Anda di halaman 1dari 12

KARAKTERISTIK PADAT, CAIR, DAN GAS

Januar Imam Dermawan


4001420067
IPA Terpadu
Pendidikan IPA

17 November 2020
06
1. Miranita Khusniati, S.Pd. ,M.Pd.
2. Risa Dwita Hardianti, S.Pd., M.Pd.

Anisa Fridayanti
a. Tujuan

1. Untuk mengetahui hubungan antara suhu dan tekanan pada partikel


2. Untuk mengetahui hubungan antara volume dan tekanan pada partikel
3. Untuk mengetahui hubungan antara suhu dan volume pada partikel
4. Untuk mengetahui hubungan antara jumlah partikel dan suhu pada partikel
5. Untuk mengetahui hubungan antara jumlah partikel dan volume pada partikel

b. Tinjauan pustaka

Materi membahas tentang apa pun yang menempati ruang dan memperlihatkan sifat massa,
ketika semua menempati ruang dan dideskripsikan dengan istilah bobot suatu sifat yang
berhubungan. Komposisi mengacu kepada bagian atau komponen suatu sampel materi dan proporsi
relatifnya. Sedangkan sifat mengacu kepada mutu atau atribut yang dapat kita gunakan untuk
membedakan satu sampel materi dengan sampel materi lainnya (Petrrucci, dkk., 2008: 4).
Umumnya ada tiga wujud zat yaitu gas, cair dan padat. Gas merupakan satu dari tiga wujud zat,
sifat gas bergantung pada struktur molekul gasnya dan juga bergantung pada stukturnya. Sifat-sifat
gas yang dapat dirangkumkan adalah gas bersifat transparan, terdistribusi dalam ruang apapun
bentuk ruangnya, berdistribusi ke segala arah tidak peduli ada atau tidak tekanan luar, bila dua gas
atau lebih gas bercampur, gas-gas itu akan terdistribusi merata dan bila dipanaskan gas akan
mengembang, bila didinginkan akan mengkerut, dari berbagaai sifat ini yang paling penting adalah
tekanan gas. Misalkan suatu cairan memenuhi wadah bila cairan didinginkan dan volumenya
berkurang, cairan itu tidak akan memenuhi wadah lagi. Namun, gas selalu akan memenuhi ruang
tidak peduli berapapun suhunya yang akan berubah adalah tekanannya. Tekanan gas yaitu tekanan
uap cairan ketika kesetimbangan uap-cair dicapai, ditentukan hanya oleh suhunya. Baik jumlah
cairan maupun volume diatas cairan tidak mempunyai akibat asalkan cairan masih ada (Baharuddin,
2013: 120,124-125).
Wujud cair, situasinya tidak begitu sederhana sebab setiap molekul dikelilingi banyak molekul
lain dengan demikian tumpukan mengkin terjadi. Pengamatan menarik adanya gerakan cairan
dilakukan oleh Brown yakni adanya gerakan acak serbuk sari dipermukaan air. Asal gerakan Brown
adalah tumpukan antara serbuk dan molekul air dan diinterpretasikan sebagai berikut karena besaran
dan arah tiap tumpukan yang mendorong serbuk sari bervariasi, partikel serbuk akan bergerak secara
random. Sebenarnya, dapat dilakukan penanganan gerakan partikel cairan dengan menggunakan
model mekanik sebagai dalam kasus partikel gas. Namun, pengaruh molekul yang bertumbukan atau
molekul sekitarnya sedemikian besar sehingga sukar untuk menangani cairan secara kuantitatif
(Baharuddin, 2013 119).
Padatan dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu kristal dan amorf. Es merupakan padatan
kristal (crystalline solid), yang memiliki keteraturan yang kaku dan menjangkau-jauh atom-atomnya,
molekul-molekulnya, atau ion-ionnya menempati tempat tertentu. Susunan atom, molekul atau ion
dalam padatan kristal adalah sedemikian rupa sehingga gaya tarik-menarik antar molekul note dalam
keadaan maksimumnya. Gaya yang menyebabkan kestabilan kristal dapat berupa gaya ion, ikatan
kovalen, gaya van der Waals, ikatan hidrogen atau kombinasi gaya-gaya ini. Padatan amorf seperti
gelas tidak memiliki susunan yang tertata baik dan keteraturan molekul yang menjangkau-jauh
(Chang, 2005: 378).
Partikel gas dipisahkan berjauhan satu sama lain, dan akibatnya, memiliki ikatan antarmolekul
yang lebih lemah daripada cairan atau padatan. Gaya antarmolekul ini dihasilkan dari interaksi
elektrostatik antar partikel gas. Daerah gas bermuatan sejenis dengan partikel gas yang berbeda saling
tolak-menolak, sementara daerah yang bermuatan berbeda saling tarik menarik satu sama lain; gas
yang mengandung ion bermuatan permanen dikenal sebagai plasma. Senyawa gas dengan ikatan
kovalen polar mengandung ketidakseimbangan muatan permanen dan dengan demikian mengalami
gaya antarmolekul yang relatif kuat, walaupun muatan bersih senyawanya tetap netral. Sementara
itu, muatan yang diinduksi secara acak berada pada molekul berikatan kovalen non-polar dan
interaksi elektrostatik yang disebabkan olehnya disebut sebagai gaya Van der Waals. Interaksi gaya
antarmolekul ini bervariasi di dalam zat yang menentukan banyak sifat fisik yang unik untuk setiap
gas (John S. 2008: 67)
Setiap zat memiliki suhu kritis (critical temperatur) (Tc), yang diatas suhu ini bentuk gas tidak
dapat dibuat-buat menjadi cair, seberapa pun tekanan yang diberikan. Suhu kritis juga merupakan
suhu tertinggi dimana suatu zat dapat berada dalam keadaan cair. Tekanan minimum yang harus
diberikan untuk menyebabkan pencairan pada suhu kritis disebut tekanan kritis (critical pressure)
(Pc). Keberadaan suhu kritis dapat dijelaskan secara kualitatif. Tarik-menarik antar molekul
,merupakan besaran tertentu untuk zat tertentu. Dibawah (Tc), gaya ini cukup kuat untuk mengikat
molekul (pada tekanan yang sesuai) dalam keadaan cair. Diatas (Tc) gerakan molekul menjadi sangat
berenergi sehingga molekul-molekul dapat selalu melepaskan diri dari tarik-menarik (Chang, 2005:
390).

