Abstract
Islam as a comprehensive and wholesome system of living and a wisdom foundation is a
religion that directs human beings toward a complete life, since the beginning of its
introduction (forteen centuries) Islam does not only teach a one dimensional life but also
teach a multidimensional one including theology, Worship, muamalah, moral,
philosophy, law and many others.
Islam is a complete wholly and perfect teachings that directs a Muslim both in
worshipping and in social interaction. All teachings are encapsulated in Alquran and
hadits both in a form of general and technical concept. During an interaction, a Muslim
and a Non-Muslim have restrictions that are arranged and assigned values and concepts
of tolerance (al-samahah) in Islam are resourced from Alquran and hadits. Rules on
tolerance in islam is restricted to alBaqarah (2): 256.
One frequently occured problem on the interreligion tolerance is a friction between
tolerance and aqidah norms. Some people think that it is not a problem to wish someone
Merry Chrismas or even to participate in the celebration believing that it is part of the
interreligion tolerance. As a matter of fact in Islam, the concept of tolerance is cleraly
stated that aqidah and ibadah are not to be compromised. Thus no matter of how small
it is, a friction should be avoided.
Keywords: Tolerance, (al-samahah), Islam
Islam adalah agama yang mengatur kehidupan manusia menuju kehidupan yang
paripurna. Sebab Islam merupakan suatu sistem kehidupan yang komprehensif dan
tuntas serta mengatur pondasi yang bijak hingga pada hal-hal yang terkecil. Jadi, Islam
sejak awal kedatangannya (empat belas abad) yang lalu pada hakekatnya telah membawa
35
JURNAL AQLAM -- Journal of Islam and Plurality -- Volume 2, Nomor 1, Desember 2016
ajaran yang bukan hanya membahas satu dimensi kehidupan saja, akan tetapi Islam
membawa ajaran yang multi dimensi dari kehidupan manusia yaitu dimensi teologi,
ibadah, muamalah, moral, filsafat, hukum dan sebagainya.
Islam adalah ajaran yang lengkap, menyeluruh dan sempurna yang mengatur tata cara
kehidupan seorang muslim baik ketika beribadah maupun berinteraksi dengan
lingkungannya. Semua ajaran itu terangkum dalam al-Qur’an dan al-Hadis yang
berbentuk konsep-konsep baik yang global maupun yang bersifat teknis.
Dalam berinteraksi, antara seorang muslim maupun non muslim mempunyai batasan-
batasan tertentu yang telah diatur dan ditetapkan. Telah menjadi suatu ketetapan yang
harus diikuti dan menjadi dasar pijakan dalam kehidupan antar umat beragama. Nilai-
nilai dan konsep toleransi (al-samahah) dalam Islam bersumber dari al-Qur’an dan al-
Hadis. Kaidah toleransi dalam Islam merujuk pada Q.S. al-Baqarah/2: 256.
Masalah yang sering terjadi mengenai penerapan toleransi antar umat beragama ialah
ketika toleransi dalam bidang muamalah berhadapan/bersenggolan dengan masalah
aqidah dan ibadah. Sebagian orang beranggapan bahwa tidak ada masalah jika
mengucapkan selamat natal atau bahkan menghadiri undangan prosesi perayaan hari
raya orang non-muslim dengan anggapan bahwa dasar toleransi atau saling
menghargai antar pemeluk agama yang berbeda. Padahal dalam Islam, konsep
toleransi sungguh sangat jelas bahwa dalam segi aqidah atau ibadah tidak ada
toleransi, karena aqidah adalah sesuatu yang mutlak dan tidak dapat dikompromi.
Oleh karena itu, sekecil apapun perkara yang dapat merusak dan mencederai aqidah
keislaman, maka wajib dijauhi dan dihindari.
Kata Kunci: Toleransi (al-Samahah), Islam
36
KONSEP TOLERANSI (AL-SAMAHAH) ANTAR UMAT BERAGAMA PERSPEKTIF ISLAM .... -- Salma
Mursyid
untuk mencari keserasian, keseimbangan dan Hal ini telah ditegaskan oleh Allah swt dalam
sebagainya.1 Suatu sikap yang sangat dilarang firman-Nya Q.S. al-Baqarah/2: 256, sebagai
berikut:
ْ َ ُْشرالُ َّنيَبَت َْْدَ قّ ِنيدالِّ ِيف َها ّْ َنِم د
dilakukan seorang muslim, seperti halnya توغاُطالَِب ِ ركإِ ال ِهّلالَِب ِْ ِْنمْؤُ يَو
nikah antar agama yang dijadikan alasan َ ِ َ ْرُف ََْْكي َْ َْنمَف َّ َِِّي ْغال ما
(٢٥٦) ص ْفنا ال َى ْق ُث ْوال ِة َْورُعْ الِب َك ْ َسمَتساْ ِدََِ َقف
adalah toleransi padahal itu merupakan sikap مي َلع ع ٌِيمسَ ُهّلالَو اَهَل ِ ٌ
sinkretis yang dilarang oleh Islam. Dalam Terjemahnya:
kasus seperti ini, sebagai orang muslim sejati Tidak ada paksaan dalam (memasuki)
harus mempunyai filter dan menempatkan agama (Islam), sesungguhnya telah jelas
arti toleransi pada makna yang sebenarnya (perbedaan) antara jalan yang benar
sehingga tidak mencampuradukkan antara dengan jalan yang sesat. Barangsiapa
yang hak dan yang batil. Wajib hukumnya yang ingkar kepada thaghut dan ber
bagi setiap muslim untuk mengetahui iman kepada Allah, maka sungguh dia
perbedaan antara sikap toleran yang telah berpegang (teguh) pada tali yang
dibenarkan menurut ketentuan agama Islam sangat kuat yang tidak akan putus, dan
(al-Qur’an dan al-Hadis) dengan sinkretisme. Allah Maha Mendengar lagi Maha
Akhirnya kekha watiran yang muncul akan
Mengetahui.2
terjadi di mana seorang muslim memahami
arti toleransi yang kebablasan atau
Berdasarkan ayat di atas, maka dapat
berlawanan dengan ruh Islam itu sendiri.
dipahami bahwa sesungguhnya tidak ada
Dengan demikian, sangat diperlukan suatu
paksaan dalam menganut keyakinan agama.
