Peni Siswianti
2021
TINJAUAN PUSTAKA
1
1.1 Definisi
b. Ikterus Patologis
2
Ikterus patologis terjadi pada 24 jam pertama kehidupan
neonatus, dengan kadar bilirubin melebihi 12mg/dL pada
neonatus cukup bulan dan ikterus dengan kadar bilirubin
melebihi 10mg/dl pada neonatus yang lahir kurang
bulan/premature.
3
d. Gangguan transportasi karena kurangnya albumin yang mengikat
bilirubin. Bilirubin dalam darah terikat pada albumin kemudian
diangkat ke hepar. Defisiensi albumin menyebabkan lebih
banyak terdapatnya bilirubin indirek yang bebas dalam darah.
e. Gangguan ekskresi yang terjadi akibat sumbatan dalam hepar
(karena infeksi atau kerusakan sel hepar). Gangguan ini dapat
terjadi akibat obstruksi dalam hepar atau diluar hepar. Kelainan
diluar hepar biasanya disebabkan oleh kelainan bawaan.
Obstruksi dalam hepar biasanya akibat infeksi atau kerusakan
hepar oleh penyebab lain.
1.3 Gejala Klinis
Hiperbilirubinemia ditandai dengan adanya jaundice, pewarnaan
kuning umumnya terjadi pada sclera, kuku atau kulit berwarna kuning
sampai jingga. Menurut Ridha, (2019) gejala yang timbul antara lain :
a. Pasien tampak lemah
b. Reflek hisap kurang
c. Urine pekat
d. Feses seperti dempul
e. Terjadi pada 24 jam pertama kehidupan
f. Peningkatan konsentrasi bilirubin 5mg/dL atau lebih setelah 24
jam pertama
g. Sklera, selaput lendir dan kulit yang tampak kuning akibat
penumpukan bilirubin
h. Konsentrasi bilirubin serum 10mg/dL pada neonatus kurang
bulan dan 12mg/dL pada neonatus cukup bulan.
1.4 Patofisiologi
Bilirubin di produksi sebagian besar (70-80%) dari eritrosit (sel darah
merah) yang telah rusak dan sisanya berasal dari molekul – molekul lain
4
yang mengandung zat besi misalnya mioglobin yang dimetabolisme
menjadi blirubin. Jika eritrosit sudah tua, eritrosit tersebut akan dipecah
oleh limpa. Pemecahan tersebut akan mengeluarkan pengisi utamanya
yaitu, hemoglobin. Hemoglobin ini akan dipecah lagi menjadi Heme dan
Globin. Heme sendiri terdiri atas 3 bagian atau struktur utama yaitu CO,
Fe, dan Perforin (biliverdin). Sedangkan globin menghasilkan molekul
protein yang akan digunakan kembali untuk pembuatan eritrosit baru. Jika
gas Co nya dibuang maka zat Fe di daur ulang atau digunakan kembali,
kemudian biliverdin ini akan dirubah menjadi bilirubin indirect,
selanjutnya yang merubah biliverdin menjadi bilirubin indirect yaitu
enzim biliverdin reducrase. Kemudian bilirubin indirect ini harus dibawa
menuju hepar, akan tetapi bilirubin indirect ini tidak bersifat larut dalam
air, maka dia harus dibawa oleh protein untuk melewati pembuluh darah.
Protein yang membawa bilirubin indirect adalah albumin. Setelah sampai
di sel-sel hepar maka terjadilah konjugasi sehingga bilirubin indirect
menjadi direct, kemudian bilirubin direct ini siap untuk diekskresikan
menuju duodenum melalui duktus-duktusnya. Neonatus memiliki usus
yang belum sempurna ditambah belum memiliki bakteri pemecah,
sehingga pemecahan bilirubin tidak berhasil dan menjadi bilirubin indirek
yang kemudian ikut masuk kedalam aliran darah, sehingga bilirubin terus
bersirkulasi (Atikah & Jaya,2018).
5
1.4.1 Patoflow Hiperbilirubin
Peninggian kadar Bilirubin akan
bilirubin dalam darah terus bersirkulasi
Inkompatibilitas darah Rh,
ABO
Menyebabkan Hiperbilirubinemia
Hemolisis
bendungan di dalam
hati
Hemoglobin
sehingga terjadi
defisiensi protein”Y”
Heme Globi
v
n
Pemecahan bilirubin Gangguan
Biliverdin berlebihan konjugasi bilirubin
kemampuan
Bilirubin indirect
Proses konjugasi Diekresikan
bilirubin indirect dalam bentuk
doudenum
pewarna feses
6
Hiperbilirubinemia
Terjadi penyumbatan
di otak Perpindahan panas dengan
cara merubah cairan menjadi
Ketidakseimbangan antara
Peningkatan TIK uap (Evaporasi) asupan dan haluaran
cairan
7
Kejang Peningkatan suhu Resiko Hipovolemia
tubuh
penurunan kesadaran
Hipertermi
Kematian
8
1.5 Respon Tubuh
a. Sistem Eliminasi
Pada bayi normal, feses akan berwarna kuning kehijauan, sementara pada bayi
dengan hiperbilirubin biasanya akan berwarna pucat. Hal ini disebabkan oleh
bilirubin tak larut dalam lemak akibat dari kerja hepar yang mengalami gangguan.
