Anda di halaman 1dari 8

Simbol Dalam Cerita “De Kwade Slang” KARYA Maria Dermoût

Tota Jordan Sitanggang (1606914126)

Abstrak:
Tulisan ini bertujuan untuk menjawab permasalah simbol apa saja yang terdapat dalam cerita
“De Kwade Slang” dan makna dari simbol-simbol tersebut. Penulis menggunakan metode
deskriptif, yaitu mendeskripsikan simbol dari sudut pandang sastra. Pendekatan yang
digunakan adalah pendekatan intrinsik. Oleh karena itu, melibatkan beberapa upaya seperti
mengumpulkan data dan menganalisisnya dengan menggunakan teori dari Landy (1972) dan
Kennedy (1991). Hasil kajian ini dapat disimpulkan bahwa di dalam cerita “De Kwade
Slang” terdapat simbol-simbol tertentu Simbol -simbol tersebut terwujud dalam bentuk
tindak tutur tokoh, penampilan, dan kepercayaan tokoh-tokoh dalam cerita.

Latar Belakang

Sastra dalam pengertian yang luas adalah semua karya tulis yang dapat dikategorikan
sebagai karya seni, di dalamnya mencakup pengalaman-pengalaman dalam kehidupan
seseorang, kekuatan pikiran, ide yang disampaikan melalui tulisan yang tidak dapat
diekspresikan melalui bahasa sehari-hari (Wellek and Warren, 1948: 8-10). Wellek dan
Warren (1948: 190-195) juga menjelaskan bahwa ada beberapa sarana untuk dapat membantu
orang-orang mengerti karya sastra. Sarana ini ketika digunakan dengan benar dapat
membantu orang untuk menghargai, menginterpretasi dan menganalisis karya sastra.
Beberapa contoh perangkat sastra yang dapat digunakan adalah: drama, puisi, majas (alegori,
imageri, majas, ironi dan simbol).
Simbol adalah sesuatu yang mengandung arti yang lebih dalam dari pada arti yang
sebenarnya (Landy, 1972: 271). Simbol dapat mengambil bentuk yang berbeda-beda. Pada
umumnya, simbol adalah objek yang mewakili objek yang lain untuk memberikan arti yang
berbeda dari yang sebenarnya dan yang mengandung makna yang lebih dalam dan lebih
signifikan. Ini adalah cara penulis-penulis untuk memberi makna dan emosi yang lebih
terhadap kata-kata di dalam karyanya (Landy, 1972: 272). Dalam hal ini, sebuah objek,
seseorang atau situasi dapat merepresentasikan simbol (Kennedy, 1991: 182-184), sebagai
contohnya, warna hitam sering digunakan untuk menyimbolkan kematian atau iblis. Warna
merah dapat menyimbolkan darah atau gairah. Simbol dalam karya sastra dapat ditemukan
dalam objek, karakter atau figur, warna yang dapat merepresentasikan ide atau konsep yang
abstrak. Seperti di dalam cerita “De Kwade Slang” karya Maria Dermout. Dalam penelitian
ini, penulis menganalisis simbol-simbol apa saja yang terdapat di dalam cerita “De Kwade
Slang”. Penulis memilih untuk menganalisis simbol karena dengan menganalisis simbol,
makna tersembunyi yang ingin disampaikan oleh pengarang dapat dijelaskan dengan lebih
terperinci.

Rumusan Masalah :
1. Simbol apa saja yang terdapat dalam cerita “De Kwade Slang”
2. Makna dari simbol-simbol dalam cerita “De Kwade Slang”

Tujuan Penelitian
1. Mengidentifikasi simbol-simbol dalam cerita “De Kwade Slang”
2. Memaparkan makna dari simbol-simbol yang telah ditemukan

