Anda di halaman 1dari 2

Sekilas PPN atas Jasa Pelayaran

Bicara mengenai PPN atas jasa pelayaran berarti membahas mengenai dua bentuk
jasa, yakni jasa angkutan penumpang dan jasa angkutan barang menggunakan kapal.
Keduanya jelas memiliki perlakuan terkait Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang
berbeda.

Perlakuan PPN atas jasa pelayaran ini memang harus dibedakan, lantaran jasa
pelayaran yang dimaksudkan untuk angkutan umum memiliki aturan PPN yang pastinya
berbeda dengan jasa pelayaran yang dimaksudkan untuk angkutan barang/komersial.

Yang menjadi persamaan terkait perlakuan PPN atas jasa pelayaran angkutan
penumpang dan barang adalah, untuk impor alat angkutan dan penyerahan alat
angkutan serta impor dan penyerahan suku cadang terkait alat angkutan kapal. Terkait
kegiatan impor dan penyerahan alat angkutan di air dan suku cadang, perlakuannya
adalah tidak dikenakan PPN.

Aturan Terkait PPN atas Jasa Pelayaran

Aturan yang melandasi perlakuan PPN atas jasa pelayaran yang utama tentu saja
Undang-Undang (UU) Nomor 42 Tahun 2009 atau UU PPN. Namun, terkait aturan
teknisnya, maka ada beberapa Peraturan Menteri Keuangan (PMK) yang berisi
mengenai perlakuan PPN atas jasa pelayaran.

Untuk perlakuan PPN atas jasa pelayaran yang berhubungan dengan jasa pelayaran
angkutan umum, aturan yang menjadi dasar hukum adalah Peraturan Menteri
Keuangan (PMK) Nomor 28/PMK.03/2006. PMK ini mengatur mengenai jasa di bidang
angkutan umum di darat dan air yang tidak dikenakan PPN.

Sementara, untuk perlakuan PPN atas jasa pelayaran yang bersifat komersial, dalam
arti sepenuhnya untuk pengangkutan barang, maka landasan hukum yang
mendasarinya adalah, PMK No.75/PMK.03/2010.

Perlakuan PPN atas Jasa Pelayaran Bersifat Angkutan Umum

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, perlakuan PPN atas jasa pelayaran yang
bersifat angkutan umum ini diatur dalam PMK Nomor 28/PMK.03/2006, dimana jasa
pelayaran yang bersiofat angkutan umum ini mendapat fasilitas tidak dikenakan
pungutan PPN.

Memang, dalam PMK Nomor 28/PMK.03/2006 tidak disebutkan secara jelas mengenai
jasa pelayaran. Namun, mengingat jasa pelayaran sifat alaminya adalah penggunaan
moda transportasi kapal, maka PMK Nomor 28/PMK.03/2006 merupakan rujukan yang
tepat jika ingin mengetahui perlakuan PPN atas jasa pelayaran bersifat angkutan
umum.

Dalam PMK Nomor 28/PMK.03/2006 disebutkan bahwa yang dimaksudkan dengan


angkutan umum air adalah angkutan yang mengangkut penumpang dan barang dari
satu tempat ketempat lain menggunakan kapal dan beroperasi di laut, sungai dan
danau. Termasuk juga di dalamnya adalah angkutan umum penyeberangan.

Perlakuan PPN atas Jasa Pelayaran Bersifat Komersial

Yang dimaksud dengan jasa pelayaran bersifat komersial di sini adalah, jasa
pengurusan transportasi atau freight forwarding. Kegiatan usaha freight
forwarding dimasukan dalam jasa pelayaran karena kegiatan usahanya juga dapat
berfungsi sebagai Ekspedisi Muatan Kapal Laut (EMKL).

Karena sifat usahanya juga dapat berfungsi sebagai EMKL, maka freight forwarding ini
dapat juga diklasifikasikan sebagai jasa pelayaran. Terkait dengan perlakuan PPN atas
jasa pelayaran yang berbentuk EMKL ini, perhitungan yang digunakan adalah nilai lain.

Nilai lain merupakan istilah yang digunakan untuk mendefinisikan nilai yang menjadi
Dasar Pengenaan Pajak (DPP) untuk PPN. Penggunaan nilai lain PPN dimaksudkan
untuk mengindentikasi DPP yang bisa dikenakan pada beberapa transaksi tertentu,
khususnya yang berada di luar klasifikasi DPP PPN pada umumnya.

Nilai lain sebagai dasar pengenaan PPN untuk freight forwarding, yang di dalam
tagihan jasa   pengurusan transportasi tersebut terdapat biaya transportasi adalah
sebesar 10% dari jumlah yang ditagih atau seharusnya ditagih.

Artinya, PPN atas jasa pelayaran berbentuk freight forwarding ini penghitungannya
adalah 10% x Harga Jual JKP. Jadi, tarif PPN-nya adalah 10% x 10% x Harga Jual JKP
atau 1% x Harga Jual JKP.

Untuk transaksi terkait PPN atas jasa pelayaran berupa freight forwarding ini,


pembuatan faktur pajaknya menggunakan kode faktur 040. Namun, pajak masukan
oleh PKP yang bergerak di bidang freight forwarding tidak bisa dikreditkan.

Anda mungkin juga menyukai