b. Sistem Integumen
Pada bayi normal, kulit bayi akan tambah merah muda, akan tetapi pada bayi yang
mengalami hiperbilirubin, kulit bayi akan tampak berwarna kekuningan. Ini
disebabkan karna fungsi hepar yang belum sempurna, defisiensi protein “Y”,dan
juga tidak terdapat bakteri pemecah bilirubin dalam usus akibat dari imaturitas
usus, sehingga bilirubin indirek terus bersirkulasi keseluruh tubuh.
c. Sistem Kerja Hepar (ekskresi hepar)
Pada bayi yang mengalami hiperbilirubin biasanya disebabkan oleh sistem kerja
hepar yang imatur, akibat nya hepar mengalami gangguan dalam pemecahan
bilirubin, sehingga bilirubin tetap bersirkulasi dengan pembuluh darah untuk
menyebar keseluruh tubuh.
d. Sistem Persyarafan
Bilirubin indirek yang berlebihan serta kurang nya penanganan
akan terus menyebar hingga ke jaringan otak dan syaraf, hal ini
sangat membahayakan bagi bayi, dan akan menyebabkan kern
ikterus, dengan tanda dan gejala yaitu kejang-kejang, penurunan kesadaran, hingga
bisa menyebabkan kematian.
e. Sistem metabolisme dan pengaturan suhu
Mekanisme hilangnya panas terjadi melalui :
1) Konduksi
Pemindahan panas dari tubuh bayi ke objek melalui kontak langsung.Contoh :
menimbang bayi tanpa alas timbangn, menggunakan stetoskop dingin untuk
pemeriksaan bayi baru lahir
2) Konveksi
Jumlah panas yang hilang tergantung kepada kecepatan dan suhu udara.
Contoh : membiarkan bayi baru lahir di ruangan yang terpasang kipas angin.
9
3) Radiasi
Pemindahan panas antara 2 objek yang mempunyai suhu berbeda.Contoh : bayi
baru lahir diberikan telanjang atau dibiarkan telanjang atau dibiarkan tidur di
ruangan yang menggunakan AC tanpa diberikan penghangat
4) Evaporasi
Perpindahan panas dengan cara merubah cairan menjadi uap. Evaporasi
dipengaruhui oleh jumlah panas yang dipakai, tingkat kelembaban udara, aliran
udara yang dilewati.
1.6 Pemeriksaan penunjang
Penegakan diagnosis untuk hiperbillirubinemia adalah sebagai berikut:
a. Visual
Ikterometer dari Kramer atau dengan bilirubinometer,seperti tampak pada
gambar dibawah ini :
1
2
3
4
11
hati. Fotobilirubin kemudian bergerak ke empedu dan di ekskresikan kedalam
duodenum untuk dibuang bersama feses tanpa proses konjugasi oleh hati. Hasil
fotodegradasi terbeentuk ketika mengoksidasi bilirubin dapat dikeluarkan
melalui urine.
Langkah-langkah pelaksanaan fototerapi yaitu :
- Membuka pakaian neonatus agar seluruh bagian tubuhneonatus kena sinar.
- Menutup kedua mata dan gonat dengan penutup yangmemantulkan cahaya.
- Jarak neonatus dengan lampu kurang lebih 40 cm
- Mengubah posisi neonatus setiap 6 jam sekali.
- Mengukur suhu setiap 6 jam sekali.
- Kemudian memeriksa kadar bilirubin setiap 8 jam atau sekurang-kurangnya
sekali dalam 24 jam.
- Melakukan pemeriksaan HB secara berkala terutama pada penderita yang
mengalami hemolisis.
b. Fenoforbital
Dapat mengekskresi bilirubin dalam hati dan memperbesar konjugasi.
Meningkatkan sintesis hepatis glukoronil transferase yang mana dapat
meningkatkan bilirubin konjugasi dan sintesis protein dimana dapat
meningkatkan albumin untuk mengikat bilirubin.
c. Transfusi Tukar
Suatu tindakan pengambilah sejumlah kecil darah yang dilanjutkan dengan
pengembalian darah dari donor dalam jumlah yang sama dan dilakukan
berulang-ulang sampai sebagian besar darah penderita tertukar. Pada
hiperbilirubin tindakan ini bertujuan mencegah terjadinya ensefalopi bilirubin
dengan cara mengeluarkan bilirubin indirek dari sirkulasi. Pada bayi dengan
isoimunisasi, tranfusi tukar memiliki manfaat tambahan, karena membantu
mengeluarkan antibodi maternal dari sirkulasi bayi. Sehingga mencegah
hemolysis lebih lanjut dan memperbaiki anemia. Munculnya tanda-tanda klinis
yang memebrikan kesan kern ikikterus merupakan indikasi untuk melakukan
tranfusi tukar apabila sudah tidak dapat ditangani dengan fototerapi atau kadar
bilirubin indirek lebih dari 20 mg/dL.