Landasan Teori
Dalam melakukan analisis penelitian, peneliti menggunakan definisi simbol oleh
Landy untuk mengidentifikasi dan memaparkan makna. simbol adalah sesuatu yang
mengandung arti yang lebih dalam dari pada arti yang sebenarnya (Landy, 1972: 271).
Simbol dapat mengambil bentuk yang berbeda beda. Pada umumnya, simbol adalah objek
yang mewakili objek yang lain untuk memberikan arti yang berbeda dari yang sebenarnya
dan yang mengandung makna yang lebih dalam dan lebih signifikan. Ini adalah cara penulis-
penulis untuk memberi makna dan emosi yang lebih terhadap kata-kata di dalam karyanya
(Landy, 1972: 272). Dalam hal ini, sebuah objek, seseorang atau situasi dapat
merepresentasikan simbol (Kennedy, 1991: 182-184), sebagai contohnya, warna hitam sering
digunakan untuk menyimbolkan kematian atau iblis. Warna merah dapat menyimbolkan
darah atau gairah. Kennedy (1991) mengatakan bahwa simbol pada umumnya tidak “berdiri”
untuk satu makna, tidak untuk satu yang benar-benar pasti. Simbol dalam karya-karya fiksi
umumnya tidak hanya berupa ide abstrak seperti cinta atau kebenaran, tetapi juga lebih
kepada obyek-obyek yang dapat diprediksi (atau penggambaran yang berupa kata-kata yang
membuat kita perlu membayangkannya) dalam hal ini, sebuah obyek, seseorang atau situasi
dapat merepresentasikan simbol.
Simbol dalam sebuah cerita tidak dapat dipisahkan dari karakter-karakter yang ada.
Karakter, menurut Edgar V. Roberts (1986: 54) adalah representasi atau gambaran kata-kata
akan seorang manusia sebagaimana diberikan oleh pengarang melalui penjelasan atau
penggambaran tindakan, percakapan, deskripsi, reaksi, pikiran atau refleksi dan bahkan
komentar penjelasan dari pengarang

Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan analisis cerita (teks). analisis
dimulai dengan menentukan urutan alur (sinopsis) dari buku cerita. Setelah struktur cerita
analisis, penulis menggunakan pendekatan intrinsik dari teori oleh Wellek dan Warren
(1962). Teori yang penulis gunakan untuk mengidentifikasi dan mengklasifikasikan simbol-
simbol yang ada adalah teori tentang simbol oleh Landy (1972) dan Kennedy (1991). Teori
tentang karakter oleh Roberts (1986) penulis gunakan untuk menganalisis hubungan antara
simbol dan karakter. Dalam proses analisis data, penulis hanya mengambil sebagian data dari
setiap jenis simbol yang ada sebagai representasi untuk dianalisis lebih lanjut, sehingga dapat
dilihat maksud dari setiap jenis simbol yang ada.

Sinopsis cerita
Di perkebunan gula di tanah Jawa, berdiri sebuah rumah tua dengan taman. Rumah ini
disebut “Rumah Besar”. Di rumah besar tersebut tinggal keluarga eropa seorang ayah, ibu,
dan anak. Sang ayah memiliki pasangan wanita lain di rumah kecil di ujung sungai rumah itu.
Awalnya istrinya diam saja dan tidak berkata apapun tentang wanita itu. Sang ayah biasa
datang menemui wanita itu, ia sering datang saat pagi buta. Wanita itu selalu menjamunya
dengan kopi hitam dengan sedikit air dan tanpa gula. Sang ayah menyukai kopinya sangat
pahit dan hitam pekat, sedangkan wanita itu lebih menyukai kopinya manis dengan banyak
susu dan gula.

Wanita itu hanya menginginkan satu hal, untuk sang lelaki tinggal bersamanya di rumah kecil
itu. Awalnya sang wanita memintanya dengan suara halu. Namun, karena tidak dikabulkan
oleh lelakinya, ia mulai menerapkannya lebih lantang lagi bahkan sampai mengancam bunuh
diri tetapi tetap saja tak dikabulkan oleh lelaki itu. Suatu hari sang wanita melakukan sesuatu
yang berbeda, dia mengenakan pakaian terindahnya dan berjalan di sepanjang sungai dan
pasar. Dia memasuki taman rumah besar tempat sang lelaki dan istrinya tinggal. Wanita itu
memasuki taman melalui semak semak karena tidak berani memasuki taman melalui gerbang
masuk. Ia menunggu istri sang lelaki di bawah pohon di semak-semak dekat taman mawar.
Setiap siang hari, Istri sang lelaki selalu memetik bunga mawar ditemani oleh anaknya. Saat
sedang memetik, anak itu mencari-cari sesuatu di sekitar taman itu. Saat melihat wanita yang
tinggal di rumah kecil itu, anak itu berteriak dan berlari ke Ibunya. Setelah kejadian itu sang
anak dan sang ibu mengemasi barang - barang mereka dan pergi meninggalkan suami dan
rumah itu. Sang lelaki yang baru mengetahui kepergian istrinya datang mengunjungi wanita
di rumah kecil itu. Wanita itu kembali meminta sang lelaki untuk tinggal bersamanya.
Namun, lelaki itu tetap menolak. Hingga akhirnya sang wanita meracuni lelaki itu dan
membiarkan jasadnya tinggal dirumah kecil itu.

