Anda di halaman 1dari 5

BAB VIII

MENGIDENTIFIKASI SEGMEN DAN TARGET PASAR

KELOMPOK 12 : 1. HISYAM ABDI EL AZIZ/141160269

2. DITA NUR INDRIYANI/141160284

3. ADAM EMHA KURNIAWAN/141160294

Toko Vans Indonesia Segera Dibuka Lagi

VIVA.co.id – Bagi para penggemar sepatu Vans di Indonesia, Anda patut berbahagia. Ini
karena merek sepatu yang terkenal dengan slogan Vans of The Wall tersebut bakal kembali
hadir di Tanah Air. Kabar baik ini diketahui lewat akun resmi Vans Indonesia di Instagram.
Mereka menyatakan bahwa Vans Indonesia akan kembali membuka tokonya di Indonesia
dalam waktu dekat. "Kami sangat bersyukur atas kesabaran dan dukungan yang luar biasa.
Vans akan segera tersedia di Indonesia melalui toko resmi kami," demikian seperti tertulis
dalam akun Vans Indonesia, Jumat, 25 Agustus 2017. Meski demikian, masih belum jelas
waktu tepat merek sepatu asal Amerika ini akan kembali membuka tokonya di Indonesia.
Dan bagi para pecinta sepatu ini yang tidak sabar menunggu, Anda bisa menemukannya di
beberapa mitra resmi terpilih dari Vans, di antaranya Crooz Shophouse, Vast Store, Point
Break dan secara daring di Lazada dan Blibli.com. Diberitakan sebelumnya, setelah resmi
masuk ke Indonesia pada Juni 2017 lalu, PT Gagan Indonesia sebagai distributor resmi Vans
di Indonesia dinyatakan pailit alias bangkrut oleh Pengadilan Niaga Jakarta Pusat karena
gagal berdamai dengan para kreditornya dalam proses penundaan kewajiban pembayaran
utang (PKPU). Hal ini sempat membuat para pecinta sepatu Vans kecewa karena kesulitan
mencari sepatu yang kental akan kultur kehidupan pemain skateboard dan street shoes.
Alhasil harga jual Vans di berbagai toko daring Indonesia pun sempat melambung karena
sulitnya menemukan Vans di dalam negeri. (mus)
I. LANDASAN TEORI