12
Langkah-langkah penatalaksanaan saat transfusi tukar adalah sebagai berikut:
a) Sebaiknya neonatus dipuasakan 3-4 jam sebelumtransfusi tukar.
b) Siapkan neonatus dikamar khusus.
c) Pasang lampu pemanas dan arahkan kepada neonatus.
d) Tidurkan neonatus dalam keadaan terlentang dan bukapakaian ada daerah
perut.
e) Lakukan transfusi tukar sesuai dengan protap.
f) Lakukan observasi keadaan umum neonatus, catatjumlah darah yang keluar
dan masuk.
g) Lakukan pengawasan adanya perdarahan pada talipusat.
h) Periksa kadar Hb dan bilirubin setiap 12 jam.
Penatalaksanaan hiperbilirubinemia secara alami :
Bilirubin Indirek
Penatalaksanaanya dengan metode penjemuran dengan sinarultraviolet ringan
yaitu dari jam 7.oo –9.oo pagi. Karenabilirubin fisioplogis jenis ini tidak larut
dalam air.
Bilirubin Direk
Penatalaksanaannya yaitu dengan pemberian intake ASI yangadekuat. Hal ini
disarankan karna bilirubin direk dapat larutdalam air, dan akan dikeluarkan
melalui sistem pencernaan.(Atikah & Jaya, 2016 ; Widagdo, 2012)
1.8 Komplikasi
Kasus hiperbilirubinemia sebagian besar tidak berbahaya, namun dapat mengakibatkan
banyak komplikasi yang merugikan jika tidak segera ditangani, komplikasi yang dapat
terjadi dalam jangka pendek bayi akan mengalami kejang – kejang, kemudian dalam jangka
panjang bayi akan mengalami kern ikterus dimana jika kadar bilirubin sangat tinggi dan
akan menyebabkan kerusakan otak. Kern ikterus terjadi akibat akumulasi bilirubin yang
tidak terkonjugasi dan tidak terikat oleh sel – sel otak. Efek jangka panjang kern ikterus,
yaitu kerusakan fungsi intekektual (ketrerbelakangan mental),kelumpuhan serebral
(pengontrolan otot yang abnormal (Siska, 2019).
13
1.9 Asuhan Keperawatan Pada Bayi Dengan Hiperbilirubin
1. Pengkajian
Pengkajian pada kasus hiperbilirubinemia meliputi :
a. Identitas, seperti : Bayi dengan kelahiran prematur, BBLR, danlebih sering
diderita oleh bayi laki-laki.
b. Keluhan utama
Bayi terlihat kuning dikulit dan sklera, letargi, malas menyusu, tampak lemah,
dan bab berwarna pucat.
c. Riwayat kesehatan
1. Riwayat kesehatan sekarang
Keadaan umum bayi lemah, sklera tampak kuning, letargi, refleks hisap
kurang, pada kondisi bilirubin indirek yang sudah 20mg/dl dan sudah sampai
ke jaringan serebral maka bayi akan mengalami kejang dan
peningkatantekanan intrakranial yang ditandai dengan tangisanmelengking.
2. Riwayat kesehatan dahulu
Biasanya ibu bermasalah dengan hemolisis. Terdapat gangguan hemolisis
darah (ketidaksesuaian golongan Rh atau golongan darah A,B,O). Infeksi,
hematoma, gangguan metabolisme hepar obstruksi saluran pencernaan, ibu
menderita DM. Mungkin praterm, bayi kecil usia untuk gestasi (SGA), bayi
dengan letardasio pertumbuhan intra uterus (IUGR), bayi besar untuk usia
gestasi (LGA) seperti bayi dengan ibu diabetes. Terjadi lebih sering pada
bayi pria daripada bayi wanita.
3. Riwayat kehamilan dan kelahiran
Antenatal care yang kurang baik, kelahiran prematur yang dapat
menyebabkan maturitas pada organ dan salah satunya hepar, neonatus
dengan berat badan lahir rendah, hipoksia dan asidosis yang akan
menghambat konjugasi bilirubin, neonatus dengan APGAR score rendah
juga memungkinkan terjadinya hipoksia serta asidosis yang akan
menghambat konjugasi bilirubin.
4. Pemeriksaan fisik
a. Kepala-leher.
Ditemukan adanya ikterus pada sklera dan mukosa.