kajian khusus mengenai bagaimana sebenar Allah swt. menghendaki agar setiap orang
nya konsep toleransi (al-samahah) dalam dapat merasakan kedamaian. Kedamaian
Islam baik dilihat dari sudut pandang al-Qur’an tidak mungkin dapat diperoleh dari jiwa yang
maupun al-Hadis. Suatu kekhawatiran mungkin tidak damai. Olehnya itu, suatu paksaan dapat
saja terjadi apabila konsep toleransi (al- menimbulkan jiwa tidak damai dan tidak
samahah) ini disalahpahami dan disalah guna- nyaman. Dengan kenyataan seperti inilah,
kan pada tataran aplikasinya sehingga yang maka Allah swt. secara tegas menyatakan
terjadi adalah pemahaman tentang konsep dalam firman-Nya bahwa tidak ada paksaan
toleransi yang kebablasan. Olehnya itu, prinsip dalam menganut akidah Islam. Allah swt.
kebebasan beragama perlu dikaji untuk telah memberikan pilihan di antara dua jalan
kepentingan pengetahuan tentang batasan- yaitu jalan yang benar dan jalan yang sesat.
batasan sikap toleran dalam kehidupan Sebab turun ayat tersebut sebagaimana
beragama. Sikap toleran dalam kehidupan dinukil oleh Ibnu Katsir yang bersumber dari
beragama akan dapat terwujud manakala ada sahabat Ibnu ‘Abbas adalah seorang laki-laki
kebebasan beragama dalam masyarakat untuk Ansar dari Bani Salim bin ‘Auf yang dikenal
memeluk agama sesuai dengan keyakinannya.
Dalam konteks inilah al-Qur’an secara tegas 2 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya (Semarang:
PT Karya Toha Putra, 2002), h. 53.
melarang untuk melakukan pemaksaan
terhadap orang lain agar memeluk Islam.
1 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa
Indonesia Pusat Bahasa, Edisi ke IV (Cet. II; Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama, 2011), h. 1314.
37
JURNAL AQLAM -- Journal of Islam and Plurality -- Volume 2, Nomor 1, Desember 2016
dengan nama Husain mempunyai dua anak kecuali dengan izin Allah, dan Allah
laki-laki yang beragama Nasrani. Sedangkan ia menimpakan azab kepada orang-orang
sendiri beragama Islam. Husain menanyakan yang tidak mengerti (mempergunakan
kepada Nabi saw.: “Apakah saya harus akalnya).5
memaksa keduanya?” (Untuk masuk Islam),
kemudian turunlah ayat tersebut di atas. 3 Ayat di atas secara tegas mengisyaratkan
Sebab turun ayat di atas, Abu Dawud al- bahwa manusia diberikan kebebasan beriman
Sijistani dan Ibnu Hibban meriwayatkan dari atau tidak beriman. Kebebasan tersebut
Ibnu Abbas, dia berkata: “Dulu ada seorang bukanlah bersumber dari kekuatan manusia
wanita yang setiap kali melahirkan, anaknya melainkan anugerah Allah, karena jika Allah
selalu mati. Lalu dia bernazar jika anaknya Tuhan Pemelihara dan Pembimbingmu (dalam
hidup, maka dia akan menjadikan anaknya ayat di atas diisyaratkan dengan kata rabb),
se orang Yahudi. Ketika Bani Nadhir diusir menghendaki tentulah beriman semua manusia
dari Madinah, di antara mereka terdapat yang berada di muka bumi seluruhnya. Ini
anak-anak orang-orang Anshar. Maka mereka dapat dilakukan-Nya antara lain dengan
pun berkata: “Kita tidak bisa membiarkan mencabut kemampuan manusia memilih dan
anak-anak kita”. Maka turunlah firman Allah: menghiasi jiwa mereka hanya dengan potensi
ْ َ “ال ِيف َهاtidak ada paksaan untuk (memasuki)
ِركإ positif saja, tanpa nafsu dan dorongan negatif
agama”.4 seperti halnya malaikat. Tetapi hal itu tidak
Ayat yang senada juga terdapat firman dilakukan-Nya, karena tujuan utama manusia
Allah swt. dalam Q.S. Yunus/10: 99-100, yaitu diciptakan dengan diberi kebebasan adalah
sebagai berikut:
َ ال ِيف ََْْنم َنمآل َّك ََُُبر َءاشَ َْولَو ّى َتحَ ساَّنالَ ُهِر ُُْْكت َْتنأَفأ
ْ ضِ رأ untuk menguji. Allah menganugerahkan
manusia potensi akal agar mereka
( ن َ ِينِمْؤُ م اوُ نو َ َُُكي َىلَع سَ ِّْْجِّ رال٩٩)ك ْنأَسٍ ََْْفنِل ناَكَ اَمَو
ُ ُ عيمجَ ُُْْمهّل
ِ ًا
menggunakannya untuk memilih.6
َْ ( َُنول١٠٠) َُلَُعْ ج َيو ِهّلالَ نِذ ْإِب اإلِ َنِمْؤُ ت
َِقْعَ ي ال ني َِّذال
Dari kedua ayat di atas dapat dipahami
Terjemahnya: secara jelas bahwa segala bentuk pemaksaan
Dan jika Tuhanmu menghendaki, tentu terhadap manusia untuk memilih suatu agama
lah beriman semua orang yang di muka tidak dibenarkan oleh al-Qur’an. Karena pada
bumi seluruhnya. Tetapi apakah kamu hakekatnya yang dikehendaki oleh Allah swt.
(hendak) memaksa manusia agar adalah iman yang tulus tanpa paksaan dan
mereka menjadi orang-orang yang ber tanpa pamrih. Jika seandainya paksaan itu
iman? diperbolehkan, maka Allah swt. sebagai
Dan tidak seorangpun akan beriman Pencipta Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu
yang akan melakukan-Nya sendiri, namun Allah
3 Ali al-Shabuni, Mukhtasar Tafsir Ibnu Katsir, Jilid I (t.t: t.p, t.th.),
h. 232. tidak melakukannya. Dengan demikian, maka
4 Tim Baitul Kilmah, Ensiklopedia Pengetahuan Al-Qur’an dan tugas para nabi adalah hanya sebatas menyeru,
Hadis, Jilid VI (Cet. II; Jakarta: Kamil Pustaka, 2014), h. 22.
mengajak dan memberikan peringatan tanpa
ada hak pemaksaan terhadap umatnya.
