Anda di halaman 1dari 18

KESADARAN SISWA MENGENAI GREENHOUSE DI SEKOLAH

(Studi deskriptif tentang mengoptimalkan fungsi SMADA Greenhouse)

Siswa SMA Negeri 2 Yogyakarta

SMA NEGERI 2 YOGYAKARTA


Jalan Bener 30, Tegalrejo, Kota Yogyakarta
Daerah Istimewa Yogyakarta
55243
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Era globalisasi yang modern ini memungkinkan dunia untuk memunculkan
berbagai metode yang dapat digunakan dalam pembudidayaan tanaman. Salah satu
metode pembudidayaan tanaman yang marak digunakan saat ini adalah menanam
tanaman yang ditempatkan di sebuah bangunan yang tembus pandang atau biasa
disebut dengan greenhouse. Greenhouse merupakan bangunan yang dibentuk untuk
menghindari dan menjaga tanaman terhadap segala macam perubahan cuaca.
Greenhouse juga dikenal oleh masyarakat Indonesia dengan sebutan rumah kaca.
Greenhouse memang dibuat dengan atap yang berbentuk melengkung dan juga
biasanya dibuat dari bahan-bahan yang tembus pandang seperti kaca, plastik uv,
akrilik, dan lain sebagainya. Ada tujuan tertentu mengapa greenhouse dibuat dengan
atap yang tembus pandang. Hal ini bertujuan agar cahaya matahari dapat masuk
secara langsung untuk menyinari beberapa tanaman yang terdapat di dalam
greenhouse. Greenhouse sendiri diciptakan karena didalamnya memiliki beberapa
fungsi yang diperlukan dalam hal pembudidayaan tanaman. Fungsi yang pertama
adalah sebagai sarana untuk melakukan pembibitan tanaman. Pembibitan tanaman
akan mudah dilakukan jika tanaman bedara dalam kondisi lingkungan yang stabil,
seperti berada di dalam greenhouse. Selain itu, fungsi lain dari greenhouse adalah
sebagai tempat untuk melakukan karantina tanaman. Karantina tanaman yang
dimaksud adalah merawat tanaman yang memiliki masalah seperti terkena hama,
penyakit tanaman, dan lain sebagainya.
Metode pembudidayaan tanaman dengan greenhouse kini telah di terapkan di
sekolah-sekolah. Salah satu sekolah yang memiliki greenhouse sebagai tempat
pembudidayaan tanaman adalah SMA Negeri 2 Yogyakarta, yang selanjutnya akan
dijadikan penulis sebagai bahan penelitian. SMA Negeri 2 Yogyakarta memiliki dua
greenhouse yang dinamakan dengan SMADA Greenhouse. SMADA Greenhouse
yang pertama, terletak di sebelah timur laboratorium biologi yang digunakan untuk
pembibitan tanaman hijau. Sedangkan SMADA Greenhouse yang kedua, terletak di
selatan masjid Ash-Shidiq dan digunakan sebagai pembibitan anggrek. SMADA
Greenhouse memiliki tipe bentuk piggy back. Greenhouse tipe piggy back banyak
digunakan di daerah tropis, dengan terdapat banyak bukaan pada atapnya sebagai
ventilasi untuk pertukaran udara dan mempertahankan suhu serta kelembapan udara.
Menurut segi material, konstruksi bangunan yang digunakan ialah menggunakan
material besi. Greenhouse yang menggunakan struktur besi merupakan greenhouse
terbaik dari segi umur dan kualitas, sehingga struktur yang baik akan mengurangi
frekuensi perawatan. SMADA Greenhouse terbuat dengan material besi bercat hijau
muda dengan ukuran kurang lebih 2 x 4 meter. Bagian atasnya tertutup oleh kain
hitam berjaring-jaring. SMADA Greenhouse merupakan penunjang dari sarana
