2. Tepi luka bacok (chop wound) tergantung pada mata senjata.
3. Sudut luka bacok (chop wound) tergantung pada mata senjata.
4. Hampir selalu mengakibatkan kerusakan pada tulang.
5. Kadang-kadang memutuskan bagian tubuh yang terkena bacokan.
6. Di sekitar luka dapat kita temukan luka memar (contussion) atau luka lecet
(5)
(abrasion) atau aberasi.
Gambar.17
(7)
Gambaran luka bacok
Contoh Deskripsi Luka Akibat Trauma Benda Tajam
Pada pemeriksaan ditemukan luka
Jumlah : Satu
Lokasi : Di dada bagian kanan atas, 10 sentimeter sebelah kanan garis tengah
tubuh dan 7 sentimeter di atas garis mendatar yang melewati puting
susu.
Bentuknya : Berupa luka tembus seperti celah dan ketika ditautkan rapat serta
membentuk garis lurus yang arahnya mendatar.
Ukurannya : Sebelum dirapatkan panjangnya 2,5 sentimeter, lebar 0,6 sentimeter
dan dalamnya belum dapat ditentukan pada pemeriksaan luar sebab
luka menembus dinding dada. Ketika dirapatkan panjangnya menjadi
2,7 sentimeter.
Sifatnya : Garis batas luka bentuknya teratur dan simetris, tepinya rata serta kedua
sudutnya runcing. Tebing luka rata terdiri atas kulit, jaringan ikat,
jaringan lemak dan otot. Tidak ditemukan adanya jembatan jaringan
dan dasar luka tidak terlihat pada pemeriksaan luar. Disekitar garis
batas luka tidak ada memar.
LUKA TEMBAK
Harus selalu ada di dalam benak kita bahwa saat tembakan terjadi, dilepaskan
3 substansi berbeda dari laras senjata. Yaitu anak peluru, bubuk mesiu yang tidak
terbakar, dan gas. Deskripsi luka yang minimal untuk pasien hidup terdiri dari:
1. lokasi luka
2. ukuran dan bentuk defek
3. lingkaran abrasi
4. lipatan kulit yang utuh dan robek
5. bubuk hitam sisa tembakan, jika ada
6. tattoo, jika ada
7. bagian yang ditembus/dilewati
8. titik hitam atau tanda penyembuhan akibat bedah pengeluaran benda asing da n
susunannya
9. penatalaksanaan luka, termasuk debridement, penjahitan, pengguntingan rambut,
(3)
pembalutan, drainase, dan operasi perluasan luka.
Gambar.18
(7)
Gambaran luka tembak masuk dan luka tembak keluar
LUKA BAKAR
Dry heat (burn heat / luka bakar) adalah luka bakar yang diakibatkan oleh
(5)
persentuhan tubuh dengan api atau benda panas (bukan cairan).
Ada lima mekanisme timbulnya luka bakar:
1. Api: kontak dengan kobaran api
2. Luka bakar cair: kontak dengan air mendidih, uap panas, dan minyak panas.
3. Luka bakar kimia: asam akan menimbulkan panas ketika kontak dengan jaringan
organik.
4. Luka bakar listrik memiliki karakteristik yang unik, sebab sekalipun sumber
panas (listrik) berasal dari luar tubuh, kebakaran/kerusakan yang parah justru
terjadi di dalam tubuh.
5. Luka bakar kontak : kontak langsung dengan obyek panas, misalnya dengan
wajan panas atau knalpot sepeda motor. Hal ini sangat sering terjadi di
(11)
Indonesia.
Luka bakar biasanya dinyatakan dengan derajat yang ditentukan oleh
kedalaman luka bakar. Luka bakar diklasifikasi menjadi derajat 1, 2, dan 3. Kadang -
kadang digunakan pula istilah derajat 4 pada kulit ya ng hangus terbakar mirip arang.
Klasifikasi tersebut ialah :
• Luka bakar derajat 1 = superficial burn. Luka bakar permukaan yang tidak terlalu
serius dan hanya mengenai lapisan kulit bagian atas. Sering kali disertai
pembentukan vesikel (gelembung berisi cairan).
• Luka bakar derajat 2 = partial thickness burn (luka bakar parsial). Artinya luka
bakar mengenai sebagian dari ketebalan kulit. Luka bakar dengan kedalaman ini
sering kali disertai dengan rusaknya struktur di bawah kulit, seperti folikel
rambut, kelenjar sebaseus (minyak), atau jaringan kolagen.
• Luka bakar derajat 3 = full thickness burn. Luka bakar mengenai se luruh
ketebalan kulit. Struktur di bawah kulit pun sering kali mengalami kerusakan.
