Anda di halaman 1dari 5

Lembar Kerja Mahasiswa

Praktikum Mikrobiologi

Nama : Yoga Pratama


Kelas :B
Kelompok : VI
Topik : Mikroba Tanah

A. Tujuan : untuk mendeteksi/ mengisolasi kapang yang berasal dari tanah!

B. Soal
1. Buatlah flow chart dari proses pembuatan dan sterilisai medium hingga proses
inkubasi!
2. Jelaskan yang dimaksudkan dengan Kapang! Berikan ciri-ciri morfologi untuk
memudahkan proses pengamatan!
3. Mengapa pada praktikum kali ini menggunakan Medium Potato Dextrosa Agar?
Jelaskan alasannya!
4. Mengapa pada praktikum ini menggunakan berbagai jenis tanah sebagai sumber
pemerolehan kapang?
5. Analisislah factor kegagalan yang dapat mempengaruhi pada praktikum mikrobiologi
tanah!

SELAMAT MENIKMATI
JAWAB.
1.
2. Kapang merupakan mikroorganisme eukariotik, tidak berklorofil, memiliki
hifa, dinding sel terdiri dari kitin atau selulosa, serta berkembang biak secara
seksual dan aseksual (Gandjar, 2014). Menurut Fardiaz (1992) dalam Riadi
(2012), kapang terdiri dari suatu thallus yang tersusun dari filamen yang
bercabang yang disebut hifa. Kumpulan dari hifa membentuk suatu jalinan
yang disebut miselium. Setiap hifa memiliki lebar 5-10 µm.
3. Potato dextrose agar merupakan salah satu media yang baik digunakan untuk
membiakkan suatu mikroorganisme, baik itu berupa cendawan/fungsi, bakteri,
maupun sel mahluk hidup. Media PDA merupakan jenis media biakan dan
memiliki bentuk/ konsistensi padat (solid). Potato dextrose agar merupakan
paduan yang sesuai untuk menumbuhkan biakan. Media potato dextrose agar
(PDA) berfungsi sebagai media kapang (jamur) dan khamir. Media Potato
Dextrose Agar (PDA) memiliki fungsi secara umum untuk menjadi media
pertumbuhan atau pembiakan mikroorganisme jenis jamur. Karakteristik
media PDA ini sendiri dapat dilihat dari jenis, konsistensi, warna, sifat media,
dan pH, serta ciri khusus lainnya (Aini,2015).
4. Pengambilan tanah harus didahului dengan perencanaan sesuai dengan tujuan
pengambilan contoh dan tingkat ketelitian data yang diinginkan. Untuk
mendapatkan data tentang suatu atribut mikroba, misalnya kepadatan populasi
bakteri Gram negatif pada tanah lapisan atas atau laju respirasi tanah yang
dipupuk dengan pupuk hijau (sisa-sisa 3 tanaman segar), maka perlu dirancang
cara atau strategi pengambilan contoh tanah, jumlah contoh yang diperlukan,
kedalaman pengambilan contoh, dan ukuran contoh yang diperlukan
(Saraswati, 2007). pada praktikum ini menggunakan berbagai jenis tanah
sebagai sumber pemerolehan kapang karena pada tiap tanah memiliki pH dan
kadar oksigen yang berbeda-beda yang mempengaruhi ada tidaknya kapang
pada tanah tersebut. Menurut literatur suhu optimum pertumbuhan untuk
kebanyakan kapang adalah sekitar 25-300C tetapi beberapa dapat tumbuh pada
suhu 35-370C atau lebih tinggi. Semua kapang membutuhkan oksigen untuk
pertumbuhannya. Kapang dapat tumbuh pada kisaran pH yang luas, yaitu 2-
8,5 tetapi biasanya pertumbuhannya akan lebih baik pada kondisi asam atau
pH rendah (Pitt dan Hocking,1997).
5. faktor kegagalan yang dapat mempengaruhi pada praktikum mikrobiologi
tanah kita ambil contoh pada kapang faktor kegagalan yang dapat
mempengaruhi praktikum ialah salah satunya metode pengisolasian yang tidak
sesuai. Menurut literatur eksplorasi untuk mengungkap keanekaragaman
hayati mikoflora kapang tidak lepas dari cara mengisolasi kapang dari substrat
alaminya. Karena tiap jenis kapang memiliki relung habitat, sifat-sifat, ciri dan
karakter yang berbeda, maka kapang membutuhkan cara dan metode
pengisolasian yang berbeda pula. Secara umum isolasi kapang dari habitat
alaminya dapat dilakukan melalui dua pendekatan, yaitu metode isolasi
langsung dan tidak langsung (Booth, 1971; Kirby et al., 1990 dalam Ilyas,
2007). Berdasarkan literatur tersebut dapat diketahui bahwa pengisolasian
merupakan faktor penting untuk terlaksananya praktikum yang lancar.

DAFTAR PUSTAKA

Aini, N. (2015). Media Alternatif untuk Pertumbuhan jamur menggunakan Sumber


Karbohidrat yang berbeda. Surakarta : Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Booth, C. (1971). Methods in Microbiology. Vol 4. Academic Press, London.

Gandjar, I., Samson, R.A., & Vermeulen, K.V.D.T. (1999). Pengenalan Kapang
Tropik Umum. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia.

Ilyas, M. (2007). Isolasi dan Identifikasi Mikoflora Kapang pada Sampel Serasah
Daun Tumbuhan di Kawasan Gunung Lawu, Surakarta, Jawa Tengah. Jurnal
Biodiversitas, 8(2), 105-110.

Kirby, J.J.H., J. Webster, and J.H. Baker. 1990. A particle plating method for analysis
of fungal community composition and structure. Mycological Research. 94(5):
621--626.

Pitt J.I. & Hocking AD. (1997). Funggi and Food Spoilage. London : Blackie
Academic and Professional.

Riadi, Muchlisin. (2012) Morfologi Reporduksi dan Fisiologi Kapang. diakses


melalui https://www.kajianpustaka.com/2012/11/morfologi-reporduksi-dan-
fisiologi.html pada tanggal 30 April 2021.

Saraswati, R., Husen, E., & Simanungkalit, R., D., M. (2007). Metode Analisis
Biologi Tanah. Bogor : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya
Lahan Pertanian, ISBN: 978-602-8039-05-5

Anda mungkin juga menyukai