prasarana laboratorium biologi.
Pada umumnya greenhouse memiliki beberapa syarat yang harus dipenuhi
supaya masuk dalam kriteria standar greenhouse. Persyaratan inilah yang menentukan
kualitas suatu greenhouse yang nantinya dapat dimanfaatkan secara optimal.
Persyaratan standar suatu greenhouse yaitu harus memiliki transmisi cahaya yang
tinggi, konsumsi panas yang rendah, ventilasi yang cukup dan efisien serta struktur
bangunan yang kuat. Selain persyaratan tersebut, terdapat beberapa hal penting yang
dapat menunjang manfaat suatu greenhouse. Beberapa hal tersebut diantaranya yaitu
alat pengukur suhu dan kelembapan (thermohygrometer), alat pengkur cahaya
matahari, dan sprinkler. Namun pada SMADA Greenhouse, hampir semua bagian
yang terdapat baik di dalam maupun diluarnya tidak terawat dengan baik dan juga
rusak. Pencahayaan SMADA Greenhouse juga kurang maksimal, terlebih untuk
SMADA Greenhouse yang berada di samping masjid Ash-Sidiq. Posisi SMADA
Greenhouse yang berada di antara masjid Ash-Sidiq dan ruang OSIS serta pohon pace
dan wahana wall climbing yang berada di depan SMADA Greenhouse membuatnya
tidak selalu mendapatkan sinar matahari. Masalah-masalah yang ditemukan yaitu
besi-besi yang berserakan, rak-rak pot yang tidak dimanfaatkan dengan baik, sarang
nyamuk dan sarang laba-laba, pot tumbuhan yang pecah, dan atap rusak membuat
SMADA Greenhouse terlihat kumuh. Berdasarkan masalah tersebut, dapat dikatakan
bahwa SMADA Greenhouse belum dapat dianggap sebagai greenhouse yang
memenuhi kriteria standar.
SMADA Greenhouse merupakan sarana prasarana bagi siswa dan guru untuk
mendalami ilmu alam khususnya di cabang biologi. Manfaat dari SMADA
Greenhouse terhitung sangat banyak, jika SMADA Greenhouse tersebut terawat
dengan sebagaimana mestinya. Adanya SMADA Greenhouse tersebut, membuat guru
senantiasa leluasa mengajarkan pelajaran biologi kepada siswa. Dengan
memanfaatkan SMADA Greenhouse sebagai media pembelajaran di sekolah,
membuat siswa menjadi lebih paham akan materi yang disampaikan karena dapat
secara langsung mengamati media yang ada. Lalu, SMADA Greenhouse juga dapat
membuat siswa lebih mengenali, mencintai, dan melestarikan lingkungan. Dimulai
dari mengenali berbagai tanaman yang terdapat di SMADA Greenhouse, hal tersebut
dapat membuat siswa tertarik akan tanaman. Selanjutnya siswa akan dapat mencintai
keindahan tanaman tersebut. Lalu secara otomatis, siswa dapat melestarikan
lingkungan dengan membudidayakan tanaman yang merupakan salah satu cara untuk
melestarikan lingkungan. Manfaat lain dari SMADA Greenhouse yaitu dapat
membuat sekolah menjadi asri dan damai. Dengan adanya banyak tanaman, hal itu
dapat membuat kesan yang positif bagi yang melihatnya serta menciptakan rasa damai
yang dapat dirasakan oleh seluruh warga sekolah. Namun, beberapa manfaat dari
SMADA Greenhouse tersebut ternyata belum dapat diperoleh karena berbagai
masalah yang terdapat di SMADA Greenhouse. Oleh karena itu, perlu adanya
kesadaran dari siswa untuk dapat merawat dengan baik SMADA Greenhouse, supaya
dapat memperoleh manfaatnya dengan cara yang bijak.

