Oleh:
NPM: 19710041
Dosen Pembimbing:
2020
HALAMAN PENGESAHAN
NPM : 19710041
Fakultas : Kedokteran
i
Tingkat : Program Pendidikan Profesi Dokter
Disetujui oleh:
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
ini dibuat sebagai salah satu tugas dalam Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Dalam.
Penulis menyadari bahwa pengetahuan penulis dalam menyusun referat ini sangat
terbatas. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
ii
membangun dari para pembaca. Tidak lupa penulis juga mengucapkan banyak
Klinik Ilmu Penyakit Dalam di RSUD Ibnu Sina Gresik. Semoga referat ini dapat
Penulis
DAFTAR ISI
iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang masih menjadi masalah
malariae dan Plasmodium knowlesi. Parasit yang terakhir disebutkan ini belum
kesehatan masyarakat terutama pada rakyat yang hidup di daerah terpencil. Hal ini
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Naional tahun 2015 - 2019 dimana malaria
Menurut WHO 2017, Dari 91 negara yang memiliki kasus indigenous malaria
pada tahun 2016, penurunan kasus malaria lebih dari 20% dibandingkan dengan tahun
diperkirakan terjadi di 25 negara. Wilayah WHO di Amerika dan Afrika hampir 70%
dari negara-negara yang mengalami peningkatan lebih dari 20% pada tahun 2016
1
Menurut data dari Riskesdas 2018, prevalensi Malaria dari 34 provinsi di
Indonesia tertinggi di Papua dengan 12,07%, Papua Barat 8.64%, Nusa Tenggara
Timur 1,99%, Bengkulu 1,54%, Maluku Utara 1,36%, Maluku 1,21%, sedangkan
yang terendah pada provinsi Jawa Timur dengan 0,02%, Jawa Tengah 0,03% .
Incidence (API) per tahun. API merupakan jumlah kasus positif malaria per 1.000
penduduk dalam satu tahun. Tren API secara nasional pada tahun 2011 hingga 2018
pengendalian malaria yang dilakukan baik oleh pemerintah pusat, daerah, masyarakat
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Malaria adalah penyakit yang menyerang sel darah merah disebabkan oleh
Anopheles betina yang terinfeksi. Penyakit ini banyak terdapat di daerah tropis
seperti Afrika, Asia Tenggara, Amerika Tengah dan Selatan. Terdapat 5 spesies
Plasmodium knowlesi.
Malaria adalah penyakit yang umumnya ditandai dengan panas tinggi yang
dapat naik turun secara berkala disertai dengan salah satu atau lebih gejala lain
seperti menggigil, muka pucat, kepala sakit, pusing, tidak nafsu makan, mual,
muntah, nyeri otot atau pegal-pegal, Penyakit ini disebabkan oleh parasite
malaria dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles sp, Diagnostik pasti
penyakit infeksi akut maupun kronik yang disebakan oleh infeksi Plasmodium
3
yang menyerang eritrosit dan ditandai dengan ditemukannya bentuk aseksual
malaria pada tahun 2016, penurunan kasus malaria lebih dari 20% dibandingkan
dan Afrika hampir 70% dari negara-negara yang mengalami peningkatan lebih
dari 20% pada tahun 2016 dibandingkan dengan tahun 2015. Semua negara di
Wilayah Eropa WHO melaporkan nol kasus asli pada tahun 2016. Kyrgyzstan
dan Sri Lanka telah disertifikasi bebas malaria pada tahun 2016.
4
Menurut data dari Riskesdas 2018, prevalensi Malaria dari 34 provinsi di
Indonesia tertinggi di Papua dengan 12,07%, Papua Barat 8.64%, Nusa Tenggara
Timur 1,99%, Bengkulu 1,54%, Maluku Utara 1,36%, Maluku 1,21%, sedangkan
yang terendah pada provinsi Jawa Timur dengan 0,02%, Jawa Tengah 0,03% .
5
Tabel Prevalensi Malaria di Inonesia, menurut Riskesdas, kemenkes RI, 2018
yaitu parasit malaria (yang disebut Plasmodium) dan nyamuk anopheles betina.
pada manusia maupun nyamuk, yaitu nyamuk anopheles. Ada empat jenis spesies
parasit malaria di dunia yang dapat menginfeksi sel darah merah manusia, antara
lain :
malaria tropika), merupakan jenis penyakit malaria yang terberat dan satu-
6
satunya parasit malaria yang menimbulkan penyakit mikrovaskular., karena
(malaria otak), anemia berat, syok, gagal ginjal akut, perdarahan, sesak nafas,
dll.
waktu lama.