Selanjutnya manusia dalam posisi
5 Al-Qur’an dan Terjemahnya, Op. Cit., h. 295.
6 Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an, Tafsir Al-Qur’an Tematik,
Edisi Revisi (Cet. I; Jakarta: Kamil Pustaka, 2014), h. 18.
38
KONSEP TOLERANSI (AL-SAMAHAH) ANTAR UMAT BERAGAMA PERSPEKTIF ISLAM .... -- Salma
Mursyid
ini akan dinilai oleh Allah swt. terkait dengan perilaku manusia yang tidak menyimpang
sikap dan respons terhadap seruan para nabi dari aturan, di mana seseorang menghargai
yang menyampaikan risalah tersebut. atau menghormati setiap tindakan yang
orang lain lakukan.9
B. Pembahasan Dari beberapa pengertian di atas, baik
1. Definisi Toleransi (al-Samahah) yang dikutip dari bahasa Indonesia, bahasa
Dalam kamus Bahasa Indonesia kata Arab maupun bahasa Latin, maka dapat
toleransi merupakan kata benda (nomina). disimpulkan bahwa toleransi mempunyai
makna yang sangat luas. Hal ini dapat dilihat
To·le·ran·si mempunyai beberapa pengertian,
dari asal atau akar kata yang sama dengan
yaitu: 1) sifat atau sikap toleran; 2) batas ukur
mengalami beberapa perubahan harakat ٌ َةحا َمس
untuk penambahan atau pengurangan yang
َحا ٌَمسَ ْ ٌحمسَ َ ُحمسَ َحمس. Toleransi bisa berarti
masih diperbolehkan; 3) penyimpangan yang
memberikan izin, membolehkan, legitimasi,
masih dapat diterima dalam pengukuran
lisensi, maaf, kelapangan dada, murah hati dan
kerja. Ber·to·le·ran·si merupakan kata kerja
(verb), jadi bertoleransi berarti bersikap kedermawanan. Olehnya itu, toleransi dalam
beragama berarti saling menghormati dan
toleran. Demikian juga halnya dengan kata
berlapang dada terhadap pemeluk agama lain,
me·no·le·ran·si. Kata ini juga merupakan
kata kerja (verb) yang berarti mendiamkan; tidak memaksa mereka untuk meng ikuti
agamanya dan bahkan tidak mencam puri
membiarkan.7
Dalam Kamus Kontemporer Arab-Indonesia, sesuatu apapun dalam urusan agama masing-
kata toleransi berasal dari asal kata: َ َحمسyang masing. Toleransi merupakan suatu sikap atau
berarti: memberikan, memberi izin, dan mem perilaku manusia yang tidak menyimpang dari
bolehkan. Jika kata َ) َُحمسhuruf mim nya berbaris aturan agama, di mana seseorang saling
dhammah), maka diartikan: toleran atau murah
menghargai, menghormati, dan memberikan
hati. Kata َ( ْ ٌحمسhuruf mim nya berbaris sukun) pun
diartikan sebagai toleransi, kata ini juga memiliki ruang gerak yang begitu luas bagi pemeluk
banyak persamaan, = الَّ ب َُْْحَ ر ْ = َ داٌَوجagama untuk memeluk agamanya masing-
ردص
َ(م يرْكkelapangan
ٌ
dada, yang dermawan, murah masing tanpa adanya unsur paksaan dari
hati). Kata َاحر ٌةح ا َمس ْ = = ٌَم ركَ ْ ٌدو ُجsemuanya
َ ردصَ ُةَب
pemeluk agama lain. Dengan demikian, masing-
diartikan sebagai toleransi, kelapangan dada,
masing pemeluk agama dapat menjalankan
dan kedermawanan. Adapun kata: ٌ َ ةحا َمسَ = حا ٌَمسdi
ritual agamanya dengan rasa kedamaian dan
samping artinya toleransi, kata ini juga me
pada tataran selanjutnya akan menciptakan
ngandung arti: izin, legitimasi, lisensi, maaf,
suasana kerukunan hidup antarumat beragama
keadaan lapang dada dan kedermawanan.8
yang harmonis, jauh dari pertikaian dan
Toleransi berasal dari kata “ tolerare ” yang permusuhan. Sikap saling memberi maaf,
berasal dari bahasa latin yang berarti dengan memahami, dan menjunjung tinggi hak orang
sabar membiarkan sesuatu. Jadi pengertian lain untuk dapat beribadah sesuai dengan
toleransi secara luas adalah suatu sikap atau keyakinan yang dimilikinya. Bahkan, dalam
7 Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, Ibid., h. 1478. konteks pergaulan antarumat beragama, Islam
8 Atabik Ali dan Ahmad Zuhdi Muhdlor, Kamus Kontemporer memandang bahwa sikap tidak menghargai,
Arab-Indonesia (Cet. I; Yogyakarta: Yayasan Ali Maksum Pondok
Pesantren Krapyak, 1996), h. 1083-1086. tidak menghormati bahkan
9 http://revelationskhairurrizal.blogspot.co.id/search/label/Ayat-
ayat tentang anjuran bertoleransi.
39
JURNAL AQLAM -- Journal of Islam and Plurality -- Volume 2, Nomor 1, Desember 2016
melecehkan penganut agama lain, termasuk untuk melahirkan dan menebarkan kebencian
penghinaan terhadap simbol-simbol agama dan permusuhan.