2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, masalah-masalah tersebut dapat
diidentifikasikan sebagai berikut :
a. Keberadaan SMADA Greenhouse yang kurang terawat dan tidak dimanfaatkan
secara optimal.
b. Ditemukan banyak tamanaman anggrek yang tidak terawat dan mati.
c. Banyak ditemukan komponen pendukung SMADA Greenhouse uang rusak.
d. Lingkungan SMADA Greenhouse yang terkesan kumuh.
e. Banyaknya sarang nyamuk dan laba-laba di dalam SMADA Greenhouse.

3. Rumusan Masalah
Berdasarkan beberapa masalah yang terdapat diatas, dapat diperoleh rumusan
masalah sebagai berikut :
a. Mengapa SMADA Greenhouse perlu dilakukan perawatan lebih intensif ?
b. Bagaimana upaya meningkatkan manfaat keberadaan SMADA Greenhouse untuk
SMA Negerei 2 Yogyakarta?
4. Tujuan
a. Mengoptimalkan fungsi SMADA Greenhouse
b. Meningkatkan kepedulian siswa terhadap SMADA Greenhouse

5. Manfaat
a. Bagi siswa, meningkatkan kepedulian siswa di lingkungan SMA Negeri 2
Yogyakara khususnya SMADA Greenhouse
b. Keberadaan SMADA Greenhouse dapat dioptimalkan sebagaimana mestinya.
c. Dapat menunjang pembelajaran siswa dalam hal akedemis maupun pendidikan
karakter.
BAB II

KERANGKA TEORITIS

Greenhouse merupakan sebuah konsep arsitektur yang berusaha meminimalkan


pengaruh buruk terhadap lingkungan alam maupun manusia dan menghasilkan tempat hidup
yang lebih baik dan lebih sehat, yang dilakukan dengan cara memanfaatkan sumber energi
dan sumber daya alam secara efisien dan optimal. Istilah lain mendefinisikan greenhouse
sebagai sebuah bangunan yang dapat menyediakan kondisi optimal untuk menumbuhkan
tanaman secara memuaskan sepanjang tahun. Faktor yang berpengaruh seperti suhu, sinar
matahari, kelembaban, dan udara disediakan, dipertahankan dan didistribusikan secara merata
dalam greenhouse pada level yang optimal (Enoch, H.Z. and Enoch,Y., 1998). Greenhouse
yang baik, terutama dalam konstruksinya, bertujuan untuk membuat kondisi cuaca yang
diperlukan dan dikendalikan sedapat mungkin sehingga tanaman dapat tumbuh sepanjang
tahun secara optimal. Untuk tujuan ini disyaratkan dalam pembuatan greenhouse adalah
mempunyai transmisi cahaya yang tinggi, konsumsi panas yang rendah, ventilasi yang cukup
dan efisien, struktur yang kuat, konstruksi, dan biaya operasional yang murah (Zabeltitz,
1998).

Sejarah greenhouse sendiri berasal dari rumah-rumah yang berada pada tingkatan
tradisional. Rumah kaca telah jauh datang sejak kayatrofa dan Amerika menggunakannya
untuk tumbuhan jeruk dan nanas dalam struktur kaca, dikenal sebagai orang eries dan
penetres. Struktur ini menjadi symbol status serta cara praktis untuk tumbuh buah-buahan dan
sayuran dan tanaman eksotis. Salah satu rumah kaca paling awal dibangun sekitar 30 AD
untuk Kaisar Tiberius Romawi. Mengingat kaca belum ditemukan sehingga “Specularium”
itu dengan susah payah dibuat dari lembaran tembus kecil mika. Semua itu dilakukan untuk
memenuhi cravingstiberus untuk ketimun di luar musim. Tidak sampai 1599 bahwa rumah
kaca praktis pertama dibuat oleh jules carles seorang ahli botani asal prancis dibangun di
belanda dan digunakan terutama untuk tumbuh tanaman tropis obat.

Tipe greenhouse dibedakan berdasarkan bentuk bangunan atau desainnya. Bentuk


atau desain ini selain berpengaruh pada kekuatan struktur juga sangat berpengaruh pada
kondisi mikroklimat di dalam greenhouse. Secara umum desain greenhouse uintuk daerah
tropis berbeda dengan desain di daerah empat musim maupun sub tropis. Desain greenhouse
daerah tropis ditandai dengan banyaknya bukaan ventilasi. Struktur greenhouse di daerah
tropis sering menggunakan sisinya untuk melindungi dan mengontrol suhu dengan
menggunakan ventilasi alamiah maupun terkontrol dengan dilapisi jala (screens) yang
mampu mengurangi serangan serangga dan hama (Jensen, 2000). Sebaliknya pada daerah sub
tropis maupun daerah empat musim desain greenhouse lebih tertutup. Bukaan yang minimal
ini dibuituhkan karena pada saat musim dingin udara hangat akibar radiasi infra merah
dipertahankan tidak keluar. Di negara Eropa bagian tengah dan utara, greenhouse banyak
menggunakan atap dan sisi dari kaca, namun di negara-2 Asia (Jepang, Korea dan China) dan
USA seringkali menggunakan atap dan sisi dari plastik. Kebanyakan plastik untuk
greenhouse ini digunakan hanya beberapa musim dan bukan tahunan seperti greenhouse
dengan kaca. Sejalan dengan bertambahnya waktu dan tingginya serapan tekhnologi
pertanian, peranan greenhouse bagi dunia pertanian kita semakin lama semakin dibutuhkan.
Greenhouse biasanya hanya dimiliki oleh Perguruan Tinggi atau Lembaga Pendidikan, Balai
Penelitian dan perusahaan yang bergerak dibidang bisnis perbenihan, bunga dan fresh market
hortikultura. Namun di negara-negara pertanian yang sudah maju seperti USA, Australia,
Jepang dan negara-negara Eropa sebagian besar tanaman hortikulturanya ditanam di rumah
kaca. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan greenhouse di manca negara sudah umum
dilakukan.

