Anda di halaman 1dari 278

BAB I

PENDAHULUAN

Manusia diberi anugerah kelebihan yang luar biasa oleh Allah Yang
Maha Kuasa berupa akal pikiran yang membedakannya dengan makhluk
hidup lain ciptaanNya. Dengan akal pikirannya itu manusia menjadi insan
kamil yang selalu ingin tahu dan mengembangkan rasa ingin tahunya dengan
lebih mendalam tentang sesuatu dan memiliki keinginan untuk memperoleh
ilmu pengetahuan sesuai tuntutan kebutuhan dan keinginannya
Dalam usaha memenuhi kebutuhan dan keinginannya manusia
senantiasa berhadapan dengan berbagai masalah dan dengan akal pikirannya
manusia berupaya untuk mendapatkan solusinya. Sebagai makhluk sosial,
manusia memiliki rasa ingin tahu tentang sesuatu yang belum diketahuinya
untuk memuaskan rasa keingintahuannya tentang berbagai fenomena (gejala)
dalam lingkungan kehidupannya. Manakala seseorang ingin mewujudkan
rasa ingin tahunya, maka dia harus melibatkan diri dalam proses berpikir
dengan menggunakan indra dan alat bantu yang dimilikinya.
Ideal dan tentunya kita menyadari bahwa sebagai makhluk sosial,
pada diri manusia itu terdapat berbagai keterbatasan untuk mengetahui
sesuatu. Untuk itu seseorang harus senantiasa belajar, membaca, melakukan
kajian dan menyelenggarakan penelitian (identik dengan seruan IQRAK)
untuk mendapatkan dan menambah pengetahuannya untuk lebih cerdas
dalam menyikapi hidup, mengarungi lautan kehidupan dan meraih
kesejahteraannya.
Kesejahteraan hidup manusia antara lain didapati atau dapat ditempuh
dengan berusaha mencari rezeki dalam berbagai lapangan usaha. Bisnis
adalah sumber rezeki atau lapangan usaha yang paling luas bagi umat
manusia. Sebagian besar dari rezeki atau pendapatan umat manusia itu
berasal dari usaha perdagangan atau bisnis pada umumnya. Usaha bisnis
METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN |1
dipengaruhi oleh berbagai lingkungan, baik yang dapat dikendalikan maupun
yang tidak dapat dikendalikan. Bisnis tidak luput dari persaingan dan untuk
itu menghendaki daya saing yang semakin baik.
Bisnis yang beroperasi, tumbuh dan berkembang pada era yang
semakin kompetitif, membutuhkan kecekatan dan kearifan (soft skill)
pengambil keputusan dalam memanajemeni tantangan dan masalah-
masalahnya yang disadari cenderung semakin komplek. Pengambil keputusan
bisnis dan manajerial senantiasa dituntut untuk dapat mempelajari dan
memahami dinamika peluang dari perubahan lingkungan yang
mempengaruhi bisnis yang digelutinya seperti lingkungan ekonomi, hukum
(legal), politik, teknologi, alam dan lanskip kompetitif yang secara langsung
dan tidak langsung berdampak pada operasi dan kelangsungan organisasi
(bisnis dan juga non bisnis).
Untuk dapat melangsungkan dan mengembangkan organisasi dan
usaha bisnis dalam lingkungan yang dinamis itu, pelaku dan perencana dalam
organisasi bisnis harus mendapatkan dan memiliki informasi yang akurat,
berkualitas dan memadai. Informasi bagi kepentingan setiap pengambilan
keputusan hanya dapat diperoleh melalui kegiatan penelitian.
Kegiatan penelitian yang dilakukan seseorang (peneliti) sudah barang
tentu mengandung sejumlah hajat atau tujuan penelitian. Tidak dapat
dipungkiri bahwa apapun tujuan dari suatu penelitian, ternyata penelitian itu
diawali oleh suatu proses berpikir yang dimiliki oleh setiap manusia normal
(insan kamil). Proses berpikir pada setiap orang, termasuk mereka yang
berkecimpung dalam dunia bisnis dan manajemen timbul karena beberapa
hal, antara lain adalah:
 Adanya kesulitan dan kendala dalam mengelola bisnis (sumber daya
organisasi) secara efektif dan menguntungkan secara berkelanjutan
(survival)

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN | 2


 Rasa sulit dalam mengelola organisasi bisnis tersebut dapat
didefinisikan dalam bentuk permasalahan manajemen dan bisnis pada
umumnya yang dihadapi organisasi (perusahaan).
 Tersedianya kemungkinan cara pemecahan masalah manajemen dan
bisnis, dan jawaban sementara yang masih harus diuji kebenarannya
(hipotesis)
 Ide-ide pemecahan dari suatu masalah lebih lanjut dapat diuraikan
secara rasional melalui pembentukan implikasi dengan cara
mengumpulkan bukti-bukti empiris (data lapangan)
 Menguatkan pembuktian ide-ide dan mengumpulkan data berdasarkan
pada keterangan-keterangan atau percobaan-percobaan yang dapat
dilakukan oleh peneliti.
Buku sederhana ini disampaikan kehadapan pembaca, terutama
kepada calon peneliti dan peneliti pemula dengan harapan kiranya dapat
menjadi bahan renungan untuk mengingat kembali dan memahami
metodologi penelitian selaras dengan arahan literatur ilmiah (scientific
literature) sebagai arena yang menantang, sekaligus menarik dan juga
independen dari ilmu bisnis dan manajemen yang kini dirasakan semakin
penting untuk dipahami.
Buku singkat ini akan mencoba untuk mengemukakan subjek
metodologi penelitian yang menjadi sifat dari bodi dan ruh pengetahuan
sebagai suatu pemahaman yang lebih mendalam guna mendukung
keberhasilan organisasi terutama organisasi bisnis atau organisasi lainnya
yang dianggap tepat menggunakan konsep bisnis dan manajemen bagi
pengembangannya. Penulis menyadari bahwa karya tulis ini belum
komprehensif, namun kehadiran buku ini paling tidak ditujukan untuk
berbagi pengalaman dengan pembaca dalam hal pengetahuan teoritikal yang
dibutuhkan untuk memahami situasi nyata (real facts) dalam dunia bisnis,

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN | 3


manajemen, sektor publik dan juga organisasi non profit (non profit
organization). Paling tidak buku ini dapat menjadi salah satu stimulan awal
bagi pembaca terutama peneliti pemula untuk lebih berkenan dan tertarik
untuk menempa dan mendorong seseorang atau peneliti untuk lebih berminat
lagi dalam menggeluti penelitian, khususnya penelitian bisnis dan
manajemen yang kini menjadi suatu karir yang menjanjikan.
Memahami Terminologi Penelitian dan Metode Ilmiah
Masih banyak orang hingga kini terkecoh dengan istilah penelitian
atau riset yang sering digunakan orang disekitarnya. Kata penelitian dalam
pemahaman awam dan banyak orang seakan begitu sederhana dan
penggunaan istilahnya pun sudah begitu membumi, namun tidak semua orang
itu mendapatkan pengertiannya secara benar dan utuh. Penelitian memang
merupakan suatu kata yang mudah untuk diucapkan, namun belum tentu
semudah diucapkan untuk dilaksanakannya terutama penelitian yang
bernuansa akademik yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Untuk tidak keliru memahami tentang penelitian, tepat kiranya diajukan
beberapa pertanyaan untuk kita diskusikan.
Apa itu Penelitian atau Research? Adalah suatu pertanyaan awal dan
mendasar yang akan dijawab pada bahagian ini. Untuk itu sudah barang tentu
kita perlu melakukan studi literatur atau kajian kepustakaan tentang segala
sesuatu yang menyangkut dengan definisi, makna atau batasan tentang
penelitian itu. Penelitian mempunyai dimensi pemahaman yang cukup luas.
Banyak definisi tentang penelitian (riset= research) yang dapat diperoleh dari
berbagai literatur dan disampai oleh para ahli. Dalam bahasa Inggris
penelitian diistilah dengan Research yang terdiri dari suku kata re yang
berarti kembali dan suku kata search yang berarti pencarian. Dalam bahasa
Indonesia, Research itu secara singkat dapat berarti pencarian kembali yang
dalam operasionalnya dapat dan perlu dijabarkan lebih lanjut.

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN | 4


Untuk memahami apa makna penelitian, kita perlu mengetahui
terlebih dahulu apa saja dari suatu kegiatan yang dapat atau tidak dapat
dikatagorikan sebagai kegiatan penelitian dan apa karakteristik dari suatu
kegiatan yang termasuk dalam kegiatan penelitian. Disamping itu perlu juga
dimaklumi apa saja tidak termasuk dalam penelitian.
Banyak orang menyangka dan menanggap bahwa apa yang dikerjakannya
adalah penelitian, pada hal kriteria penelitian dari apa yang dikerjakan itu
belum dapat dipenuhinya. Untuk tidak mengaburkan dan menyesatkan,
kiranya dalam tulisan ini perlu disampaikan mana saja pekerjaan penelitian
dan mana pula kegiatan yang dilakukan seseorang itu tidak dapat
digolongkan dalam penelitian:
 Penelitian bukan hanya mengumpulkan data dan informasi tentang
sesuatu atau beberapa hal saja secara sederhana. Suatu kegiatan
dengan hanya mengumpulkan data dan informasi lebih tepat disebut
dengan pencarian data dan informasi (Data and information
discovery)
 Penelitian itu bukan hanya memindahkan fakta dari satu lokasi
penelitian ke lokasi penelitian lainnya, dengan mengabaikan hal-hal
substantif dari penelitian itu sendiri seperti: intepretasi data yang
sangat bermakna bagi pengambilan keputusan atau informasi bagi
pemecahan masalah yang dihadapi organisasi. Meneliti variabel dan
metode penelitian yang persis sama pada lokasi yang berbeda
sehingga merupakan replikasi dari hasil penelitian orang lain
bukanlah suatu tindakan penelitian yang benar. Usaha yang demikian
belumlah dikatogorikan dengan penelitian yang baik dan diharapkan.
Namun demikian untuk beberapa kasus penelitian bisnis dan
manajemen replikasi seperti itu dapat saja dipertimbangkan untuk
kepentingan penyelesaian masalah yang mungkin saja mempunyai

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN | 5


fenomena yang sama antara satu organisasi (perusahaan) dengan
organisasi (perusahaan) lainnya. Dengan sifatnya mengoleksi data,
informasi yang dihimpun dari berbagai sumber yang kemudian
disusun menjadi sebuah laporan (tulisan) tanpa intepretasi data yang
memadai, maka kegiatan yang menghasilkan laporan tersebut belum
juga tepat dimasukkan kedalam suatu penelitian.
 Penelitian pada prinsipnya bukanlah sesuatu yang hanya mencari
informasi tertentu secara asal-asalan atau sembarangan. Suatu
kegiatan untuk mendapatkan informasi dimana suatu barang dijual,
pada harga berapa, siapa perantaranya sesuai informasi media dan
apakah juga dijual ditempat lain dengan harga yang sama atau
berbeda belum dapat dimasukkan dalam kegiatan penelitian.
 Penelitian bukan hanya sekedar penggunaan istilah penelitian atau
riset belaka yang hanya ditujukan untuk menarik perhatian pasar atau
masyarakat sasaran. Dalam kehidupan nyata, kita dapat melihat
beberapa promosi khususnya iklan produk perusahaan sering
menggunakan kata “penelitian atau riset” hanya untuk mengecohkan,
menarik perhatian dan meyakinkan konsumen seakan-akan produk
mereka tergolong dalam produk yang teruji mutunya melalui kegiatan
penelitian yang mereka lakukan.
Untuk lebih dapat mamahami pengertian (terminology) yang lebih
baik dari kata penelitian, maka dipandang perlu untuk mengikuti beberapa
definisi yang disampaikan oleh para ahli antara lain adalah:

1. L.R. Gay, 1992) mendefinisikan Penelitian adalah penyelidikan yang


sistematis untuk menemukan jawaban atas masalah. Penelitian dapat
digambarkan sebagai upaya yang sistematis dan terorganisasi untuk
menyelidiki masalah spesifik yang memerlukan solusi. Ini adalah

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN | 6


serangkaian langkah-langkah dirancang dan diikuti, dengan tujuan
menemukan jawaban terhadap isu-isu yang perhatian kepada kita
dalam lingkungan kerja.
2. Cooper dan Emory (1996), mengartikan penelitian sebagai suatu
proses penyelidikan secara sistematis yang ditujukan pada penyediaan
informasi untuk menyelesaikan masalah-masalah.
3. Davis (1996) mengartikan penelitian ilmiah sebagai investigasi
sistematis, terkontrol, emperikal dan kritikal dari proposisi hipotetikal
tentang phenomena yang saling berhubungan
4. Widayat, et al (2002), mendefinisikan penelitian sebagai suatu proses,
dimana peneliti ingin memeriksa dan menguji keberadaan suatu
fenomena dan masalah sebagai sumber informasi dalam mengambil
suatu keputusan.
5. Nazir (2006) dengan merujuk kepada Dewey (1936) memberikan
batasan penelitian dengan transformasi yang terkendalikan atau
terarah dari situasi yang dikenal dalam kenyataan-kenyataan yang ada
padanya dan hubungannya seperti mengubah unsur dari situasi
orisinal menjadi suatu keseluruhan yang bersatu padu.
6. Notohadiprawiro (2010) mengartikan penelitian sebagai suatu
kegiatan mengkaji (study) secara teliti dan teratur dalam suatu bidang
ilmu menurut kaedah tertentu. Dalam hal ini mengkaji memiliki
makna sebagai usaha memperoleh atau menambah pengetahuan.
Dengan meneliti kita akan dapat memperkaya dan meningkatkan
kepahaman tentang sesuatu.
Penelitian sering dikaitkan dengan upaya mendapatkan solusi atau
mencari cara untuk menyelesaikan masalah tertentu yang dihadapi sesorang
atau suatu organisasi.Terkait dengan itu penelitian dapat diartikan sebagai

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN | 7


proses penemuan solusi secara sistematis, logis dan objektif terhadap suatu
masalah spesifik berdasarkan data yang dikumpulkan untuk itu.

Penelitian Bisnis dan Manajemen


(Business and Management Research)

Penelitian bisnis dan manajemen adalah penelitian yang diarahkan


untuk memperoleh informasi bisnis dan manajemen dengan menggunakan
metode atau kriteria penelitian ilmiah. Dalam kaitannya dengan upaya
memperoleh informasi berdasarkan metode dan kriteria ilmiah untuk
pengambilan keputusan bisnis dan manajemen kita mengenal penelitian
bisnis dan manajemen. Penelitian Bisnis dan manajemen (Business and
Management Research) pada umumnya dilakukan dengan tujuan untuk
mengoptimalkan berbagai fungsi bisnis dan manajemen dalam rangka
mencapai tujuan yang dikehendaki.
Dalam kaitannya dengan upaya meningkatkan optimalitas fungsi-
fungsi bisnis dan manajemen untuk mendukung pencapaian tujuan bisnis dan
manajemen yang ditetapkan itu sudah barang tentu diperlukan informasi
bisnis dan manajemen yang berkualitas dan memadai secara tepat waktu
(fimely). Untuk itu setiap pengambil keputusan dalam organisasi bisnis
memerlukan kontribusi penelitian bisnis dan manajemen (business and
management research). Dewasa ini mudah diperoleh berbagai penelitian
dalam bidang bisnis yang dikenal dengan penelitian bisinis. Davis (1996)
mendefiniskan penelitian bisnis (business research) sebagai investigasi yang
sistematis, terkendali, emperikal, dan kritis terhadap fenomena yang
penting/menarik untuk pengambil keputusan manajerial. Tidak jauh berbeda
dengan Davis (1996), Zikmund (2002) mengartikan Penelitian bisnis
sebagai suatu proses yang sistematis dan objektif dalam pengumpulan
dan penganalisaan data untuk tujuan pembuatan keputusan-keputusan

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN | 8


bisnis (Business research as the systematic and objective process of
gathering. Recording and analyzing data for aid in making business
decisions).
Merujuk kepada beberapa definisi diatas, penelitian bisnis dan
manajemen harus dilakukan oleh setiap peneliti melalui suatu proses
penelitian yang sistematis dan objektif dalam mengumpulkan data,
melakukan pencatatan dan penganalisaan data untuk kepentingan pembuatan
keputusan-keputusan bisnis dan manajerial. Untuk maksud tersebut peneliti
sepatutnya berusaha untuk memperoleh sejumlah fakta (menemukan,
mengembangkan, dan menguji kebenaran) dengan cara mengumpulkan dan
menganalisis data (informasi) yang dilakukan dengan teliti, jelas, sistematis,
dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Namun demikian harus
disadari oleh peneliti bahwa dalam proses menemukan, mengembangkan, dan
menguji kebenaran suatu pengetahuan melalui metode ilmiah idealnya
peneliti yakin bahwa proses tersebut belumlah bersifat final atau dianggap
rampung, karena masih perlu disempurnakan lagi pada lain waktu atau
selama proses penelitian berlangsung.

Metode Penelitian
Penyelenggaraan peneliti harus efisien dan efektif untuk mendapatkan
hasil penelitian yang diharapkan, efisien dan efektif dibutuhkan penggunaan
metode yang tepat dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Setiap
penelitian yang dilakukan idealnya menggunakan metode penelitian.
Metode pada dasarnya adalah sistem atau cara bagaimana kita dapat
berbuat sesuatu. Metode itu dapat merupakan suatu kerangka berpikir untuk
menyelenggarakan suatu tindakan yang dibutuhkan. Dalam kerangka yang
lebih luas, Metode dapat merupakan suatu kerangka berpikir untuk menyusun
gagasan secara beraturan, terarah dan mempunyai relevansinya dengan

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN | 9


maksud dan tujuan tertentu. Sebuah sistem kerja dapat disebut sebagai suatu
metode bilamana terpenuhinya unsur-unsur tertentu. Unsur-unsur dari metode
tersebut meliputi: wawasan intelektual, konsep, cara pendekatan (approach)
persoalan (masalah), dan rekayasa database. Dengan demikian metode
penelitian adalah metode yang digunakan untuk melakukan penelitian.
Untuk melakukan sesuatu dengan menggunakan metode penelitian
membutuhkan ilmu atau pengetahuan. Ilmu dan pengetahuan itu harus
dipelajari, Ilmu atau pengetahuan yang mengajarkan tentang berbagai
metode-metode penelitian disebut dengan metodologi penelitian.
Metodologi penelitian merupakan pengetahuan yang mengkaji
ketentuan mengenai metode-metode yang digunakan dalam penelitian.
Metodologi penelitian pada dasarnya adalah cara-cara (metode) ilmiah yang
digunakan untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.
Cara (metode) ilmiah adalah rangkaian kegiatan yang berlandaskan pada
metode keilmuan. Yang dimaksud dengan metode keilmuan adalah metode
yang menggunakan gabungan pendekatan rasional dan pendekatan empiris.
Dengan pendekatan rasional dapat memberikan kerangka berpikir yang
koheren dan logis, sedangkan dengan pendekatan empiris dapat memberikan
kepada kita kerangka pengujian untuk memastikan suatu kebenaran.
Setiap penelitian ilmiah menggunakan metode ilmiah, dengan metode
ilmiah, peneliti dituntut untuk menerapkan prinsip-prinsip logis terhadap
penemuan, pengesahan dan penjelasan tentang suatu kebenaran ilmiah. Suatu
penelitian dikatakan memenuhi kriteria metode ilmiah, bilamana penelitian
tersebut memenuhi beberapa kriteria berikut:
1. Berdasarkan fakta nyata (real fact). Penelitian harus itu mengikuti metode
ilmiah dan bukan perkiraan, imajinasi, mitos atau legenda yang
berkembang ditengah-tengah masyarakat.
2. Bebas dari berbagai prasangka (tidak subyektif)

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN | 10


3. Menggunakan prinsip-prinsip analisis (kausalitas dan pemecahan masalah
berdasarkan analisis yang logis)
4. Menggunakan hipotesis yang berperan sebagai pemandu bagi jalan pikiran
dalam pencapaian tujuan penelitian kecuali penelitian deskriptif yang tidak
mewajibkan pengaruh hipotesis.
5. Menggunakan ukuran-ukuran yang obyektif (bukan berdasarkan subjektif
atau menggunakan perasaan yang belum tentu dapat dipertanggung
jawabkan )
6. Menggunakan teknik kuantifikasi (nominal, ranking, rating)
Tidak semua penelitian yang dilakukan oleh seseorang itu dapat disebut atau
dikatagorikan kedalam penelitian ilmiah. Suatu penelitian dapat dikatakan
sebagai penelitian ilmiah, bilamana kegiatan penelitian yang dilakukan itu
didasarkan pada ciri-ciri keilmuan atau terpenuhinya karakteristik metode
ilmiah. Secara umum metode ilmiah itu dapat memenuhi unsur kritis dan
analitis, logis, objektif, konseptual, rasional dan teoritis, bersifat empiris dan
sistematis.
Kritis dan analitis mempunyai arti bahwa metode yang digunakan
menunjukkan adanya proses yang tepat untuk mengidentifikasi masalah dan
menentukan metode untuk pemecahan masalah yang dihadapi. Kuncoro
(2010) dengan kritis dan analisis akan mendorong suatu kepastian dan proses
penyelidikan untuk mengidentifikasikan masalah dan metode untuk
mendapatkan solusinya.
Logis artinya suatu penelitian dapat memberikan atau merujuk pada
argumentasi / alasan Ilmiah dan penarikan kesimpulannya dilakukan secara
rasional berdasarkan kepada atau diturunkan dari bukti-bukti yang tersedia.
Obyektif. Dalam hal ini berarti bahwa hasil penelitian itu dapat diteladani
atau menjadi rujukan oleh para ilmuan lain dalam studi atau penelitian yang
sama dengan kondisi yang sama pula.

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN | 11


Konseptual dan teoritis, yakni proses penelitian dijalankan sesuai dengan
pengembangan konsep dan teori agar hasil yang dicapai dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Menurut Koncoro (2010) ilmu
pengetahuan mengandung arti pengembangan struktur konsep dan teoritis
untuk menuntun dan mengarahkan upaya penelitian
Rasional, Suatu kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara-cara yang
masuk akal dan terjangkau oleh penalaran manusia itu sendiri.
Empiris, Penelitian itu bersandar pada realitas (Kuncoro, 2010) dan cara-cara
yang digunakan peneliti dalam kegiatan penelitiannya dapat juga diamati
oleh indera manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui
cara-cara yang digunakan.
Sistematis, proses yang digunakan dalam suatu penelitian menggunakan dan
melalui langkah-langkah tertentu yang bersifat logis. Kuncoro (2010) dengan
lebih tegas lagi menyatakan bahwa suatu penelitian itu harus memiliki
karakteristik prosedur yang cermat dan mengikuti aturan tertentu yang baku.
Penelitian ilmiah menuntut penelitinya untuk memperhatikan dan
menggunakan sejumlah elemen penelitian penting. Suatu penelitian dianggap
mengikuti metode Ilmiah bilamana penelitian yang dilakukan seorang
peneliti itu dapat memenuhi beberapa elemen berikut:
 Menggunakan Pendekatan Empirikal
 Observasi
 Pertanyaan-pertanyaan
 Hipotesis
 Eksperimen
 Analisis
 Konklusi (Kesimpulan)
 Replikasi

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN | 12


Penelitian menuntut pelaksana atau peneliti untuk melakukan penelitiannya
secara sistematis atau merujuk pada suatu sistematika yang diatur dalam
penelitian ilmiah. Dalam kaitannya dengan sistematika penelitian, maka suatu
penelitian itu pada dasarnya dapat digambarkan sebagai suatu sistem yang
memiliki tiga sub sistem, yakni : sub sistem input, sub sistem proses, dan sub
sistem output (hasil) yang secara sederhana keterkaitan antara sub sistem
tersebut dapat digambarkan sebagai berikut.

Gambar 1.1
Subsistem yang saling berkaitan dalam sistem penelitian

Sub Sistem Sub Sistem


Proses Output
Sub Sistem Input >Sistematis >Pengungkapan
>Data Kuantitatif kenyataan baru
>Terstruktur
>Data Kualitatif > Pengembangan
>Koheren
>Landasan teori prinsip lama untuk
>Pelaksanaan permasalahan baru
metode yang > Penemuan dan
tepat pengembangan
prinsip-prinsip baru
>Penguasaan Iptek

Dari gambar diatas dapat diamati bahwa dalam rangkaian penelitian


ilmiah itu diawali oleh subsistem input. Dalam subsistem ini aspek yang
harus diperhatikan dan dipenuhi para peneliti adalah tersedianya data, baik
data kuantitatif maupun data kualitatif, dan adanya dukungan (landasan) teori
yang dapat dan akan digunakan untuk merumuskan hipotesis dan membahas
masalah penelitian tertentu sesuai dengan tujuan penelitian yang ingin
dicapainya.

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN | 13


Pada sub sistem kedua atau subsistem proses, peneliti dalam hal ini harus
memperhatikan bahwa penyelenggaraan penelitian harus diarahkan untuk
dapat memenuhi syarat penelitian yang sistematis, terstruktur, koheren dan
menggunakan metode penelitian yang tepat. Suatu penelitian dengan input
yang baik dalam arti tersedianya data yang mencukupi dan didukung oleh
teori yang memadai, namun bilamana tanpa proses penelitian yang baik
lazimnya penelitian yang dilakukan tidak akan menghasilkan output
penelitian yang baik sebagaimana yang diharapkan.
Keluaran (output) sebagai subsistem terakhir dari prosesi suatu
penelitian menghendaki bahwa penelitian itu dapat mengungkapkan
kenyataan baru, pengembangan prinsip lama untuk permasalahan baru,
penemuan dan pengembangan prinsip-prinsip baru atau penguasaan ilmu dan
teknologi.
Berpijak pada definisi penelitian bisnis dan manajemen yang
dikemukakan diatas, maka komponen sistematis dan objektifitas merupakan
dua hal penting yang perlu dibedakan dalam penyelenggaraan penelitian
bisnis dan manajemen. Kedua hal tersebut merupakan peralatan dan
persyaratan penting bagi para pelaku bisnis (manajer) dan pengambil
keputusan baik dalam suatu korporasi, maupun organisasi non korporasi.
Sebagai bagian dari fungsi pokok suatu bisnis, perumusan kebijakan bisnis
dan manajemen sangat membutuhkan informasi penelitian bisnis dan
manajemen yang dilakukan secara terprogram.
Penelitian bisnis dan manajemen dapat dibagi menurut fungsi atau
azas bisnisnya dalam suatu organisasi. Fungsi bisnis dan manajemen yang
membutuhkan penelitian itu meliputi bidang Produksi (Operasional),
Pemasaran, Sumber Daya Manusia dan Keuangan. Fungsi bisinis dan
manajemen lainnya berangkat dari fungsi-fungsi bisnis itu, maka penelitian
bisnis dan manajemen dapat diklasifikasikan kedalam penelitian produksi

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN | 14


(operasional), penelitian pemasaran, penelitian sumber daya manusia dan
penelitian keuangan (financial research).
Sebagaimana halnya penelitian bidang ilmu lainnya, Penelitian bisnis
dan manejemen memiliki dimensi metode ilmiah yang meliputi : Teori,
pemikiran deduktif, pemikiran induktif, empiris, hipotesis, proposisi-
proposisi dan konsep-konsep (Khan, 2005). Setiap peneliti dalam bidang
bisnis dan manajemen seyogianya berusaha untuk menghasilkan penelitian
yang baik mulai dari proses awal hingga pelaporan hasil penelitian kepada
pihak lain yang berkepentingan. Penelitian (termasuk penelitian bisnis dan
manajemen) dikatakan baik bilamana penelitian itu:
 Mempunyai tujuan yang jelas
 Dilakukan dengan penuh kehati-hatian, cermat dan teliti
 Desain metodologinya cermat dan jelas
 Dapat mengajukan dan mengembangkan hipotesis yang dapat diuji
 Dapat diulang oleh peneliti lain sehingga dapat diuji validitas dan
reliabilitasnya
 Memiliki akurasi yang tinggi (dapat diterima)
 Obyektif, kesimpulan penelitian didasarkan pada fakta-fakta
 Konsistensi dalam penggunaan istilah-istilah
 Koherensi. Dalam arti bahwa penelitian itu mempunyai keterkaitan
antar bagian dan berimbang antara nilai manfaat dengan biaya
penelitian yang dikeluarkan.

Jenis-jenis Penelitian
Sebagai bagian yang tak terpisahkan dari suatu penelitian ilmiah dan
penelitian sosial, penelitian bisnis dan manajemen dapat diamati menurut

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN | 15


jenisnya. Setidaknya ada empat jenis penelitian bisnis menurut Cooper dan
Schindler (2001), yang meliputi:
1. Explanatory research (penelitian menjelaskan), yakni penelitian yang
bertujuan untuk menjelaskan berbagai kejadian dan fenomena penelitian.
2. Reporting research (penelitian pelaporan), yakni penelitian yang dilakukan
untuk memperoleh data dan informasi sebagai bahan pengambilan keputusan
oleh pihak menajemen (policy maker).
3. Descriptive research (penelitian deskripsi), adalah penelitian yang
bertujuan untuk menggambarkan/mendefinisikan kegiatan apa yang
dilakukan, dimana kegiatan tersebut dilakukan, kapan berlangsungnya
kegiatan tersebut, dan bagaimana cara melakukannya. Penelitian deskriptif
hanya menggambarkan keadaan obyek suatu penelitian yang pada umumnya
menggunakan analisis kualitatif. Jenis penelitian ini sering tidak melakukan
pengujian hipotesis.
4. Prediction research (penelitian prediksi/perkiraan), yakni penelitian yang
bersifat memprediksi atau memperkirakan terhadap suatu fenomena yang
akan terjadi.
Ditinjau dari tujuan yang ingin dicapai, penelitian bisnis juga dapat
dibagi ke dalam penelitian eksploratif, penelitian pengembangan, dan
penelitian verifikatif.
Penelitian eksploratif bertujuan untuk menjawab hipotesis yang diajukan,
mencari hubungan (korelasi) antar variabel penelitian yang dispesifikasikan,
dan memenemukan sesuatu yang baru (inovasi).
Penelitian pengembangan (development research) ditujukan untuk
memperdalam suatu pengetahuan, menerapkan teknologi, dan membuat
prototype. Sementara itu penelitian verifikatif bertujuan untuk melakukan
pengujian dan melakukan studi perbandingan dari dua situasi penelitian.

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN | 16


Penelitian Verifikatif adalah suatu penelitian yang bertujuan untuk
memverifikasi atau mengecek kebenaran hasil penelitian yang telah
dilakukan sebelumnya.
Penelitian juga dapat ditilik dari sudut pandang taraf atau tingkatan
suatu penelitiannya. Suatu penelitian yang dilakukan oleh seseorang
(peneliti) itu dapat juga diklasifikasikan menurut jenis penelitian deskriptif
dan penelitian inferensial.
Penelitian inferensial merupakan suatu penelitian yang ditujukan untuk
penarikan kesimpulan penelitian melalui pengujian hipotesis yang diajukan.
Berdasarkan kepada hasil penelitian yang diharapkan, penelitian dapat
dibedakan menjadi penelitian dasar (Basic Research) dan penelitian terapan
(Applied Research). Penelitian dasar adalah penelitian yang bertujuan
untuk menambah pengetahuan atau pemahaman tentang suatu masalah
tertentu dan untuk membangun teori tertentu berdasarkan hasil penelitian
tersebut tanpa mempedulikan apakah hasil penelitian tersebut akan berguna
untuk memecahkan masalah praktis atau tidak. Sebagai contoh untuk
penelitian dasar dalam penelitian bisnis dan manajemen adalah: Apakah
pengumuman deviden akan berpengaruh terhadap harga saham. Sementara
itu Penelitian terapan adalah penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk
menerapkan hasil penemuan untuk kepentingan memecahkan masalah
(problem solving) tertentu yang sedang dialami oleh suatu organisasi (contoh
dalam organisasi bisnis: Apakah pemberian kredit modal kerja meningkatkan
rentabilitas ekonomi). Apakah pemberian tunjangan prestasi kerja dapat
meningkatkan kinerja karyawan.

Penelitian dapat juga ditelusuri dari proses dan sifat penggunaan


datanya. Berdasarkan proses penelitiannya, maka penelitian dapat dibedakan
menurut penelitian kuantitatif (quantitative research) dan penelitian kualitatif
(qualitative research).
METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN | 17
Ruang Lingkup Penelitian Bisnis dan Manajemen
Penelitian bisnis dan manajemen adalah penelitian sosial terapan yang
lebih memfokuskan diri pada kajian aspek bisnis dan manajemen dengan
mengacu kepada proses penelitian ilmiah. Sebagaimana dikemukakan diatas
bahwa Penelitian Bisnis dan Manajemen merupakan proses yang sistematis
dan objektif dalam pengumpulan dan penganalisaan data untuk tujuan
pembuatan keputusan-keputusan bisnis. Ruang lingkup penelitian ini hanya
terbatas pada aspek-aspek atau fungsi bisnis yang biasanya meliputi
penelitian yang terkait dengan fungsi bisnis dan fungsi manajemen seperti
manajemen produksi (operasional), manajemen sumber daya manusia,
manajemen pemasaran, dan manajemen keua

Klasifikasi Penelitian Bisnis dan Manajeman


Penelitian bisnis dan manajemen termasuk dalam lingkup penelitian sosial
yang mempunyai dimensi yang cukup luas dan diarahkan untuk mencapai
berbagai kepentingan. Menurut Zikmund (2002) Penelitian bisnis dan
manajemen pada dasarnya dapat dibagi ke dalam dua kategori besar yaitu
Penelitian Identifikasi Masalah (problem identification research) dan
Penelitian mengatasi masalah (problem solving research). Penelitian
identifikasi masalah adalah suatu penelitian yang hanya bertujuan untuk
mengetahui situasi atau masalah yang dihadapi organisasi (perusahaan) dari
pemahaman penelitian phenomena-phenomena bisnis dan manajemen pada
suatu periode waktu tertentu. Sedangkan Penelitian pemecahan masalah
(problem solving research), merupakan penelitian yang hasilnya ditujukan
untuk memecahkan masalah yang dihadapi bisnis dan manajemen perusahaan
pada waktu tertentu.
Secara lebih rinci kedua jenis penelitian tersebut dapat diperbandingkan
sebagai berikut:

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN | 18


Penelitian Mengatasi Masalah (Problem Solving Research)
Penelitian mengatasi masalah ini dilakukan untuk mendapatkan informasi
bagi pemecahan masalah bisnis yang dihadapi perusahaan. Termasuk dalam
penelitian mengatasi masalah dalam penelitian bisnis dan manajemen antara
lain adalah:

☛Penelitian tren atau kecenderungan bisnis (Business trend research)


 Penelitian Pasar (market research)
☛ Penelitian pasar potensial (Market potensial research)
☛ Penelitian Pangsa Pasar (Market share research)
☛ Penelitian citra produk dan perusahaan (Image research)
☛ Penelitian Peramalan (Forecasting research)
☛ Penelitian segmentasi pasar dan produk (market and product
segmentation research)
☛Penelitian tentang produk perusahaan (Product research)
☛ Penelitian penetapan harga (Pricing research)
☛ Penelitian Promosi (Promotion research)
☛ Penelitian tentang distribusi (Distribution or channel research) dan fungsi
manajemen dan bisnis.
☛ Penelitian kinerja karyawan
☛ Penelitian kompensasi (Compensation research)
☛ Penelitian gaya kepemimpinan
☛ Penelitian lingkungan kerja dan lain-lain dalam berbagai bidang bisnis dan
manajemen

Termasuk dalam penelitian identifikasi masalah dalam penelitian bisnis dan


manajemen antara lain adalah: Identifikasi potensi atau peluang pasar,

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN | 19


identifikasi persaingan dalam suatu industri, identifikasi pesaing dalam suatu
wilayah pemasaran, pemetaan (mapping) peluang bisnis dan sebagainya.
Berangkat dari beberapa contoh penelitian yang berkategori
mengidentifikasi masalah di atas, maka pada dasarnya penelitian identifikasi
masalah tersebut lebih bersifat preventif atau mengantisipasi kemungkinan-
kemungkinan timbulnya masalah dan penyediaan berbagai alternatif
solusinya. Suatu organisasi (perusahaan) yang dihadapkan pada situasi pasar
dengan intensitas kompetisi yang ketat, selalu dituntut untuk memperbaharui
berbagai informasi dan fenomena pasar yang fluktuatif dan dinamis.
Seberapa besar tingkat fluktuasi dan dinamika pergerakan arus barang dan
jasa pada suatu wilayah pasar, akan sangat berpengaruh terhadap potensi
pasar (market potensial), pangsa pasar (market share), maupun persepsi
konsumen terhadap produk (produk image) yang dihasilkan suatu
perusahaan. Selain itu, penelitian identifikasi masalah juga bermaksud untuk
memperkirakan (forecast) terhadap kecenderungan (naik-turunnya)
permintaan (demand) dan juga penawaran (supply) suatu produk perusahaan
di pasar.
Dengan melakukan serangkaian penelitian yang cermat, dan terukur,
maka akan diperoleh data dan berbagai informasi penting yang sangat
berguna sebagai masukan oleh pengambil kebijakan (policy maker) dalam
menentukan taktik dan strategi bisnis dan manajemen yang akan diterapkan.
Disamping itu didapati pula jenis penelitian dalam lingkup bisnis dan
manajemen yang di tujukan untuk mendapatkan informasi tentang bagaimana
cara mengatasi suatu masalah yang muncul dalam suatu organisasi bisnis
(corporation).
Dalam konteks perusahaan yang baru akan tumbuh dan berkembang,
penelitian bisinis dan manajemen diarahkan untuk memperoleh informasi
untuk menjawab bagaimana cara mengatasi masalah yang mungkin saja bisa

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN | 20


timbul di kemudian hari, serta pilihan alternatif mana yang akan diambil
sangat tergantung pada ketersediaan data hasil penelitian yang dilakukan.
Bagaimana struktur pasar yang akan dan sedang dihadapi perusahaan,
bagaimana pula perilaku perusahaan lain menjadi sangat penting bagi
pengambil keputusan manajerial untuk meramu taktik dan strateginya.
Sejauhmana produk yang akan dihasilkan dan akan ditempatkan ke pasar
sehingga direspon oleh khalayak ataukah tidak sangat ditentukan oleh
ketepatan dalam mengidentifikasi segmen dan melakukan strategi segmentasi
pasar (market segmentation) sebelumnya. Penelitian segmentasi dalam
penelitian manajemen bertujuan untuk memilih sasaran dan menganalisis
atribut-atribut seperti demografi, karakter produk, dan profil gaya hidup.
Penelitian yang berkaitan dengan produk seringkali difokuskan pada
bagaimana menentukan desain, kemasan, modifikasi, dan penempatannya di
suatu tempat. Kemudian penelitian tentang harga berorientasikan pada cara
pandang pentingnya kebijakan menentukan harga (pricing decision) terhadap
suatu produk yang akan dijual atau dipasarkan pada berbagai wilayah pasar
sasaran. Penentuan harga oleh suatu perusahaan terhadap produknya akan
berimplikasi pada penerimaan atau penolakan pasar, sehingga kegiatan
penelitian tentang respon pasar terhadap penentuan harga, perubahan
(penurunan atau kenaikan) akan sangat membantu pihak pimpinan
perusahaan (organisasi) dalam melakukan langkah-langkah kebijakan harga
dan produk pada masa yang akan datang.
Hal yang tidak kalah pentingnya dengan penelitian bisnis dan
manajemen adalah adanya kontribusi hasil penelitiannya dalam
mengatasi/memecahkan masalah bisnis dan manjemen seperti penelitian
manajemen sumber daya manusia mulai dari perencanaan tenaga kerja,
penempatan, pengupahan, pemberian motivasi, perbaikan kinerja karyawan
dan pemensiunan. Penelitian bisnis dan manajemen dalam bidang pemasaran

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN | 21


adalah bagaimana menentukan harga, promosi dan distribusi produk.
Penelitian tentang aspek promosi berfokus pada penentuan, efektifitas, dan
efisiensi anggaran promosi yang disediakan untuk mempromosikan produk
perusahaan kepada pasar sasaran. Apa dan berapa besar dampak dari promosi
terhadap volume penjualan, jenis bauran promosi yang paling tepat dan
efektif dalam meningkat volume penjualan perusahaan?. Menentukan model
saluran distribusi yang tepat dengan kombinasi biaya dan jarak serta biaya
dan waktu tempuh, sangat membutuhkan data dan informasi yang diperoleh
melalui serangkaian kegiatan penelitian.
Dalam bidang manajemen operasional, penelitian bisnis dan
manajemen antara lain dapat dilakukan untuk memberikan informasi tentang
kualitas input, rancangan proses produksi dengan memilih teknologi yang
efisien dan juga penelitian pengendalian kualitas produksi sehingga produk
yang dihasilkan lebih dapat diterima di pasar. Dalam bidang manajemen
keuangan diperlukan penelitin bisnis dan manajemen tentang pengaruh dari
berbagai kebijakan perusahaan dibidang keuangan yang dapat mempengaruhi
kemampuan perolehan keuntungan (profitabilitas) dan berbagai tujuan dan
nilai perusahaan lainnya.
Dalam konteks organisasi bisnis (perusahaan) yang sudah matang
(mature), penelitian mengatasi masalah dilakukan sebagai upaya dalam
mempertahankan dan meningkatkan permintaan, kepuasan pelanggan
(costumer satisfaction), serta bagaimana tetap bisa menjaga persaingan
terhadap perusahaan kompetitor dalam suatu industry atau wilayah pasar
(pemasaran). Disamping itu, kegiatan penelitian bisnis dan manajemen yang
dilakukan akibat dari tuntutan perusahaan dalam merespon, mengantisipasi,
mencari solusi, dan kemudian menerapkannya dalam strategi bisnis dan
manajemen adalah wujud dari penelitian mengatasi masalah yang dihadapi

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN | 22


BAB II
PROSES PENELITIAN BISNIS DAN MANAJEMEN
(BUSINESS AND MANAGEMENT
RESEARCH PROCESS)

Pada umumnya penelitian itu merupakan suatu rangkaian aktifitas


yang dilakukan oleh peneliti baik secara perorangan maupun institusi tertentu
dengan memiliki tujuan dan target yang ingin dicapainya. Tujuan utama dari
dilaksanakannya penelitian bisnis dan manajemen pada dasarnya adalah
untuk mengurangi tingkat resiko keputusan bisnis dan manajemen yang akan
METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN | 23
dihadapi melalui penyediaan informasi yang lebih berkualitas dan tepat
waktu. Usaha mengurangi resiko keputusan bisnis dan manajerial dapat
dilakukan dengan mengikuti proses penelitian secara benar.
Mewujudkan proses penelitian dalam suatu tahapan yang berurutan
merupakan tugas para peneliti. Urutan proses penelitian ada yang sama dan
ada pula yang sedikit berbeda, tergantung pada situasi dan tuntutan tujuan
penelitiannya. Menurut cooper dan Emory (1996), tidak ada penelitian yang
memerlukan penyelesaian setiap langkah sebelum langkah berikutnya
dimulai. Pengulangan, penyederhanaan dan pengabaian suatu proses kadang-
kadang dapat saja terjadi dan diperlukan. Beberapa langkah dimulai tidak
sesuai urutannya, ada pula yang dilaksanakan secara bersamaan, dan kadang-
kadang dapat dilewatkan begitu saja. Meskipun bervariasi, namun pengurutan
sangat berguna bilamana peneliti mencoba untuk mengembangkan suatu
proyek penelitian tersebut berjalan teratur.
Untuk melakukan suatu proses penelitian, peneliti dapat
menggunakan berbagai model dan memilih satu diantaranya. Salah satu
model proses penelitian menurut Cooper dan Emory (1996) dapat
digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.1
Model Proses Penelitian Menurut Cooper dan Emory
Pertanyaan/Masalah*
Manajemen

Pertanyaan
Pertanyaan Penelitian
terjawab

Penjajakan

Usulan Revisi penelitian


Peneliti Desain
an METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN | 24
Rencana pengambilan
sampel

Stop Penilaian anggaran dan nilai

Perencanaan
penelitian
Uji coba pendahuluan
Pengumpulan
data
Revisi
Analisis, Pengumpulan data pertanyaan dan
Interpretasi, prosedur
dan Pelaporan pengukuran

*atau masalah Analisis dan Interpretasi


penelitian
akademis
Hasil laporan

Model lainnya yang terkait dengan proses penelitian dikemukakan


Sawyer yang menyatakan bahwa proses penelitian itu meliputi 7 (tujuh)
langkah yakni:
1. Langkah Pertama : Memutuskan suatu topik (Decide on a topic)
2. Langkah Kedua : Mengembangkan suatu pandangan umum tentang
topik (Develop an Overview of the topic)
3. Langkah Ketiga : Menentukan informasi yang dibutuhkan (Determine
the information requirements)
4. Langkah Keempat: Mengorganisasikan informasi (Organize the
information)

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN | 25


5. Langkah Kelima : Menganalisis dan mengevaluasi informasi (Analyze
and evaluate the information)
6. Langkah Keenam : Mensintesiskan atau menguraikan informasi
(Synthesis the information)
7. Langkah ketujuh : Mengkomunikasikan/mempresentasikan penelitian
(Communicate/present the research)
Dari langkah-langkah diatas dapat dikemukakan bahwa proses suatu
penelitian diawali dengan menentukan atau memilih topik penelitian.
Berdasarkan topik penelitian yang dipilih, peneliti kemudian
mengembangkan kembangkan suatu pembuka atau pendahuluan (overview)
dari topik tersebut. Berangkat dari topik penelitian yang dipilih kita akan
memperkirakan kebutuhan informasinya. Informasi yang berasal dari
pengolahan data harus diorganisasikan sedemikian rupa. Pada langkah yang
kelima peneliti akan melakukan analisis dan evaluasi terhadap informasi
tersebut sehingga menjadi masukan bagi pengambil keputusan. Pada langkah
berikutnya informasi disintesiskan dan dilanjutkan dengan komunikasi
/presentasi penelitian.
Untuk kepentingan pelaksanaan penelitian yang sesuai dengan tujuan
penelitian yang diharapkan, maka peneliti bidang bisnis dan manajemen perlu
menentukan terlebih dahulu langkah-langkah (tahapan) sistematis yang harus
ditempuh dalam melakukan kegiatan penelitian dimaksud yang tertuang
dalam suatu alur proses penelitian. Alur proses seorang peneliti yang akan
melakukan penelitian bisnis dan manajemen, lazimnya melalui tahapan
(stage) penelitian ilmiah seperti ditampilkan pada gambar sebagai berikut:

Gambar 2.2
Proses Penelitian Bisnis dan Manajemen
(Business and Management Research Process)

Problem Research Definition


METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN | 26
Approach Problem Developing

Planning a Research Design

Gathering the Data

Processing and Analyzing the Data

Formulating Conclusion and


Preparing the Report

Defining the New Problem

Gambar diatas menunjukkan bagaimana suatu alur proses untuk


penelitian bisnis dan manajemen berlangsung. Secara garis besar peneliti
harus memulai penelitiannya dengan menentukan dan mendefinisikan
masalah penelitiannya terlebih dahulu. Pada tahap pertama ini peneliti perlu
melakukan penetapan masalah, mengidentifikasi masalah, merumuskan
masalah dengan kalimat pertanyaan (research question), membatasi masalah
terutama karena diakui adanya limitasi waktu dan biaya disamping juga
didasarkan pada tujuan khusus penelitian yang ingin dicapai, menentukan apa
yang menjadi tujuan penelitian secara spesifik, dan mengidentifikasi apa saja
menjadi manfaat atau kegunaan yang akan diperoleh dari penelitian yang
dilakukan (manfaat Penelitian). Sebagai kegiatan penelitian ilmiah, proses
penelitian bisnis dan manajemen seyogianya dimulai dengan analisis
kebutuhan yang mendorong terlaksananya penelitian dan diakhiri dengan

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN | 27


pelaporan hasil penelitian. Proses penelitian ilmiah dapat juga digambarkan
berikut ini:
Hal 15 bab 2 proses penelitian ilmiah
Berpijak pada beberapa pandangan para ahli diatas, maka Langkah-langkah
dalam proses penelitian bisnis dan manajemen lebih lanjut dapat
diidentifikasi sebagai berikut:

Mendefinisikan Masalah Penelitian


(Problem research definition)

Proses penelitian bisnis dan manajemen diawali dengan pendefinisian


masalah penelitian itu sendiri secara baik. Tidak ada masalah yang akan
dipecahkan berarti tidak akan ada penelitian itu. Untuk mendefinisikan
masalah diperlukan sejumlah ketrampilan dan kegiatan tertentu yang
meliputi: Penetapan Masalah, Identifikasi Masalah, Rumusan Masalah,
Batasan Masalah, Penetapan Tujuan Penelitian, dan Manfaat (kegunaan)
Penelitian. Pada proses awal ini peneliti harus melakukan klarifikasi terhadap
pertanyaan penelitian (clarifying research question) dengan terlebih dahulu
mengemukakan dilemma yang dihadapi manajemen, dan kemudian
mendefinisikan pertanyaan manajemen. Dengan demikian pertanyaan
penelitian itu dilakukan dengan :
a. Mengemukakan dilemma manajemen
b. Mendefinisikan pertanyaan manajemen
c. Mendefinisikan pertanyaan penelitian
Pendefinisian masalah penelitian tersebut lazimnya dikemukakan pada
bahagian awal (Bab I) dari suatu tulisan (laporan) penelitian

Mengembangkan Pendekatan Masalah


(Approach Problem Developing)

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN | 28


Pasca masalah penelitian selesai didefinisikan dengan baik, peneliti
harus mampu untuk mengembangkan pendekatan masalah penelitian yang
meliputi: Perumusan Kerangka Teori/Kajian (telaahan) pustaka, penetapan
Variabel Penelitian, Pemilihan Model Analisis, dan Perumusan Hipotesis
Untuk mengembangkan masalah penelitian, diperlukan beberapa
kegiatan dalam prosesi penelitian, antara lain adalah merumuskan kerangka
teori atau melakukan kajian kepustakaan yang terkait dengan variabel
penelitian. Peneliti harus menggali teori yang terkait dengan topik dan tujuan
penelitian dapat berupa grand theory, middle range theory, dan applied theory.
Applied theory adalah teori yang lebih spesifik yang langsung bertalian dengan
variabel yang akan dibahas.

Perencanaan Desain Penelitian


(Planning a Research Design)
Langkah selanjutnya dalam proses penelitian setelah pengembangan
pendekatan masalah adalah perencanaan desain penelitian (planning research
design). Desain penelitian yang akan digunakan peneliti ditentukan oleh
masalah yang dikembangkan. Desain penelitian tersebut meliputi:
Penetapan/Perumusan Populasi dan Sampel (contoh), Penskalaan Instrumen,
Desain instrumen, Penetapan Jenis dan Metode Pengumpulan Data dan Teknik
Pengumpulan Data. Pada umumnya suatu desain penelitian mengikuti suatu
tahapan proses logika yang meliputi: (Hussey and Hussey, 1997)
1. Pendefinisian tujuan-tujuan penelitian (Define research
objectives)
2. Melakukan Penelitian Awal (Do prelimary research)
3. Desain Formal Penelitian (Design the formal research)
4. Pengerjaan (Pengumpulan Data) Lapangan (Do Fieldwork)
5. Analisis Data (Analyze the Data)

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN | 29


Perancangan (desain) penelitian bisnis dan manajemen melingkupi beberapa
elemen berikut:
1. Mengidentifikasi area masalah secara luas (Identifying the broad
problem area)
2. Pernyataan Masalah (Problem statement)
3. Menetapkan dan mengemukakan Tipe Variabel (Type of
Variables)
4. Pengumpulan Data Primer (Preliminary data gathering)
5. Hipotesis (The Hypothesis)

Pengumpulan Data (Gathering the Data)

Pada tahap ini, peneliti melakukan pengumpulan data di lapangan


dengan menggunakan metode pengumpulan data yang tersedia. Data yang
dikumpulkan adalah data yang relevan dengan objek penelitian, dengan
menggunakan teknik-teknik penelitian primer dan sekunder. Data dapat
dikumpulkan dengan melakukan observasi (pengamatan), wawancara, dan
pengedaran kuesioner yang telah dipersiapkan sebelumnya. Data yang
dikumpulkan dapat juga merupakan data terstruktur, maupun data tidak
terstruktur (tacit) dan informasi. Kita mempunyai akses untuk mendapatkan
data dari sumber sekunder dan juga data pool industry, akademik dan expert
fungsional. Untuk penelitian berbasis web peneliti dapat menggunakan
berbagai peralatan software, protocols dan pengumpulan data lainnya yang
lebih efisien dan efektif dalam pengumpulan data yang lebih relevan. Untuk
penelitian primer kita dapat menggunakan survey komprehensif dan
metodologi-metodologi pengumpulan data. Akhirnya peneliti perlu
menerapkan penyaringan (filter) untuk mendapatkan data yang relevan,
konsisten dan reliable.

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN | 30


Pengolahan dan Analisis Data
(Processing and Analyzing the Data)

Data yang sudah terkumpul untuk menghasilkan suatu informasi yang


berguna bagi keputusan bisnis dan manajerial harus diolah sedemikian rupa
dan dianalisis dengan menggunakan metode-metode atau teknik analisis yang
tersedia. Data yang tersedia bias diolah secara manual atau menggunakan alat
bantu komputer. Dewasa ini tersedia cukup banyak teknik analisis data
canggih yang dapat dimanfaatkan peneliti dengan waktu pengolahan yang
relatif singkat. Termasuk dalam fase (tahapan) proses ini adalah persiapan
pengolahan data, pengeditan data (data editing), pengkodean data (data
coding), dan analisis data dengan menggunakan metode atau teknis analisis
data yang tersedia.

Perumusan Konklusi dan Penyiapan Pelaporan


(Formulating Conclusion and Preparing the Report)

Penelitian harus disertai dengan perumusan kesimpulan (conclusion).


Setelah itu peneliti harus mempersiapkan laporan penelitian. Hasil penelitian
yang dilakukan harus dilapor secara tertulis dan dipresentasikan dalam suatu
format pelaporan yang memenuhi standar pelaporan ilmiah. Tahapan ini
dilakukan setelah pengolahan dan analisis data rampung dikerjakan.
Presentasi hasil penelitian ditujukan kepada pihak yang berwenang, yang
mengorder atau mendanai (mensponsori) penelitian itu. Untuk penelitian
yang dilakukan oleh mahasiswa, maka hasil penelitiannya harus
dipresentasikan didepan penguji (opponent) yang didampingi oleh
pembimbing atau promotor. Pembimbing atau promotor dapat juga bertindak
sebagai penguji (opponent). Hal penting yang perlu diperhatikan peneliti

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN | 31


dalam penulisan laporan dan presentasi hasil penelitian antara lain adalah :
format laporan dan kaedah penulisan laporan hasil penelitian.
Perlu dimaklumi bahwa tidak semua laporan hasil penelitian diterima
klien, sponsor atau penguji (bagi penelitian yang dilakukan mahasiswa).
Laporan yang ditolak wajib direvisi atau disempurnakan. Laporan yang sudah
diterima atau disetujui dapat dilanjutkan dengan penggandaan. Lebih Lanjut
secara ringkas karangan dalam proses penelitian bisnis dan manajemen dapat
juga dilakukan dengan mengikuti tahapan proses sebagai berikut :

Gambar 2.3
Tahapan Dalam Proses Penelitian

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN | 32


Definisi Masalah

Rencana Rancangan Penelitian Kesimpulan dan Laporan

Rencana Sebuah Sampel Analisis dan Proses Data

Pengumpulan Data

Dari gambar diatas dapat dinyatakan bahwa tahapan proses penelitian


dimulai dengan mendefinisikan masalah, merencanakan rancangan (desain)
penelitian, merencanakan sampel, melakukan pengumpulan data,
menganalisis dan memproses (mengolah) data, dan tahapan terakhir adalah
membuat kesimpulan dan menyusun laporan penelitiannya.

BAB III
RUMUSAN MASALAH
TUJUAN DAN KEGUNAAN PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN | 33


Dalam kehidupan individu dan juga organisasi terlalu banyak masalah
yang dihadapi harus diteliti dan harus dipecahkan. Namun demikian tidaklah
semua masalah itu, perlu dipecahkan dengan melakukan penelitian. Masalah
yang ringan, sepele dan kurang memiliki nilai ekonomi dan bisnis, biasanya
dapat dipecahkan tanpa harus melalui penelitian. Penyelenggaraan penelitian
menghabiskan waktu dan dana yang tidak sedikit.
Setiap masalah yang ada perlu disaring dan untuk itu perlu dipahami
secara tepat oleh setiap peneliti untuk kemudian dipecahkan oleh yang
berkewenangan berdasarkan informasi penelitian yang dilakukannya.
Masalah pada dasarnya merupakan kesenjangan antara kondisi yang
dirasakan (kenyataan) dengan kondisi yang diharapkan. Untuk
merumuskan masalah secara baik dibutuhkan seperangkat ketrampilan dan
untuk itu perlu pengalaman dan pengetahuan yang memadai dari setiap
penelitinya.