mereka dianggap sebagai bentuk penghinaan Kebebasan menjalankan agama baik
terhadap Allah swt. sebagaimana telah ter musyrik maupun ahlu al-kitab adalah bagian
cantum dalam firman-Nya Q.S. al-An’am/6: dari syariat Islam. Kebebasan itu tercermin
108 sebagai berikut: ّ َ dalam Q.S. al-Kafirun/109: 6. Pada ayat ter
هّلال نود نم نوَ عدي الو akhir disebutkan: نيد يلو مكنيد مكللyang artinya:
َ ُ ْ ُ َْ َ اوبست
َ نيذال
ُّ َ
ُّ َِ ِِْْ ُ
40
KONSEP TOLERANSI (AL-SAMAHAH) ANTAR UMAT BERAGAMA PERSPEKTIF ISLAM .... -- Salma Mursyid
Ibid., h. 61
.552 13
-Abdillah al-Qurthubiy, Tafsir al-Qurthubiy, Juz IV (Qahirah: Dar al
Imam Abi Abdullah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin al-
Mughirah bin Bardizbah al-Bukhary al-Ja’fiy, Shahih Bukhari, Juz I .Sya’b, 1372 H), h. 4 1
.h. 15 ,)Beirut: Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah, t.th ( 7
1 .Al-Qur’an dan Terjemahnya, Op. Cit., h. 919
4
1 .Ibid., h. 396
5
41
JURNAL AQLAM -- Journal of Islam and Plurality -- Volume 2, Nomor 1, Desember 2016
arti ini sudah barang tentu mempengaruhi orang-orang yang di luar agama Islam. Kata
pemahaman penggunaan kata-kata ini baik zimmah juga berarti perjanjian, jaminan dan
dalam bahasa Arab maupun bahasa lainnya. keamanan. Mereka dinamakan seperti ini
Sebelum membahas batasan-batasan karena memiliki jaminan perjanjian terhadap
toleransi terhadap non-muslim, maka terlebih Allah, Rasul-Nya, dan umat Islam untuk hidup
dahulu akan dibahas mengenai pembagian/ dengan aman dan tenteram di bawah per
klasifikasi non-muslim. Menurut para ulama lindungan Islam dalam lingkungan masyarakat
non-muslim terbagi menjadi beberapa Islam. Dengan pengertian ini, maka ahlu
kelompok yaitu: zimmah memiliki hak dan kewajiban yang
• Kafir harbi atau kafir muharib, yaitu orang sama dengan warga umat Islam.
kafir yang berada dalam peperangan dan Istilah ahlu zimmah, secara lughah,
permusuhan terhadap kaum muslimin; zimmah berarti al-‘ahdu (perjanjian), al-aman
• Kafir dzimmi, yaitu orang kafir yang (keamanan), al-kafalah (jaminan). Se ba-
hidup di tengah kaum muslimin di bawah gaimana sabda Nabi saw.: “Al-muslimuna
peme rintah muslim dan mereka mem- tatakafa’ dima-uhum wa yas’a bi zimmahtihim
bayar jizyah setiap tahun; adnahum”. Sedangkan secara istilah berarti
• Kafir mu’ahhad, yaitu orang kafir yang suatu golongan yang mengadakan perjanjian
sedang berada dalam perjanjian dengan untuk mendapatkan keamanan, perlindungan
kaum muslimin dalam jangka waktu ter terhadap harta, agama dan jiwa. Karenanya,
tentu; mereka disebut juga dengan istilah mu’ahid
(yang mengadakan perjanjian damai). Ahlu
18 Ahmad Warson Munawwir, Kamus al-Munawwir Arab Indonesia zimmah adalah non-muslim yang menjadi
Terlengkap, Edisi ke II (Cet. XIV; Surabaya: Pustaka Progresif, warga negara, yang hidup bersama kaum
1997), h. 657.
19 Abdul Malik Salman, Al-Tasamuh Tijah al-Aqaliyyat ka Daruratin
muslim di negeri Islam, membayar jizyah
li al-Nahdah (Kairo: The International Institute of Islamic 20 Muhammad bin Idris al-Syafi’i, Al-Umm, Juz IV (Beirut: Dar al-
Thought, 1993), h. 2. Ma’rifah, 1973), h. 123.
42
KONSEP TOLERANSI (AL-SAMAHAH) ANTAR UMAT BERAGAMA PERSPEKTIF ISLAM .... -- Salma
Mursyid
dan taat kepada hukum-hukum Islam kecuali dengan haknya. Begitu juga dengan toleransi
menyangkut praktek-praktek hukum privat dalam beragama. Agama Islam melarang
yang diakui bagi mereka seperti hukum ten keras berbuat zalim terhadap agama selain
tang akidah, ibadah, nikah, makanan, Islam dengan cara merampas hak-hak agama
21 lain. Allah swt. berfirman dalam Q.S. al-
minuman dan pakaian. Mumtahanah/60: 8-9 sebagai berikut:
Secara normatif-doktrinal, Islam sangat مْكوُُ لِتاَقُي َْ َْمل ني َِّذالَ ِن عَ ُهّلالَ مُك ُا ََُهْ َني ال مْ ُكِراَ ِي د ِْ ِْنم مْك وُ ُ ِجرْ خيُ َْ َْملَ و
menghargai dan menjunjung tinggi hak non- َ اوطسِ ُْْقُ َتو مْهوُّ رَ بَت ْنأ
ُ ِنيدالِّ ِيف بِّحيُ َهّلالَ َّنإِ ِْمِْهيَإل
ِ
muslim, bahkan Rasulullah saw. melarang ُ ْ ُ
( نيَطِ سِ ْق ْ ُمال٨ِ)ني َِّذالَ نِعَ ُهّلالَ مُكُا ََُهْ َني اَ ّم َنإ
penindasan dalam bentuk anarkis terhadap مْكِرُاََُ ِيد ِْ ِْنم مْكو ُُجَرخْأَْ َو ِنيدالِّ ِيف مْكوُُ لَتاَق
ahlu Zimmah, kecuali beberapa hal, di antara َِرخإِ َىلَع اوُ رها َ َظو ْ َ َْ َْنمَو مْ ُْهوّ لَ َوت ْنأَمْ ُكجِا
nya adalah hak perlindungan, keamanan, )مُْهلَّ َو َتي ُ( َنو ُمِالظالَّ ُم ُه كَ �َِئلوأَف٩
keselamatan, perlindungan terhadap jiwa,
harta dan kehormatan, sehingga para ulama Terjemahnya:
sepakat bahwa membunuh kaum ahlu
Allah tidak melarang kamu untuk ber
zimmih
buat baik dan berlaku adil terhadap
adalah termasuk dosa besar.22
orang-orang yang tidak memerangimu
Sangat urgen untuk dikaji mengenai bagai
dalam urusan agama dan tidak mengusir
mana kaidah-kaidah bermuamalah dengan
kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah
orang non-muslim yang termasuk ahlul ‘ahdi,
mencintai orang-orang yang ber laku
yang tidak dalam kondisi berperang dengan
adil. Sesungguhnya Allah hanya melarang
kaum muslimin khususnya di negeri tercinta
kamu menjadikan mereka sebagai
ini.