14
b. Dada
Ikterus dengan infeksi selain dada terlihat ikterus juga akan terlihat
pergerakan dada yang abnormal.
c. Perut
Perut membucit, muntah, kadang mencret yang disebabkan oleh
gangguan metabolisme bilirubin enterohepatik.
d. Ekstremitas
Kelemahan pada otot.
e. Kulit
Menurut rumus kramer apabila kuning terjadi di daerahkepala dan leher
termasuk ke grade satu, jika kuning padadaerah kepala serta badan
bagian atas digolongkan ke grade dua. Kuning terdapat pada kepala,
badan bagian atas,bawah dan tungkai termasuk ke grade tiga, grade
empat jikakuning pada daerah kepala, badan bagian atas dan bawahserta
kaki dibawah tungkai, sedangkan grade 5 apabilakuning terjadi pada
daerah kepala, badan bagian atas danbawah, tungkai, tangan dan kaki.
f. Pemeriksaan neurologis
Letargi, pada kondisi bilirubin indirek yang sudahmencapai jaringan
serebral, maka akan menyebabkankejang-kejang dan penurunan
kesadaran
g. Urogenital
Urine berwarna pekat dan tinja berwarna pucat.Bayi yangsudah
fototerapi biasa nya mengeluarkan tinja kekuningan.
h. Pemeriksaan diagnostik
Pemeriksaan bilirubin serum
Bilirubin pada bayi cukup bulan mencapai puncak kira-kira 6 mg/dl,
antara 2 dan 4 hari kehidupan. Jika nilainya diatas 10 mg/dl yang berarti
tidak fisiologis, sedangkan bilirubin pada bayi prematur mencapai
puncaknya 10-12 mg/dl, antara 5 dan 7 hari kehidupan.Kadar bilirubin
yang lebih dari 14 mg/dl yaitu tidak fisiologis. Ikterus fisiologis pada
bayi cukup bulan bilirubin indirek munculnya ikterus 2 sampai 3 hari dan
hilang pada hari ke 4 dan ke 5 dengan kadar bilirubin yang mencapai
15
puncak 10-12 mg/dl, sedangkan pada bayi dengan prematur bilirubin
indirek munculnya sampai 3 sampai 4 hari dan hilang 7 sampai 9 hari
dengan kadar bilirubin yang mencapai puncak 15 mg/dl/hari. Pada
ikterus patologis meningkatnya bilirubin lebih dari 5 mg/dl perhari.
5. Data penunjang
a) Pemeriksaan kadar bilirubin serum (total) (normal =<2mg/dl).
b) Pemeriksaan darah tepi lengkap dan gambaran apusan darah tepi.
c) Penentuan golongan darah dari ibu dan bayi.
d) Pemeriksaan kadar enzim G6PD.
e) Bila secara klinis dicurigai sepsis, lakukan pemeriksaankultur darah,
urin, IT rasio dan pemeriksaan C reaktifprotein (CPR).
2. Diagnosa
1) Ikterik neonatus berhubungan dengan usia dibawah 7 hari (SDKI,2017).
2) Peningkatan suhu tubuh (hipertermi) berhubungan dengan terpapar
lingkungan panas (SDKI,2017)
3) Risiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan efek samping terapi
radiasi (SDKI,2017).
4) Risiko Hipovolemia berhubungan dengan efek phototerapi (SDKI, 2017).
5) Risiko infeksi b.d proses tindakan invasive (SDKI, 2017).
4. Implementasi Keperawatan
18
Menurut Kodim (2018) tindakan keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang
dilakukan oleh perawat dari perencannaan keperawatan yang telah disusun pada
tahap pelaksanaan untuk membantu pasien dari masalah status kesehatan yang
dihadapi, selain itu juga untuk mendapatkan kriteria hasil yang diharapkan.