Bagaimana Menemukan dan Memilih Masalah yang akan diteliti

Dikaitkan dengan nilai penelitian, tidak semua masalah layak atau perlu
untuk diteliti. Memilih masalah yang akan diteliti merupakan salah satu
langkah terpenting dalam proses penelitian bisnis dan manajemen. Kita
menyadari bahwa seluruh rangkaian proses penelitian (research process)
ditujukan untuk menjawab berbagai pertanyaan penelitian (research
questions) yang ditetapkan sebelumnya. Untuk memudahkan dalam
menemukan dan memilih suatu masalah penelitian dapat diikuti beberapa
panduan (acuan) berikut ini:
 Masalah dalam penelitian sebaiknya dapat merumuskan minimal
hubungan antara dua atau lebih variabel penelitiannya. Dalam
realitanya peneliti dalam bidang bisnis dan manajemen, sering
melakukan penelitian yang bersifat eksplanatori, deskriptif, dan
METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN | 34
kausal, dengan melakukan kajian hubungan atau pengaruh dari suatu
variabel terhadap variabel lainnya. Sebagai contoh hubungan variabel
dalam rumusan masalah adalah:

 Bagaimana hubungan antara kebijakan harga dengan volume dan nilai


penjualan produk perusahaan. Variabel yang berhubungan adalah
variabel kebijakan harga dan variabel volume dan nilai penjualan.
 Apakah terdapat pengaruh antara gaya kepemimpinan terhadap
kinerja karyawan. Variabel yang berhubungan adalah variabel gaya
kepemimpinan dan variabel kinerja karyawan.
 Sejauh manakah pengaruh pemberian insentif non finansial terhadap
kualitas pelayanan karyawan Bank kepada nasabah. Variabel pertama
adalah insentif dan variabel kedua adalah pelayanan. Dalam hal ini
adalah pelayanan karyawan Bank kepada nasabah.

 Masalah harus dinyatakan secara jelas dan tidak memiliki dan


menimbulkan makna ganda (ambigu) dan pada umumnya masalah itu
dirumuskan dalam kalimat tanya.
Kejelasan masalah tercermin pada ada tidaknya peluang untuk timbulnya
makna ganda atau memungkin adanya multitafsir/ interpretasi dari variabel
yang dispesifikasikan sebagai pertanyaan penelitian. Contoh apakah ada
pengaruh promosi dan harga terhadap volume penjualan. Apakah ada
hubungan antara insentif non finansial dengan produktifitas kerja karyawan.
Apakah terdapat pengaruh perubahan komposisi input tenaga kerja dan mesin
terhadap output yang dihasilkan.

 Masalah harus dapat diuji atau dibuktikan dengan menggunakan fakta


atau data empiris untuk menjawab masalah yang sedang diteliti.

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN | 35


Setiap masalah yang dirumuskan hendaknya dapat diuji secara empiris atau
dimungkinkan peneliti mengumpulkan data lapangan sebagai sarana untuk
melakukan pengujian atau pembuktiannya. Hal ini selaras dengan tujuan
pengumpulan data memiliki tujuan (utama) untuk menguji atau membuktikan
dan menjawab masalah yang sedang diteliti. Jawaban dari masalah yang
didapatkan berdasarkan data (fakta) lapangan sesungguhnya merupakan hasil
penelitian.

 Masalah tidak merepresentasikan posisi moral, nilai-nilai dan aspek


etika moral.
Moral, nilai dan aspek etika pada umumnya sulit untuk dilakukan
pengukurannya. Disamping adanya kemungkinan perbedaan pandangan
antara sekelompok orang dengan kelompok orang lainnya yang terkait
dengan rencana penelitian kita. Masalah dalam suatu penelitian harus bersifat
etis, artinya masalah penelitian tidak boleh bersinggungan atau berbenturan
dengan hal-hal yang bersifat etika, moral, ras, agama, keyakinan, dan nilai-
nilai adat istiadat dari suatu komunitas masyarakat tertentu.

 Masalah yang dipilih harus signifikan.


Hal dapat berarti bahwa hasil dari penelitian yang dilakukan berdasarkan
masalah yang dirumuskan sebelumnya, diharapkan dapat memberikan
kontribusi/manfaat secara praktis dan teoritis bagi pengembangan ilmu
pengetahuan.
Setiap masalah yang telah dirumuskan dengan baik harus dicari solusi
pemecahannya. Untuk memecahkan masalah penelitian, pada umumnya
dilakukan berbagai tahapan seperti identifikasi masalah, merumuskan
masalah, membuat hipotesis (jawaban sementara yang perlu pengujian lebih
lanjut) atas masalah tersebut dan kemudian membuat kesimpulan

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN | 36


(generalisasi hasil penelitian). Sebelum sampai pada tahapan penarikan
kesimpulan atau generalisasi hasil penelitian, seorang peneliti harus terlebih
dahulu memperoleh data (informasi) untuk memecahkan masalah tersebut.

Sumber Masalah
Masalah dapat diperoleh dari berbagai sumber. Dalam berbagai aspek
hidup dan kehidupan kita menemukan banyak sekali masalah, tetapi untuk
menemukan/memilih masalah yang tepat dan dapat dipecahkan dalam suatu
penelitian ilmiah tidaklah mudah dan seringkali menjadi persoalan atau
kendala tersendiri bagi sipeneliti. Menemukan masalah sering menjadi suatu
kesulitan awal bagi peneliti terutama peneliti pemula. Tidak jarang peneliti
terbentur pada upaya menemukan masalah penelitian. Masalah yang muncul
dalam kehidupan sehari-hari dan masalah yang dipilih untuk digunakan
sebagai bahan penelitian ilmiah, selalu memiliki sumber awal/penyebab
mengapa masalah tersebut muncul menjadi masalah itu sendiri. Semua orang
dan organisasi menghindari dan tidak menyukai masalah, namun masalah
senantiasa menghampiri kita dan organisasi manapun. Selama hidup, setiap
orang dan juga setiap organisasi tidak luput dari masalah. Selesai suatu
masalah dipecahkan, timbul masalah lain yang menuntut pemecahannya.
Belum rampung satu masalah terpecahkan, tanpa diundang datang masalah
baru yang juga menuntut untuk pemecahannya. Bagi peneliti sumber yang
juga dapat dipakai untuk menemukan masalah adalah kajian teoritis dan
kajian empiris.

Masalah yang timbul terutama yang memiliki konsukuensi terhadap


keberlanjutan organisasi harus diatasi. Untuk mengatasinya terlebih dahulu
masalah harus diidentifikasi dengan benar. Masalah yang sudah
teridentifikasi dengan benar akan sangat membantu peneliti untuk

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN | 37


melanjutkan prosesi penelitian selanjutnya. Masalah secara sederhana dapat
diartikan sebagai penyimpangan (gap) antara harapan dan realita.
Pertanyaannya kemudian adalah mengapa masalah bisa muncul?. Menurut
beberapa ahli, suatu masalah itu dapat muncul kepermukaan dikarenakan
beberapa sebab (alasan), antara lain:
1. Karena adanya bias (penyimpangan) antara harapan dengan
kenyataan. Suatu tindakan atau kegiatan yang dilakukan pada masa
lalu mungkin tidak sesuai lagi dengan realita/fakta yang dihadapi
pada saat ini. Apa yang dianggap baik pada masa lalu, mungkin sudah
kurang baik pada kala ini. Tindakan atau kegiatan pada masa lalu
pada organisasi dapat saja dilakukan oleh para manajer (manajer
pemasaran, manajer keuangan, manajer sumber daya manusia,
manajer operasional) ataupun oleh pemimpin pada segala lini dan
jenjang dalam organisasi. Pengalaman seorang manajer pemasaran
perusahaan besar yang secara tiba-tiba harus berpindah posisi sebagai
manajer keuangan, tentunya kondisi tersebut akan membawa
konsekuensi (masalah) baginya dalam mengadaptasikan tugas-tugas
barunya. Situasi ini akan lebih parah dan bisa merugikan perusahaan
manakala manajer tersebut tidak memiliki keahlian teknis yang
disyaratkan.
2. Karena adanya penyimpangan (bias) antara apa yang telah direnca-
nakan dengan apa yang menjadi kenyataan (reality). Sesuatu yang
telah direncanakan oleh seseorang (manajer) sebelumnya belum tentu
menjadi kenyataan seperti apa yang diharapkan. Sebagai contoh,
rencana promosi yang digelar suatu perusahaan dalam skala besar
dalam rangka mendorong atau meningkatkan volume penjualan
perusahaan yang cenderung menurun drastis dan terus menerus dalam
beberapa tahun terakhir. Namun kenyataannya, kebijakan promosi

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN | 38


dengan menghabiskan dana yang cukup besar tersebut tidak mampu
memberi hasil seperti yang diharapkan. Penjualan perusahaan tidak
mengalami peningkatan yang signifikan atau tidak proporsional
antara peningkatan biaya promosi dengan peningkatan penjualan
perusahaan. Dalam hal ini promosi tidak mampu menggeser kurva
permintaan kekanan secara berarti. Terlepas dari mengapa bisa terjadi
dan apa penyebab kegagalan kebijakan promosi tersebut, yang jelas
faktanya menunjukkan bahwa manajer pemasaran tersebut telah gagal
dalam mewujudkan harapannya.
3. Karena adanya tuntutan (claim), pengaduan yang muncul akibat
konsumen (pasar) tidak menerima kepuasan dari barang/jasa yang
diberikan atau dijanjikan oleh perusahaan. Konsumen dalam pasar
yang rasional selalu berharap barang yang dibeli dan dikonsuminya
akan memberikan kepuasan secara ekonomis (maximum utility), akan
tetapi yang terjadi kadang-kadang sebaliknya, dimana kepuasan yang
diterima atau dirasakan tidak (kurang) sebanding dengan pengorbanan
atau pengeluaran konsumen untuk mendapatkan barang itu. Kondisi
demikian akan memunculkan kekecewaan kosumen kepada
perusahaan dalam bentuk tuntutan atas apa yang diharapkan dengan
apa yang diterima. Contoh lain bisa dilihat ketika manajer SDM
berharap kepada seluruh karyawan perusahaan untuk kerja keras,
lembur, dan meningkatkan pengetahuan teknis tertentu yang dapat
menunjang pekerjaan sehari-hari agar dapat meningkatkan
penghasilannya. Kebijakan dari manajer Sumber Daya Manusia telah
dijalankan oleh seluruh bawahannya, tetapi ternyata hak-hak
karyawan yang dijanjikan tidak dipenuhi sehingga menimbulkan
keresahan individu dan kelompok yang melahirkan rasa

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN | 39


ketidakpuasan terhadap perusahaan yang dapat mengakibatkan
pemogokan secara massal oleh para karyawan.
4. Karena adanya persaingan (kompetisi). Lingkungan bisnis sekarang
ini dihadapkan pada situasi intensitas persaingan bisnis yang sangat
ketat dan cenderung semakin ketat. Pada masa lalu perusahaan dapat
meraih keuntungan besar (super normal) karena belum ada
(banyaknya) pesaing atau berhadapan dengan struktur pasar yang
tidak kompetitif dan menjauhi pasar sempurna, namun kondisi
sekarang jauh berbeda. Persaingan pasar mengarah kepada pasar
bersaing sempurna dan menjauhi struktur monopoli dan oligopoli
kecuali sedikit perusahaan. Sebagai contoh, perusahaan yang
memproduksi jenis sabun mandi, sampo, tekstil, makanan bayi dan
sebagainya jika ingin memenangkan persaingan harus terus
melakukan inovasi-inovasi produk agar tidak ditinggal oleh
konsumennya. Disisi lain konsumen banyak diuntungkan karena
banyaknya pilihan perusahaan yang menawarkan produk sejenis
untuk memenuhi kebutuhannya. Banyaknya tuntutan pasar dan
munculnya pesaing baru di satu sisi akan mengakibatkan ketatnya
persaingan yang harus disikapi secara arif dan cerdas, namun realita
demikian akan semakin memanjakan konsumen dalam menentukan
pilihannya terhadap barang dan jasa yang diinginkannya.

Bentuk-bentuk Masalah
Tidak semua masalah termasuk yang diidentifikasi layak untuk
dipecahkan. Kelayakan tersebut ditentukan oleh nilai masalah tersebut bagi
organisasi (perusahaan). Masalah yang tidak signifikan pengaruhnya bagi

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN | 40


penyelesaian masalah yang sedang dan diperkirakan akan dihadapi tentu
kurang bermakna untuk diteliti. Masalah yang layak dan dapat dipecahkan
berdasarkan informasi penelitian bisnis dan manajemen dapat dikelompokkan
kedalam:
Masalah deskriptif
Suatu permasalahan dapat dikatakan sebagai masalah deskriptif bilamana
tujuan dari penelitian itu hanya untuk mempertanyakan keberadaan dari satu
atau lebih Variabel Independen. Masalah deskriptif hanya dikemukakan
secara kualitatif, misalnya kurang baik, kurang puas, kurang berkualitas dan
sebagainya dengan pendekatan pengukuran ordinal, tanpa suatu ukuran
kuantitatif (cardinal). Dalam penelitian deskriptif, jarang seorang peneliti
melakukan rumusan masalah dengan melakukan perbandingan antar variabel
pada sampel yang berbeda. Contoh:
a. Bagaimana persepsi rumah tangga terhadap saluran distribusi yang
digunakan suatu perusahaan.
b. Bagaimana posisi penjualan perusahaan dalam suatu industri.
c. Apakah ketahanan pangan rumah tangga Provinsi Aceh sudah baik.
d. Apakah kinerja karyawan pada perusahaan X sudah tinggi

Masalah komparatif
Masalah komparatif merupakan suatu masalah yang ditandai dengan
adanya perbandingan antar variabel dalam penelitian. Permasalahan
komparatif adalah permasalahan penelitian yang bersifat membandingkan
keberadaan satu variabel atau lebih terhadap dua atau lebih sampel yang
berbeda. Berikut ini ditunjukkan beberapa contoh masalah komparatif
a. Berapa besar minat pembeli pada segmen pasar X terhadap produk
Air Minum isi ulang.

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN | 41


b. Seberapa erat tingkat hubungan kerja antara departemen produksi
“dibandingkan“ departemen pemasaran pada perusahaan Z.
c. Adakah “perbedaan” disiplin kerja antara pegawai honorer dengan
pegawai tetap pada instansi tertentu

Masalah asosiatif
Permasalahan yang bersifat asosiatif pada dasarnya adalah masalah yang
menggambarkan pola atau bentuk hubungan antar dua atau lebih variabel,
yang biasanya berbentuk: Hubungan simetris, hubungan kausal, dan
hubungan interaktif.
Hubungan simetris. Contoh masalah dengan hubungan simetris: Apakah
terdapat hubungan “antara” tingkat pelayanan “dengan” kepuasan
pelanggan.
Hubungan kausal. Contoh masalah dengan hubungan kausal: Apakah
terdapat pengaruh antara saluran pemasaran berlevel satu dengan saluran
pemasaran berlevel dua terhadap efisiensi pemasaran organisasi.
Hubungan interaktif. Contoh masalah dengan hubungan interaktif: Apakah
Ada hubungan antara penentuan harga dengan tingkat penjualan produk
suatu perusahaan.
Ketepatan Masalah dan Cara Pemecahannya
Dalam realitanya, masalah yang diidentifikasi atau hasil penelitian itu
memiliki pengaruh terhadap cara pemecahan masalahnya. Berbagai
fenomena yang lazim dijumpai dalam kaitannya antara masalah dan cara
pemecahannya dapat ditunjukkan sebagai berikut:
1. Masalah benar dan cara pemecahan benar
Pada situasi ini masalah yang teridentifikasi sudah benar dan peneliti
sekaligus menggunakan cara pemecahan masalahnya juga benar dan dapat

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN | 42


dipertanggungjawabkan. Situasi ini merupakan situasi yang paling ideal dan
menjadi harapan semua peneliti dan pengambil keputusan
2. Masalah benar, namun cara pemecahan masalahnya salah
Pada kasus yang lain (beberapa) ditemui masalah sudah teridentifikasi
dengan benar, namun pemecahan masalah yang ditempuh salah. Keadaan ini
tidak pernah diharapkan karena dapat memberikan dampak negatif bagi
organisisasi (perusahaan).
3. Masalah yang dirumuskan salah, namun cara pemecahan
masalahnya benar
Sering ditemukan dalam suatu prosesi penelitian, dimana masalah yang
diidentifikasi salah, namun cara pemecahannya atau teknik pemecahan yang
digunakan adalah benar. Hal ini bisa saja terjadi, walaupun rumusan masalah
yang salah dan diikuti pula oleh pemikiran cara pemecahan masalah yang
benar.
4. Masalah yang dirumuskan salah dan sekaligus cara pemecahan
masalahnya juga salah

Pada kasus semacam ini, penelitian (hasil) yang tidak dapat lagi ditolerir,
karena prosesi penelitian itu sejak dari masalah yang diidentifikasi sudah
salah dan cara pemecahan masalah pun salah.
Berangkat pada empat tipe masalah dan cara pemecahan masalah di
atas, maka dapat dipertegas bahwa pada dasarnya dalam kenyataan sehari-
hari (reality) seringkali dijumpai bahwa seorang peneliti dalam
mengidentifikasi dan menemukan masalahnya benar karena mengikuti
prosedur yang benar (ilmiah) dan didasarkan pada pengetahuan yang cukup
dan nyali peneliti yang memadai, sehingga cara pemecahan yang
ditempuhnya juga benar (tepat).
Menentukan masalah yang dipilih benar akan tetapi pada tahapan
bagaimana pemecahan atas masalah tersebut masih salah. Pada kondisi

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN | 43


tertentu seorang peneliti tidak tepat (salah) dalam menentukan dan
merumuskan masalah yang akan diteliti, tetapi dalam memilih instrumen
pemecahan masalah atau teknik pemecahan masalahnya ternyata benar. Tidak
jarang pula terjadi kondisi yang lebih buruk (tidak diharapkan), dimana
seorang peneliti ternyata salah dalam menetapkan atau memilih masalah
penelitiannya dan salah pula dalam penggunaan cara pemecahannya.
Kebenaran atau ketepatan seorang peneliti dalam menentukan
masalah penelitian itu pada dasarnya dipengaruhi oleh kecakapan,
ketrampilan dan pengalaman seorang peneliti dalam menentukan cara
pemecahannya (problem solving) berdasarkan ketentuan metode penelitian
ilmiah (scientific research methods). Hal ini menjadi sangat penting untuk
diperhatikan mengingat tinggi rendahnya tingkat kepercayaan (kredibilitas)
terhadap suatu hasil penelitian salah satunya yang penting ditentukan oleh
seberapa tepat peneliti menentukan masalah dan cara pemecahannya
sehingga dari apa yang dihasilkannya dalam proses penelitian tersebut akan
dapat menghasilkan fakta-fakta baru (new real fact), data/informasi baru, dan
penemuan-penemuan baru yang sangat bermakna bagi upaya meningkatkan
dan mengoptimalkan kualitas keputusan bisnis dan manajerial
(organisasional).
Tidak dapat dipungkiri bahwa manakala seorang peneliti yang sejak
awal telah melakukan kesalahan dalam menentukan atau merumuskan
masalah, maka dengan sendirinya penelitian yang dihasilkannyapun tidak
akan (dapat) memberikan manfaat dan kontribusi yang signifikan terhadap
pengembangan ilmu pengetahuan yang diharapkan. Untuk mendapatkan dan
merumuskan masalah dengan dan secara baik, kita dapat mengikuti
(merujuk) kepada pandangan para ahli menurut bidang ilmunya.

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN | 44


Perumusan Masalah (Problem Formulation)
Dalam suatu penelitian apapun jenis dan tipenya, perumusan masalah
merupakan titik awal (entry point) suatu penelitian. Rumusan masalah
merupakan pertanyaan-pertanyaan penting yang ingin dijawab dalam
penelitian. Suatu masalah dirumuskan dari masalah yang sudah diidentifikasi,
dipilih dan atau dibatasi. Titik menjadi acuan untuk melakukan: penyusunan
tujuan, pengajuan hipotesis, analisis data, dan penarikan kesimpulan
penelitian.
Perumusan masalah pada hakikatnya merupakan pernyataan
penelitian yang menjabarkan dari apa yang ada dalam identifikasi dan
pembatasan masalah penelitian. Perumusan masalah pada dasarnya bertujuan
untuk:
1. Meletakkan dasar untuk memecahkan beberapa penemuan penelitian
sebelumnya ataupun dasar untuk penelitian selanjutnya.
2. Untuk memudahkan pengajuan hipotesis, analisis data dan penarikan
kesimpulan dari suatu penelitian.
3. Meyediakan sesuatu yang lebih bermanfaat
Masalah yang di rumuskan dengan baik, sebenarnya telah mampu menjawab
sebagian dari masalah itu sendiri. Menurut Sucherly (2010) Perumusan
masalah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari proses penyusunan
model penelitian secara keseluruhan yang meliputi variabel, hubungan
variabel dan asumsi-asumsi yang digunakan.
Perumusan masalah diawali dengan identifikasi masalah yang dapat
diperoleh dengan melakukan perbandingan (komparasi) antara fakta yang ada
dengan teori atau harapan-harapan yang akan datang maupun antara fakta
dengan kondisi yang seharusnya (normative). Dengan mengamati perbedaan
antara realitas dengan harapan, kondisional dan situasional akan diperoleh
disparitas (gap) yang dapat dikembangkan sebagai objek penelitian.

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN | 45


Perumusan masalah idealnya berdasarkan pada identifikasi masalah.
Identifikasi masalah dapat digali dari literature review, para ahli,
professional dan konferensi (Nugroho, 2010). Maylor dan Blackmon (2005)
mengemukakan bahwa dalam perumusan masalah didapati berbagai
komponen yang saling berhubungan yang meliputi : Fenomena, issu,
permasalahan, pertanyaan penelitian penelitian (research question to study),
tema atau topik umum dan bodi teorinya.
Komponen yang terkait dengan penyusunan permasalahan penelitian
dapat digambarkan pada gambar berikut:
Gambar 3.1
Komponen yang terkait dalam penyusunan permasalahan penelitian

Filters
Yours Interests
Theoritical
Theories,
Models, problem
Concepts Research
Topic
Your Studies Practical
problem Research Problem
Real-world
Problem
Research Question
Potencial Topics

Mengacu pada gambar diatas, maka dapat dikemukakan bahwa


penyusunan permasalahan penelitian baik masalah teoritikal, maupun
masalah praktikal memiliki beberapa komponen yakni: Komponen ide-ide
potensial, komponen masalah teoritikal, komponen masalah praktikal,
komponen topik potensial, komponen topik penelitian, komponen masalah
penelitian, dan komponen pertanyaan penelitian. Penyusunan permasalahan
penelitian diawali komponen ide-ide potensial yang meliputi interes pribadi
seseorang, teori-teori, model-model, konsep-konsep, penyelidikan-
METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN | 46
penyelidikan (studies) dan masalah dalam dunia nyata (real world problem).
Ide-ide potensial dalam suatu komponen penelitian akan mempengaruhi
masalah teorital dan masalah praktikal. Kedua masalah tersebut juga
mempengaruhi ide-ide potensial. Masalah teoritikal dan masalah praktikal
perlu dilakukan penyaringan (filters) sedemikian rupa, sehingga dapat
melahirkan topik-topik potensial. Dengan demikian peneliti akan dapat
menghasilkan suatu topik penelitian yang menarik. Dari topik penelitian hasil
saringan tersebut akan diperoleh masalah penelitian dan berbagai pertanyaan
penelitian.
Perumusan masalah dalam penelitian bisnis dan manajemen dapat
dikatakan baik, bilamana rumusan masalah tersebut dapat memenuhi ciri-ciri
sebagai berikut:
1. Mempertanyakan hubungan 2 (dua) atau lebih variabel penelitian
serta menjelaskan fokus permasalahannya.
2. Permasalahan dirumuskan secara spesifik, padat dan jelas.
3. Permasalah dapat diuji secara empiris dan pengujian tersebut
memerlukan jawaban secara empiris.
4. Permasalahan yang dirumuskan tidak melanggar etika dan nilai yang
dianut suatu komunitas masyarakat tertentu.
5. Perumusan masalah harus berorientasi pada teori tertentu yang masih
berlaku.
6. Perumusan masalah harus berfokus atau berorientasi pada variabel
yang diteliti
7. Perumusan masalah harus berisikan implikasi akan ada dan
tersedianya data untuk memecahkan masalah.
8. Perumusan masalah dapat dijadikan dasar dalam membuat
(merumuskan) hipotesis yang di ajukan dan diuji.

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN | 47


Dari berbagai masalah yang ada dan diidentifikasi, maka masalah tersebut
dapat dikelompokkan dalam beberapa tipe masalah, yakni:
1. Masalah dalam lingkungan suatu organisasi
2. Masalah dalam area tertentu suatu organisasi
3. Masalah sebagai persoalan teoritis untuk menjelaskan fakta
4. Permasalahan yang perlu jawaban empiris.
Dalam melakukan perumusan masalah, peneliti harus dapat membedakan
antara symtoms dengan masalah nyata (real problem) dan untuk itu
rumusan masalah memerlukan proses kesadaran yang mendalam dari peneliti
tentang masalah itu sendiri yang merupakan proses intelektual (intellectual
process).
Sebagai suatu proses yang terkait satu dengan lainnya, perumusan
masalah diawali oleh pemaparan latar belakang masalah. Peneliti dalam hal
ini harus mampu mengisolasikan masalah dari symtoms dan memilah posisi
variabel, mengidentifikasikan variabel yang relevan (sentral masalah) dan
merumuskan pertanyaan penelitian (research question). Menurut Tuckman
(1988) Rumusan masalah yang baik adalah rumusan masalah yang dapat
menyatakan hubungan antara dua variabel atau lebih yang selanjutnya
dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan atau alternatif yang secara
implisit mengandung pertanyaan. Masalah yang baik memiliki beberapa ciri-
ciri berikut:
 Masalah yang dipilih harus mempunyai nilai penelitian (research
value).
Mempunyai nilai penelitian dapat berarti bahwa penelitian yang akan
dilakukan itu memiliki kegunaan tertentu serta dapat dimanfaatkan untuk
kebutuhan (keperluan) penyelesaian atau pemecahan masalah yang dihadapi
atau dispesifikasikan. Untuk itu masalah yang dipilih harus asli (original),

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN | 48


menyatakan suatu hubungan hal yang penting, dapat diuji dengan data
empiris, dan harus pula dinyatakan dalam bentuk pertanyaan.

 Masalah yang dipilih harus mempunyai fisibilitas (dapat dipecahkan).


Untuk mendapatkan masalah yang fisibel, peneliti perlu menggunakan dan
mengumpul data dan metode yang mampu menyediakan alternatif
pemecahan masalah. Biaya pemecahan masalah dan waktu tersedia dalam
batas kemampuan yang wajar dan berimbang. Masalah yang diangkat tidak
boleh bertentangan dengan hukum, perundang-undangan dan nilai adat yang
berlaku dan dianut kelompok masyarakat/target tertentu

 Masalah yang dipilih harus sesuai dengan kualifikasi dari si peneliti.


Selain mempunyai nilai ilmiah tertentu dan layak (fisibel), masalah penelitian
harus sesuai (sinkron) dengan kualifikasi peneliti. Dalam arti bahwa masalah
itu harus menarik (interested) dan sesuai dengan kualifikasi ilmiah yang
dipunyai si peneliti. Seseorang yang berlatar pengetahuan hukum sebaiknya
tidak melakukan penelitian yang berbasis masalah manajemen ekonomi dan
bisnis. Suatu masalah baru dapat dimasukkan dalam katagori masalah
penelitian bilamana masalah tersebut merupakan bidang masalah dan
memiliki topik yang menarik serta signifikan secara teoritis dan praktis.
Untuk lebih memahami bagaimana seorang peneliti mendapatkan dan
memilih masalah dapat diikuti beberapa contoh rumusan masalah dalam
penelitian bisnis berikut:
a. “Adakah hubungan antara penentuan harga dengan volume
penjualan” (Dalam hal ini, penelitian dilakukan terhadap hubungan
antara dua variabel yang bersifat eksplisit).

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN | 49


b. “Apakah terdapat pengaruh harga tiket dan kualitas layanan
pramugari Batavia Air terhadap kepuasan penumpangnya” (Rumusan
masalah tersebut mengandung tiga variabel, yang bersifat eksplisit)
c. ”Seberapa besar pengaruh kebijakan promosi dan saluran distribusi
berpengaruh terhadap volume penjualan”. (Rumusan masalah ini
menspesifikasikan tiga variabel penelitian secara implisit).
Contoh lain dari rumusan masalah penelitian yang dilakukan Mukhlis (2011)
dengan judul Pengaruh Saluran Pemasaran dan Harga Terhadap Efisiensi
Pemasaran Beras Serta Dampaknya Pada Ketahanan Pangan Rumah Tangga
1. Apakah saluran pemasaran beras sudah efisien, sudah stabilkah
harganya, bagaimana efisiensi sistem pemasaran dan bagaimana
ketahanan pangan rumah tangga petani di Provinsi Aceh
2. Apakah ada pengaruh dan berapa besar pengaruh saluran pemasaran
dan harga terhadap efisiensi pemasaran baik secara parsial maupun
simultan di Provinsi Aceh
3. Bagaimana pengaruh saluran pemasaran dan harga terhadap
ketahanan pangan rumah tangga petani di provinsi aceh
4. Bagaimana pengaruh efisiensi pemasaran beras terhadap ketahanan
pengan rumah tangga petani di Provinsi Aceh
5. Bagaimana pengaruh saluran pemasaran dan harga terhadap
ketahanan pangan rumah tangga petani melalui efisiensi beras di
Provinsi Aceh
Untuk penelitian yang berjudul Upaya pembentukan budaya organisasi dan
penciptaan nilai dalam pengembangan strategi bisnis serta dampaknya pada
keunggulan bersaing dan implikasinya pada kinerja BUMN di Indonesia,
rumusan masalahnya adalah:
1. Bagaimana upaya pembentukan budaya organisasi, penciptaan nilai,
strategi bisnis, keunggulan bersaing, dan kinerja BUMN di Indonesia.

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN | 50


2. Sejauhmana pengaruh Upaya pembentukan budaya organisasi dan
penciptaan nilai terhadap strategi bisnis BUMN di Indonesia.
3. Sejauhmana pengaruh Upaya pembentukan budaya organisasi dan
penciptaan nilai terhadap keunggulan bersaing BUMN di Indonesia
melalui strategi bisnis.
4. Sejauhmana pengaruh Upaya pembentukan budaya organisasi dan
penciptaan nilai terhadap keunggulan bersaing BUMN di Indonesia
melalui strategi bisnis dan keunggulan bersaing.

Kesalahan dalam Menentukan Masalah


Menemukan dan menentukan masalah dalam kegiatan penelitian
merupakan pekerjaan yang dapat dikatakan mudah tapi sulit dan dapat
dikatakan sulit tapi mudah. Masalah dikatakan mudah, karena masalah itu
sebenarnya tersedia secara kuantitatif dan kualitatif dalam jumlah yang
sangatlah banyak di sekitar kehidupan dimanapun manusia berada. Hampir
semua organisasi bisnis berhadapan dengan berbagai masalah, mulai dari
masalah produksi sampai kepada masalah pasar dan pemasaran. Masalah
pada bidang manajemen operasional dapat berkisar pada input, proses
maupun output. Masalah juga kerap didapati pada setiap usaha yang
berkaitan dengan fungsi-fungsi bisnis dalam suatu badan usaha dengan
kualitas masalah atau tingkat urgensi pemecahannya yang berbeda. Suatu
masalah dikatakan sulit karena kita (peneliti) harus mampu memilih masalah
mana yang baik, layak (feasible), dan betul-betul menjadi sebuah masalah
yang harus di cari jalan keluar atau pemecahannya pada suatu kurun waktu
dan situasi tertentu. Tidak sedikit peneliti melakukan kesalahan atau terjebak
dalam menentukan dan merumuskan masalah penelitian. Kesalahan tersebut
dapat berpangkal tolak pada beberapa hal berikut:

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN | 51


 Rumusan masalah yang dipaksa dan digiring untuk mengikuti data
yang ada atau data yang telah dimiliki sebelumnya.
 Masalah yang dikemukakan masih bersifat sangat umum (general)
dan ambigu (mendua).
 Sebelum merumuskan masalah, peneliti kurang atau kurang
melakukan kajian yang mendasar/mendalam tentang hasil penelitian
sejenis yang dilakukan peneliti lain atau penelitian terdahulu yang
terkait dengan objek dan subjek penelitian yang akan dilakukannya.
 Peneliti kurang tepat dalam memilih masalah, sehingga kurang dapat
memberikan kontribusi bagi pengembangan teori dan sebagai usaha
untuk menyelesaikan masalah (problem solving) yang dihadapi
organisasi.
Ada tidaknya masalah (problem) yang dihadapi akan menjawab
pertanyaan perlu tidaknya dilakukannya suatu penelitian. Penelitian
berhubungan dengan waktu dan uang (biaya) sebagai pengorbanan yang
harus dipertimbangkan secara matang. Justru itu peneliti perlu mengajukan
beberapa pertanyaan pada dirinya sendiri sebelum proses penelitian
selanjutkan dilakukan, pertanyaan itu antara lain adalah:
1. Apa saja fenomena (gejala) dari masalah itu. Dalam penelitian bisnis
dan manajemen yang perlu dicermati adalah fenomena yang
berhubungan dengan keputusan bisnis dan manajemen.
2. Bagaimana seorang peneliti menggali dan merumuskan masalah
penelitian.
3. Untuk apa masalah itu diidentifikasi
4. Apa gunanya peneliti mengetahui masalah.
5. Apakah setiap orang atau organisasi selalu mempunyai (menghadapi)
masalah. Kalau tidak ada masalah tentu tidak diperlukan penelitian
dalam kaitannya dengan penelitian mengatasi masalah.

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN | 52


Untuk mencapai hasil yang optimal dari suatu penyelenggaraan penelitian,
peneliti harus mendefinisikan terlebih dahulu masalah penelitiannya secara
tegas, memberi batasan penelitian atau mendefinisikan penelitian dengan
memperhatikan beberapa hal sebagai berikut:

Penetapan Masalah
Pengajuan masalah dalam suatu penelitan terdiri dari: Penyusunan
latar belakang, Tujuan penelitian, dan Kegunaan penelitian. Penyusunan latar
belakang masalah (penelitian) pada dasarnya adalah mendeskripsikan
rasionalitas mengapa penelitian itu penting atau menarik untuk dilakukan.
Beberapa hal yang harus tergambarkan atau didapati dalam penyusunan latar
belakang pada suatu penelitian antara lain:
1. Aktualisasi dan relevansi penelitian merupakan argumentasi mengapa
pentingnya penelitian dilakukan oleh seorang peneliti.
2. Sasaran atau tujuan yang akan dikaji oleh peneliti.
Latar belakang yang baik biasanya terdiri dari 4 bahagian yakni:
1. Bagian yang menjelaskan kondisi dan situasi secara umum sesuatu
yang berhubungan dengan topik penelitian. Dalam hal ini perlu
dilengkapi dengan dukungan data/referensi dan bilamana diperlukan
perlu juga dilengkapi dengan hasil survey pendahuluan (pra survey).
2. Justifikasi kebenaran dari kondisi dan situasi tertentu yang dapat
memberikan dukungan substansial (urgensi) kepada topik penelitian.
3. Deskripsi identifikasi, menjelaskan sub-sub masalah yang spesifik.
4. Batasan masalah, mendeskripsikan arah dan harapan dari penelitian.
Keempat bagian atau komponen dalam latar belakang diatas dapat disusun
atau divisualisasi dalam suatu segitiga terbalik.

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN | 53


Mengembangkan Pendekatan Masalah
Untuk mengembangkan masalah penelitian, peneliti perlu melakukan
beberapa kegiatan yang mengikat dalam prosesi penelitian, antara lain adalah
merumuskan kerangka teori atau melakukan kajian kepustakaan yang
mendalam dan terkait erat dengan variabel penelitian yang akan diteliti.

Menetapkan Tujuan Penelitian (Objective Reserch)


Banyak orang gagal menghasilkan penelitian yang baik, karena tujuan
penelitian tidak jelas dan sulit diukur atau terlalu abstrak. Tujuan penelitian
yang ingin dicapai harus dirumuskan dalam pernyataan tujuan penelitian.
Suatu pernyataan tujuan dalam kegiatan penelitian, merupakan hal penting
yang tidak dapat dilewati dalam prosesi penelitian bisnis secara keseluruhan.
Tujuan penelitian yang dituangkan pada dasarnya memiliki maksud untuk
mengemukakan apa saja yang akan dicapai dari suatu penyelenggaraan
penelitian menjadi jelas dan terbuka. Kegiatan penelitian yang memiliki
(mampu merumuskan) tujuan dengan jelas, akan lebih memudahkan pihak lain
yang berkepentingan dalam memanfaatkan hasil penelitian tersebut. Sementara
itu, untuk keperluan yang lebih terfokus pada hal atau bidang tertentu, maka
penelitian harus diberikan batasan atau ruang lingkup yang jelas dan dilakukan
melalui suatu kegiatan yang sistematis. Dalam kaitan itu dapat di
pertanggungjawabkan :
Tujuan penelitian adalah pernyataan mengenai ruang lingkup dan
kegiatan yang akan dilakukan berdasarkan masalah yang telah dirumuskan.
Menyusun tujuan penelitian harus didasarkan pada pertanyaan penelitian
(research question) yang bertumpu pada perumusan masalah, sehingga tujuan
penelitian yang dirumuskan tersebut dapat merupakan formulasi konkrit dari
permasalahan yang dirumuskan. Untuk maksud tersebut, tujuan penelitian
mestinya dapat diukur (measurable)

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN | 54


Tujuan penelitian (research objective) secara umum dapat dibagi
menjadi dua bagian, yakni tujuan yang bersifat umum (general objective) dan
tujuan yang bersifat khusus (special objective). Tujuan umum dalam hal ini
dimaksudkan adalah apa yang tertuang dalam tujuan penelitian masih bersifat
umum (generalis), sehingga belum secara spesifik menjelaskan rincian tujuan-
tujuan penelitian yang akan dilakukan peneliti.
Tujuan umum dari suatu penelitian pada dasarnya adalah untuk
menjawab atau membuktikan/menguji apa yang menjadi rumusan masalah
penelitian tersebut. Sedangkan tujuan khusus maksudnya adalah bahwa apa
yang tertuang dalam tujuan khusus secara spesifik mengandung konsep-konsep
dan mengurai dari apa yang menjadi rumusan masalah. Salah satu ciri kalimat
yang khas dalam menuangkan tujuan penelitian, baik untuk tujuan secara
umum maupun khusus adalah dimulai dengan menggunakan kata “untuk”
pada awal kalimat.
Tujuan penelitian yang dirumuskan harus jelas dan tegas. Suatu
tujuan penelitian yang tidak dikemukakan secara jelas dan terinci akan
mengurangi tingkat akurasi dan bobot keilmiahan penelitian itu sendiri.
Menurut Darmadi (2004:10) Ditinjau dari aspek data/informasi yang
dihasilkan, keberadaan tujuan penelitian itu dapat berperan sebagai alat untuk:
1. Menemukan, yakni data/informasi yang dihasilkan dari kegiatan riset
tersebut merupakan data/informasi baru yang belum pernah ditemukan oleh
peneliti lain sebelumnya. Dengan demikian dari riset yang dihasilkan
peneliti merupakan fakta baru, penemuan baru, dan informasi baru.
2. Membuktikan, artinya bahwa setiap kegiatan riset yang dilakukan oleh
peneliti sebaiknya (harus) menggunakan data relevan yang sudah tersedia
sebelumnya yang dihasilkan oleh peneliti lain. Hal ini dapat berarti bahwa
kegiatan riset yang dilakukan memang benar-benar hanya ingin mencari
pembuktian yang dilandasi karena adanya keragu-raguan, ketidak

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN | 55


percayaan, dan rasa keingintahuan yang mendalam dan kemudian dari apa
yang diperolehnya tersebut akan memuaskan rasa keingintahuan seseorang.

3. Mengembangkan. Dalam hal ini dapat berarti bahwa kegiatan penelitian


yang dilakukan juga menggunakan data yang sudah ada sebelumnya yang
dihasilkan oleh peneliti lain, tetapi keberadaan penelitiannya dimaksudkan
untuk lebih memperdalam dan memperluas pengetahuan dari hasil
penelitian yang telah ada selama ini.
Penelitian mempunyai manfaat/kegunaan bagi dunia ilmu
pengetahuan, perusahaan, organisasi, lembaga, dan bagi pihak-pihak tertentu
termasuk di dalamnya bagi peneliti itu sendiri. Dalam konteks penelitian
bisnis dan manjemen yang dilakukan oleh perusahaan/industri, penelitian
tersebut dilakukan antara lain dikarenakan oleh adanya persaingan pasar dan
adanya pengaduan ketidakpuasan (kekurang puasan) konsumen terhadap
barang yang dihasilkan atau ditawarkan perusahaan Hal ini seharusnya dapat
dimaklumi karena kepuasan konsumen dapat berubah sebagai akibat dari
berbagai pengaruh lingkungan bisnis yang penuh dinamika.
Contoh tujuan penelitian pada Penelitian yang dilakukan Mukhlis (2011)
dengan judul Pengaruh Saliran Pemasaran dan Harga Terhadap Efisiensi
Pemasaran Beras Serta Dampaknya Pada Ketahanan Pangan Rumah Tangga
Petani di Provinsi Aceh. Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian tersebut
adalah untuk menghasil suatu kajian yang mendalam tentang:
1. Saluran pemasaran, harga, efisiensi pemasaran beras dan ketahanan
pangan rumah tangga petani di Provinsi Aceh.
2. Pengaruh saluran pemasaran dan harga terhadap efieinsi pemasaran
baik secara parsial maupun simultan di Provinsi Aceh.
3. Pengaruh saluran pemasaran dan harga terhadap ketahanan pangan
rumah tangga petani di provinsi aceh

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN | 56


4. Pengaruh efisiensi pemasaran beras terhadap ketahanan pengan
rumah tangga petani di Provinsi Aceh.
5. Pengaruh saluran pemasaran dan harga terhadap ketahanan pangan
rumah tangga petani melalui efisiensi beras di Provinsi Aceh.
Pada penelitian yang dilakukan Dany Amrul Ichdan (2011) berjudul Budaya
Organisasi dan Penciptaan Nilai Dalam Pengembangan Strategi Bisnis dan
Dampaknya Pada Keunggulan Bersaing Serta Implikasinya Pada Kinerja
BUMN di Indonesia tujuan penelitiannya dirumuskan sebagai berikut:
1. Menghasilkan suatu kajian tentang tentang upaya pembentukan
budaya organisasi, penciptaan nilai, strategi bisnis, keunggulan
bersaing, dan kinerja BUMN di Indonesia.
2. Memperoleh hasil kajian pengaruh Upaya pembentukan budaya
organisasi dan penciptaan nilai terhadap strategi bisnis BUMN di
Indonesia.
3. Memperoleh hasil kajian pengaruh Upaya pembentukan budaya
organisasi dan penciptaan nilai terhadap keunggulan bersaing BUMN
di Indonesia.
4. Memperoleh hasil kajian pengaruh Upaya pembentukan budaya
organisasi dan penciptaan nilai terhadap keunggulan bersaing BUMN
di Indonesia melalui strategi bisnis dan keunggulan bersaing.

Manfaat atau Kegunaan Penelitian


Kegunaan penelitian merupakan manfaat yang bisa didapatkan dari penelitian
untuk peneliti dan pengguna (stakeholder) baik yang bersifat praktis,
kebijakan maupun metodologi. Manfaat penelitian dapat berupa kontribusi
bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan kegunaan praktis sebagai input
bagi pemecahan masalah yang diteliti.

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN | 57


Dalam konteks penelitian yang dilakukan oleh para akademisi,
ilmuan, dan mahasiswa pada berbagai jenjang (strata) pada umumnya
kegiatan penelitian memiliki berbagai manfaat antara lain adalah:
1. Bagi mahasiswa pada berbagai jenjang pendidikan, penelitian menjadi
ajang (sarana) untuk pembuktian teroi-teori yang telah dipelajarinya pada
masa studi (manfaat praktis dan teoritis).
2. Bagi organisasi/lembaga pendidikan asal mahasiswa (institusi pengirim),
penelitian yang dilakukan merupakan buah dari proses pendidikan yang
diberikan selama masa studi berlangsung. Selain itu hasil dari penelitian yang
dilakukan oleh mahasiswa tersebut juga akan berfungsi sebagai bagian dari
pengembangan khasanah ilmu pengetahuan (manfaat teoritis).
3. Bagi perusahaan/organisasi tempat dilakukan penelitian, keberadaan
penelitian yang dilakukan mahasiswa baik secara langsung maupun tidak
langsung akan memberikan manfaat yang besar dalam upaya mengetahui
kelebihan dan kekurangan yang ada selama ini. Sementara itu, hasil
penelitian tersebut juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan pertimbangan
organisasi / perusahaan dalam pengambilan keputusan berkaitan dengan
penerapan (implementation) taktik, strategi, dan rencana-rencana jangka
panjang lainnya (manfaat praktis).
Bilamana tujuan penelitian dicirikan dengan kata “untuk”, maka
pengungkapan manfaat atau kegunaan penelitiannya sebaiknya bercirikan
kata “sebagai”. Contoh Manfaat atau kegunaan penelitian yang sesuai dengan
tujuan penelitian:
 Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui pengaruh motivasi dan gaya
kepemimpinan terhadap kinerja karyawan
 Manfaat Penelitian: Sebagai bahan pertimbangan bagi pimpinan
perusahaan dalam merumuskan kebijakan motivasi karyawan dan

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN | 58


memilih gaya kepemimpinan dalam rangka memperbaiki kinerja
karyawan sehingga dapat menunjang perbaikan kinerja perusahaan.
Untuk lebih dapat memahami dapat diikuti beberapa contoh kegunaan
penelitian sebagai berikut:
1. Penelitian yang dilakukan Dany Amrul Ichdan (2011) berjudul
Budaya Organisasi dan Penciptaan Nilai Dalam Pengembangan
Strategi Bisnis dan Dampaknya Pada Keunggulan Bersaing Serta
Implikasinya Pada Kinerja BUMN di Indonesia, dirumuskan beberapa
kegunaan penelitian sebagai berikut:
 Kegunaan akademik: Dapat memberikan sumbangan ilmu
pengetahuan bagi para akademisi dalam bidang manajemen strategi
pada BUMN, terutama dalam model peningkatan kinerjanya melalui
pengkajian upaya pembentukan budaya organisasi, penciptaan nilai,
strtaegi bisnis, dan keunggulan bersaing serta ditemukannya faktor-
faktor yang mempengaruhi variabel kinerja BUMN.
 Kegunaan Praktis: Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan
gambaran tentang upaya pembentukan budaya organisasi, penciptaan
nilai, strategi bisnis, keunggulan bersaing dan kinerja BUMN di
Indonesia. Disamping itu dapat memberikan masukan bagi seluruh
manajemen BUMN di Indonesia dalam mencapai kinerja BUMN
yang tinggi dapat dilakukan dengan pembentukan budaya organisasi
dan melakukan proses penciptaan nilai, sehingga dapat melaksanakan
keunggulan bersaing dan kinerja BUMN
2. Penelitian yang dilakukan Mukhlis (2011) dengan judul Pengaruh
Saluran Pemasaran dan Harga Terhadap Efisiensi Pemasaran Beras
Serta Dampaknya Pada Ketahanan Pangan Rumah Tangga Petani di
Provinsi Aceh. Kegunaan Penelitiannya dirumuskan sebagai berikut:

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN | 59


 Hasil penelitian diharapkan memberikan manfaat operasional
bagi pemerintah dan partisipan pasar beras. Khusus bagi
pemerintah Provinsi Aceh dapat menjadi masukan yang berguna
dalam upaya mewujudkan pemantapan dan peningkatan
ketahanan pangan rumah tangga petani melalui perbaikan
efisiensi pemasaran beras. Sebagai hasil evaluasi petani produsen
terhadap situasi pemasaran gabah/beras, hasil penelitian ini dapat
menjadi masukan untuk program revitalisasi pemasaran
komoditas pangan beras untuk menunjang perbaikan pendapatan
usahatani dan rumah tangga petani.

 Hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi dalam


pengembangan kajian teori ilmu pemasaran, khususnya teori
yang menjelaskan pengaruh saluran pemasaran dan harga
sebagai 2 (dua) variabel pokok dalam bauran pemasaran
(marketing mix) terhadap efisiensi pemasaran. Dengan
menggunakan indikator transmisi harga, margin pemasaran
dan farmer’s share secara bersamaan dalam studi pengaruh
efisiensi pemasaran, dan studi pengaruh efisiensi pemasaran
terhadap ketahan pangan ini dapat menambah dimensi
variabel dalam pengetahuan ilmu keperilakuan pemasaran,
khususnya pemasaran hasil pertanian pangan (agri food
marketing).

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN | 60


BAB IV
KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI
DAN KERANGKA PIMIKIRAN
Untuk meraih kesuksesan dan hasil penelitian yang berkualitas
dibutuhkan kerja keras peneliti untuk membangun dan mengembangkan teori
yang akan digunakan dalam penelitiannya. Untuk membangun teori itu
peneliti harus melakukan kajian pustaka yang memadai. Tanpa dukungan
teori akan terasa sulit bagi peneliti untuk menghasilkan penelitian yang
berkualitas ilmiah. Teori yang dikaji peneliti dari berbagai sumber dan
digunakan dalam suatu penelitian sering diistilahkan dengan Landasan Teori,
Kerangka Dasar Teori, Kerangka Teori, Dasar Teori, Kajian Pustaka dan
sebagainya. Walaupun materinya relatif sama dan tergantung kedalamannya,
namun pilihan untuk penggunaan peristilahan tersebut mempunyai
relevansinya dengan tujuan penelitian yang ingin dicapai atau telah
dirumuskan sebelumnya.

Kajian Pustaka

Hakikat dari pelaksanaan suatu penelitian adalah untuk mendapatkan


sesuatu yang baru dan berbeda dengan peneliti lain. Untuk mendapatkan
sesuatu yang berbeda dengan peneliti lain, sudah barang tentu peneliti harus
mengetahui apa saja yang sudah dikerjakan atau diteliti orang lain dan apa
saja yang belum diteliti orang lain. Agar kajian pustaka dapat lebih
bermanfaat dan mendukung pelaksanaan usulan penelitian, maka ada
beberapa pertanyaan-pertanyaan yang dipandang perlu diajukan peneliti
ketika hendak melakukan kajian pustaka:

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN | 61


 Apa topik/tema/subyek penelitian yang ingin diketahui peneliti?

 Apakah didapati perbedaan pendapat/kontroversi antar pakar atau


ahli terkait dengan subyek penelitian tersebut?

 Adakah studi atau penelitian yang oleh para ahli disarankan untuk
dilakukan penelitian lanjutan yang kemudian menjadi tema
penelitian kita?

 Siapa pakar paling sering dirujuk oleh peneliti terkait topik


penelitian tersebut?

 Adakah konsensus/rumusan untuk topik tersebut?

 Aspek apa yang paling dominan dan sering diwacanakan,


diperdebatkan dan dibahas dalam topik penelitian tersebut?

 Metode atau masalah apa yang telah dikemukakan oleh peneliti


lain yang mungkin digunakan dalam rencana penelitian kita?

 Dari kajian pustaka, tersediakah metodologinya yang dapat di


gunakan dalam penelitian kita?

 Sudah sejauh mana penelitian dibahas topik tersebut?

 Sumber data atau informasi apa yang mungkin didapatkan dari


pustaka tersebut?

Tidak jarang kita mengklaim bahwa penelitian yang sedang kita


lakukan adalah penelitian terbaru dan diyakini penelitian tersebut belum
pernah dilakukan orang lain, pada hal penelitian tersebut dapat saja
merupakan duplikasi dan replikasi penelitian orang lain yang tidak kita
ketahui. Hal tersebut sangat mungkin terjadi karena peneliti lalai, lemah atau
sedikit sekali melakukan penelitian terdahulu. Dengan demikian kajian
pustaka dimaksudkan tidak lain adalah untuk mengungkapkan adanya
kesenjangan (gap) dalam penelitian yang akan dilakukan. Penelitian baru,
METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN | 62
sebenarnya dapat diangkat dari kajian pustaka yang dilakukan untuk
menutupi kesenjangan yang dirasakan oleh seorang peneliti. Pada dasarnya
kajian atau telaahan pusaka itu merupakan suatu presentasi, klasifikasi dan
evaluasi tentang apa yang telah ditulis atau diteliti oleh peneliti-peneliti lain
atau penelitian terdahulu menyangkut suatu subjek tertentu. Kajian pustaka
dalam beberapa hal berbeda dengan tinjauan pustaka. Tinjauan pustaka
mungkin sama atau identik dengan landasan teori. Dalam hal ini, peneliti
perlu mengumpulkan teori/data dan informasi yang menjadi dasar untuk
identifikasi, penjelasan dan pembahasan masalah penelitian. Dalam kajian
pustaka, selain mengumpulkan teori, peneliti dapat dan perlu menambahkan
komentarnya, kritikan (kelebihan dan atau kekurangan teori dalam pustaka
yang dirujuk), perbandingan dengan teori (pustaka) lain dan kaitannya
dengan penelitian yang sedang dilakukan.

Keberadaan kajian pustaka biasanya ditempatkan setelah pendahuluan


atau pada Bab II dalam usul atau laporan penelitian. Bab II dalam usulan dan
atau laporan penelitian tidak selalu harus berjudul “Kajian Pustaka”. Kajian
pustaka digunakan sebagai dasar untuk melakukan penelitian, untuk semua
bagian (laporan) penelitian. Kajian pustaka dalam suatu penelitian justru
menjadi bagian tak terpisahkan dari suatu laporan penelitian, tesis, disertasi
atau esai kajian pustaka yang diterbitkan dalam jurnal penelitian ilmiah.
Kajian atau telaah pustaka adalah kajian kritis terhadap pembahasan
suatu topik yang sudah ditulis oleh para peneliti atau ilmuwan yang
terakreditasi (diakui kepakarannya). Kepakaran seseorang (peneliti) baru
diakui bilamana hasil penelitian telah dipublikasikan melalui jurnal/seminar
bertaraf nasional/internasional atau dalam bentuk cetakan buku yang
representatif. Kajian pustaka meliputi berbagai sumber pustaka yang
membahas satu topik/masalah penelitian yang spesifik. Dengan demikian
untuk melakukan kajian pustaka itu membutuhkan lebih dari satu pustaka
METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN | 63
(bacaan). Semakin banyak pustaka yang dirujuk akan semakin baik kajian
pustaka itu selama kajian yang dilakukan itu mengacu kepada hal-hal atau
pengetahuan yang terbaru (up to date) dan teruji menurut kaedah ilmu
pengetahuan dan prosedur penelitian ilmiah.
Perlu diingat bahwa kajian pustaka tersebut bukanlah susunan atau
daftar belanja (shopping list) yang hanya merangkai, merangkum dan
menyampaikan pendapat orang lain semata, namun kajian pustaka itu perlu
dan seyogianya disusun identik atau berdasarkan pada tujuan penelitian yang
dirumuskan, pertanyaan penelitian dan masalah penelitian yang akan
dipecahkan.

Dengan kajian pustaka yang sinkron dengan tujuan penelitian, maka


kedudukan kajian pustaka itu akan dapat membantu peneliti akan dapat
membentuk garis besar dan lebih fokus pada apa yang telah dikerjakan orang
lain dalam bidang tersebut dan peneliti dengan ini akan lebih mampu untuk
mengemasnya sedemikian rupa sehingga lebih sesuai dengan kebutuhan
penelitiannya.