kawanmu orang-orang yang meme-
Di antara bentuk penghormatan al-Qur’an
rangimu dalam urusan agama dan
(Islam) terhadap agama lain adalah disyariat
mengusir kamu dari negerimu, dan
kannya masalah jizyah. Hal ini ditegaskan
membantu (orang lain) untuk me
dalam Q.S. al-Taubah/9: 29 yang secara garis
ngusirmu. Barangsiapa menjadikan
besar dapat dikatakan bahwa jizyah adalah
mereka sebagai kawan, maka mereka
salah satu bentuk pengakuan dan peng
itulah orang-orang yang zalim. 24
hormatan terhadap eksistensi agama lain yang
hidup berdampingan dengan kaum muslim.23
Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’diy
Agama Islam adalah agama yang sangat
rahimahullah menafsirkan, “Allah tidak
menjunjung tinggi keadilan. Keadilan bagi
melarang kalian untuk berbuat baik, menyam
siapa saja, yaitu menempatkan sesuatu sesuai
bung silaturrahmi, membalas kebaikan, ber
tempatnya dan memberikan hak sesuai
buat adil kepada orang-orang musyrik, baik
21 Ibnu Hisyam, Al-Sirah al-Nabawiyah, tahqiq Taha Abd al-Rauf dari keluarga kalian dan orang lain. Selama
Sa’ad, dalam Al-Tasamuh al-Islami (Baina Nazaiyah wa Tatbiq),
Juz IV (Kairo: al-Kuliyyah al-Azhariyah, t.th), h. 254.
24 Al-Qur’an dan Terjemahnya, Op. Cit., h. 803.
22 Abu Abdullah Muhammad ibn Ismail ibn Ibrahim ibn al-
Mughirah ibn al-Bardizbah al-Bukhari, Shahih Bukhari, Bab Ilmu
Man Qatala Mu’ahad bi Ghairi Jaram, Juz III, dan VI (Semarang:
Maktabatuh wa Matba’atu Thaha Putra, t.th), h. 1155 dan 2533;
Abu Abdurrahman bin Syu’ayb al-Nasaiy, Sunan al-Nasaiy al-
Mujtaba, Bab Man Qatala Mu’ahad, Juz II (Mesir: Al-Babiy al-
Halabiy wa Awladuh, 1964), h. 896.
23 Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an, Op. Cit., h. 24.
43
JURNAL AQLAM -- Journal of Islam and Plurality -- Volume 2, Nomor 1, Desember 2016
mereka tidak memerangi kalian karena agama menolak (keganasan) sebagian manusia
dan selama mereka tidak mengusir kalian dengan sebagian yang lain, tentulah telah
dari negeri kalian, maka tidak mengapa kalian dirobohkan biara-biara Nasrani, gereja-
menjalin hubungan dengan mereka karena gereja, rumah-rumah ibadah orang Yahudi
menjalin hubungan dengan mereka dalam dan masjid-masjid, yang di dalamnya banyak
keadaan seperti ini tidak ada larangan dan disebut nama Allah”. Frasa tersebut diberikan
tidak ada kerusakan.”25 penjelasan oleh Ibnu ‘Asyur bahwa, seandainya
Telah dijelaskan di dalam beberapa ayat tidak ada pembelaan manusia terhadap
al-Qur’an bagaimana Islam memberikan peng tempat-tempat ibadah kaum muslimin,
hormatan terhadap agama lain. Di antara ayat niscaya kaum musyrikin akan melampaui
tersebut termaktub dalam firman Allah swt. batas sehingga melakukan agresi pula ter
Q.S. al-Hajj/22: 40 sebagai berikut: ُ ّ hadap wilayah-wilayah tetangga mereka
ِ ِ ِ yang boleh jadi penduduknya menganut
اإل ِ
َ مهْرايدُنم او ِجرخأْنيذال ِ ِبَقٍَح ِر َيغ
agama selain agama Islam. Agama selain
َِّ ْ
ساّنال ِ ْ َ هّلال انبر ُ ُ َ Islam tersebut juga bertentangan dengan ke
ّلال
ه فد ْع الولو اولوقي أ ْ
ن
َ َ َ َُ َ ُ َ َ َّ َ
عيبو
ِ ِ ْ َِ ُ percayaan kaum musyrikin, sehingga akan
عماوص تمدّهل عبب مهضَعب ِ ٍض dirobohkan pula biara-biara, gereja-gereja,
ٌ ََ ُ َ َ َْ ُ ََْْ ُُْْ َْ
َ dan sinagog-sinagog, serta masjid-masjid.
ِهّلال ِ ركذي دجاِسمو ْ َ
َ ُ ْ ََ َ ُ ُ ُ مساَ اهيف ٌ َتاولصو َ َ
ّ ّ هّلال نم َ ِ َ Upaya kaum musyrikin tersebut semata-mata
هّلال نإ هرصني نرصنيلو اريثك
َ
َ
َِ ُ ُ
ُ ََْْ
ُ
ََْْ َ
َ ُْ ingin menghapuskan ajaran tauhid dan ajaran-
َ ََ ً ََ ajaran yang bertentangan dengan ideologi
زيزع ِي ِوقل
)ٌ ّ (٤٠
Terjemahnya: َ ٌ kemusyrikan.27
(yaitu) orang-orang yang telah diusir Pendapat ini jelas sekali memosisikan
dari kampung halamannya tanpa alasan bahwa agama-agama selain Islam juga harus
yang benar, hanya karena mereka mendapatkan penghormatan yang sama dari
berkata: “Tuhan kami ialah Allah”. Sean komunitas kaum muslim. Tempat-tempat
dainya Allah tidak menolak (keganasan) ibadah mereka, simbol-simbol agama yang
sebagian manusia dengan sebagian mereka sakralkan juga harus mendapatkan
yang lain, tentulah telah dirobohkan penghormatan. Ayat tersebut dengan jelas
biara-biara Nasrani, gereja-gereja, menegaskan bahwa toleransi beragama akan
rumah-rumah ibadah orang Yahudi terwujud dalam kehidupan bermasyarakat
dan masjid-masjid, yang di dalamnya manakala ada sikap saling menghormati
banyak disebut nama Allah. Allah pasti khususnya terhadap keyakinan agama masing-
akan menolong orang yang menolong masing. Dari sinilah al-Qur’an melarang keras
(agama)-Nya. Sungguh Allah benar- umat Islam untuk melakukan penghinaan ter
hadap keyakinan dan simbol-simbol kesucian
benar Maha kuat lagi Maha perkasa.26
agama lain. Hal ini termaktub dalam firman
Ungkapan yang jelas berkaitan dengan Allah swt. Q.S. al-An’am/6: 108.
tema ini adalah, “Sekiranya Allah tidak Pengakuan dan penghormatan terhadap
25
Taisir Karimir Rahman (Cet. I; Beirut: Da Ibnu Hazm, 1424 H), h. eksistensi agama lain sekali lagi perlu
819.
