Target Pasar
BY GDIANTI
Sebuah perusahaan tidak dapat berhubungan secara langsung dengan para konsumennya
di berbagai pasar yang luas dan beragam. Tetapi mereka dapat membagi pasar menjadi
kelompok konsumen atau segmen dengan kebutuhan dan keinginan yang berbeda. Untuk
mengembangkan rencana pemasaran terbaik, manajer harus memahami apa yang
membuat setiap segmen unik dan berbeda. Untuk dapat bersaing secara efektif, sekarang
banyak perusahaan menerapkan pemasaran sasaran. Adapun pemasaran sasaran efektif
yang mengharuskan pemasar, sebagai berikut:
3. Pemasaran Lokal
Pemasaran sasaran memunculkan program pemasaran yang disesuaikan khusus untuk
kebutuhan dan keinginan kelompok pelanggan local dibidang perdagangan, lingkungan
sekitar, bahkan toko perorangan. Misalnya, Starbucks, Costco, Trader Joe`s, dan REI.
Selain itu, ada pula pemasaran lokal mencerminkan tren yang sedang tumbuh, disebut
pemasaran akar rumput. Kegiatan pemasaran berkonsentrasi untuk berada sedekat
mungkin dengan pelanggan individu. Contohnya: Nike.
4. Pemasaran Individu
Mengarah ke “segmen satu”, “pemasaran yang disesuaikan (customized) atau pemasaran
satu-satu.” Sekarang pelanggan mulai mengambil inisiatif yang lebih individual dalam
menentukan apa yang dibeli dan bagaimana caranya, yaitu dengan cara masuk ke dalam
internet. Wind and Rangaswamy melihat adanya gerakan menuju “custumerizing”
perusahaan. Customerization menggabungkan penyesuaian massal yang di gerakkan secara
operasional dengan pemasaran yang disesuaikan dengan keinginan konsumen. Perusahaan
menjadi customerized ketika perusahaan itu mampu merespons pelanggan perorangan
dengan penyesuaian produk,jasa dan pesannya sesuai keinginan masing-masing pelanggan.
Penyesuaian tidak berlaku untuk semua perusahaan, misalnya mobil penyesuaian yang
sangat sulit diimplementasikan. Penyesuaian juga dapat meningkatkan biaya barang lebih
besar dari biaya yang dibayarkan oleh pelanggan.
1. Segmentasi Geografis
Segmentasi geografis memerlukan pembagian pasar menjadi berbagai unit geografis seperti
Negara, Negara bagian, wilayah, kabupaten, kota atau lingkungan sekitar. Perusahaan
dapat beroperasi disatu atau beroperasi diseluruh daerah sambil tetap memberikan
perhatian pada variasi lokal. Contoh : penyesuaian hotel menurut lokasi, hotel diwilayah
timur laut lebih berkilau dan kosmopolitan. Banyak perusahaan menggunakan piranti lunak
pemetaan untuk memperlihatkan lokasi geografis mereka kepada pelanggan. Dengan
memetakan wilayah, pengecer dapat melakukan kloning pelanggan, dengan
mengasumsikan calon pelanggan terbaik hidup di daerah yang sebagian besar
pelanggannya tinggal. Claritas Inc. Mengembangkan teknik pengelompokan geografis yang
disebut PRIZM (Potential Rating Index by zip Markets) NE yang menggolongkan lebih dari
setengah juta lingkungan residental AS menjadi 14 kelompok berbeda dan 66 segmen gaya
hidup berbeda yg disebut Kluster PRIZM. Pengelompokan ini mempertimbangkan 39 faktor
dalm 5 kategori luas : (1) pendidian & kekayaan, (2) siklus hidup keluarga, (3) urbanisasi,
(4) ras dan etnis, (5) mobilitas. Penghuni dalam satu Kluster cenderung memiliki kehidupan
yang mirip. Berikut ini adalah empat kluster PRIZM baru.
▪ Young Digerati : para bujangan dan pasangan yang melek teknologi dan hidup di
lingkungan yang nyaman di daerah urban. Ciri : kaya, berpendidikan tinggi,
umumnya memiliki apartemen & kondo yang trend, serta pergi ke club
kebugaran, butik pakaian, restoran kausal, dan semua jenis bar.
▪ Beltway Boomers : berpendidikan perguruan tinggi, kelas menengah atas, dan
memiliki rumah. Banyak orang dari sekelompok mereka terlambat menikah,
namun membesarkan anak-anak dipinggiran kota, dan mengejar gaya hidup
yang berpusat pada anak-anak.
▪ The Cosmopolitans : para imigran dan pewaris latar belakang multibudaya di
lingkungan multiras, dan multibahasa ini menunjukkan tipe impian Amerika.
Mereka memiliki keluarga besar, tidak biasa untuk kelompok sosial mereka.
▪ Old Milltown : mayoritas penduduk sudah pension dan hidup sendiri maupun
berpasangan, hidup dengan penghasilan dibawah standar, untuk bersenang-
senang mereka suka berkebun.