Awalnya masyarakat ramai membicarakan kejadian yang menimpa lelaki itu. Beberapa
menganggap lelaki itu meninggal karena cholera, beberapa lagi menggap bahwa ia telah
diracuni oleh wanita itu. Waktu berjalan, Rumah besar itu sekarang ditempati oleh keluarga
dengan satu anak perempuan. Berbagai hal telah direnovasi dari rumah itu namun, masih ada
beberapa hal yang sama seperti sebelumnya. Suatu saat, Sang anak yang penuh dengan rasa
penasaran datang melihat rumah kecil di tepi sungai itu walaupun sudah dilarang oleh teman
temannya yang merupakan anak dari pelayan nya anak itu tetap mengunjungi rumah itu.

Anak itu merasa ada sesuatu yang berbeda dengan pepohonan di sekitar rumah kecil itu.
Kemudian saat dia sedang melihat-lihat, sang anak dikejutkan dengan kedatangan “De Spen”
yang mengenakan pakaian yang berbeda dari biasanya. Sang anak dan “De Spen” kemudian
bertemu dengan seekor ular. “De Spen” memberikan ular tersebut kopi dengan susu dan
gula. Sang anak mencoba untuk menyarankan “De Spen” untuk membunuh ular tersebut
karena takut ular tersebut akan menyakiti orang-orang di rumah besar. Namun, “De Spen”
menjelaskan bahwa sang ular tak akan menyakiti orang-orang dirumah tersebut karena ia
mencintai penghuninya.

Analisis
“De Kwade Slang” karya Maria Dermout merupakan cerita yang mengangkat tema mistis.
Maria Dermoût (15 Juni 1888 - 27 Juni 1962) adalah seorang novelis Indo-Eropa yang lahir
di perkebunan gula di Hindia-Belanda, ia dianggap sebagai salah satu sastrawan Belanda
terhebat dan sebagai tokoh penting sastra Hindia Belanda. Judul “De Kwade Slang” jika
diartikan kedalam bahasa Inggris memiliki arti “The Devil Snake”. Judul tersebut
mereferensikan kepada tokoh wanita di rumah kecil. Berdasarkan hasil analisis yang telah
dilakukan oleh peneliti terdapat simbol-simbol dalam cerita “De Kwade Slang”. Simbol-
simbol tersebut diantaranya adalah :
1. Simbol dalam penampilan tokoh
Penampilan karakter dalam cerita “De Kwade Slang” memiliki simbol-simbol tersendiri,
seperti yang dipaparkan dalam tabel dibawah ini

Simbol Deskripsi

Wanita yang tinggal di Di dalam cerita wanita yang tinggal di rumah kecil ini
rumah kecil digambarkan mengenakan pakaian yang bagus dan berjalan
berbeda dari biasanya. Selain itu, wanita ini digambarkan
memiliki mata hitam bulat yang menawan. Hal ini
merupakan simbol usaha yang dilakukannya untuk
membuat sang lelaki mau tinggal bersamanya di rumah
kecil dan merupakan seorang pribumi.

Istri lelaki Di dalam cerita wanita ini memiliki rambut pirang dan kulit
pucat. Ia membawa gunting dan pot bunga. Hal tersebut
merupakan simbol bahwa ia adalah seorang wanita
keturunan eropa

Anak lelaki Di dalam cerita anak lelaki dari sang lelaki dan istrinya
yang tinggal di rumah besar bertubuh mungil dan memiliki
kulit yang pucat. Hal tersebut merupakan simbol bahwa ia
adalah seorang keturunan Eropa

“De Spen” Di dalam cerita tokoh “De Spen’ dideskripsikan biasanya


mengenakan pakaian yang rapi. Mengenakan bawahan dan
jas putih dengan kain batik. Namun, tiba-tiba dia terlihat
hanya mengenakan celana dalam biru pendek dan
rambutnya diikat seperti wanita. Hal tersebut menunjukan
bahwa “De Spen” baru saja melakukan sesuatu yang tidak
lazim.