Afrika dan Pasifik Barat. Lebih ringan. Seringkali sembuh tanpa pengobatan.
Seorang penderita dapat dihinggapi oleh lebih dari satu jenis plasmodium.
terus menerus, parasit penyebab penyakit malaria harus berada dalam tubuh
manusia untuk waktu yang cukup lama dan menghasilkan gametosit jantan dan
betina yang sesuai untuk penularan. Parasit juga harus menyesuaikan diri dengan
Setiap spesies Plasmodium memiliki sifat sifat spesifik yang berbeda beda dan
mempunyai masa infeksi yang paling pendek diantara jenis yang lain, akan tetapi
7
menghasilkan parasitemia yang paling tinggi. Gametosit P.falciparum baru
berkembang setelah 8-15 hari sesudah masuknya parasit ke dalam darah. Parasit
P.vivax dan P.ovale pada umumnya menghasilkan parasitemia yang rendah, gejala
yang lebih ringan dan mempunyai masa inkubasi yang lebih lama daripada
P.falciparum. Walaupun begitu, sporozoit P.vivax dan P.ovale di dalam hati dapat
berkembang menjadi skizon jaringan primer dan hipnozoit. Hipnozoit ini menjadi
hanya nyamuk Anopheles betina. Pada saat menggigit host terinfeksi (manusia
(plasmodium) bersamaan dengan darah, sebab di dalam darah manusia yang telah
kemudian bereproduksi dalam tubuh nyamuk Anopheles, dan pada saat menggigit
manusia lain (yang tidak terinfeksi malaria), maka parasit malaria masuk ketubuh
Malaria pada manusia hanya dapat ditularkan oleh nyamuk betina anopheles.
Dari lebih 400 spesies anopheles di dunia, hanya sekitar 67 yang terbukti
terutama hidup di daerah tropik dan subtropik, namun bisa juga hidup di daerah
beriklim sedang dan bahkan di daerah Antarika. Anopheles jarang ditemukan pada
8
Semua vektor tersebut hidup sesuai dengan kondisi ekologi setempat, antara
lain ada nyamuk yang hidup di air payau pada tingkat salinitas tertentu (An.
sundaicus, An.subpictus), ada yang hidup di sawah (An. aconitus), air bersih di
pegunungan (An. maculatus), genangan air yang terkena sinar matahari (An.
punctulatus).
seperti suhu, kelembaban, curah hujan, dan sebagainya. Efektifitas vektor untuk
menjadi efektif).
9
Nyamuk Anopheles menggigit penderita malaria dan menghisap juga parasit
malaria yang ada di dalam darah penderita. Parasit malaria berkembang biak di
Anopheles yang infektif menggigit orang yang sehat (belum menderita malaria).
Sesudah +12-30 hari (bervariasi tergantung spesies parasit) kemudian, bila daya
tahan tubuhnya tidak mampu meredam penyakit ini maka orang sehat tsb berubah
10
2.4 Patofisiologi Malaria
Sejarah alam malaria melibatkan siklus infeksi pada manusia dan nyamuk
Anopheles betina. Pada manusia, parasit tumbuh dan berkembang biak pertama kali di
sel hati dan kemudian di sel darah merah. Di dalam darah, induk parasit tumbuh di
11
dalam sel darah merah dan menghancurkannya, melepaskan parasit anak ("merozoit")
Parasit stadium darah adalah penyebab gejala malaria. Ketika parasit stadium
darah tertentu (gametosit, yang terjadi pada bentuk jantan dan betina) tertelan selama
pemberian makan darah oleh nyamuk Anopheles betina, mereka kawin di usus
10-18 hari, parasit yang disebut sporozoit bermigrasi ke kelenjar ludah nyamuk.
