Anda di halaman 1dari 3

Penggunaan Radioisotop dalam Bidang Industri

Di negara-negara maju penggunaan dan penerapan keradioaktifan telah dilakukan dalam


berbagai bidang. Radioisotop adalah isotop suatu unsur yang radioaktif yang memancarkan sinar
radioaktif. Isotop suatu unsur baik yang stabil maupun yang radioaktif memiliki sifat kimia yang
sama.

Penggunaan radiosotop dapat dibagi kedalam penggunaan sebagai perunut dan penggunaan
sebagai sumber radiasi. Sebagai perunut radioisotop digunakan untuk mengikuti unsur dalam
suatu proses yang menyangkut senyawa atau sekelompok senyawa. Radioisotop dapat digunakan
sebagai sumber sinar sebagai pengganti sumber lain seperti sumber sinar X.

Oleh karena isotop memiliki sifat kimia yang sama, kita tidak dapat membedakan antara garam
23 NaCl dan 24 NaCl secara kimia dalam suatu proses, misalnya dalam proses pengendapan
AgCl jika ditambah garam AgNO3. Akan tetapi karena isotop 24 Na bersifat radiokatif, proses
pengendapan ini dapat diikuti dengan mendeteksi sinar radioaktif yang dipancarkan. Teknik ini
disebut teknik perunut. Radioisotop dapat digunakan sebagai perunut sebab sinar yang
dipancarkan dan energi sinar serta waktu paruhnya merupakan sifat khas radioisotop tersebut.
Pada contoh dibawah ini akan diberikan beberapa contoh penggunaan radioisotop baik sebagai
perunut maupun sebagai sumber radiasi.

Penggunaan radioisotop dalam bidang industri antara lain :

1. Untuk mendeteksi kebocoran pipa.


 Radioisotop digunakan untuk mendeteksi kebocoran pipa yang ditanam di dalam tanah atau
dalam beton dengan memasukannya ke dalam aliran pipa kebocoran pipa sehingga dapat
dideteksi tanpa penggalian tanah atau pembongkaran beton.

2. Untuk menentukan kehausan atau keroposan yang terjadi pada bagian pengelasan atau logam.
Jika bagian pengelasan atau logam ini disinari dengan sinar gamma dan dibalik bahan itu
diletakkan film foto maka pada bagian yang terdapat kehausan atau kekeroposan akan
memberikan gambar yang tidak merata.

3. Untuk mengetahui adanya cacad pada material


Pada bidang industri aplikasi baja perlu dianggap bahwa semua bahan selalu mengandung cacad.
Cacad dapat berupa cacad bawaan dan cacad yang terjadi akibat penanganan yang tidak benar.
Cacad pada material merupakan sumber kegagalan dalam industri baja.
Penyebab timbulnya cacad pada material, meliputi desain yang tidak tepat, proses fabrikasi dan
pengaruh lingkungan. Desain yang tidak tepat meliputi pemilihan bahan, metode pengerjaan
panas yang tidak tepat dan tidak dilakukannya uji mekanik. Proses fabrikasi meliputi keretakan
karena penggrindaan, cacad proses fabrikasi dan cacad pengelasan. Kondisi operasi lingkungan
meliputi korosi. Untuk mengetahui adanya cacad pada material maka digunakan suatu pengujian
material tak merusak yang salah satunya adalah dengan metode radiografi sinar gamma.

Teknik radiografi merupakan salah satu metode pengujian material tak-merusak yang selama ini
sering digunakan oleh industri baja untuk menentukan jaminan kualitas dari produk yang
dihasilkan. Teknik ini adalah pemeriksaan dengan menggunakan sumber radiasi (sinar-x atau
sinar gamma) sebagai media pemeriksa dan film sebagai perekam gambar yang dihasilkan.
Radiasi melewati benda uji dan terjadi atenuasi dalam benda uji. Sinar yang akan diatenuasi
tersebut akan direkam oleh film yang diletakkan pada bagian belakang dari benda uji. Setelah
film tersebut diproses dalam kamar gelap maka film tersebut dapat dievaluasi. Bila terdapat
cacad pada benda uji maka akan diamati pada film radiografi dengan melihat perbedaan
kehitaman atau densitas.

