Anda di halaman 1dari 7

Hubungan Antara MRP, MRP II, ERP, JIT, dan TOC http://sisman-annisa.blogspot.

com/

More Next Blog» shopatmyminera@gmail.com Dashboard

hubungan antara mrp, mrp ii,

erp, jit, dan toc

wednesday, july 05, 2006


about me
Hubungan Antara MRP, MRP II, JIT, ERP, dan TOC annisa.w

Kelompok : View my complete profile


1. Almira Rachmi L2H 303 570
2. Annisa Wulandari L2H 303 571 links
3. Dini Megasari L2H 303 585
Google News
4. Shinta Marithyanti L2H 303 608
Edit-Me
Edit-Me

previous posts
HUBUNGAN MRP, MRP II, JIT, ERP dan TOC
Hubungan Antara MRP, MRP II, JIT,
ERP, dan TOC
Pendahuluan - Proses industri harus dipandang sebagai suatu perbaikan
terus menerus (continous inmprovement), yang dimulai dari sederet
siklus sejak adanya ide-ide untuk menghasilkan suatu produk, archives
pengembangan produk, proses produksi, sampai distribusi kepada July 2006
konsumen. Seterusnya, berdasarkan informasi sebagai umpan balik yang
dikumpulkan dari pengguna produk (pelanggan) itu kita dapat
mengembangkan ide-ide untuk menciptakan produk baru atau
memperbaiki produk lama beserta proses produksi yang ada saat ini.
Pengembangan suatu industri manufacturing memerlukan perbaikan
reformasi bisnis modern yang mencakup keseluruhan sistem industri dari
kedatangan material sampai distribusi kepada konsumen dan desain ulang
produk untuk masa mendatang. Sistem manajemen industri tradisional
memperlakukan departemen pemasaran sebagai departemen yang
bertugas sekedar menjual produk dan mengelola administrasi penjualan.
Kondisi ini diperparah lagi dengan departemen Production Planning and
Inventory Control (PPIC) yang berfungsi sekedar untuk menyetujui dan
mengeluarkan pesanan produksi, tanpa berpesan penting dalam
peningkatan efisiensi, kualitas, daya saing dan lain-lainya, sehingga
tampak adanya kesenjangan komunikasi yang bertanggung jawab
memberikan informasi yang berkaitan dengan kebutuhan pelanggan. Oleh
karena itu perusahaan menerapkan strategi sistem perencanaan dan
pengendalian manufacturing untuk menghindari masalah yang mungkin
terjadi pada proses manufaktur nanti. Strategi-strategi yang digunakan
oleh perusahaan untuk melakukan continous improvement antara lain

1 of 7 11/23/2014 11:53 PM
Hubungan Antara MRP, MRP II, ERP, JIT, dan TOC http://sisman-annisa.blogspot.com/

MRP, MRP II, ERP, Just In Time maupun TOC.

MRP (Material Requirement Planning) - adalah suatu metode untuk


menentukan apa, kapan dan berapa jumlah komponen dan material yang
dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan dari suatu perencanaan produksi.
Input untuk MRP

1. Master production schedule (MPS)

MPS adalah pembuatan jadwal secara terperinci tentang material


atau komponen yang harus tersedia untuk membuat suatu
produk.

2. BOM (Bill Of Material), adalah sebuah daftar jumlah komponen,


campuran bahan, dan bahan baku yang diperlukan untuk membuat
suatu produk.
3. Ketersediaan Persediaan. Berbagai pengetahuan mengenai apa
yang ada dalam persediaan merupakan hasil dari manajemen
persediaan yang baik,
4. Order pembelian yang sudah jatuh waktu. Pada saat pesanan
pembelian dibuat, catatan mengenai pesanan-pesanan itu dan
tanggal pengiriman terjadwal harus tersedia di bagian produksi
sehingga pelaksanaan MRP dapat efektif.
5. Lead times, berapa lama waktu untuk mendapatkan komponen.