Sang ular Di dalam cerita tokoh ular digambarkan memiliki mata


hitam yang menawan. Mata sang ular dideskripsikan sama
seperti wanita yang tinggal di rumah kecil. Selain itu, reaksi
kedua anak kecil ketika melihat mata mereka sama yaitu
terkejut dan merasa tidak enak. Hal ini merupakan simbol
bahwa sang ular merupakan jelmaan wanita yang tinggal
dirumah kecil.

2. Simbol dalam tindak tutur tokoh


Tindak tutur tokoh dalam cerita “De Kwade Slang” memiliki makna tersendiri seperti yang
dipaparkan dalam bagan dibawah ini

Simbol Deskripsi

Sang lelaki Tindakan sang lelaki yang memiliki hubungan dengan wanita
lain walaupun sudah memiliki isteri merupakan simbol yang
menandakan ketidak setiaan. Selain itu tindakannya yang tidak
mau mendengarkan perkataan pasangannya dan
memprioritaskan pilihannya sendiri tanpa memperdulikan
keinginan pasangan merupakan sebuah simbol tindakan
misoginis.

Wanita di rumah kecil Tindakan wanita di rumah kecil yang mengancam akan bunuh
diri jika sang lelaki tidak memenuhi keinginannya, memasuki
kebun bunga dan mengganggu sang istri dan anak lelakinya,
serta meracuni sang lelaki karna ia tidak mau tinggal di rumah
kecil tersebut dengan nya merupakan simbol bahwa wanita di
rumah kecil tersebut mau melakukan segala hal untuk
mendapatkan keinginannya.

Sang ular Tindakan sang ular yang tidak mau masuk ke rumah besar
sama seperti prilaku wanita di rumah kecil yang sama sama
tidak mau masuk ke rumah besar tersebut. Selain itu, sang ular
selalu dibawakan kopi dengan gula dan susu, minuman yang
selalu diminum oleh wanita di rumah kecil tersebut. Hal ini
merupakan simbol bahwa sang ular merupakan jelmaan
wanita di rumah kecil tersebut.

3. Simbol totemisme dan dinamisme dalam cerita


Totemisme adalah kepercayaan bahwa hewan tertentu dianggap sebagai hewan yang
memiliki kekuatan tertentu. Misalnya adalah hewan elang, serigala dan harimau. Hewan ini
dihormati serta dianggap tabu untuk diburu dan dimakan. Di dalam cerita totemisme
disimbolkan melalui tindakan tokoh “De spen” yang selalu memberikan kopi dengan susu
dan gula untuk ular yang menghuni sebuah pohon. Pemberian minuman yang disukai oleh
ular tersebut oleh “De Spen” dapat diklasifikasikan sebagai tindakan totemisme dimana “De
Spen” memberikan sesajen kepada sang ular.

Dalam upacara tradisi, sesaji, sesajen, sajian, atau sajen adalah sarana komunikasi masyarakat
kepada kekuatan tertinggi yang telah memberi kehidupan dan yang menjadi pusat harapan
atas berbagai keinginan positif masyarakat, dan atau sarana komunikasi masyarakat kepada
kekuatan-kekuatan gaib yang menurut pemahaman masyarakat telah melindungi mereka
selama ini. Sesajen dapat berupa berbagai macam benda, namun umumnya berupa makanan,
disebut kuliner sesaji. Sebagian sesajen berupa benda-benda khusus yang dipercaya disukai
sang kekuatan tertinggi atau kekuatan gaib.

dinamisme (dalam kaitan agama dan kepercayaan) adalah pemujaan terhadap roh nenek
moyang yang telah meninggal menetap di tempat-tempat tertentu, seperti pohon-pohon besar.
Di dalam cerita terdapat daerah-daerah yang dianggap terlarang dan tidak boleh dimasuki.
Seperti kedua anak pelayan melarang anak perempuan yang tinggal di rumah besar untuk
bermain di taman sebelah sungai dimana banyak pohon-pohon kelapa karena dianggap
terlarang.

Kesimpulan

Di dalam cerita “De Kwade Slang” terdapat simbol-simbol tertentu. simbol -simbol tersebut
memberikan makna yang memperdalam pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang cerita.
Simbol -simbol tersebut terwujud dalam bentuk tindak tutur tokoh, penampilan, dan
kepercayaan tokoh-tokoh dalam cerita.

Anda mungkin juga menyukai