Ketika nyamuk Anopheles memakan darah manusia lain, air liur antikoagulan
Dengan demikian nyamuk yang terinfeksi membawa penyakit dari satu manusia
menularkan parasit ke nyamuk. Berbeda dengan inang manusia, vektor nyamuk tidak
menderita karena adanya parasit. Siklus Pada Nyamuk Anopheles Betina. Betina
yang siap untuk diisap oleh nyamuk malaria betina dan melanjutkan siklus hidupnya
antara sel gamet jantan (mikro gamet) dan sel gamet betina (makro gamet) yang
disebut zigot. Zigot berubah menjadi ookinet, kemudian masuk ke dinding lambung
nyamuk berubah menjadi ookista. Setelah ookista matang kemudian pecah, keluar
sporozoit yang berpindah ke kelenjar liur nyamuk dan siap untuk ditularkan ke
manusia
12
Penyakit malaria tipe falciparum yang banyak menyebabkan timbulnya malaria
berat, termasuk malaria serebral. Patogenesis malaria tropika dipengaruhi oleh parasit
transmisi, densitas parasit, dan virulensi parasit. Sedangkan faktor pejamu adalah
tingkat endemisitas daerah tempat tinggal, genetik, umur, status nutrisi, dan status
imunologi.
1. Sekuestrasi: Eritrosit terinfeksi yang matur tidak beredar kembali dalam sirkulasi.
tidak terinfeksi sehingga berbentuk seperti bunga (roset) obstruksi aliran darah
timbul intermiten dan dapat kontinyu. Jenis malaria ini paling sering menjadi
13
2. Malaria Vivax. Disebabkan oleh Plasmodium vivax. Gejala demam berulang
dengan interval bebas demam 2 hari. Telah ditemukan juga kasus malaria berat
6. Malaria Pada Ibu hamil, dihubungkan dengan risiko yang lebih tinggi untuk
mengalami anemia (Hb < 11g/dl) atau anemia berat (Hb < 7g/dl), mempunyai
bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR), mengalami kelahiran prematur
14
2.6 Manifestasi Klinis Malaria
Menurut berat-ringannya gejala malaria dapat dibagi menjadi 2 jenis, antara lain:
cukup berat). Gejala malaria yang utama yaitu: demam, dan menggigil, juga
dapat disertai sakit kepala, mual, muntah, diare, nyeri otot atau pegal-pegal.
15
Malaria sebagai penyebab infeksi yang disebabkan oleh Plasmodium
trias malaria (malaria proxym) secara berurutan yang disebut trias malaria,
yaitu :
dengan 1 jam. Dimulai dengan menggigil dan perasaan sangat dingin, gigi
gemeretak, nadi cepat tetapi lemah, bibir dan jari-jari pucat kebiru-biruan
Penderita merasa kepanasan. Muka merah, kulit kering, sakit kepala dan
sering kali muntah. Nadi menjadi kuat kembali, merasa sangat haus dan
suhu tubuh dapat meningkat hingga 41oC atau lebih. Pada anak-anak, suhu
16
3) Stadium berkeringat (sweating stage) Stadium ini berlangsung + 2 – 4 jam.
tetapi tidak ada gejala lain sehingga dapat kembali melakukan kegiatan
sehari-hari.
oleh penderita yang berasal dari daerah non endemis malaria, penderita yang
yang baru pertama kali menderita malaria.Di daerah endemik malaria dimana
klasik timbul tidak berurutan, bahkan tidak selalu ada, dan seringkali
penderita tidak mengalami demam, tetapi dapat muncul gejala lain, misalnya:
diare dan pegal-pegal. Hal ini disebut sebagai gejala malaria yang bersifat
lokal spesifik.
17
Gejala klasik (trias malaria) lebih sering dialami penderita malaria vivax,
atau malah tidak ada. Diantara 2 periode demam terdapat periode tidak
pada malaria vivax dan ovale, dan 60 jam pada malaria malariae..
berikut ini:
mengigau, bicara salah, tidur terus, diam saja, tingkah laku berubah)
3) Kejang-kejang
18
9) Muntah terus menerus dan tidak dapat makan minum
10) Warna air seni seperti teh tua dan dapat sampai kehitaman
11) Jumlah air seni kurang sampai tidak ada air seni
12) Telapak tangan sangat pucat (anemia dengan kadar Hb kurang dari 5 g
%)
secara mikroskopis atau uji diagnostik cepat (Rapid Diagnostic Test = RDT).