Tahap pelaksanaan dimulai stelah rencana tindakan, setelah itu disusun dan
ditunjukkan pada nursing orders untuk membantu paisen mencapai tujuan yang
diharapkan. Adapun jenis – jenis idari implementasi keperawatan, antaralain:
a. Independent implementations
19
TINJAUAN KASUS
1. Identitas pasien :
a. Nama bayi : By. N
b. Umur / Tanggal lahir : 5 hari, 22-04-2021
c. No CM : K.22.80.88
d. Suku Bangsa : Jawa
e. Alamat : MT Haryono residence Jln.Otistaraya no.60
2. Identitas Penanggung Jawab
a. Nama : Tn. A
b. Umur : 33 Tahun
c. Pekerjaan : Swasta
d. SukuBangsa : Jawa
f. Alamat : MT Haryono residence Jln.Otistaraya no.60
21
5. Spiritual/ agama: Islam Protestan Katolik Hindu Budha
Konghucu
6. OT/keluarga pasien mengungkapkan keprihatinan yang
berhubungan dengan rawat inap:
Tidak ya :
Ketidakmampuan mempertahankan praktek spiritual seperti biasa
Perasaan negative tentang system kepercayaan terhadap
spiritualKonflik antara kepercayaan spiritual dengan ketentuan
sistem
kesehatan
Bimbingan rohani
Lain-lain
7. Suku/ budaya : Indonesia
8. Nilai-nilai kepercayaan pasien/keluarga : Ada Tidak ada
Tidak mau dilakukan transfusi
Tidak mau pulang dihari tertentu
Tidak mau diimunisasi
Lain-lain
9. Kebutuhan privasi pasien: Ya Tidak
Keinginan waktu/tempat khusus saat wawancara
& tindakan
Kondisi penyakit/Pengobatan
Tidak menerima kunjungan, sebutkan jika ada
Transportasi
Lain-lain
C. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum :Tampak Tidak Sakit Sakit Ringan Sakit
Sedang Sakit Berat
22
2. Kesadaran :Compos Mentis Apatis SomnolenSopor Sopor
Coma Coma
3. GCS :E4M4V2
4. Tanda Vital: Suhu: 36,7C, Nadi: 140 RR: 46x/mnt, SpO2:Tidak
diukur ,TD: tidak diukur, Down Score: 0
5. Berat badan : 2858 gr, TB: tidak diukur cm, LK: tidak diukur cm,
LD: tidak diukur cm, LP: tidak diukur cm
6. Gol darah/Rh (Bayi):A B O AB Rh: Positif Negatif
Gol darah/Rh (Ibu) :A B O AB Rh: Positif Negatif
Gol darah/Rh (Ayah) :A B OAB Rh: Positif
Negatif
7. Pengkajian Persistem :
Sistem Susunan Syaraf Gerak bayi: Aktif tidak Aktif(cenderung tidur)
Pusat UUB : Datar Cekung Tegang Menonjol Lain
Kejang : Tidak Ada Ada kejang
Reflek :Moro Menelan Hisap ada tapi
lemahBabinski
Rooting Lain-lain
Tangis bayi: Kuat Melengking Lain-lain
Sistem Penglihatan Posisi mata: Simetris Asimetris
Besar Pupil: Isokor Anisokor
Kelopak mata: TAK Edema Cekung Lain-lain
Konjungtiva: TAK Anemis Konjungtivitis Lain-
lain
Sklera : TAKIkterik Perdarahan Lain-lain
Sistem Pendengaran TAK Asimetris Serumen Keluar Cairan Tidak ada
Lubang Drum Lain-lain
Sistem Penciuman TAK Asimetris Pengeluaran Cairan Lain-lain
23
Sistem Cardiovaskuler Warna Kulit: Kemerahan Sianosis Pucat Lain-Lain
Denyut Nadi: Teratur Tidak Teratur Frekuensi 140
x/mnt
Sirkulasi : Akral Hangat Akral Dingin CRT: <3
Detik
Pulsasi : Kuat Lemah Mur-Mur Lain-Lain
Sistem Pernafasan Polanafas:Normal:46x/menitBradipneu:x/menitTakip
neu:x/menit
Jenis pernafasan: Pernafasan Dada Pernafasan Perut
Alat bantu nafas
Irama Nafas: Teratur Tidak Teratur
Retraksi :Tidak Ada Ringan Sedang Berat
Air Entri :Udara masuk Penurunan udara masuk
Tidak
Adaudara masuk
Merintih :Tidak ada Terdengar dengan stetoskop
Terdengar
tanpa stetoskop
Suara Nafas: Vesikuler Wheezing Ronchi Stridor
Sistem Pencernaan Mulut :Tidak ada kelainan Simetris Asimetris
Mucosa mulut
keringBibir pucat Lain-lain :Tidak ada
Lidah : Tidak ada kelainan Kotor Gerakan asimetris
Lain-lain
Oesofagus: Tidak ada kelainan Lain-lain tidak dikaji
Abdomen : Supel Asites Tegang Bising usus: 11
x/mnt
24
Anus : normal tidak normal
BAB: Normal Konstipasi Melena Colostomy
Diare, frekuensi:
/hari Mecopertama, tgl/jam: 27/04/20 13.30
Warna : Kuning Dempul Coklat Hijau Lain-lain
meco
Sistem Genitourinaria BAK : Normal Urin menetes Sakit Oliguri
BAKpertama, tgl/jam: 27/04/20 13.30