Pemasar dapat menggunakan PRIZM untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti:
wilayah geografis, saluran distribusi dan media promosi, dan pengelompokkan kluster
geografis. Salah satu contoh yang mengunakan segmentasi PRIZM adalah Ace Hardware
untuk membantu keputusan disejumlah wilayah: pengeposan/surat langsung, iklan,
kemitraan, pemilihan lokasi, konsep baru, dan pemasaran toko lokal. Pemasaran ke segmen
mikro sudah dapat dilakukan oleh organisasi kecil seiring turunnya biaya database,
maraknya komputer, semakin mudah piranti lunak digunakan dan tumbuhnya internet.
2. Segmentasi Demografis
Segmentasi demografis membagi pasar menjadi kelompok-kelompok berdasarkan variabel
seperti : usia, ukuran keluarga, siklus hidup keluarga, jenis kelamin, penghasilan,
pekerjaan, pendidikan, agama, ras, generasi, kebangsaan, dan kelas sosial. Alasan variabel
demografis sangat populer bagi pemasar karena variabel ini sangat berhubungan erat
dengan kebutuhan dan keinginan konsumen serta mudah diukur.
Dibawah ini adalah bagaimana variabel demografis tertentu digunakan utuk mensegmentasi
pasar :
▪ Usia dan tahap siklus hidup : keinginan dan kemampuan konsumen berubah
sesuai dengan usia. Contoh : pampers membagi pasarnya menjadi prenatal,
yaitu bayi baru lahir (0-5 bulan), bayi (6-12 bulan), batita (13-23 bulan), dan
prasekolah (24 bulan ke atas).
▪ Tahap kehidupan : orang yang berada di bagian siklus hidup yang sama mungkin
mempunyai tahap kehidupan yg berbeda. Tahap kehidupan mendefinisikan
perhatian utama seseorang, seperti mengalami perceraian dan menjalani
pernikahan. Tahap kehidupan ini mempresentasikan peluang bagi pemasar yang
dapat membantu masyarakat mengatasi masalah utama mereka. Contoh :
industri pernikahan menarik pemasar dari sejumlah besar produk dan jasa.
▪ Jenis kelamin ; pria dan wanita mempunyai sikap dan prilaku yang berbeda,
sebagian berdasarkan susunan genetik dan sebagian karena sosialisasi. Sebuah
studi riset yang mempelajari bagaimana cara pria dan wanita berbelanja
menemukan bahwa pria harus diundang untuk menyentuh produk sedangkan
wanita lebih mengambil produk tanpa di dorong. Contoh : salah satu perusahaan
tidak hanya mengiklankan produk sebagai produk maskulin/feminine yang sering
digunakan oleh wanita. Sekarang hipersegmentasi juga terjadi dalam segmen
perawatan tubuh pria dan wanita.
▪ Pendapatan : segmentasi pendapatan merupakan praktik lama dalam kategori
seperti otomotif, pakaian, kosmetik, layanan keuangan dan perjalanan. Banyak
pemasar sengaja mengincar kelompok berpendapatan rendah, dalam beberapa
kasus menemukan tekanan kompetitif yang lebih sedikit atau loyalitas konsumen
yang lebih besar. Contoh : General Motors terjebak di tengah, antara mobil impor
Jerman yang sangat canggih di pasar mobil mewah dan model mobil Jepang dan
Korea yang bernilai tinggi di kelas ekonomi, dan melihat pangsa pasarnya terus
menurun.
▪ Generasi : setiap generasi sangat dipengaruhi oleh saat-saat pertumbuhan
mereka, seperti musik, film, politik, dan mendefinisikan kejadian pada periode
tersebut. Para ahli demografi, kelompok generasional ini disebut kohort
(kelompok). Walaupun ada perbedaan antara mereka, kelompok-kelompok
generasi yang berbeda juga saling dipengaruhi.
▪ Kelas sosial : berpengaruh kuat terhadap preferensi mobil, pakaian,
perlengkapan rumah, kebiasaan membaca dan pengecer serta banyak
perusahaan merancang produk dan jasa untuk kelas sosial tertentu. Selera kelas
sosial berubah setiap tahunnya. Pada tahun 1990-an adalah tahun kerakusan dan
sikap suka pamer bagi kalangan atas.
3. Segmentasi Psikografis
Psikografi adalah ilmu untuk menggunakan psikologi dan demografi guna lebih memahami
konsumen. Di dalam segmentasi psikografis, pembeli dibagi menjadi berbagai kelompok
berdasarkan sifat psikologis/kepribadian, gaya hidup, atau nilai. Salah satu sistem
klasifikasi yang terkenal secara komersial berdasarkan pengukuran psikografis adalah
kerangka kerja SRI Consulting Business Intelligence’s (SRIC-BI) VALS. Adapun dimensi
utama kerangka kerja segmentasi dari VALS adalah motivasi konsumen (dimensi horisontal)
dan sumber daya konsumen (dimensi vertikal). Konsumen terinspirasi oleh satu dari tiga
motivasi utama, yaitu : (1) idealisme dituntun oleh pengetahuan dan prinsip, (2)
pencapaian yang menunjukkan keberhasilan, (3) ekspresi diri yang menginginkan kegiatan
social atau fisik, keragaman, dan risiko. Kunci dalam menentukan sumber daya perorangan
adalah sifat kepribadian seperti energy, kepercayaan diri, intelektualisme, mencari sesuatu
yang baru, keinovatifan, kepemimpinan, dan arogansi. Tingkat sumber daya yang berbeda
meningkatkan atau membatasi ekspresi seseorang atas motivasi utamanya.