26 27
Al-Qur’an dan Terjemahnya, Op. Cit., h. 469. Ibnu ‘Asyur, Al-Tahrir wa al-Tanwir (t.t: t.p, t.th), XII/52.
44
KONSEP TOLERANSI (AL-SAMAHAH) ANTAR UMAT BERAGAMA PERSPEKTIF ISLAM .... -- Salma
Mursyid
digarisbawahi bukan berarti mengakui ke Bakar meminta bantuan. Fakta sejarah ini pun
benaran ajaran agama tersebut. Dalam sejarah menunjukkan bahwa untuk keperluan strategis,
didapati tokoh seperti Kaisar Hiraqlius dari Rasulullah saw. tidak merasa can ggung
Byzantium dan al-Muqauqis penguasa kopti meminta atau memperoleh bantuan dari umat
dari Mesir mengakui eksistensi kerasulan Nabi agama lain, sepanjang orang profesional di
Muhammad saw. Namun pengakuan tersebut bidangnya, jujur dan mau bekerjasama untuk
tidak secara otomatis menjadikan mereka perdamaian kemanusiaan.
memeluk Islam.28 Semangat Islam adalah untuk membangun
Prototipe hubungan antar umat bergama persatuan dan kesatuan antar sesama manusia.
yang telah dicontohkan oleh Rasulullah saw. Hal ini dapat terwujud jika ada semangat per
mengambil bentuk lebih konkret lagi pada saudaraan yang dilakukan baik antar sesama
zaman keemasan sejarah Islam, yang pernah muslim maupun antar non-muslim. Dasar
diraih di Bagdad di bawah dinasti Abbasiyah. pijakan persaudaraan antar sesama muslim
Zaman keemasan yang berlangsung sampai dapat dilihat dalam Q.S. al-Hujurat/49: 10,
pada tahun 1258 M itu, ditandai dengan sedangkan persaudaraan dengan non-muslim
keterbukaan umat Islam bergaul dengan terdapat dalam firman Allah swt Q.S. al-
umat agama lain. Peradaban zaman Hujurat/49: 13. Jalinan persaudaraan dan
keemasan itu benar-benar dirancang secara toleransi antar umat beragama sama sekali
cerdas, diawali dengan penerjemahan buku- tidak dilarang oleh Islam, selama masih dalam
buku filsafat dan sains yang berasal dari tataran kemanusiaan dan kedua belah pihak
Yunani, Persia, India dan Cina. Khalifah Al- dapat saling menghormati hak-haknya masing-
Ma’mun mendirikan Lembaga Penerjemahan masing. Hal ini telah termaktub dalam firman
yang dikepalai oleh Hunain Ibn Ishaq seorang Allah swt Q.S. al-Mumtahanah/60: 8.
Kristen yang profesional di bidang bahasa. Di samping itu pula al-Qur’an telah
Hunain pernah menyatakan bahwa: “Bagiku memberikan pesan agar masing-masing agama
ada dua hal, yaitu agama dan profesi. Agama mendakwahkan agamanya dengan cara-cara
saya mengharuskan berbuat baik walaupun yang baik (Q.S. al-Nahl/16: 125). Dalam urusan
kepada musuh, apatahlagi terhadap teman- dunia, baik umat muslim maupun non-muslim
teman kami. Dan profesi saya adalah untuk diberikan peluang yang seluas-luasnya untuk
kepentingan umat manusia”.29 saling bekerjasama untuk mencapai keadilan,
Al-Bukhari meriwayatkan dalam suatu persamaan dan kesejahteraan manusia.
hadis di mana Rasulullah saw. mempergunakan Sebaliknya, untuk urusan akhirat, petunjuk/
ِ ِ َ
hidayah adalah hak mutlak Allah swt. Olehnya
seorang pemanduُjalan profesional dari suku Bani
al-Dayl ( ي ِّْشيَرقاْل ْ ِني دالّ يلَ ع َو ََُُهوpenganut keyakinan itu di dalam Islam tidak dibenarkan
jahiliyah Quraisy).30 Peristiwa ini memaksakan suatu kehendak kepada orang
terjadi ketika memandu jalan Rasulullah saw. lain untuk menganut Islam. Perintah dalam al-
berhijrah ke Madinah, beliau bersama Abu Qur’an pun sangat jelas, ia menganjurkan agar
mencari titik temu dan titik singgung antar
28 Ali Mustafa Yaqub, Kerukunan Umat dalam Perspektif al-Qur’an pemeluk agama. Al-Qur’an menganjurkan agar
dan Hadis (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2000), h. 46.
29 Lihat: Philip K Hitti, History of the Arabs (London: The Macmillan
di dalam interaksi sosial bila tidak ditemukan
Press Ltd, 1973), h. 313. persamaan, maka hendaknya masing-masing
30 Al-Bukhari, Juz III, Op. Cit., h. 1419.
45
JURNAL AQLAM -- Journal of Islam and Plurality -- Volume 2, Nomor 1, Desember 2016
mengakui keberadaan pihak lain dan tidak Al-Qur’an menuntun kepada umat Islam
perlu saling menyalahkan. Hal ini dapat dilihat dalam berinteraksi sosial khususnya dengan
dalam firman Allah swt Q.S. Saba’/34: 24-26 non-muslim untuk menyatakan bahwa,
sebagai berikut: ِ ُ “Sesungguhnya kami atau kamu pasti berada
ِ Mungkin kami yang benar mungkin juga
ُ ُْ
رأالو تاوامسال نم م ُكقُزري نم ْلق ِض
ِ ْ َ ََ ّ َ َ َ ََْْ di atas kebenaran atau kesesatan yang nyata”.
َ ََ هّلال لُق
َ
معَ ا ال نوَ ألست٢٤)(لُق ٍِنيبم اللض Pandangan tersebut juga didukung oleh
ْ ُ َ
ّ َُ ُ ْ َ ِ ٍ mungkin juga kalian.