Warna : Jernih Kuning Kuning pekat Lain-lain
Sistem Reproduksi Laki-laki : Normal Hipospadia Epispadia Fimosis
Hidrokel
Lain-lain:
Perempuan Normal Keputihan Vagina skintag
Lain-lain:
Sistem Integument Vernic kaseosa: Ada Tidak ada Lain-lain
Lanugo : Tidak ada Banyak Tipis Bercak-bercak
tanpa lanugo
Sebagian besar tanpa lanugo
Warna : PucatIkterik kr.ISianosis Normal Lain-
lain
Turgor : Baik Sedang Buruk/ tidak elastis
KuliT: Normal Rash/kemerahan Lesi Luka Memar
Ptechie Bulakering
Kriteria Resiko dekubitus: Jaringan/elastisitas kulit
kurang Immobilisasi Dirawat di
NICU/PERINATOLOGI
(Bila satu/lebih kriteria di atas, lakukan pengkajian
dengan
25
menggunakan formulir pengkajian resiko dekubitus)
Sistem Lengan: Fleksi Ekstensi Pergerakan aktif
Muskuloskeletal Pergerakan kurang aktif Lain-lain________
Tungkai: Fleksi Ekstensi Pergerakan aktif
Pergerakan kurang aktif Lain-lain________
Rekoil telinga: Rekoil lambat Rekoil cepat Rekoil
segera
Garis telapak kaki: Tipis Garis transversal anterior
Garis 2/3 anterior Seluruh telapak kaki
26
Tertahan/ rileks 0
Lengan Tungkai Fleksi/ Ekstensi 1 0
Teryahan/ Rileks 0
Tungkai Keadaan Fleksi/ Ekstensi 1 0
Tersangsang Tidur/ Bangun 0
Keadaan Rewel 1
tersangsang Total Skor 0
*Keterangan skor : 0 bebas nyeri, 1-2 nyeri ringan s/d sedang, 3-4 nyeri
sedang, > 4 nyeri berat. Jika terdapat nyeri, lakukan observasi lanjutan
dengan menggunakan formulir observasi pasien nyeri
F. Kebutuhan komunikasi /pendidikan dan pengajaran orangtua
1. Bicara :Normal Tidak gangguan____________
2. Bahasa sehari-hari : Indonesia_________________
3. Penterjemah : Tidak Ya, sebutkan _____________Bahasa isyarat
: Ya Tidak
4. Masalah penglihatan : Tidak Ya, sebutkan ____________________
5. Pendidikan penanggung jawab : SD SMP SLTA Akademi/PT
Pasca sarjana Lain-lain __________________________
6. Pasien/keluarga menginginkan informasi tentang : Proses penyakit
Gizi/nutrisi Terapi/obat Peralatan medis Tindakan/pemeriksaan
Lain-lain
27
Sepsis Jantung BBLR Hipoglikemi Diarhoe Lain-lain Tidak
ada
Total score
Jika <2 :diet yang diberikan ASI PASI PER OGT/ORAL
Jika >2 :Lapor DPJP Asesmen lanjut oleh ahli gizi
DAFTAR MASALAH KEPERAWAT
Nyeri Eliminasi
28
RENCANA KEPERAWATAN
1. Observasi k/u dan suhu
2. Beri minum bayi dengan adekuat
3. Rubah posisi bayi tiap 4 jam
4. Beri penkes OT tentang tanda-tanda bayi kuning
5. Libatkan OT untuk mengenali tanda-tanda bayi kuning
6. Kolaborasi dengan dokter untuk cek ulang bill
29
5. Transportasi yang digunakan : Kendaraan Pribadi (mobil, beroda
dua dll) Kendaraan Umum Mobil ambulance Lain-lain_____
6. Jika ada kriteria masuk dalam pemulangan kondisi khusus dilanjutkan
assesment pemulangan kondisi khusus
Perawat / bidan yang yang melakukan Verifikasi DPJP
pengkajian
Tanggal : 26-04-2021,Pukul 10.15 selesai Tanggal verifikasi: 26/4/2021, Pukul 10.15
7. Pemeriksaan penunjang
Tanggal : 26/04/2021
Pemeriksaan Hasil laboratorium Nilai normal
Billirubin Total 14,6 <12.000 mg/dl
Bilirubin direk 2,1 <0,25 mg/dl
Bilirubin indirek 12,5 <0,75
Advice dokter
a. Double BL 2 x 24 jam
b. Minum Asi + Pasi secara adlib
c. Cek ulang bil tot 48 jam ( 2 hari setelah pemberian terapi sinar)
Tanggal 28-04-21
Pemeriksaan Hasil laboratorium Nilai normal
Billirubin Total 7,3 <12.000 mg/dl
Bilirubin direk 0.03 <0,25 mg/dl
Bilirubin indirek 0,07 <0,75
G. Analisa Data
No Data Etiologi Problem
1 Data Subject : - Indikasi fototerapi Risiko hipovolemia
30
Data Objectif : Pemaparan panas
Bayi dilakukan fototerapi intensitas tinggi
Double BL 2x24 jam, secara kontinyu
mukosa bibir tampak
kering, Turgor kulit pada Asupan cairan
By. N tampak tidak elastis, tidak adekuat
minum : 100 cc/hari ( pengeluaran IWL:
BAK: 40 keringat, Bak, BAB
muntah)
Ketidakseimbangan
antara asupan dan
haluaran cairan
Risiko hipovolemia