Penggunaan kajian pustaka akan sangat membantu peneliti dalam


menyusun pertanyaan penelitian (research question) dan perumusan
hipotesis. Untuk mengetahui apakah seorang peneliti telah melakukan kajian
pustaka yang benar, dapat diamati dari sejauhmana kaitan kajian pustaka
tersebut dengan pertanyaan penelitian yang diajukan. Kajian pustaka akan
akan bermanfaat untuk bilamana mengacu kepada pertanyaan penelitian dan
membantu penyusunan hipotesis. Karena pertanyaan penelitian dan hipotesis
akan memberikan petunjk pada proses penulisan kajian pusrtaka. Tanpa
mengaitkan dengan pertanyaan penelitian, maka kajian pustaka takkan ada
manfaatnya secara berarti. Sebaliknya kajian pustaka diperlukan agar
akhirnya peneliti dapat sampai pada pertanyaan penelitian yang kuat dan

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN | 64


hipotesis yang baik dan memungkinkan untuk diuji peneliti. Leedy (1997:
71) menerangkan bahwa suatu tinjauan atau kajian pustaka mempunyai
beberapa kegunaan antara lain adalah untuk:

(1) Mengungkapkan penelitian-penelitian yang serupa (mirip) dengan


penelitian yang (akan) dilakukan. Dalam hal ini, diperlihatkan pula
cara penelitian-penelitian tersebut dalam menjawab permasalahan dan
merancang metode penelitiannya;
(2) Membantu memberikan gambaran tentang metode dan teknik yang
dipakai dalam penelitian yang mempunyai permasalahan serupa atau
memiliki kemiripan dengan penelitian yang dihadapi;
(3) Mengungkapkan sumber-sumber data (atau judul-judul pustaka yang
berkaitan) yang mungkin belum diketahui sebelumnya oleh peneliti;
(4) Mengenal peneliti-peneliti yang karyanya penting dalam
permasalahan yang dihadapi (yang mungkin dapat dijadikan nara
sumber atau dapat ditelusuri karya-karya tulisnya yang lain, yang
mungkin terkait dengan penelitian kita) ;
(5) Memperlihatkan kedudukan penelitian yang (akan) dilakukan dalam
sejarah perkembangan dan konteks ilmu pengetahuan atau teori
tempat penelitian ini berada;
(6) Mengungkapkan ide-ide atau gagasan dan pendekatan-pendekatan
yang mungkin belum dikenal dan dipahami sebelumnya;
(7) Membuktikan originalitas atau keaslian penelitian (bahwa penelitian
yang kita lakukan berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya);
dan
(8) Mampu menambah rasa percaya terhadap topik yang dipilih karena
ada pihak-pihak lain yang sebelumnya juga tertarik pada topik
tersebut dan mereka telah mencurahkan tenaga, waktu dan biaya
penelitian topik tersebut.
METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN | 65
Kajian pustaka yang dilakukan seorang peneliti bertujuan untuk
menyampaikan kepada pembaca atau orang lain sejumlah pengetahuan
dan ide-ide yang sudah dibahas dalam suatu topik penelitian. Keberadaan
kajian pustaka akan dapat memberikan gambaran kepada pembaca sejauh
mana penelitian sudah dilakukan, pelbagai sudut pandang yang mungkin
saling bertentangan (kontroversi) mengenai topik penelitian yang dipilih.

Kajian pustaka bukan hanya suatu ringkasan, tetapi juga merupakan suatu
sintesis hasil pencarian informasi yang disusun secara konseptual.
Dengan demikian kajian pustaka mengacu kepada upaya :

 pengorganisasian informasi dan menghubungkannya dengan


pertanyaan penelitian atau hipotesis yang dikembangkan.

 Mensintesiskan hasil menjadi ringkasan tentang apa yang sudah


dan apa yang belum diketahui

 Mengidentifikasikan perbedaan pendapat yang ada dari berbagai


sumber kajian pustaka

 Mengembangkan pertanyaan untuk penelitian lebih lanjut.

Kajian pustaka perlu dilakukan sebelum seorang peneliti memulai


melakukan penelitiannya. Hak ini dikarenakan beberapa alasan berikut:

 Untuk mengetahui apa yang sudah dan belum diteliti berkaitan


dengan topik penelitian yang dipilih

 Untuk memberikan gambaran lebih menyeluruh tentang


berbagai variasi perilaku atau fenomena dalam topik
penelitian

 Untuk mengetahui potensi hubungan antar konsep-


konsep/teori-teori yang digunakan

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN | 66


 Untuk menemukan hipotesis yang memungkinkan untuk
diteliti lebih lanjut oleh peneliti (researchable hypotheses)

 Untuk mengetahui bagaimana peneliti lain mendefinisikan dan


mengukur konsep-konsep dalam penelitiannya

 Untuk mengetahui sumber data yang digunakan peneliti lain

 Untuk mengembangkan proyek penelitian alternatif

 Untuk menemukan keterkaitan proyek penelitian yang diteliti


dengan penelitian yang dilakukan peneliti lainnya

Pada dasarnya, kajian pustaka dalam rangkaian proses penelitian


dilakukan melalui dua tahap berikut:

1. Penetapan Strategi Pencarian

2. Identifikasi Sumber Pustaka

Penetapan Strategi Pencarian terdiri dari:

a. Pendefinisian topik pencarian. Sebelum memulai melakukan kajian


pustaka, definisikan lebih dahulu pertanyaan penelitian (masalah
penelitian). Apa tujuan penelitian? Apa artinya? Apa kata kunci yang
digunakan? Sinonim, variasi ejaan kata kunci? Apa yang sudah
diketahui tentang topik penelitian? Sebatasmana Ruang lingkup
penelitiannya? Apa peneliti perlu mencari semua penelitian terdahulu
atau penelitian yang pernah dilakukan peneliti lain, atau cukup lima
atau sepuluh tahun terakhir saja?

b. Pengumpulan daftar kata kunci (keyword). Sebelum peneliti


memulai pencarian informasi, maka perlu dikembangkan terlebih
dahulu strategi pencarian yang dinilai efektif menemukan informasi
yang bermanfaat. Seringkali pertanyaan penelitian yang diajukan
peneliti perlu dipecah menjadi: kata kunci atau frasa; mulai
METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN | 67
melakukan pencarian; dan evaluasi hasil pencarian, apakah perlu
dilakukan perluasan, penyempitan, atau perubahan cakupan
pencariannya? Untuk memudahkan penulisan kajian pustaka,
pecahlah topik penelitian itu ke dalam kata kunci atau frasa.
Termasuk juga didalamnya konsep dalam topik penelitian. Kata kunci
dalam hal ini akan menjadi dasar pencarian. Bagi peneliti akan lebih
mudah bilamana dapat mencari padanan kata atau terminologi dalam
kamus, ensiklopedia dan thesaurus sehingga dapat memperluas
pencarian kajian pustaka yang dibutuhkan dalam penelitian yang akan
dilakukan.

Dalam penjelasan yang hampir serupa, Castetter dan Heisler (1984)


memberi keterangan bahwa suatu tinjauan atau kajian pustaka dalam suatu
rangkaian penelitian mempunyai enam kegunaan penting, yaitu:
(1) Mengkaji sejarah atau akar permasalahan;
(2) Membantu pemilihan prosedur penelitian;
(3) Mendalami landasan teori yang berkaitan dengan permasalahan;
(4) Mengkaji kelebihan dan kekurangan hasil penelitia terdahulu;
(5) Menghindari duplikasi penelitian; dan
(6) Menunjang perumusan permasalahan.

Kesalahan Dalam Melakukan Kajian Pustaka


Peneliti perlu sedapat mungkin menghindari kesalahan atau kekeliruan dalam
melakukan kajian pustaka. Beberapa kesalahan yang mungkin dilakukan
peneliti saat melakukan kajian pustaka antara lain adalah:
 Terlalu banyak mengumpulkan pustaka

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN | 68


Tidak jarang peneliti, terlalu asyik dan terjebak dalam mencari dan
menelusuri kepustakaannya. Keadaan ini dapat membingungkan peneliti
sendiri pada fase awal penelitian. Kebingungan ini dapat terjadi karena
peneliti tidak segera untuk memulai menulis telaahan, bahkan peneliti
mungkin membuat fokus pada topik penelitian baru yang berubah dari topik
sebelumnya. Untuk lebih efektif dalam menggunakan waktu penelitian yang
terbatas, maka peneliti sebaiknya lebih fokus dan sesegera mungkin untuk
mengumpulkan bahan pustaka, membaca seperlunya dan mulailah
menelaahnya.
 Kecenderungan menggabungkan terlalu banyak penelitian
Peneliti kadang kurang menyadari bahwa dirinya tidak sedang melakukan
kajian atau telaah pustaka, tapi hanya mencantumkan berbagai hasil
penelitian orang lain. Demikian juga halnya dengan penggunaan istilah daftar
pustaka (bibliography) atau acuan (references). Daftar pustaka cenderung
mencantumkan semua pustaka yang dibaca tetapi belum tentu peneliti
mengggunakan dalam penelitiannya. Pada hal acuan (references) hanya
mencantumkan bahan pustaka yang benar-benar digunakan dalam melakukan
penelitian.
 Belum Dapat memastikan Kredibiltas sumber pustaka
Hal ini terutama sangat penting bilamana sumbernya ditemukan dari
sumber internet. Seringkali sumber ini dapat diakses dalam waktu terbatas.
Karena itu, catat tanggal kapan diakses pustaka tersebut. Pada beberapa kasus
yang lain, makalah/penelitian yang ditulis dan diterbitkan di internet tidak
benar-benar ada atau dilakukan. Bilamana peneliti merasa ragu tentang
sumber pustaka tersebut, maka peneliti dapat menghubungi penulisnya
dengan menyurati atau melalui e-mailnya.
Dalam memulis kajian pustaka, peneliti perlu menunjukkan kemampuan
intelektualnya dalam mengenali informasi yang relevan, mensistesiskan dan

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN | 69


mengevaluasi menurut hipotesis yang dikembangkan dan dijadikan
panduannya. Pembaca dan peneliti yang kritis tidak hanya membutuhkan
listing atau pustaka yang dirujuknya, tetapi juga hasil evaluasi dan nilai kritik
peneliti tentang kajian pustakanya. Kemampuan peneliti untuk
mengemukakan kajian pustaka secara efisien dalam mengidentifikasi dan
mengkritisi makalah, buku dan jurnal ilmiah menjadi sangat penting sehingga
informasi yang dihimpun tidak bias dan memiliki validitas yang tinggi dalam
pandangan pembaca atau peneliti lainnya.

Kajian literatur atau landasan teori akan sangat membantu peneliti


dalam merumuskan hipotesis dan memilih metode penelitian yang akan
digunakan. Suatu kajian literatur atau kajian pustaka yang dilakukan oleh
seorang peneliti dapat antara lain berfungsi untuk:

1. Mengarahkan peneliti dalam memperoleh perspektif ilmiah yang


menjadi landasan bagi pengembangan hipotesis yang diajukan.

2. Menghindari kemungkinan duplikasi dalam metode pengumpulan dan


pengolahan data yang digunakan.

3. Mengarahkan argumentasi penggunaan metode pengumpulan dan


pengolahan data penelitian saat ini yang berkaitan dengan penelitian
sebelumnya.

4. Melakukan konfirmasi terhadap teori-teori atau temuan-temuan


penelitian sebelumnya.

5. Menemukan keterbatasan (constraint) pada penelitian terdahulu dan


kemudian peneliti dapat melakukan perbaikan yang diperlukan pada
penelitian yang sedang dan akan dilakukan.

Dalam melakukan kajian pustaka atau studi literatur termasuk hasil penelitian
yang dilakukan peneliti lain sebelumnya, peneliti perlu mempertimbangkan
beberapa hal berikut:

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN | 70


 Harus mengidentifikasi dan juga membahas variabel-
variabel yang relevan dengan masalah penelitian yang
dipilih

 Harus menyatakan sifat dan arah dari hubungan atau


perbedaan antara dua atau lebih variabel yang diteliti.

 Menjelaskan hubungan atau perbedaan antara variabel


yang divisualisasikan dalam diagram.

 Menjelaskan perspektif yang menjadi landasan pijak


dalam pengembangan hipotesis berdasarkan temuan-
temuan hasil penelitian sebelumnya.

Kerangka Teori
Semenjak peneliti melakukan kajian pustaka, maka kala itu
pula peneliti menemukan bahwa masalah yang akan diteliti tersebut
mempunyai akarnya (akar masalah) dalam sejumlah rangkaian teori
yang tumbuh dan telah dikembangkan peneliti pendahulu dari
berbagai pandangan dan perspektif yang berbeda. Dalam realitanya
ada pandangan ahli yang sama atau saling mendukung suatu
perspektif teori dan ada juga yang berbeda (sedikit atau prinsipil)
antara satu dengan lainnya. Terlepas dengan ada atau tidak adanya
perbedaan informasi yang mungkin didapatkan atau diperoleh dari
hasil kajian pustaka itu, yang penting bagi peneliti adalah:
 Memilih dan memilah informasi yang diperoleh dari
berbagai sumber itu sesuai dengan tema pokok dan
teorinya.
 Menyoroti kesepakatan dan ketidaksepakatan antara satu
penulis dengan penulis lainnya, dan

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN | 71


 Mengidentifikasi pertanyaan dan persoalan yang belum
terjawab atau masih adanya kesenjangan.
Sebagai seorang peneliti, tentu sepatutnya kita menyadari bahwa
dalam kajian pustaka terdapat aspek kajian yang berhubungan langsung atau
kurang berhubungan langsung dengan topik penelitian kita. Kejelian peneliti
akan sangat menentukan dalam mendapatkan dukungan teori yang terkait
dengan rencana penelitiannya. Hasil kajian pustaka tersebut akan dapat
dimanfaatkannya sebagai dasar untuk mengembangkan kerangka teori.
Kajian pustaka harus mampu memisahkan atau memilah informasi tersebut
dalam kerangka teori yang dikembangkan. Kerangka teori dalam penelitian
S2 dan S3 biasanya disajikan dalam bentuk bagan kerangka teori. Suatu
kajian pustaka yang tidak terkait dengan kerangka teorinya akan tidak dapat
mengembangkan fokus pada waktu melakukan kajian pustakanya. Kerangka
teori yang baik akan dapat menuntun peneliti dalam membaca dan mengkaji
pustaka. Ada keterkaitan yang erat antara kajian pustaka dan kerangka teori
dan malah keberadaan keduanya saling paradok. Kerangka teori pada satu
sisi tidak akan dapat dikembangkan bilamana peneliti belum melakukanan
kajian pustaka. Sebaliknya pada sisi yang lain, bilamana peneliti belum
mempunyai kerangka teori, maka peneliti tidak akan dapat membaca dan
mengkaji pustaka dengan efektif. Solusi untuk peristiwa paradok ini adalah
membaca dan mengkaji beberapa pustaka dan kemudian peneliti dapat
mencoba mengembangkan kerangka teori yang mungkin masih belum
matang tetapi dapat digunakan untuk merencanakan pustaka yang selanjutnya
dapat dibaca dan dikaji kembali.
Semakin banyak pustaka dibaca dan dikaji maka akan semakin
terbuka peluang untuk perubahan kerangka teorinya. Namun berbarengan
dengan itu dapat juga atau menjadikan semakin baik dan berkualitas
kerangka teori yang akan digunakan peneliti. Dengan kerangka teori yang

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN | 72


diajukan akan mengurangi waktu bagi peneliti untuk membaca, membahas
dan mengkaji bahan pustaka yang kurang relevan dengan topik penelitiannya.
Kerangka teori berbeda dengan kerangka konsep. Suatu kerangka konsep
berasal dari kerangka teori dan biasanya kerangka konsep itu berkonsentrasi
pada satu bagian dari kerangka teori yang menggambarkan aspek-aspek yang
telah dipilih dari kerangka teori dan berhubungan dengan masalah penelitian
yang spesifik.
Landasan Teori
Landasan teori adalah landasan atau dasar teori yang digunakan
peneliti untuk melakukan penelitian. Dalam landasan teori akan dijelaskan
konsep-konsep dan teori yang akan digunakan sebagai acuan dalam
melakukan penelitian. Landasan teori yang digunakan biasanya ditempatkan
pada bagian setelah peneliti menyelesaikan bagian pendahuluan atau bab
kedua. Landasan teori yang juga sering disebut dengan Kerangka teoritis
merupakan suatu model yang dapat menerangkan bagaimana hubungan
suatu teori dengan faktor-faktor penting yang telah diketahui dalam
suatu masalah tertentu yang akan diteliti.

Dalam penelitian bisnis dan manajemen keberadaan kajian pustaka dan


landasan teori memiliki berbagai manfaat penting, antara lain :

1. Untuk dapat mencermati dokumentasi dari penelitian


sebelumnya atau penelitian orang lain pada area atau bidang
masalah yang pada umumnya sama atau relatif sama.
2. Untuk dapat mengendalikan pengujian hubungan-hubungan
variabel dalam penelitian atau hipotesis yang diajukan.

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN | 73


3. Untuk dapat meningkatkan pengertian dan pengetahuan
peneliti terhadap suatu atau berbagai fenomena pengamatan
yang akan dilakukan.
4. Untuk membantu pembentukan atau perumusan hipotesis yang
tepat dan sekaligus untuk melihat apakah formula teori itu
valid atau tidak valid.
Dalam menyusun landasan teoritis, peneliti perlu memperhatikan relenvansi
dan hubungan variabel serta diagramnya yang ditujukan untuk mendukung
penjelasan teori yang digunakan dalam penelitian itu. Dengan demikian
dalam menyusun landasan teori peneliti perlu memahami beberapa hal
berikut ini:
1. Variabel yang relevan dijelaskan
2. Bagaimana hubungan antar variabel tersebut baik jenis maupun
arah hubungannya
3. Apakah hubungan tersebut dapat terus bertahan dalam jangka
panjang
4. Apakah skema atau diagram yang diajukan dapat mendukung
penjelasan teori
Landasan teori atau kajian pustaka dapat diperoleh dengan melakukan
berbagai studi literatur. Literatur dimaksud bisa diperoleh dengan melakukan
penelaahan: jurnal, buku text, database, tesis orang lain, disertasi doktor,
kertas kerja (paper), skripsi, makalah seminar dan lain-lain yang memenuhi
kriteria literatur ilmiah. Penggunaan literatur yang bersumber dari hasil
penelitian mahasiswa hanya tepat digunakan untuk yang setingkat atau lebih
tinggi. Pada penelitian jenjang pendidikan doktor (S3) sebaiknya atau
dianjurkan untuk menggunakan penelitian disertasi, mahasiswa pada jenjang
magister dapat merujuk kepada tesis dan skripsi hanya dapat digunakan
sebagai rujukan oleh mahasiswa strata satu atau lebih rendah. Satu hal yang

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN | 74


perlu diingat peneliti bahwa tidak semua hasil penelitian skripsi, tesis dan
disertasi layak untuk dirujuk. Untuk itu sebaiknya dikutip hasil penelitian
tesis dan disertasi yang telah dipublikasikan melalui jurnal. Akan lebih baik
bilamana hasil penelitian tersebut dimuat dalam jurnal terakreditasi dan
jurnal dengan katagori baik yang telah teruji kualitasnya. Beberapa ahli
menyarankan (merekomendasikan) agar literatur yang dipakai peneliti dalam
menyusun landasan atau kerangka teoritis adalah literatur yang telah
dipublikasikan.

Teori yang digunakan peneliti akan mendukung kualitas suatu


penelitian. Pada beberapa jenis penelitian, teorilah yang menginspirasi
dilakukannya suatu penelitian itu. Kehadiran teori pada satu sisi akan
memberikan dukungan kepada penelitian dan pada sisi lain hasil penelitian
akan memberikan dukungan kepada teori (Nazir, 2005). Untuk dapat
memahami tentang teori yang akan digunakan akan dikemukakan beberapa
pendapat ahli tentang definisi dan peranan teori dalam penelitian. Kerlinger
(1973) menyatakan bahwa Suatu teori terdiri dari sejumlah set konsep
(konstruk), definisi, dan proposisi yang menampilkan pandangan atas suatu
fenomena secara spesifik dengan menjelaskan hubungan-hubungan di antara
variabel-variabel dengan tujuan untuk menjelaskan dan memprediksi
fenomena” (a theory is a set of interrelated constructs (concepts), definition,
and propositions that present a systematic view of phenomena by specify
relations among variables, with the purpose of explaining and predicting the
phenomena). Sementara itu pengarang buku metode penelitian bisnis
Zikmund (2002) memberi definisi Teori sebagai suatu koheren dari proposisi
umum yang digunakan sebagai prinsip-prinsip untuk menerangkan
(eksplanasi) dari sejumlah hubungan fenomena yang diobservasi secara pasti
(A theory as “a coherent set of general propositions, used as principles of

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN | 75


explanation of the amount of the apparent relationships of certain observed
phenomona).

Tidak semua teori yang tersedia dari berbagai sumber, layak untuk dirujuk.
Suatu teori dikatakan baik bilamana teori tersebut secara akurat dapat
menguraikan suatu ruang yang lebih besar dari suatu observasi terhadap basis
model dengan seolah-olah sedikit elemen. Teori yang baik dapat digunakan
untuk memahami dan menerangkan sesuatu serta dapat digunakan untuk
meramalkan sesuatu pada masa yang akan datang (Khan, 2005). Hawking
(1988) menyatakan bahwa seringkali teori itu digunakan untuk menjelaskan
fenomena. Perlu diingat bahwa dalam realitanya teori yang ada itu tidak
memiliki nilai kebenaran yang mutlak dengan kepastian 100 persen, karena
teori merupakan kebenaran ilmu yang berasal dari olah pikir manusia tersebut
yang hanya memiliki suatu kebenaran yang relatif sifatnya.

Sifat dan Elemen Teori


Teori yang dirujuk oleh peneliti dalam melakukan satu penelitian seharusnya
memiliki atau memenuhi sifat-sifat berikut:
 Objektif (Objective)
 Mampu membuktikan (Verifiable) dan
 Falsifiable / disprovable
Selain itu, teori yang digunakan harus memiliki sifat yang dapat memberikan
gambaran yang sistematis dalam penentuan hubungan antar variabel
penelitian dan memiliki tujuan untuk menjelaskan dan memprediksi suatu
fenomena. Setiap teori lazimnya mengandung berbagai elemen. Kandungan
elemen dalam teori yang dirujuk dapat memberikan gambaran hubungan
variabel dan menjelaskan berbagai fenomena (Kerlinger, 1986). Kandungan
elemen dari suatu teori meliputi : Konstruk (construct), konsep (concept) ,
definisi (definition), dan proposisi (proposition).
METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN | 76
Dalam banyak hal, teori dapat menjadi suatu rujukan dalam
menyusun kerangka berpikir deduktif. Dalam berpikir deduktif (deductive
reasoning), teori yang dirujuk peneliti sangat menentukan. Eksistensi teori
bagi peneliti dapat menjadi elemen awal dari pemikiran deduktif disamping
hipotesis, observasi dan konfirmasi. Urutan berfikir deduktif dimulai dari
teori dan diakhiri dengan konfirmasi. Urutan berpikir (penalaran) deduktif
adalah:
 Teori (Theory)
 Hipotesis (Hypothesis)
 Pengamatan (Observation), dan
 Konfirmasi (Confirmation)
Hal ini dapat berari bahwa berpikir deduktif (deductive reasoning), diawali
dengan merujuk kepada teori yang ada, berdasarkan teori yang ada, maka
dirumuskan hipotesisnya, dilanjutkan dengan observasi lapangan, dan
kemudian dilakukan konfirmasi terhadap hasil pengamatan tersebut.
Berpikir dengan penalaran deduktif tersebut melahirkan jenis penelitian
deduktif. Sedangkan dalam berpikir induktif (Inductive Reasoning), Teori
itu diperoleh setelah adanya (dilakukan) observasi lapangan (pattern), dan
perumusan hipotesis tentatifnya.
Teori yang diperlukan dalam merampungkan suatu penelitian dapat
diperoleh setelah peniliti melakukan serangkaian kegiatan yang dimulai
dengan observasi, keteraturan dan penyusunan dan pengujian hipotesis.
Langkah perolehan atau mendapatkan teori tersebut diurutkan sebagai
berikut:
 Observasi (Observation)
 Pola dan Keteraturan (Pattern)
 Hipotesis Tentatif (Tentative Hypothesis)
 Teori (Theory)

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN | 77


Berpikir atau penalaran induktif melahirkan jenis penelitian induktif
yang mampu menghasilkan teori atau kesimpulan umum. Penting untuk
diingat bahwa teori memiliki level abstraksi yang lebih tinggi dibandingkan
dengan realitas. Level abstraksi teori dapat ditunjukkan gambar berikut:

Gambar 4-1
Level Abstraksi dari Teori

TINGKAT ABSTRAK
TEORI

PROPOSISI
TINGKATAN ABSRAKSI

KONSEP / KONTRUKSI
TINGKAT EMPIRIS
PENGAMAT OBJEK, PERISTIWA DAN KEJADIAN (REALITAS)

Teori dapat merupakan abstraksi dari pengertian atau hubungan dari


proposisi atau dalil. Teori dapat merupakan suatu alur pikir atau logika. Dalam
kaitan ini, teori menjadi suatu alur logika/penalaran yang terdiri dari
seperangkat konsep, definisi dan proposisi yang disusun secara sistematis.
Dari beberapa pandangan ahli tentang teori, pada dasarnya kita dapat
menyimpulkan bahwa Teori dapat diterjemahkan sebagai petunjuk (guide)
seperti halnya rambu-rambu lalu lintas di jalan umum yang dapat (perlu)
dimanfaatkan oleh setiap pengguna jalan. Suatu penelitian yang tidak didukung
oleh seperangkat teori yang cukup jelas dan kuat, maka hasilnya akan dan
dapat menyesatkan. Tanpa teori yang jelas, seorang peneliti tidak akan mampu
mengidentifikasi masalah, merumuskan masalah, mendesain penelitian dengan
benar, menganalisis data, menginterpretasikan, dan kemudian mengambil suatu
kesimpulan penelitian. Untuk dapat mengenal mana teori yang baik, maka
peneliti perlu memperhatikan hal-hal berikut: (Nazir, 2005)

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN | 78


1. Teori merupakan sebuah set (perangkat) proposisi yang terdiri dari
konstruk yang sudah didefinisikan secara luas dan dengan menunjukkan
hubungan unsur-unsur dalam set tersebut secara jelas pula.
2. Teori menjelaskan hubungan antar variabel atau antar konstruk sehingga
pandangan yang sistematis dari fenomena-fenomena yang diterangkan oleh
variabel akan kelihatan dengan jelas.
3. Teori menerangkan fenomena dengan cara menspesifikasikan variabel
mana yang berhubungan dengan variabel mana.
Banyak peneliti mengalami kesulitan dalam melakukan penelitian,
karena lemahnya penguasaan teori. Pada dasarnya teori dibutuhkan oleh semua
orang yang terlibat dalam kegiatan penelitian. Teori dapat menjadi petunjuk
atau kompas bagi peneliti untuk melakukan penelitiannya secara teratur dan
sistematis. Dengan demikian teori akan sangat membantu peneliti dalam
mengembangkan kemampuan berpikirnya baik induktif maupun deduktif.
4. Berpikir induktif adalah cara berpikir dan pengambilan kesimpulan dari
hal-hal yang bersifat umum menuju ke hal-hal yang bersifat khusus.
Sebaliknya berpikir deduktif adalah cara berpikir atau pengambilan
kesimpulan dimulai dari hal-hal yang bersifat khusus ke hal-hal yang
bersifat umum. Begitu pentingnya teori sehingga bagi seorang peneliti
harus mengetahui dan menguasai terlebih dahulu teori tersebut sebelum
melakukan aktivitas dalam prosesi penelitian. Banyak pendapat ahli yang
menyatakan bahwa kegiatan penelitian yang tidak dilandasi dengan
pemahaman/pengetahuan teori yang kuat dapat diibaratkan seperti orang
berjalan jauh pada jalan belum pernah ditempuh jalan, namun pejalan
tersebut tidak menggunakan petunjuk perjalanan. Suatu teori dalam banyak
hal menjadi kompas atau petunjuk arah bagi peneliti. Dalam konteks teori
berperan sebagai petunjuk arah, maka teori itu dapat berfungsi sebagai alat
untuk:

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN | 79


(1) Menjelaskan (explanation),
(2) Meramalkan (forecasting), dan
(3) Mengendalikan (controlling).
Sebagai sebuah siklus, teori sebenarnya hadir atau diperoleh dari
pengalaman panjang aktivitas penelitian, maka dalam upaya menghasilkan
teori baru, keberadaan teori yang lama dapat berperan sebagai landasan
berpikir dan membangun hipotesis suatu penelitian. Hipotesis diajukan peneliti
dan kemudian terbukti (teruji) melalui serangkaian penelitian akan menjadi
teori baru. Teori baru tersebut kemudian dipakai lagi sebagai landasan teori
baru terhadap hipotesis suatu penelitian sehingga dapat menghasilkan teori
baru lagi dan seterusnya.
Hubungan Teori, Konsep, Konstruk dan Proposisi
Dalam melakukan perumusan landasan teori, perlu dipahami perbedaan teori
dengan konsep, konstruk serta proposisi yang tidak lain sebagai elemen dari
suatu teori. Pemahaman tersebut akan sangat bermakna bagi peneliti dalam
merumuskan variabel penelitian untuk tujuan menjelaskan fenomena.

Konsep
Konsep merupakan ekspresi dari suatu abstraksi yang terbentuk
melalui generalisasi dari suatu pengamatan terhadap fenomena-fenomena.
Contoh penelitian bisnis bidang manajemen sumber daya manusia: Kinerja
perusahaan merupakan abstraksi dari akumulasi kinerja karyawan. Dalam
konsep kita mengenal bobot. Sebagai contoh Bobot dari konsep pada suatu
benda yang mempunyai karakteristik adalah berat/ringan. Untuk lebih
memahami konsep dalam penelitian dapat disimak beberapa pandangan para
ahli (expert opinion). Konsep menurut beberapa ahli didefinisikan sebagai
kejadian, karakteristik, simbol, situasi, perilaku, dan keadaan. Disamping

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN | 80


definisi diatas masih banyak lagi definisi lain tentang konsep yang artinya
hampir sama.
Konsep (atau construk) merupakan basis blok-blok dalam membangun
pengembangan teori (Concepts or constructs are the basic building blocks
of theory development). Suatu konsep (yang kadangkala sama konstruk)
adalah suatu ide yang digeneralisasikan tentang klas objek, atribut-atribut,
atau proses-proses yang ditetapkan dengan suatu nama. A concept (or
construct) is a generalized idea about a class of objects, attributes,
occurrences, or processes that have been given a name. Suatu konsep (atau
konstruk) mungkin memiliki perbedaan dalam tingkatan abstraksi. Konsep
merupakan simbol yang memiliki pengertian tertentu, sementara itu Zikmund
(2005) mengartikan konsep sebagai generalisasi ide tentang kelas objek,
atribut, kejadian, atau proses. Cooper dan Schindler (1995) mendefinisikan
konsep sebagai sekumpulan (bundle) pengertian (a bundle of meanings) atau
karakteristik yang dapat diasosiasikan dengan kejadian, objek, keadaan,
situasi, atau perilaku tertentu. Secara umum suatu konsep merupakan
sejumlah pengertian umum tentang istilah, simbol, objek, atribut, kejadian,
situasi, keadaan, perilaku, dan proses. Contoh dari konsep dalam bisnis dan
manajemen adalah produktivitas, kepemimpinan (leadership), moral, asset,
dan inflasi
Dalam suatu penelitian, kadangkala kita mendapati konsep yang
sangat mudah untuk dipahami dan terkadang ditemukan konsep yang relatif
sulit untuk dipahami karena sifatnya yang spesifik. Sebagai contoh konsep
yang bersifat umum adalah: usia (umur), jenis kelamin, berat badan, dan
tinggi badan. Contoh konsep yang bersifat khsusus bahkan spesifik antara
lain adalah: perilaku konsumen, kepribadian seseorang, dan strata sosial
konsumen dalam masyarakat.

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN | 81


Suatu konsep sulit dimengerti seseorang terutama dikarenakan perkembangan
ilmu tersebut tergolong baru sebagai konsep gabungan antara disiplin ilmu
tertentu dengan disiplin ilmu yang lain). Sebagai contoh penerapan gabungan
konsep yang diadopsi dari ilmu pemasaran dengan ilmu budaya yang
digunakan dalam iklan extra joss-roso dan ilmu pemasaran dengan metafisika
dalam pengungkapan aura merek produk suatu perusahaan.
Peneliti yang telah atau mampu mengetahui konsep penelitian secara
jelas akan lebih mudah bagi peneliti dalam menentukan variabel
penelitiannya. Identifikasi variabel yang benar dapat memberikan
pemahaman konsep yang benar tentang penelitian yang akan dilakukan.
Begitu pula jika seorang peneliti telah mengusai konsep secara utuh, maka
akan lebih mudah baginya dalam membangun hipotesis yang diajukan.
Seorang peneliti tidak akan mampu menentukan variabel independen
(katakanlah X) dan variabel dependen (katakanlah Y) serta mencari
hubungan/pengaruhnya terhadap keduanya bilamana peneliti tersebut tidak
menguasi secara utuh konsep dari penelitian yang akan dilakukan. Peneliti
yang tidak memahami konsep Kepuasan Konsumen biasanya tidak akan
mampu melakukan penelitian tentang bagaimana mengukur dan melihat
tingkat kepuasan konsumen yang menjadi objek penelitiannya. Demikian
juga seorang peneliti yang tidak menguasai konsep, perilaku dan variabel
dalam biaya (cost) tidak akan mampu mengukur efisiensi biaya dalam suatu
organisasi atau perusahaan. Dengan demikian Sukses tidaknya suatu
penelitian dapat ditentukan oleh: Seberapa jelas kita dapat mengkonsep-
tualisasikan sesuatu dan seberapa jauh orang lain dapat memahami
konsep yang digunakan

Konstruk

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN | 82


Kedudukan konstruk sangat penting dalam suatu penelitian bisnis
yang ilmiah. Konstruk dalam penelitian tidak hanya diartikan secara lebih
abstrak, namun juga menyangkut apa yang dipersepsikan oleh seseorang.
Dalam penelitian bisnis dan manajemen atau penelitian pada umumnya,
Kontruk mempunyai makna yang berbeda dengan konsep. Pada dasarnya
konstruk merupakan abstraksi dari fenomena yang dapat diamati dari
berbagai sudut pandang (dimensi). Contoh konstruk dalam penelitian bisnis
dan manajemen bidang kajian sumber daya manusia adalah:
Kepuasan kerja merupakan abstraksi dari fenomena psikologis seorang
terhadap pekerjaan yang diamati berdasarkan persepsi yang bersangkutan
terhadap berbagai dimensi lingkungan pekerjaan yaitu:
Dimensi tugas yang dikerjakan, teman sejawat atau rekan-rekan sepekerjaan,
atasannya, kompensasi, promosi karir dan lain-lain. Dimensi-dimensi
konstruk yang tersusun menjadi konstruk yang lebih abstraks dalam hal ini
akan menjadi konstruk kepuasan kerja. Dimensi konstruk kepuasan
terhadap tugas dapat diobservasi berdasarkan tanggapan (persepsi) seseorang
mengenai sifat, jenis, kondisi atau hal lain yang ditugaskan misalnya rutinitas
tugas, kompleksitas tugas dan sebagainya. Dengan demikian konstruk
terdiri dari konsep-konsep yang dapat diamati yang selanjutnya untuk
keperluan penelitian (bisnis dan manajemen) diukur dengan menggu-
nakan skala pengukuran tertentu. Suatu konstruk yang sudah diukur
dengan skala tertentu selanjutnya akan menjadi variabel.

Penggunaan konstruk dalam suatu penelitian perlu dikaitkan dengan


variabel penelitian yang dispesifikasikan dan eksistensi dari konstruk tersebut
menjadi konstruksi teori. Oleh karenanya perlu diingat bahwa:

 Konstruk yang telah diopersionalisasikan ke dalam konsep-konsep


yang dapat diamati dan diukur akan menjadi variabel penelitian.
METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN | 83
 Menghubungkan satu konstruk dengan konstruk yang lain akan
menjadi konstruksi teori. Misal: Inovatif dan Kreatif merupakan
bagian dari fungsi kepuasan kerja dan prestasi kerja dalam penelitian
manajemen sumber daya manusia.

Konstruk berhubungan dengan variabel atau variabel itu pasti ada


hubungannya dengan konstruk. Kedudukan variabel dapat merupakan
penghubung antara kontruk yang abstrak dengan fenomena yang nyata.
Variabel merupakan proxy atau representasi dari konstruk yang dapat diukur
dengan berbagai macam nilai. Nilai dari suatu variabel tergantung pada
konstruk yang diwakilinya. Nilai dari suatu variabel dapat berupa angka atau
atribut yang menggunakan ukuran atau skala dalam suatu kisaran nilai.

Konstruk (construct) adalah suatu konsep yang masih bersifat umum.


Contoh konstruk dalam bisnis bidang pemasaran antara lain adalah loyalitas,
kepuasan, dan persepsi. Namun demikian bilamana loyalitas, kepuasan, dan
persepsi tersebut diberi tambahan objek maka konstruk tersebut akan menjadi
suatu konsep. Sebagai contoh: loyalitas konsumen Bank Aceh (Bank Aceh
sebagai tambahan objek), kepuasan pelanggan PDAM (PDAM objeknya),
atau persepsi konsumen sepada motor Yamaha (sepada motor Yamaha
adalah objek). Konstruk dapat dibentuk dengan mengkombinasikan konsep-
konsep yang berkaitan satu dengan lainnya

Proposisi
Proposisi merupakan ungkapan atau pernyataan yang dapat dipercaya,
disangkal atau diuji kebenarannya. Dengan demikian suatu pertanyaan yang
tidak dapat dipercaya, tidak ada ruang untuk disangkal terutama karena
kurang dapat dipercayai atau tidak dapat diuji kebenarannya bukanlah
merupakan suatu proposisi. Suatu proposisi itu dapat mengungkapkan konsep

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN | 84


atau konstruk yang akan berperan untuk menjelaskan atau memprediksi
fenomena-fenomena. Menurut Cooper dan Schindler (1995) Proposisi itu
merupakan suatu pernyataan tentang konsep-konsep yang
kebenarannya (benar-salah) dapat dinilai melalui fenomena yang dapat
diamati. Dalam pandangan ahli yang lain, Proposisi tersebut dapat
merupakan suatu koneksi universal dan keterpautan antara logika dan
konsep-konsep. Perlu diingat bahwa proposisi memiliki abstraksi yang lebih
tinggi dibandingkan dengan konsep.
Pada umumnya proposisi dalam suatu penelitian merupakan pertalian
(hubungan) dari paling sedikit antara dua konsep (atau dalam bentuk
variabel). Pertalian (hubungan) tersebut dapat berupa : (Soewardi, 1996)
1. Definisi antara suatu konsep dengan sifat-sifat-sifat atau indikatornya.
2. Pertalian yang bersifat komparatif/klasifikatoris, dan
3. Pertalian yang bersifat kausal. Bentuk hubungan atau pertalian antara dua
atau lebih konsep dalam penelitian dapat berbentuk:
(1) Bentuk hubungan fungsional,
(2) Hubungan korelasional, baik hubungan korelasional negatif maupun
hubungan korelasional positif
(3) Hubungan kausal atau sebab akibat.

Untuk menyusun atau membangun teori yang akan dan digunakan


dalam penelitian, dapat ditempuh melalui prosedur berikut ini:
 Melakukan kajian pustaka atau studi literatur secara intensif
 Melakukan sintesis atau modifikasi antara teori yang satu dengan
teori lainnya
 Menyusun kerangka pemikiran secara logis, runtut dan rasional
 Merumuskan hipotesis

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN | 85


 Melakukan penelitian untuk menguji hipotesis yang diajukan, dan
 Merumuskan teori baru.

Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran harus dirumuskan peneliti secara logis, runtut
dan rasional. Dalam menyusun kerangka pemikiran perlu dipahami dulu
dengan baik teori yang terkait dengan tujuan penelitian, variabel penelitian
serta hipotesis yang diajukan. Teori yang dirujuk seharusnya dapat
memberikan arah bagi peneliti dalam menyusun kerangka pemikiran tersebut.
Kerangka pemikiran sesungguhnya dijabarkan dari teori-teori yang
ada dan dari tinjauan pustaka yang digunakan dalam suatu penelitian sebagai
tuntutan untuk memecahkan masalah penelitian dan untuk merumuskan
hipotesis. Kerangka pemikiran dalam suatu penelitian dapat berbentuk
deskripsi kualitatif, model kuantitatif (matematis), diagram atau persamaan-
persamaan yang langsung berkaitan dengan bidang ilmu yang diteliti
(Mantra; 2004)
Suatu kerangka pemikiran merupakan sintesis / kesimpulan yang
menyatakan hubungan antar variabel yang disusun dari berbagai teori yang
telah dideskripsikan. Berdasarkan teori-teori yang telah dideskripsikan
tersebut, selanjutnya dianalisis secara kritis dan sistematis, sehingga dapat
menghasilkan sintesis/kesimpulan tentang hubungan antar variabel yang
diteliti. Sintesis tentang hubungan variabel tersebut, selanjutnya digunakan
untuk merumuskan hipotesis (Sugiyono, 2004 : 49). Contoh kerangka pemi-
kiran penelitian yang berjudul Pengaruh Saluran Pemasaran dan Harga
Terhadap Efisiensi Pemasaran Serta Dampaknya Pada Ketahanan Pangan
Rumah Tangga
Ketahanan pangan merupakan hal yang sangat penting dan krusial
bagi segenap bangsa, karena pangan merupakan kebutuhan yang paling

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN | 86


mendasar untuk menjamin kehidupan bagi segenap manusia. Karenanya
pemerintah harus berupaya untuk menjamin ketersediaan, keterjangkauan
dan terpenuhinya pangan bagi penduduk secara berkelanjutan.
Untuk menjamin dan meningkatkan ketahanan pangan, pemerintah
hingga saat ini lebih cenderung untuk berkonsentrasi pada peningkatan
ketersediaan pangan melalui peningkatan produksi pangan dalam negeri.
Peningkatan produksi nasional dan tercapainya swasembada pangan tidak
identik dengan ketahanan pangan rumah tangga (Sen,1981 dan Hanani,
2008)
Menjaga, memenuhi kebutuhan pangan dan meningkatkan
ketahanan pangan tidak saja merupakan kontribusi aspek produksi, tetapi
juga aspek pemasaran. Dalam pendekatan produksi, untuk meningkatkan
ketahanan pangan difokuskan dengan meningkatkan produksi dalam
negeri, sehingga dapat terciptanya swasembada pangan. Dalam berapa
situasi peranan pasar dan pemasaran justru lebih menonjol dibandingkan
produksi. Pada hal ketahanan pangan pada suatu negara tidak
mensyaratkan untuk melakukan swasembada produksi pangan, karena
sumber daya yang dimiliki. Suatu negara bisa menghasilkan dan
mengekspor komoditas pertanian yang bernilai tinggi dan barang-barang
industri kemudian membeli komoditas pangan di pasar internasional.
Dengan demikian kebutuhan dan ketersediaan pangan tetap dapat
dipenuhi. Sebaliknya, negara yang berswasembada pangan pada level
nasional, seringkali di jumpai masyarakatnya yang rawan pangan karena
akses dan distribusi pangan (Stevens et.al, 2000)
Perkembangan produksi dalam negeri telah memberikan angin
segar Indonesia bagi upaya mencapai dan meningkatkan ketersediaan
pangan di tanah air, namun peningkatan produksi dan pencapaian
swasembada pangan terutama beras sebagai bahan makanan pokok bagi

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN | 87


masyarakat tersebut ternyata belum dapat menjamin tercapainya ketahanan
pangan rumah tangga.
Ketahanan pangan rumah tangga pada umumnya di Indonesia
masih tergolong rawan pangan, walaupun ketersediaan pangan dalam
beberapa tahun terakhir telah mengalami kenaikan yang signifikan. Untuk
meningkatkan ketahanan pangan diperlukan kearifan perilaku pelaku
pasar, yakni petani, perantara pemasaran dan juga pemerintah. Ketiga
pelaku ini harus bersinergi dan berkonsentrasi sesuai dengan kapasitasnya
untuk meningkatkan ketahanan pangan. Ketahanan pangan harus ditangani
dengan melibatkan seluruh partisipan pasar dan pemasaran. Dengan
demikian diperlukan upaya membangun keterkaitan petani dan pemasaran.

Untuk mewujudkan pembangunan yang mampu mengaitkan petani


dan suatu sistem pemasaran yang saling menguntungkan dan tercapainya
sasaran peningkatan kesejahteraan petani perlu dipertimbangkan: (a)
Peningkatan kemampuan petani untuk mengakses dan memanfaatkan
informasi pasar secara efektif, (b) Pengaturan diversifikasi regional dan
tingkat usahatani agar mampu menjamin tingkat, stabilitas, dan
kontinuitas pendapatan petani, (c) Perbaikan struktur dan efisiensi
pemasaran, (d) Penguatan kelembagaan petani dan membangun kemitraan
yang efektif agar dapat meningkatkan akses dan memperoleh manfaat dari
perkembangan pasar modern (Rusastra et. al, 2006)
Ritson (1997) menyatakan bahwa pemasaran pangan idealnya
menangani masalah daya pasar (market power), kelebihan margin yang
dihasilkan oleh organisasi pasar yang tidak efisien, dan masalah sinyal harga
yang tidak akurat dalam komunikasi produsen dan konsumen. Banyak faktor
penyebab lemahnya ketahanan pangan rumah tangga di Indonesia. Salah
satu penyebab yang dominan adalah rendahnya pendapatan masyarakat

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN | 88


terutama petani. Pendapatan petani akan dapat ditingkatkan melalui
perbaikan efisiensi pemasaran, karena efisiensi pemasaran dapat
memberikan harga yang layak kepada petani dan keuntungan yang wajar
bagi perantara pemasaran.
Pendapatan rumah tangga petani umumnya berasal dari usahatani
padi. Pendapatan usahatani tersebut didapatkan dari perkalian kuantitas
padi yang di jual dengan harganya. Harga sebagai salah satu penentu
tinggi rendahnya pendapatan usahatani. Harga padi di pasar domistik
ditentukan oleh pembeli atau perantara pemasaran dengan sedikit
pengaruh harga pembelian pemerintah. Penelitian Irawan (2006)
menyebutkan bahwa harga pembelian pemerintah hanya efektif untuk
harga gabah, tetapi belum efektif terhadap harga beras. Pemerintah hanya
menguasai proporsi kecil dalam pembelian dan proporsi pembelian yang
besar dikuasai perantara pemasaran. Dengan demikian peran perantara
dalam sistem pemasaran beras sangatlah dominan, termasuk dalam
menentukan harga beras dan harga gabah petani.
Perantara pemasaran dalam sistem pemasaran beras memiliki status
dan komposisi yang berbeda, seperti: pedagang pengumpul, pedagang
besar, pedagang eceran dan prosesor. Masing-masing mereka mempunyai
kapasitas yang berbeda dalam penguasaan jaringan pemasaran dan
permodalan usaha. Motivasi dan perilaku mereka juga berbeda dalam
membangun saluran pemasaran, menentukan pembelian dan menetapkan
harga beli dan harga jual produknya. Perilaku perantara pemasaran dalam
menetapkan harga beli dari petani akan mempengaruhi harga jual padi
yang di terima petani. Perilaku perantara pemasaran dalam menetapkan
harga akan mempengaruhi efisiensi pemasaran beras. Penetapan harga
untuk memaksimalkan keuntungan jangka pendek akan dapat menekan

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN | 89


harga yang diterima petani dan dengan demikian alokasi pendapatan untuk
pengadaan pangan akan lebih meningkat.
Tinggi rendahnya harga yang diterima petani juga ditentukan oleh
perilaku petani sendiri dalam memilih saluran pemasaran dengan tingkatan
yang berbeda. Keputusan pememilihan saluran pemasaran tersebut akan
mempengaruhi efisiensi pemasaran. Saluran yang pendek sebagai
komponen penting dari efisiensi pemasaran dapat menekan biaya
pemasaran sehingga akan berdampak pada harga dan pendapatan petani.
Perilaku petani dalam keputusan saluran pemasaran dapat saja berbeda
antar petani, tergantung pada posisi tawar, tingkat keterdesakan
pendapatan untuk membiayai kebutuhan rumah tangganya, sikap terhadap
waktu penjualan, dan hubungan dengan perantara. Dengan demikian
perilaku petani dalam memilih saluran pemasaran akan mempengaruhi
efisiensi pemasaran gabah dan beras.
Berdasarkan uraian diatas secara konseptual hubungan variabel antara
variabel saluran pemasaran, harga, efisiensi pemasaran beras dan ketahanan
pangan rumah tangga petani sebagai paradigma penelitiannya dapat
ditunjukkan sebagai berikut Kerangka pemikiran dapat diturunkan menjadi
paradigma penelitian. Contoh 1: Paradigma penelitian yang disususn
berdasarkan dukungan teori dan penelitian terdahulu untuk penelitian dengan
judul : Pengaruh saluran pemasaran dan harga terhadap Efisiensi Pemasaran
dan Dampaknya Pada Ketahanan Pangan

Gambar 4-2
Contoh Paradigma Penelitian
SALURAN
PEMASARAN

1. Tingkatan/ Level
Saluran Pemasaran

2. Kinerja Saluran KETAHANAN


Pemasaran EFISIENSI
PANGAN RUMAH
PEMASARAN
TANGGA
METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN | 90
1. Biaya pemasaran
1. Produksi Pangan oleh
2. Keuntungan
Rumah tangga Sendiri
perantara pemasaran
2. Konsumsi Pangan
3. Margin Pemasaran
Rumah Tangga
4. Transmisi Harga
3. Pendapatan Rumah
5. Pangsa Harga
Tangga
Konsumen yang
HARGA 4. Pangsa pengeluaran
diterima petani
Rumah Tangga Untuk
2. Harga beli
konsumen

3. Kebijakan Harga
Pemerintah

Paradigma penelitian diatas penelitian dikutip dari penelitian Mukhlis


(2012) yang berjudul Pengaruh Saluran Pemasaran dan Harga Terhadap
Efisiensi Pemasaran Serta Dampaknya Pada Ketahanan Pangan Rumah
Tangga.

BAB V
PERUMUSAN HIPOTESIS

Suatu penelitian yang baik mengandung hipotesis untuk diuji dengan


data yang dikumpulkan.Namun tidak semua penelitian membutuhkan adanya
hipotesis. Keberadaan hipotesis pada umumnya berfungsi untuk menguji
kebenaran suatu teori, memberikan gagasan baru untuk mengembangkan
suatu teori dan memperluas pengetahuan peneliti mengenai suatu gejala yang
sedang dan akan dipelajari.
METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN | 91
Hipotesis merupakan suatu pernyataan sementara yang masih
memerlukan pengujian lebih lanjut. Banyak orang yang keliru dalam
menafsirkan hipotesis sebagai proposisi. Hipotesis bukanlah proposisi.
Namun hipotesis tersebut tidak dapat dipisahkan dari proposisi. Proposisi
merupakan pernyataan tentang sifat dari realita yang dapat diuji
kebenarannya. Proposisi yang sudah dirumuskan dan sementara diterima
untuk diuji kebenarannya disebut dengan hipotesis (Nazir, 2005)

Pemahaman dan Pengertian Hipotesis


Hipotesis berasal dari kata Hypo + Thesis (Latin). Hypo dapat berarti:
Sebelum dan Thesis memiliki arti sebagai dalil atau teorema. Dengan
demikian hipotesis dapat diartikan sebagai pernyataan yang kebenarannya
harus diuji terlebih dahulu sebelum diterima menjadi teorema atau dalil.
Secara awam Hipotesis adalah pernyataan sementara, namun untuk lebih
memahami tentang hipotesis dan prosesi pengujiannya perlu disimak
beberapa pandangan para ahli.
Untuk memperoleh gambaran singkat tentang pengertian hipotesis, di
bawah ini akan disajikan beberapa pengertian hipotesis dari beberapa ahli
sebagai berikut: Hipotesis merupakan suatu proposisi atau dugaan yang
belum diuji kebenarannya, sehingga hipotesis yang diajukan masih
merupakan pernyataan atau penjelasan sementara suatu fenomena itu
merupakan solusi tentatif terhadap suatu masalah (Murdick, 1969:10).
Dengan demikian suatu hipotesis yang diajukan mewajibkan peneliti untuk
melakukan pengujiannya dengan data empiris. Kerlinger (1973:12) lebih
menekankan batasan hipotesis pada hubungan antara variabel penelitian yang
dispesifikasikan. Hipotesis menurutnya adalah suatu pernyataan pendugaan
atau suatu proposisi sementara mengenai hubungan antara dua atau lebih
variabel/fenomena. Nan Lin (1976:18) menyatakan bahwa Hipotesis adalah

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN | 92


suatu pernyataan mengenai hubungan antara dua atau lebih konsep, dimana
konsep yang bersifat abstrak itu mengharuskan peneliti untuk mengubah
terlebih dahulu ke dalam dunia empiris menjadi variabel variabel yang dapat
dioperasionalisasikan.
Dalam hubungannya dengan hipotesis Sugiyono (2004:64),
menyatakan bahwa Hipotesis itu pada dasarnya merupakan jawaban
sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah
tersebut telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan.
Pada dasarnya hipotesis itu merupakan jawaban/kesimpulan
sementara atas masalah berdasarkan perkiraan pikiran. Hipotesis merupakan
dugaan secara logika tentang hubungan dua atau lebih variabel yang
dirumuskan dalam bentuk pernyataan untuk diuji kebenarannya. Hipotesis
juga merupakan dugaan sementara yang masih perlu pembuktian lebih lanjut.
Sebuah hipotesis yang baik adalah hipotesis yang memenuhi syarat untuk
diuji (must be testable) (Sucherly, 2010).

Fungsi dan Kegunaan Hipotesis


Hipotesis merupakan kebenaran sementara yang perlu diuji kebenarannya
oleh karena itu hipotesis berfungsi sebagai kemungkinan untuk menguji
kebenaran suatu teori. Bilamana hipotesis yang diajukan sudah diuji dan
dibuktikan kebenarannya, maka hipotesis tersebut menjadi suatu teori. Jadi
sebuah hipotesis diturunkan dari suatu teori yang sudah ada, kemudian diuji
kebenarannya dan pada akhirnya memunculkan teori baru.
Menurut Nasution (2004), Hipotesis berfungsi untuk menguji kebenaran
suatu teori, Memberikan gagasan baru untuk mengembangkan suatu teori
dan Memperluas pengetahuan peneliti tentang suatu gejala yang sedang
dipelajari.

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN | 93


Perumusan hipotesis dalam suatu penelitian mempunyai banyak
kegunaan atau manfaatnya. Kegunaan hipotesis penelitian, yaitu: (1)
hipotesis memberikan penjelasan sementara tentang gejala-gejala serta
memudahkan perluasan pengetahuan dalam suatu bidang ilmu pengetahuan;
(2) hipotesis memberikan suatu pernyataan hubungan yang berlangsung dapat
diuji dalam penelitian; (3) hipotesis memberikan arah kepada penelitian; dan
(4) hipotesis dapat memberikan kerangka untuk melaporkan kesimpulan
penyelidikan (penelitian).

Perumusan Hipotesis
Hipotesis yang dirumuskan harus senantiasa berlandaskan pada
dukungan teori. Tanpa dukungan teori yang memadai, peneliti akan kesulitan
melakukan perumusan hipotesis yang benar. Hipoptesis itu dapat
diturunkan dari teori yang berkaitan erat dengan masalah yang akan
kita teliti. Seorang peneliti yang merencanakan untuk melakukan penelitian
tentang harga suatu produk, maka agar dapat menurunkan atau merumuskan
hipotesis yang baik, sebaiknya yang bersangkutan membaca teori mengenai
penentuan harga (pricing theory). Peneliti yang akan melakukan tentang
saluran pemasaran, terlebih dahulu mempelajari tentang pengetahuan saluran
pemasaran dari berbagai sumber kepustakaan. Peneliti yang akan melakukan
penelitian tentang pengaruh motivasi terhadap kinerja karyawan harus
mempelajari teori tentang motivasi dan manajemen kinerja.
Proses perumusan hipotesis menjadi tulang belakang pembuatan alat
ukur, pengumpulan data dan proses pengolahan, analisis dan interpretasi data
dalam suatu penelitian ilmiah. Perumusan hipotesis merupakan langkah
ketiga dalam rangkaian penelitian setelah sebelumnya melakukan (1) kajian
teroritis/landasan teori dan (2) menyusun kerangka berpikir (kerangka
pemikiran). Perumusan hipotesis hanya ada dalam penelitian kuantitatif,

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN | 94


sedangkan dalam penelitian kualitatif (deskriptif dan eksploratif) banyak ahli
berpendapat tidak perlu merumuskan hipotesis. Namun demikian bukan
berarti bahwa dalam penelitian deskriptif tidak dapat dibuat atau dirumuskan
hipotesisnya.
Perumusan suatu hipotesis harus dikaitkan dengan perkiraan pikiran
dan logika hubungan antar variabel penelitian yang dispesifikasikan. Salah
satu cara merumuskan Hipotesis adalah dengan tahapan sebagai berikut:.

 Perumusan Hipotesis Penelitian


Hipotesis penelitian adalah Hipotesis yang kita buat dan dinyatakan dalam
bentuk kalimat. Contoh:
 Ada hubungan antara gaya kepempinnan dengan kinerja karyawan.
 Ada hubungan antara kebijakan promosi dan volume penjualan
 Terdapat pengaruh antara kepercayaan dan kualitas pelayanan terhadap
loyalitas nasabah

 Perumusan Hipotesis Operasional,

Hipotesis operasional adalah mendefinisikan Hipotesis secara operasional


variable-variabel yang ada didalamnya agar dapat dioperasionalisasikan.
Misalnya “gaya kepemimpinan” dioperasionalisasikan sebagai cara
memberikan instruksi terhadap bawahan.
Kinerja pegawai dioperasionalisasikan sebagai tinggi rendahnya pemasukan
perusahaan. Hipotesis operasional dijadikan menjadi dua, yaitu Hipotesis 0

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN | 95


yang bersifat netral dan Hipotesis 1 yang bersifat tidak netral, maka bunyi
Hipotesisnya:
H0: Tidak ada hubungan antara cara memberikan instruksi terhadap
bawahan dengan tinggi – rendahnya pemasukan perusahaan
H1: Ada hubungan antara cara memberikan instruksi terhadap
bawahan dengan tinggi – rendahnya pemasukan perusahaan.