ْ
ُ
قِح ِِْْالب اننيب حتفي وهو انب ر اننيب مث عمجَي
َ َ ََْْ ُ َ َ ّ َ ََْْ ََُُْ
َُ َّ yang menyatakan bahwa, “Kamu tidak akan
ْ َ ُ ْ َْ
َ
46
KONSEP TOLERANSI (AL-SAMAHAH) ANTAR UMAT BERAGAMA PERSPEKTIF ISLAM .... -- Salma Mursyid
(١٥)
:Artinya Imam Ahmad bin Hanbal, Musnad Imam Ahmad bin Hanbal, Juz V
3
kepada )Kenapaengkaumemberikannya ( 5
Allah Semoga Yahudi? .h. 267 ,)t.t: Dar al-Fikr, t.th(
memperbaiki
.kondisimu
:Artinya
Saya telah Abu Umamah berkata, saya
telah mendengar Rasulullah saw. ber
wasiat terhadap tetangga sampai kami
mengira kalau beliau akan menetapkan
hak waris kepadanya. (H.R. Ahmad bin
)Hanbal
47
JURNAL AQLAM -- Journal of Islam and Plurality -- Volume 2, Nomor 1, Desember 2016
jelas bentuk toleransi yang dibenarkan dan seperti al-Walid bin al-Mughirah, Aswad bin
selanjutnya masing-masing penganut agama ‘Abdul Muthalib, Umayyah bin Khalaf, datang
tidak akan mencampuradukkan hal-hal yang kepada Rasul saw. menawarkan kompromi
tidak dapat dipertanggungjawabkan. menyangkut pelaksanaan tuntunan agama. Usul
Bermua malah atau berinteraksi dengan baik mereka adalah agar Nabi saw bersama umatnya
dalam hubungan sosial kemasyarakatan mengikuti kepercayaan mereka, dan mereka
terhadap non-muslim diperbolehkan, hanya pun akan mengikuti ajaran Islam. “kami
saja jika sudah menyangkut masalah ibadah menyembah Tuhanmu -hai Muhammad-
dan akidah, maka masing-masing penganut setahun dan kamu juga menyembah tuhan kami
agama harus mengamalkan ajaran agamanya setahun. Kalau agamamu benar, kami
sesuai dengan keyakinan yang dimilikinya. mendapatkan keuntungan karena kami juga
Tidak dibenarkan oleh Islam adanya menyembah Tuhanmu dan jika agama kami
pemaksaan dalam hal ibadah dan akidah. benar, kamu juga tentu memperoleh
Dalam kaitan inilah al-Qur’an
(Islam) keuntungan”. Mendengar usul tersebut Nabi
menghimbau untuk tidak mencampuradukkan akidah saw. menjawab tegas, “Aku berlindung kepada
masing-masing. Hal ini secara tegas telah termaktub Allah dari segolongan orang-orang yang mem
dalam firman Allah swt. Q.S. persekutukan Allah”. Kemudian turunlah surah
al-Kafirun/109: 1-6 sebagai berikut:
di atas yang mengukuhkan sikap Nabi saw
َ َِ َ اي لُق
١َ)ام ْدبعأُ ال ْ َنو
رفاكال ْ َ اهيأ tersebut.40
ُ ُ َّ
(
ام نوَ دِباع ُ نوَ دبعت Dalam sumber yang lain disebutkan
َ َ
ْ دبعأ
ُ َ ُ َ متنأ ُْ ٢)الو
َ ُ َ
(
tidak akan menyembah apa yang kamu ك ديب امم اريخ، هي ف ك انكراش دق ان ك، انظحب ان ذخأو
sembah. Dan kamu bukan penyembah انرمأ يف انتكرش دق تنك، تذخأو. انيديأب يذال ناك نإو،
Tuhan yang aku sembah. Dan aku tidak هنم كظحب
pernah menjadi penyembah apa yang
kamu sembah. Dan kamu tidak pernah
Artinya:
(pula) menjadi penyembah Tuhan yang
Wahai Muhammad, bagaimana jika kami
aku sembah. Untukmu agamamu, dan
beribadah kepada Tuhanmu dan kalian
untukkulah, agamaku.”39
Sebabturunsurahiniolehsementaraulama
adalah berkaitan dengan peristiwa di mana
beberapa tokoh kaum musyrikin di Mekah,
39 40
Al-Qur’an dan Terjemahnya, Op.Cit., h. 919. Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an, Op. Cit., h. 25.
49
JURNAL AQLAM -- Journal of Islam and Plurality -- Volume 2, Nomor 1, Desember 2016
(muslim) juga beribadah kepada Tuhan agama dapat melaksanakan agamanya sesuai
kami. Kita bertoleransi dalam segala dengan apa yang dianggap baik dan benar,
permasalahan agama kita. Apabila ada tanpa memutlakkan pendapat kepada orang
sebagaian dari ajaran agamamu yang lain dan tanpa mengabaikan keyakinan
lebih baik (menurut kami) dari masing-masing.
tuntunan agama kami, maka kami akan
amal kan hal itu. Sebaliknya, apabila
C. Penutup
ada dari ajaran kami yang lebih baik
dari tuntun an agamamu, engkau juga Bertolak dari kajian al-Qur’an dan al-hadis
harus meng amalkannya.41 di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Islam
adalah agama yang penuh rahmat untuk
Usul kaum musyrik tersebut ditolak secara seluruh umat manusia. Islam merupakan
tegas oleh Rasulullah saw. karena tidak agama yang mengajarkan segala sesuatu
mungkin dan tidak logis pula terjadi penyatuan sampai pada hal-hal yang sangat terperinci baik
agama-agama. Setiap agama berbeda dengan sikap manusia dalam kehidupan sosial maupun
agama yang lain dalam ajaran pokoknya dalam kehidupan beragama.
maupun dalam perinciannya. Karena itu, tidak Toleransi yang ingin dibangun oleh Islam
mungkin perbedaan-perbedaan itu digabung adalah toleransi yang mengedepankan sikap
kan dalam jiwa seseorang yang tulus terhadap saling menghormati antar sesama pemeluk
agama dan keyakinannya. Masing-masing agama agar dapat mengamalkan ajaran
penganut agama harus yakin sepenuhnya agama nya masing-masing sesuai dengan
dengan ajaran agama atau kepercayaannya. keyakinan yang dimilikinya tanpa adanya
Selama mereka telah yakin, mustahil mereka pihak yang memberikan tekanan atau pun
akan membenarkan ajaran yang tidak sejalan pemaksaan kehendak kepada penganut
dengan ajaran agama atau kepercayaannya. agama lain untuk memeluk agama tertentu.