Greenhouse yang dimiliki oleh lembaga pendidikan biasanya dikelola oleh sekolah
dan digunakan sebagai penunjang pembelajaran biologi di sekolah. Peran dan kepedulian
siswa dalam perawatan greenhouse pun tak lagi dipungkiri. Sikap kepedulian siswa sangat
diperlukan dalam perawatan greenhouse itu sendiri.

Menurut Yaumi (2014:111), mengungkapkan bahwa kepedulian lingkungan adalah


sikap dan tindakan yang berupa mencegah kerusakan alam di lingkungan alam di
sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam
yang sudah terjadi. Siswa yang peduli terhadap lingkungan alam sekitar pasti merasa
nyaman jika lingkungan sekitar itu bersih, indah, dan rapi.

Menurut Yaumi (2014:111-112), peserta didik diharapkan secara aktif ikut terlibat
dalam rangka pengelolaan hidup sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku seperti :

1. Memelihara kelestarian fungsi lingkungan hidup serta mencegah dan


menanggulangi pencemaran dan perusakan.
2. Memberikan informasi yang benar dan akurat mengenai pengelolaan lingkungan
hidup.
3. Memelopori pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan memperbaiki
ekosistem yang terlanjur mengalami pencemaran.
4. Memberikan solusi cerdik untuk mengembangkan lingkungan yang nyaman,
bersih, indah, dan rapi.
5. Menjaga dan menginformasikan perlunya melestarikan lingkungan sekolah,
rumah tangga, dan masyarakat dengan memanfaatkan flora dan fauna secara
sederhana.

Menurut Lieberman dan Hoody dalam Tumisem (2012:11) menyatakan bahwa


pendidikan lingkungan menuntut individu mengetahui dan memahami permasalahan
di sekitarnya. Dalam proses ini pendidikan lingkungan dipandang sebagai aktivitas
belajar individu agar peduli terhadap lingkungan.

Menurut Salahudin (2013:42) karakter adalah nilai-nilai khas baik (tahu nilai
kebaikan, mau berbuat baik, nyata kehidupan baik, dan berdampah baik bagi
lingkungan) yang terpatri dalam diri dan terwujud dalam perilaku.

Berdasarkan pemaparan diatas, dapat diketahui bahwa siswa merupakan individu


yang berperan penting dalam peduli terhadap lingkungan hidup. Pendidikan yang
mengajarkan siswa untuk mengenal lingkungan dan meningkatkan kesadaran lingkungan
dinamakan pendidikan lingkungan. Pendidikan lingkungan diajarkan kepada siswa demi
membentuk pribadi siswa yang berkarakter dan cinta terhadap lingkungan.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

1. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah:

a) Studi Pustaka

Studi pustaka merupakan metode pengumpulan data dan informasi dengan melakukan
kegiatan kepustakaan melalui buku-buku, jurnal, penelitian terdahulu dan lain
sebagainya yang berkaitan dengan penelitian yang sedang dilakukan.

b) Kuesioner

Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang mencakup semua pertanyaan dan pertanyaan
yang akan digunakan bisa melalui telepon, surat ataupun tatap muka (Ferdinand, 2006).
Pertanyaan yang diajukan pada responden harus jelas dan tidak meragukan responden.

c) Observasi

Observasi dalam penelitian ini adalah observasi langsung yaitu penelitian dan pengamat
melihat dan mengamati secara langsung dan dilakukan secara sistematis terhadap obyek
yang diteliti.

2. Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan adalah analisis data secara kualitatif karena teknik
pengumpulan data yang digunakan mendukung penggunaan analisis data secara
kualitatif.

Menurut Miles dan Huberman, terdapat tiga teknik analisisi data kualitatif yaitu reduksi
data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Proses ini berlangsung terus-menerus
selama penelitian berlangsung, bahkan sebelum data benar-benar terkumpul.

a) Reduksi Data
Reduksi data merupakan salah satu dari teknik analisis data kualitatif. Reduksi data
adalah bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang
yang tidak perlu dan mengorganisasi data sedemikian rupa sehingga kesimpulan akhir
dapat diambil. Reduksi tidak perlu diartikan sebagai kuantifikasi data.

b) Penyajian Data
Penyajian data merupakan salah satu dari teknik analisis data kualitatif. Penyajian data
adalah kegiatan ketika sekumpulan informasi disusun, sehingga memberi kemungkinan
akan adanya penarikan kesimpulan. Bentuk penyajian data kualitatif berupa teks naratif
(berbentuk catatan lapangan), matriks, grafik, jaringan dan bagan.

c) Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan merupakan salah satu dari teknik analisis data kualitatif.
Penarikan kesimpulan adalah hasil analisis yang dapat digunakan untuk mengambil
tindakan

3. Kesimpulan

Setiap penelitian mempunyai metode penelitian masing - masing. Berdasarkan teknik


pengumpulan data dan analisis data yang digunakan, maka metode penelitian yang
digunakan adalah metode deskriptif. Metode Deskriptif yakni metode penelitian yang
bertujuan hanya menggambarkan fakta secara apa adanya, tanpa adanya perlakuan
apapun. Data yang dimaksud dapat berupa fakta yang bersifat kuantitais (statistika)
ataupun fakta kulitatif.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Perlunya perawatan yang lebih intensif pada SMADA Greenhouse


SMADA Greenhouse merupakan bangunan yang dikhususkan untuk pembibitan atau
pembudidayaan tanaman di lingkungan SMA Negeri 2 Yogyakarta. Telah diketahui
bahwa SMA Negeri 2 Yogyakata memiliki dua Greenhouse. Keduanya memiliki jenis
tanaman yang berbeda dalam pembudidayaannya. SMADA Greenhouse yang berada di
timur lab biologi dikhususkan sebagai pembudidayaan tanaman hijau. Sedangkan
SMADA Greenhouse yang berada di selatan masjid Ash-Shidiq dikhususkan sebagai
pembudidayaan tanaman anggrek. SMADA Greenhouse tersebut dibuat tentunya
ditujukan untuk menunjang pembelajaran siswa. Namun, tujuan tersebut belum dapat
diwujudkan karena adanya beberapa masalah yang membuat SMADA Greenhouse tidak
dapat dimanfaatkan secara optimal.
Masalah yang pertama yaitu kondisi SMADA Greenhouse yang kurang terawat.
Tanaman-tanaman yang berada di SMADA Greenhouse kurang diperhatikan. Banyak
tanaman anggrek yang berada di SMADA Greenhouse selatan Masjid Ash-Shidiq
ditemukan dengan kondisi yang tidak baik. Beberapa diantaranya layu lantaran tidak
mendapat asupan nutrisi yang cukup. Bahkan, sebagian tanaman anggrek juga ditemukan
mati dalam kondisi kekeringan. Hanya ada segelintir diantaranya yang masih hidup
dengan kondisi yang baik. SMADA Greenhouse juga dipenuhi oleh lumut dan rumput
yang tidak diinginkan dalam variabel pembudidayaan tanaman. Banyak Pot tempat
tanaman tumbuh tergeletak di tanah begitu saja. Bahkan beberapa diantaranya rusak berat
seperti bolong dan ada juga yang pecah. Rak besi tempat menaruh pot tanaman berkarat
dan keropos. Atap SMADA Greenhouse yang berwujud jaring-jaring tipis sobek,
sehingga dapat mengganggu pertumbuhan tanaman.
Lalu masalah yang kedua yaitu kesan kumuh yang didapat setelah melihat SMADA
Greenhouse. Letak dari SMADA Greenhouse yang berada di selatan masjid Ash-Shidih
dapat dibilang terlalu terpencil, dan terhalang oleh bangunan-bangunan di seberangnya.
Hal itu membuat pecahayaan SMADA Greenhouse menjadi tidak maksimal dan terlihat
kusam. Sampah-sampah banyak tergeletak di tanah yang mengundang lalat atau serangga
lain mendekat. Serakan besi yang keropos juga ditemukan banyak, disamping sampah-
sampah yang berserakan. Jika dibiarkan terus-menerus, hal tersebut akan menghambat
bahkan berbahaya bagi tanaman yang sedang dibudidayakan di SMADA Greenhouse
tersebut. Atap SMADA Greenhouse yang bolong dapat menyebabkan air hujan masuk
melebihi batas, dan membuat genangan air di dalamnya. Genangan air tersebut dapan
digunakan nyamuk sebagai sarana perkembangbiakannya. Akan terlalu berisiko bagi
siswa dan guru, jika terdapat sarang nyamuk di SMADA Greenhouse. Bahaya terkena
penyakit DB ataupun malaria akan mengancam sekolah jika hal ini dibiarkan secara terus
menerus.
Untuk itu, diperlukan perawatan yang lebih intensif bagi SMADA Greenhouse supaya
mendapat status standar yang layak Greenhouse di sekolah. Perawatan tersebut dapat
dimulai dengan membersihkan sampah-sampah dan besi keropos yang berserakan. Lalu
dapat dilanjutkan dengan pemberantasan genangan air yang berpotensi sebagai sarang
nyamuk. Selain itu, penggantian komponen-komponen SMADA Greenhouse yang rusak
dengan yang baru. Merenovasi bagian dari bangunan yang rusak juga merupakan peran
penting yang perlu dilakukan demi terciptanya SMADA Greenhouse yang nyaman, bersih
dan terawat. Setelah itu, perawatan dapat lebih difokuskan pada tanamannya. Yang
pertama adalah pemilihan bibit yang unggul untuk proses awal pembudidayaan. Lalu
pemberian nutrisi yang dibutuhkan oleh tumbuhan seperti pupuk, air, dan lain sebagainya.
Serta pencahayaan yang diatur sedemikianrupa juga perlu dilakukan supaya tanaman
terkena asupan cahaya matahari dengan cukup.