MENGIDENTIFIKASI SENGMEN DAN TARGET PASAR

A. TINGKAT SEGMENTASI PASAR


Titik awal untuk mendiskusikan segmentasi adalah pemasaran massal. Dalam
pemasaran massal, penjual melakukan produksi massal, distribusi massal, dan
promosi massal untuk semua pembeli.
Pemasaran massal dilakukan karena pemsaran menciptakan pasar potensial
terbesar, yang menghasilkan biaya terendah, dan kemudian berujung pada harga
yang lebih murah atau margin yang lebih tinggi. Meskipun demikian banyak
kritikus menyatakan bahwa pemasaran massal sedang sekarat. Banyak pengusaha
beralih ke pemasaran mikro pada satu dari empat tingkat: segmen, ceruk wilayah
lokal, dan perorangan.
1. Pemasaran segmen
Segmen pasar terdiri dari sekelompok pelanggan yang memiliki
sekumpulan keinginan yang serupa. Alih-alih menciptakan segmen, tugas
pemasar adalah memutuskan segmen dan mengidentifikasi segmen mana
yang akan dibidik. Pemasaran segmen menawarkan manfaat kunci
melebihi pemasaran massal. Meskipun demikian, yang disebut sebagai
segmen pun sebagian adalah sebuah rekaan karena tidak semua orang
menginginkan barang yang sama persis. Ahli pemasaran bisnis-kebisnis,
anderson dan narus, mendorong pemasar untuk memberikan penawaran
pasar yang fleksibel kepada anggota segmen. Penawaran pasar yang
fleksibel terdiri dari 2 bagian: solusi telanjang yang berisi elemen produk
dan jasa yang dihargai oleh semua anggota segmen, dan opsi terbuka yang
dihargai oleh beberapa anggota segmen. Setiap opsi mungkin menuntut
biaya tambahan. Kita juga dapat menentukan karakter segmen pasar
dengan berbagai cara. Salah satunya dengan mengidentifikasi segmen
preferensi. Preferensi homogen ada ketika semua konsumen memounyai
preferensi yang hampir sama. Pada sisi ekstrem lain, konsumen dengan
preferensi terdifusi mempunyai preferens yang sangat bervariasi. Terakhir,
preferensi kelompok dihasilkan ketika segmen pasar alami muncul dari
kelompok konsumen dengan preferensi yang sama.
2. Pemsaran ceruk
Ceruk dalah kelompok pelanggan yang lebih sempit yang mencari bauran
manfaat yang berbeda. Pemasar biasatanya mengidentifikasi ceruk dengan
membagi satu segmen menjadi subsegmen. Seperti apakah ceruk yang
menarik itu? Pelanggan mempunyai kumpulan kebutuhan yang berbeda,
mereka bersedia membayar lebih kepada perusahaan yang paling
memuaskan mereka, ceruk tidak besar tetapi mempunyai ukuran , laba,
dan pertumbuhan yang potensial dan tidak menarik potensial dan tidak
menarik banyak pesaing lain, dan penceruk mendapatkan keekonomisan
tertentu melalu spesialisasi. Beberapa perusahaan besar bahkan telah
beralih ke pemasaran ceruk. Pemasar ceruk inginmemahami kebutuhan
pelanggan mereka dengan baik sehingga pelangga bersedia membayar
harga tinggi. Ketika efisiensi pemasaran meningkat, ceruk tampak terlalu
kecil bisa menjadi lebih menguntungkan.
3. Pemasaran lokal
Pemasaran sasaran memunculkan program pemasaran yang disesuaikan
khusus untuk kebutuhan dan keinginan kelompok pelanggan lokal di
bidang perdagangan , lingkungan sekitar, bahkan toko perorangan.
Pemasaran lokal mencerminkan tren yang sedang tumbuh, disebut
pemasaran akar rumput. Kegiatan pemasaran berkonsentrasi untuk berada
sedekat mungkin dan secara pribadi serelevan mungkin dengan pelanggan
individu. Orang yang menyukai pemasaran lokal melihat iklan nasional
sebagai sesuatu yang percuma karena terlalu jauh dan gagal
menghantarkan kebutuhan lokal. Orang yang menentang pemasaran lokal
berpendapat bahwa pemasaran lokal meningkatkan biaya manufaktur dan
pemasaran dengan mengurangi skala keekonomisan dan mempesar
masalah logistik. Keseluruhan citra merek bisa larut jika produk dan pesan
di wilayah berbeda juga berlainan.
4. Pemasaran individual
Tingkat segmentasi terkahir mengarah ke “segmen satu,” “pemasaran yang
disesuaikan”, atau “pemasaran satu-satu”. Sekarang pelanggan mulai
mengambil inisiatif yang lenih individual dalam menentukan apa yang
dibeli dan bagaimana caranya. Wind dan Rangaswamy melihat adanya
gerakan menuju “cutomerizing” perusahaan. Customerization
menggabungkan penyesuaian massal yang digerakkan secara operasional
dengan pemasaran yang disesuaikan dalam cara yang memberdayakan
konsumen untuk merancang penawaran produk dan jasa pilihan mereka.
Penyesuaian tentunya tidak berlaku umum untuk semua perusahaan.
Penyesuaian dapat sangat sulit diimpelementasikan untuk produk yang
kompleks seperti mobil. Namun, penyesuaian bekerja dengan baik untuk
beberapa produk.
B. Dasar segmentasi pasar konsumen
1. Segmentasi geografis
Segmentasi geografis memerlukan pembagian pasar menjadi berbagai unit
geografis seperti negara, negara bagian, wilayah, kabupaten, kota, atau
lingkungan sekitar. Perusahaan dapat beroprasi di satu atau beberapa daerah,
atau beroperasi di seluruh daerah, sambil tetap memberikan perhatian pada
variasi lokal. Penghuni dalam satu kluaster cenderung memiliki kehidupan
yang mirip. Berikut ini adalah 4 kluster PRIZM baru.
a. Young digerati
b. Beltway boomer
c. The cosmopolitan
d. Old milltowns
2. Segmen demografis
Dalam segmentasi demografis kita membagi pasar menjadi kelompok
berdasarkan variabel seperti usia, ukuran keluarga, siklus hidup keluarga,jenis
kelamin, penghasilan, pekerjaan, pendidikan, agama, ras, generasi,
kebangsaan, dan kelas sosial. Berikut bagaimana variabel demografis tertentu
digunakan untuk mensegmentasi pasar.
a. Usia dan tahap siklus hidup
Keinginan dan kemampuan konsumen berubah sesuai dengan usia. Merek
pasta gigi menawarkan ketiga lini, anak-anak, dewasa, dan lanjut usia.
Segmentasi usia dapat ditingkatkan lagi. Pampers membagi pasarnya
menjadi prenatal, bayi baru lahir(0-5 bulan), bayi(6-12 bulan), batita(13-23
bulan), dan prasekolah(diatas 24 bulan). Tetapi, usiadan siklus bisa jadi
variabel yang rumit. Dalam beberapa kasus pasar sasaran produk mungkin
berusia muda secara psikologis.
b. Tahap kehidupan
Tahap kehidupan mendefinisikan perhatian utama seseorang, seperti
mengalami perceraian, akan menjalani pernikahan kedua, merawat
orangtua, memutuskan untuk hidup bersama orang lain, memutuskan
membeli rumah baru, dst. Tahap kehidupan ini mempresentasikan peluang
bagi pemasar yang dpat membantu masyarakat mengatasi masalah utama
mereka.
c. Jenis kelamin
Pria dan wanita memiliki sikap dan perilaku berbeda , sebagian
berdasarkan susunan genetik, dan sebagian dari sosialisasi. Media muncul
sebagai untuk mempermudah penargetan jenis kelamin.
d. Generasi
e. Kelas sosial
Kelas sosial berpegaruh kuat terhadap kegiatan-kegiatan perusahaan untuk
merancang produk dan jasa untuk kelas sosial tertentu.
II. Critical Review