Sekalipun demikian, kulit tidaklah lenyap, musnah, atau hilang, tetapi rusak.
• Luka bakar derajat 4 = hitam bagai arang, nekrotik. (1,11)
Ada 4 reaksi lokal dari tubuh korban dry heat (burn heat / luka bakar), yaitu :
1. Eritem dengan ciri-ciri : epidermis intak, kemerahan, sembuh tanpa meninggalkan
sikatriks.
2. Vesikel, bulla & bleps dengan albumin atau NaCl tinggi.
3. Necrosis coagulativa dengan ciri-ciri : warna coklat gelap hitam dan sembuh
dengan meninggalkan sikatriks (litteken).
(5)
4. Karbonisasi (sudah menjadi arang).
Gambar.19
(7)
Gambaran luka bakar
ASPEK MEDIKOLEGAL.
Didalam melakukan pemeriksaan terhadap orang yang menderita luka akibat
kekerasan pada hakekatnya dokter diwajibkan untuk dapat memberikan kejelasan dari
permasalahan sebagai berikut :
a. Jenis luka apa yang terjadi.
b. Jenis kekerasan/senjata apakah yang menyebabkan luka.
(9)
c. Bagaimana kualifikasi luka itu.
Karena deskripsi luka bersifat obyektif maka tidak boleh dikemukakan hal -hal
yang bersifat interpretatif. Jika misalnya ditemukan luka tusuk atau luka tembak
maka kata-kata luka tusuk atau luka tembak tidak boleh di utarakan. Pembuatan
Visum et Repertum cukup menyatakan “ditemukan luka” dan kemudian diceritakan
tentang jumlah, lokasi, bentuk, ukuran dan sifatnya. (4)
Demikian pula dengan menimbulkan perasaan nyeri, sukar sekali untuk dapat
dipastikan secara objektif, maka kewajiban dokter didalam membuat Visum Et
Repertum hanyalah menentukan secara objektif adanya luka , dan bila ada luka dokter
harus menentukan derajatnya.
1. Luka Ringan
Luka yang tidak menimbulkan penyakit atau halangan dalam menjalankan
pekerjaan jabatan atau pekerjaan mata pencahariannya. (4)
Pasal 352
(1) Kecuali yang tersebut dalam pasal 353 dan 356, maka penganiayaan yang
tidak menimbulkan penyakit atau halangan untuk menjalankan pekerjaan
jabatan atau pencarian, diancam, sebagai penganiayaan ringan, dengan pidana
penjara paling lama tiga bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu
lima ratus rupiah. Pidana dapat ditambah sepertiga bagi orang yang
melakukan kejahatan itu terhadap orang yang bekerja padanya, atau menjadi
bawahannya.
(2) Percobaan untuk melakukan kejahatan ini tidak dipidana. (12)
2. Luka sedang.
Luka yang dapat menimbulkan penyakit, atau halangan dalam menjalankan
pekerjaan jabatan/pekerjaan mata pencaharian untuk sementara waktu saja, maka
(4,9)
luka ini dinamakan luka derajat kedua.
Pasal 351
(1) Penganiayaan diancam dengan pidana penjara paling lama dua tahun delapan
bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah,
(2) Jika perbuatan mengakibatkan luka-luka berat, yang bersalah diancam dengan
pidana penjara paling lama lima tahun.
(3) Jika mengakibatkan mati, diancam dengan pidana penjara paling lama tujuh
tahun.
(4) Dengan penganiayaan disamakan sengaja merusak kesehatan.
(12)
(5) Percobaan untuk melakukan kejahatan ini tidak dipidana .
3. Luka Berat
Apabila penganiayaan mengakibatkan luka berat, seperti yang dimaksud dalam
pasal 90 KUHP, luka tersebut dinamakan luka derajat ketiga, dengan kriteria :
a. Penyakit atau luka yang tak dapat diharapkan sembuh dengan sempurna.
b. Luka yang dapat mendatangkan bahaya maut.
c. Rintangan tetap menjalankan pekerjaan jabatan atau pekerjaan mata
pencaharian.
d. Kehilangan salah satu panca indera.
e. Cacat besar atau kudung.
f. Mengakibatkan kelumpuhan.
g. Mengakibatkan gangguan daya pikir 4 minggu lamanya atau lebih.
(4,9)
h. Mengakibatkan keguguran atau matinya janin dalam kandungan.
Pasal 90
Luka berat berarti:
• Jatuh sakit atau mendapat luka yang tidak memberi harapan akan sembuh