Gambar kondisi SMADA Greenhouse selatan Masjid Ash-Shidiq yang kurang terawat
2. Kepedulian siswa terhadap SMADA Greenhouse
Siswa merupakan warga sekolah yang wajib turut bertanggung jawab dalam
pengelolaan lingkungan atau adiwiyata. Pengelolaan lingkungan atau adiwiyata dapat
berupa dengan merawat Greenhouse yaang berada di sekolah. Khususnya SMADA
Greenhouse untuk siswa SMA Negeri 2 Yogyakarta. Untuk merawat SMADA
Greenhouse, tentunya memerlukan beberapa peran siswa dalam proses perawatan itu
sendiri. Dari uraian di subbab sebelumnya, selain merawat, SMADA Greenhouse juga
perlu direnovasi supaya dapat dikatakan sebagai Greenhouse yang sesuai standar. Dalam
pelaksanaannya, siswa harus memiliki rasa kepedulian terlebih dahulu terhadap SMADA
Greenhouse. Namun, tingkat kepedulian siswa terhadap keberadaan SMADA Greenhouse
masih tergolong rendah. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil kuisioner yang telah
dibagikan dan dijawab oleh 50 responden.

Hasil kuisioner tersebut menunjukkan 72 % siswa belum turut berpartisipasi dalam


perawatan SMADA Greenhouse dan 28 % lainya sudah turut serta. Presentase diagram
tersebut menunjukkan bahwa kepedulian siswa mengenai perawatan SMADA
Greenhouse masih sangat kurang. Bahkan terdapat beberapa siswa yang belum
mengetahui keberadaan SMADA Greenhouse. Pengertian SMADA Greenhouse sendiri
ternyata masih tergolong rancu dikalangan responden.
Tabel 1
Bukti kepedulian siswa

Survey Jumlah Presentase

Sudah berpartisipasi 14 28%

Belum berpartisipasi 36 72%

Jumlah 100%
50

Banyaknya siswa yang belum berpartisipasi tersebut berpengaruh besar terhadap kondisi
SMADA Greenhouse. Hal ini dapat terbukti dari kondisi SMADA Greenhouse yang
dapat dibilang tidak terawat.
Dari hasil kuesioner yang diberikan, terdapat banyak alasan yang menyebabkan
rendahnya kepedulian siswa terhadap perawatan SMADA Greenhouse, diantaranya
adalah sebagai berikut :