 Perumusan Hipotesis Statistik


Hipotesis statistik adalah Hipotesis operasional yang diterjemahkan lebih
lanjut kedalam bentuk angka-angka statistik sesuai dengan alat ukur yang
dipilih oleh peneliti.
Dalam contoh ini asumsi kenaikan pemasukan sebesar 80%, maka
Hipotesisnya berbunyi sebagai berikut:
H0: P = 0,8
H1: P m0,8
Dari hipotesis penelitian pengaruh kepercayaan dan Kualitas
pelayanan terhadap loyalitas nasabah, hipotesis statistiknya sebagai berikut:
H0 :1, 2 = 0 artinya tidak ada pengaruh antara trust (kepercayaan) dan kualitas
pelayanan terhadap loyalitas nasabah pada Bank BRI Syariah Cabang Banda
Aceh.
H1 : 1, 2 ≠ 0 artinya terdapat pengaruh antara trust (kepercayaan) dan kualitas
pelayanan terhadap loyalitas nasabah pada Bank BRI Syariah Cabang Banda
Aceh

Dalam perumusan suatu hipotesis, setiap peneliti perlu


mempertimbangkan beberapa hal berikut:
1. Pemahaman terhadap hipotesis yang diajukan
2. Bentuk hubungan variabel dalam proposisi dalam penelitian

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN | 96


3. Keterkaitan hubungan antar variabel yang digunakan dan
4. Tingkat informatif yang diperlukan
Ada tiga bentuk rumusan hipotesis yang dapat disusun sesuai dengan
rumusan permasalahan penelitian, yaitu: hipotesis deskriptif, hipotesis
komparatif, dan hipotesis asosiatif. Selain tiga tahapan diatas, Untuk dapat
merumuskan hipotesis dengan baik, dapat diperhatikan proses perumusannya
sebagai berikut

Gambar 5.1
Proses Dalam Merumuskan Hipotesis

Masalah penelitian Pengumpulan Data Empiris


Data

Verifikasi
Penyusunan Model

Model Matematika Stimulasi


Data Hipotetik

Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa perumusan hipotesis dimulai


dengan pemahaman tentang masalah penelitian diikiuti dengan penyusunan
model dan perumusan model matematika yang kemudian disimulasikan.
Berangkat dari masalah penelitian dilakukan pengumpulan data empiris.
Berdasarkan data empiris tersebut akan dilakukan verifikasi data sehingga
adanya data hipotetik untuk disimulasikan.

Kaitan Rumusan Masalah dan Bentuk Hipotesis


Pada dasarnya, bentuk hipotesis penelitian yang dirumuskan sangat
erat kaitannya dengan masalah penelitian yang dirumuskan peneliti. Dilihat

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN | 97


dari tingkat ekplanasinya bentuk rumusan masalah penelitian dapat
dibedakan menjadi tiga, yakni:
1. Rumusan masalah deskriptif, yakni suatu rumusan masalah dengan hanya
menggunakan variabel tunggal
2. Rumusan masalah komparatif (untuk dua atau lebih variabel yang saling
diperbandingkan)
3. Rumusan masalah asosiatif (untuk dua atau lebih variabel yang saling
dihubungkan). Berangkat dari tiga bentuk rumusan masalah yang
dikemukakan di atas, maka hipotesis itu dapat dibagi menjadi:
1. Hipotesis deskriptif, yaitu jawaban sementara terhadap rumusan masalah
deskriptif
2. Hipotesis komparatif, yaitu jawaban sementara terhadap rumusan masalah
komparatif
3. Hipotesis asosiatif, yaitu jawaban sementara terhadap rumusan masalah
asosiatif.
Tidak semua hipotesis yang diajukan peneliti itu baik. Dalam mengajukan
hipotesis itu perlu diperhatikan apakah hipotesis tersebut telah memenuhi
syarat hipotesis. Perumusan hipotesis idealnya sinkron dengan variabel
penelitian sebagaimana digambarkan dalam kerangka model atau paradigma
penelitian yang dirumuskan. Hipotesis yang baik mempunyai ciri-ciri sebagai
berikut: (1) hipotesis harus menyatakan hubungan; (2) hipotesis harus sesuai
dengan fakta; (3) hipotesisi harus berhubungan dengan ilmu, serta sesuai
dengan tumbuhnya ilmu pengetahuan; (4) hipotesis harus dapat diuji; (5)
hipotesis itu harus sederhana; dan (6) hipotesis harus dapat menerangkan
fakta.
Jenis Hipotesis Dalam Penelitian Bisnis dan Manajemen
Dalam suatu penelitian sosial, termasuk penelitian bisnis dan manajemen,
pada umumnya hipotesis yang diajukan dapat diklasifikasikan ke dalam

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN | 98


hipotesis penelitian (research hypothesis) dan hipotesis statistik (statistic
hypothesis). Perbedaan hipotesis penelitian dan hipotesis statistik dapat
dilihat pada tabel berikut:

Tabel 5.1
Perbedaan Hipotesis Penelitian dan Hipotesis Statistik
Dalam Penelitian Bisnis dan Manajemen

HIPOTESIS PENELITIAN HIPOTESIS STATISTIK


 Untuk penelitian deskriptif,  Untuk penelitian kuantitatif
kualitatif, dan eksploratif.  Penelitian menggunakan
 Untuk penelitian populasi sampel (hasil penelitian
(sensus) digeneralisir untuk populasi)
 Tidak menggunakan istilah  Pembuktian hipotesis
Signifikansi menggunakan taraf
kesalahan atau taraf
kepercayaan (signifikansi)
tertentu

Setelah memahami jenis hipotesis penelitian dan hipotesis statistik


berikut ciri-cirinya, maka perlu diketahui pula bahwa hipotesis statistik
tersebut masih dapat dibagi lagi menjadi dua macam, yaitu (1) Hipotesis
Kerja dan (2) Hipotesis Alternatif. Sedangkan hipotesis penelitian juga
masih dibagi lagi menjadi dua macam yakni (1) Hipotesis Kerja dan (2)
Hipotesis Nul. Secara umum hipotesis Nul dilambangkan dengan (Ho),
hipotesis alternatif dilambangkan dengan (Ha), dan hipotesis kerja
merupakan hipotesis itu sendiri yang diambil dari apa yang menjadi rumusan
masalah.
Beberapa contoh hipotesis dalam penelitian bisnis dan manajemen.
1. Diduga saluran distribusi berpengaruh terhadap efisiensi dan kinerja
pemasaran perusahaan (Bidang Pemasaran)
2. Motivasi kerja dan gaya kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja
karyawan (bidang manajemen sumber daya manusia)
METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN | 99
3. Kualitas input dan proses produksi berpengaruh positif terhadap
kualitas hasil produksi (manajemen opersional)
4. Sumber modal kerja yang digunakan dapat mempengaruhi
keuntungan perusahaan (manajemen keuangan)

BAB VI
DESAIN PENELITIAN (RESEARCH DESIGN)

Apa itu Desain Penelitian (What is research design)

Keberhasilan suatu penelitian sangat ditentukan oleh kemampuan peneliti


dalam mendesain atau merancang penelitiannya. Keberadaan desain
penelitian akan menjadi semakin penting, bilamana suatu rencana kegiatan
atau proyek masih kabur, terlebih belum dilakukannya penelitian penjajakan
dan studi pendahuluannya. Menurut Cooper dan Emory (1996) Suatu desain
METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 100
penelitian lebih merupakan suatu strategi bagi penelitian tersebut dan
sekaligus merupakan rencana dengan mana strategi penelitian akan
dijalankan. Keberadaan suatu desain penelitian lebih merupakan suatu cetak
biru bagi para peneliti untuk melakukan penelitian. Dalam pandangan Davis
(1996) desain penelitian dapat menjadi road map bagi peneliti dalam
melakukan rencana penelitian. Desain penelitian dapat memberikan arahan
bagi peneliti dalam merencanakan pengumpulan data untuk dapat menjawab
pertanyaan penelitian yang dirumuskan.

Sebagai cetak biru (blueprint) bagi rencana penyelenggaraan


penelitian, desain penelitian itu diperlukan sejak penelitian direncanakan
sampai dengan terlaksanakannya penelitian itu. Dalam prakteknya,
penyusunan desain penelitian dilakukan setelah peneliti menentukan atau
menetapkan topik (judul) penelitian yang akan dilaksanakan. Segera setelah
peneliti merumuskan masalah penelitian, menyusun kerangka teori dan
menjelaskan hubungan antar variabel dan menyusun hipotesis, maka peneliti
dituntut untuk segera dapat menyusun desain penelitiannya.

Suatu desain penelitian yang baik, terindikasi pada kemampuan


peneliti dalam memaparkan apa, mengapa, dan bagaimana suatu masalah
itu akan diteliti. Pertanyaan yang mendasar dalam hal ini adalah mengapa
desain penelitian itu diperlukan bagi setiap peneliti. Jawaban sederhananya
adalah: Desain penelitian itu berperan penting sebagai pedoman dalam
melakukan proses penelitian dan keberadaannya akan bermanfaat bagi semua
pihak yang terlibat dalam proses penelitian.

Dalam melakukan perancangan atau mendesain penelitian, ada beberapa


desain yang harus dilakukan peneliti yang meliputi:

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 101


1. Bagaimana menyusun model penelitian bilamana dalam penelitian
tersebut digunakan pemodelan

2. Bagaimana Desain variabel-variabel yang akan diteliti

3. Bagaimana mendesain data yang diperlukan

4. Alat dan bahan yang diperlukan untuk menyelenggarakan penelitian

5. Bagaimana prosedur pengambilan data

6. Bagaimana cara pengolahan dan analisis data yang akan digunakan

Mendesain suatu penelitian bukanlah pekerjaan mudah bagi peneliti,


apalagi bagi peneliti pemula yang masih muda pengalaman penelitiannya.
Upaya untuk memahami desain penelitian dimulai dengan pertanyaan apakah
desain penelitian itu dan apa pula tujuan dari perumusan untuk masing-
masing desain penelitian (research design), baik dalam penelitian deskriptif,
penelitian eksplanatori (explanatory research), dan penelitian kausal (causal
research), maupun jenis penelitian lainnya.

Desain penelitian (Research design) diperlukan pada semua jenis


penelitian. Desain penelitian yang disusun peneliti idealnya tidak tergantung
pada metode pengumpulan dan tipe data serta jenis penelitian yang akan
digunakan peneliti. Pada prinsipnya suatu desain penelitian itu dapat
digunakan dan tetap diperlukan untuk berbagai metode pengumpulan dan
jenis data (kuantitatif atau kualitatif). Desain penelitian itu merujuk kepada
strategi dan struktur penelitian yang dibutuhkan. Desain atau rancangan
penelitian lebih merupakan suatu tataran logikal daripada suatu logistikal
(Yin, 1989). Justru itu keberadaannya memegang peran yang sangat penting
(central role) dalam penyelenggaraan penelitian terutama untuk
meminimumkan kesalahan hubungan data inferensi yang digunakan.
METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 102
Bagi peneliti, upaya untuk mendesain penelitian (designing research)
merupakan suatu tugas penting yang harus dilakukan, terutama dalam
mengidentifikasi bukti dan fakta apa yang dibutuhkan untuk menjawab
pertanyaan penelitian (research question) yang diajukan. Hal ini dapat berarti
bahwa setiap peneliti yang akan melakukan kegiatan penelitian secara
terencana harus terlebih dahulu merancang atau mendesain metode
pengumpulan data, merencanakan pengumpulan fakta atau bukti yang
konsisten dengan teori yang digunakan dan diharapkan sesuai pula dengan
kebutuhan untuk mengeksplanasi sesuatu.
Sebagaimana penelitian sosial lainnya, penelitian bisnis dan
manajamen (business and management research) sudah barang tentu
membutuhkan suatu desain atau suatu struktur penelitian yang baik sebelum
dilakukannya pengumpulan dan analisis data. Perlu disadari bahwa suatu
desain penelitian itu pada dasarnya bukanlah suatu rencana kerja (work plan)
yang rinci dan mendalam, tetapi lebih merupakan suatu cetak biru (blueprint)
yang dapat menjadi rujukan bagi penyusunan rencana dan pelaksanaan suatu
penelitian.

Desain penelitian lebih merupakan semua proses yang keberadaannya


diperlukan dalam setiap perencanaan dan juga pelaksanaan penelitian
(Sekaran, 2006). Dalam merencanakan penelitian, pemilihan desain
penelitian biasanya dilakukan segera setelah peneliti selesai merumuskan
hipotesisnya. Dengan demikian dalam melaksanakan penelitian, peneliti
dapat memperoleh suatu logika, baik dalam pengujian hipotesis maupun
dalam membuat kesimpulan penelitian.

Dalam pelaksanaan penelitian, eksistensi desain penelitian itu dapat


diklasifikasikan ke dalam beberapa desain: Desain sampel, Desain
instrumen, Desain analisis, dan Desain administrasi. Penelitian yang

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 103


membutuhkan desainnya termasuk dalam bidang bisnis dan manajemen,
biasanya dibagi dalam beberapa jenis desainnya : 1. Desain Penelitian
Eksploratori, 2. Desain Penelitian Deskriptif, dan 3. Desain Penelitian
Kausal. Selain itu, desain penelitian juga diperlukan dalam studi penjajakan
atau studi pendahuluan. Ketiga jenis desain diatas merupakan komponen
desain penelitian utama yang didapati dalam penelitian bisnis dan
manajemen, disamping komponen lainnya seperti: Kebutuhan informasi,
pengukuran dan skala, desain daftar pertanyaan, proses penarikan sampel
(sampling) dan ukuran sampel, dan desain rencana analisis data.

Desain Penelitian Eksploratori

Penelitian eksploratori yang kadang disebut dengan eksplorasi


merupakan suatu penelitian yang ditujukan untuk menguji suatu varibel yang
diyakini kebenarannya sehingga menghasilkan penemuan-penemuan baru.
Metode yang digunakan dalam jenis penelitian ini adalah metode survey.
Suatu studi eksploratif dilakukan untuk memahami dengan lebih baik sifat
masalah karena mungkin masih sedikit studi atau penelitian yang dilakukan
dalam bidang tersebut (Sekaran, 2006). Menurut Florencia (2006) Penelitian
eksploratif dilakukan bilamana peneliti tidak banyak mengetahui atau
menguasai situasi yang dihadapi, atau tidak ada informasi yang tersedia
mengenai bagaimana masalah atau isu penelitian yang mirip diselesaikan
dimasa lalu. Untuk itu perlu dilakukan studi pendahuluan untuk lebih akrab
dalam memahami fenomena situasi dan lebih memahami apa yang terjadi
sebelum dibuat suatu model dan menyusun desain ketat untuk investigasi
secara menyeluruh.

Bagi penelitian bisnis dan manajemen, penelitian ekspalanatori


(explanatory research) desain penelitian pada umumnya lebif difokuskan
untuk mengembangkan dan mengevaluasi teori-teori kausal dalam
METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 104
pengetahuan bisnis dan manajemen. Dengan desain penelitian eksplorasi
peneliti akan mampu menjawab pertanyaan apa (what) untuk menemukan
pemahaman dan pengertian secara mendalam tentang suatu objek. Misalnya
dalam penelitian manajemen sumber daya manusia menurunnya kinerja
pegawai, maka tugas peneliti dengan penelitian eksplorasinya adalah
menggali penyebab menurunnya kinerja pegawai tersebut pada kurun waktu
tertentu. Sebagai suatu penelitian pendahuluan, maka penelitian eksplorasi
tersebut harus ditindaklanjuti dengan penelitian deskriptif.

Selain karena tidak banyaknya informasi yang dimiliki, penelitian


eksplorasi juga dilakukan walaupun peneliti memiliki sejumlah informasi
atau fakta, untuk mendapatkan informasi yang lebih banyak dan berkualitas
terutama untuk menyusun kerangka teoritis yang lebih baik. Dengan
demikian suatu penelitian dikatakan eksploratif bilamana dengan penelitian
yang dilakukan tersebut peneliti akan mendapatkan informasi yang lebih
mendalam tentang suatu masalah atau situasi dari sebelumnya, sehingga
keberadaannya menjadi masukan awal yang cukup penting bagi perbaikan
kualitas pengambilan keputusan bisnis dan manajerial.

Desain Penelitian Deskriptif (Descriptive research)

Banyak pendapat yang menyatakan bahwa penelitian deskriptif


merupakan penelitian yang lebih banyak menggunakan analisis kualitatif
yang dilakukan untuk mengetahui dan menjelaskan karakteristik variabel
yang diteliti dalam suatu situasi dan kondisi tertentu.
Penelitian deskriptif merupakan kelanjutan dari penelitian
eksploratori yang dilakukan secara sistematis. Kalau penelitian eksploratori
mengungkapkan turunnya kinerja karyawan, maka penelitian deskriptif akan
mengemukakan factor penyebab rendahnya kinerja karyawan itu seperti

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 105


halnya kepuasan kerja, gaya kepemimpinan, motivasi dan kompensasi yang
diberikan perusahaan (organisasi).
Desain deskripsi yang baik merupakan fundamental bagi penelitian
bisnis dan memberi nilai tambah bagi penyelenggaraan jenis penelitian
lainnya. Penelitian deskriptif pada umumnya ditujukan untuk memberikan
informasi kepada peneliti gambaran aspek-aspek tertentu yang relevan
dengan fenomena perhatian dari perspektif individu, kelompok, organisasi,
orientasi industri, pemerintahan dan sebagainya. Cooper dan Emory (1996)
menyatakan bahwa tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk mempelajari
aspek siapa, apa, bilamana dan bagaimana dari suatu topik penelitian.
Dengan penelitian deskriptif itu peneliti akan mendapatkan jawaban dari
pertanyaan siapa, apa, kapan, dan bagaimana topik suatu penelitian yang
direncanakan dengan mendeskripsikan atau menguraikan sesuatu secara
sistematis, faktual dan akurat tentang sifat atau karakteristik populasi yang
dispesifikasikan.
Dalam instansi pemerintahan atau organisasi yang disponsori
pemerintah, penelitian yang lazim dilakukan adalah penelitian deskriptif.
Karena pihak pemerintah dalam hal ini hanya membutuhkan gambaran dari
suatu situasi tertentu. Contoh penelitian deskriptif tersebut antara lain adalah:
sensus penduduk, pengumpulan indikator sosial atau indeks pembangunan
masyarakat (IPM) dan berbagai informasi tentang ekonomi seperti pola status
perkawinan, pengeluaran rumah tangga, statistik tenaga kerja, ketahanan
pangan rumah tangga dan lain-lain sebagainya. Dengan desain deskripsi yang
baik, peneliti akan mampu mengemukakan pertanyaan mengapa dari
penelitian ekspalanatori yang dilakukan sebelum penelitian deskriptif
dilakukan. Materi deskripsi yang diperoleh dapat digeneraliasikan sebagai
pengumpulan fakta disebut dengan `abstracted empiricism' atau pertanyaan
dalam bentuk apa. Dalam organisasi penelitian deskriptif sering dilakukan

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 106


untuk mempelajari dan menjelaskan karakteristik kelompok karyawan seperti
halnya usia, tingkat dan jenjang pendidikan, jenis kelamin, tingkat
pendapatan, pekerjaan dan lain sebagainya.

Desain Penelitian Kausal (Causal Research)

Fungsi lain dari suatu desain penelitian adalah untuk mendapatkan


bukti (evidence obtained enables) yang dapat dimanfaatkan untuk menjawab
pertanyaan awal yang layak dan tidak mendua (ambigu). Desain penelitian
kausal ditujukan untuk mendapatkan bukti yang relevan untuk menjawab
pertanyaan penelitian, menguji suatu teori, mengevaluasi program atau untuk
menguji akurasi fenomena. Tujuan dilakukannya penelitian kausal ini adalah
untuk membuktikan hubungan atau sebab akibat, mengetahui pengaruh satu
variabel dengan variabel lainnya yang diteliti seseorang. Karena penelitian
kausal menyajikan berbagai hubungan atau pengaruh variabel yang dapat
membantu pengambilan keputusan manajerial terutama dalam menentukan,
mengevaluasi dan memilih alternative terbaik dalam pemecahan masalah
maka penelitian ini tergolong dalam penelitian konklusif (conclusive
research) yang memiliki tujuan utama untuk menguji hipotesis yang
berhubungan dengan berbagai variabel yang dispesifikasikan. Yang perlu
diingat bahwa, ketika penelitian didesain (designing research) dibutuhkan :
suatu pertanyaan penelitian (atau teori), dan menunjukkan bentuk bukti (type
of evidence) yang dibutuhkan untuk menjawab pertanyaan (pengujian teori)
yang dikemukakan dalam cara penelitian yang diajukan.
Bagi setiap orang yang akan meneliti, Desain penelitian itu
merupakan suatu tugas penting yang harus dilakukan dengan menggunakan
logika pikir ilmiah yang sistematis untuk menjawab berbagai pertanyaan
penelitian atau menguji teori-teori yang digunakan. Desain penelitian dalam
banyak hal berhubungan dengan rumusan masalah yang diajukan, landasan
METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 107
teoritis (kerangka teori) yang digunakan, penentuan variabel dan sumber
data, analisis dan interpretasi data, dan penyusunan laporan serta penarikan
kesimpulan dan saran.
Dalam penelitian efisiensi pemasaran dan ketahanan pangan sebagai contoh
desain penelitian kausalnya antara lain adalah untuk : menjelaskan pengaruh
saluran pemasaran terhadap efisiensi pemasaran beras, pengaruh harga
terhadap efisiensi pemasaran beras, pengaruh harga terhadap ketahanan
pangan, pengaruh saluran pemasaran terhadap ketahanan pangan, dan
pengaruh efisiensi pemasaran terhadap ketahanan pangan.
Sebagaimana diuraikan dimuka bahwa desain penelitian berkaitan erat
dengan masalah yang dirumuskan. Dalam kaitannya dengan perumusan
masalah, peneliti perlu menjawab beberapa pertanyaan dalam menyusun
desain penelitiannya:
 Apa permasalahan utama yang dianggap penting (urgent) sehingga
peneliti perlu melakukan penelitian itu ?
 Apakah tujuan yang ingin dicapai bagi pelaksanakan penelitian itu ?
 Berapa besar kemungkinan dan kepastian data yang dibutuhkan dapat
diperoleh ?
 Apakah peneliti mampu untuk melakukan penelitian yang
direncanakan tersebut ditinjau dari sudut dukungan biaya, tenaga,
waktu dan juga latar belakang teorinya ?
 Apakah peneliti dapat memperoleh atau mendapatkan ijin penelitian
dari pihak yang berwenang terkait dengan penelitian yang akan
dilakukan?
 Berapa banyak informasi yang sudah diperoleh hingga saat ini atau
sebelum penelitian menyeluruh dilakukan (information existing)?
 Masih diperlukah dilakukannya studi pendahuluan untuk
mempertajam rumusan masalahnya?

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 108


Berkaitan dengan landasan teoritis yang digunakan, maka dalam menyusun
desain penelitian, seorang peneliti harus berusaha dan mampu menjawab
beberapa hal berikut :
 Teori-teori apa yang relevan dan dapat mendukung penelitian yang akan
dilakukan?
 Dari mana saja teori-teori tersebut dapat diperoleh untuk mendukung
rencana penelitian yang diajukan?
 Apakah sudah ada penelitian terdahulu atau penelitian sebelumnya yang
relevan dengan topik penelitian yang direncanakan?
 Bagaimana bentuk kerangka pemikiran penelitiannya ?
Setelah peneliti mampu menjawab ketersediaan dan memahami teori
yang akan digunakan, maka berikutnya peneliti harus mempertanyakan
desain penelitiannya, dalam hal ini ada beberapa pertanyaan yang harus
dijawab antara lain adalah:
 Bagaimana desain untuk perumusan masalahnya ?
 Bagaimana desain untuk landasan (kerangka) teoritisnya ?
 Bagaimana desain untuk perumusan hipotesisnya?
 Bagaimana desain skala pengukurannya ?
 Berapa jumlah atau banyaknya sampel yang diperlukan ?
 Bagaimana desain teknik pengambilan sampelnya (sampling)?
 Instrumen apa yang akan digunakan dalam penelitian ?

Penelitian membutuhkan penentuan dan batasan variabel yang akan


diteliti dan menentukan darimana sumber data yang akan mendukung
penelitian itu. Berkaitan dengan penentuan variabel dan sumber datanya,
maka dalam mendesain penelitiannya, peneliti harus berusaha untuk
menjawab beberapa pertanyaan berikut:

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 109


Variabel apa saja yang akan diteliti
Dalam dunia bisnis dan manajemen terdapat cukup banyak variabel harus
diteliti. Peneliti harus memilih variabel yang akan ditelitinya sesuai dengan
informasi yang dibutuhkan dan sesuai dengan tuntutan pemecahan masalah
bisnis dan manajemen yang dihadapi serta tujuan penelitian yang diharapkan.
Dari mana data akan diperoleh
Sebelum dilakukan penelitian dengan mengumpulkan data lapangan yang
cukup banyak, peneliti perlu mempertimbangkan sumber dan banyaknya data
yang dibutuhkan untuk penelitiannya. Lebih lanjut berkaitan dengan
pengumpulan data, maka pertanyaan yang harus dijawab peneliti antara lain
adalah:
 Data apa saja yang harus dikumpulkan ?
 Bagaimana instrumen untuk mengumpulkan data tersebut?
 Siapa yang akan mengumpulkan data ?
 Berapa biaya yang dibutuhkan untuk mengumpulkan data ?
 Berapa banyak tenaga atau enumerator yang diperlukan untuk
mengumpulkan data yang dibutuhkan?
 Bagaimana prosedur yang harus dipertimbangkan dan dipenuhi
untuk mengumpulkan data?
Data yang telah terkumpul harus dianalisis dan diinterpretasi agar bermanfaat
atau berarti sebagai informasi bagi pengembilan keputusan bisnis dan
manajerial. Berkaitan dengan analisis dan interpretasi data, yang perlu
dipikirkan atau dirancang peneliti adalah:
 Bagaimana format untuk tabulasi data ?
 Siapa yang akan melakukan tabulasi atau membuat tabel data ?
 Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk proses tabulasi data
tersebut?
 Alat analisis apa yang akan dan dapat digunakan ?

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 110


 Perangkat lunak (sofware) apa yang akan digunakan dan tersedia serta
tepat untuk menganalisis data tersebut ?
Data yang telah dianalisis, harus dibahas lebih lanjut dan selanjutnya ditarik
kesimpulan penelitian dan saran-saran yang diperlukan terutama untuk
mengatasi masalah. Berkaitan dengan penarikan kesimpulan dan saran, maka
peneliti dihadapkan kepada beberapa pertanyaan yang harus dijawab antara
lai adalah:
 Bagaimana cara peneliti menyampaikan kesimpulan penelitian?
 Untuk siapa saran tersebut akan diberikan (dituju) ?
 Apakah saran yang akan disampaikan tersebut dalam bentuk saran
umum atau saran khusus ?
Desain penelitian juga harus dikaitkan dengan format penyusunan laporan
penelitian. Berkaitan dengan penyusunan laporan, peneliti harus menjawab
beberapa pertanyaan berikut:

 Bagaimana format laporan penelitian ?


 Siapa saja yang akan membaca laporan ?
 Berapa kali presentasi hasil penelitian dilakukan ?
 Kepada siapa presentasi hasil penelitian dilakukan ?
 Berapa banyak laporan akan digandakan ?
Desain penelitian bisnis dan manajemen dapat dibagi kedalam:
Konseptualisasi masalah dan operasionalisasi. Kedua hal pokok tersebut
lebih lanjut dapat disusun secara berurutan kedalam:
 Latar Belakang Penelitian
 Tujuan dan Hipotesis
 Kerangka Dasar Penelitian
 Penarikan Sampel (sampling)
 Model Pengumpulan Data

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 111


 Analisis Data

Latar belakang penelitian merupakan langkah awal sebagai pondasi dari


seluruh proses penelitian yang akan dilakukan secara sistematis. Pada
umumnya latar belakang penelitian itu memuat:
 Dasar-dasar pemikiran tentang pentingnya masalah yang akan diteliti
 Bagian yang mengantarkan kedalam perumusan masalah
 Mengungkapkan pentingnya (signifikansi) penelitian yang akan
dilakukan. Pembahasan tentang latar belakang sudah dibahas
tersendiri pada bagian perumusan masalah. Demikian juga halnya
tujuan, hipotesis, kerangka pemikiran, smpling, model pengumpulan
dan analisis data.
Dalam rangka menyusun desain penelitian yang dibutuhkan, peneliti
juga perlu mempertimbangkan jenis penelitian yang akan digunakan atau
termasuk dalam katagori apa penelitian yang akan dilakukan tersebut. Terkait
dengan desainnya, selain eksplanatori, deskriptif, dan kausal, penelitian itu
dapat dikelompokkan kedalam jenis penelitian berikut:

Penelitian Uji Hipotesis, yakni suatu penelitian yang ditujukan untuk


menguji hipotesis/pernyataan yang telah ada dengan menggunakan metode-
metode tertentu.

Penelitian Pengamatan (Observasi), yakni metode pengumpulan data


dimana peneliti mencatat informasi sebagaimana yang saksikan dan amati
selama penelitian berlangsung. Untuk itu perlu dipertimbangkan proses
pengamatan yang terdiri dari:
 Persiapan pengamatan, termasuk pelatihan (training) yang
diperlukan.

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 112


 Memulai interaksi
 Pengamatan dan pencatatan
 Menyelesaikan tugas lapangan (fielwork)
Penelitian Survai.
Suatu penelitian merupakan suatu metode pengumpulan data dengan
menggunakan instrumen untuk meminta tanggapan dari responden tentang
sampel. Pada dasarnya penelitian Survai dilakukan dengan Wawancara dan
Kuesioner

Penelitian Eksperimental.
Suatu penelitian dimana peneliti, meneliti hubungan tentang sebab akibat
antara variabel-variabel penelitian dengan melakukan suatu proses percobaan
untuk mendapatkan hasil yang tepat atau presisi tertentu.

Penelitian Ex Post Facto.


Suatu penelitian yang telah diteliti sebelumnya sehingga data-datanya
(variabel-variabel penelitiannya) dapat dilacak kembali melalui kuisioner
atau dokumen-dokumen yang relevan dengan penelitian tersebut

Penelitian Komparatif
Suatu penelitian yang membandingkan suatu permasalahan yang sama pada
suatu obyek yang berbeda: sebagai contoh membandingkan kualitas
pelayanan pada suatu perusahaan dengan perusahaan lannya (pelayanan Bank
Aceh dengan Bank Mandiri Syariah Cabang Banda Aceh)

Penelitian Asosiatif.

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 113


Suatu penelitian yang meneliti hubungan antara variabel-variabel opini yang
berbeda, contoh “Kepuasan Pelanggan Berpengaruh Signifikan Terhadap
Loyalitas Pelanggan”.

Studi Lapangan, Penelitian yang dilakukan melalui proses pembelajaran


secara langsung atau dapat juga dilakukan dengan menggali pengetahuan dari
para ahli dibidangnya.

Eksperimen Lapangan, yakni penelitian yang proses pengujian data yang


diteliti dengan melakukan suatu percobaan sampai mendapatkan data yang
relevan dan akurat.
Dalam penelitian bisnis dan manajemen yang juga menjadi isu penting dalam
merancang penelitiannya adalah bagaimana penetapan atau penarikan
sampel (sampling) dilakukan, metode pengumpulan data (seperti:
questionnaire, observasi, analisis dokumen) yang digunakan, dan bagaimana
mendesain pertanyaan untuk menjawab dan membuktIkan apa yang
dibutuhkan atau perlu untuk dikumpulkan?'
Berangkat pada uraian diatas maka desain penelitian (research
design) itu pada dasarnya dapat merupakan sebagai:
 Sebuah rencana untuk memilih sumber-sumber dan jenis data
(informasi) yang akan dipakai untuk menjawab pertanyaan penelitian
 Kerangka kerja yang merinci atau menjelaskan hubungan-hubungan
antara variabel dalam penelitian tersebut
 Sebuah cetak biru (blueprint) yang memberikan arahan secara garis
besar atau berfungsi sebagai pedoman bagi setiap prosedur mulai dari
hipotesis sampai dengan analisis data penelitian.

Elemen Desain Penelitian

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 114


Penyelenggaraan penelitian harus dapat mengikuti tahapan yang saling kait
mengkait. Tahapan kedua dalam proses penelitian tidak dapat dilakukan
sebelum peneliti menyelesaikan tahap ke satu atau sebelumnya. Demikian
selanjutnya. Penyusunan desain penelitian seharusnya mengikuti suatu
tahapan proses logika yang meliputi (Hussey and Hussey, 1997):
1. Pendefinisian tujuan penelitian (Define research objectives)
Tujuan masalah yang dirumuskan akan mempengaruhi data yang
dibutuhkan dikumpulkan dan dianalisis, disamping nilai dari
penelitian yang diselenggarakan.
2. Melakukan Penelitian Awal (Do prelimanary research)
Penelitian awal dan penjajakan yang dilakukan pada sampel kecil
diperlukan untuk mempertajam rumusan masalah dan menjadi bahan
evaluasi terhadap variabel yang digunakan dan daftar pertanyaan yang
dipersiapkan.
3. Desain Penelitian Formal (Design the formal research)
Peneliti harus merancang penelitian yang akan dilakukannya secara
formal dan terstruktur sesuai dengan aturan dan langkah-langkah
penelitian ilmiah. Tujuan formal adalah mengembangkan dan menguji
hipotesis atau menjawab pertanyaan penelitian yang diajukan.
Penelitian ini dimulai manakala studi penjajakan rampung dikerjakan,
dimulai dengan hipotesis, atau pertanyaan dan mencakup prosedur-
prosedur yang cermat dan rincian tentang sumber-sumber data
(cooper dan Emory, 1996)
4. Pengumpulan Data Lapangan (Do Fieldwork)
Untuk mencapai tujuan penelitiannya, peneliti harus melakukan
penelitian melalui kerja lapangan dalam bentuk pengumpulan data.
5. Analisis Data (Analyze the Data)

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 115


Data yang berhasil dikumpulkan, baik data kuantitatif maupun data
kualitatif harus dianalisis dengan menggunakan teknik atau alat nalisis
yang tepat, sehingga diperolehnya informasi penelitian yang akan
disusun dalam bentuk laporan hasil penelitian.

Dalam mendesain penelitian, peneliti perlu memperhatikan apakah dalam


desain tersebut telah mengakomodasikan elemen-elemen penting yang harus
ada dalam rancangan suatu penelitian itu. Perancangan (desain) penelitian
melingkupi 5 (lima) elemen pokok berikut:
1. Mengidentifikasi area masalah secara luas (Identifying the broad
problem area)
2. Pernyataan Masalah (Problem statement)
3. Tipe Variabel (Type of Variables)
4. Pengumpulan Data Primer (Preliminary data gathering)
5. Hipotesis (The Hypothesis)

Pendefinisian tujuan penelitian (Define research objectives)

Tujuan penelitian perlu didefinisikan dengan baik sebelum penelitian


lapangan dilakukan. Definisi tujuan penelitian (define research objective)
adalah menetapkan beberapa pertanyaan yang dibutuhkan secara lebih
spesifik dan tegas untuk dijawab oleh peneliti sendiri melalui hasil
penelitian yang akan dilakukannya kemudian.
Keberadaan desain penelitian dalam hal ini merupakan bagian penting dari
proses penelitian secara keseluruhan yang dimulai dari penyusunan
pertanyaan penelitian sampai dengan analisis dan pelaporan data. Setiap
peneliti dibidang bisnis dan manajemen harus fokus untuk menjawab dua
pertanyaan penting yang terkait dengan penyusunan atau pendefinisian tujuan
penelitian berikut ini:
METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 116
1. Apa yang terjadi (What is going on = descriptive research)?
2. Mengapa terjadi (Why is it going on = explanatory research)?
Dua pertanyaan penelitian tersebut harus dijawab oleh peneliti sebelum
kegiatan penelitian lanjutan dilaksanakan. Tujuan penelitian harus
didefinisikan dengan jelas dengan memperhatikan beberapa hal sebagai
berikut:
Pernyataan Masalah (Problem statement)
Peneliti harus mampu mengidentifikasi suatu masalah yang dinilai layak
untuk diteliti dengan pernyataan masalah (problem statement). Contoh:
Pernyataan masalah (untuk manajemen Sumber Daya Manusia) yang terkait
dengan variabel pelayanan
Pelayanan tenaga medis sebagai bagian yang integral dari pelayanan
kesehatan mempunyai kontribusi yang sangat menentukan kualitas pelayanan
di RSU Zainal Abidin. Namun kenyataannya dilapangan menunjukkan
bahwa asuhan tenaga medis tidak dapat dilakukan dengan baik dan belum
sesuai dengan standar praktek tenaga medis yang ditetapkan. Pertanyaan
penelitian untuk topik penelitian tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana gambaran umum kinerja tenaga medis di RSU Zainal
Abidin.
2. Adakah hubungan antara karakteristik tenaga medis dengan kinerja
tenaga medis.
3. Apa ada hubungan antara kepuasan non finansial dengan kinerja
tenaga medis.
4. Apa ada hubungan kepuasan finansial terhadap kinerja tenaga medis.
5. Faktor apakah yang dominan berhubungan dengan kinerja tenaga
medis.
Tipe Variabel (Type of Variables)

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 117


Kemampuan peneliti dalam memilih variabel yang akan diteliti menjadi
sangat penting untuk menunjang keberhasilan penelitian secara keseluruhan.
Kesalahan dalam memilih variabel dapat menyebabkan hasil suatu penelitian
tidak dapat memberi kontribusi yang signifikan terhadap pemecahan masalah
yang dihadapi dan dispesifikasikan. Sesuatu yang mempunyai nilai yang
konstan dan statis tidak atau kurang perlu diteliti.
Variabel merupakan suatu atribut seseorang atau objek yang mempunyai
‘variasi’ antara satu orang dengan yang lain atau satu objek dengan objek
lain (Hatch & Farhady). Nazir (2005) mengartikan Variabel sebagai konsep
yang mempunyai bermacam-macam nilai. A variable is anything that can
take on differing or verying values (Sekaran, 2006). Variabel merupakan
karakteristik, sifat, atau atribut yang memiliki beragam nilai. Secara umum
variabel merupakan suatu karakteristik, sifat, ciri, watak, atribut yang
memiliki keragaman nilai atau keadaan yang melekat pada seseorang atau
objek yang memiliki nilai. Emory (1995) menegaskan bahwa variabel
tersebut dapat merupakan simbol yang diberi angka atau nilai. Dalam
kegiatan penelitian di lapangan yang sesungguhnya, istilah variabel oleh
peneliti dapat dipakai sebagai konstruk atau suatu hal yang sedang diteliti
(Kelinger, 1973).
Sesuatu yang tidak mempunyai keragaman (variasi) nilai tidak dapat
dikatakan sebagai variabel. Badan kita adalah bukanlah suatu konsep, karena
badan tidak memiliki keragaman nilai, sementara itu berat badan merupakan
variabel, kerena berat badan dapat berbeda atau bervariasi pada setiap orang.
Permintaan terhadap suatu barang/jasa, sikap pelanggan, konsumsi rumah
tangga dan ketahanan pangan adalah contoh-contoh variabel. Konsep dapat
diubah menjadi variabel dengan memfokuskan pada aspek tertentu secara
parsial. Perilaku pembelian konsumen sebagai suatu konsep dapat dirubah
variabel perilaku pembelian komoditas atau barang dan jasa tertentu.

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 118


Variabel dalam suatu penelitian dapat dibagi kedalam variabel kontinyu dan
variabel deskrit. Variabel juga dapat dibagi menurut variabel dependen,
variabel independen, variabel moderating dan variabel intervening.
 Variabel Independen atau variabel (peubah) bebas adalah variabel
yang mempengaruhi, yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya
variabel dependen. Variabel ini seringkali disebut dengan variabel
stimulus atau antecendent predictor. Contoh: Keramahtamahan
pramugari (sebagai variabel independen) terhadap kepuasan
penumpang pesawat udara (sebagai variabel dependen)
 Variabel Dependen merupakan variabel yang terikat, variabel yang
dipengaruhi, atau variabel yang menjadi akibat dari perubahan atau
timbulnya variabel independen.
 Variabel Moderator (moderating variable) merupakan variabel yang
mempengaruhi (memperkuat atau memperlemah) hubungan antara
Variabel Independen dengan Variabel Dependen. Contoh: harga
menurun– permintaan barang meningkat.
 Variabel Intervening: variabel yang secara teoritis mempengaruhi
(memperkuat/memperlemah) hubungan antara variabeI independen
dan variabel dependen, tetapi tidak dapat diamati/diukur (non
observable).
 Variabel Kontrol: variabel yang dikendalikan/dibuat konstan,
sehingga pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen
tidak dipengaruhi oleh faktor luar (lain) yang tidak diteliti. Contoh:
Efisiensi pemasaran pada matarantai yang panjang dan pendek.

Pengumpulan Data Pendahuluan (Preliminary data gathering)


Data pendahuluan yang dibutuhkan untuk suatu penelitian, dapat diperoleh
dari berbagai sumber dengan menggunakan metode pengumpulan data yang

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 119


tepat dan efektif. Berdasarkan sumbernya, data pendahuluan yang akan
dikumpulkan dibagi menjadi:
a. Data Primer: Data yang diusahakan/didapatkan oleh peneliti sendiri
dilapangan.
b. Data Sekunder: Data yang didapatkan dari orang/instansi lain atau data
yang sudah tersedia pada suatu instansi baik instansi swasta maupun
pemerintah
Data sekunder termasuk dalam jenis data yang cenderung siap
“pakai”, atau digunakan oleh peneliti. Dengan kata lain adalah data yang siap
diolah dan dianalisis oleh peneliti untuk kepentingan penelitiannya. Data
skunder untuk penelitian bisnis dan manajemen telah tersedia di berbagai
instansi penyedia data baik milik pemerintah maupun swasta, Contoh Instansi
penyedia data di Indonesia: Biro Pusat Statistik (BPS), Bank Indonesia,
lembaga penyedia data swasta dan instansi terkait lainnya yang terkait
dengan subjek dan objek penelitian.
Pengumpulan data primer membutuhkan perancangan peralatan dan metode
pengumpulan data. Metode pengumpulan data pendahuluan yang lazim
digunakan dalam penelitian bisnis dan manajemen adalah:
a. Observasi
b. Wawancara
c. Kuesioner (Daftar Pertanyaan)
Semua metode pengumpulan data yang akan dipilih peneliti mensyaratkan
pencatatan yang detail, lengkap, teliti dan jelas.
Elemen pokok terakhir dari desain penelitian adalah perumusan hipotesis.
Dalam hal ini, peneliti dari awal perlu mempertimbangkan hipotesis yang
akan diajukan apakah sudah sesuai dengan masalah yang dirumuskan, tujuan
penelitian, dukungan teoritis yang ada dan yang paling penting sinkron
dengan kerangka atau paradigma penelitiannya.

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 120


BAB VII
RANCANGAN PENARIKAN SAMPEL
(SAMPLING DESIGN)

Kesuksesan penelitian ditentukan oleh ketapatan dalam penarikan sampelnya.


Kegiatan penarikan sampel (sampling) merupakan proses penting dalam
desain penelitian (Davis, 1996). Peneliti sering berhadapan dengan masalah
atau mendapatkan kesulitan dalam : memutuskan pemilihan sampel dan
melakukan penarikan sampel yang tepat, penentuan besar sampel yang akan
diambil dan menentukan bagaimana prosedur penarikan yang tepat dan
benar. Berapa besar sampel (sample size) dan bagaimana mengambilnya juga
menjadi masalah urgen, karena akan menentukan tingkat kredibilitas, kualitas

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 121


penelitian dan sekaligus memiliki konsekuensinya pada biaya penelitian yang
harus dikeluarkan.
Samplingis The selection of a subset of the population . Sampling is the
process of obtaining information from a subset (sample) of larger group
(population). Sampling (penarikan sampel) merupakan suatu process
mendapatkan informasi dari suatu subset kelompok yang lebih besar
atau populasi. Penarikan sampel atau contoh (Sampling) adalah suatu
proses dalam menyeleksi unsur–unsur atau elemen yang dapat mewakili
suatu populasi secara sistematis. Sampling juga dapat diartikan sebagai
proses pemilihan sejumlah elemen populasi yang cukup mewakili
(represntative) untuk mempelajari dan memahami karakter elemen
populasinya.

Dari beberapa definisi diatas, maka kepada setiap peneliti dikendakai untuk
dapat memilih unsur atau elemen populasi yang dapat mewakili atau
merepresentasikan populasi yang ditetapkan (population target).Persoalan
yang senantiasa dipertanyakan banyak orang dalam penelitian adalah apakah
data dan kesimpulan suatu penelitian dengan menggunakan sampel dapat
mewakili seluruh populasi. Pertanyaan semacam ini adalah berdasar, wajar
dan dipandang cukup rasional, karena pada dasarnya sampel yang dipilih
peneliti tersebut hanya sebagian saja atau tidak keseluruhan dari anggota
(elemen) populasi yang ada atau diteliti.
Sudah barang tentu tidak mudah untuk meyakinkan orang-orang yang
kurang (tidak) memahami dan menguasai serta menafikan peran metodologi
penelitian. Kalaulah peneliti tidak menggunakan sampel, berarti peneliti
tersebut harus melakukan penelitian untuk setiap (seluruh) elemen populasi
(dikenal dengan sensus). Hal ini tentunya berdampak pada pengeluaran biaya

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 122


penelitian (cost of research) yang cukup besar dan membutuhkan waktu yang
cukup lama dibandingkan dengan penelitian yang menggunakan sampel.
Penelitian sampel dengan metode penelitian yang tepat akan dapat
memberikan hasil data penelitian yang relatif kecil dibandingkan dengan
penelitian sensus dengan meneliti keseluruhan elemen populasi. Dalam
banyak kasus apalagi bisnis dengan elemen populasi pasar yang cukup
banyak (besar) akan sangat sulit untuk melakukan penelitian dengan
melibatkan seluruh anggota populasi (sensus). Dengan memperhatikan
kendala (waktu dan biaya) mendorong para peneliti untuk menggunakan
pendekatan sampel dalam melakukan penelitiannya. Persoalan yang
mendasar adalah bagaimana peneliti menetapkan kebijakan sampel yang
diyakini dapat mewakili keseluruhan anggota populasi. Untuk itu kiranya
perlu dipahami beberapa metode penetapan dan pemilihan sampel melalui
rancangan atau desain sampel (sampling design) yang tepat dan dapat diper-
tanggungjawabkan secara ilmiah. Untuk dapat melakukan penarikan sampel
(sampling) dengan lebih baik peneliti dapat mengikuti proses sebagai berikut:

Gambar: 7.1
Proses Penarikan Sampel Penelitian

Identifying the Target Population Reconciling the


Population, Sampling
Determining the Sampling Frame Frame Differences

Selecting a Sampling Procedure

Probability Sampling Nonprobability Sampling


 Simple Random Sampling Convenience Sampling
 Stratified Sampling Judgmental Sampling
 Systematic Sampling Quota Sampling
 Cluster Sampling Snowball Sampling
 Multistage sampling
 METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 123
Determining the Relevant Sample Size

Execute Sampling

Data Collection From Respondents


Handling the non-
Response Problem
Information for Decision Making

Sumber : Aaker et. al (2006)

Menentukan Target Populasi (Identifing the Target Population)


Penarikan sampel dimaksudkan untuk mendapatkan informasi tentang suatu
populasi. Karena data dan informasi yang akan dikumpulkan diharapkan dapat
mewakili populasi, maka peneliti harus menentukan berapa banyak sampel
perlu diambil atau ditarik sehingga suatu penelitian sampel tersebut dipandang
memenuhi kriteria mewakili atau representatif. Untuk itu perlu ditentukan
terlebih dulu batasan populasi dan target populasinya dan kemudian
dimungkinkan untuk menentukan sampelnya. Apa makna populasi, unit
analisis dan sampel itu harus dipahami seutuhnya dan ditetapkan oleh setiap
peneliti.
Populasi adalah “wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang
mempunyai kualitas dan karakterisitik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 124


untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya” (Sugiyono, 2004). Populasi
dalam kegiatan penelitian mengandung berbagai makna, sehingga diperlukan
penegasan seperti populasi subjek penelitian, populasi responden penelitian dan
populasi objek penelitian. Objek penelitian adalah variabel penelitian yaitu
sesuatu yang menjadi problematika penelitian. Sedangkan benda, hal, orang
atau tempat untuk variabel penelitian melekat disebut dengan unit analisis
(Arikunto, 2000:29).

(1) Unit analisis


Unit analisis merupakan satuan analisis yang digunakan dalam penelitian
dimana objek penelitian melekat dan kesimpulan penelitian digene-
ralisasikan. Beberapa referensi menyebutkan unit analisis sama dengan
subjek penelitian.

(2) Unit Observasi


Unit obervasi (amatan) merupakan satuan amatan dimana informasi dari
unit analisis terkait dengan variabel penelitian secara sistematis dapat
diperoleh. Jika sumber informasinya adalah orang, unit observasi dikenal
dengan responden penelitian.

(3) Objek penelitian adalah sifat keadaan ( “attributes”) dari sesuatu benda,
orang, atau keadaan, yang menjadi pusat perhatian atau sasaran
penelitian. Sifat keadaan dimaksud bisa berupa sifat, kuantitas, dan
kualitas (benda, orang, dan lembaga), bisa berupa perilaku, kegiatan,
pendapat, pandangan penilaian, sikap pro-kontra atau simpati-

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 125


antipati,keadaan batin, dsb. (orang), bisa pula berupa proses dsb.
(lembaga).

(4) Subjek penelitian adalah sesuatu, baik orang, benda ataupun lembaga
(organisasi), yang sifat-keadaannya (“attribut”-nya) akan diteliti. Dengan
kata lain subjek penelitian adalah sesuatu yang di dalam dirinya melekat
atau terkandung objek penelitian.

(5) Responden penelitian adalah seseorang (karena lazimnya berupa orang)


yang diminta untuk memberikan respon (jawaban) terhadap pertanyaan-
pertanyaan (langsung atau tidak langsung, lisan atau tertulis ataupun
berupa perbuatan) yang diajukan oleh peneliti. Dalam hal penelitian
dilakukan dengan menggunakan tes, maka “responden” penelitian ini
menjadi “testee” (yang dites). Responden penelitian bisa subjek
penelitian, bisa orang lain.

(6) Informan (narasumber) penelitian adalah seseorang yang, karena


memiliki informasi (data) banyak mengenai objek yang sedang diteliti,
dimintai informasi mengenai objek penelitian tersebut. Lazimnya
informan atau narasumber penelitian ini ada dalam penelitian yang
subjek penelitiannya berupa “kasus” (satu kesatuan unit), antara lain
yang berupa lembaga atau organisasi atau institusi (pranata) sosial. Di
antara sekian banyak informan tersebut, ada yang disebut narasumber
kunci (key informan)–seorang ataupun beberapa orang, yaitu orang
atau orang-orang yang paling banyak menguasai informasi (paling
banyak tahu) mengenai objek yang sedang diteliti tersebut.

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 126


(7) Populasi penelitian. Istilah populasi memiliki beragam makna.= atau
pengertian. Oleh karena itu perlu ditegaskan dengan istilah yang lebih
khusus terkait dengan pupulasi penelitian tersebut, antara lain adalah: (1)
Populasi subjek penelitian adalah keseluruhan subjek penelitian
dalam/dari sesuatu penelitian. Setiap subjek penelitian otomatis menjadi
anggota populasi subjek penelitian. (2) Populasi responden penelitian
(dalam hal responden bukan subjek penelitian) adalah keseluruhan
responden penelitian dalam/dari sesuatu penelitian. Setiap responden
penelitian otomatis menjadi anggota populasi responden penelitian. (3)
Populasi objek penelitian adalah keseluruhan sifat-sifat keadaan yang
menjadi sasaran penelitian. Setiap “aspek” sifat keadaan objek penelitian
disebut populasi objek penelitian.

(8) Sampel penelitian. Sampel penelitian adalah sebagian dari “anggota”


populasi penelitian yang terhadapnya pengumpulan data dilakukan. Hasil
pengumpulan data dari sampel tersebut kemudian diberlaku-umumkan
(digeneralisasikan) kepada seluruh anggota populasi.

Davis (1996) menyebutkan suatu populasi merupakan perangkat unit analisis


yang lengkap yang diinvestigasi. Suatu populasi itu terdiri dari elemen-elemen.
Elemen itu merupakan unit dari data yang penting yang dikumpulkan. Elemen
kadang disebut sampling unit adalah satu unit dari suatu populasi. Dalam
penelitian bisnis dan manajemen unit analisis dapat merupakan suatu organisasi
(pengecer, pedagang besar, atau perusahaan manufaktur), objek tidak bergerak
seperti auto mobil dari suatu lini produk atau individu dalam penelitian survey.
Populasi bisa terbatas (finite) dan tidak terbatas (infinite atau exhaustive).
Populasi itu dapat merupakan keseluruhan pengamatan yang menjadi fokus

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 127


penelitian. Suatu populasi dapat berupa orang (subjek), berupa barang (objek),
dan dapat pula berupa situasi dan kondisi lingkungan suatu organisasi.
Mengingat populasi cukup banyak, maka peneliti perlu membuat
batasan tentang populasi dan menentukan target populasi dalam
penelitiannya. Penentuan dan pendefinisian target populasi menjadi sangat
penting untuk menghindari kontoversial. Aaker et. al (2006) memberikan
beberapa arahan untuk dipertimbangkan dalam menentukan target populasi
dalam penelitian pemasaran sebagai bagian dari penelitian bisnis dan
manajemen yakni:
1. Perhatikan tujuan penelitiannya
2. Pertimbangkan alternatif-alternatif
3. Pahami Pasar
4. Perhatikan Unit Penarikan Sampel (Appropriate Sampling Unit)
5. Jangan Kelebihan atau terlalu banyak Definisi
6. Mempertimbangkan kemungkinan adanya penambahan elemen
populasi pada kurun waktu tertentu dan
7. Mempertimbangkan Kemudahan

Beberapa contoh populasi dalam penelitian bisnis dan manajemen antara


lain:
 Jumlah keseluruhan karyawan pada dinas Z,
 Jumlah pelanggan pada bank X
 Jumlah Perantara pemasaran di Wilayah A
 Jumlah Rumah Tangga yang mengkonsumsi produk tertentu
 Jumlah Penumpang Garuda Indonesia
 Jumlah Mahasiswa Pada Universitas Syiah Kuala
Walaupun contoh diatas adalah populasi, namun dia akan menjadi sampel
bilamana diamati dalam kontek yang lebih besar. Misalnya Jumlah
karyawan dinas Z akan menjadi sampel dari karyawan pemerintahan

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 128


propinsi. Jumlah pelanggan pada bank X akan menjadi sampel pada
penelitian pelanggan bank di wilayah tertentu. Mahasiswa pada Program
Studi Magister Manajemen Universitas Syiah Kuala adalah sampel dari
mahasiswa Universitas Syiah Kuala. Untuk menimbulkan kontroversi dan
kekeliruan dalam memahami populasi dan sampel, peneliti perlu membuat
batasan atau definisinya sebagai target populasi dalam suatu penelitian.