Fakta di atas memberikan gambaran dan Agama Islam memiliki prinsip yang
pemahaman bahwa kerukunan hidup antar sangat tegas dalam hal toleransi, antara lain
umat atau pemeluk agama yang berbeda dalam Firman Allah swt. yang termaktub dalam Q.S.
masyarakat yang majemuk/plural harus benar- al-Kafirun/109: 6, Q.S. al-Isra’/17: 84 dan Q.S.
benar diperjuangkan tanpa harus al-Qashash/28: 55. Islam sangat menjunjung
mengorbankan akidah. Kalimat yang secara tinggi sikap toleransi. Namun toleransi yang
tegas menunjukkan hal ini terdapat pada ayat dimaksudkan adalah dalam hal berinteraksi
yang terakhir (ayat keenam) ِني ِد َ ِيلَو مْ ُُكني ِد ْم ََُُكللyang
berarti bagimu agamamu dan bagiku dan bermuamalah secara baik dengan non-
agamaku. Masing-masing pemeluk agama muslim. Sebaliknya, jika toleransi tersebut
diberikan hak seluas-luasnya untuk meyakini, sudah bersinggungan/berkaitan dengan
melaksanakan dan mengamalkan ajaran agama masalah akidah, maka prinsip yang dipakai
yang telah diyakininya. Ayat ini menegaskan adalah “bagimu agamamu dan bagiku agama-
tentang pengakuan akan eksistensi secara ku”. Wilayah muamalah dan wilayah akidah
timbal balik, sehingga masing-masing pemeluk mustahil untuk disatukan atau
41 Tafsir Al-Qurthubi 20: 225 (Cet . II; Darul Kutub al-Mishriyyah, dicampuradukkan antara satu dengan yang
1386 H)
lainnya. Singkat kata bahwa antara keduanya
50
KONSEP TOLERANSI (AL-SAMAHAH) ANTAR UMAT BERAGAMA PERSPEKTIF ISLAM .... -- Salma
Mursyid
memiliki batas-batas tertentu sesuai dengan al-Islami (Baina Nazaiyah wa Tatbiq). Juz
porsinya masing-masing. IV. Kairo: al-Kuliyyah al-Azhariyah, t.th.
Ibnu ‘Asyur, Al-Tahrir wa al-Tanwir. t.t: t.p, t.th.
DAFTAR PUSTAKA XII/52.
K Hitti, Philip. History of the Arabs. London:
Al-Qur’an al-Karim
Abdurrahim, Muddathir. dalam The Human The Macmillan Press Ltd, 1973.
Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an, Tafsir
Rights Tradition in Islam. London: Praeger,
Al-Qur’an Tematik. Edisi Revisi Cet. I;
Westport, Connecticut, 2005.
Abdurrahman al-Hageel, Sulieman. Human Jakarta: Kamil Pustaka, 2014.
Right in Islam and Refutation of the Munawwir, Ahmad Warson. Kamus al-
Misconceived Allegation Associated with Munawwir Arab Indonesia Terlengkap.
These Right . Riyadh: Dar Eshbelia, Edisi ke II. Cet. XIV. Surabaya: Pustaka
t.thAbdillah al-Qurthubiy, Tafsir al- Progresif, 1997Abdul Malik Salman, Al-
Qurthubiy, Juz IV. Qahirah: Dar al-Sya’b, Tasamuh Tijah al-Aqaliyyat ka Daruratin
1372 H. li al-Nahdah. Kairo: The International
Ahmad bin Hanbal, Imam. Musnad Imam Institute of Islamic Thought, 1993.
Ahmad bin Hanbal. Juz V. t.t: Dar al-Fikr,Al-Nasaiy, Abu Abdurrahman bin Syu’ayb.
t.th. Sunan al-Nasaiy al-Mujtaba. Bab Man
Ali , Atabik dan Ahmad Zuhdi Muhdlor. Qatala Mu’ahad, Juz II. Mesir: Al-Babiy al-
Halabiy wa Awladuh, 1964.
Kamus Kontemporer Arab-Indonesia. Cet. I;
Shihab, Quraish . Tafsir al-Misbah. XI.
Yogyakarta: Yayasan Ali Maksum Pondok
Al-Suyuthy , Al-Hafidz Jalaluddin. Sunan
Pesantren Krapyak, 1996.
Al-Bukhari , Abu Abdullah Muhammad ibn Nasaiy. Juz VIII. Beirut: Dar al-Kutub al-
Ilmiyah, t.th.
Ismail ibn Ibrahim ibn al-Mughirah ibn al-
Al-Shabuni, Ali. Mukhtasar Tafsir Ibnu Katsir.
Bardizbah, Shahih Bukhari, Bab Ilmu Man
Jilid I. t.t: t.p, t.th.
Qatala Mu’ahad bi Ghairi Jaram, Juz III, dan
Al-Syafi’i. Muhammad bin Idris. Al-Umm. Juz
VI Semarang: Maktabatuh wa Matba’atu
Thaha Putra, t.th. IV. Beirut: Dar al-Ma’rifah, 1973.
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Taisir Karimir Rahman. Cet. I; Beirut: Da Ibnu
Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa. Hazm, 1424 H.
Tafsir Al-Qurthubi 20: 225 .Cet . II. Darul
Edisi keempat Cet. II; Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama, 2011. Kutub al-Mishriyyah, 1386 H.
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Tim Baitul Kilmah, Ensiklopedia Pengetahuan
Terjemahnya. Semarang: PT Karya Toha Al-Qur’an dan Hadis. Jilid VI. Cet. II; Jakarta:
Kamil Pustaka, 2014.
Putra, 2002.
Yaqub, Ali Mustafa. Kerukunan Umat dalam
Perspektif al-Qur’an dan Hadis. Jakarta:
Al-Ja’fiy, Imam Abi Abdullah Muhammad bin
Pustaka Firdaus, 2000.
Ismail bin Ibrahim bin al-Mughirah bin
http://revelationskhairurrizal.blogspot.co.id/
Bardizbah al-Bukhary. Shahih Bukhari. Juz
search/label/Ayat-ayat tentang anjuran
I. Beirut: Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah, t.th.
bertoleransi.
Ibnu Hisyam. Al-Sirah al-Nabawiyah, tahqiq
Taha Abd al-Rauf Sa’ad, dalam Al-Tasamuh
51