Pada metode MRP terdapat beberapa hal yang mendasar, yaitu :

1. Permintaan material bersifat tergantung (dependent)


2. Filosofi pemesanan sesuai permintaan
3. Ramalan/perkiraan berdasarkan Master Prouction Schedule
4. Konsep pengawasan meliputi semua item
5. Lot sizing bersifat beragam
6. Memenuhi kebutuhan produksi
7. Tipe persediaan adalah bahan mentah atau setengah jadi

Keuntungan MRP
1. Investasi persediaan dapat ditekan serendah mungkin
2. Perencanaan dapat dilakukan secara detail dan dapat berubah
sesuai keadaan
3. Penyediaan data untuk masa mendatang dengan basis tiap item
4. Pengontrolan persediaan dapat dilakukan setiap saat
5. Jumlah pemesanan berdasarkan kebutuhan
6. Fokus pada waktu kebutuhan material
STUKTUR MRP
Kebanyakan system MRP terkomputerisasi, analisisnya bersifat langsung
dan serupa antara system terkomputerisasi satu dengan laainnya, yang
mabana strukturnya terlihat pada gambar berikut:

JUST IN TIME (JIT) - Merupakan falsafah pemecahan masalah yang


berkelanjutan dan memang harus dihadapi yang dapat menyebabkan
sesuatu terbuang percuma. Karena banyak manfaat dari JIT maka konsep
ini sangat penting untuk dipelajari.
JIT adalah suatu filosofi yang dikembangkan oleh Taiichi Ohno yang
diterapkan dalam sistem produksi Toyota Motor Company di Jepang yang
menekankan pemborosan dan segala sesuatu yang tidak memberi nilai
tambah dengan menyediakan sumber daya pada tempat dan waktu yang
tepat. Filosofi meliputi suatu penekanan atas pengurangan biaya setup,
small lotsizes, sistem tarik, level produksi, dan penghapusan waste. JIT
adalah suatu filosofi manajemen yang bekerja keras untuk menghapuskan
barang sisa pabrikasi dengan melakukan produksi pada tempat dan waktu

2 of 7 11/23/2014 11:53 PM
Hubungan Antara MRP, MRP II, ERP, JIT, dan TOC http://sisman-annisa.blogspot.com/

yang tepat. Barang sisa diakibatkan oleh manapun aktivitas yang


menambahkan biaya tanpa menambahkan nilai, seperti perpindahan dan
menyimpan. Sistem JIT ini akan mengakibatkan persediaan lebih sedikit,
jumlah pekerja lebih sedikit, dan biaya produksi yang lebih rendah serta
produk dapat diserahkan ke pelanggan tepat waktu. Terdapat tiga prinsip
utama just in time dalam pengendalian kualitas, yaitu output yang bebas
cacat adalah lebih penting daripada output itu sendiri, segala kesalahan
dan kerusakan dapat dicegah, dan tindakan pencegahan adalah lebih
murah daripada pekerjaan mengulang.
Roger G. Schroeder, mendefinisikan tujuan sistem just in time
adalah memperbaiki laba dan hasil investasi melalui pengurangan biaya,
penurunan sediaan, dan perbaikan mutu. Sarana untuk mencapai tujuan
ini adalah menghilangkan pemborosan dan melibatkan para pekerja di
dalam proses produksi
Yang dilakukan dalam JIT adalah pengurangan kesia-siaan dan
pengurangan variabilitas.