2 Data Subject : Gangguan sistem Ikterus neonates
Ibu By.N mengatakan bayi
terlihat kuning sejak
kemarin Defisiensi protein
Data Objectif : “Y”
Bayi tampak kuning pada
wajah, skelera, leher Bilirubin indirek
sampai dada. terus bersirkulasi
Terdapat hasil laboratorium ke jaringan perifer
pada tanggal 26/04/2021
Bill tot : 14,6
(<12000mg/dl) Ikterus neonatus
3 Data Subject : - Indikasi fototerapi Risiko kerusakan
31
Data objectif : integritas kulit
Kulit By. N tampak Pemaparan panas
terkelupas pada bagian intensitas tinggi
dada dan turgor kulit tidak secara kontinu
elastis, kulit tampak kering
Asupan cairan
tidak adekuat
(pengeluaran IWL
ex: keringat,
BAK,BAB
muntah)
Ketidakseimbangan
antara asupan dan
haluaran cairan
Kekurangan
volume cairan
4 Data Subject : Hiperbilirubin Defisit pengetahuan
Ibu By. N mengatakan
belum mempunyai Kurangnya
pengalaman dalam terpapar Informasi
mengurus bayi dan belum
tau mengenali tanda-tanda Defisit
bayi kuning pengetahuan
Data objectif :
32
Ibu By. N tampak antusias
untuk bertanya kondisi
anaknya
H. Diagnosa Keperawatan
1. Resiko Hipovolemia
2. Ikterus neonatus
3. Risiko kerusakan integritas kulit
4. Defisit pengetahuan
I. Rencana Keperawatan
N Diagnosa SIKI
o Keperawatan
1 Risiko Setelah dilakukan tindakan Manajemen Cairan
Hipovolemia keperawatan selama 3x24 1. Observasi TTV
jam diharapkan risiko 2. kaji tanda-tanda dehidrasi
hipovolemia tidak terjadi (kelembaban mukosa, turgor
dengan hasil kriteria : kulit)
Keseimbangan cairan 3. Monitor intake dan output.
1. Intake dan output 4. Berikan asupan cairan oral secara
seimbang dalam 24 jam adekuat
2. Turgor kulit membaik 5. Hitung kebutuhan cairan
3. Membrane mukosa 6. Informasikan prosedure terapi
normal (lembab) yang akan dilakukan
7. Kolaborasi dengan dokter untuk
pemberian cairan intravena jika
dibutuhkan
33
2 Ikterus Setelah dilakukan tindakan Fototerapi-neonatus
neonatus keperawatan selama 3x24 1. Observasi klinis tiap 3-4 jam.
jam masalah Ikterus 2. Berikan fototherapy sesuai
neonatus dapat teratasi program
dibuktikan dengan hasil 3. Kaji tingkat kesadaran pasien
kriteria : 4. Berikan intake oral secara
Adaptasi bayi baru lahir adekuat
1. Warna kulit tidak 5. Libatkan orang tua dalam
menyimpang dari pemberian intake oral dan
rentang normal memompa ASI
2. mata bersih tidak 6. Kolaborasi pemeriksaan kadar
menyimpang dari bilirubin ulang.
rentang normal
3. kadar bilirubin tidak
menyimpang dari
rentang normal
4. tanda vital dalam batas
normal
34
(sensi,elastisitas,hidrasi), sekali
35
kemarin, cenderung tidur, males minum di
rumah, minum ASI ekslusif tiap 2 jam, Asi
pernah di pompa dpt 10-15 cc, bill pulang 8,5
Riwayat minum jamu-jamuan dan menggunakan
disangkal, gol. Darah ibu B +, By A +
Riwayat lahir Sc a/I letak lintang G1P0A0
Hamil 38-39 minggu, ketuban jernih, BBL 2912
gram.
Riwayat imunisasi Hep B, polio
Advice dr. della, SPA
Double Bl 2x24 jam
Minum Pasi + Asi Adlib
Cek ulang bill tunggu 48 jam ( 2 hari setelah
pemberian fototerapi)
09.10 Mencuci tangan
09.15 Melakukan pemeriksaan fisik dan mengukur TTV
Keadaan umum baik, kesadaran cm, akral hangat,
sianosis tidak Suhu : 36,7 °C, nadi teraba kuat dan
teratur, kulit tampak kering ,turgor tidak elastis
abdomen supel klinis kuning.
10.20 Memberikan intake peroral secara adekuat
Respon : muntah tidak
11.00 Melibatkan OT dalam perawatan/ menjelaskan
tindakan yang dilakukan pada pasien hiperbilirubin
( pemberian fototerapi)
Respon : OT sudah mengerti
12.00 Kolaborasi tidak dilakukan, terapi sesuai
14.00 Evaluasi pagi :
S: OT sudah mengerti
O: Keadaan umum baik, kesadaran cm, akral hangat,
36
sianosis tidak Suhu : 36,7 °C, nadi teraba kuat dan
teratur, kulit tampak kering ,turgor tidak elastis
abdomen supel klinis kuning. Minum :100 cc,
BAK : 40cc, BAB : 10 cc balance cairan + 25,5 ,
D : 0,2cc/kgbb/jam.