Menentukan Kerangka Penarikan Sampel


(Determining Sampling Frame)

Kerangka Penarikan Sampel (sample frame) adalah daftar objek atau


subjek dalam suatu populasi yang akan diteliti. Kerangka penarikan sampel
merupakan daftar (list) aktual dari prosedur pemilihan unit-unit sampling.
Sample frame dapat merupakan suatu representasi phisik dari objek-objek,
individu-individu, kelompok-kelompok dan sebagainya (Davis, 1996).
Keberadaan kerangka sampel tersebut cukup penting untuk dikembangkan
bilamana peneliti memeilih penelitian sampel atau bukan sensus. Sebagai
contoh kerangka penarikan sampel dalam penelitian bisnis dan manajemen
adalah suatu daftar semua manajer tingkat menengah pada suatu perusahaan,
maka kerangka samplingnya terdiri dari semua depertemen (bidang) dan
semua individu manajer tingkat menengah pada perusahaan tersebut. Contoh
lain semua kepada seksi pada dinas Bina Marga dan Cipta Karya Provinsi
Aceh, maka sampling framenya adalah semua kepada seksi dari keseluruhan
seksi yang ada pada dinas Bina Marga dan Cipta Karya Provinsi Aceh.
Dalam suatu meneliti karyawa suatu organisasi (perusahaan), maka perlu
ditentukan jumlah karyawan yang akan diteliti pada perusahaan tersebut.
Kerangka sampel dalam hal ini adalah Dari daftar karyawan yang ada akan
ditentukan jumlah sampel yang akan diteliti serta menentukan teknik

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 129


penarikan sampel yang akan digunakan dalam penelitian tersebut. Katakanlah
penelitian pada suatu organisasi yang mempunyai 500 orang karyawan. Ke
500 karyawan tersebut dimasukkan ke dalam suatu daftar kerangka sampel
dan kemudian karyawan tersebut digolongkan sesuai dengan
karakteristiknya. Setelah itu peneliti ditentukan jumlah sampelnya yang akan
ditarik dari keseluruhan anggota populasi (500 karyawan) serta menentukan
teknik penarikan sampel yang akan digunakan.
Dalam banyak penelitian termasuk penelitian bisnis dan manajemen,
penelitian untuk semua elemen atau anggota populasi tidak dimungkinkan
dan tidak (kurang) menguntungkan untuk diteliti karena beberapa alasan:
 Sifat dari populasi yang tidak memungkinkan dilakukannya
pendataan secara keseluruhan.
 Biaya yang dikeluarkan untuk penelitian seluruh elemen populasi
terlalu mahal dan kurang efisien (inefficiency), sehingga dapat
merugikan organisasi penyelenggara riset (perusahaan/organisasi).
 Waktu yang dibutuhkan terlalu lama, sehingga keputusan menjadi
lamban.
Lazimnya dalam suatu penelitian bisnis dan manajemen, kecuali untuk
mengetahui seluruh karakteristik populasi dilakukan dengan pemilihan
sampel (sampling). Pemilihan sampel (contoh) penelitian pada umumnya
ditujukan untuk:
1. Menekan atau menghemat biaya penelitian (cost research efficiency)
dan dapat mempercepat pengumpulan data yang dibutuhkan. Untuk
itu sampling menjadi penting untuk dipelajari dan diimplementasikan.
2. Dengan sampling akan membantu peneliti untuk mempercepat proses
dengan mengumpulkan data terpilih dari semua data yang ada untuk
keseluruhan populasi

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 130


3. Meningkatkan keefektifan.Dengan sampel, analisis data cukup hanya
dengan bertanya kepada beberapa (sebagian kecil) orang saja,
sehingga pertanyaan yang diajukan dapat lebih detail dan lebih jelas.
Selain itu waktu yang dihabiskan lebih singkat, sehingga waktu yang
tersisa dapat digunakan peneliti untuk melengkapi kebutuhan data
yang lain.
4. Mengurangi kecurigaan.Dengan pemilihan sampel, orang atau
responden yang diwawancarai peneliti lebih sedikit dibandingkan
dengan penelitian untuk setiap elemen populasi. Misalnya eksekutif
yang terlibat langsung didalam suatu proyek besar (raksasa), sehingga
dia akan membantu agar proyek berhasil. Tapi jika hanya meminta
opini dari eksekutif perusahaan maka evaluasi yang dilakukan akan
sulit dilakukan karena para eksekutif biasanya akan berbelit-belit
sehingga hanya sedikit data yang dapat diperoleh dan kecurigaan
semakin besar.Sebagai solusi untuk mengatasinya, peneliti dapat
melakukan pengambilan sampel.

Kriteria Sampel yang Baik


Sampel dalam suatu penelitian pada dasarnya merupakan ”bagian dari jumlah
dan karakter yang dimiliki oleh populasi”. Sampel yang baik adalah sampel
yang dapat merepresentasikan/mewakili dari karakter yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Bilamana penarikan atau pemilihan sampel tidak dapat
mewakili, maka kesimpulan yang dihasilkan dari kegiatan penelitian yang
dilakukan akan kurang akurat dan malah dapat menyesatkan.
Sampel yang baik hanya dapat dihasilkan oleh suatu desain atau rancangan
sampel (sampling design) yang baik pula. Sampel yang baik adalah tercermin
pada statistik sampelnya yang akurat dan tepat dalam merepresentasikan

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 131


parameter populasi dan bias sampelnya yang minimum. Beberapa ahli
menyampaikan bahwa Sampel yang baik adalah sampel yang dapat
memenuhi kriteria berikut:

1. Cermat (accuracy)
Sampel yang cermat adalah sampel yang wajar dan sampel yang diambil
tidak akan bias atau tidak memberikan reaksi yang terlalu berlebihan atau
terlalu kurang dari responden karena berbagai pertimbangan mereka, baik
karena takut (kurang berminat) memberikan data yang sebenarnya. Bisa juga
responden memberikan data dengan melebih-lebihkan.

2. Tepat (precision)
Sampel yang tepat adalah sampel yang diambil dari populasi yang
dispesifikasikan tersebut dapat mewakili atau merepresentasikan populasi
secara wajar (tepat dengan presisi tinggi) dari keseluruhan populasi.Untuk
dapat memilih sampel yang merepresentasikan populasi tersebut, dapat
digunakan teknik pengambilan sampel yang sesuai dengan kebutuhan,
walaupun teknik yang menurut kita sudah sesuai kebutuhan tersebut disadari
masih memungkinkan adanya kesalahannya (sampling error).Dalam hal ini
perlu dipelajari ketepatan dengan mengacu kepada kesalahan yang standar
dalam batas-batas toleransi.Untuk kepentingan pemilihan (selection) sampel
kita perlu melakukan pengelompokan jenis-jenis sampel.

Kita perlu untuk membedakan antara populasi dan kerangka penarikan


sampel. Kerangka penarikan atau pemilihan sampel (Sampling Frame)
biasanya merupakan suatu daftar anggota populasi yang digunakan untuk
mendapatkan suatu sampel (sampling frame is a listing of population from
which a sample is chosen). Dalam hal ini peneliti berusaha untuk
mendapatkan suatu daftar (list) dari suatu populasi tertentu, misalnya daftar
METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 132
mahasiswa yang makan di restoran padang, pemuda yang sering mangkal di
suatu tempat, buku telepon, daftar rekap jumlah mahasiswa, daftar email
(mailling list) dan sebagainya. Masalah yang sering dihadapi dalam
menggunakan daftar untuk penarikan sampel adalah omisi, tidak eligibles dan
adanya duplikasi.
Untuk katagori penarikan dsampel dengan simple random sampling
kesulitannya adalah mendapatkan daftar yang tepat/sesuai. Untuk itu perlu
diusahakan berbagai daftar sampel tertentu yang akan digunakan untuk
penarikan sampel. Peneliti perlu menetapkan kerangka penarikan sampel
yang berbeda sesuai dengan rumusan atau definisi populasinya. Dalam
kerangka sampel kita perlu memilih unit sampel. Unit sampel tersebut dapat
berupa individu-individu, rumah tangga, perusahan-perusahaan dan lain-lain.
Untuk populasi yang berupa orang dalam penelitian bisnis dan manajemen,
antara lain dapat diamati dan diteliti: perilaku, kebiasaan, kesenangan,
kepuasan, dan sebagainya. Untuk populasi yang berupa barang yang dapat
diteliti antara lain adalah harga, rasa, kemasan, atribut, bentuk, warna, dan
kualitas nya dan lain-lain. Sedangkan untuk organisasi yang dapat diamati /
diteliti antara lain meliputi aspek kepemimpinan, motivasi, suasana kerja,
budaya kerja, kepuasan kerja, kualitas layanan, penggajian/ pengupahan,
kinerja, prestasi dan sebagainya.

Pemilihan Prosedur Penarikan Sampel (Selecting Sampling Procedure)


Prosedur penarikan sampel (sampling procedure) dapat dikelompokkan
kedalam bentuk penarikan sampel probabilistik dan penarikan sampel non
probabilistik (nonprobability sampling). Kedua prosedur penarikan sampel
tersebut berikut jenis samplingnya dapat ditunjukkan pada tabel dibawah ini:

Tabel 7.1

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 133


Penarikan Sampel Dalam Penelitian Bisnis dan Manajemen
No Probability Sampling No Non Probability Sampling
1 Penarikan Sampel Acak 1 Convenience sampling
sederhana (simple random
sampling)
2 Penarikan sampel 2 Judgemental sampling
Sistematis (systematic
sampling)
3 Penarikan Sampel berlapis 3 Penarikan sampel bola salju
(stratified sampling) (snowball sampling)
4 Penarikan Sampel kluster 4 Penarikan Sampel purposif
(cluster sampling) (purpose sampling)
5 Penarikan sampel multi 5 Penarikan Sampel Kuota
tahap (Multistage (Quota sampling)
sampling)

Penarikan Sampel Probabilistik


Penarikan Sampel Probabilistik (probability sampling) kadangkala disebut
juga dengan penarikan random sampel merupakan salah satu teknik
pengambilan sampel yang dilakukan secara random (acak) yakni dengan
memberikan peluang yang sama kepada setiap unsur atau anggota populasi,
untuk dipilih menjadi anggota sampel. Sebagai misal anggota atau elemen
populasinya ada 100 dan yang akan dijadikan sampel adalah 30, maka setiap
elemen populasi tersebut mempunyai kemungkinan atau peluang 30/100
untuk bisa dipilih menjadi sampel. Suatu teknik pengambilan sampel yang
tidak memberikan peluang yang sama kepada setiap elemen populasi disebut
dengan Non Probability Sampling. Katakanlah sebagai tamsil 10 (sepuluh)
elemen dipilih sebagai sampel karena dekat dengan rumah atau kantor
peneliti, sedangkan elemen lainnya karena jauh dengan rumah atau kantor
peneliti tidak dipilih, sehingga peluangnya menjadi 0 (nol).
METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 134
Dalam melakukan sampling dalam situasi probabilistik (probability
sampling), ada beberapa teknik yang dapat digunakan peneliti dalam upaya
memperoleh/mendapatkan data penelitian yang diinginkan, antara lain:

Penarikan Sampel Acak Sederhana (Simple Random Sampling)


Penarikan sampel acak sederhana merupakan metode penarikan sampel yang
probabilistik dimana suatu sampel yang dipilih dari suatu populasi tertentu
dengan memberikan peluang yang sama kepada setiap elemen populasinya.
Penggunaan metode penarikan sampel ini dapat dilakukan bilamana suatu
populasi itu memiliki karaktertikatau dianggap homogen oleh peneliti, tanpa
ada atau ditemukan adanya strata dalam populasi. Kalaupun didapati
perbedaan dari setiap elemen populasi, namun tidak dianggap penting oleh
peneliti dan jumlah unsur dalam populasi tidak begitu banyak. Dengan
demikian semua elemen populasi tersebut memiliki kesempatan yang sama
untuk menjadi sampel (acak). Selain mempunyai peluang yang sama untuk
dipilih, peluang tersebut juga harus independen dalam arti bahwa semua
elemen populasi tersebut memiliki kesempatan untuk dipilih dengan tidak
mempengaruhi unsur atau elemen populasi lainnya.
Langkah-langkah yang perlu dilakukan peneliti dengan metode
penarikan sampel ini adalah:
1. Susun Kerangka penarikan sampelnya (sampling frame)
2. Tetapkan jumlah sampelnya
3. Tentukan alat pengambilan sampel
4. Pilih sampel sampai dengan jumlah sampelnya terpenuhi

Pada jenis penarikan sampel ini, setiap anggota populasi diberi nomor
anggotanya. Anggota (unsur) pertama dalam sampel dipilih acak dari
populasi, misalnya X1 dengan menentukan intervalnya, misalnya sebesar k.

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 135


Berdasarkan interval yang ditentukan tersebut, maka ditetapkan anggota ke-2
yakni anggota populasi bernomor X2 = X1 + k. Anggota populasi urutan ke-i

dalam sampel tersebut adalah anggota atau elemen populasi yang bernomor
Xi = Xi-1 + k

Misalnya: Kita merencanakan untuk menarik sampel dari suatu populasi yang
berukuran 30 dari 1000 anggota populasi pelanggan telepon STO- Banda
Aceh dengan nomor 740-XX-XX. Ditetapkan interval = 322 (Interval tidak
boleh lebih dari 1000/30). Karena populasi 740-00-01 sampai dengan 740-
99-99 = 1000 anggota. Peneliti dapat memilih sampel secara acak, dimana
anggota pertama dalam sampel yang terpilih adalah no telepon 740 04 05
anggota ke-2 = 740 07 27
anggota ke-3 = 740 10 49
:
:
anggota ke-30 = 740 97 43
Untuk keperluan kevalidan data yang dikumpulkan, maka setiap nomor
telepon yang terpilih sebagai sampel harus aktif dimiliki dan digunakan oleh
pelanggan telepon sampel.
Penarikan sampel Sistematik (systematic sampling)
Penarikan sampel secara sistematik atau Systematic Sampling adalah metode
penarikan (pengambilan) sampel dengan proses penarikannya yang
sistematis. Pada umumnya metode penarikan sampel sistematis ini digunakan
pada populasi yang seragam (homogen). Pada populasi yang heterogen
metode ini sulit dilakukan. Sampling ini digunakan manakala jumlah anggota
populasi sedemikian besar, dianggap homogen dan ketika peneliti tidak
mempunyai alat penarikan sampel secara acak yang baik.
Langkah-langkah dalam penarikan sampel dengan metode ini meliputi:

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 136


1. Menyusun kerangka penarikan sampelnya
2. Menetapkan jumlah sampel yang akan ditarik atau diambil
3. Menentukan kelas intervalnya dst hal 53 dst

Cara pengambilan atau penarikan sampel dilakukan dengan memilih secara


random (acak) satu angka, kemudian peneliti menentukan kelipatannya atau
juga dapat dilakukan dengan memilih angka yang sama dibelakangnya. Ada
beberapa cara yang dapat digunakan, antara lain adalah dengan menetapkan
kelipatan dan angka yang sama baik pada satuan, belasan, puluhan, ratusan
dan seterusnya.
1. Cara pengambilan sampel dilakukan dengan kelipatan tertentu. Mula-
mula diambil secara random satu angka, misalnya kita ketemu angka
3. Secara sistematis diambil atas dasar kelipatan misalnya kelipatan 3,
sehingga sampel yang diambil adalah 3, 6, 9, 12, 15, dan seterusnya.
2. Cara pengambilan sampel dengan memilih angka yang sama di
belakangnya yakni memilih satu angka misalnya ketemu angka 7
maka angka yang diambil sebagai sampel adalah 7, 17, 27, 37, 47, 57,
67, dan 77 dan seterusnya.

Untuk membantu pemilihan atau penarikan sampel, digunakan kerangka


sampel misalnya 1.000 orang mahasiswa yang akan diambil sampelnya. Ke-
1.000 orang tersebut diberi nomor urut dan nomor urut kerangka sampel
dijadikan dasar untuk pengambilan sampel secara sistematis.

Keuntungannya adalah mudah dilakukan dan baik untuk populasi


yang memiliki karakteristik yang seragam (homogen). Sedangkan
kelemahannya sulit digunakan untuk populasi yang heterogen. Bilamana
penarikan sampel ini digunakan pada populasi heterogen akan

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 137


memungkinkan terjadinya bias (berat sebelah) kalau yang dipilih fenomena
yang sama. Di samping itu, ada anggota populasi tidak mendapatkan
kesempatan dipilih.

Penarikan Sampel Berstrata (Stratified Random Sampling)


Penarikan sampel acak tersebut kadangkala perlu distratakan (stratified
random sampling), terutama bilamana unsur atau elemen (anggota)
populasinya heterogen atau adanya keberagaman, misalnya heterogen dalam
jenis kelamin, pendapatan, jenjang atau tingkat pendidikan, status pekerjaan
dan lain sebagainya. Keberagaman tersebut berpengaruh (bermakna) bagi
analisis penelitiannya. Pada keadaan yang demikian menghendaki peneliti
melakukan penarikan berstrata untuk menghindari penarikan sampel dari
strata atau kelompok tertentu saja.
Langkah-langkah yang perlu dilakukan peneliti adalah:
1. Susun kerangka sampling.
2. Bagi kerangka sampling ke dalam strata yang dikehendaki.
3. Tentukan jumlah sampel secara keseluruhan.
4. Tentukan jumlah sampel dalam setiap stratum.

Dengan
ni : ukuran sampel strata ke-i
Ni : Ukuran populasi strata ke-i
N : Total Populasi
n : ukuran sampel
Catatan : dalam menentukan jumlah sampel di setiap statum, dapat
dilakukan secara proporsional atau tidak proporsional
5. Pilihlah sampel dari setiap stratum secara acak.
METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 138
Penggunaan sampling ini bilamana populasinya memiliki beberapa tingkatan
atau strata. Data dalam setiap tingkatan cenderung homogen, dan antar
tingkatan cenderung heterogen. Sampel diambil secara acak dan proporsional
dari setiap strata. Misalnya: Populasi 10.000 pelanggan atau pengguna jasa
penerbangan udara yang terdiri dari 5.000 pengguna kelas Ekonomi, 3.000
kelas Bisnis dan 2.000 kelas Bisnis. Jika dari populasi tersebut akan diambil
sampel berukuran 1000, maka secara berturutan secara acak dalam kelas
Ekonomi diambil 500 orang dan dalam kelas Bisnis 500 orang sebagai
sampel

Penarikan Sampel Klaster (Cluster Sampling)


Sampel klaster termasuk dalam jenis penariak sampel dengan jumlah
sampelnya yang dibatasi (restricted sampel). Penarikan sampel dengan
metode ini dilakukan dengan terlebih dahulu membagi-bagi populasi ke
dalam sub-sub populasinya. Penarikan sampel klaster (Cluster Sampling)
dilakukan bilamana populasi memilikiciri antara lain: jumlah objek yang
akan diteliti luas. Penggunaan sampling ini umumnya untuk daerah yang
luas.Penggunaan sampling jenis ini dilakukan pada saat populasi memiliki
beberapa kelas atau kelompok. Data dalam setiap kelas atau kelompok
cenderung bersifat heterogen, Namun antar kelompok, datanya cenderung
homogen. Misalnya: Bila ingin diketahui kemampuan memahami mata
kuliah metode penelitian bisnis pada Program Studi Magister Manajemen
Universitas Syiah Kuala, dengan asumsi semua mahasiswa catur wulan ke
empat. Banyak kelas metodologi penelitian bisnis adalah 10 kelas. Setiap
kelas beranggota kira-kira = 30 orang, sehingga total populasi berukuran = 10

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 139


× 30 = 300. Bilamana dari populasi tersebut akan diambil 120 orang sebagai
sampel, maka akan lebih praktis jika yang diacak adalah kelasnya bukan
mahasiswanya. Jadi diambil secara acak 4 kelas (= 4× 30 = 120 mahasiswa)
dari 10 kelas.

Penarikan Sampel Multi Tahap (Multistage Sampling)


Penarikan sampel multitahap digunakan manakala elemen dari populasi tidak
dapat dilakukan dengan satu tahap atau setidak-tidaknya memiliki populasi
tersebut memiliki dua sub populasi. Tidak semua anggota kelompok (elemen)
populasi tersebut dapat dan tepat dijadikan sampel penelitian, sehingga
penarikan sampelnyapun harus dilakukan lebih dari satu tahap. Menurut
Nazir (2005) dalam penarikan sampel multistage hanya sebagian dari anggota
sub populasi menjadi anggota sampel. Untuk itu dapat digunakan probabilitas
yang sama (equal probability) atau probabilitas secara proporsional. Dalam
equal probability setiap kelompok pupulasi kita pilih sejumlah anggota
tertentu untuk dimasukkan dalam sampel dan tiap anggota kelompok tersebut
mempunyai peluang yang sama untuk dimasukkan atau dipilih menjadi
sampel. Dalam proportional probability, setiap anggota kelompok atau
subpopulasi mempunyai peluang yang sebanding dengan besar relatif dari
sub-sub populasi atau kelompok-kelompok yang dimasukkan dalam sub
sampelnya.
Penarikan Sampel Non-Probabilistik (Non Probability Sampling)
Penarikan Sampel Non-Probabilistik antara lain adalah penarikan sampel
convenience penarikan sampel judmental, penarikan sampel purposif,
penarikan sampel bola salju, dan penarikan sampel kuota. Masing-masing
dari penarikan sampel non probabilistik tersebut secara singkat dapat
dijelaskan sebagai berikut:
Penarikan Sampel Convenience (Convenience Sampling)

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 140


Sampel Convenience atau sering juga disebut sampling accidental menjadi
salah satu pilihan dalam teknik atau cara penarikan sampel dalam penelitian.
Teknik sampling convenience adalah teknik penarikan sampel yang
dilakukan karena alasan kemudahan atau kepraktisan menurut peneliti itu
sendiri. Dasar pentimbangannya adalah dapat dikumpulkannya data dengan
cepat dan murah, serta menyediakan bukti-bukti yang cukup melimpah.
Kelemahan utama teknik sampling ini adalah kemampuan generalisasi yang
amat rendah atau keterhandalan data yang diperoleh diragukan.

Penarikan Sampel Judmental (Judgemental Sampling)


Penarikan sampel Judgemental adalah teknik penarikan sampel yang
dilakukan berdasarkan karakteristik yang ditetapkan terhadap elemen
populasi target yang disesuaikan dengan tujuan atau masalah penelitian.
Dalam perumusan dan penentuan kriterianya, maka subjektivitas dan
pengalaman peneliti sangat berperan. Penentuan kriteria ini dimungkinkan
karena peneliti mempunyai pertimbangan-pertimbangan tertentu didalam
pengambilan sampelnya.

Penarikan Sampel Bola Salju (Snowball Sampling)


Sampel diambil dari unit-unit terkait dengan sampel yang terpilih.
Sampel bola salju adalah sampel yang dipilih dengan menentukan sampel
awan dan penentuan sampel yang berikutnya ditentukan berdasarkan
informasi dari sampel pertama. Jumlah sampel ini semakin besar atau
semakin kecil seiring dengan kebutuhan suatu informasi yang ingin
dikumpulkan. Penarikan sampel bola salju biasanya digunakan dalam
penelitian untuk mengetahui matarantai (saluran atau supply chain)
pemasaran.

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 141


Penarikan Sampel Purposif (Purposive Sampling)
Dalam pengambilan atau penarikan sampel secara purposif, peneliti memilih
anggota sampel atas pertimbangan tertentu atau sengaja. Penetapan sampel
ditetapkan berdasarkan hasil panel dengan ahli (pakar). Misalnya: penelitian
indeks biaya hidup, kota yang dipilih sebagai sampel sesuai dengan saran dan
pertimbangan para pakar ekonomi. Karena populasi tidak diketahui dengan
pasti dan atas dasar tujuan penelitian tertentu seperti keberadaan perantara
dalam saluran pemasaran, maka dengan sengaja ditetapkan sampelnya.

Penarikan Sampel Kuota


Jenis sampel ini banyak diaplikasikan dalam Ilmu bisnis dan
manajemenp. Pada suatu area telah ditetapkan berapa banyak responden yang
diambil Misalnya: di Kota A, diambil 100 orang sebagai sampel Di kota B,
diambil 50 orang, dan seterusnya. Pertimbangannya dapat bersifat bersahaja
atau purposive (menurut saran pakar) atau pendekatan proporsional seperti
pada sampel probabilistik, yaitu sampel gerombol.

Menentukan Besaran Ukuran Sampel Yang Relevan


(Determining the Relevan Sample Size)
Suatu pertanyaan praktis dalam penelitian bisnis dan manajemen yang harus
dijawab peneliti adalah bagaimana menentukan sampel yang relevan dan
besaran sampelnya. Menentukan apakah populasi yang akan diambil cukup
satu level organisasi atau semua level, atau mungkin analis harus juga keluar
dari sistem untuk melihat konsumen, vendor, pemasok atau kompetitornya.
Ukuran sampel tergantung pada beberapa faktor diantaranya adalah:
a. Susunan analis sistem berdasarkan pengetahuan tentang populasi itu
sendiri.

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 142


b. Penentuan estimasi interval yang bisa diterima dan kesalahan-
kesalahan baku (standar).
c. Tergantung pada biaya dan waktu yang diperlukan.

Besarnya ukuran sampel dapat ditentukan dengan menggunakan


formula yang dikemukakan oleh beberapa ahli metodologi penelitian antara
lain adalah Slovin. Penentuan besar sampel dikaitkan dengan 2 (dua)
pertanyaan yakni berapa derajatkah ketepatan yang diinginkan dan berapa
persen tingkat atau derajat ketepatan atau kebenaran yang diterima. (Nazir,
2005). Besarnya sampel yang mewakili populasi dapat juga dihitung dengan
menggunakan formula tertentu dari pendapat para ahli seperti slovin.
Menurut Slovin dalam umar (2005), ukuran sampel dapat ditentukan dengan
menggunakan formula sebagai berikut:
N
2
n = 1+ Ne
dimana:
n = Jumlah sampel
N = Jumlah anngota populasi
e = Persentase kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan
pengambilan Sampel yang dapat diterima, dalam penelitian seperti
ditentukan 10% (0,1) atau 5 persen.
Contoh untuk menentukan besar sampel yang diperlukan dan memenuhi
sampel yang diperlukan dan memenuhi syarat dapat juga dilakukan dengan
menentukan jumlah sampel berdasarkan jumlah anggota populasi atau sub
populasinya. Kita misalkan anggota dalam suatu populasi berjumlah 1000
orang, maka sampel yang baik menurut Sugiyono, (2004) sebanyak 410
orang (41%). Atas dasar contoh diatas, maka dapat dijelaskan jumlah sampel
seperti pada tabel sebagai berikut:

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 143


Pendidikan Jumlah Populasi Menentukan Jumlah Sampel
Sampel
S-1 80 80/500x205 33
Diploma 120 120/500x205 49
SLTA 200 200/500x205 82
SLTP 100 100/500x205 41
Jumlah 500 205(41,%)

Menentukan Ukuran Sampel Pada Structural Equation Modeling


Banyak perndapat yang muncul terkait dengan ukuran sampel minimum yang
dibutuhkan dalam analisis Structural Equation Modeling yang kemudian
dijadikan acuan (rule of thumb) seperti pendapat yang dikemukan oleh J.F
Hair dalam bukunya Multivariate Data Analysis “Ukuran sampel yang
dibutuhkan dalam tekniks analisi Structural Equation Modeling adalah 200
atau 5 s.d 10 kali jumlah parameter yang ditaksir”. Pendapat lain yang
dikemukakan oleh Ferdinand dalam bukunya Structural Equation Modelling
Dalam Peneltian Manajemen, “ukuran sampel minimum yang dibutuhkan
dalam SEM adalah 100 s.d 200 sampel atau tergantung pada jumlah
parameter yang digunakan dalam seluruh variabel laten, yaitu jumlah
parameter dikalikan 5 sampai 10. Tidak ada yang salah dengan pendapat ini
namun jika dipandang dari aspek statistik, penentuan ukuran sampel tersebut
sangatlah subjektif karena tidak mempertimbangkan :
1. Spesifikasi (struktur) model yang dibangun atau kompleksitas model.
2. Tingkat kekeliruan () yang masih dapat ditolerir dalam pengujian
hipotesis. Yaitu peluang menyatakan hipotesis peneltian diterima
seyogyanya harus ditolak. Setiap kali dilakukan pengujian hipotesis
penelitian, penting sekali kita menetapkan besarnya tingkat kekeliruan
karena dalam statistik tidak ada kebenaran multak kecuali kebenaran
yang datangnya dari Yang Maha Kuasa.

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 144


3. Tingkat Kekuatan Pengujian (Kuasa Uji/Power of Test) yaitu
menyatakan hipotesis penelitian diterima seyogyanya memang
seharusnya diterima secara populasi.
4. Kekeliruan Model penelitian (Root Means Square Approximation
/RMSEA).

Sehingga untuk lebih objektivitas penentuan ukuran sampel dalam penelitain


ini penulis menggunakan teknik Power Analysis dimana dalam teknik ini
keempat aspek statistik di atas dipertimbangkan. Kelebihan lain nya adalah
teknik Power Analysis tidak memerlukan informasi besarnya populasi.
Namun pendekatan tersebut dianggap kasar, sehingga diperlukan pertim-
bangan lainnya dalam menetapkan besarnya sampel yang diperlukan.
Berdasarkan konsep penentuan ukuran sampel minimum, maka dalam
pengujian hipotesis terdapat dua metode penentuan ukuran sampel minimal
yaitu apakah uji hipotesis tujuan membandingkan parameter (comparative)
atau menguji signifikan parameter model bukan membandingkan parameter
(non comparative). Dengan menggunakan teknik analisis Structural
Equation Modeling dimana parameter yang diuji pada dasarnya adalah
parameter korelasi atau kovarian yaitu apakah matrik korelasi atau kovarian
sampel sesuai dengan matrik korelasi atau kovarians populasi (H 0 : =
() ). Sehingga terkait dengan pengujian hipotesis, teknik ukuran sampel
yang paling tepat digunakan adalah teknik power analysis. MacCallum
(1996). Penentuan ukuran sampel untuk SEM dengan power test dirumuskan
sebagai berikut :

ˆ
n
RMSEA2 x db
Dengan
 : Max(c-db)
METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 145
c : 2nF0
db : Derajat Kebebasan
RMSEA (Root Means Square Error Approximation)
Menggunakan Software STATISTICA Untuk Menghitung Ukuran Sampel
dengan Metode Power Analysis.

Langkah 1 : Buka Sofware STATISTICA 7

Akan muncul tampilan

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 146


Langkah 2 : Klik Menu Statistics kemudian pilih Power Analysis

Kemudian akan muncul :

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 147


Kemudian pilih Sample Size Calculation dan Structural Equation
Modeling dan klik OK akan muncul tampilan

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 148


Langkah 3 : Sisikan setiap kotak Fixed Parameters di atas dengan infor-
masi statistik yang diperlukan :
- RMSEA (R) ( Root Mean Square Approximation ) adalah ukuran
ketidak cocokan model untuk populasi. Semakin kecil RMSEA maka
model dikatakan semakin cocok dengan data, atau model yang
dibagun di dukung oleh data. Notasi (R) menunjukkan nilai yang
ditetapkan pada hipotesis alternatif. Beberapa refrensi menyatakan
model dikatakan closed fit jika RMSEA yang ditetapkan di bawah
0.05 model dikatakan Good Fit, antara 0.05 s.d 0.08 dikatakan
reasonable fit dan antara 0.08 s.d 0.09 model dikatakan mediocre fit
(sedang) (HOE,Siu Loon. 2008). Penulis mengambil nilai RMSEA
(R) sebesar 0.08 dengan alasan nilai ini merupakan batas atas sudah
model dikatakan reasonable fit, sehingga ukuran sampel yang
diperoleh lebih mendukung pada kesimpulan model paling tidak pada
level reasonable Fit. Nilai RMSEA (R) ini harus ditentukan lebih
besar dari pada nilai RMSEA (R0) sehingga batas minimum RMSEA
(R) yang mungkin adalah 0.08

Berdasarkan model penelitian SEM, maka ukuran sampel dihitung menggu-


nakan power test dengan ketentuan:
RMSEA Populasi : 0.07 (ditetapkan berdasarkan uji kecocokan model)
RMSEA Dibawah H0 : 0.05
Alpha () : 0.05
Kuasa Uji : 0.95
df : Dihitung berdasarkan identifikasi model
Rumus dari df adalah :

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 149


p : banyaknya variabel manifest (indikator) dan t adalah banyak nya
parameter yang ditaksir.

Perhitungan ukuran sampel dengan teknik power test dapat dilakukan dengan
menggunakan berbagai Software Statistika. Bilamana perhitungan tidak dapat
dilakukan secara manual, maka perhitungan ukuran sampel dengan power
test dilakukan dengan proses iterasi. Contoh hasil perhitungan ukuran sampel
dengan power test ditunjukkan di bawah ini :

Tabel 7. 1
Hasil Perhitungan Ukuran Sampel dengan Powert Test Pada Penelitian
Pengaruh Saluran Pemasaran dan Harga Terhadap Efisiensi
Pemasaran dan Ketahanan Pangan

Sample Size Calculation (Spreadsheet1) Structural Equation Modeling


H0: R <= R0
Value
Population RMSEA (R) 0.07
Null Hypothesized RMSEA (R0) 0.05
Type I Error Rate (Alpha) 0.05
Degrees of Freedom (db) 84
Power Goal 0.95
Actual Power for Required N 0.95
Required Sample Size (N) 429
Sumber : Pengolahan Software Statistika 7

Berdasarkan hasil perhitungan jumlah ukuran sampel minimum dalam


penelitian tersebut adalah sebanyak 429 rumah tangga petani sawah di
METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 150
Provinsi Aceh. Jika mengacu pada Rule of Thumb bahwa ukuran sampel
minimum 200 atau mengacu pada ukuran sampel adalah 10 dikali jumlah
indikator penelitian, maka ukuran sampel sebanyak 429 sudah lebih dari
ketentuan. Namun demikian karena jumlah kabupaten sampel yang
dijadikan sebanyak 6 kabupaten maka dalam penelitian ini ditetapkan
sampel sebesar 600 rumah tangga petani padi.
Untuk menentukan sampel rumah tangga petani padi yang mewakili
populasi, terlebih dahulu ditentukan kabupaten, kecamatan dan desa
sampelnya di Provinsi Aceh.Penentuan sampel kabupaten dan kecamatan
sepenuhnya didasarkan pada potensi kabupaten dan kecamatan potensial
dalam menghasilkan padi, demikian juga desa sampelnya. Dari masing-
masing kabupaten potensial yang dipilih, masing-masing ditentukan satu
kecamatan yang paling potensial, yakni kecamatan yang paling banyak
menghasilkan padi atau kecamatan yang ditetapkan oleh pemerintah daerah
setempat sebagai sentra produksi padi di Provinsi Aceh. Selanjutnya dari
masing-masing kecamatan sampel dipilih 2 (dua) desa yang cukup potensial
dalam menghasilkan padi. Dan dari tiap-tiap desa dalam kecamatan sampel
dipilih 10 (sepuluh) petani responden yang berstatus sebagai pemilik yang
aktif sebagai pelaku pasar dalam kegiatan agribisnis padi,sehingga
keseluruhan sampel berjumlah 600 petani yang mewakili 60 desa sampel.
Dengan demikian dari masing-masing kabupaten sampel dipilih 100 petani
sampel. Penentuan 600 sampel petani dari populasi yang mencapai 430.733
tersebut dianggap sangat memadai karena subjeknya relatif homogen dan
jumlah variabelnya tidak terlalu banyak (comrey, 1973 dalam Aritonang,
2007) dan petani-petani pangan padi sawah di daerah penelitian
menggunakan teknologi, pola budidaya, panen dan pasca panen yang
cenderung homogen. Untuk melengkapi dan mendapatkan kualitas
informasi juga dipilih sejumlah informan yang terdiri atas aparat pembina

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 151


instansi terkait baik di tingkat kecamatan, kabupaten maupun provinsi, serta
tokoh-tokoh masyarakat yang mempunyai pengetahuan luas dibidang
bisnisberas. Jumlah dan distribusi responden dalam penelitian tersebut
diperlihatkan pada tabel berikut:

Tabel 7. 2
Jumlah dan distribusi responden Penelitian di Provinsi Aceh

N Status responden Jumlah Jumlah Perse


o Populasi* Responden ntase
1 Rumah tangga usahatani Padi
1.1 Kabupaten Aceh Besar 33.374 * 100 16,67
1.2 Kabupaten Pidie 58.272 * 100 16,67
1.3 Kabupaten Bireuen 43.389 * 100 16,67
1.4 Kabupeten Aceh Utara 71.562 * 100 16,67
1.5 Kabupaten Aceh Timur 39.149 * 100 16,67
1.6 Kabupaten Aceh Tamiang 17.968 * 100 16,67
Jumlah 263.714 * 600
Jumlah rumah tangga usahatani 430.733
2 2.1 Pedagang Pengumpul Desa 36 30,00
2.2 Pengusaha Kilang Padi 18 15,00
2.3 KUD Pangan 6 5,00
2.4 Sub Bulog Divre Kabupaten 6 5,00
2.5 Pedagang Besar Provinsi 12 10,00
2.6 Pedagang Besar Antar Prov 6 5,00
2.7 Pedagang Eceran 36 30,00
Jumlah 120
3 Jumlah reponden petani padi dan 720
perantara
METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 152
Sumber : Mukhlis (2011)
* Sumber Data BPS Aceh, 2010

BAB VIII
SUMBER DAN PENGUMPULAN DATA

Keberhasilan peneliti dalam melaksanakan kegiatan penelitian salah


satunya ditandai dengan keberhasilannya dalam memilih sumber data dan
mengumpulkan data secara berkualitas dengan prosedur yang dapat
dipertanggungjawabkan. Data yang diperlukan sesuai dengan kebutuhan
mencapai tujuan penelitiannya dapat diperoleh dari berbagai sumber dan
peneliti diharapkan dapat memilih atau menggunakan metode pengumpulan
data yang tepat.

Data adalah sekumpulan bukti atau fakta yang dikumpulkan dan


disajikan untuk tujuan tertentu. Data memegang peranan sangat penting
dalam melaksanakan suatu penelitian. Pemecahan suatu permasalahan dalam
penelitian sangat tergantung dari keakuratan data yang diperoleh. Demikian
pula pengujian suatu hipotesis yang diajukan sangat tergantung validitas data
yang dikumpulkan.

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 153


Klasifikasi Data

Data dalam kegiatan penelitian bisnis dan manajemen data dapat


diklasifikasikan menurut dimensi waktu, menurut sumber, dan menurut
sifatnya.

Gambar 8.1

Klasifikasi Data Dalam Penelitian bisnis Manajemen Dalam Penelitian

Klasifikasi Data Dalam Penelitian bisnis


Manajemen

Dimensi Waktu Sumber Sifat

 Data rentan  Data primer  Data kualitatif


waktu (primery data)  Data kuantitatif
 ( time series)  ( time series)
 Data silang  Data sekunder
tempat (cross  ( secondary
section) data)
 Data Pooling

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 154


Dari gambar tersebut dapat dikemukakan bahwa menurut dimensi waktu data
dalam penelitian bisnis dan manajemen :

1. Data Runtut Waktu (Time Series Data): adalah data yang secara krono-
logis disusun menurut waktu waktu pada suatu variabel.

2. Data Silang Tempat (Cross Section Data) adalah data yang dikumpulkan
pada suatu titik waktu tertentu.

3. Data Pooling adalah kombinasi antara data runtut waktu dan silang
tempat.

Menurut sumbernya data dalam penelitian bisnis dan manajemen terdiri dari :

1. Data Primer (Primary Data) adalah data yang dikumpulkan dari sumber-
sumber asli untuk tujuan tertentu melalui survey lapangan dengan
menggunakan semua metode pengumpulan data original.

2. Data Skunder (Secondary Data) adalah data yang telah dikumpulkan oleh
lembaga pengumpulan data dipublikasi kepada masyarakat pengguna
data.

Data juga dapat diklasifikasikan berdasarkan sifatnya. Dalam hal ini data
dapat digolongkan menjadi dua klasifikasi, yaitu data kuantitatif dan data
kualitatif :

 Data kuantitatif adalah data yang bersifat angka. Data ini bisa berupa
angka-angka seperti 1,2,3,4, dan seterusnya dan dapat pula berasal
dari data kualitatif yang di transformasikan menjadi angka-angka atau
dengan kata lain memberikan kode (skor) data kualitatif tersebut
sesuai dengan jenjangnya.
METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 155
 Data Kualitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk kalimat
atau uraian. Data ini mempunyai peranan untuk menjelaskan secara
deskriptif susatu masalah.

Sumber Data

Data yang akan dikumpulkan peneliti perlu dikaji dulu sumbernya. Karena
tuntutan kualitas dan ketepatan waktu, maka tidak semua sumber data layak
untuk dijadikan sumber pengumpulannya. Sumber data adalah subjek dimana
data dapat diperoleh. Menurut Arikunto (2008) sumber data dapat
diklasifikasikan menjadi 3P yakni :

1. Person, berupa jawaban lisan melalui wawancara atau jawaban tertulis


melalui angket.

2. Place, menyajikan tampilan berupa keadaan diam dan bergerak. Diam


(ruang, kelengkapan, warna), bergerak (aktifitas, laju kendaraan).

3. Paper, menyajikan tanda-tanda berupa huruf, angka, gambar atau symbol.

Berdasarkan sumbernya, data penelitian itu dapat di bagi menjadi data


primer dan data sekunder :

 Data Primer adalah data yang diusahakan/ didapati oleh peneliti


sendiri secara langsung dari responden atau objek penelitian. Data
primer tersebut adalah data yang ada hubungannya dengan objek yang
diteliti. Data primer ini dapat diperoleh langsung, baik dari setiap
individu responden yang diteliti maupun data yang berasal dari hasil
kerja lapangan peneliti (field work).

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 156


 Data Sekunder adalah data yang di dapat dari orang atau instansi lain.
Data sekunder ini merupakan data yang telah lebih dahulu
dikumpulkan oleh orang lain atau bukan peneliti, baik perorangan
maupun organisasi tertentu. Dalam hal ini termasuk data asli yang
dikumpulkan orang lain diluar peneliti dan enumerator dalam suatu
struktur organisasi penelitian.

Data skunder banyak diperoleh oleh peneliti, data sekunder pada umumnya
cenderung merupakan data yang telah "siap pakai”. Artinya bahwa data
tersebut sudah siap di olah dan di analisis oleh peneliti untuk keperluan
mencapai tujuan penelitiannya. Untuk keperluan memperoleh data sekunder,
peneliti harus mencari informasi dari mana dan dimana sumber data tersebut
dapat diperoleh. Lembaga atau organisasi yang dapat digunakan sebagai
sumber data sekunder bagi peneliti antara lain adalah:

 Biro Pusat Statistik (BPS)


 Bank Indonesia
 Instansi Pemerintah dan swasta.
 Perpustakaan dan sumber lainnya.

Pengumpulan Data

Tujuan pengumpulan data perlu dipahami oleh setiap peneliti. Beberapa


tujuan yang ingin di capai dalam pengumpulan data dalam penelitian, antara
lain adalah:
 Untuk memberikan fakta yang objektif. Banyak orang beranggapan
bahwa mereka mengetahui adanya masalah dan penyebabnya.
Objektifitas lupa bahwa yang paling penting adalah objektifitasnya
tersebut akan didukung dengan data-data yang mampu dikumpulkan,

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 157


sekaligus dapat diketahui bukti-bukti yang jelas untuk mengambil
tindakan.
 Untuk memperlihatkan pola dan kecenderungan (trend) dari suatu
keadaan. Masalah dalam proses penelitian mungkin terletak atau
berlaku pada waktu-waktu tertentu dan tidak luput dari faktor-faktor
lain yang mempengaruhinya.
Untuk memberikan kemanfaatan. Data-data yang dikumpulkan pada waktu
terjadi masalah dan setelah selesainya masalah akan dapat memberikan
gambaran yang sama terhadap apa yang dapat diperbaiki dimasa yang akan
datang
Setiap peneliti dalam mengumpulkan data perlu memperhatikan kualitas
datanya. Kualitas data ditentukan oleh:

1. Kualitas Instrumen peneliti dan kualitas pengumpulan data.

Dalam pengumpulan data untuk menjaga kualitasnya, peneliti perlu


menggunakan prinsip-prinsip dalam pengumpulan data antara lain adalah:

 Mudah di catat (record). Dalam hal ini peneliti harus memilih/


menggunakan teknik dan cara-cara yang mudah, ringkas serta cepat
untuk mengatasi kelambatan dan kekeliruan dalam menyampaikan
data.
 Tidak menimbulkan keraguan (non threatening). Hasil data yang
dikumpulkan tidak akan menimbulkan keraguan ( kesangsian).
 Mudah di terjemahkan. Hasil data-data yang dikumpulkan harusnya
mudah diterjemah-kan dan dianalisis. Hal ini bertujuan agar semua
anggota organisasi yang terlibat dalam sistem pengurusan mudah
memahaminya.

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 158


Penggunaan data sekunder dalam penelitian bisnis dan manajemen dilandasi
oleh 2 (dua) alasan yakni:

1. Efisiensi biaya, biaya pencarian/ pengumpulan data skunder lebih murah


daripada data primer.

2. Hemat waktu, untuk mencari data skunder lebih singkat daripada data
primer.

Setelah peneliti mengetahui dimana dan darimana data sekunder tersebut


dapat diperoleh, maka saatnya peneliti mempertimbangkan dan memilih
metode pengumpulan data yang tepat dan sesuai kebutuhan. Bilamana
peneliti ingin mengumpulkan data primer, maka peneliti harus
mempertimbangkan alat pengumpulan datanya. Pengumpulan data primer
membutuhkan perancangan alat yang akan digunakan terlebih dahulu dan
kemudian memilih metode pengumpulan datanya.

Pengumpulan Data Sekunder

Untuk pengumpulan data skunder dapat digunakan metode pengumpulan data


sekunder yang meliputi :
1. Pencarian data secara manual : melalui penelusuran data sekunder secara
fisik melalui penggunaan indeks, bibliografi, dan referrensi pustakawan.
Lokasi data skunder : (a) Data internal, data sekunder yang sudah tersedia
di dalam perusahaan ; (b) Data eksternal, data sekunder yang berasal dari
berbagai institusi di luar perusahaan.
2. Pencarian data melalui kontak langsung : menggunakan terminal
komputer si peneliti secara langsung mencari data yang relevan dari
sumber atau distributor data skunder. Keuntungan penggonaan metode ini
: (a) penghematan waktu, dimana prosedur pencarian data dengan metode

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 159


ini sangat cepat. (b) kecermatan. (c) kenaikan relefansi. (d) efisiensi
biaya.
Kriteria evaluasi data sekunder : (a) ketepatan waktu, diperlukan sebagai
dasar pengambilan keputusan atau tidak. (b) relevansi, data skunder yang
dikumpulkan harus relevan dengan permasaalahan yang dihadapi. (c)
akuransi, ketelitian dalam proses pengumpulan data skunder perlu
dievaluasi sebelum digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan.

Semua metode pengumpulan data yang akan digunakan pada umumnya


mensyaratkan pencatatan (record) yang rinci, lengkap, teliti dan jelas. Untuk
mencapai kelengkapan, ketelitian dan kejelasan data, maka pencatatan data
tersebut harus dilengkapi dengan :

 Nama pengumpul data (enumerator)


 Tanggal dan waktu pengumpulan data
 Lokasi pengumpulan data
 Keterangan - keterangan tambahan lainnya yang diperlukan
seperti istilah yang digunakan dan keterangan responden.

Pengumpulan Data primer


Metode pengumpulan data primer :
1. Pengumpulan Data Primer Pasif : merupakan observasi karakter, dengan
alat mekanik atau manual, dari elemen-elemen studi, dimana responden
atau elemen studi bertindak pasif. PDP pasif ini bermanfaat dalam
mendapatkan data baik dari orang maupun dari elemen studi yang lain.
Fokus observasi meliputi karakteristik individu, objek, organisasi dan
semua jenis hal yang menarik perhatian peneliti.

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 160


2. Pengumpulan Data Primer Aktif : Menanyai responden, baik secara
personal maupun tidak. Pengumpulan Data Primer aktif ini menghendaki
responden bertindak aktif berpartisipasi dalam proses pengumpulan data.
Variasi masing-masing metode dibedakan dalam tiga dimensi :
1. Derajat Kesamaran : Peneliti menyembunyikan tujuan studi dari
responden karena dikawatirkan terjadi bias.
2. Derajat Struktur : Peneliti memusatkan perhatian pada formalisasi proses
pengumpulan data (berdasarkan daftar pertanyaan, baik tertulis maupun
verbal, yang telah disiapkan sebelumnya)
3. Metode Pengumpulan : Peneliti memusatkan perhatian bagaimana cara
memperoleh data dari unit-unit analisis dalam penelitian, baik secara
manual maupun elektronik (computerized).

Teknik Pengumpulan Data


Pada umumnya peneliti dapat menggunakan berbagai teknik dalam
melakukan pengumpulan data. Teknik Pengumpulan Data tersebut dapat
digambarkan sebagai berikut
Gambar 8.2
Teknik Pengumpulan Data Dalam Penelitian

Teknik Pengumpulan Data

Observasi Wawancara Mengedarkan Koesioner

Observasi

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 161


Observasi atau pengamatan merupakan salah satu metode atau cara
pengumpulan data dengan melakukan pengamatan dan pencatatan secara
sistematis terhadap fenomena (phenomena) yang ada pada objek penelitian.
Observasi dilakukan peneliti dengan melibatkan semua inderanya
(penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa).

Pengamatan (Observation): Merupakan teknik pengumpulan data dengan


cara mengamati secara langsung objek (elemen) yang diteliti tanpa
mengajukan pertanyaan.
 Keuntungan Pengamatan (observasi): 1) dapat dicatat hal-hal
perilaku, pertumbuhan, respons terhadap suatu perlakuan tertentu. 2)
dapat memperoleh pertumbuhan data dari objek yang diteliti tanpa
melakukan komunikasi verbal.
 Kelemahan Pengamatan (Observasi) : 1) kadangkala memerlukan
waktu menunggu yang lama. 2) pengamatan terhadap suatu fenomena
yang lama tidak dapat dilakukan secara langsung. 3) ada kegiatan-
kegiatan yang tidak mungkin diperoleh datanya melalui pengamatan
karena dianggap tabu, sangat rahasia dan sebagainya.
Jenis Observasi :
1. Berdasarkan pengumpulan data : a. Observasi Partisipan (participant
observation) : peneliti terlibat langsung dalam aktivitas (orang) yang
diamati. b. Observasi Non partisipan (non participant observation) :
peneliti tidak terlibat dalam aktivitas orang sedang diamati dan hanya
sebagai pengamat independen.
2. Berdasarkan instrumen yang digunakan: a. Observasi Terstruktur :
observasi yang telah dirancang secara sistematis tentang apa yang
diamati dan dimana tempatnya, b. Observasi Tidak Terstruktur;
observasi yang tidak dipersiapkan secara sistematis tentang apa yang
akan diobservasi.
METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 162
Untuk mengumpulkan data, peneliti harus menyiapkan terlebih dahulu
beberapa butir pertanyaan sesuai kebutuhan yang akan diajukan kepada
responden. Semua butir (item) pertanyaan yang ditanyakan baik dalam
bentuk kalimat tanya maupun pengisian pernyataan dari responden pada
semua metode pengumpulan data haruslah sinkron dengan rumusan masalah,
tujuan penelitian dan hipotesis penelitian yang diajukan. Hal ini penting agar
data yang akan dikumpulkan tersebut mempunyai manfaatnya dalam
mendukung prosesi dan efektifitas penelitian ilmiah yang dijalankan.
Penyusunan daftar pertanyaan tersebut harus diurut menurut sistematika
variabel penelitian sebagaimana dalam kerangka penelitian yang disusun.
Untuk maksud tersebut diperlukan suatu proses dekomposisi variabel
penelitian menjadi sub-variabel, dimensi dan butir penelitian. Proses ini
merupakan pekerjaan yang harus dilakukan dengan hati-hati. Proses
dekomposisi ini juga untuk memudahkan peneliti dalam melakukan proses
pengukuran dan pengumpulan data. Umumnya proses dekomposisi dalam
penelitian lebih dikenal sebagai proses operasionalisasi variabel penelitian.

Variabel Dimensi Butir (item)

Dalam beberapa penelitian kuantitatif dan juga penelitian kualitatif,


dekomposisi atau operasionalisasi variabel tersebut dirinci menurut variabel,
sub variabel, dimensi, indikator, skala dan item pertanyaan. Hal tersebut
sangat tergantung kepada dukungan teori yang ada dan keperluan
operasionalisasi variabel penelitiannya.
Penggunaan Observasi sebagai teknik pengumpulan data
mensyaratkan pencatatan hasil observasi secara rapi oleh peneliti atau
enumerator. Pencatatan hasil observasi dapat dilakukan dengan menggunakan

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 163


alat bantu rekam elektronik kemudian dituliskan dalam bentuk skrip
observasinya.

Sebagai salah satu metode pengumpulan data observasi dapat dibagi


berdasarkan :

a. Cara pendekatannya
b. Cara partisipasinya

Dengan cara pendekatan yang digunakan, observasi tersebut terdiri dari


observasi langsung dan observasi tidak langsung.

Observasi langsung adalah pengamatan peneliti terhadap suatu objek


penelitian, dimana peneliti (observer) hadir atau berada ditengah-tengah
objek yang sedang diteliti tersebut. Sebagai contoh observasi langsung ini
adalah pengamatan terhadap proses produksi suatu barang dengan mesin
tertentu, pengamatan bagaimana perilaku konsumen dalam memilih barang
menurut kualitas dan harganya.

Observasi tidak langsung adalah pengamatan yang dilakukan peneliti tidak


pada saat berlangsung peristiwa (event) yang akan diselidiki (diteliti).
Pengamatan atau observasi ini dapat dilakukan antara lain dengan foto, cctv,
kamera shooting dan sebagainya.

Berdasarkan cara partisipasinya, observasi juga dibagi dua, yaitu observasi


partisipan dan nonpartisipan. Observasi partisipan adalah bentuk pengamatan
yang dilakukan oleh seorang peneliti dengan melakukan partisipasi terhadap
objek yang diteliti. Peneliti dapat berperilaku seolah-olah sama dengan objek
yang diteliti. Sedangkan Observasi Non partisipan merupakan pengamatan
yang dilakukan seorang peneliti terhadap objek penelitian, tanpa berprilaku
seperti orang atau objek yang diteliti.

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 164


Contoh pengunaan teknik pengumpulan data dengan teknik observasi pada
penelitian efisiensi pemasaran dan ketahanan pangan. Dalam hal ini peneliti
menggunakan teknik pengumpulan data dengan observasi dalam penelitian
tersebut dilakukan terutama yang berkaitan perilaku perantara pemasaran
dalam: menentukan harga, memberikan pelayanan pemasaran dan purna jual
kepada produsen dan lainnya yang berkaitan dengan tujuan penelitian dan
pembuktian hipotesis deskriptif (verifikasi) yang diajukan. Termasuk hal
yang diobservasi adalah perilaku penyelenggaraan operasi pasar beras yang
diselenggarakan Bulog dengan cara observasi non sistematis yang tidak
menggunakan instrumen pengamatan.

Wawancara (Interview)
Wawancara merupakan salah satu teknik atau metode pengumpulan data
dalam bentuk percakapan atau komunikasi verbal. Wawancara tersebut dapat
diselenggarakan secara formal dan informal, terstruktur dan tidak terstruktur.
Dalam wawancara terstruktur, pertanyaannya sudah disiapkan oleh peneliti
terlebih dahulu dan disesuaikan data/informasi yang dibutuhkan. Wawancara
terstruktur tersebut dilakukan dengan menyusun pertanyaan yang diajukan
dengan tujuan untuk menggali isu atau data awal, dengan pertanyaan spontan
(tidak dipersiapkan).

Wawancara dapat dilakukan secara langsung atau menggunakan berbagai


peralatan wawancara. Dengan demikian wawancara tersebut dapat meliputi:
Wawancara Personal (Personal Interviewing) yakni wawancara yang
dilakukan antara peneliti dengan responden secara langsung (tatap muka)
untuk memperoleh informasi/data yang relevan untuk suatu penelitian.
 Wawancara Telepon (Telephone Interviewing). Komunikasi antara
pewawancara (peneliti) dan responden dengan menggunakan telepon.
METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 165
 Wawancara Lewat Komputer (Computer Interviewing) adalah metode
Pengumpulan Data Primer yang menggunakan proses secara elektronik
atau komputer.

Wawancara Terstruktur dan Wawancara Tak Terstruktur


Berdasarkan cara pelaksanaannya, wawancara dibagi tiga, yaitu sebagai
berikut: Wawancara terstruktur, wawancara tidak terstruktur dan kombinasi
diantara keduanya.

Wawancara berstruktur adalah wawancara yang dilakukan dengan terlebih


dahulu membuat daftar pertanyaan yang kadang-kadang disertai jawaban-
jawaban alternatif dari responden dengan maksud agar pengumpulan data
tersebut dapat lebih terarah kepada masalah,, tujuan, dan hipotesis penelitian
yang diajukan peneliti. Dengan demikian Wawancara Terstruktur (Structured
Interview) itu wawancara dengan menggunakan instrumen penelitian berupa
daftar pertanyaan tertulis dan bahkan alternatif jawabannya pun telah
disiapkan.

Wawancara Tidak Terstruktur (Unstructured Interview) wawancawa bebas


dimana peneliti tidak menggunakan instrumen penelitian (daftar pertanyaan),
kecuali pedoman wawancara (interview guide) berupa garis- -garis besar
permasalahan yang akan ditanyakan. Dalam melakukan wawancara lini,
peneliti mengajukan berbagai pertanyaan, tetapi pertanyaan tidak ditentukan
arahnya kecuali hanya ditentukan dengan garis-garis besar apa yang akan
diwawancarakan.

Kombinasi Wawancara Terstruktur dan Wawancara Tidak Terstruktur

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 166


Wawancara dapat dilakukan dengan mengkombinasikan cara berstruktur dan
tidak berstruktur, dalam kombinasi wawancara berstruktur dan tidak
berstruktur, pewawancara membuat daftar pertanyaan yang akan disajikan,
tetapi cara pengajuan atau penyajian pertanyaan-pertanyaannya, diserahkan
kepada kebijaksanaan pewawancara itu sendiri. Untuk pertanyaan yang
kurang dimengerti, pewawancara perlu menjelaskan agar orang yang
diwawancarai mudah memahami dan tidak salah mengerti (mis
understanding).

Hasil wawancara dapat saja menimbulkan bias dan tidak seperti diharapkan.
Bias dalam wawancara dimaksud sebagai kesenjangan antara informasi/data
yang diinginkan oleh peneliti dengan informasi/ data yang diberikan oleh
responden. Bias dalam penelitian harus diminimalkan. Sumber bias dalam
suatu wawancara dapat bersumber dari:

 Pewawancara
 Responden
 Situasi dan kondisi saat wawancara dilakukan
Bias dari pewawancara timbul antara lain sebagai akibat dari tidak terjadinya
saling percaya (curiga) antara responden dengan pewawancara. Selain itu
bias dapat juga terjadi akibat kekeliruan penafsiran dari pertanyaan yang
diajukan. Hal ini terutama terjadi jika wawancara dilakukan oleh beberapa
orang dalam situasi tim atau kelompok pewawancara. Pada beberapa kasus,
bias dalam wawancara dapat terjadi secara tidak sengaja atau disadari
pewawancara, karena pewawancara telah ikut mendorong atau mencegah
responden menjawab ke suatu arah jawaban tertentu.