Pemilihan sumber radiasi berdasarkan pada ketebalan benda yang diperlukan karena daya
tembus sinar gamma terhadap material berbeda. Pada sumber pemancar sinar gamma tergantung
besar aktivitas sumber. Sedangkan pemilihan tipe film sangat mempengaruhi pemeriksaan
kualitas material. Film digunakan untuk merekam gambar material yang diperiksa. Pemilihan
tipe film yang benar akan menghasilkan kualitas hasil radiografi yang sangat baik. Pada
umumnya kita mengenal dua macam jenis film, yaitu film cepat dan film lambat. Pada film cepat
butir-butirannya besar, kekontrasan dan definisinya kurang baik. Sedangkan pada film lambat
butir-butirannya kecil, kekontrasan dan definisinya lebih baik. Penentuan jarak sumber ke film
(SFD) juga mempengaruhi hasil kualitas film radiografi. Penghitungan SFD yang tidak benar
mempengaruhi tingkat kehitaman atau density hasil film radiografi sehingga akan mempengaruhi
tingkat sensitivitas atau tingkat ketelitian.

4. Digunakan dalam pengujian kualitas las pada waktu pemasangan pipa minyak/gas serta
instalasi kilang minyak.

Teknik radiografi merupakan teknik yang sering dipakai terutama pada tahap-tahap konstruksi.
Pada sektor industri minyak bumi, teknik ini digunakan dalam pengujian kualitas las pada waktu
pemasangan pipa minyak/gas serta instalasi kilang minyak. Selain bagianbagian konstruksi besi
yang dianggap kritis, teknik ini digunakan juga pada uji kualitas las dari ketel uap tekanan tinggi
serta uji terhadap kekerasan dan keretakan pada konstruksi beton. Radioisotop yang sering
digunakan adalah kobal-60 (60Co). Dalam bidang industri, radioisotop digunakan juga sebagai
perunut misalnya untuk menguji kebocoran cairan/gas dalam pipa serta membersihkan pipa,
yang dapat dilakukan dengan menggunakan radioisotop iodoum-131 dalam bentuk senyawa
CH3131l. Radioisotop seng-65 (65Zn) dan fosfor-32 merupakan perunut yang sering digunakan
dalam penentuan efisiensi proses industri, yang meliputi pengujian homogenitas pencampuran
serta residence time distribution (RTD). Sedangkan untuk kalibrasi alat misalnya flow meter,
menentukan volume bejana tak beraturan serta pengukuran tebal material, rapat jenis dan
penangkal petir dapat digunakan radioisotop kobal-60, amerisium-241 (241Am) dancesium-
137(137Cs).

5. Pemeriksaan tanpa merusak.

Radiasi sinar gamma dapat digunakan untuk memeriksa cacat pada logam atau sambungan las,
yaitu dengan meronsen bahan tersebut. Tehnik ini berdasarkan sifat bahwa semakin tebal bahan
yang dilalui radiasi, maka intensitas radiasi yang diteruskan makin berkurang, jadi dari gambar
yang dibuat dapat terlihat apakah logam merata atau ada bagian-bagian yang berongga
didalamnya. Pada bagian yang berongga itu film akan lebih hitam.

6. Mengontrol ketebalan bahan


Ketebalan produk yang berupa lembaran, seperti kertas film atau lempeng logam dapat dikontrol
dengan radiasi. Prinsipnya sama seperti diatas, bahwa intensitas radiasi yang diteruskan
bergantung pada ketebalan bahan yang dilalui. Detektor radiasi dihubungkan dengan alat
penekan. Jika lembaran menjadi lebih tebal, maka intensitas radiasi yang diterima detektor akan
berkurang dan mekanisme alat akan mengatur penekanan lebih kuat sehingga ketebalan dapat
dipertahankan.

7. Pengawetan bahan.

Radiasi juga telah banyak digunakan untuk mengawetkan bahan seperti kayu, barang-barang seni
dan lainlain. Radiasi juga dapat menningkatkan mutu tekstil karena inengubah struktur serat
sehingga lebih kuat atau lebih baik mutu penyerapan warnanya. Berbagai jenis makanan juga
dapat diawetkan dengan dosis yang aman sehingga dapat disimpan lebih lama. 

Anda mungkin juga menyukai