VANS adalah produk asal Amerika Serikat yang telah didirikan dari tahun1966.
Awalnya produk ini hanya memilih segmen penjualan kepada pemain skateboard amerika,
seiring bertambahnya tahun, VANS mengepakkan sayapnya hingga penjuru dunia hingga
akhirnya sampai ke Indonesia. Di indonesia sendiri konsumen konsumen produk ini sangat
banyak, yang diiringi dengan masuknya skateboard ke indonesia. VANS sendiri telah
memberikan hak penjualan di indonesia dengan menjalin kerjasama dengan distributor PT.
Gagan Indonesia. Penjualan produk ini dalam segmentasi demografisnya terhadap usia dan
siklus hidup lebih kepada remaja dan dewasa dengan tahap kehidupan yang relatif ingin
memiliki style seperti skaterboarder dan casual. Untuk jenis kelamin yang ditargetkan oleh
VANS adalah laki-laki dan perempuan yang memiliki selera yang hampir sama dari segi
harga yang ditawarkan oleh VANS dapat dikatakan relatif murah bagi pendapatan konsumen
setara UMR D.I Yogyakarta. Untuk usia sekolah menengah mungkin keberatan dengan
harga yang dipatok oleh VANS, sehingga banyak produsen-produsen nakal yang
mendompeng nama besar VANS dengan produk-produk palsu yang bisa dijangkau oleh usia
sekolah menengah di Indonesia. Karena produsen-produsen nakal tersebut distributor resmi
VANS Indonesia mendapat kerugian dan dinyatakan pailit pada bulan Mei lalu. Target
VANS untuk kelas sosial yang dimana akan mempengaruhi perancangan produknya, VANS
memilih untuk memasarkan kepada semua kelas sosial. VANS hadir kembali di Indonesia
pada awal bulan Agustus 2017 setelah mendapat distributor baru, dengan target yang sama
dan dengan harapan dapat menang perang melawan produsen dan distributor yang
mendompeng nama besar VANS.

Anda mungkin juga menyukai