Terdapat 4 kelompok dengan sumber daya yang lebih tinggi dan sumber daya rendah,
sebagai berikut:
1. Penganut – Orang-orang
1. Penemu – Orang-orang konservatif, konvensional dan
yang berhasil, canggih, aktif, tradisional dengan keyakinan
“memegang kendali” dengan konkret. Lebih menyukai merk
harga diri yang tinggi. AS dan merk terkenal.
4. Segmentasi Perilaku
Pemasar membagi pembeli menjadi beberapa kelompok berdasarkan pengetahuan, sikap,
penggunaan, atau respon terhadap sebuah produk.
▪ Sikap — Lima sikap tentang produk adalah : antusias positif, apatis, negatif, dan
agresif. Menggabungkan basis perilaku yang berbeda dapat membantu
memberikan pandangan yang lebih komprehensif dan kohesif tentang pasar dan
segmennya.
▪ Model Konversi — Model konversi mengukur kekuatan dari komitmen psikologis
konsumen terhadap merek dan keterbukaan mereka terhadap perubahan.
Model ini mengklasifikasikan pengguna dan non pengguna merek menjadi empat kelompok
dari rendah sampai tinggi, sebagai berikut:
Disini pemasar akan berusaha menentukan nilai inti dan keyakinan yang berhubungan
dengan keputusan pembelian. Fokus pada hubungan konsumen dan keterlibatan dengan
produk dan kategori sering dapat diungkapkan sebagai dimana dan bagaimana perusahaan
harus memasarkan kepada konsumen.
Setelah mengevaluasi berbagai segmen, ada lima pola pemilihan pasar sasaran yang dapat
dipertimbangkan oleh perusahaan , yaitu:
2. Spesialiasi Selektif
Perusahaan memilih sejumlah segmen secara objektif menarik dan tepat. Yang mana
masing-maing segmen menjanjikan sebagai penghasil uang. Strategi multisegmen
mempunyai kelebihan yaitu mendiversifikasikan risiko perusahaan. Misalnya, ketika Procter
dan Gamble meluncurkan Crest Whitestrips, segmen awalnya meliputi: wanita yang baru
bertunangan dan calon pengantin, termasuk pria gay.
3. Spesialisasi Produk
Perusahaan membuat produk tertentu kemudian dijual ke beberapa segmen pasar.
Misalnya, Pembuat mikroskop yang menjual produknya ke universitas, pemerintah, dan
laboratorium komersial. Risiko buruk yang dapat diterima bahwa produk dapat digantikan
oleh teknologi yang seluruhnya baru.
4. Spesialisasi Pasar
Perusahaan berkonsentrasi untuk melayani berbagai kebutuhan dari satu kelompok
pelanggan tertentu. Misalnya, perusahaan dapat menjual satu koleksi produk hanya ke
laboratorium universitas. Risiko buruknya bahwa kelompok pelanggan biasa mengalami
pemotongan anggaran atau penyusutan ukuran.
1. Pertimbangan Tambahan
Terdapat dua pertimbangan tambahan dalam mengevaluasi dan memilih segmen, yaitu :
Sayangnya, terlalu banyak perusahaan yang gagal mengembangkan rencana invasi jangka
panjang kecuali PepsiCo. Misalnya, Toyota memulai dengan meluncurkan mobil kecil
(Tercel, Corolla), lalu berekspansi ke mobil menengah (Camry, Avalon), dan akhirnya ke
mobil mewah (Lexus). Rencana invasi perusahaan dapat terbentur ketika menghadapi pasar
yang tertutup. Oleh karena itu, penyerang harus menemukan cara untuk masuk, yang
memerlukan pendekatan megapemasaran. Megapemasaran (megamarketing) adalah
koordinasi strategis dari keahlian ekonomi , psikologi, politik, dan hubungan masyarakat,
untuk mendapatkan kerjasama sejumlah pihak untuk memasuki atau beroperasi di pasar
tertentu. Misalnya, pepsi.
Tidak semua usaha yang membidik anak-anak, minoritas, atau segmen khusus lainnya yang
menuai kritik. Misalnya, Pasta gigi Colgate Junior dari Colgate –Palmolive mempunyai fitur
khusus yang dirancang untuk membuat anak-anak menyikat gigi lebih lama dan lebih
sering. Maka masalahnya bukan siapa yang dibidik, tetapi bagaimana dan untuk apa.
Pemasaran yang bertanggung jawab secara sosial memerlukan penentuan sasaran yang
tidak hanya melayani kepentingan perusahaan, tetapi juga kepentingan mereka yang
menjadi target.