c. Alat dan bahan

➢ Alat:
- Alat pemanas
- Alat pendingin
- Pengukur tekanan
- Termometer
- Pompa
- -Ruang tertutup
➢ Bahan:
- Partikel gas
d. Cara kerja

Memilih hold
Membuka Situs
Memilih Percobaan Menyalakan width sonstant nothing.
web Phet
Laws (pengukur volume) suhu dan volume
Simulation diubah

Memilih hold
Mengamati Memilih hold Mengamati
constant
perubahan tekanan constant Volume perubahan tekanan
(V). Suhu divariasi 3x
Temperature (T).
yang terjadi yang terjadi
Volume divariasi 3x

Memilih hold Memilih hold


Mengamati Mengamati
constant Pressure constant Pressure
perubahan tekanan perubahan volume
(V). Suhu divariasi (T). Jumlah partikel
yang terjadi yang terjadi
3x divariasi 3x

Memilih hold
Mengamati Mengamati
constant Pressure
perubahan suhu perubahan volume
(V). Jumlah partikel
yang terjadi yang terjadi
divariasi 3x

e. Data pengamatan

Volume konstan Suhu (K) Tekanan (atm)


350 13,6
400 15,6
450 17,5
Suhu konstan Width (nm) Tekanan (atm)
11,0 10,6
12,0 9,7
13,0 9,0
Tekanan (Volume) konstan Suhu (K) Width (nm)
350 11,6
400 13,3
450 15,0
Tekanan (Suhu) konstan Jml partikel Suhu (K)
100 300
150 200
200 150
Tekanan (Volume) konstan Jml partikel Width (nm)
50 5,0
100 10,0
150 15,0

f. Analisis data

a. Volume konstan

18

17

16

15

14

13

12

11

10
200 250 300 350 400 450 500

Keterangan: Sumbu x: Suhu (K)