Hasil pengumpulan data dengan wawancara dapat saja bias dikarenakan


perilaku dari responden, terutama karena: Responden kurang atau tidak jujur
dalam memberikan jawaban. Ketidak jujuran tersebut dapat diakibatkan oleh
METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 167
berbagai alasan atau tipikal responden itu sendiri. Selain itu dapat terjadi bias
karena responden sebenarnya tidak atau kurang memahami isi pertanyaan
tetapi enggan bertanya atau melakukan klarifikasi kepada pewawancara.
Tidak jarang Bias wawancara yang disebab oleh situasi tertentu yang
dihadapi, antara lain dikarenakan waktu wawancara tidak tepat, misalnya
ketika responden sedang bekerja, sedang lelah atau sedang waktu istirahat,
sehingga mereka enggan atau kurang berkenan menjawab pertanyaan yang
diajukan pewawancara. Hal semacam ini sedapat mungkin dihindari.

Untuk mendapatkan hasil wawancara seperti yang diharapkan, peneliti atau


pewawancara perlu memperhatikan sumber bias dan patut untuk
mengevaluasi kembali teknik bertanya dalam wawancara yang dilakukan.
Beberapa teknik bertanya yang dapat digunakan antara lain adalah:

Funneling : Dalam hal ini pewawancara memulai dengan pertanyaan-


pertanyaan terbuka (open-ended questions). Funneling adalah metode
wawancara yang melakukan transisi dari tema yang luas ke tema yang lebih
sempit. Untuk menghindari atau mengurangi bias dalam wawancara maka
perlu diperhatikan beberapa hal antara lain adalah:
 Merancang pertanyaan yang tidak bias yaitu pertanyaan yang
diajukan harus jelas dan tidak mengandung interpretasi ganda
(ambigu).
 Menjelaskan pertanyaan sejelas-jelasnya sekaligus benar-benar
dimengerti. Bilamana masih ada keraguan responden, maka
pewawancara kiranya perlu untuk menjelaskan pertanyaan sekali lagi.
Peneliti mengajukan pertanyaan sekali lagi dalam bahasa yang lebih
sederhana atau mudah dipahami. Pewawancara perlu memastikan
jawaban responden dengan mengajukan pertanyaan sekali lagi.
Dengan demikian akan:

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 168


1. Membantu responden dalam menyatakan pendapatnya. Bilamana
responden menghadapi kesulitan dalam mengungkapkan
pendapatnya, maka pewawancara dapat membantu dengan
mengutarakan istilah (penggunaan kata) yang tepat dan dapat
dipahami.
2. Membuat catatan atau rekaman. Hasil wawancara harus dicatat dan
direkam dengan seijin atau sepengetahuan responden.
3. Menggunakan bahasa atau istilah yang sesuai dengan kondisi
masyarakat( responden), (misalnya : tingkat pendidikan). Bilamana
responden enggan dalam menjawab pertanyaan, karena merasa
pertanyaan bersifat pribadi atau sensitif, maka pewawancara dapat
mengubah pertanyaan dengan istilah lain yang lebih mudah
dipahami responden. Misalnya : Pendapatan di ganti dengan
pengeluaran. Harga diganti dengan kesediaan membayar ganti rugi
dan sebagainya.

Faktor – faktor yang diperhatikan peneliti dalam wawancara dilapangan :


1. Akses : merupakan kemampuan responden untuk menyampaikan
informasi yang ditanyakan pewawancara. Hal ini berkaitan dengan
struktur pertanyaan dan ditanyakan pewawancara. mudah dipahami
responden.
2. Kepercayaan / Niat Baik : pewawancara agar membina hubungan
baik dengan responden yang dilandasi dengan perasaan saling
percaya dan niat baik, sehingga terwujud situasi wawancara yang
menyenangkan bagi responden.
3. Keahlian : keahlian pewawancara sedemikian rupa sehingga hasil
wawancara dapat dipercaya, memperoleh legitimasi, dan dapat
dipertanggungjawabkan.

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 169


4. Motivasi Responden: berupa kemauan dan hasrat pihak yang
diwawancarai (interviewee) untuk memberikan informasi yang
diminta oleh pewawancara (interviewee).

Untuk itu kiat-kiat untuk menumbuhkan dan menjaga motivasi responden,


antara lain:
 Ciptakan situasi wawancara yang tenang dan tidak diganggu oleh
pihak lain. ingat baik-baik nama responden anda,
 Jagalah netralitas,
 Jagalah kerahasiaan,
 Dengarkan dengan penuh perhatian dan antusias apa yang diucapkan
responden,
 Jangan menyinggung perasaan responden,
 Jangan menanyakan lebih rinci isyu- -isyu yang sensitif,
 Beritahu responden bagaimana dan mengapa ia dipilih sebagai
responden,
 Ceritakan mengenai diri dan organisasi anda serta tujuan penelitian
yang sedang dilakukan.

Mengedarkan Kuesioner
Kuesioner atau angket merupakan merupakan teknik pengumpulan data yang
efisien bilamana peneliti mengetahui dengan pasti variabel yang akan diukur
dan megetahui apa yang dapat diharapkan dari responden. Kuesioner adalah
daftar pertanyaan tertulis yang ditujukan kepada responden untuk dijawab.
Beberapa hal yang perlu mendapatkan perhatian peneliti dalam penggunaan
alat kuesioner, antara lain adalah :
 Kuesioner cocok digunakan bila jumlah responden cukup besar dan
tersebar di wilayah yang luas.
METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 170
 Kuesioner dapat berupa pertanyaan/pernyataan tertutup atau terbuka,
dapat diberikan kepada responden secara langsung atau dikirim
melalui melalui pos, atau internet.
 Isi dari kuesioner dapat berupa: 1) pertanyaan tentang fakta yang
dianggap diketahui oleh respoden, 2) pertanyaan tentang pendapat
responden, 3) pertanyaan tentang persepsi diri, yaitu cara responden
responden menilai sesuatu tentang perilakunya sendiri dalam
hubungannya hubungannya dengan orang lain atau lingkungan.
 Cara mengungkapkan pertanyaan: 1) jangan gunakan kata atau istilah
istilah yang sulit, 2) jangan gunakan pertanyaan yang bersifat terlalu
umum, 3) hindari pertanyaan yang mendua (ambivalen), 4) jangan
gunakan kata yang samar artinya, 5) hindari pertanyaan yang
mengandung sugesti, 6) jangan membuat pertanyaan yang
memalukan responden, 7) hindari pertanyaan yang memerlukan
ingatan yang kuat dari responden.

Jawaban responden atas semua pertanyaan dalam kuesioner kemudian


dicatat/direkam. Kuesioner merupakan metode pengumpulan data yang
efisien bila peneliti mengetahui secara pasti data/informasi apa yang
dibutuhkan dan bagaimana variabel yang menyatakan informasi yang
dibutuhkan tersebut diukur. Sekali lagi penting melakukan dekomposisi
variabel penelitian menjadi dimensi dan butir penelitian dengan hati-hati.
Kuesioner bersifat kooperatif dalam arti responden diharapkan bekerja sama
dalam penyisihan waktu tanggung jawab pertanyaan-pertanyaan peneliti
secara tertulis sesuai dengan petunjuk-petunjuk yang diberikan.

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 171


Tabel 8.3
Contoh pembentukan Butir (item) dalam Koesioner
Variabel Dimensi Item
Gaya Penggambaran Manajemen memberikan gamba-
kepemimpinan Tujuan Perusahaan ran jelas tentang tujuan perusahaan
atau organisasi yang akan di capai dalam suatu
selang waktu
Penjelasan tujuan perusahaan
disampaikan dalam bentuk apa?
Semua pegawai mengetahui
tujuan-tujuan yang harus dicapai
perusahaan dalam suatu selang
waktu

Seringkali satu variabel dalam penelitian didekomposisi menjadi beberapa


dimensi dan selanjutnya dari satu dimensi diuraikan menjadi beberapa item.

Uji Coba Kuesioner


Sebelum kuesioner benar-benar digunakan untuk mengumpulkan data,
sebaiknya dilakukan uju coba terlebih dahulu pada sampel kecil, misalnya
dengan menyebarkan kuesioner kepada kira-kira 20-30 responden pada
penelitian dengan sampelnya lebih dari 100. Hasil uji coba kemudian
digunakan untuk menguji validitas dan reliabilitas. Butir-butir yang tidak
valid atau tidak reliabel haruslah diperbaiki, di ubah, atau bilamana tidak
memungkinkan dapat saja dihilangkan dan selanjutnya kuesioner revisi
tersebut diuji kembali. Untuk memudahkan peneliti dalam membuat dan

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 172


menguji daftar pertanyaan yang diajukan dapat digunakan alat bantu
perhitungan.
Dewasa ini sudah banyak metode perhitungan validitas dan reliabilitas ini
dapat di aplikasikan dengan bantuan program komputer (misalnya EXEL
atau SPSS). Kuesioner dapat dibuat dengan pengolah kata atau dengan
program-program komputer lainnya yang memang dibuat untuk membuat
kuesioner. Pembuat kuesioner dengan program komputer memungkinkan
publikasi kuesioner secara on-line di internet. Beberapa web di internet juga
menyediakan fasilitas membuat kuesioner atau pooling) on-line.
Contoh pada penelitian efisiensi pemasaran dan ketahanan pangan dengan
teknik mengedarkan kuesioner. Pengumpulan data yang utama dalam
penelitian ini dilakukan dengan mengedarkan kuesioner yang telah
dipersiapkan kepada petani produsen, (rumah tangga petani padi) dan
perantara pemasaran gabah/beras dengan mengajukan kuesioner tertutup dan
terbuka. Kuesioner yang telah diisi oleh responden dilakukan pengujiannya

Jenis pertanyaan dalam kuesioner


Pertanyaan diajukan kepada responden dapat berbentuk pertanyaan terbuka
dan pertanyaan tertutup. Pertanyaan terbuka adalah suatu pertanyaan yang
memungkinkan responden memberikan jawaban sesuai dengan cara atau
pendapatnya masing-masing. Contoh pertanyaan terbuka :
Sebutkan lima sifat pemimpin yang anda sukai:
1..............................

2...............................

3...............................

4...............................

5...............................
METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 173
Bagaimana pendapat anda tentang kepemimpinan kepada bidang
diorganisasi tempat anda bekerja ?

Jawaban responden terhadap pertanyaan-pertanyaan terbuka tentu akan


sangat bervariasi. Penelitian sedapat mungkin berusaha untuk melakukan
pengelompokannya. Pengelompokan jawaban-jawaban serupa akan menjadi
suatu pekerjaan yang tidak mudah, namun harus diusahakan.
Pertanyaan tertutup: Suatu pertanyaan yang dirancang peneliti sedemikian
rupa, sehingga responden tinggal memilih jawaban diantara pilihan yang
sudah disediakan. Contoh pertanyaan tertutup :
Pekerjaan anda saat ini: 1. Pegawai Negri Sipil
2. TNI dan POLRI
3. Profesional :
a. Dokter
b. Guru (Dosen)
c. Pengacara
4. Pengusaha
Menggunakan pertanyaan tertutup memiliki beberapa kelebihan antara lain
adalah dapat dengan mudah di kodekan (coding) dan diolah untuk tahap
penelitian selanjutnya. Bentuk pernyataan tertutup dapat berbentuk
pernyataan positif dan pernyataan negatif.
Dalam banyak penelitian, para peneliti lazim membuat pernyataan dalam
kuesioner ditulis dalam bentuk PERNYATAAN bukan pertanyaan.
Pernyataan positif dalam hal ini dimaksudkan sebagai pernyataan yang
jawabannya SESUAI dengan harapan (ekpektasi) peneliti, sedangkan

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 174


pernyataan negatif adalah pernyataan yang jawabanya TIDAK SESUAI
dengan harapan peneliti. Contoh pernyataan positif dan negatif untuk
mengetahui kinerja kasir toko swalayan.
Pernyataan positif untuk mengetahui keramahan kasir :
Kasir di toko swalayan ini ramah :
1. Tidak Setuju 2. Setuju 3. Sangat Setuju
Pernyataan Negatif untuk mengetahui kesopanan kasir.
Kasir tidak sopan :
1. Tidak Setuju 2. Setuju 3. Sangat Setuju
Pengkodean atau pembobotan nilai jawaban pada pernyataan positif
dilakukan dengan memberi nilai paling positif diberi bobot paling besar
(karena paling positif berarti paling sesuai harapan), Sedangkan pada
pernyataan negatif, nilai paling negatif diberi bobot paling besar (karena
paling negatif paling sesuai harapan). Idealnya dalam suatu koesioner
penelitian, komposisi bentuk pernyataan positif dan negatif berimbang,
misalnya dari 30 pernyataan dirancang terdiri dari 15 pernyataan positif dan
15 pertanyaan negatif. Pernyataan positif dan negatif harus diletakan secara
bergantian. Dengan meletakkan pernyataan positif dan akan negatif secara
bergantian, responden benar-benar membaca pernyataan-pernyataan dengan
teliti dan akan menjawab dengan benar.

Tehnik Pengukuran (Teknik Penskalaan).


Dua teknik pengukuran dengan kuesioner yang paling populer dewasa ini
adalah :
a. Likert’s Summated Rating (LSR)
b. Semantic Diferencial (SD)

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 175


Likert’s Summated Rating (LSR)
Likert’s Summmated Rating atau SLR adalah skala atau pengukuran sikap
responden. Jawaban pernyataan dinyatakan dalam pilihan mengakomodasi
jawaban antara sangat setuju sekali sampai sangat tidak setuju. Banyak
pilihan biasanya 3,5,7,9,dan 11. Dalam prakteknya yang paling sering
digunakan adalah 5. Terlalu sedikit pilihan jawaban akan menyebabkan
pengukuran menjadi sangat kasar. Sebaliknya bilamana terlalu banyak
pilihan jawaban menyebabkan responden sulit membedakan pilihan. Banyak
pilihan ganjil juga menimbulkan masalah, responden yang malas/enggan
akan menjawab pilihan yang di tengah (= jawaban netral). Contoh daftar
pertanyaan dengan Likert’s Summated Rating (SLR) dengan variabel peneliti
budaya organisasi, motivasi dan kinerja pegawai yang dalam hal ini
disesuaikan dalam bentuk pernyataan adalah sebagai berikut :

Pertanyaan Untuk variabel Penelitian


Budaya Organisasi STS TS N S SS

1. Para pegawai selalu membudayakan sikap 1 2 3 4 5


dan perilaku jujur.
2. Para pegawai selalu membudayakan standar
1 2 3 4 5
dan prosedur kerja yang jelas, efektif dan
efisien serta membiasakan diri selalu
menyiapkan rencana kerja harian secara
teratur.
3. Para pegawai selalu membudayakan untuk
1 2 3 4 5
menciptakan ide-ide baru yang cemerlang
dan memperkenalkan metode yang lebih baik
untuk mengerjakan berbagai tugas.
4. Para pegawai selalu membudayakan
keteladanan pimpinan dan pengembangan
1 2 3 4 5
budaya malu melanggar aturan.
5. Para pegawai selalu membudayakan untuk
mengikuti perkembangan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi guna kelancaran 1 UNTUK2BISNIS DAN
METODOLOGI PENELITIAN 3 MANAJEMEN
4 |5176
tugas.
Pertanyaan Untuk Variabel Motivasi
1.N ParaSpegawai mempunyai sifatSS agresif
S TS S N S SS
(motivasi tinggi) terhadap pekerjaan .
2. Para pegawai sangat kreatif dalam
1 2 3 4 5
melaksanakan pekerjaan.
3. Mutu pekerjaan meningkat dari hari ke 1 2 3 4 5
hari.
4. Para pegawai sangat mematuhi jam 1 2 3 4 5
kerja.
1 2 3 4 5
5. Setiap tugas yang diberikan sesuai
dengan kemampuan pegawai. 1 2 3 4 5
6. Para pegawai memiliki inisiatif kerja
yang tinggi sehingga dapat mendorong 1 2 3 4 5
prestasi kerja.
7. Para pegawai memiliki kesetiaan dan 1 2 3 4 5
kejujuran yang tinggi.

8. Terjalin hubungan kerja yang baik 1 2 3 4 5


antara pegawai dengan pimpinan.

9. Tercapainya tujuan pegawai dan tujuan 1 2 3 4 5


kantor/organisi.

10. Para pegawai dapat memberikan informasi


pekerjaan yang akurat dan tepat. 1 2 3 4 5

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 177


Contoh pertanyaan untuk
variabel Kinerja Pegawai
1. Hasil pekerjaan saya selalu sesuai dengan
harapan atasan. 1 2 3 4 5

2. Semua pekerjaan saya dapat diselesaikan


dengan baik. 1 2 3 4 5

3. Pekerjaan saya selalu selesai dengan tepat


waktu. 1 2 3 4 5

4. Hasil pekerjaan saya selalu sesuai dengan


harapan atasan. 1 2 3 4 5

5. Semua pekerjaan saya dapat diselesaikan


1 2 3 4 5
dengan baik.

6. Pekerjaan saya selalu selesai dengan tepat 2 3 4 5


1
waktu.

7. Saya selalu sibuk bekerja pada waktu jam


1 2 3 4 5
kerja.

8. Saya tidak pernah diawasi oleh atasan dalam 1 2 3 4 5


menyelesaikan pekerjaan.

9. Saya selalu bekerja dengan penuh rasa 1 2 3 4 5


tanggung jawab.

Untuk mengetahui karakteristik responden, peneliti dapat membuat pertanyaan


untuk mendapatkan deskripsi objek dan subjek penelitian. Contoh untuk pertanyaan
tertutup untuk mengetahui karakteristik responden sebagai berikut :

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 178


Lingkarilah jawaban yang paling tepat bagi Anda

Jenis Kelamin: 1. Laki-laki 2.Perempuan

Umur : 1.kurang 30 tahun 2. 30 s/d 39 tahun

3.40 s/d 49 tahun 4. diatas 50 tahun

Tingkat Pendidikan : 1. SLTP 2. SLTA

3. Diploma III 4. Sarjana

5. Pascasarjana

Masa Kerja: 1.kurang 5 tahun 2.6 s/d 10 tahun

3. 11 s/d 15 tahun 4.16 s/d 20 tahun

5. 21 s/d 25 tahun 6.diatas 26 tahun

Pendapatan rata-rata anda perbulan:

1. kurang dari Rp. 2.000.000,-


2. Rp. 2.000.000,- s/d Rp. 2.999.999,-
3. Rp. 3.000.000,- s/d Rp. 3.999.999,-
4. Rp. 4.000.000,- s/d Rp. 4.999.999,-
5. di atas Rp. 4.000.000,-

Semantic Differential (SD)


Dalam mengumpulkan data, responden menyatakan pilihan di antara dua
kutub kata sifat atau frasa, dapat dibentuk dalam suatu garis nilai yang
kontiyu, dan dapat diukur dalam satuan jarak atau dalam bentuk pilihan
seperti LSR. Untuk itu dapat diikuti contoh berikut:

Sikap kasar (responden memilih kotak 10 sampai dengan 0, misalnya 8)

10 9 8 7 6 5 4 3 2 1

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 179


Ramah Tidak ramah
Atau
Sikap Kasir ( Responden meletakan jawaban diantara garis bilangan, nilai
jawaban kemudian di ukur )

Tidak Sopan √ Sopan

0 10
Prinsip sifat positif kita berikan nilai paling besar dan untuk sifat negatif
diberi nilai paling kecil tetap di pertahankan, demikian juga prinsip
menggabungkan positif-negatif dan negatif-positif secara bergantian.

Validitas dan Reliabilitas Kuesioner


Kesalahan operasionalisasi variabel mungkin terjadi karena dimensi yang
penting luput direalisasikan, menjadi butir pertanyaan dalam kuesioner.
Kesalahan dapat diminimalkan dengan melakukan pengujian validitas dan
reliabilitas kuesioner.
Validitas
Validitas adalah kebenaran dan keabsahan instrumen penelitian yang
digunakan. Suatu alat ukur dikatakan valid jika alat itu dipakai untuk
mengukur sesuai dengan kegunaanya.Validitas mengacu pada apakah
kuesioner benar-benar dapat mengukur apa yang ingin diukur. Sebagian besar
validitas diukur secara logika (Subyektif), hanya validitas konstruksi yang
dapat diukur secara matematika/statistika.Validitas kuesioner dapat dikaji
menurut jenisnya yakni:
Validitas Kontruk (Contruct Validity). Kontruksi dalam hai ini adalah
penyusunan atau elemen suatu konsep/variabel. Untuk lebih dapat memahami
dapat kita ikuti contoh berikut: Bilamana peneliti menyusun suatu konsep

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 180


berdasarkan 5 elemen tetapi dalam kuesioner hanya diukur 3 elemen maka
validitas konstruk kuesioner dapat dikatakan rendah. Ukuran validitas
konstruk dinyatakan dalam koefisien korelasi (R) setiap butir pernyataan
dengan nilai total seluruh butir. Valid tidaknya setiap butir kemudian
dibandingkan dengan nilai ktitisnya
Validitas Isi (Content Validity). Pengujian validitas ini bertujuan untuk
memeriksa apakah butir-butir pertanyaan sesuai dengan pengetahuan atau
kemampuan responden.
Validitas eksternal (Eksternal Validity). Pengujian validitas ini dilakukan
dengan membanding-kan kuesioner yang dibuat dengan kuesioner yang
sudah distandarkan.
Validitas Prediktif (Predictive Validity). Pengukuran validitas ini dilakukan
untuk mengukur apakah kuesioner dapat digunakan meramalkan perilaku di
masa depan. Validitas prediktif diberi nilai tinggi jika apa yang diramalkan
terbukti.
Validitas Tampilan Kuesioner (Face Validity) adalah Validitas yang
mengukur kesesuaian tampilan kuesioner dengan format.
Validitas Budaya (Culture Validity). Validitas ini diarahkan untuk
mengetahui apakah butir-butir pernyataan dalam kuesioner sudah sesuai
budaya atau kondisi tertentu dari para responden.

Uji Validitas
Data hasil pengisian kuesioner diuji tingkat validitasnya terutama karena
adanya kemungkinan kekurangsungguhan dari sejumlah responden dalam
mengisi kuesioner yang diajukan. Kesungguhan responponden akan
menentukan tingkat validitas. Validitas suatu hasil penelitian sangat
dipengaruhi oleh alat pengukur variabel yang diteliti. Untuk menguji
kesungguhan jawaban responden digunakan uji validitas dan uji reliabilitas.

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 181


Uji validitas untuk mengetahui kemampuan instrumen untuk mengungkapkan
sesuatu yang menjadi objek pengukuran yang dilakukan oleh instrumen
tersebut. Singarimbun(1995) dan Sekaran (2000), menjelaskan bahwa
validitas menunjukkan sejauh mana alat pengukur itu ingin mengukur apa
yang ingin di ukur. Validitas butir-butir pertanyaandiukur dengan
mengkorelasi nilai tiap ítem pertanyaan dengan total skor faktor melalui
penggunaan korelasi produk moment dari Pearson (Sugiono, 2002).
Pengujian validas kuesioner dalam penelitin dapat dilakukan dengan
menggunakan program Excel, misalnya dengan mengambil 30 responden
dari survei awal. Suatu butir dinyatakan valid apabila nilai r hitung lebih
besar daripada nilai r tabel dengan tingkat signifikansi 5% dan jumlah sampel
sebanyak n (df = n-1) sebagai titik kritis dari korelasi untuk kesahihan suatu
butir.

Reliabilitas
Reliabilitas menyatakan derajat keandalan dan konsistensi kuesioner.
Beberapa metode penghitungan reliabilitas, yang sering digunakan para
peneliti antara lain adalah :

a. Metode Test – Retest


b. Metode Test – Retest Paralel...........
c. Teknik Belah Dua (Split Half)
d. Analisis Diskriminan
Urai lagi masing-masing

Pada prinsipnya, semua metode perhitungan itu adalah suatu mengukur


reliabilitas melalui koefisien korelasi setiap butir pernyataan dengan total
seluruh butir (sama dengan Validitas Konstruk). Relibilitas perlu diuji.

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 182


Uji reabilitas digunakan untuk mengetahui apakah alat pengumpul data
menunjukkan tingkat ketepatan, keakuratan, kestabilan atau konsistensi
dalam mengungkapkan gejala tertentu dari sekelompok individu, walaupun
dilakukan pada waktu yang berbeda. Uji reabilitas dilakukan terhadap item
pernyataan yang valid untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap
konsisten bila dilakukan pengukuran kembali terhadap fenomena yang sama.
Sebagai contoh pada penelitian Efisiensi Pemasaran dan Ketahanan Pangan
uji reliabilitas diarahkan untuk mengetahui apakah indikator yang digunakan
dalam variabel Saluran Pemasaran, Harga, Efisiensi Pemasaran Beras, dan
Ketahanan Pangan Rumah Tangga Petani dalam pada model penelitian ini
memiliki derajat kesesuaian yang baik. Pengujian reabilitas tersebut
dilakukan setelah dilakukan uji validitasnya.
Pengujian reliabilitas ditujukan untuk menunjukkan suatu
pengukuran yang memberikan hasil yang relatif tidak berbeda apabila
dilakukan pengukuran kembali pada subjek yang sama. Reliabilitas
merupakan suatu instrument untuk menyatakan apakah alat ukur sudah cukup
dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat ukur yang bermanfaat untuk
mengukur instrumen penelitian yang benar-benar bebas dari kesalahan
sehingga hasilnya konsisten dan dapat berlaku pada kondisi yang berbeda
(Cooper dan Emory, 1995).
Reliabilitas pada suatu kuesioner digunakan sebagai alat pengumpul data.
Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensius atau kecenderungan untuk
menggiring responden dalam memberikan jawaban tertentu. Uji reliabilitas
yang digunakan dalam penelitian ini adalah Coefficient Alpha Cronbach.
Koefisien ini digunakan sebagai rujukan untuk mengukur sejauhmana
homogenitas item pertanyaan yang diajukan dan mencerminkan konstruk-
konstruk yang sama. Parameter yang digunakan untuk pengukurannya adalah
koefisien konsistensi internal dari masing-masing item pertanyaan. Suatu

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 183


instrumen penelitian reliabel apabila pengujiannya menghasilkan alpha lebih
besar dari 0,7. Semakin mendekati 1,00 Coefficient Alpha Cronbachnya
semakin reliabel suatu alat ukur.

BAB IX
METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 184
PENYIAPAN DAN ANALISIS DATA

Penyiapan Data
Keberadaan data cukup penting bagi suatu penelitian. Tanpa data
sesungguhnya tidak ada gunanya seseorang melakukan penelitian. Menurut
Webster New World Dictionary Data itu adalah sesuatu yang diketahui atau
dianggap (things known or assumed). Diketahui dapat berarti sebagai sesuatu
yang sudah terjadi sebagai fakta (bukti). Dengan data akan dapat memberikan
gambaran tentang suatu keadaan atau persoalan.
Data bisa juga didefinisikan sebagai sekumpulan informasi atau nilai
yang diperoleh dari pengamatan (observasi) suatu obyek. Data dapat berupa
angka dan dapat pula merupakan lambang atau sifat. Beberapa macam data
antara lain, data populasi dan data sampel, data observasi, data primer, dan
data sekunder. Kita juga mengenal data kuantitatif dan kualitatif.
Pada dasarnya data baru berguna setelah diolah dan dianalisis. Data
yang sudah dianalisis menjadi dasar yang objektif di dalam proses pembuatan
keputusan/ kebijaksanaan dalam rangka untuk memecahkan persoalan yang
dihadapi oleh pengambil keputusan. Keputusan yang baik itu hanya bisa
diperoleh dari pengambilan keputusan yang objektif, yang didasarkan atas
data yang baik (berkualitas). Data yang baik atau yang berkualitas adalah
data yang bisa dipercaya kebenarannya (reliable), tepat waktu (timely) dan
relevan serta memiliki ruang lingkup yang luas untuk dapat memberikan
gambaran menyeluruh terhadap suatu masalah.
Data hanya dapat diperoleh melalui penelitian. Riset yang dilakukan
akan menghasilkan sejumlah data. Data dalam penelitian dapat dibagi dalam
tiga peringkat yaitu data mentah (raw data), data hasil pengumpulan, dan data
hasil pengolahan (jumlah, rata – rata, persentase, dan data hasil analisis
berupa kesimpulan). Data hasil analisis memiliki peringkat tertinggi, karena
data tersebut langsung dapat dipergunakan untuk menyusun saran atau usul
METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 185
(rekomendasi) yamh menjadi masukan penting dalam membuat keputusan
manajerial.
Data yang baik memenuhi kualitas yang diharapkan, baru dapat
diperoleh dengan penyiapan yang memadai. Penyiapan data dalam suatu
rangkaian penelitian terkait dengan sifat, sumber, cara memperoleh, dan juga
waktu pengumpulan. Menurut sifatnya, yang selanjutnya dapat dibagi dua :
 Data Kualitatif yaitu data yang tidak berbentuk angka,
misalnya: Pertanyaan tentang suasana kerja, kualitas
pelayanan sebuah restoran atau gaya kepemimpinan pada
suatu organisasi
 Data Kuantitatif yaitu data yang berbentuk angka, misalnya:
harga saham, besarnya pendapatan.
Menurut sumbernya, data penelitian itu selanjutnya dapat dibagi dua:
 Data Internal yaitu data dari dalam suatu organisasi yang
menggambarkan keadaan organisasi tersebut. Misalnya data
internal suatu perusahaan: Jumlah karyawannya, jumlah
modalnya, jumlah produksinya.
 Data Eksternal yaitu data dari luar suatu organisasi yang dapat
menggambarkan faktor–faktor yang mungkin mempengaruhi
hasil kerja suatu organisasi. Misalnya: daya beli masyarakat
mempengaruhi hasil penjualan suatu perusahaan.
Menurut cara memperolehnya, data juga bisa dibagi kedalam data primer
dan data skunder. Data Primer (primary data) yaitu data yang dikumpulkan
sendiri oleh perorangan/ suatu organisasi secara langsung dari objek yang
diteliti dan untuk kepentingan studi yang bersangkutan, baik data dar hasil
intervew maupun data hasil observasi.
Data Sekunder (secondary data) yaitu data yang diperoleh/ dikumpulkan
dan disatukan oleh studi – studi sebelumnya atau yang diterbitkan oleh

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 186


berbagai instansi lain. Biasanya sumber tidak langsung berupa data
dokumentasi dan arsip – arsip resmi.

Menurut waktu pengumpulannya, dapat dibagi menjadi data cross section


dan data berskala. Data “cross section” adalah data yang dikumpulkan pada
suatu waktu tertentu (at a point of time) untuk menggambarkan keadaan dan
kegiatan pada waktu tersebut. Misalnya: data penelitian. Yang diperoleh
dengan menggunakan kuesioner. Data berkala (time series data) ialah data
yang dikumpulkan dari waktu ke waktu untuk melihat perkembangan suatu
kejadian/kegiatan selama periode tersebut. Misalnya, perkembangan uang
beredar di suatu daerah, harga 9 macam bahan pokok penduduk. Dalam
penelitian bisnis dan manajemen data yang berskala yang sering
dikumpulkan/ digunakan antara lain adalah: perkembangan penduduk disuatu
wilayah, pendapatan perkapita, tingkat inflasi, yang umumnya disediakan
BPS dan instansi pemerintahan lainnya.
Penyiapan (Pengolahan) Data
Sebelum data dianalisis, peneliti perlu melakukan penyiapan data secara
benar. Data tersebut perlu disiapkan dalam format yang sesuai dengan alat
analisis yang digunakan. Untuk mendapatkan data yang benar dan berkualitas
perlu dilakukan proses pengolahan yang tepat. Penyiapan (pengolahan) data
meliputi proses penyediaan data (editing), pemberian kode (koding), dan
tabulasi data (tabulating data). Proses Penyiapan (pengelompokan) data dapat
diikuti dengan memperhatikan gambar sebagai berikut :

Gambar 9-1
Proses Penyiapan (Pengolahan) Data Penelitian
Penyiapan
Data PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 187
METODOLOGI
Data Pengkodean Tabulasi
Editing Data Data
(Coding) (Tabulating)

Field Editing Kesesuaian Pemasukan


variabel data ke
Control dalam Alat
Editing Klasifikasi Pengolahan
data
Tidak Mendua

Buku Koding

Pengeditan Data (Data Editing)


Pengeditan Data atau pemeriksaan data adalah proses pengecekan seluruh
data yang ada untuk memastikan bahwa data yang akan diolah tersebut tidak
asal isi (asal jawab), tetapi harus konsisten dan dapat
dipertanggungjawabkan. Pengeditan data adalah kegiatan atau proses awal
yang dilakukan setelah data terkumpul. Langkah ini biasa disebut “proses
editing data (data editing prosess).”Tujuan dilakukannya kegiatan Editing
Data (Penyuntingan Data) adalah agar data yang telah dikumpulkan
memberikan kejelasan, dapat dibaca, konsisten dan komplit. Beberapa hal
yang perlu diperhatikan peneliti dalam mengedit data :

1. Apakah data sudah lengkap dan sempurna ?

2. Apakah data sudah cukup jelas dan dapat dibaca dengan baik ?

3. Apakah semua catatan dapat dipahami ?

4. Apakah semua data sudah cukup konsisten ?

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 188


5. Apakah data cukup seragam (uniform) ?

6. Apakah ada responsi yang tidak sesuai ?

Selain itu tujuan dilakukan editing data dalam penelitian adalah untuk
mengetahui kesalahan-kesalahan yang mungkin terdapat di dalam sampel,
sehingga hasilnya dapat diyakini oleh peneliti bahwa data tersebut:

 Benar-benar akurat
 Konsisten dengan informasi yang lain
 Lengkap dan
 Data tersebut Siap untuk dilakukan koding dan tabulasi yang
diperlukan.
Penyelenggaraan editing data dalam rangka penyiapan (pengolahan) data
tersebut meliputi: Editing Lapangan (Field Editing) dan Editing
Menyeluruh (Control Editing).

Editing lapangan (field editing) adalah kegiatan dimana supervisor


(peneliti) mengadakan pengecekan ulang terhadap beberapa pertanyaan yang
penting kepada responden katakanlah 10% dari total responden. Kegiatan ini
dilakukan segera setelah data terkumpul seluruhnya. Setelah editing data
lapangan, maka langkah lanjut adalah melakukan proses editing terhadap
keseluruhan dari jawaban responden, sehingga dapat diperoleh konsistensi
jawaban. Apabila waktu dan anggaran masih tersedia, kepada peneliti
disarankan untuk menghubungi responden kembali sehingga jawaban
digolongkan kepada ’tidak ada jawaban.

Pengkodean (Coding)
Pengkodean adalah proses memberikan simbol pada setiap pertanyaan
maupun jawaban. Data yang dikumpulkan peneliti dapat berupa angka,

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 189


kalimat pendek atau panjang, ataupun hanya “Ya” atau “Tidak”. Untuk
memudahkan pengolahan dan analisis data, maka jawaban-jawaban tersebut
perlu diberi kode.
Tujuan dari pengkodean tersebut pada dasarnya adalah untuk
memudahkan peneliti dalam memasukkan data ke dalam lembar tabulasi
data. Pemberian Kode terhadap jawaban responden penting artinya, jika
pengolahan data dilakukan dengan komputer. Pengkodean Data :
menerjemahkan data ke dalam kode, biasanya kode angka yang bertujuan
untuk memindahkan data tersebut ke dalam media penyimpanan data dan
analisis komputer lebih lanjut. Coding (Mengkode Jawaban) : adalah
menaruh angka pada setiap jawaban. Pemberian Kode : dapat dilakukan
dengan melihat jenis pertanyaan/pernyataan jawaban. Dalam hal ini
dibedakan 1) Jawaban berupa angka. 2) Jawaban dari pertanyaan tertutup. 3)
Jawaban pertanyaan semi terbuka. 4) Jawaban pertanyaan terbuka. dan
5)Jawaban pertanyaan kombinasi.
Dalam melakukan pengkodean tersebut perlu diperhatikan beberapa
hal antara lain berikut:
Kesesuaian Variabel. Variabel yang dipakai dalam pengkodean harus sesuai
serta mengacu kepada masalah dan penelitian yang dirumuskan sebelumnya.
Klasifikasi. Bilamama terdapat jawaban yang jumlahnya banyak sekali yang
biasanya terdapat bilamana digunakan model pertanyaan terbuka (open-
ended question), maka peneliti harus membuat klasifikasi atau
pengelompokan dari jawaban-jawaban tersebut.
Jawaban tidak Mendua. Untuk masing-masing variabel yang yang
dispesifikasikan atau digunakan, jawabannya harus spesifik dan tidak
mendua (ambigu). Untuk itu perlu diperjelas atau diberikan definisi yang
tegas tentang jawaban yang sudah disediakan sebelumnya.

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 190


Buku Coding adalah sejenis buku yang memuat semua variabel yang ada di
dalam kuesioner, berikut klasifikasi dan spesifikasinya. Dalam fase ini
peneliti harus menyiapkan buku koding yang sederhana dan mudah dipahami.
Kegiatan ini merupakan acuan  untuk melaksanakan kegiatan memasukkan
data ke dalam komputer atau proses melakukan tabulasi data. Dalam buku
koding didapati beberapa istilah yang sering digunakan antara lain adalah:
 Definisi file (File Definition) yaitu informasi dasar mengenai file data
 Definisi Variabel (Variable Definition) yaitu informasi spesifik
mengenai lokasi  (kolom), struktur dan arti data dalam file tersebut
 Nilai Label (Value Label) yaitu nilai yang dipakai untuk mengukur
setiap indikator yang digunakan dalam penelitian.

Tabulasi Data (Tabulating)


Tabulasi data merupakan langkah memasukkan data berdasarkan hasil
penggalian atau pengumpulan data di lapangan. Tabulasi Data tersebut
berarti memasukkan data ke dalam tabel-tabel.

Data yang ditabulasikan telah tersusun menurut masing-masing variabel.


Untuk memperoleh nilai suatu variabel, misalnya nilai X1, X2, atau X3, bisa
langsung data asli dari lapangan dan bisa merupakan hasil penjumlahan dari
beberapa poin pertanyaan yang telah dijawab oleh responden. Tabulasi data
dapat dilakukan dengan Microsoft Office Excel terlebih dahulu dan setelah
selesai baru dicopy ke Program SPSS, atau langsung dilakukan di Program
SPSS. Namun berdasarkan pengalaman, jika data untuk suatu variabel
merupakan hasil penjumlahan dari beberapa poin pertanyaan yang diajukan
maka akan lebih mudah dan cepat proses tabulasinya jika dilakukan pada
Microsoft Office Excel terlebih dahulu.
Contoh : Penelitian tentang Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tunggakan
Cicilan Bulanan Kredit Perumahan. Hipotesis penelitian yang diajukan
METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 191
Tunggakan Pembayaran Cicilan Bulanan Kredit Perumahan (Y) dipengaruhi
oleh Tingkat Pendapatan Keluarga (X1), Tingkat Pendidikan Orang Tua
(X2), Rasio Ketergantungan (X3), dan Besarnya Cicilan Per Bulan (X4).
Data yang telah dikumpulkan dapat dianalisis dengan menggunakan tabel.
Upaya memasukan data dalam tabel-tabel disebut dengan tabulasi. Data yang
tersedia perlu dikelompokan. Cara membuat pengelompokkan data tersebut
meliputi :

a. Tentukan terlebih dahulu jumlah kelompok (b) yang diinginkan


b. Lihat angka tertinggi (m) dan angka terendah (n)
c. Cari rentang skala (RS), dengan menggunakan rumus :   Rs = m -n
                                                                             -------
                                                                                b
Tabulasi Silang (Cross Tabulation)

Tabulasi Silang adalah teknik  untuk membandingkan atau melihat hubungan


antara dua variabel atau lebih. Tabulasi silang ini merupakan alat statistik
yang dapat dipakai untuk melihat distribusi frekuensi dari kombinasi dua atau
lebih variabel. Contoh penggunaan alat ini dapat dipakai untuk menjawab
pertanyaan berikut :

a. Adakah hubungan antara jenis kelamin dengan loyalitas terhadap


produk bank syariah ?
b. Apakah tingkat konsumsi pangan berbeda antara laki-laki dan
perempuan dalam suatu rumah tangga?
c. Apakah tingkat konsumsi kopi susu berhubungan dengan berat badan ?
d. Adakah hubungan antara jenis kelamin dengan tingkat pemakaian Aqua
isi ulang?
Tabulasi silang dimulai dengan mengkategorisasi setiap variabel yang
dilibatkan dalam suatu penelitian. Ada variabel yang sejak awal sudah
METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 192
bersifat kategorial, seperti jenis kelamin. Adapula yang kategorisasinya
belum ada atau belum diterima secara luas, seperti loyalitas, kepuasan, sikap
dan lain-lain.  Untuk variabel semacam ini, kita dapat melakukan kategorisasi
dengan dua pendekatan. Pertama, memakai konsep yang sudah ada. Sebagai
contoh kategorisasi Loyalitas menurut David A. Aaker, loyalitas dapat
dikategorikan mulai dari terendah sampai tertinggi : switcher, habitual buyer,
satisfied buyer, liking brand, dan committed buyer. Kedua, melakukan
tranformasi data dengan menggunakan rentang skala.

Menyusun variabel

Agar mudah dibaca, variabel terikat (variabel dependen) biasanya disusun


pada garis kolom, sedangkan variabel bebas (variabel independen) disusun
pada garis baris.  

Banyaknya Variabel

Semakin banyak  variabel yang digunakan, semakin terperinci informasi yang


diperoleh. Namun selain membutuhkan ruang yang lebih besar, semakin
banyak variabel, interpretasi juga semakin rumit. Selain itu, data  juga
semakin tersebar.

Tabel silang dengan Variabel Control

Dalam menyusun tabulasi silang, peneliti perlu memperkenalkan variabel


yang tergolong kedalam variabel kontrol. Prinsip-prinsip dalam meng-
gunakan variabel kontrol untuk analisis tabulasi silang adalah :

Jumlah dan variabel kontrol yang dipisahkan, Jumlah kelompok bagi setiap
variabel  tidak boleh terlalu banyak , agar responden  yang masuk setiap

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 193


kotak cukup besar jumlahnya. Sebaiknya kelompok variabel kontrol dapat
dipisahkan terlebih dahulu dalam tabel agar mudah dilihat hubungan antara
variabel dependen dengan variabel independen. Untuk memudahkan
pemahamannya dapat diikuti contoh berikut :

Tabel 9.1
Tingkat kehadiran berdasarkan keanggotaan

TINGKAT KETIDAK- Anggota Club Mercy di Banda Aceh (%)


HADIRAN YA TIDAK
Tinggi 40 20
Rendah 60 80
Total 100 100
N (60) (300)

Selanjutnya, tingkat kehadiran tersebut dapat ditabulasikan sebagai berikut:

Tabel 9.2
Tingkat kehadiran berdasarkan keanggotaan dan variabel kontrol

Tingkat MUDA (%) TUA (%)


Kehadiran Anggota Bukan Anggota Bukan
Klub Anggota Klub Anggota
Tinggi 48 46 14 15
Rendah 52 54 86 85
Total 100 100 100 100
N (46) (50) (14) (250)

Penyusunan tabel silang juga dapat untuk mengemukan variabel ekstraneous.

Extraneous Variabel adalah variabel lain yang dipergunakan selain variabel


kontrol. Contoh tabulasi silang untuk variabel tersebut dapat ditunjuk sebagai
berikut :

Tabel 9. 3
Keahlian dan Tingkat Ketidakhadiran

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 194


Tingkat Tidak Ahli (%) Ahli (%)
Ketidakhadiran
Muda Tua Muda Tua
Tinggi 47 16 46 14
Rendah 53 84 54 86
Total 100 100 100 100
N (59) (104) (37) (160)

Analisis Tabulasi Silang dapat juga digunakan peneliti untuk menganalisis


data secara kualitatif dan analisis statistik.

Analisis Kualitatif merupakan interpretasi data berdasarkan pertimbangan-


pertimbangan keahlian (judgment) dalam bentuk narasi. Dalam analisis
kualitatif kita perlu memperhatikan apakah distribusi frekuensi cenderung
merata pada semua sel, ataukah cenderung tinggi pada sel-sel tertentu dan
rendah pada sel-sel yang lain, dengan suatu pola yang teratur.

Pemasukan Data Dalam Alat Pengolahan Data


Data yang terkumpul harus dimasukan kedalam alat pengolahan data.
Pemasukan data dapat dilakukan dengan pola manual dan alat bantu
komputer (keypunch, keyboard dan optical scan). Berikut ini adalah beberapa
contoh pola pemasukan data sesuai dengan cara yang akan digunakan.

Manual Instrumen Analisis


1. Editing 1. Kalkulator
2. Koding 2. Analisis
3. Kartu Statistik
4. Tabulasi
Keypunch Instrumen Analisis
1. Editing 1. Komputer
2. Koding 2. Analisis
3. Keypunch Statistik
METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 195
4. Pembaca kartu
(card reader)

Keyboard Instrumen Analisis


1. Editing 1. Komputer
2. Koding 2. Analisis
3. Keyboard Statistik
entry
Keyboard dengan Instrumen Keyboard entry Analisis
menggunakan Precoded 1. Komputer
instrumen 2. Analisis
precoded Statistik
(editing)

Optical scan di load Instrument Data Analisis


dengan melalui pc, Precoded entry 1. computer
telepon, barcode, voice (editing) 2. Analisis
recog. statistik

Dalam pemasukan data, dikenal beberapa istilah-istilah yang sering diper-


gunakan antara lain adalah :

 Data Field. Merupakan elemen tunggal dari informasi. Data field


dapat bersifat numerik, alfabet, maupun informasi berupa simbol
 Record adalah sekumpulan data field yang saling berkaitan. Record
tercantum dalam baris (row) dari sebuah file data atau lembar kerja
program spreadsheet
 Data Files adalah sekumpulan record yang dikelompokkan bersama-
sama untuk  disimpan dalam disket, flash disk, tapes, CD-ROM atau
Optical Disks dan lain sebagainya.
 Data Bases adalah sekumpulan data file yang saling berinterelasi atau
dengan lainnya.
METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 196
Analisis Data
Analisis data bertujuan untuk menyusun data dalam cara yang bermakna
sehingga dapat dipahami. Para peneliti berpendapat bahwa tidak ada cara
yang paling benar secara absolut untuk mengorganisasi, meng-analisis, dan
menginterpretasikan data. Karena itu, maka prosedur (teknik/ metode)
analisis data dalam penelitian disesuaikan dengan tujuan penelitian.
Penggunaan metode analisis data dalam suatu penelitian tergantung pada
jenis datanya, kualitatif atau kuantitatif. Untuk memudahkan dalam analisis
data terutama pada jenis data kuantitatif metode dapat digunakan metode
(teknik) statistik. Statistika adalah serangkaian metode yang dipakai untuk
mengumpulkan, menganalisa, menyajikan dan memberi makna, data. Metode
statistik mempermudah para pengambil keputusan memahami informasi
mana yang harus dimanfaatkan, agar keputusan mereka tepat.
Para peneliti perlu berhati-hati dalam memilih dan menggunakan metode
statistik analisis data.

Analisis Statistik. Peneliti sering menggunakan analisis statistik dalam


mengolah data untuk mendapatkan gambaran bagi pengambilan keputusan.
Perlu diingat bahwa analisis statistik memiliki keterbatasan, masih untung
kalau distribusi data memiliki pola jelas, kalau tidak maka analisis kualitatif
bisa bias. Untuk membuktikannya, berikan data kepada beberapa orang
peneliti, lalu masing-masing diminta memberikan interpretasi. Kalau data
tidak memiliki pola jelas, besar kemungkinan kesimpulan setiap peneliti
berbeda-beda. Dengan sendirinya analisis menjadi tidak valid. Masalah ini
dapat diatasi dengan menggunakan metode statistik, yaitu : kai kuadrat (chi-
square),  koefisien Fi (pi-coefficient), koefisien kontigensi (contigency
coefficient), Cramer’s V, dan koefisien Lambda (Lambda Coefficient)

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 197


Dibawah ini adalah salah satu alur pikir pemilihan metode analisis data yang
dapat digunakan para peneliti dengan terlebih dahulu memastikan apakah
data tersebut termasuk dalam data kualitatif atau kuantitatif.

Gambar: 9.2
Metode Analisis Data Penelitian

Metode Analisis Data

Data Data
Kualitatif Kuantitatif

Metode Metode
non Statistik
Statistik

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 198


Prosedur (Metode) Statistik Statistik
Statistik Pengelolaan Deskriptif Inferensial
data (Induktif)

Verifikatif

Berdasarkan Berdasarkan Berdasarkan


Parameternya JumlahVariabel tujuanPenelitian
Verifikasi untuk uji
hipotesis

StatistikPar Statistik non Analisis Analisis Analisis


ametrik Parametetrik Univariat Bivariat Multivariat

Dari gambar 9-2 diatas dapat dijelaskan bahwa penggunaan metode analisis
data, ditentukan oleh jenis data dan tujuan penelitiannya. Bilamana data yang
tersedia dalam bentuk kualitatif , maka metode analisis data yang digunakan
adalah metode non statistik. Namun bilamana data yang tersedia atau mampu
disediakan adalah dalam bentuk kuantitatif maka peneliti dapat menggunakan
metode statisti. Penggunaan metode statistik dalam analisis datanya perlu
diperhatikan beberapa hal penting berikut ini:
1. Prosedur atau metode statistik yang tepat untuk pengolahan
data
2. Menggunakan statistik deskriptif atau
3. Menggunakan statistik induktif (inferensial)
Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mempelajari bagaimana cara
menyusun dan menyajikan data yang telah dikumpulkan dan mempelajari
bagaimana melakukan pengukuran nilai-nilai statistik seperti: rata-rata,
median, modus, standar deviasi dan lain-lain. Dengan analisis deskriptif
tersebut data telah dapat disajikan dalam bentuk table atau grafik.

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 199


Dengan statistika induktif atau inferensial, dipelajari tata cara penarikan
kesimpulan tentang keseluruhan populasi kesimpulan tentang keseluruhan
populasi berdasarkan data yang ada dalam suatu bagian (sampel) dari
populasi tersebut.
Statistik inferensial (konduktif) tersebut meliputi probabilitas, estimasi, uji
kompetensi statistika dengan tujuan menguji apakah data dan sampel yang
ada sudah cukup kuat untuk menggambarkan populasinya, mengukur derajat
asosiasi antara variabel dalam penelitian.

Penggunaan statistik Inferensial dalam Analisisi Data


Dalam kaitannya dengan pengolahan data dengan teknik statistik deskriptif,
maka peneliti dapat menggunakan statistik untuk menganalis datanya dengan
memperhatikan parameternya, jumlah variabelnya, tujuan penelitian dan
tujuan pengujian hipotesisnya..............

Penggunaan Statistik Deskriptif Berdasarkan parameternya


Berdasarkan parameter yang ada dan untuk keperluan inferensi, statistic
dalam menganalisis data dapat dibagi menjadi :
 Statistik parametrik, merupakan statistik inferensial yang
membahas parameter-parameter populasi, data yang
digunakan apabila memiliki skala interval atau rasio,
sedangkan distribusi datanya normal atau mendekati normal.
 Statistik nonparamerik, merupakan statistik inferensi yang
tidak membahas parameter-parameter populasi. Digunakan
jika data yang dianalisis berskala nominal dan ordinal atau
distribusi data populasinya tidak normal.

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 200


Penggunaan Statistik Deskriptif Berdasarkan Jumlah Variabelnya
Penggunaan statistik harus mempertimbangkan jumlah variabel yang diteliti
dalam rancangan suatu penelitian. Berdasarkan jumlah variabel tersebut
peneliti dapat memilih apakah akan menggunakan analisis univariat, analisis
bivariate, atau analisis multivariate. Penggunaan univariat dilakukan
bilamana variabelnya hanya satu. Penggunaan analisis bivariat akan
digunakan bilamana peneliti menggunakamn dua variabel dalam
penelitiannya, dan jika variabelnya lebih dari dua, maka digunakan analisis
multivariat. Analisis univariat, digunakan untuk mendiskripsikan dsitribusi
satu variabel dan uji perbedaan antara data yang diteliti dengan ekspektasi
atau hipotesis peneliti). Analisis bivariat, menguji perbedaan dan mengukur
hubungan dua variabel yang diteliti). Penggunaan Analisis multivariate
ditujukan mengukur dependensi dan interpendensi antara variabel yang
diteliti.

Penggunaan Statistik Deskriptif Berdasarkan Tujuan Penelitiannya


Pemilihan metode statistik untuk menganalisis data harus didasarkan kepada
tujuan penelitiannya. Perhatikan bagaimana hubungan tujuan penelitian dan
penggunaan statistiknya dalam gambar berikut:

Gambar 9. 3

Penggunaan Statistik Berdasarkan Tujuan Penelitiannya

Tujuan Penelitian

Ekplorasi Deskriptif Uji Hipotesis

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 201


Statistik Deskriptif

Interval Rasio
Nominal - Ordinal

Statistik non Parametrik

Distribusi tidak Normal Distribusi Normal

Statistik Parametrik

Tujuan penelitian yang ingin dicapai peneliti akan menentukan penggunaan


statistik analisis datanya. Bilamana tujuan penelitiannya tergolong kedalam
tujuan deskriptif, maka statistik analisis yang digunakan adalah statistik
deskriptif.
Untuk data kuantitatif, analisis dengan tehnik statistik, untuk mengetahui
statistik mana yang akan digunakan, pertama-tama perlu diketahui jenis
penelitian yang digunakan. Apabila kita melihat penelitian dari maksuk
penelitian itu diadakan, ada tiga jenis penelitian, yaitu :
1. Penelitian deskriptif
2. Penelitian Korelasi
3. Penelitian aksperimen
Analisis Data Deskriptif. Teknik analisis statistic yang umumnya digunakan
untuk analisis data deskriptif adalah : Tabel, grafik dan ukuran rata-rata.
Tabel
Data kuantitatif yang diperoleh dari penelitian deskriptif pada umumnya
dapat dihitung frekuensinya sehingga cara yang terbaik untuk menampilkan

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 202


data tersebut dalam bentuk distribusi frekuansi. Ada dua kelompok TABEL
distribusi frekuensi, yaitu :

 Distribusi frekuensi sederhana


Distribusi frekuensi sederhana dapat digunakan untuk data yang berskala
nominal, ordinal, interval atau rasio. Data ditampilkan dalam bentuk table
yang memiliki tiga kolom, yaitu kolom pertama menunjukan variabelnya,
kolom ke dua menunjukan frekuensinya, kolom ketiga menunjukan
persentasi.
 Distribusi Frekuensi Kelompok
Apabila data yang dikumpulkan dari penelitian deskriptif jumlahnya
banyak sekali dengan kemungkinan adanya data dengan bilangan decimal
yang berarti datanya dalam skala interval/ rasio maka cara terbaik untuk
menampilkan data tersebut adalah dengan mengelompokan data menjadi
beberapa kelompok yang dikenal dengan istilah “kelas”.

Grafik
.............

Rata-rata (Mean)

Tidak setiap data yang dilambangkan dengan angka dapat dicari rata-ratanya.
Mean adalah ukuran rata-rata untuk variabel dengan skala interval/rasio yang
diperoleh dengan cara jumlah nilai dari setiap item dibagi dengan jumlah
itemnya. Rata-rata hanya bisa dilakukan untuk data interval dan data rasio.
Rata-rata dapat dihitung dengan rumus : 

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 203


Dimana :  X = Mean
X1 = Nilai dari item pada urutan ke 1
   n  = Jumlah item

Penggunaan Metode Statistik Inferensial Dalam Analisis Data

Data yang bersifat kuantitatif dapat dianalisis dengan metode statistic


inferensi atau statistic induktif. Statistik inferensial tersebut meliputi

BAB X
PENGUJIAN HIPOTESIS

Pengujian Hipotesis merupakan bagian yang sangat urgen dalam


prosesi suatu penelitian. Pengujian hipotesis tersebut berhubungan dengan
penerimaan atau penolakan suatu hipotesis yang diajukan sebelumnya.
Eksistensi pengujian hipotesis tersebut akan menentukan apakah penelitian
tersebut dianggap cukup ilmiah atau belum dapat dikatagorikan sebagai
penelitian ilmiah. Sebagaimana kita ketahui bahwa setiap hipotesis yang
diajukan merupakan suatu asumsi atau anggapan yang bisa saja benar dan
tidak tertutup kemungkinan pula hipotesis yang diajukan itu tidak benar
(salah). Karenanya setiap hipotesis yang diajukan peneliti perlu diteliti dan
diuji lebih lanjut sebelum hipotesis itu diterima atau ditolak.Untuk

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 204


melakukan pengujian hipotesis, maka pernyataan hipotesis harus dirumuskan
terlebih dahulu kedalam bentuk hipotesis statistik.