A:
- Dx 1 Risiko hipovolemia tidak terjadi
- Dx 2 Ikterus Neonatus belum teratasi
- Dx 3 Risiko kerusakan integritas kulit tidak
terjadi
- Dx 4 Defisit pengetahuan belum teratasi
P: intervensi dilanjutkan
37
Respon OT tidak Berkunjung
12.00 Kolaborasi tidak dilakukan terapi sesuai
14.00 Evaluasi pagi :
S:
O: Keadaan umum baik, kesadaran cm, akral hangat,
sianosis tidak Suhu : 36,6 °C, nadi teraba kuat dan
teratur, kulit tampak kering ,turgor tidak elastis, kulit
By. N tampak kelupas di daerah dada dan perut
abdomen supel klinis kuning. Minum :120 cc,
BAK : 50 cc, BAB : 10 cc balance cairan + 35,5 ,
D : 2,5cc/kgbb/jam.
A:
- Dx 1 Risiko hipovolemia tidak terjadi
- Dx 2 Ikterus Neonatus belum teratasi
- Dx 3 Risiko kerusakan integritas kulit tidak
terjadi
- Dx 4 Defisit pengetahuan belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
28/04/21 Melakukan operan dengan Sr. D
07.00 Dx: Hiperbilirubin
Rencana :
- Minum Asi+ Pasi Adlib
- Bl 2x24 jam
- Cek ulang bill tot 28/04/21 jam 10.00 ( form
positif).
07.30 Mencuci tangan
08.00 Melakukan pemeriksaan fisik
Keadaan umum baik, kesadaran cm, akral hangat,
sianosis tidak Suhu : 36,8°C, nadi teraba kuat dan
38
teratur, kulit tampak tidak kering ,turgor kulit elastis,
kulit By. N tampak kelupas di daerah dada
abdomen supel klinis merah.
P : Lanjutkan Intervensi
39
- Minum Asi+ Pasi adlib
- Hasil cek Bill tot (7,3mg/dl) pasien boleh
pulang
07.30 Mencuci tangan
08.00 Melakukan pemeriksaan fisik
Keadaan umum baik, kesadaran cm, akral hangat,
sianosis tidak Suhu : 36,5°C, nadi teraba kuat dan
teratur, kulit tampak tidak kering ,turgor elastis, kulit
By. N tampak kelupas daerah dada, abdomen supel
klinis merah. Minum :160 cc,
09.00 Memberikan intake peroral secara adekuat
Respon muntah tidak
11.00 Melibatkan OT dalam perawatan bayi dirumah, dan
menjelaskan tanda-tanda bayi kuning
Respon OT sudah mengerti tanda-tanda bayi kuning
11.30 Kolaborasi tidak dilakukan terapi sesuai
12.30 Evaluasi pagi :
S: OT sudah mengerti tanda-tanda bayi kuning
O: Keadaan umum baik, kesadaran cm, akral hangat,
sianosis tidak Suhu : 36,5 °C, nadi teraba kuat dan
teratur, kulit tampak tidak kering ,turgor elastis, kulit
By. N tampak kelupas di daerah dada, abdomen supel
klinis merah, BB : 2880gr . Minum :160 cc,
BAK : 40 cc, BAB : 20 cc balance cairan + 75 ,
D : 2,9cc/kgbb/jam.
A:
- Dx 1 Risiko hipovolemia tidak terjadi
- Dx 2 Ikterus Neonatus teratasi
- Dx 3 Risiko kerusakan integritas kulit tidak
terjadi
40
- Dx 4 Defisit pengetahuan teratasi
P : intervensi dihentikan (Ps pulang)
Nama : By. N
No Rm : K.xx xx xx
Tanggal : 27/04/21
BB :2858 gram
41
san cairan
07.00 Cm
Nama : By. N
No Rm : K.xx xx xx
Tanggal : 28/04/21
BB :2860 gram
42
11.00 Cm Bak: 60 cc
Bab : 10
cc
IWL:25.0
cc
12.00 Cm 60cc
13.00 Cm
14.00 Cm 40cc Bc: +65
D: 2,9
cc/kgbb/jam
Nama : By. N
No Rm : K.xx xx xx
Tanggal : 29/04/21
BB :2880 gram
43
L. Catatan Pemberian Edukasi
Nama : By. N
No Rm : K.xx xx xx
44
1 OT untuk Lisan Mengerti Sr. p Ny. Ibu
11.55 mencuci tangan T
5mnit sebelum dan
sesudah
tindakan
29/04/2 p. perina Perawat Menjelaskan Ke
1 Ot cara Lisan Mengerti Sr. p Ny. Ibu
12.00 mesterilkan T
5mnit botol susu
29/04/2 p. perina Perawat Menjelaskan
1 perawatan bayi Lisan Mengerti Sr. p Ny. Ibu
12.05 dirumah T
5mnit
45