1. Pengurangan Kesia-siaan
Kesia-siaan dalam proses produksi barang maupun jasa adalah pemberian
penjelasan mengenai sesuatu yang tidak menambah nilai produk, baik
yang disimpan, diperiksa, terlambah diproduksi, mengantre maupun yang
rusak. Lebih jauh lagi, setiap kegiatan yang menurut konsumen tidak
menambah nilai produk merupakan suatu kesia-siaan. JIT mempercepat
proses produksi sehingga memungkinkan penghantaran produk kepada
konsumen lebih cepat dan persediaan dalam prosespun menurun
jumlahnya, sehingga memungkinkan pemanfaatan yang lebih produktif
pada asset yang sebelumnya disimpan dalam persediaan.
2. Pengurangan Variabilitas
Menurut konsep JIT, untuk menjalankan pergerakan bahan baku maka
manajer mengurangi variabilitas yang disebabkan factor internal maupun
eksternal.Variabilitas adalah setiap penyimpangan dari proses optimal
yang mengantarkan produk sempurna tepat waktu setiap saat. Semakin
kecil variabilitas semakin kecil pula kesia-siaan yang terjadi. Kebanyakan,
terjadinya variabilitas timbul karena perusahaan mentolerir kesia-siaan,
atau karena manajemen yang jelek, yang diantaranya dapat dirinci
sebagai berikut:

1. Karyawan, fasilitas dan pemasok memproduksi unit-unit


produk yang tidak sesuai dengan standar, terlambat atau
jumlah tidak sesuai.
2. Engineering drawing atau spesifikasi tidak akurat.
3. Bagian produksi mencoba memproduksi sebelum spesifikasi
lengkap.
4. Permintaan konsumen tidak diketahui.

Walaupun ada beberapa penyebab variabilitas, seringkali variabilitas tidak


terlihat karena persediaan menyembunyikan masalah. Oleh karena itu
konsep JIT diperlukan.
Oleh karena itu konsep yang mendasari JIT adalah system “tarik” yaitu
memproduksi satu unit lalu ditarik ke tempat yang memerlukannya pada
saat diperlukan.
Banyak perusahaan masih menggerakkan bahan baku melalui fasilitas
dengan cara “dorong” yaitu pesanan ditumpuk di departemen pemrosesan
agar dapat dikerjakan pada setiap ada kesempatan. Jadi bahan baku
didorong ke stasiun kerja hulu tanpa memandang persediaan sumber
daya. Sistem tarik dan dorong merupakan antitesis dari konsep JIT.
FAKTOR KUNCI SUKSES DALAM JUST IN TIME
Dengan memperhatikan ilustrasi berupa penjelasan konsep JIT menunjang

3 of 7 11/23/2014 11:53 PM
Hubungan Antara MRP, MRP II, ERP, JIT, dan TOC http://sisman-annisa.blogspot.com/

tercapainya Keunggulan kompetitif maka dapat disimpulkan bahwa ada


tujuh factor kesuksesan JIT yaitu:
1. Suppliers
Hal-hal yang harus diperhatikan adalah: Kedatangan material dan produk
akhir termasuk kesia-siaan, Pembeli dan pemasok membentuk kemitraan,
Kemitraan JIT mengeliminir (Kegiatan yang tidak penting, Persediaan
dalam perjalanan, Pemasok yang jelek)

2. Layout
Tata letak memungkinkan pengurangan kesia-siaan yang lain, yaitu
pergerakan. Misalnya pergerakan bahan baku maupun manusia menjadi
fleksibel. JIT mempersyaratkan: a. Sel kerja untuk product family. b.
Pergerakan atau perubahan mesin. c. Jarak yang pendek. d. Tempat yang
kecil untuk persediaan. e. Pengiriman langsung ke area kerja.
3. Inventory
Persediaan dalam system produksi dan distribusi sering dadakan untuk
berjaga-jaga. Tehnik persediaan yang efektif memerlukan Just In Time
bukan Just In Case. Persediaan Just In Time merupakan persediaan
minimal yang diperlukan untuk mempertahankan operasi system yang
sempurna yaitu jumlah yang tepat tiba pada saat yang diperlukan bukan
sebelum atau sesudah.
4. Schedulling
Jadwal yang efektif dikomunikasikan di dalam organisasi dan kepada
pemasok, maka akan sangat mendukung penerapan JIT. Penjadwalan
yang lebih baik juga meningkatkan kemampuan untuk memenuhi pesanan
konsumen., menurunkan persediaan dan mengurangi barang dalam
proses. JIT mensyaratkan: a. Mengkomunikasikan penjadwakan kepada
supplier. b. Jadwal bertingkat. c. Menekankan bagian dari skedul paling
dekat dengan jatuh tempo. d. lot kecil. e. Tehnik Kanban.
5. Preventive Maintenance
Pemeliharaan dilakukan dalam rangka untuk menjaga hal-hal yang
diinginkan supaya tidak terjadi atau tindakan pencegahan. Misalnya
dengan cara pemeliharaan rutin pada fasilitas yang digunaka, maupun
pelatihan karyawan secara terus-menerus agar dapat beradaptasi dengan
perubahan yang terjadi.