Bagi para pelaku bisnis, manajer dan penelitinya, asumsi atau


anggapan yang dirumuskan dalam hipotesis yang telah diuji kebenarannya
melalui suatu penelitian seringkali dan dapat digunakan sebagai masukan
penting bagi pengambilan keputusan bisnis dan manajerial. Untuk itu
pengujian hipotesis menjadi sangat penting dan perlu dilakukan dengan
benar. Hipotesis yang diajukan dalam suatu penelitian dapat saja diterima dan
dapat juga ditolak.

Penerimaan suatu hipotesis terjadi pada dasarnya dikarenakan tidak


cukup bukti untuk menolak hipotesis tersebut dan bukan karena hipotesis itu
benar. Sedangkan penolakan suatu hipotesis terjadi karena tidak cukup bukti
untuk menerima hipotesis tersebut dan bukan karena hipotesis itu salah.

Dalam praktek penelitian termasuk dalam penelitian bisnis dan


manajemen, dikenal dua macam cara pengujian hipotesis: cara langsung dan
cara hipotesis nol (Neuman, 2000 : 131). Pengujian secara langsung
dilakukan dengan mencari bukti yang memungkinkan untuk menolak atau
menerima hipotesis yang diajukan. Dengan cara ini dapat berarti bahwa
hipotesis tersebut digunakan untuk memprediksikan suatu hubungan.
Eksistensi hipotesis nol dilain pihak, tidak digunakan untuk kepentingan
memprediksikan suatu hubungan dari variabel yang dispesifikasikan peneliti.

Makna Pengujian Hipotesis Statistik

Pengujian hipotesis statistik dalam suatu penelitian merupakan suatu


prosedur yang didasarkan kepada bukti sampel dan teori probabilitas yang
digunakan peneliti untuk menentukan apakah hipotesis tersebut dinilai wajar
dan karenanya tidak dapat ditolak (diterima), atau hipotesis tersebut tidak
wajar dan karenanya harus ditolak.Untuk menguji hipotesis yang diajukan,
METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 205
peneliti perlu merujuk kepada langkah-langkah prosedural standar dalam
pengujian hipotesisnya, yang meliputi :

Untuk menguji hipotesis yang diajukan, peneliti perlu merujuk kepada


langkah-langkah prosedural standar dalam pengujian hipotesisnya, yang
meliputi :

1. Merumuskan Hipotesis nol dan hipotesis alternatif


2. Memilih suatu taraf nyata (signifikansi)
3. Menentukan Uji statistik
4. Memutuskan aturan pengambilan keputusan dan
5. Mengambil sampel dan mengambil keputusan

Secara skematis langkah-langkah dalam pengujian hipotesis


ditunjukkan dalam gambar berikut:

Gambar: 10.1
Langkah-Langkah Dalam Pengujian Hipotesis

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 206


Langkah1 Rumuskan hipotesis nol dan
hipotesis alternatif

Langkah Pilih suatu taraf


2 nyata(signifikansi)

Langkah Tentukan Uji Statistik


3

Langkah Buat aturan pengambilan


4 keputusan

Langkah Ambillah sampel, ambil


5 keputusan

Tidak menolak H0 atau Menolak H0

Langkah Pertama : Merumuskan Hipotesis Nol (null hypothesis) dan


Hipotesis Alternatif.

Langkah pertama dalam kegiatan pengujian hipotesis bagi seorang peneliti


adalah merumuskan hipotesis yang akan diuji. Hipotesis ini disebut dengan
hipotesis H0 atau dibaca H nol. Hipoteis nol ini merupakan hipotesis nilai
parameter dugaan yang dibandingkan dengan hasil perhitungan dari
sampel.H0 ditolak hanya jika hasil perhitungan dari sampel tidak memiliki
kebenaran terhadap hipotesis yang terjadi.Setelah H0 ditetapkan ditentukan
hipotesis alternatifnya. Hipotesis alternatif adalah hipotesis yang
menggambarkan apa yang akan disimpulkan bilamana menolak hipotesis nol.
METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 207
Hipotesis alternatif dalam banyak literatur ditulis dengan H1 (dibaca H satu).
Hipotesis alternatif diterima hanya jika hipotesis nol ditolak.

Langkah Kedua Memilih suatu taraf nyata (signifikansi)

Langkah kedua dalam pengujian hipotesis adalah memilih atau menentukan


suatu taraf nyata atau tingkat signifikansinya.Taraf nyata ini sering
disimbolkan dengan α atau dibaca alpha. Tingkat signifikansi merupakan
standard stataistik yang digunakan untuk menolak hipotesis nol. Selain itu
istilah taraf nyata juga dikenal dengan tingkat resiko karena menggambarkan
resiko yang harus dipikul bila menolak hipotesis nol pada hal sebetulnya
hipotesis nol itu yang benar. Dalam realitanya tiadak ada satu taraf
signifikansi yang diterapkan untuk semua penelitian yang menyangkut
dengan penarikan sampel. Justru itu peneliti harus mengambil suatu
keputusan untuk menggunakan taraf nyata tertentu misalnya 5 persen atau
taraf 0,05 taraf 0,01 atau taraf lainnya yang berkisar antara nol dan satu.
Dalam penelitian bisnis dan manajemen sering digunakan taraf nyata 5
persen dan 10 persen. Untuk melakukan pengujian hipotesis yang terkait
dengan pengujian mutu suatu produk yang sudah dan akan dihasilkan sering
digunakan taraf nyata 1 persen karena tuntutan ketelitian yang lebih tinggi.

Langkah Ketiga : Menentukan Uji statistik yang akan digunakan.

Langkah ketiga dalam pengujian hipotesis adalah menentukan uji statistik.


Dalam langkah ini peneliti menentukan suatu nilai yang ditentukan
berdasarkan informasi dari sampel, dan akan digunakan untuk menentukan
apakah akan menerima atau menolak hipotesis yang diajukan. Dalam hal ini
peneliti dapat menggunakan bemacam-macam uji statistik yang tersedia

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 208


seperti uji Z, student-t, kai kuadrat (chi square) dan lain-lain sesuai dengan
ketentuan persyaratan yang dikendaki dan tuntutan kebutuhan analisis.

Langkah Keempat : Memutuskan atau menetapkan aturan pengambilan


keputusan

Pada langkah ini, peneliti harus menetapkan aturan pengambilan keputusan


yang merupakan pernyataan yang menyangkut dengan kondisi dimana
hipotesis nol ditolak dan kondisi dimana hipotesis nol tidak ditolak atau
diterima.Daerah penolakan dari suatu uji hipotesis bida satu arah atau dua
arah. Contoh daerah penolakan hipotesis pada uji satu arah untuk suatu taraf
nyata dengan menggunakan statistik dapat ditunjukkan sebagai berikut:

Gambar 10.2
Daerah penolakan hipotesis pada uji satu arah untuk suatu taraf nyata
Distribusi Sampling bagi Statistik z

DaerahPenolakan
Tidak menolak H0

1,645

Probabilitas 0,95 Probabilitas 0,05


Nilai Kritis

Dari gambar diatas dapat dijelaskan bahwa:

1. Daerah di mana hipotesis nol yang tidak ditolak adalah daerah yang
berada di sebelah kiri nilai 1,645.

2. Daerah penolakan adalah di sebelah kanan dari 1,645.

3. Diterapkan suatu uji satu arah.

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 209


4. Menetapkan Taraf nyata. Dalam Hal ini ditetapkan sebesar 0,05.

5. Nilai 1,645 memisahkan daerah-daerah dimana hipotesis nol ditolak dan


di mana hipotesis nol tidak ditolak.

6. Nilai 1,645 dinamakan nilai kritis.

Langkah Kelima : Mengambil sampel dan mengambil keputusan

Langkah terakhir dalam uji statistik adalah mengambil keputusan untuk


menolak atau tidak menolak (menerima) hipotesis nol. Keputusan menolak
hipotesis nol karena nilai uji statistik terletak di daerah penolakan.Perlu juga
diperhatikan bahwa keputusan untuk menolak atau tidak adalah keputusan
yang diambil oleh peneliti yang sedang melakukan penelitian.

Hasil ini merupakan rekomendasi berdasarkan bukti-bukti sampel yang dapat


diberikan peneliti kepada manajer puncak sebagai pembuat keputusan, tetapi
keputusan akhir biasanya tetap diambil oleh manajer puncak tersebut.

Pengujian Hipotesis Berdasarkan Jenis Hipotesis

Pengujian hipotesis menghendaki peneliti dapat membedakan jenis hipotesis


yang akan diuji. Hipotesis dalam penelitian terdiri dari : Hipotesis
Deskriptif, komparatif/asosiatif dan hipotesis korelatif. Hipotesis
Komparatif adalah pernyataan tentang ada atau tidak adanya
perbedaan antara dua kelompok atau lebih.Sedangkan Hipotesis
Korelatif adalah pernyataan tentang ada atau tidak adanya hubungan
antara dua variabel atau lebih. Pembedaan jenis hipotesis tersebut erat
kaitannya dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian yang ingin dicapai
peneliti.

Pengujian Hipotesis Deskriptif

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 210


Seringkali penelitian deskriptif, peneliti tidak mengajukannya. Tidak jarang
pula ditemukan jenis penelitian deskriptif yang mengajukan hipotesisnya.
Hipotesis Deskriptif diuji dengan menggunakan statistik deskriptif.
Kedudukan statistik deskriptif dalam suatu penelitian pada umumnya
berusaha untuk menggambarkan berbagai karakteristik data variabel yang
tersedia atau mampu disediakan oleh peneliti. Dengan analisis deskriptif akan
membawa peneliti untuk memahami karakteristik data yang dimiliki. Statistik
deskriptif ini harus selalu ada dan sebaiknya dilakukan mendahului analisis
statistik inferensial / analitik. Kedudukan statistik deskriptif dalam penelitian
terkait dengan know your data, what kind of data you have! Sedangkan
Statistik inferensial yang digunakan akan menggiring peneliti untuk menarik
suatu kesimpulan terhadap hipotesis yang diajukan sebelumnya.

Contoh Uji Hipotesis Deskriptif.


Suatu penelitian dengan judul Pengaruh Saluran Pemasaran dan Harga
Terhadap Efisiensi Pemasaran Beras, penelitinya merumuskan pernyataan
hipotesis deskriptifnya sebagai berikut :Saluran pemasaran beras sudah
efisien, harga beras sudah stabil, dan sistem pemasaran beras sudah
efisien. Untuk menguji hipotesis tersebut diatas dilakukan dengan
menggunakan analisis atau statistik deskriptif. Penggunaan analisis deskriptif
tersebut ditujukan untuk mendeskripsikan masing-masing variabel dalam
penelitian ini, sehingga akan diperoleh informasi tingkat nilai pencapaian
variabel saluran pemasaran, harga, efisiensi pemasaran beras dan ketahanan
pangan rumah tangga petani.
Untuk memberikan gambaran pencapaian dari setiap variabel penelitian ini,
digunakan rentang kriteria rata-rata skor dari jawaban para responden.
Bilamana diperoleh rata-rata skor di atas 4, maka dapat disimpulkan bahwa
secara umum petani memberikan respon setuju atau positif terhadap setiap

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 211


item yang diajukan. Bilamana lebih kecil maka masih cukup banyak petani
yang memberikan penilaian kurang setuju atau negatif.
Deskripsi terhadap keempat variabel penelitian dilakukan dengan
menganalisis masing-masing dimensi dari variabel penelitian berdasarkan
setiap unit rumah tangga petani yang menjadi sampel.Alat analisis deskriptif
yang digunakan adalah tabel distribusi frekuensi dengan pengujian (H 1) yang
menggunakan statistik uji rata-rata dengan statitik t-student.Sebelum
dilakukan pengujian rata-rata terlebih dahulu meningkatkan skala data
ordinal menjadi data dengan skala interval dengan pengukurannya
menggunakan metode successive interval. Pengujian ini dilakukan untuk
setiap variabel penelitian yang meliputi variabel saluran pemasaran, harga,
efisiensi pemasaran beras, dan variabel ketahanan pangan rumah tangga
petani.Pernyataan hipotesis deskriptif diatas dirumuskan dan diuji dengan
hipotesis uji deskriptif sebagai berikut:
H0 : 1 4 Saluran pemasaran belum efisien
H1 : 1 > 4 Saluran pemasaran sudah efisien
H0 : 2  4 Harga belum stabil
H1 : 2 > 4 Harga sudah stabil
H0 : 3 4 Sistem pemasaran belum efisien
H1 : 3 >4 Sistem pemasaran sudah efisien
Pemilihan batas empat (4) pada hipotesis tersebut diatas didasarkan pada
kategori jawaban bahwa untuk jawaban dengan bobot 4 dikatakan
baik.Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan statistik uji. Dalam
hal ini statistik uji yang digunakan adalah statistik uji t student dengan rumus
sebagai berikut:

x 4
tj  , j  1, 2, 3, 4
s/ n

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 212


Untuk mendapatkan rata-rata skor total dari setiap variabel ( x ) yang

dibutuhkan dalam menghitung nilai tj digunakan formula sebagai berikut :

k n n

 xil  xi  (x i  x)
2

xi  l 1 , x  i 1 , s  i 1
k n n 1

Dimana :

x : rata-rata skor unit analisis

x : rata-rata variabel penelitian


s : simpangan baku
k : banyak item dalam setiap variabel
n : banyak unit analisis
t : statistik uji distribusi t student

Kriteria yang digunakan untuk keperluan pengujian menerima atau menolak


hipotesis nol adalah tolak hipotesis nol (H0). Bilamana nilai t hitung lebih
kecil dibandingkan dengan nilai t tabel pada tingkat signifikansi 5% dan
derajat bebas n-1. Bilamana hipotesis nol ditolak menunjukkan bahwa untuk
saluran pemasaran sudah efisien, harga sudah stabil, sistem pemasaran sudah
efisien dan ketahanan pangan masyarakat keluarga petani sudah baik.

Pengujian Hipotesis Komparatif

Hipotesis komparatif pada dasarnya adalahsama dengan hipotesis asosiatif.


Hipotesis Komparatif merupakan dugaan terhadap perbandingan nilai dua
sampel atau lebih.Berapa besar korelasi antara suatu variabel dengan variabel
lainnya?Dengan mengamati secara seksama pertanyaan penelitian tersebut,
kita sudah dapat mengetahui perbedaan kedua jenis hipotesis tersebut. Untuk
METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 213
mengetahui apa perbedaan hipotesis komparatif dengan hipotesis korelatif ?,
ikuti definisi berikut: Association: “that is the value of one variable tend to be
higher or alternatively lower for higher value of other variable”. Sedangkan
Correlation : “correlation is the method to measure the degree of
association”. Dalam hal ini terdapat beberapa macam hipotesis komparatif,
antara lain adalah:

 Komparasi Berpasangan
 Komparasi Dua Sampel Independen
 Komparasi K Sampel Berpasangan ( Kelompok Sampel Lebih dari 2
Kelompok Dengan Karakter Yang Sama)
 Komparasi K Sampel Independen Dengan Kelompok Sampel Lebih
Dari 2 Kelompok Sampel Dengan Karakter Yang Berbeda)

Peneliti harus mengetahui apa yang dimaksud berpasangan dan tidak


berpasangan serta yang dimaksud dengan 1 kelompok, 2 kelompok, dan lebih
dari (>) 3 kelompok.Untuk lebih mudah dipahami dapat dijelaskan dengan
contoh sebagai berikut :

Seorang peneliti ingin mengukur potensi pasar sebagai suatu subyek


penelitian.Subyek penelitian tersebut berasal dari dua kelompok, yaitu
kelompok (segmen) pasar rural dan kelompok (segmen) pasar urban.Data
potensi pasar kelompok segmen adalah satu kelompok data sedangkan data
potensi pasar (segmen) urban adalah kelompok data lainnya.Dengan
demikian, dari segi jumlah, kita mempunyai dua kelompok data.Sedangkan
dari segi berpasangan, kita mempunyai kelompok data yang tidak
berpasangan karena individu dari kedua kelompok data tersebut pada
dasarnya memang berbeda.

Pengujian Hipotesis Komparatif Dengan Dua Kelompok Data


berpasangan
METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 214
Untuk dapat memahami data kelompok berpasangan dapat diikuti contoh
sebagai berikut: Ada sekelompok mahasiswa magister manajemen USK yang
diukur berat badannya sebanyak dua kali, yaitu pada Bulan Januari 2012 dan
Bulan Februari 2012. Data berat badan mahasiswa MM USK pada bulan
Januari 2012 adalah satu kelompok data dan berat badan mahasiswa MM
USK pada bulan Februari 2012 adalah sekelompok data yang lainnya.Dari
segi jumlah, dalam hal ini kita mempunyai dua kelompok data.Sedangkan
ditinjau dari segi berpasangan, kita mempunyai kelompok data yang
berpasangan karena individu dari kelompok data adalah individu (responden)
yang sama.

Pengujian Hipotesis Komparatif Dengan Kelompok Data berpasangan


karena kesesuaian

Pada contoh diatas, kita mengukur potensi pasar subyek penelitian


yang berasal dari dua kelompok, yaitu kelompok pasar (segmen) rural dan
kelompok pasar urban. Dalam prosedur pemilihan subyek penelitian, kita
melakukan proses matching, yaitu setiap subyek dari kelompok rural
dicarikan pasangannya yang mempunyai karakteristik yang sama dengan
subyek dari kelompok urban. Dengan demikian dari segi jumlah, sebenarnya
kita mempunyai dua kelompok data. Sedangkan dari segi berpasangan, kita
mempunyai kelompok data yang berpasangan karena ada proses matching
(kesesuaian).

Pengujian Hipotesis Komparatif Dengan Kelompok Data Berpasangan


dan Tidak berpasangan

Dua atau lebih kelompok data dapat dikatakan berpasangan bilamana data
berasal dari subyek yang sama atau subyek yang berbeda namun telah
dilakukan penyesuaian(matching) dua atau lebih kelompok data.Dikatakan
tidak berpasangan bilamana data berasal dari subyek yang berbeda tanpa
METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 215
prosedur penyelarasan (matching).Bilamana data penelitian dalam bentuk
numerik maka uji hipotesis komparatif dapat dilakukan seperti tabel
ringkasan sebagai berikut:

Tabel 10.3
Pengujian Hipotesis komparatif Denganvariabel numeric

Skala Jenis Hipotesis


Pengukuran Komparatif / Asosiatif
Variabel 2 Kelompok >2 Kelompok
Berpasangan Tidak Berpasangan Tidak
berpasangan Berpasangan
Ordinal Wilcoxon Mann- Friedman Kruskal -
Whitey Wallis
Numerik
(interval Uji t Uji t tidak Anova Anova
dan rasio) Berpasangan Berpasangan

Pengujian Hipotesis Asosiatif

Melakukan pengujian hipotesis berarti menguji hubungan antar dua variabel


atau lebih yang ada pada sampel untuk diberlakukan pada seluruh populasi
dimana sampel tersebut diambil.Hipotesis asosiatifakan memberikan jawaban
apakah antara dua atau lebih variabel terdapat hubungan atau tidak,
sedangkan hipotesis korelatif akan mengukur berapa besar
hubungannya.Dalam pengujian hipotesis asosiatif, terdapat tiga macam
hubungan antar variabel, yang meliputi: Hubungan simetris, hubungan sebab
akibat, dan hubungan interakti/reprodical (saling mempengaruhi). Alat uji
hipotesis untuk jenis hipotesis ini antara lainadalah: Koefisien Kontingensi,
Korelasi Spearman Rank, dan Korelasi Kendall Tau (Rihandoyo, 2005).
Koefisien Kontingensi ditujukan untuk menghitung hubungan antara

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 216


variabel penelitian bilamana data yang tersedia dalam bentuk nominal.
Contoh untuk pengujian hipotesis tersebut :Apakah terdapat korelasi antara
mata pencaharian dengan jenis obyek wisatayang dipilih masyarakat ?

1 = Nelayan 1 = Pantai
2 = PNS 2 = Pegunungan
3 = Peg. Swasta 3 = Belanja
4 = Wiraswasta 4 = Bioskop

Lebih lanjut dirumuskan dapat dirumuskan Hipotesisnya ?


H0 = Tidak ada hubungan positif antara mata pencaharian dengan pilihan
obyek wisata.
Ha = Ada hubungan positif antara mata pencaharian dengan pilihan obyek
wisata.

Berdasarkan perhitungan diatas maka dapat disimpulkan bahwa tidak


terdapat hubungan yang signifikan antara jenis mata pencaharian dengan

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 217


pilihan rekreasi (H0 diterima). Hal tersebut dapat dilihat dari approx sig
sebesar 0,415 yang lebih besar dari alpha 0,05.

 Korelasi Spearman Rank.


Korelasi Rank Spearman dipergunakan untuk mencari hubungan atau untuk
menguji signifikansi hipotesis asosiatif bilamasing-masing variabel yang
dihubungkan berbentuk ordinaldan sampelnya kecil.Contoh :Apakah
terdapat korelasi antara golongan tingkat penerimaan DAU dengangolongan
tingkat kemandirian daerah ? (catatan skala interval dibuat ordinal dengan
skala tertentu). Pernyataan Hipotesisnya dapat dirumuskan kembali sebagai
berikut:

H0 = Tidak terdapat hubungan antara tingkat penerimaan DAU dengan


tingkat kemandirian daerah.
Ha = Terdapat hubungan antara tingkat penerimaan DAU dengan
tingkatkemendirian daerah.
Hasil UjiNonparametric Correlations sebagai berikut:

Berdasarkan tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terdapathubungan


yang signifikan antara kedua variabel tersebut (H0 diterima) sedangkan
dilihat dari Koefisien korelasinya menunjukkan bahwa keduavariabel
mempunyai korelasi / hubungan yang negatif.

 Korelasi Kendall Tau.

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 218


Koefisien Korelasi Kendall dipergunakan untuk mencari hubungan dua atau
lebih variabel dengan data ordinal dan sampelnya besar (>=30).Contoh hasil
Uji Korelasi Kendall (Rihandoyo, 2009). Contoh hipotesis yang akan
diuji:Apakah terdapat hubungan antara Efektifitas Organisasi Dengan
Kemampuankerja, Motivasi serta Budaya Organisasi ? Pernyataan hipotesis
tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut:
H0 : Tidak terdapat hubungan antara Efektivitas Organisasi dengan
Kemampuan kerja, Motivasi serta Budaya Organisasi.
Ha : Terdapat hubungan antara Efektivitas Organisasi dengan Kemampuan
kerja, Motivasi serta Budaya Organisasi. Hasil Uji dengan Nonparametric
Correlations ditunjukkan berikut:

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa variabel efektifitas


organisasi berkorelasi positif dengan variabel kemempuan kerja (x1) dengan
koefisien korelasi positif sebesar 0,805 dan signifikan pada level 0,001
danvariabel budaya (x3) dengan koefisien korelasi positif sebesar 0,734
dengan level siginifikan 0,001. Sedangkan variabel motivasi berkorelasi
negative sebesar -0,166 dengan level signifikansi (0,220 lebih besar dari
0,005, H0diterima dan Ha ditolak)Sedangkan untuk melihat seberapa besar
korelasi ketiga variabel independen(x1, x2 dan x3) dengan variabel dependen

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 219


(Y) dipergunakan alat ujikonkordansi Kendall. Hasil uji tersebut adalah
sebagai berikut :

Ranks Kendall's W Test

Berdasarkan hasil uji SPSS diatas dapat disimpulkan bahwa variabel


independen (X1, X2 dan X3) hanya mempengaruhi variabel dependen (Y)
sebesar 3,9 % saja disamping itu juga variabel ketiga variabel independen (X)
secara simultan tidak berpengaruh terhadap variabel dependen (Y) dilihar
dari angka asymp sig yang lebih besar dari alpha 0,05.

Pengujian Hipotesis Korelatif

Hipotesis Korelatif adalah hipotesis yang menyatakan hubungan antar


variabel penelitian.Hipotesis Korelatif merupakan pernyataan tentang ada
atau tidak adanya hubungan antara dua variabel atau lebih.Peneliti dapat
memilih alat uji Hipotesis Korelatif tertentu sesuai dengan klasifikasi
variabelnya.

Tabel 10.4
Pengujian Hipotesis Korelatif Berdasarkan Variabel
Variabel 1 Variabel 2 Uji Korelasi Yang Dipilih
Nominal Nominal Koefisien Kontingensi, Lambda

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 220


Nominal Ordinal Koefisien Kontingensi, Lambda
Ordinal Ordinal Spearman Gamma, Somersd
Ordinal Numerik Spearman
Numerik Numerik Pearson

Korelasi untuk variabel numerik-numerik peneliti dapat memakai Uji Pearson


dengan Uji Spearman sebagai alternatifnya. Untuk dapat lebih memahami
tentang hipotesis korelatif, dapat diikuti contoh berikut: Apakah terdapat
perbedaan rata-rata konsumsi pangan antara kelompok status rumah tangga
ekonomi tinggi dibandingkan dengan kelompok rumah tangga ekonomi
rendah? Untuk itu dapat diikuti contoh langkah-langkah untuk menentukan
uji hipotesisnya sebagai berikut:
Tabel 10.5
Langkah-langkah untuk menentukan uji hipotesis Penelitian Konsumsi
Pangan Rumah Tangga
PENGUJIAN YANG
LANGKAH JAWABAN
MEMUNGKINKAN
1 Menentukan Variabel yang diuji
variabel yang diuji adalah konsumsi
pangan rumah RT
2 Menentukan skala Konsumsi pangan t tes berpasangan, t tes
pengukuran rumah tangga adalah tidak berpasangan,
variabel variabel dengan skala anova. Pearson
pengukuran numerik
3 Menentukan Jenis Jenis hipotesis
t tes berpasangan, t tes
Hipotesis komparatif tidak berpasangan,
anova. Pearson
4 Menentukan Jumlah kelompok t tes berpasangan, t tes
jumlah kelompok yang diuji adalah 2 tidak berpasangan
kelompok (kelompok
rumah tangga dengan
ekonomi rendah dan
ekonomi tinggi)
5 Menentukan Pada kasus di atas, T tes tidak berpasangan
berpasangan atau kedua kelompok tidak
METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 221
tidak berpasangan

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Uji yang digunakan adalah tes
tidak berpasangan (uji parametrik), Bilamana memenuhi syarat.Bilamana
tidak memenuhi syarat, maka peneliti dapat menggunakan uji alternatifnya,
yaitu uji Mann-Whitney (uji non parametrik). Untuk lebih memahami ikuti
pula contoh selanjutnya: “apakah terdapat hubungan antara jenis
kelamin, (laki-laki dan Perempuan) dengan konsumsi susu merek X
(kurang, cukup,lebih)”. Untuk hal tersebut perlu digunakan langkah-
langkah sebagai berikut:

Tabel 10.6
Langkah-langkah untuk menentukan uji hipotesis Korelatif

LANGKAH JAWABAN UJI YANG MUNGKIN


1 Menentukan Variabel yang diuji adalah Chi square, McNemar,
variabel yang diuji Konsumsi Susu (variabel Marginal homogeneity,
tergantung) dan Jenis Cochran, koefesien
Kelamin (variabel bebas) kotingensi
2 Menentukan skala Variabel jenis Kelamin Chi square,McNemar,
pengukuran merupakan variabel Marginal homogeneity,
nominal. Cochran.

3 Menentukan Jenis Jenis hipotesis komparatif Chi square,McNemar,


Hipotesis Marginal homogeneity,
Cochran.
4 Menentukan Jumlah kelompok yang Chi Square
jumlah diuji adalah 2 kelompok
kelompok/jumlah
variabel yang diuji

5 Menentukan Pada kasus diatas, kedua Chi Square jika memenuhi


apakah data kelompok tidak syarat
berpasangan atau berpasangan
tidak

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 222


6 Menentukan jenis Jenis tabelnya adalah 2
tabel kontingensi kali 3

Jenis tabel pada pertanyaan tersebut memungkinkan untuk


menggunakan uji chi square karena dapat memenuhi syarat uji chi square.
Bilamana tidak memenuhi syarat uji chi square, maka peneliti dianjurkan
untuk menggunakan Uji Alternatif misalnya Uji Kolmogrov – Smirnov.
Untuk lebih dapat memahami dapat disimak contoh berikut: “Apakah
terdapat korelasi antara tunjangan prestasi kerja (kompensasi) dengan
kinerja karyawan pada tahun 2012”. Langkah-langkah yang digunakan
untuk menjawab pertanyaan tersebut dapat ditunjukkan pada tabel berikut:

Tabel 10.7
Langkah-langkah yang digunakan untuk menjawab pertanyaan
UJI YANG
LANGKAH JAWABAN
MUNGKIN
1 Menentukan Variabel yang diuji adalah
variabel yang Tunjangan Prestasi Kerja dan
diuji Kinerja Karyawan
2 Menentukan Tunjangan Prestasi Kerja t tes berpasangan,
skala adalah variable dengan skala tes tidak
pengukuran pengukuran numerik berpasangan, anova,
Variabel Pearson
3 Menentukan Jenis hipotesis korelatif Pearson
jenis hipotesis

Dengan demikian Uji yang digunakan peneliti adalah uji korelasi


Pearson (uji parametrik) selama memenuhi syarat yang dikehendaki.
Bilamana tidak memenuhi syarat, maka dianjurkan untuk menggunakan uji
alternatifnya yaitu uji korelasi Spearman (uji non parametrik). Untuk

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 223


melakukan interpretasi terhadap hasil uji hipotesis perlu melakukan
perhitungan nilai probabilitasnya.

Tabel 10.8
Interpretasi Hasil Uji Hipotesis bila nilai p<0.05

No Nama Uji Makna jika p < 0,05 (hipotesis nol


. ditolak, hipotesis alternatif
diterima)

1. Uji normalitas kolmogorov Sebaran Data tidak normal


Smimor dan Shapiro-Wilk

2. Uji Varians Leuveune Sebaran beberapa set data yang


dibandingkan

3. Uji t berpasangan Mempunyai varians yang berbeda

4. Uji t tidak berpasangan Terdapat perbedaan rerata yang


bermakna

5. Uji Wilcoxon Antara dua kelompok

6. Uji Mann Whitney

7. Uji Anova Paling tidak terdapat dua kelompok


data yang mempunyai perbedaan
rerata yang bermakna

8. Uji Friedman (untuk mengetahui kelompok mana


yang berbeda

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 224


9. Uji Kruskall Wallis Secara bermakna harus dilakukan
analisis post-hoc)

10. Uji McNemar Terdapat perbedaan proporsi yang


bermakna

11. Uji Homogeneity Antara dua kelompok data

12. Uji Cochran Paling tidak terdapat perbedaan


proporsi yang bermakna antara dua
kelompok data ( untuk mengetahui
kelompok mana yang berbeda
secara bermakna, harus dilakukan
analisis post-hoc)

13. Uji Chi Square Terdapat hubungan yang bermakna


antara

14. Uji Kolmogorov-Smirnov Variable A dengan variabel B

15. Uji Fisher

16. Uji Pearson Terdapat korelasi yang bermakna


antara

17 Uji Spearman Variabel A dengan variabel B

18 Uji Koefesien Kontengensi

19. Uji Lambda

20. Uji Gamma & Sommers I

Nilai Probabilitas (P) dan Interval Kepercayaan (IK)

Peneliti dapat menggunakan dua cara untuk menarik kesimpulan terhadap uji
hipotesis yang digunakanyaitu, dengan menghitung nilai probabilitas (p) dan
menghitung nilai confidence interval (interval kepercayaannya). Nilai p,
hipotesis nol dan hipotesis alternatif dapat dipahami sebagai berikut:

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 225


1. Hipotesis (H) adalah pernyataan sebagai jawaban sementara atas
pertanyaan penelitian yang harus dijawab secara empiris.
2. Hipotesis nol (Ho) adalah hipotesis yang menunjukkan tidak ada
perbedaan antar kelompok atau tidak ada hubungan antara variabel
atau tidak ada korelasi antar variabel.
3. Hipotesis alternatif (Ha) adalah hipotesis kebalikan dari hipotesis nol,
yang akan disimpulkan bila hipotesis nol ditolak.
4. Interpretasi yang lengkap untuk nilai p adalah sebagai berikut
“besarnya kemungkinan hasil yang diperoleh atau hasil yang lebih
ekstrim diperoleh karena faktor peluang, bilamana hipotesis nol
benar”

Interval Kepercayaan. Interval kepercayaan (IK) menunjukkan taksiran


rentang nilai pada populasi yang dihitung dengan nilai yang diperoleh pada
sampel.Sebagaimana halnya dalam menghitung nilai p, maka perhitungan IK
dapat dilakukan dengan rumus tersendiri untuk masing-masing uji hipotesis.
Beberapa hal yang perlu diingat bahwa :

1. Nilai p dengan Interval Kepercayaan (IK) menghasilkan kesimpulan


yang konsisten. Bilamana nilai p menghasilkan kesimpulan yang
termakna, maka IK akan memberikan kesimpulan yang bermakna
juga. Begitu juga sebaliknya. Hanya saja, informasi yang diberikan
keduanya yang berbeda.
2. Konsistensi nilai p dengan nilai IK adalah pada contoh sebagai
berikut:
a. Bila pada uji hipotesis komparatif perhitungan nilai p < 0,05
(“secara statistiknyata atau bermakna”) maka pada perhitungan
IK, nilai 0 tidak akan tercakup didalam nilai intervalnya (“secara
statistic nyata atau bermakna”)

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 226


b. Bilamana pada perhitungan rasio odds atau risiko relatif
perhitungan nilai p < 0,05, maka pada perhitungan IK, nilai 1
tidak akan tercakup didalam intervalnya.
3. Nilai p memberikan informasi peluang untuk memperoleh hasil yang
diobservasi bilamana hipotesis nol benar, sedangkan IK memberikan
informasi perkiraan Tentang parameter pada populasi. Perhitungan
nilai p dan IK dengan menggunakan SPSS secara otomatis
menghitung nilai p unutk semua uji hipotesis.Untuk beberapa uji
hipotesis, SPSS menyajikan nilai IKnya. Dengan demikian, untuk
beberapa uji anda harus menghitung sendiri nilai IK.

Pengujian Hipotesis Dengan Uji Parametrik dan Uji Non Parametrik

Peneliti dapat memilih pengujian hipotesisnya dengan menggunakan uji


parametrik atau uji non parametrik.Untuk menggunakan uji parametrik,
peneliti perlu memenuhi tiga syarat yang harus diperhatikan yaitu skala
pengukuran variabel, sebaran data, dan varian datanya. Lebih lanjut perlu
dipahami beberapa hal berikut:

1. Skala pengukuran variabel: skala pengukuran variabelnya harus


variabel numerik
2. Sebaran data: sebaran data yang tersedia harus normal
3. Varians data :
a. Kesamaan varians tidak menjadi syarat untuk uji kelompok
yang berpasangan
b. Kesamaan varians merupakan syarat tidak mutlak untuk 2
kelompok tidak berpasangan.Artinya varians data boleh sama
boleh juga berbeda.

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 227


c. Kesamaan varians adalah syarat mutlak untuk lebih dari 2
kelompok tidak berpasangan.Artinya dalam hal ini varians
data harus wajib sama.

Data yang tidak tersebar secara normal untuk keperluan penggunaan uji
parametric harus ditransformasikan terlebih dahulu mengikuti sebaran
normal. Contoh pengujian nhipotesis dengan statistic parametric

Untuk uji non parametrik, peneliti direkomendasikan menggunakan


statistik parametrik. Statistik parametrik mempertimbangkan jenis sebaran
data, yaitu apakah data menyebar normal atau tidak. Pada umumnya data
yang tidak menyebar normal, maka data tersebut harus dikerjakan dengan
metode statistika non parametrik. Dalam statistik non parametrik tidak
mensyaratkan bentuk sebaran populasi baik normal atau tidak. Dengan kata
lain statistika ini dikatakan bebas sebaran data. Penggunaan uji statistik non
parametrik biasanya hanya digunakan untuk melakukan analisis dan uji
hipotesis dengan data berjenis nominal dan ordinal yang tidak menyebar
secara normal. Contoh pengujian hipotesis dengan uji non parametrik antara
lain adalah: Binomial test, median test, Friedman test dan lain-lain.

Pengujian Hipotesis Dengan Statistik Deskriptif dan Statistik Inferensial

Ditinjau dari kebutuhan pengujian hipotesis yang mempunyai


relevansi dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian, maka suatu statistik
dalam penelitian dapat dibagi kedalam statistik deskriptif dan statistik
inferensial. Bagi peneliti seharusnya sebelum pengumpulan data dilakukan,
terlebih dahulu harus menyiapkan proposal penelitian dengan baik dan
sempurna atau memenuhi standar proposal ilmiah. Dalam proposal penelitian
perlu disusun rencana analisis yang menggambarkan apa saja yang
direncanakan pada data yang akan dimiliki atau dikoreksi. Rencana analisis
METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 228
data tersebut lazimnya dibagi menjadi dua bagian yaitu rencana analisis
secara deskriptif (descriptive analysis) dan analitik/inferensial (analytical or
inferential analysis). Dengan demikian, ada dua pemahaman utama yang
esensi dan harus dimiliki peneliti, yaitu tentang pengujian dengan statistik
deskriptif dan pengujian dengan statistik inferensial atau statistik analitik.

Untuk kepentingan pemahaman tentang analisis data dan pengujian


hipotesis, ada dua pertanyaan dan sekaligus akan menjadi topik pembahasan
kita pada bab ini. Pertanyaan utama menyangkut dengan :

1. Bagaimana karakteristik data yang dimiliki atau akan dimiliki?


(statistik deskriptif)
2. Bagaimana menentukan uji hipotesis yang relevan dengan data yang
dimiliki / akan dimiliki? (statistik analitik atau inferensial).

Pengujian Hipotesis Dengan Statistik Inferensial

Pertanyaan yang sering muncul dalam analisis data bagi seorang


peneliti adalah: uji hipotesis apa yang akan dan tepat dipakai untuk menguji
perangkat data yang tersedia atau mampu disediakan. Jawabannya tentu saja:
kita menggunakan uji hipotesis yang sesuai dan didukung oleh data. Uji
Hipotesis yang sesuai akan membawa peneliti pada pengambilan kesimpulan
yang tepat atau sahih. Namun demikian untuk mencapai keputusan
menggunakan uji tertentu, tentu saja harus didasarkan pada berbagai
pertimbangan yang rasional dan didukung oleh pendapat para ahli.
Pertimbangan apa saja yang harus dipikirkan peneliti untuk menentukan uji
hipotesis adalah suatu pertanyaan yang harus dijawab peneliti dengan tuntas
sehingga tidak menimbulkan kebingungan.

Dengan berpedoman pada tabel uji hipotesis para peneliti


sesungguhnya sudah bisa menentukan sebagian besar uji hipotesis yang
METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 229
sesuai dengan perangkat data yang tersedia. Untuk dapat memahami
bagaimana uji hipotesis digunakan dengan uji sederhana dapat diikuti tabel
berikut:

Tabel 10.6
Pengujian Hipotesis Dengan Statistik Inferensia
Skala Jenis Hipotesis
Penguku Komparatif /Asosiatif
ran
Variabel 2>Kelompok Korelati
2Kelompok
f
Berpasangan Tidak Tidak Tidak
berpasangan berpasan berpasangan
gan
Nominal Mc Nemar Chi Square Chi Square Coeffisi
Marginal Fisher Cochran Fisher en
homogeneity Kolmogrov Kolmogrov Konting
Smirnov Smirnov ensi
Lambda
Ordinal McNemar Chi Square Chi Square
Marginal Fisher Cochran Fisher Somers’
homogeneity Kolmogrov Kolmogrov d
Smirnov Smirnov Gamma
Wilcoxon Mann- Friedman Kruskal- Spearma
Whitney Wallis n
Numerik Uji t Uji t tidak
(interval Berpasangan berpasangan Anova Anova Pearson
dan
rasio)

Penentuan Uji Hipotesis Berdasarkan Skala Pengukuran Variabel

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 230


dan Jenis Hipotesis
Pengujian hipotesis untuk variabel ordinal pada dasarnya sama dengan uji
untuk variabel nominal bilamana peneliti dapat membuat dalam bentuk tabel
silang (Cross table). Dengan berpedoman pada tabel diatas, sesungguhnya
kita dapat menentukan uji hipotesis yang sesuai dengan perangkat data yang
dimiliki peneliti. Langkah-langkah dalam penggunaan tabel uji hipotesis
dalam suatu penelitian dapat diurutkan sebagai berikut :

1. Identifikasi skala pengukuran variabel


2. Tentukan jenis uji hipotesis
3. Identifikasi jumlah kelompok data
4. Identifikasi data pasangan/tidak berpasangan
5. Untuk variabel kategorikal, identifikasi apakah dapat dibuat dalam
bentuk tabel silang (cross table). Kalau bisa, maka kita menentukan
jenis tabel silangnya.
6. Identifikasi persyaratan uji parametrik yang ditetapkan.

Suatu uji hipotesis dapat ditentukan bilamana kita berpedoman pada tabel uji
hipotesis dengan syarat kita dapat menentukan uji hipotesisnya. Untuk itu
peneliti perlu memahami beberapa pengertian berikut:

1. Skala Pengukuran Variabel : kategorikal (nominal, ordinal) dan


numerik (rasio dan interval)
2. Jenis Hipotesis : komparatif asosiatif atau korelatif
3. Jumlah Kelompok Data : 1 numerik, 2 kelompok atau lebih dari 2
kelompok (> 2 kelompok)
4. Pasangan : berpasangan atau tidak berpasangan
5. Tabel Silang (baris kali kolom)
6. Syarat Uji Parametrik dan Non Parametrik

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 231


Pengujian Hipotesis Dengan Uji Non Parametrik

Dalam menggunakan uji non parametrik, seorang peneliti harus


memperhatikan beberapa keadaan berikut:

1. Bilamana data dengan skala numerik tidak memenuhi syarat untuk uji
parametrik (misalnya sebaran data tidak normal), maka peneliti dapat
melakukan uji hipotesis dengan uji non parametrik yang merupakan
alternatif dari uji parametriknya, meliputi uji t berpasangan adalah Uji
Wilcoxon, uji t tidak berpasangan adalah uji Mann Whitney, uji anova
berpasangan adalah uji Friedman, dan alternatif uji anova tidak
berpasangan adalah Uji kruskal - Wallis
2. Bilamana data skala pengukuran variabel adalah kategorikal (ordinal
dan nominal) maka dapat digunakan uji non parametrik (non
parametric test)

Persoalan berikutnya bagaimana kita mengetahui perangkat data yang


memiliki sebaran normal? Untuk itu kita dapat mengetahui apakah set data
memiliki sebaran data normal atau tidak dengan menggunakan dua metode
yaitu metode deskriptif dan metode analitik. Kedua metode tersebut dapat
dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 10.7
Metode untuk mengetahui perangkat data sebaran normal

Metode Parameter Definisi Kriteria sebaran


data dikatakan
normal
Deskripti Deskriptif Perbandingan Nilai koefesien varians
f Varians standar deviasi dan <30%
mean SD/mean x
100%
Rasio Adalah Nilai rasio skewness
Skewness perbandingan antara -2 s.d 2
skewness dan
METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 232
standar error of
kurtosis
Rasio Adalah Nilai rasio kurtosis -2
Kurtosis perbandingan antara s.d 2
kurtosis dan slander
error of kurtosis
Histogram Simetris tidak miring
kiri maupun kanan,
tidak terlalu tinggi
atau terlalu rendah

Box Plot Simetris median tepat


ditengah, tidak ada out
liar atau nilai ekstrim
Normal Q-Q Data menyebar sekitar
plots garis
Detrended Q- Data menyebar sekitar
Q lots garis pada nilai v 0
Analitik Kolmogrov NIlai kemaknaan
Smirnov (p)>0,05
Shapiro-Wilk

Bagaimana mengetahui dua buah data atau lebih yang mempunyai


varians yang sama atau tidak? Untuk dapat lebih memahami varians dan
standar deviasi, perlu diikuti beberapa definisidari keduanya. Standar
Deviasi adalah parameter ukuran penyebaran satu set data numerik,
merupakan varibilitas nilai-nilai terhadap rata-rata. Sedangkan Varians
adalah parameter ukuran penyebaran satu set data numerik yang secara
matematis merupakan kuadrat standard deviasi. Sebaran normal adalah
distribusi nilai yang sesuai dengan kurva Gaussian, dimana 68% nilai berada
pada simpang baku 1 dan 95% nilai pada simpang baku-2 sampai dengan 2.
Bilamana uji varians menghasilkan nilai p>0.05, maka varians dari data yang
diuji adalah sama. Pada tabel uji hipotesis, dijelaskan bahwa untuk uji

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 233


hipotesis komparatif untuk variabel ordinal sama dengan uji untukvariabel
nominal bila dapat dibuat dalam bentuk tabel silang dalam menguji tiap
hipotesisnya.

Pengujian Hipotesis Dengan Uji Non Parametrik


Dari uraian diatas, maka ruang lingkup uji hipotesis komparatif variabel
ordinal dapat disajikan sebagai berikut.

Tabel 10.8
Uji Hipotesis komparatif Dengan variable ordinal

Skala Jenis Hipotesis


Pengukuran Komparatif
Variabel 2 Kelompok >2Kelompok
Berpasangan Tidak Berpasangan Tidak
Berpasangan Berpasangan
Ordinal Wilcoxon Mann- Freidman Kruskal -
Whitney Wallis

Uji Hipotesis Komparatif Variabel Ordinal Dan Nominal Dalam Bentuk


Tabel silang.
Contoh uji hipotesis komparatif variabel ordinal dapat disajikan pada tabel
berikut:
Tabel 10.9
Proses pemilihan uji hipotesis variabel kategorikal

Skala Jenis Hipotesis


Pengukuran Komparatif
Variabel 2 Kelompok >2Kelompok
Berpasangan Tidak Berpasangan Tidak
Berpasangan Berpasangan
Nominal McNemar Chi Square Chi Square
Marginal- Fisher Cochran Fisher
METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 234
Homogeinety Kolmogrov Kolmogrov
Smirnov Smirnov
Ordinal McNemar Chi Square Chi Square
Marginal- Fisher Cochran Fisher
Homogeinety Kolmogrov Kolmogrov
Smirnov Smirnov

Dengan menggunakan tabel diatas peneliti sudah bisa menentukan uji


hipotesis yang dipilih untuk menguji data yang dimiliki atau tersedia.
Uji Hipotesis Parametrik.

Salah satu alat yang sering digunakan dalam pengujian hipotesis adalah uji
hipotesis verifikatif dengan menggunakan SEM.

Uji Hipotesis Verifikatif dengan Structural Equation Modeling (SEM)

Untuk melihat karakteristik populasi yang dihipotesiskan, maka data suatu


penelitian juga (sering) dianalisis dengan menggunakan alat uji model
persamaan struktural (Structural Equation Model-SEM) berbasis Structur
Covariance (LISREL). Uji hipotesis verifikatif tersebut merupakan salah satu
pengujian hipotesis parametrik atau pengujian hipotesis korelatif dengan
menggunakan statistik inferensial.

Sesuai dengan paradigma penelitian yang diuraikan dalam kerangka


pemikiran, maka rancangan analisis digunakan untuk penelitian tersebut
adalah untuk membuktikan ada tidaknya dan besarnya pengaruh saluran
pemasaran dan harga terhadap efisiensi pemasaran beras dan dampaknya
pada ketahanan pangan rumah tangga petani dengan menggunakan alat
statistik Structural Equation Modeling (SEM) dengan tahapan
operasionalnya meliputi : (1) spesifikasi model, (2) identifikasi model, (3)
estimasi model, (4) pengujian kesesuaian model, dan (5) modifikasi model.

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 235


Spesifikasi Model
Model penelitian yang diajukan terdiri atas dua jenis persamaan, yaitu
persamaan pengukuran dan persamaan struktural. Persamaan struktural
menunjukkan bentuk hubungan antara variable latent eksogen dan endogen.
Sedangkan persamaan pengukuran memperlihatkan bentuk hubungan antara
variable laten eksogen (endogen) dengan variabel observasi yang dalam hal
ini adalah dimensi dalam penelitian yang disusun dalam diagram jalur
berikut:
Diagram 10.1
Diagram Jalur Penelitian Pengaruh Saluran Pemasaran, Harga dan
Efisiensi Pemasaran Terhadap Ketahanan Pangan Rumah Tangga

Y11 1
 y11
1
1 X11  y21
Y12 2
 x11
1  y31 Y13 3
2 X12  x21 11 1
 y41 Y14 4
12  y51
Y15 5
31  y61
 21 Y16 6
12 Y21 7
3 X21 y12
 x12
2 y22
22 Y22 8
4 X22  x22 2
y32
 x32 Y23 9
5 X23 y42
2 Y24 10

Notasi : Baca
 : Ksai
 : Eta
 : Lambda
 : Gamma
 : Delta
 : Epsilon
 : Zeta
1 : Variabel laten eksogen saluran pemasaran
X11 : Indikator tingkat/tipe saluran pemasaran
X12 : Indikator kinerja perantara dalam saluran pemasaran
 1.1-x2.1
x
: Koefisien hubungan antara variabel laten saluran
METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 236
pemasaran dengan indikator-indikatornya.
1,.., 2 : Kekeliruan model penguruan indikator ekosogen saluran
pemasaran
2 : Variabel laten eksogen harga
X21 : Indikator harga jual petani
X22 : Indikator harga beli konsumen
X23 : Indikator kebijakan harga pemerintah
 1.2-x32
x
: Koefisien hub antara variabel laten harga dengan
indikatornya.
3,.., 5 : Kekeliruan model penguruan indikator ekosogen harga
1 : Variabel laten endogen efisiensi pemasaran beras
Y11 : Indikator biaya pemasaran
Y12 : Indikator Keuntungan perantara pemasaran
Y13 : Indikator margin pemasaran
Y14 : Indikator transmisi harga
Y15 : Indikator Pangsa harga konsumen yang diterima petani
Y16 : Indikator Pendapatan Petani Produsen
 11-y61
y
: Koefisien hubungan antara efisiensi pemasaran beras
dengan indikator-indikatornya.
1,.., 6 : Kekeliruan model pengukuran indikator ekosogen efisiensi
pemasaran
2 : Variabel laten ketahanan pangan rumah tangga petani
Y21 : Indikator Produksi Pangan oleh Rumah tangga Sendiri
Y22 : Indikator Konsumsi Pangan Rumah Tangga
Y23 : Indikator Pendapatan Rumah Tangga
Y24 : Indikator Pangsa pengeluaran Rumah Tangga untuk pangan
 1.2-y4.2
y
: Koefisien hubungan antara variabel laten ketahanan
pangan rumah tangga petani dengan indikator-
indikatornya
6,.., 9 : Kekeliruan model pengukuran indikator endogen
ketahanan pangan rumah tangga petani
11 : Koefisien pengaruh tingkatan saluran pemasaran terhadap
efisiensi pemasaran beras
12 : Koefisien pengaruh harga terhadap terhadap efisiensi
pemasaran
21 : Koefisien pengaruh tingkatan saluran pemasaran terhadap
ketahanan pangan rumah tangga petani
METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 237
22 : Koefisien pengaruh harga terhadap ketahanan pangan
rumah tangga petani
21 Koefisien pengaruh efisiensi pemasaran terhadap
ketahanan pangan rumah tangga petani

Model penelitian di atas lebih lanjut dapat dituliskan dalam model strukural
dan model pengukuran sebagai berikut:
Model Struktural :
1   111   12 2   1
2   211   211   22 2   2
Model Pengukuran :
Persamaan pengukuran untuk variabel 1 (saluran pemasaran) masing-masing

adalah X 11  111  1 X 12  211   2 Dalam


x x
bentuk matriks, model
pengukuran diatas dapat ditulis sebagai berikut

 X 11  11  1 
x

X     1   
 12  21 
x
 2
2 (harga) masing-masing dapat
Persamaan pengukuran untuk variabel

rumuskan dalam persamaan : x21  12 2   3 x22  22 2   4 x32  23 2   5


x x x

Dalam bentuk matriks dapat dituliskan kembali sebagai berikut

 X 21   12 
x
 3 
 X     x     
 22   22  2  4 
 X 23   32x   5 
 
Persamaan pengukuran untuk variabel endogen 1 (efisiensi pemasaran)
adalah
Y11  11y1  1 Y12  21y 1   2

Y13  31y1   3 Y14  41y 1   4

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 238


Y51  51y1   5 Y61  61y1   6

dan persamaan pengukuran untuk variabel endogen 2 (ketahanan pangan


rumah tangga petani) dapat dirincikan adalah :
Y21  12y 2   7

Y22  22y 2   8

Y32  82y 2   8
dan Y24  422  10
y

Identifikasi Model
Untuk mengetahui apakah parameter model dapat diestimasi atau
tidak dilakukan identifikasi model. Syarat dari parameter model yang dapat
diestimasi atau tidak adalah suatu model yang memiliki derajat bebas lebih
besar sama dengan nol. Formulasi derajat bebas dari model adalah :

df =p ( p+1
2 )
−t

Simbol p pada persamaan diatas menunjukkan banyaknya variabel manifes


yaitu terobservasi dan t adalah parameter model yang ditaksir. Dalam model
penelitian ini, banyaknya parameter yang ditaksir sebanyak 36 variabel yang
terdiri dari 5 variabel gangguan eskogen (), 10 variabel gangguan endogen
(), 5 koefisien jalur dari variabel laten eksogen ke variabel observed eksogen
(x), 8 koefisien jalur dari variabel laten endogen ke variabel observed
endogen (y) karena y1.1= y2.1=1, 4 koefisien jalur dari eskogen ke endogen
() dan 1 koefisien jalur dari variabel endogen ke endogen (), 2 varians error
model struktural (). Sedangkan variabel manifest (indikator) dalam
penelitian ini sebanyak p = 15 sehingga derajat bebasnya adalah :

Derajat bebas (df) dari model ini sebesar 84 lebih besar dari nol sehingga
dapat dinyatakan parameter model tersebut dapat ditaksir atau diestimasi

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 239


Estimasi Model
Metode estimasi model didasarkan pada asumsi sebaran dari data. Jika data
berdistribusi normal multivarariat maka estimasi model dilakukan dengan
metode maximum likelihood (ML) namun juga data menyimpang dari
sebaran normal multivariate, metode estimasi yang dapat digunakan adalah
Robust Maximum Likelihood (RML) atau Weighted Least Square (WLS).
Sebelum proses estimasi model dilakukan, terlebih dahulu disiapkan data
input LISREL. Data input LISREL diperoleh skor total item setiap indikator
dengan terlebih dahulu dilakukan proses peningkatan skala pengukuran data
dari ordinal ke interval dengan menggunakan metode successive interval.
Evaluasi Model
Terdapat beberapa statistik untuk mengevaluasi model yang
digunakan.Umumnya terdapat berbagai jenis indeks kecocokan yang
digunakan untuk mengukur derajat kesesuaian antara model yang
dihipotesiskan dengan data yang disajikan. Kesesuaian model dalam
penelitian ini dilihat dalam tiga kondisi berikut:
 Absolute Fit Measures (cocok secara absolut)
 Incremental Fit Measures (lebih baik relatif terdapat model-
model lain)
 Parsimonius Fit Measures(lebih sederhana relatif terhadap
model-model alternatif)

Chi-square ( χ2 ) merupakan satu-satunya ukuran kesesuaian model


dengan statistik inferensial dalam Structural Equation Modelling (SEM).Chi-
squarebersifat sangat sensitif terhadap besarnya sampel yang
2
digunakan.Semakin kecil nilai χ semakin baik model itu.Suatu model
METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 240
baru dapat diterima jika memiliki probabilitas lebih besar dari alpha (p > α
).Langkah yang dilakukan dalam pengujian model diatas meliputi tahapan
sebagai berikut :
1. Merumuskan Hipotesis pengujian
H0 : = () Model cocok dengan data
H1 :()Model tidak cocok dengan data
2. Menentukan Statistik uji

χ
2
=
( n−1)× F¿¿
F¿¿ adalah nilai minimum untuk
¿^
θ=θ ¿ untuk metode
penaksiran Maximum Likelihood (ML).
3. Menetapkan Kriteria uji
2 2
Tolak H0 jika χ hitung > χ tabel dengan df =

1
( p+q ) ( p+q+1 )−t
2 dimana : p, q = jumlah dimensi, dan t =
jumlah parameter yang ditaksir
4. Menarik Kesimpulan
Bilamana H0 diterima maka dapat diambil kesimpulan bahwa model diterima,
namun jika H0 ditolak berarti model ditolak. Selain dengan menggunakan
statistik inferensial, pengujian kesesuaian model juga dilakukan menggunakan
statistik deskriptif. Tabel 10.10 berikut ini akan digambarkan hasil
pengukuran Absolute Fit Measures, Incremental Fit Measures, Parsimonius
Fit Measures yang digunakan dalam menguji apakah yang diajukan dapat
diterima atau ditolak.