1. Kurangnya kesadaran siswa untuk merawatnya.


2. Masih terdapat beberapa siswa yang belum mengetahui keberadaan SMADA
Greenhouse.
3. Siswa merasa kurang memiliki tanggung jawab dalam perawatan SMADA
Greenhouse.
4. Timbulnya rasa malas.
5. Adanya rasa gengsi siswa yang terlalu besar untuk turut andil dalam perawatan
SMADA Greenhouse.
6. Banyaknya tugas mengakibatkan siswa kurang berinteraksi dengan lingkungan
sekitar.
7. Kurangnya ajakan dan himbauan dari sekolah untuk merawat SMADA Greenhouse.
8. Tidak adanya sanksi yang tegas bagi siswa yang merusak tanaman atau komponen di
dalam SMADA Greenhouse.

Dapat diketahui, siswa yang belum peduli terhadap SMADA Greenhouse juga
dipengaruhi oleh faktor lingkungan sekolah yang belum menegaskan akan peran serta
pentingnya SMADA Greenhouse bagi pembelajaran di sekolah. Oleh karena itu, pihak
pengurus sekolah seharusnya memberikan penyuluhan kepada siswa mengenai
pentingnya SMADA Greenhouse. Selain itu, pihak sekolah juga diharapkan dapat
memberi sanksi yang tegas kepada siswa yang merusak atau melanggar tata tertib aturan.
Jika hal itu dilaksanakan, maka siswa akan lebih tahu peran dan pentingnya SMADA
Greenhouse serta lebih berperan aktif dalam perawatan SMADA Greenhouse.
BAB V
PENUTUP

1. Kesimpulan

SMADA Greenhouse memiliki banyak manfaat. Tetapi kebermanfaatan itu tidak


dapat dirasakan apabila Greenhouse tersebut tidak dilakukan perawatan dengan baik. Untuk
melakukan perawatan SMADA Greenhouse dengan baik harus pula diimbangi dengan tingkat
kepedulian siswa yang tinggi terhadap hal tersebut. Dari hasil penelitian tersebut, dapat
ditarik kesimpulan bahwa kepedulian siswa terhadap SMADA Greenhouse sangatlah
minimum. Responden beranggapan bahwa perawatan SMADA Greenhouse bukanlah
tanggung jawab siswa, melainkan hanya sebatas tanggung jawab sekolah saja.

2. Saran
Peneliti memiliki beberapa saran unruk mengatasi hal tersebut, diantaranya adalah :
a. Memperbaiki infrastruktur SMADA Greenhouse dengan partisipasi siswa, agar siswa
dapat lebih mengetahui tentang keberadaan SMADA Greenhouse.
b. Menambah fasilitas-fasilitas yang ada di SMADA Greenhouse untuk memudahkan
warga SMADA dalam merawat dan meanfaatkan SMADA Greenhouse.
c. Melaksanakan praktikum dan kegiatan lainnya dengan memanfaatkan sumber daya
yang ada di dalam SMADA Greenhouse agar warga SMADA dapat lebih menyadari
pentingnya keberadaan SMADA Greenhouse.
DAFTAR PUSTAKA
Internet :
a. Senin, 19 Maret 2018 [10.00 WIB]

https://www.scribd.com/doc/192507714/Greenhouse

https://polimerabduh.wordpress.com/2011/03/10/cerita-seputar-green-house-rumah-kaca/

http://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/76798/Executiv%20an
%20abstrak_2015.pdf?sequence=1

http://repository.ump.ac.id/1454/3/ESTI%20APRILIYANA%20BAB%20II.pdf

b. Selasa, 20 Maret 2018

http://www.masabas.com/2016/09/contoh-skripsi-bab-iii-metodologi.html

http://www.pengertianpakar.com/2015/05/teknik-pengumpulan-dan-analisis-data-kualitatif.html
Nama Anggota :

Adeev Nidya P. (01)

Elvira Maya P. (07)

Fitria Yuliana (09)

Nabila Eka Z. (15)

XI PMIIA 8

Anda mungkin juga menyukai