MRP II (Manufacturing Resources Planning) - Merupakan suatu


sistem informasi terintegrasi yang mengkoordinasikan pemasaran,
manufacturing, pembelian dan rekayasa melalui pengadopsian rencana
produksi serta melalui penggunaan satu data base terintegrasi guna
merencanakan dan memperbaharui aktivitas dalam sistem industri modern
secara keseluruhan.
Sistem MRP II mencakup dan mengintegrasikan semua aspek bisnis dari
persuahaan industri manufaktur, sejak perencanaan strategik bisnis pada
tingkat manajemen puncak sampai perencanaan dan pengendalian
terperinci pada tingkat manajemen menengah dan supervisor, kemudian
memberikan umpan balik kepada tingkat manajerial diatasnya. dimulai
dari peramalan permintaan dan diaplikasikan ke perencanaan strategik
bisnis.
Perencanaan strategik bisnis mengendalikan keputusan manufacturing
terutama yang terkait dengan manajemen produksi dan inventori. Didalam
melakukan perencanaan produksi dan inventori perusahaan industri
modern melakukan langkah-langkah utama, yaitu mengumpulkan data
yang relevan dengan perencanaan produksi, mengembangkan data
tersebut, menentukan kapasitas produksi dan melakukan partnership
meeting yang terutama membicarakan isu-isu penting/khusus.
Dari rencana produksi, yang mengacu kepada rencana permintaan dibuat

4 of 7 11/23/2014 11:53 PM
Hubungan Antara MRP, MRP II, ERP, JIT, dan TOC http://sisman-annisa.blogspot.com/

rencana kebutuhan sumber daya, yang implementasinya tertuang dalam


Penjadwalan Produksi Induk (Master Production Scheduling - MPS).
Aktivitas yang dilakukan dalam MPS seperti menyediakan atau
memberikan input utama kepada sistem perencanaan kebutuhan material
dan kapasitas, merupakan perencana prioritas bagi industri modern dalam
perencana kebutuhan material, karena dalam mendesain MPS faktor-
faktor lingkungan manufacturing, struktur produk (BOM) horizon
perencanaan, waktu tunggu produk dan produk time fences, ikut
menentukan proses penyusunannya, sehingga format tampilan MPS,
merupakan masukan bagi penyusunan MRP.
MRP II merupakan perluasan dari MRP dan merupakan perencanaan
seluruh resources yang diperlukan untuk menjalankan perusahaan
Variasinya meliputi

Service Requirements Planning (SRP)


Business Requirements Planning (BRP)
Distribution Requirements Planning (DRP)