Sumbu y: Tekanan (atm)
b. Suhu konstan

10.8

10.6

10.4

10.2

10

9.8

9.6

9.4

9.2

8.8
10.5 11 11.5 12 12.5 13 13.5

Keterangan: Sumbu x: width (nm)


Sumbu y: Tekanan (atm)

c. Tekanan (Volume) konstan

16

15

14

13

12

11

10
250 300 350 400 450 500

Keterangan: Sumbu x: Suhu (K)


Sumbu y: Width (nm)
d. Tekanan (Suhu) konstan

350

300

250

200

150

100

50

0
0 50 100 150 200 250

Keterangan: Sumbu x: Jumlah partikel

Sumbu y: Suhu (K)

e. Tekanan (Volume) konstan


16

14

12

10

0
0 20 40 60 80 100 120 140 160

Keterangan: Sumbu x: Jumlah partikel


Sumbu y: Width (nm)
g. Pembahasan

Zat adalah sesuatu yang memiliki massa dan menempati ruang atau memiliki volume, massa
sendiri tidak sama dengan berat, massa adalah banyaknya zat yang ada dalam suatu benda,
sedangkan berat sendiri berhubungan dengan gravitasi atau gaya tarik bumi. Benda yang ada dibumi
termasuk tubuh kita adalah suatu zat, kecuali cahaya dan panas. Karena cahaya atau panas tidak
memiliki massadan tidak menempati suatu ruangan atau memiliki volume tertentu. Zat memiliki 3
wujud yang berbeda yaitu wujud padat, wujud cair dan wujud gas. Dari ketiga wujud itu juga
terdapat perbedaan pada sifat sifatnya maisng-masing.
Pada zat padat partikel tersusun secara teratur dan diikat sangat kuat sehingga gaya tarikmenarik
antar partikel sangat kuat. Partikel dapat bergetar namun tidak merubah kedudukannya oleh sebab
itu zat padat memiliki volume dan bentuk yang tetap. Partikel pada zat padat tersusun membentuk
suatu pola seperti kristal. Jarak partikel zat cair dan zat padat sedikit berbeda, pada zat padat jarak
partikelnya sangat rapat bahkan tidak terlihat berjarak, sedangkan pada zat cair terlihat sedikit
berjarak.
Pada zat cair partikel tersusun secara teratur, dapat bergetar dan berpindah-pindah namun
sesuai tempatnya. Pada zat cair partikel diikat sedikit lemah. Volume pada zat cair sesuai pada bentuk
wadahnya.
Jarak partikel zat gas sangatlah jauh, gerak antar partikel sangatlah tidak teratut atau bebas. Pada
zat gas tidak ada gaya tarik-menarik antar partikel bebas dan diabaikan, partikel bergerak sangat
bebas pada tempatnya dan memenuhi sudut ruang. Pada zat gas memiliki sebuah tekanan karena
adanya tumbukan pada partikel oleh dinding wadah zat.
Gas ideal merupakan gas yang molekulnya dipantulkan satu sama lain berssifat elastis,
ukurannya di abaikan. Keadaan gas ditentukkan oleh beberapa parameter, misalnya volume (V),
tekanan (P), temperature (T), dan jumlah partikel (n), Antara keempat parameter ini terdapat
hubungan tertentu, yang biasa dinyatakan sebagai suatu fungsi volum, yaitu:
V = V (T, P, n),
Gas ideal memiliki 4 hukum yaitu,
a. Hukum Boyle, menyatakan bahwa tekanan gas berbanding terbalik dengan volume gas jika gas
tersebut mempunyai jumlah mol dan temperatur yang sama.
V = T/P
b. Hukum Charles, menjelaskan volume suatu gas akan berbanding lurus dengan temperatur
mutlaknya jika gas tersebut berada pada tekanan konstan.
V=T
c. Hukum Gay Lussac menyatakan temperatur berbanding lurus dengan tekanan gas apabila volume
gas tersebut konstan.
T=P
d. Hukum Avogadro menjelaskan bahwa volume gas pada temperatur dan tekanan konstan
berbanding lurus dengan jumlah molnya.
V=n
Agar gas menjadi ideal ditambah dengan adanya konstanta gas universal (R), sehingga rumus gas
ideal menjadi,
PV = n R T
Pada percobaan pertama menggunakan variabel suhu dan tekanan partikel, menurut Gay Lussac
suhu dan tekanan partikel berbanding lurus, yang dihasilkan jika suhu dinaikkan maka tekanan
partikel juga akan bertambah, jika suhu diturunkan maka tekanan partikel juga akan berkurang. Pada
percobaan kedua menggunakan volume dan tekanan partikel, menurut hukum Boyle volume
berbanding terbalik dengan tekanan partikel, yang dihasilkan jika volume ditambah maka tekanan
partikel akan berkurang, jika volume dikurangi maka tekanan partikel akan bertambah. Pada
praktikum ketiga menggunakan variabel volume dan suhu, menurut hukum Charles volume
berbanding lurus dengan suhu, yang dihasilkan jika volume ditambah maka suhu akan naik, jika
volume dikurangi maka suhu akan turun. Pada praktikum keempat menggunakan variabel jumlah
partikel dan suhu, pada aturan gas ideal jumlah partikel dengan suhu berbanding terbalik, Jika
jumlah partikel ditambah suhu akan turun, yang
dihasilkan jika jumlah partikel dikurangi maka suhu akan naik. Pada praktikum terakhir yaitu
menggunakan variabel jumlah partikel dengan volume, menurut hukum Avogadro volume dengan
jumlah molekul atau jumlah partikel berbanding lurus, yang dihasilkan Jika jumlah partikel ditambah
volume akan bertambah, jika jumlah partikel dikurangi maka volume akan berkurang.