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 241


Tabel 10.10 Indikator pengujian kesesuaian model Absolute Fit
Measures, Incremental Fit Measures, dan Parsimonius Fit Measures
Absolute Fit Measures
Goodness-of-fit Ukuran kesesuaian model secara deskriptif.
Index(GFI) GFI 0,90 mengindikasikan model fit atau
model dapat diterima

Root mean square error of Nilai aproksimasi akar rata-rata kuadrat error.
approximation (RMSEA) Diharapkan nilainya rendah. RMSEA 0.08
berarti model fit dengan data, 0.9 – 1.0 berarti
model cukup fit dengan data

Incremental Fit Measures

Adjusted goodness-of-fit Nilai GFI yang disesuaikan  0,90


Index(AGFI) mengindikasikan model fit dengan data

Normed Fit Index (NFI) Ukuran kesesuaian model dengan basis


komparatif terhadap model null. Model null
umumnya merupakan suatu model yang
menyatakan bahwa antara variabel yang
terdapat dalam model tidak saling berhubungan.
Menurut ukuran ini model dikatakan fit jika
NFI 0,90. NFI = 0,90 artinya model
diindikasikan 90% lebih baik bila dibandingkan
dengan model null-nya.

Parsimonius Fit Measures

Comparative fit index Ukuran kesesuaian model berbasis Komparatif


(CFI) dengan model null. CFI nilainya berkisar antara
0 sampai 1. Bilamana CFI 0,90 dikatakan
model fit dengan data.

Incremental fit index (IFI) Ukuran komparatif yang dikemukakan Bollen.


IFI nilainya berkisar antara 0 sampai 1. IFI
METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 242
0,90 dikatakan model fit dengan data.

Setelah dilakukan evaluasi model secara menyeluruh, selanjutnya evaluasi


model dalam Structural Equation Modeling diawali dengan pengujian model
pengukuran kemudian dilanjutkan dengan pengujian model struktural.

Evaluasi Model Pengukuran


Evaluasi model pengukuran meliputi validitas dan reliabiltias indikator dalam
merefleksikan variabel penelitian. Validitas indikator menggambarkan
bagaimana indikator sungguh-sungguh mampu mengukur variabel yang akan
diukur. Analisis validitas dilakukan menggunakan teknik analisis faktor
konfirmatori. Teknik ini digunakan atas dasar bahwa variabel penelitian
merupakan sebuah konstruk laten yang diukur oleh indikator-indikator dan
item-item. Koefisien validitas indikator dinyatakan sebagai nilai loading
faktor (koefisien jalur standar dari konstruk terhadap indikator atau dari
indikator terhadap item) dengan rumusan sebagai berikut:
1
   2

  ij  2 jj 
s

  ( xi ) 
ij

Dalam hal ini,  jj merupakan varians variabel laten  j dan  ( xi ) adalah


2

varians dimensi,
xi .

Koefisien validitas yang berkisar antara 0.30 – 0,40 dianggap cukup


tinggi untuk digunakan dalam suatu penelitian. Uji validitas dilakukan
dengan memanfaatkan program LISREL. Untuk mendapatkan indikator
yang reliable dilakukan uji reliabilitas. Reliabilitas indikator merupakan
tingkat keterpercayaan hasil suatu pengukuran indikator terhadap
variabelnya.Untuk menghitung reliabilitas indikator dengan model
struktural, Bollen (1989: 179-225) memberikan konsep baru dalam

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 243


melakukan perhitungan reliabilitas. Reliabilitas untuk masing-masing
dimensi dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
2
2 λi
Rx = 2 2 2
i λi +σ (δ i )
Selanjutnya untuk mengukur reliabilitas konstruk digunakan Constructs
reliability (CR). Constructs reliability merupakan reliabilitas variabel-
dimensi bagi suatu variabel latent dirumuskan sebagai berkut: (Hair et. al.,
1998: 612 dan Sharma,1996: 165):
2
( ∑ λi )
CR= 2
( ∑ λ i ) + ∑ Var (δ i )

Koefisien  dan σ 2 (δ ) masing-masing menunjukkan besarnya pengaruh

antara variabel
xi dan variabel dan σ 2 (δ ) adalah taksiran varians

kekeliruan variabel
xi . Ukuran reliabilitas pada persamaan di atas secara
berurutan dinyatakan “baik” bilamana masing-masing nilainya adalah 0.5 dan
0.7 (Sharma, 1996: 165).

Evaluasi Model Struktural


Evaluasi model struktural ditujukan untuk menguji hipotesis penelitian,
apakah berpengaruh secara signifikan atau tidak signifikan. Pernyataan
hipotesis pada contoh diatas dapat dirumuskan dalam pernyataan hipotesis :
Saluran pemasaran dan harga berpengaruh terhadap efisiensi
pemasaran baik secara parsial maupun simultan. Rumusan hipotesis
tersebut dapat digambarkan dalam diagram jalur sebagai berikut :

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 244


Diagram 10.2
Pernyataan Hipotesis “Saluran pemasaran dan harga berpengaruh
terhadap efisiensi pemasaran beras baik secara parsial maupun
simultan”
1 X11
x11
1
2 X12 x21 Y11 1
y11
11 1
y21
Y12 2

y31 Y13 3
21 1
y41 Y14 4
y51
3 X21 Y15 5
x12 12 y61
Y16 6
4 X22 x22 2

x32
5 X23

Model pertama menjelaskan satu hipotesis simultan yang


mengungkapkan pembuktian variabel saluran pemasaran dan harga secara
simultan terhadap efisiensi pemasaran dan dua hipotesis partial, yakni
pengaruh saluran pemasaran terhadap efisiensi pemasaran dan pengaruh
harga terhadap efisiensi pemasaran.Hipotesis simultannya adalah terdapat
pengaruh simultan dari saluran pemasaran dan harga terhadap efisiensi
pemasaran beras.Sedangkan hipotesis partial pertama adalah terdapat
pengaruh dari saluran pemasaran terhadap efisiensi pemasaran beras dan
hipotesis partial kedua adalah terdapat pengaruh dari harga terhadap efisiensi
pemasaran beras.
Contoh Pengujian Hipotesis Simultan
Hipotesis simultan diatas dapat dikemukakan dalam bentuk rumusan
hipotesis statistik berikut:

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 245


H0 :11=12 = 0 Tidak terdapat pengaruh simultan dari variabel saluran
pemasaran dan harga terhadap efisiensi pemasaran beras
H1 :1i 0 , i=1,2 Terdapat pengaruh simultan dari variabel saluran
pemasaran dan harga terhadap efisiensi pemasaran beras
Hipotesis diatas perlu diuji. Statistik Uji yang digunakan untuk pernyataan
hipotesis tersebut adalah uji F yang rumusnya sebagai berikut:

R 2 / (k  1)
F
(1  R 2 ) / (n  k )

Hasil perhitungan uji F perlu dikaitkan dengan kriteria uji, dimana hipotesis
nol akana ditolak jika nilai F hitung lebih besar dari nilai F tabel pada tingkat
signifikansi 5% dan derajat bebas v1=k-1, v2=n-k, dengan k=2
Rumusan Hipotesis Partial
Hipotesis parsial yang diajukan diatas dapat di bagi dalam dua sub hipotesis

H0 : 11 = 0 Tidak terdapat pengaruh dari saluran pemasaran terhadap


efisiensi pemasaran
H1 : 11  0 Terdapat pengaruh dari saluran pemasaran terhadap efisiensi
pemasaran
H0 : 12 = 0 Tidak terdapat pengaruh dari harga terhadap efisiensi
pemasaran
H1 : 12  0 Tidak terdapat pengaruh dari harga terhadap efisiensi
pemasaran
Untuk menguji signifikansi hipotesis di atas digunakan statistik uji t student
dengan formulasi sebagai berikut :
ˆ1i
ti 
se(ˆ1i )
dengan i =1, 2
Berdasarkan hasil perhitungan uji t diatas, selanjutnya peneliti menetapkan
apakah hipotesis tersebut diterima atau tidak dengan menggunakan kriteria
METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 246
penolakan dan penerimaan hipotesis. Hipotesis nol ditolak bilamana nilai t
hitung lebih besar dari nilai t tabel pada tingkat signifikansi 5% dengan
derajat bebas n-k-1 dengan k adalah banyaknya variabel eksogen dalam sub
model ini yaitu 2. Contoh Hipotesis berikutnya adalah:“Saluran pemasaran
dan harga berpengaruh terhadap ketahanan pangan rumah tangga
petani”
Rumusan hipotesis di atas dapat digambarkan dalam diagram jalur sebagai
berikut:
Diagram 10.3
Pernyataan Hipotesis “Saluran pemasaran dan harga berpengaruh
terhadap ketahanan pangan rumah tangga petani”
1 X11
x11
1
2 X12 x21
12 Y21 7
y12
31 y22 Y22 8
2
y32 Y23 9
3 X21 y42
x12 22 Y24 10
2
4 X22 x22 2

x32
5 X23

Model kedua menjelaskan satu hipotesis simultan dan dua hipotesis


partial.Hipotesis simultannya adalah terdapat pengaruh simultan dari saluran
pemasaran dan harga terhadap ketahanan pangan rumah tangga
petani.Sedangkan hipotesis partial pertama adalah terdapat pengaruh dari
saluran pemasaran terhadap ketahanan pangan rumah tangga petani dan
hipotesis partial kedua adalah terdapat pengaruh dari harga terhadap
ketahanan pangan rumah tangga petani.
Hipotesis yang diajukan (dirumuskan) harus diuji dengan
menggunakan statistik uji, yakni uji F untuk menguji pengaruh secara
simultan dan uji t untuk untuk menguji pengaruh secara parsial atau masing-

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 247


masing variabel. Pengujian hipotesis yang telah dirumuskan dilakukan
sebagai berikut:
Pengujian Hipotesis Simultan
Pengujian hipotesis simultan dengan rumusan hipotesisnya
H0 :21=22 = 0 Tidak terdapat pengaruh simultan dari variabel saluran
pemasaran dan harga terhadap ketahanan pangan rumah
tangga petani
H1 :2i 0 , i=1,2 Terdapat pengaruh simultan dari variabel saluran
pemasaran dan harga terhadap ketahanan pangan rumah
tangga petani
Pengujian hipotesis diatas dilakukan dengan menggunakan statistik uji F
yang formulanya sebagai berikut:

R 2 / (k  1)
F
(1  R 2 ) / (n  k )

Berdasarkan hasil perhitungan uji F, selanjutnya hasil tersebut dikaitkan


dengan kriteria uji untuk menerima atau tidak menerima hipotesis yang
diajukan. Hipotesis nol akan ditolak bilamana nilai F hitung lebih besar dari
nilai F tabel pada tingkat signifikansi 5% dan derajat bebas v1=k-1, v2=n-k,
dengan k=2
Rumusan Hipotesis Partial
Sub Hipotesis parsial yang pertama dapat dirumuskan kembali sebagai
berikut:
H0 : 21 = 0 Tidak terdapat pengaruh dari saluran pemasaran terhadap
ketahanan pangan rumah tangga petani
H1 : 21  0 Terdapat pengaruh dari saluran pemasaran terhadap ketahanan
pangan rumah tangga petani
Sementara itu sub hipotesis parsial yang kedua dapat dirumuskan sebagai
berikut:
METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 248
H0 : 22 = 0 Tidak terdapat pengaruh dari harga terhadap ketahanan pangan
rumah tangga petani
H1 : 22  0 Tidak terdapat pengaruh dari harga terhadap ketahanan pangan
rumah tangga petani
Untuk menguji signifikansi hipotesis yang diajukan di atas digunakan
statistik uji t student dengan formulasi sebagai beirkut :
ˆ2i
ti 
se(ˆ2i )
dengan i =1, 2
Hasil perhitungan t hitung diatas dikaitkan dengan kriteria penolakan dan
penerimaan hipotesis. Hipotesis nol bditolak ilamana nilai t hitung lebih
besar dari nilai t tabel pada tingkat signifikansi 5% dengan derajat bebas n-k-
1 .k dalam hal ini adalah banyaknya variabel eksogen dalam sub model
tersebut, yakni 2. Contoh hipotesis berikutnya adalah: “Efisiensi
pemasaran beras berpengaruh terhadap ketahanan pengan rumah
tangga petani”. Dapat digambarkan dalam diagram jalur berikut:

Diagram 10.4
Pernyataan Hipotesis“ Efisiensi Pemasaran Beras Berpengaruh
Terhadap Ketahanan Pangan Rumah Tangga Petani”

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 249


1 Y11
y11
2 Y12 Y21 7
y21 y12
3 Y13 y31 y22 Y22 8
1 21 2
4 Y14 y41 y32
Y23 9
y51 y42
5 Y15
y61 Y24 10
6 Y16 2

Rumusan ini hanya terdiri dari hipotesis partial yaitu efisiensi pemasaran
berpengaruh terhadap ketahanan pangan rumah tangga petani.Rumusan diatas
dapat dituliskan kembali sebagai berikut:

H0 : 21 = 0 Tidak terdapat pengaruh dari efisiensi pemasaran terhadap


ketahanan pangan rumah tangga petani.
H1 : 21  0 Terdapat pengaruh dari efisiensi pemasaran terhadap
ketahanan pangan rumah tangga petani.
Untuk menguji hipotesis empat digunakan statistik uji t student dengan
formulasi sebagai berikut :

ˆ21
t
se( ˆ21)

Hipotesis nol akan ditolak bilamana nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel
pada tingkat signifikansi 5% dengan derajat bebas n-k-1.Contoh Hipotesis
lainnya dari penelitian diatas adalah: Saluran pemasaran dan harga
berpengaruh terhadap ketahanan pangan rumah tangga petani melalui
efisiensi beras. Rumusan hipotesis di atas dapat digambarkan dalam diagram
jalur sebagai berikut :

Diagram 10.5

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 250


Hipotesis “Saluran Pemasaran Dan Harga Berpengaruh Terhadap
Ketahanan Pangan Rumah Tangga Petani Melalui Efisiensi Beras”

Y11 1
y11
1
1 X11 y21
Y12 2
x11
1 y31 Y13 3
2 X12 x21 11 1
y41 Y14 4
12 y51
Y15 5
31 y61
21
Y16 6
12 Y21 7
3 X21 y12
x12
2 y22
22 Y22 8
4 X22 x22 2
y32
x32 Y23 9
5 X23 y42
2 Y24 10

Model kedua menjelaskan satu hipotesis simultan dan tiga hipotesis


partial.Hipotesis simultannya adalah terdapat pengaruh simultan dari saluran
pemasaran, harga, dan efisiensi pemasaran beras terhadap ketahanan pangan
rumah tangga petani. Sedangkan hipotesis partial pertama adalah terdapat
pengaruh dari saluran pemasaran terhadap ketahanan pangan rumah tangga
petani, hipotesis partial kedua adalah terdapat pengaruh dari harga terhadap
ketahanan pangan rumah tangga petani, dan hipotesis partial ketiga adalah
terdapat pengaruh dari efisiensi pemasaran beras terhadap ketahanan pangan
rumah tangga petani.
Pengujian Hipotesis Simultan.
Hipotesis simultan diatas dapat dirumuskan dalam hipotesis statistik berikut:
H0 :21=22 =21= 0 Tidak terdapat pengaruh simultan dari variabel
saluran pemasaran dan harga terhadap
ketahanan pangan rumah tangga petani

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 251


H1 :2i 0 , 21 0, i=1,2 Terdapat pengaruh simultan dari variabel
saluran pemasaran dan harga terhadap
ketahanan pangan rumah tangga petani
Terdapat tidaknya pengaruh secara simultan dari variabel saluran pemasaran
dan harga terhadap ketahanan pangan rumah tangga perlu diuji dengan
menggunakan uji F:

R 2 / ( k  1)
F
(1  R 2 ) / ( n  k )

Kriteria uji untuk adalah menolak atau menerima hipotesis nol adalah : Jika
nilai F hitung lebih besar dari nilai F tabel pada tingkat signifikansi 5%
dengan derajat bebas v1=k-1 dan v2= n-k, dengan k=3, maka hipotesis nol
ditolak. Dari pernyataan hipotesis diatas dapat di rumusan Hipotesis Partial
sebagai berikut:
H0 : 21 = 0 Tidak terdapat pengaruh dari saluran pemasaran terhadap
ketahanan pangan rumah tangga petani.
H1 : 21  0 Terdapat pengaruh dari saluran pemasaran terhadap ketahanan
pangan rumah tangga petani.
H0 : 22 = 0 Tidak terdapat pengaruh dari harga terhadap ketahanan pangan
rumah tangga petani.
H1 : 22  0 Terdapat pengaruh dari harga terhadap ketahanan pangan
rumah tangga petani.
H0 : 21 = 0 Tidak terdapat pengaruh dari efisiensi pemasaran terhadap
ketahanan pangan rumah tangga petani.
H1 : 21  0 Terdapat pengaruh dari efisiensi pemasaran terhadap
ketahanan pangan rumah tangga petani.
Untuk menguji signifikansi sub hipotesis 1, dan 2 untuk hipotesis dua
digunakan statistik uji t student dengan formulasi sebagai berikut :

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 252


ˆ2i
ti 
se(ˆ2i )
dengan i =1 dan 2
Sedangkan untuk menguji sub hipotesis lainnya dapat digunakan statistik uji t
student dengan formulasi sebagai berikut :

ˆ21
t
se( ˆ21)

Kriteria penolakan dan penerimaan hipotesis diatas adalah :Tolak hipotesis


nol jika nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel pada tingkat signifikansi
5% dengan derajat bebas n-k-1 dengan k adalah banyaknya variabel eksogen
dalam sub modelnya.

Pengujian Hipotesis Besar Pengaruh Dengan SEM


Dengan menggunakan metode analisis statistik Structural Equation Modeling
dapat dihitung besar pengaruh baik langsung maupun tidak langsung dari satu
variabel laten terhadap variabel laten yang lain dan dari kedua pengaruh ini
dapat dihitung pengaruh totalnya. Besarnya pengaruh langsung variabel laten
eksogen terhadap variabel laten endogen dinyatakan oleh koefisien jalur yang
dinotasikan sebagai γij (gamma), sedang besarnya pengaruh langsung variabel
laten endogen terhadap variabel laten endogen lain dinyatakan oleh βjj (beta).
Besarnya hubungan korelatif antar variabel laten eksogen dinyatakan oleh
koefisien kovarians yang dinotasikan sebagai Φii (phi) sedang ζi (zeta)
mewakili semua variabel laten eksogen yang tidak diobservasi yang secara
teoritis telah atau belum dapat diidentifikasi. Variabel tersebut dalam
persamaan diklasifikasikan sebagai kesalahan persamaan struktural atau error
variabels (Joreskog & Sorbom, 1996).
Dalam SEM, identifikasi pengaruh variabel laten eksogen terhadap
variabel laten endogen tidak hanya pengaruh langsung (direct effect, DE)

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 253


tetapi juga mengemukakan pengaruh tidak langsung (indirect effect, IE).
Pengaruh tidak langsung menjelaskan pengaruh variabel penyebab terhadap
variabel akibat yang dimediasi atau terjadi melalui variabel laten endogen
lain yang diberlakukan sebagai variabel antara. Besarnya pengaruh tidak
langsung tersebut dapat ditentukan dengan persamaan IE = γij x βjj (Hair, et al,
2006 : 869). Berdasarkan pengaruh langsung (DE) dan pengaruh tidak
langsung (IE) selanjutnya dapat ditentukan besarnya pengaruh total (total
effect, TE) (Schumacker & Lomax, 1996 : 91; Hair, et al, 2006 : 870).
Pengaruh variabel laten eksogen terhadap variabel laten eksogen terhadap
variabel laten endogen yang didefinisikan dengan TE = DE + IE

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 254


BAB XI
PENYUSUNAN LAPORAN PENELITIAN
Isi Laporan Penelitian
Tugas akhir dari seorang peneliti terkait dengan penyelenggaraan
penelitiannya adalah menulis dan menyusun laporan penelitiannya. Dalam
realitanya tersedia berbagai versi dan format laporan penelitian. Apapun versi
dan dan format laporan tersebut, peneliti harus dapat mengemukakan hal-hal
yang substantif dari suatu penelitian yang dilakukan. Pada umumnya laporan
penelitian ilmiah berisi lima bab atau bagian yakni :
I. Pendahuluan yang memuat latar belakang masalah, identifikasi masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian, dan kegunaan (manfaat) penelitian.
II. Kajian (telaahan) Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis, III.
Metode Penelitian, IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan, dan V
Kesimpulan dan Saran. Untuk memahami bagaimana peneliti menyusun
laporan penelitian, penulis akan menyampaikan bentuk atau format
penyusunan laporan secara sederhana mulai dari penulisan judul sampai
dengan teknik penulisannya.
Penulisan Judul
Judul penelitian yang diangkat atau dipilih sebagai objek/subjek
penelitian harus bisa mencerminkan keseluruhan dari isi suatu penelitian.
Judul penelitian yang dipilih seyogianya berpijak pada masalah yang sedang
diteliti. Salah satu indikator atau cerminan pokok kualitas suatu penelitian
ditunjukkan oleh judul yang diajukan. Menurut Emory (1995) Judul
penelitian yang baik harus ringkas dan di dalamnya dapat mencakup elemen:
 Variabel yang digunakan dalam penelitian,
 Tipe hubungan di antara variabel-variabel, dan
 Populasi penelitian.

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 255


Suatu judul yang baik setidaknya mencakup elemen variabel utama yang
sedang diteliti. Bilamana peneliti juga menggunakan variabel lain seperti
variabel intervening, moderating, maupun extraneous, maka variabel tersebut
tidak perlu dimasukkan kedalam judul penelitian. Bilamana kita memasukkan
selain variabel pokok maka judul menjadi panjang dan kurang menarik. Hal
ini sebaiknya dihindari oleh peneliti.
Elemen kedua dalam pembuatan/penulisan judul penelitian adalah
memperhatikan bagaimana peneliti mampu menjelaskan bentuk hubungan
(jika variabelnya lebih dari satu) sehingga akan terlihat dengan jelas bentuk
hubungan antara variabel satu dengan variabel lainnya. Hubungan variabel
tersebut tersebut dapat berbentuk: komparatif, korelasional, atau kausal.
Menurut Sugiyono (1999) Dalam membuat judul suatu penelitian, seorang
peneliti seharusnya bersikap netral (tidak memihak atau mengarahkan)
kepada suatu objek/subjek tertentu. Pembuatan atau pengajuan judul
penelitian sedapat mungkin diusahakan ditulis secara singkat, jelas, terukur,
dan juga efektif ditinjau dari sudut pandang kebahasaan. Berikut ini akan
disajikan beberapa contoh judul penelitian yang efektif dan tidak efektif.
Contoh judul penelitian yang efektif dalam penelitian bisnis dan manajemen:
 PERBANDINGAN TINGKAT HARGA PADA PASAR
TRADISIONAL DAN MINI SUPERMARKET DI BANDA ACEH
 HUBUNGAN KEBIJAKAN PROMOSI DENGAN VOLUME DAN
PERTUMBUHAN PENJUALAN PRODUK WISATA KULINER
AYAM TANGKAP BANDA ACEH

 PENGARUH MEREK TERHADAP PERSEPSI KONSUMEN


PELUMAS MOBIL DI BANDA ACEH

 PENGARUH SALURAN PEMASARAN DAN HARGA


TERHADAP EFISIENSI PEMASARAN BERAS SERTA
DAMPAKNYA PADA KETAHANAN PANGAN RUMAH
TANGGA PETANI DI SUMATERA UTARA

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 256


Peneliti sebaiknya menghindari pemilihan judul yang tidak efektif,
yakni judul yang tidak mampu menunjukkan variabel dan hubungan antara
variabel secara jelas serta terlalu panjang. Contoh judul penelitian bisnis dan
manajemen yang dianggap tidak efektif antara lain adalah:
 ANALISIS LAYANAN KONSUMEN ANGKUTAN
PENUMPANG ANTAR PROVINSI YANG BAIK TERHADAP
TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN

 PENGARUH KONPENSASI TERHADAP VOLUME


PENJUALAN BARANG
 PENGARUH KEBIJAKAN PEMBERIAN INSENTIF MANAGER
PEMASARAN DAN MANAGER PRODUKSI TERHADAP
KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN

Abstrak Laporan
Abstrak hasil penelitian merupakan hal penting yang tidak boleh
dilupakan oleh seorang peneliti dalam proses pembuatan laporan penelitian.
Pada dasarnya abstrak berisi rangkuman singkat/intisari dari semua isi
laporan yang dibuat oleh seorang periset. Alur penulisan abstrak dimulai dari
apa judul penelitian, tujuan/manfaat penelitian dan lokasi/populasi penelitian,
dan waktu dilaksanakan penelitian itu.
Abstrak disusun dalam beberapa paragraph. Paragraph pertama
biasanya memuat latar belakang ringkas dan disambung dengan tujuan
penelitian. Pada paragraph berikuitnya berisi informasi tentang jenis
penelitian, metode pengumpulan data, teknik analisis data, dan hasil
penelitian, baik secara kualitatif maupun kuantitatif sesuai dengan jenis
penelitiannya. Jumlah kata sebaiknya tidak lebih dari 200 kata sehingga
abstrak itu memenuhi harapan singkat, padat, dan berisi. Abstrak dapat atau
sebaiknya ditulis dalam dua bahasa (Inggris-Indonesia) tergantung
kebutuhan. Pengetikan abstrak dilakukan dengan jarak 1 (satu) spasi, pada
akhir paragrap harus dicantumkan kata kunci (key word) untuk membantu
METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 257
menjelaskan isi dari abstrak. Contoh Abstrak penelitian Pengaruh Saluran
Pemasaan dan Harga Terhadap Efisiensi Pemasaran Beras Serta Dampaknya
pada Ketahanan Pangan Rumah Tangga Petani di Provinsi Aceh.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melahirkan suatu kajian yang mendalam
tentang : (1) Saluran pemasaran, harga, efisiensi pemasaran beras dan
ketahanan pangan rumah tangga petani (2) pengaruh saluran pemasaran dan
harga terhadap efisiensi pemasaran baik secara parsial maupun simultan, (3)
pengaruh saluran pemasaran dan harga terhadap ketahanan pangan rumah
tangga petani, (4) pengaruh efisiensi pemasaran beras terhadap ketahanan
pangan rumah tangga petani dan 5 Pengaruh saluran pemasaran dan harga
terhadap ketahanan pangan rumah tangga petani melalui efisiensi beras di
Provinsi Aceh.

Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif dan


verifikatif, dengan unit analisisnya rumah tangga petani padi di Provinsi
Aceh. Dengan pertimbangan distribusi sampel dan penggunaan teknik ukuran
sampel power analysis dipilih 600 sampel mewakili populasi rumah tangga
petani padi yang tersebar di 6 (enam) kabupaten sentra produksi padi/ beras.
Model yang digunakan untuk menganalisis pengaruh adalah structural
equation model (SEM).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemasaran gabah/beras di


Provinsi Aceh belum efisien. Pembeli dan saluran pemasaran yang dipilih
petani dalam persepsi petani memiliki kinerja pemasaran yang rendah.
Saluran pemasaran gabah/beras dinilai petani masih panjang dan mereka
kesulitan untuk menembus saluran pemasaran yang pendek. Harga
gabah/beras didaerah penelitian belum stabil atau berfluktuasi dengan
disparitas yang tinggi terutama pada masa panen dan paceklik. Harga gabah
yang diterima petani masih lebih rendah dibandingkan harga beli beras
konsumen. Pemerintah melakukan intervensi terhadap pemasaran
gabah/beras melalui kebijakan harga pembelian pemerintah, namun kebijakan
tersebut masih kurang efektif dalam menjaga kestabilan harga dan
pendapatan usahatani. Tingginya biaya pemasaran dan keuntungan perantara
serta kurang bertransmisinya harga merupakan penyebab rendahnya farmer’s
share, pendapatan dan ketahanan pangan rumah tangga petani di Provinsi
Aceh. Ketahanan pangan rumah tangga petani masih rendah yang terindikasi
pada masih rendahnya kemampuan produksi pangan rumah tangga, belum
terpenuhinya kuantitas dan kualitas konsumsi pangan, dan tingginya pangsa
pengeluaran rumah tangga petani untuk memenuhi kebutuhan pangannya.
METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 258
Di Provinsi Aceh saluran pemasaran, harga dan efisiensi pemasaran beras
baik secara secara simultan maupun parsial teruji berpengaruh terhadap
ketahanan pangan rumah tangga petani. Saluran pemasaran dan harga juga
berpengaruh signifikan terhadap efisiensi pemasaran beras dan efisiensi
pemasaran tersebut memiliki pengaruh langsung terhadap ketahanan pangan
rumah tangga petani.
Kata Kunci : Gabah, beras, saluran pemasaran, harga, pendapatan,
farmer’s share, efisiensi pemasaran, dan ketahanan pangan rumah
tangga petani
Untuk memudahkan pemahaman tentang format laporan hasil penelitian
kita dapat mengikuti pedoman umum penulisan laporan. Penelitian yang
dilakukan oleh peneliti pada berbagai strata pendidikan, biasanya dianjurkan
untuk menggunakan format penulisan yang dikeluarkan oleh perguruan tinggi
masing-masing. Namun format antar perguruan tinggi tersebut pada dasarnya
sama saja, yang mengikuti batang tubuh suatu penelitian pada umumnya.
Batang tubuh laporan penelitian terdiri dari pendahuluan, kajian teori (kajian
pustaka, kerangka pemikiran dan hipotesis), metode penelitian, Hasil
Penelitian dan pembahasan, dan penarikan kesimpulan dan saran. Lebih
lanjut dapat dikemukakan sebagai berikut:
1. BAB I Pendahuluan berisi:
a) Latar Belakang Masalah
b) Identifikasi Masalah
c) Batasan Masalah
d) Rumusan Masalah
e) Tujuan Penelitian
f) Manfaat atau Kegunaan Penelitian

2. BAB II Kajian Teori/Studi Pustaka berisi:


a) Teori yang berkaitan dengan objek penelitian termasuk hasil-hasil
penelitian sebelumnya yang relevan

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 259


b) Penelitian yang sedang dilakukan

3. BAB III Metode Penelitian berisi:


a) Jenis Penelitian (kuantitatif atau kualitatif)
b) Lingkup/populasi Penelitian
c) Metode Pengumpulan Data
d) Teknik Analisis Data

4. BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan berisi:


a) Proses Pelaksanaan Penelitian
b) Hasil Penelitian yang diperoleh
c) Pembahasan Hasil Penelitian
d) Interpretasi Hasil Penelitian

5. BAB V Kesimpulan dan Saran berisi:


a) Kesimpulan
b) Saran
c) Rekomendasi
Contoh batang tubuh penelitian yang telah dijabarkan lebih lanjut
dengan materi cakupannya pada penelitian yang berjudul Pengaruh Saluran
Pemasaran dan Harga Terhadap Efisiensi Pemasaran Beras Dan Dampaknya
Pada Ketahanan Pangan di Provinsi Aceh adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 260


1.2.1 Identifikasi Masalah
1.2.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penelitian
1.4 Kegunaan Penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN


HIPOTESIS PENELITIAN
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Saluran Pemasaran
2.1.1.1 Konsep Saluran Pemasaran
2.1.1.2 Indikator Saluran Pemasaran
2.1.1.3 Tipe Saluran Pemasaran
2.1.2 Harga
2.1.2.1 Konsep Harga
2.1.2.2 Indikator Harga
2.1.2.3 Harga dan Campur Tangan Pemerintah
2.1.2.4 Kebijakan Penentuan Harga
2.1.3 Efisiensi Pemasaran
2.1.3.1 Konsep Efisiensi Pemasaran
2.1.3.2 Indikator Efisiensi Pemasaran
2.1.4 Ketahanan Pangan
2.1.4.1 Konsep Ketahanan Pangan
2.1.4.2 Indikator Ketahanan Pangan
2.1.5 Penelitian Terkait Efisiensi Pemasaran dan Ketahanan Pangan

2.2 Kerangka Pemikiran


2.3 Hipotesis Penelitian

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 261


BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian Yang Digunakan
3.2 Operasionalisasi Variabel
3.3 Sumber Data dan Cara Menentukannya
3.4 Teknik Pengumpulan Data
3.5 Uji Validitas dan Reliabilitas
3.6 Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN


4.1 Saluran Pemasaran, Harga, Efisiensi Pemasaran dan Ketahanan Pangan
Rumah Tangga Petani di Provinsi Aceh

4.1.1 Persepsi Petani Tentang Tingkatan Saluran Pemasaran


4.1.2 Persepsi Petani Tentang Kinerja Saluran Pemasaran
4.1.3 Persepsi Petani Tentang Harga
4.1.4 Persepsi Petani Tentang Efisiensi Saluran Pemasaran Beras
4.1.5 Persepsi Petani Tentang Ketahanan Pangan Rumah Tangga Petani

4.2 Pengaruh Saluran Pemasaran dan Harga Terhadap Efisiensi Pemasaran


4.3 Pengaruh Saluran Pemasaran dan Harga Terhadap Ketahanan Pangan
Rumah Tangga Petani
4.4 Pengaruh Saluran Pemasaran dan Harga dan Efisiensi Pemasaran
BerasTerhadap Ketahanan Pangan Rumah Tangga Petani

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
5.2 Saran-saran

Cara Menulis Kutipan


Banyak teknik dalam menulis kutipan dalam suatu laporan atau hasil
penelitian yang digunakan peneliti sebagai rujukan seorang peneliti dalam
METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 262
memperkuat argumentasi dan teori-teori yang diajukan. Menuliskan kutipan
menjadi penting untuk menjaga kejujuran dan integritas moral/akademik bagi
setiap orang yang bergerak dalam kegiatan penelitian. Seorang peneliti yang
mempertahankan argumentasinya menggunakan teori atau hasil penelitian
yang dihasilkan oleh orang lain seharusnya menyebutkan dari mana sumber
tersebut dicuplik atau diperoleh. Sedikitnya ada tiga jenis cara menulis
kutipan dalam laporan yakni (1) bodynote, (2) footnote, dan (3) endnote.
1. Bodynote, adalah catatan dalam tubuh tulisan itu sendiri. Penulisan dalam
body sering dilakukan karena beberapa alasan seperti keterbatasan ruang,
sehingga tidak bisa menyebut secara detil penjelasan suatu objek yang
menjadi bahan kajian/penelitian yang sedang dilakukan. Dengan keterbatasan
tersebut maka tetap harus mencantumkan catatan ke dalam catatan kaki
(footnote). Contoh: Davis (2000: 55-72) mengatakan bahwa keseluruhan
asosiasi terhadap merek dapat dipadatkan menjadi tiga bagian, yaitu: (1) fitur
dan atribut, (2) manfaat, dan (3) keyakinan dan nilai.
2. Footnote, adalah catatan kaki. Catatan kaki digunakan sebagai tempat
(space) untuk menuliskan catatan/keterangan tambahan terhadap definisi atau
istilah-istilah tertentu yang digunakan. Selain itu catatan kaki juga sering
digunakan untuk memperlihatkan sumber bacaan/referensi yang memuat dari
mana istilah-istilah tertentu tersebut diperoleh.
Contoh: Davis (2000: 55-72) mengatakan bahwa keseluruhan asosiasi
terhadap merek 1 dapat dipadatkan menjadi tiga bagian, yaitu: (1) fitur dan
atribut, (2) manfaat, dan (3) keyakinan dan nilai.
Davis (2000: 55-72) mengatakan bahwa keseluruhan asosiasi terhadap merek
2 dapat dipadatkan menjadi tiga bagian, yaitu: (1) fitur dan atribut, (2)
manfaat, dan (3) keyakinan dan nilai.
3. Endnote, adalah catatan akhir. Catatan akhir berfungsi hampir sama
dengan catatan kaki (footnote), yakni menyebutkan sumber dan penjelasan

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 263


tambahan yang dipandang perlu (penting) oleh peneliti. Penulisan catatan
akhir tersebut pada umumnya ditempatkan di bagian akhir tiap Bab atau
bagian akhir laporan penelitian. Cara penulisan sumber yang dilakukan
dengan cara Endnote memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan endnote
antara lain adalah: memiliki tempat yang luas, semuan catatan sumber
referensi dapat diletakkan dalam satu tempat/halaman yang khusus,
memudahkan peneliti dalam membuat format penulisan.
b. Kekurangan : pembaca harus membolak-balik halaman laporan jika ingin
mencari/menelusuri sumber pustaka yang diinginkan. Tidak ada kewajiban
yang mengharuskan catatan/referensi ditulis di akhir tiap Bab atau akhir tiap
laporan, tetapi yang paling sering digunakan dan lazim dilakukan oleh
banyak peneliti/penulis adalah untuk laporan, penulisan catatan lebih sering
ditempatkan di akhir laporan, sedangkan untuk buku ilmiah populer
seringkali meletakkan catatan pada akhir tulisan.

Cara Menulis Daftar Pustaka


Menulis atau mencantumkan daftar pustaka sebagai referensi sumber
kutipan dalam sebuah tulisan, baik yang berbentuk Laporan Hasil Penelitian,
Penulisan Tugas Akhir (Skripsi, Tesis, Disertasi), Jurnal Ilmiah, maupun
buku-buku ilmiah lainnya merupakan kewajiban yang harus dilakukan oleh
seorang penulis/pembuat laporan. Banyak sekali model atau gaya penulisan
pustaka dalam suatu karya tulis ilmiah, hal ini sangat tergantung kepada
masing-masing institusi (perguruan tinggi) dalam memilih dan
memberlakukan gaya atau model laporannya atau penulisannya. Pada
dasarnya tidak ada gaya penulisan pustaka yang salah dan benar, baik dan
tidak baik. Dalam penulisannya yang paling penting adalah berisi berbagai
informasi yang berkenaan dengan sumber pustaka yang dicantumkan dalam
tulisannya. Beberapa informasi yang harus dicantumkan dalam penulisan

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 264


pustaka antara lain: (1) nama pengarang, (2) kapan tahun buku/jurnal, artikel
dicetak/diterbitkan, (3) apa judul buku/sumber, (4) apa nama penerbit, (5)
dan dimana kota tempat diterbitkan buku/jurnal tersebut. Pada beberapa
kasus (kasuistik) masih ada informasi yang perlu disampaikan dalam
rangkaian penulisan pustaka tersebut, misalnya edisi/cetakan ke berapa buku
tersebut diterbitkan juga penting untuk ditulis. Selain itu bagaimana cara
menuliskan judul asing (huruf miring – tebal/bold, sebutan nama pengarang –
nama belakang, nama pengarang lokal) dan sebagainya juga perlu mendapat
perhatian tersendiri dari peneliti.
Contoh Gaya 1:
Bradley, Frank. 1995. Marketing Management Providing, Comunication
and Delivering Value. Pretice Hall International (UK) Limited, Mayland
Avenue, London.
Hermawan Kartajaya. 1997. Marketing Plus 2000 Siasat Memenagkan
Persaingan Global. Penerbit Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Contoh Gaya 2:
Bradley, Frank, Marekting Management Providing, Comunication and
Delivering Value. Pretice Hall International (UK) Limited, Mayland Avenue,
London, 1995.
Hermawan Kartajaya, Marketing Plus 2000 Siasat Memenangkan Persaingan
Global. Penerbit Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1997.

Contoh Gaya 3:
Bradley, Frank, Marekting Management Providing, Comunication and
Delivering Value (London: Pretice Hall International (UK) Limited, 1995).
Laurence Neuman. Social Research Methods, Qualitative and Quantitative
(Pearson Education, Inc)

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 265


Hermawan Kartajaya, Marketing Plus 2000 Siasat Memenangkan Persaingan
Global (Jakarta: Penerbit Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1997).

Setelah dipahami bagaimana menulis Daftar Pustaka yang bersumber


dari Buku Teks/Ilmiah Populer, berikutnya juga perlu dipahami beberapa
ketentuan tentang cara menulis Daftar Pustaka yang sumbernya selain buku
seperti koran, majalah, artikel/hasil pemikiran yang tidak dipublikasikan,
menulis kutipan yang telah dikutip sebelumnya, mengutip sumber yang
pengarangnya lebih dari tiga pengarang dan seterusnya. Berikut ini
disampaikan beberapa contoh cara menuliskan sumber acuan selain dari buku
yang digunakan peneliti
1. Surat kabar: Media Indonesia (Jakarta), 10 Maret, 2001.
2. Mimeographed (pemikiran yang tidak diterbitkan)
3. Sunarta. Strategi Memenangkan Persaingan Pasar Global dengan Fokus
pada Kepuasan Pelanggan. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta, 2002
(Mimeographed).
4. Buku/naskah terjemahan Kotler, Philips dan Gary Amstrong, 1995. Dasar-
dasar Pemasaran. Edisi Enam (diterjemahkan oleh Jaka Wasana). Penerbit
Erlangga, Jakarta.
5. Buku/naskah dengan pengarang sama:
Bilson Simamora. 2001. Memenangkan Pasar dengan Pemasaran Efektif dan
Profitabel. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
----------------------. 2003. Membongkar Kotak Hitam Konsumen. PT.
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
----------------------. 2004. Riset Pemasaran: Falsafah, Teori, dan Aplikasi. PT.
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Buku/naskah lebih dari tiga pengarang

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 266


Bilson Simamora, at al. 2001. Memenangkan Pasar dengan Pemasaran
Efektif dan Profitabel. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
* at al adalah aliae atau at alii berarti ”dan kawan-kawan”
Penulisan nama dan gelar akademik
a) Cara menulis pengarang yang berasal dari luar negeri, namanya
dibalik. Contoh: Kotler, Philips dan Gary Amstrong, 1995. Dasar-
dasar Pemasaran. Edisi Enam (diterjemahkan oleh Jaka Wasana).
Penerbit Erlangga, Jakarta.
b) Cara menulis pengarang dari dalam negeri, nama tidak perlu dibalik
tetapi dalam menuliskan namanya dikutip seluruhnya. Contoh: Bilson
Simamora. 2001. Memenangkan Pasar dengan Pemasaran Efektif
dan Profitabel. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
c) Pengarang atau penyusun yang memiliki gelar akademik boleh ditulis
dan boleh juga tidak ditulis. Bilamana peneliti tidak mengetahui
secara pasti gelar masing-masing pengarang sebaiknya untuk
penyeragaman gelar tidak perlu dicantumkan.
Istilah-istilah dalam kutipan
a) Ibid = ibidem: Sama dengan yang di atasnya. Istilah ”ibid” digunakan
pada saat kita mengutip suatu sumber yang sebelumnya sudah kita
kutip (pada halaman yang sama).
b) Op cit = opere citato: Dalam karya yang telah dikutip. Istilah ”op cit”
digunakan untuk menyatakan bahwa kutipan berasal dari sumber yang
sebelumnya sudah dikutip tetapi dari halaman yang berbeda dan
sudah diselingi oleh kutipan penulis lain (pada halaman yang
berbeda).
c) Loc cit = loco citato: ”loco citato” Istilah Kutipan berasal dari
sumber yang sama dengan sumber yang pernah kita kutip, dari
halaman yang sama dan sudah diselingi oleh kutipan dari penulis lain.

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 267


Contoh Pedoman penyusunan rancangan usulan penelitian untuk tesis dan
disertasi

Unsur Pokok Rancangan Usulan Penelitian Untuk Tesis dan Disertasi

Rancangan usulan penelitian untuk tesis dan disertasi sekurang-kurangnya


memuat unsur-unsur pokok sebagai berikut :

1. Bagian Awal
a. Judul penelitian yang direncanakan akan dilakukan.
b. Identitas penyusun rancangan.
c. Tanggal pengajuan rancangan ke Program Pascasarjana.
2. Bagian Utama
Bagian utama dari rancangan atau usulan penelitiannya meliputi :

a. Rasional dari judul yang dipilih.


b. Perumusan masalah, Kajian pustaka dan penelitian terdahulu.
c. Tujuan dan kegunaan penelitian.
d. Kerangka pemikiran teoritis.
e. Rancangan hipotesis
f. Metode penelitian.
g. Hasil yang diharapkan dan masalah yang diantisipasi.
h. Jadwal penelitian.

3. Bagian Akhir
a. Daftar pustaka (Kepustakaan)
b. Daftar riwayat hidup penyusun usulan penelitian.

ISI RANCANGAN USULAN PENELITIAN (PROPOSAL)

Bagian Awal
METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 268
1. Judul
Judul rancangan usulan penelitian (UP) diketik dengan huruf kapital.
Judul hendaklah cukup ekspresif sehingga dapat menunjukkan dengan
tepat masalah yang akan diteliti. Di bawah judul ditulis kalimat
sebagai berikut:

Usulan Penelitian Untuk Tesis

2. Identitas Penulis
Nama : hanya huruf-huruf pertama yang diketik dengan huruf Kapital.

3. Tanggal Pengajuan, ditulis :


Diajukan kepada Program Pascasarjana

Universitas Syiah Kuala

pada tanggal

………………………….. 20………

Bagian Utama
1. Perumusan Masalah
Dalam rancangan usulan penelitian untuk disertasi, unsur pokok
perumusan masalah ini mempunyai peranan lebih penting dari unsur-
unsur pokok lain. Didalam perumusan masalah inilah akan terlihat
kesiapan akademik penyusunan rancangan usulan penelitian itu.
Unsur pokok dalam perumusan masalah penelitian, sekurang-
kurangnya harus memuat hal-hal sebagai berikut :

a. Penjelasan alasan yang mendasar mengapa masalah yang


dikemukakan dalam rancangan usulan penelitian untuk tesis atau
disertasi itu dipandang menarik, penting dan perlu diteliti.

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 269


b. Beberapa bukti (fakta) yang menunjukkan bahwa masalah
tersebut belum ada jawaban atau pemecahan yang memuaskan.
c. Posisi atau letak masalah yang akan diteliti itu dalam konteks
permasalahan yang lebih besar.
Rasional dari judul yang dipilih dapat berarti bahwa peneliti memberikan
nalar dan pembenaran terhadap pemilikan dan perumusan judul yang dipilih.
Pada bagian ini dapat dilengkapi dengan pertanyaan penelitian, hasil yang
diharapkan dan masalah yang diantisipasi. Uraian tentang perkiraan hasil
baik kuantitatif, maupun kualitatif yang diperkirakan akan dapat dicapai
dengan penelitian itu. Diuraikan pula masalah atau hambatan yang
diperkirakan akan dihadapi yang dapat mempengaruhi untuk penelitian.
2. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Dalam bagian tujuan dan kegunaan penelitian ini disebutkan secara
spesifik tujuan-tujuan apa yang dirancangkan akan dicapai dalam
penelitian itu dan kegunaan atau manfaat apa yang mungkin akan
diperoleh dari penelitian yang dirancangkan tersebut.

3. Kerangka Pemikiran Teoritis


Dalam kerangka pemikiran teoritis dikemukakan garis-garis besar
pemikiran teoritis, termasuk telaah atau kajian pustaka yang akan
menjadi penuntun peneliti dalam membangun teori yang akan
disajikan dan diuji dalam rangka penyusunan tesis atau disertasi.

4. Hipotesis
Hipotesis, hendaknya dapat dirumuskan dengan tepat dan jelas dalam
kalimat berita (kalimat deklaratif) tentang sikap ilmiah yang diambil
terdapat masalah yang hendak diteliti.

5. Metode Penelitian
Dalam metode penelitian memuat hal-hal sebagai berikut:
METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 270
a. Pendekatan dan bentuk/cara yang dipakai untuk meneliti.
b. Penjelasan tentang populasi serta desain teknik pengambilan
sampel yang akan digunakan dalam penelitian.
c. Metode pengumpulan data dan alat pengambil data yang akan
digunakan.
d. Bahan-bahan yang akan dipakai, kalau ada.
e. Alat-alat perlengkapan yang akan dipakai, kalau ada.
f. Teknik atau model analisis yang akan digunakan.
g. Dsain aturan-aturan untuk menerima atau menolak hipotesis.
6. Jadwal Penelitian
Jadwal penelitian perlu disusun secara cermat, dengan
mempertimbangkan unsur kelayakannya. Jadwal penelitian
menunjukkan hal-hal sebagai berikut :

a. Tahap-tahap penelitian yang akan dilakukan.


b. Waktu yang diperlukan untuk melaksanakan masing-masing
tahap, dinyatakan dalam satuan bulan atau minggu
c. Rincian kegiatan dibuat untuk masing-masing tahapan.

Bagian Akhir
1. Daftar Pustaka
Daftar pustaka atau juga kepustakaan penulisannya didasarkan atas
pustaka yang telah dijadikan sumber (acuan) dalam penyusunan
rancangan usulan penelitian. Tujuan utama penyajian daftar pustaka
adalah memberi informasi mengenai bagaimana orang dapat dengan
mudah menemukan sumber yang disebutkan dalam rancangan usulan

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 271


penelitian. Hal-hal yang perlu disebutkan dalam daftar pustaka adalah
seperti disebutkan dibawah ini :

a. Untuk buku :
1. Nama penulis
2. Tahun penerbitan
3. Judul buku
4. Nama penerbit
5. Tempat penerbitan.
b. Untuk jurnal :
1. Nama penulis
2. Tahun penerbitan
3. Judul tulisan
4. Nama jurnal
5. Jilid (dan nomor)
6. Halaman.
c. Untuk sumber pustaka lain dapat digunakan pedoman yang lazim.
d. Cara menulis pustaka dan artikel sesuai ketentuan yang berlaku.

2. Daftar Riwayat Hidup


Daftar riwayat hidup (bio-data, curriculum vitae) penyusun rancangan
usulan penelitian memuat hal-hal sebagai berikut :

a. Nama lengkap dan derajat akademik


b. Tempat dan tanggal lahir
c. Pangkat dan jabatan
d. Riwayat pendidikan tinggi

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 272


e. Karya ilmiah
f. Pertemuan ilmiah yang dihadiri dan
g. Penghargaan ilmiah, bila ada

BAHAN DAN FORMAT

Bahan
1. Rancangan usulan penelitian untuk tesis atau disertasi ditulis pada
kertas HVS 80, ukuran A4, dengan mempergunakan tinta warna
hitam.
2. Tabel dan gambar, jika ada, disajikan pada kertas yang sama.

Penyajian Naskah Proposal


1. Pengetikan
a. Rancangan usulan penelitian untuk disertasi diketik dengan jarak
1,5 spasi.
b. Huruf yang digunakan huruf Times New Romans ukuran 12 point,
10 ketukan tiap inci.
c. Untuk seluruh naskah dipergunakan tipe huruf yang digunakan
harus sama.
d. Lambang, huruf atau tanda yang dapat dibuat harus rapi dan
menggunakan tinta hitam. Kata asing yang digunakan ditulis
dengan huruf Italic.
e. Huruf kursif diganti dengan huruf biasa dengan diberi garis
dibawahnya.
f. Alenia baru diberi indensi (masuk) 5 ketukan.
2. Jarak Tepi

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 273


Jarak tepi harus diperhatikan, baik dari atas, dari bawah, dari kiri
maupun dari kanan. Ketikan rancangan usul penelitian dan laporan
penelitian terletak :
a. Dari tepi atas : 4 cm
b. Dari tepi bawah : 3 cm
c. Dari tepi kiri : 4 cm
d. Dari tepi kanan : 3 cm

3. Nomor Halaman
Halaman naskah rancangan usulan penelitian atau laporan penelitian
untuk tesis atau disertasi dan rujukannya diberi nomor urut dengan
angka Arab, dimulai dengan angka 1. Semua nomor halaman diketik
rapi dengan jarak 3 cm dari tepi kanan dan 2,5 cm dari tepi atas.

4. Tabel dan Gambar


a. Tabel harus diketik dengan menggunakan tipe huruf yang sama
dengan yang digunakan untuk mengetik keseluruhan naskah. Bila
pengetikan tidak mungkin, seperti misalnya lambang, huruf
Yunani, penulisan hendaklah dilakukan dengan menggunakan
tinta hitam.
b. Tabel dan gambar diberi nomor dengan angka Arab.

5. Berbagai Tingkatan Judul


Berbagai tingkatan judul ditulis dengan cara sebagai berikut :

a. Judul diketik dengan huruf kapital semua pada halaman baru


dengan jarak 5 cm dari tepi atas dan dengan jarak yang seimbang
dari tepi kiri dan kanan.

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 274


b. Sub judul huruf pertamanya ditulis dengan huruf capital dan sub
judul tersebut diletakkan seimbang dari tepi kiri dan kanan dan
diberi garis bawah.
c. Anak Sub judul ditulis mulai dari tepi sebelah kiri, huruf
pertamanya diketik dengan huruf kapital dan dihitamkan (bold)
d. Judul dalam tingkatan yang lebih rendah, ditulis seperti pada c,
diikuti oleh kalimat berikutnya.
6. Rujukan dan Kutipan
Semua sumber pustaka yang dikutip (secara langsung atau tidak) dan
dijadikan rujukan harus disebutkan. Cara menyebutkan sumber itu
antara lain dengan menuliskan di dalam kurung : nama pengarang,
tahun publikasi dan (kalau perlu) halaman yang dikutip atau yang
dijadikan rujukan, kecuali kalau ada ketentuan lain menurut kebiasaan
dalam suatu bidang ilmu tertentu. Jumlah halaman rancangan usulan
penelitian berkisar antara 15 - 30 halaman atau sesuai dengan
kebutuhan.

DAFTAR PUSTAKA

Donal R. Cooper & S, Shindler, 2001, Business Risearch Methods,, McGraw


Hill, Inc. 7th edition, USA.

Uma Sekaran, 1992, Research Methods for Business: A Skill Building


Approach, 2th Edition, John Wiley & Son, Inc. New York, USA.

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 275


FN. Kerlinger, 1998, Azas-Azas Penelitian Behavioral, 3th edition, Gadjah
Mada University Press, Yogyakarta.

Chariri, A, 2009, Landasan Filsafat dan Metode Penelitian Kualitatif, Paper


disajikan pada Workshop Metodologi Penelitian Kuantitatif dan
Kualitatif, Laboratorium Pengembangan Akuntansi (LPA), Fakultas
Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang, 31 Juli – 1 Agustus 2009

Sugiyono, 2004, Metode Penelitian Bisnis. Cetakan keenam, Penerbit :


Alfabeta. Bandung.

Mantra, 2004, Filsafat Penelitian & Metode Penelitian Sosial, Penerbit :


Pustaka pelajar, Cetakan I. Yogyakarta.

Cooper & Emory. 1995. Metode Penelitian Bisnis. Penerbit : Erlangga. Jilid
I. Edisi Kelima, Jakarta.

Arikunto, S., 2006, Prosedur Penelitian: Suatu Pengantar Praktik, Rineka


Cipta, Jakarta

Sevilla, C.G., dkk, 1993, Pengantar Metode Penelitian, Universitas


Indonesia, Jakarta.

Hadi, A. dan Haryono, 2005, Metodologi Penelitian Pendidikan, Pustaka


Setia, Bandung

Margono, 2004, Metodologi Penelitian Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta


Nazir, 2005, Metode Penelitian, Ghalia Indonesia , Jakarta.
Riduan, 2002, Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian, Alfabeta,
Bandung:
Sudjana, N. dan Ibrahim, 1989, Penelitian dan Penilaian Pendidikan,
Bandung: Sinar Baru.
Sugiyono, 2005, Memahami Penelitian Kualitatif, Alfabeta, Bandung
_______, 2001, Statistika untuk Penelitian, Alfabeta, Bandung

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 276


Santoso, Yussy dan Resdianto, Ronnie (2007). Brand Sebagai Kekuatan
Perusahaan Dalam Persaingan Global. Business dan Management
Journal Bunda Mulia, Vol: 3, No. 2

Schiffman, Leon dan Kanuk, Leslie Lazar (2008). Perilaku Konsumen. Edisi
Ketujuh. Indonesia: PT Macanan Jaya Cermelang.

Setiadi, Nugroho J. (2003). Perlaku Konsumen. Penerbit Kencana, Jakarta.

Tjiptono, Fandy dan Chandra, Gregorius (2005). Service, Quality &


Satisfaction. Yogyakarta: Andi

Nasution, M.N (2004). Manajemen Jasa Terpadu. Bogor Selatan: Ghalia


Indonesia.

Sarwono, jonathan (2007). Analisis Jalur Untuk Riset Bisnis dengan SPSS.
Yogyakarta : Andi

Supriyanto (2009). Metodologi Riset Bisnis. Jakarta: PT. Indeks.

Ghozali, Imam. (2006). Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS.


Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Algifari. (2006). Statistika Induktif untuk Ekonomi dan Bisnis. Jakarta: UPP
AMP YKPN

Arikunto, Suharsimi. (2006), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.


Jakarta: Rineka Cipta.

Riduwan dan Koncoro, Engkos Achmad (2008). Cara Menggunakan Dan


Memakai Analisa Jalur (Path Analisis). Bandung: Alfabeta

Barlett, James E. dan Chadwick C. Higgins. 2001. “Organizational Research:


Determining Appropriate Sample Size in Survey Research”, Information
Technology, Learning, and Performance Journal. Vol. 19 No. 1: 43-50.

Gaspersz, Vincent. 1991. Teknik Penarikan Contoh untuk Penelitian Survei.


Bandung: Tarsito.

Husein Umar. 2004. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis.
Cetakan ke-6. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 277
Krejcie, Robert V. dan Daryle W. Morgan. 1970. “Ditermining Sample Size
for Research Activities”, Educational and Psychological Measurment. Vol.
30: 607-610.

Sudjana. 1989. Metoda Statistika. Cetakan ke-5. Bandung: Tarsito.


Sugiyono. 2001. Statistik Nonparametrik untuk Penelitian. Bandung:
Alfabeta.

Supranto, J. 1998. Teknik Sampling untuk Survei dan Eksperimen. Jakarta:


Rineka Cipta.

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 278

Anda mungkin juga menyukai