ERP (Enterprise Resource Planning) System - merupakan software


yang mengintegrasikan semua departemen dan fungsi suatu perusahaan
ke dalam satu sistem komputer yang dapat melayani semua kebutuhan
perusahaan, baik dari departemen penjualan, HRD, produksi atau
keuangan. Meski kebutuhannya berbeda, ERP harus mampu
memenuhinya. Satu syarat yang tidak boleh ditawar-tawar lagi adalah
terintegrasi, yang menggabungkan berbagai kebutuhan pada satu
software dalam satu logical database, sehingga memudahkan semua
departemen berbagi informasi dan berkomunikasi. Selain itu ERP
merupakan sistem informasi yang diperuntukkan bagi perusahan
manufaktur maupun jasa yang berperan mengintegrasikan dan
mengotomasikan proses bisnis yang berhubungan dengan aspek operasi,
produksi maupun distribusi di perusahaan bersangkutan. ERP berkembang
dari (MRP II) dimana MRP II sendiri adalah hasil evolusi dari Material
Requirement Planning (MRP) yang berkembang sebelumnya. Sistem ERP
secara modular biasanya mengangani proses manufaktur, logistik,
distribusi, persediaan (inventory), pengapalan, invoice dan akunting
perusahaan. Ini berarti bahwa sistem ini nanti akan membantu mengontrol
aktivitas bisnis seperti penjualan, pengiriman, produksi, manajemen
persediaan, manajemen kualitas dan sumber daya manusia. ERP sering
disebut sebagai Back Office System yang mengindikasikan bahwa
pelanggan dan publik secara umum tidak dilibatkan dalam sistem ini.
Keuntungan dari ERP adalah untuk integrasi data keuangan, standarisasi
proses operasi dan standarisasi data dan informasi. Keuntungan lain yang
bisa diukur dengan menggunakan ERP adalah penurunan inventori,
penurunan tenaga kerja secara total, peningkatan service level,
peningkatan kontrol keuangan, penurunan waktu yang di butuhkan untuk
mendapatkan informasi. Software ERP yang saat ini beredar, baik yang
berlisensi bayar maupun open source antara lain SAP, JDE, BAAN, MFGPro,
Protean dan Compiere.

Teori pembatas (Teory of Constraint/TOC) - Filosofi manajemen yang


dikembangkan oleh Dr. Eliyahu M. Goldratt seorang ahli psikis Israel. TOC
Berbasis pada pernyatan bahwa ada pembatas atau kelemahan atau area
kritis yang akan menghambat pergerakan maju suatu proses.Jika
kinerja/performasi untuk ditingkatkan, suatu organisasi harus
mengidentifikasi pembatasnya, mengeksploitasi pembatasnya di dalam
langkah pendek dan di dalam waktu yang lebih lama, mencari jalan untuk
mengatasi pembatas-pembatas (sumber daya yang dibatasi). Hal ini

5 of 7 11/23/2014 11:53 PM
Hubungan Antara MRP, MRP II, ERP, JIT, dan TOC http://sisman-annisa.blogspot.com/

dituangkan Goldratt pada buku karangannya ”The Goal”


Ada 5 langkah untuk menjalankan TOC

1. Identifikasi constraint
2. putuskan bagaimana mengeksploitasi constraint
3. Jabarkan dan sinkronisasikan semua hal untuk membuat keputusan
4. Tingkatkan kinerja constraint
5. Jika dari langkah 1 sampai 4 ada yang berubah, ulangi kembali dari
langkah 1

Ke 5 langkah tersebut biasanya disebut ‘5 step of TOC’ dan merupakan


prinsip dasar dalam mengembangkan solusi TOC secara generik, yang
mencakup pengelolaan proses, inventori, rantai supply, pengembangan
produk.
Teori pembatasnya terdiri dari :

1. Mengidentifikasi sistem pembatas  tidak ada peningkatan yang


mungkin kecuali kalau pembatas atau hubungan yang sangat
lemah ditemukan.
2. Memutuskan bagaimana cara mengeksploitasi sistem pembatas 
membuat pembatas seefektif mungkin.
3. Tetap memperhatikan bagian-bagian lain yang mempengaruhi
pembatas  tetap memperhatikan bagian lain dari sistem yang
mendukung pembatas, sekalipun ini mengurangi efisiensi sumber
daya yang bukan merupakan pembatas.
4. Menaikkan sistem pembatas  pengembangan kapasitas pembatas
untuk mendapatkan level performansi yang lebih tinggi.
5. Jika suatu pembatas sudah terselesaikan maka lanjutjan kembali
ke cara pertama yaitu mengidentifikasi pembatas-pembatas lain
guna proses peningkatan berkelanjutan.