h. Kesimpulan

-Pada volume konstan, semakin besar suhu diberikan, maka semakin besar pula tekanannya
-Pada suhu konstan, semakin besar volume diberikan, maka semakin kecil tekanannya
-Pada tekanan (volume) konstan, semakin besar suhu diberikan, maka semakin besar pula
volumenya
-Pada tekanan (suhu) konstan, semakin banyak jumlah partikel yang diberikan , maka semakin
turun suhunya
-Pada tekanan (volume) konstan, semakin banyak jumlah partikel yang dierikan, maka semakin
besar pula volumenya

i. Daftar pustaka

- Baharuddin, dkk.1.Kimia Dasar 1. Makassar: UIN Alauddin. 2013.

http://ucs.sulsellib.net//index.php?p=show_detail&id=8426

- Chang, Raymond. Kimia Dasar Konsep-konsep Inti jilid 1. Terj. Suminar Setiati Achmadi. Jakarta:
Erlangga. 2005.

http://library.um.ac.id/free-contents/index.php/buku/detail/kimia-dasar-konsep-konsep-inti-
jilid-1-raymond-chang-alih-bahasa-muhamad-abdulkadir-martoprawiro-et-al-editor-lemeda-
simarmata-33448.html
- Chang, Raymond. Kimia Dasar Konsep-konsep Inti jilid 2. Terj. Suminar Setiati Achmadi. Jakarta:
Erlangga. 2005.

http://library.um.ac.id/free-contents/index.php/buku/detail/kimia-dasar-konsep-konsep-inti-
jilid-2-raymond-chang-alih-bahasa-suminar-setiati-achmadi-editor-lemeda-simarmata-33366.html

- John S. Hutchinson (2008). Concept Development Studies in Chemistry. hlm. 67

http://www.bleu4ed.org/reviews/General%20Chemistry%20Template_Concept%20Development
%20Studies%20in%20Chem_LeBlanc.pdf

- Petrucci, dkk. Kimia Dasar Prinsip-prinsip dan Aplikasi Modern jilid 1. Terj. Suminar Setiati
Achmadi. Jakarta: Erlangga. 2008.

http://library.um.ac.id/free-contents/index.php/buku/detail/kimia-dasar-prinsip-dan-terapan-
modern-ralph-h-petrucci-alih-bahasa-suminar-achmadi-12184.html

j. Link Video

https://youtu.be/XJ2-CH3hFME

k. Lampiran

Anda mungkin juga menyukai