B. Pemeriksaan fisik
19
c. Sklera ikterik
C. Pemeriksaan laboratorium
a. Pemeriksaan dengan mikroskop Pemeriksaan sediaan darah (SD) tebal dan tipis
Ada tidaknya parasit malaria (positif atau negatif). b). Spesies dan stadium
kerja tes ini berdasarkan deteksi antigen parasit malaria, dengan menggunakan
20
Gambar 2. 1 Algoritma Alur Penemuan Malaria
21
Gambar 2. 2 Algoritma Alur Penemuan Malaria pada ibu hamil
22
knowlesi sama dengan malaria vivaks, Primakuin untuk malaria falsiparum dan
malaria knowlesi hanya diberikan pada hari pertama saja dengan dosis 0,25
mg/kgBB, dan untuk malaria vivaks selama 14 hari dengan dosis 0,25 mg
/kgBB. Primakuin tidak boleh diberikan pada bayi usia < 6 bulan dan ibu hamil.
Dihidroartemisinin-Piperakuin(DHP) + Primakuin
Tabel 2.1 Pengobatan Malaria falciparum dan Malaria Knowlesi menurut berat
Tabel 2.2 Pengobatan Malaria vivax menurut berat badan dengan DHP dan
Primakuin
23
2) Pengobatan Malaria Vivaks yang relaps
DHP yang sama tapi dosis Primakuin ditingkatkan menjadi 0,5 mg/kgBB/hari
Pengobatan malaria ovale saat ini menggunakan DHP yaitu DHP ditambah
malaria vivaks.
dengan dosis sama dengan pengobatan malaria lainnya dan tidak diberikan
primakuin.
Pada penderita dengan infeksi campur diberikan DHP selama 3 hari serta
24
25
Gambar Algoritma penatalaksanaan malaria
26
Gambar Algoritma penatalaksanaan malaria berat
27
2.9 Pencegahan Malaria
sehingga bila terinfeksi maka gejala klinisnya tidak berat. Kemoprofilaksis ini
ditujukan kepada orang yang bepergian ke daerah endemis malaria dalam waktu
yang tidak terlalu lama, seperti turis, peneliti, pegawai kehutanan dan lain-lain
Untuk kelompok atau individu yang akan bepergian atau sedang bertugas dalam
tidak Iebih dari 4-6 minggu. Doksisiklin tidak boleh diberikan kepada anak umur
< 8 tahun dan ibu hamil. Kemoprofilaksis untuk Plasmodium vivax dapat
diminum satu minggu sebelum masuk ke daerah endemis sampai 4 minggu setelah
28
BAB III
KESIMPULAN
Malaria adalah penyakit yang menyerang sel darah merah disebabkan oleh
timbul intermiten dan dapat kontinyu. Jenis malaria ini paling sering menjadi
dengan interval bebas demam 2 hari. Telah ditemukan juga kasus malaria berat
29
Pengobatan malaria falsiparum, knowlesi dan vivaks saat ini menggunakan DHP
sama dengan malaria vivax, Primakuin untuk malaria falsiparum dan malaria
knowlesi hanya diberikan pada hari pertama saja dengan dosis 0,25 mg/kgBB,
dan untuk malaria vivax selama 14 hari dengan dosis 0,25 mg /kgBB. Primakuin
tidak boleh diberikan pada bayi usia < 6 bulan dan ibu hamil.
Pengobatan kasus malaria vivax relaps (kambuh) diberikan dengan regimen DHP
yang sama tapi dosis Primakuin ditingkatkan menjadi 0,5 mg/kgBB/hari (harus
Pengobatan malaria ovale saat ini menggunakan DHP yaitu DHP ditambah
dengan Primakuin selama 14 hari. pemberian obatnya sama dengan untuk malaria
vivaks.
dengan dosis sama dengan pengobatan malaria lainnya dan tidak diberikan
primakuin.
dengan infeksi campur diberikan DHP selama 3 hari serta primakuin dengan
30
DAFTAR PUSTAKA
CDC (Center for Disease Control and Prevention) (diakses pada tanggal 10
Harijanto PN. 2006. Malaria. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III, edisi IV.
https://www.slideshare.net/ssuser200d5e/hasil-riskesdas-riset-kesehatan-
dasar-tahun-2018)
World Health Organization. 2017. World Malaria Report 2017. (diakses pada tanggal
source/documents/world-malaria-report-2017.pdf?sfvrsn=8b7b573a_0)
KEMENKES RI. 2018. Buku Saku Tatalaksana Malaria. Submit Malaria Direktorat
tatalaksana-kasus-malaria-2018.pdf)
31
32