Tujuan dari TOC :

1. Meningkatkan throughput.
2. Menekan inventori
3. Mempertahankan atau menghilangkan biaya operasi.

Hubungan antara MRP, MRP II, ERP, JIT dan TOC


MRP dapat dinyatakan sebagai teknik perencanaan dan penjadwalan,
sedangkan JIT dapat dinyatakan sebagai cara menggerakkan bahan baku
secara cepat. Kedua konsep tersebut dapat diintegrasikan secara efektif
dengan melalui:
1. Tahap pertama, paket MRP dikurangi misalnya yang semula mingguan
menjadi harian atau jam-jaman. Paket dalam hal ini diartikan sebagai
unit waktu dalam system MRP.
2. Tahap kedua, rencana penerimaan yang merupakan bagian rencana
pemesanan perusahaan dalam system MRP dikomunikasikan melalui
perakitan untuk tujuan produksi secara berurutan.
3. Tahap ketiga, pergerakan persediaan di pabrik berdasarkan JIT.
4. Tahap keempat, setelah produksi selesai, dipindahkan ke persediaan
seperti biasa. Penerimaan produk ini menurunkan jumlah yang
dibutuhakan untuk rencana pemesanan selanjutnya pada system MRP.
5. Tahap terakhir menggunakan back flush yang berarti menggunakan bill
ogf material untuk mengurangi persediaan, berdasarkan pada
penyelesaian produksi suatu produk.
Penggabungan MRP dan JIT menghasilkan jadwal utama yang baik
dan gambaran kebutuhan yang akurat dari system MRP dan penurunan

6 of 7 11/23/2014 11:53 PM
Hubungan Antara MRP, MRP II, ERP, JIT, dan TOC http://sisman-annisa.blogspot.com/

persediaan barang dalam proses. Meski demikian, penggunaan system


MRP dengan paket kecil saja sudah bisa sangat efektifdalam mengurangi
persediaan.
MRP sistem adalah jantung dari Enterprises requirement Planning
(ERP). Walaupun sesungguhnya ERP hanyalah sebuah istilah baru bagi
MRP pada tahun-tahun terakhir ini.
Prospek MRP dan MRP II

Melakukan koordinasi strategi perusahaan di antara


departemen/area fungsional
Memberikan respon yang cepat terhadap what-if questions pada
berbagai level rinci
BOM, modul-modul pembelian, dan customer order entry adalah
persyaratan standar dalam Manufacturing Information Systems
Membangun kepercayaan (trust), teamwork dan keputusan yang
lebih baik
Perencanaan cash-flow dan proyesi profit/cost

Hubungan antara MRP, MRP II, ERP, JIT, maupun TOC


Ketiganya merupakan suatu metodologi fabrikasi / filosofi manajemen
pengontrolan sistem manufaktur yang diterapkan pada sebuah perusahaan
dengan tujuan utamanya adalah menyelesaikan permasalahan manufaktur
yang terjadi pada suatu perusahaan guna melakukan continous
improvement. Tetapi perbedaan dari kelima filosofi tersebut adalah pada
cara menyelesaikan masalah. Ada yang dengan cara mengurangi
pemborosan (waste elimination) baik dalam material/barang, biaya,
maupun waktu yang berkaitan dengan proses manufaktur, ada yang
mengidentifikasi pembatas-pembatas yang menghalangi kemajuan suatu
proses, dan ada yang mengatur sistem perencanaan produksi baik
menggunakan cara konvensional maupun modern.

Referensi :
http://www.nofieiman.com
http://www.bpic.co.uk
http://www.ashland.edu
http://www.library.usu.ac.id
http://www.it.bond.edu
http://en.wikipedia.org
http://www.tocforme.com
http://library.usu.ac.id/download/fe/D0000631.html

posted by annisa.w at 6:15 pm | 0 comments

7 of 7 11/23/2014 11:53 PM

Anda mungkin juga menyukai