PENDAHULUAN
Manusia diberi anugerah kelebihan yang luar biasa oleh Allah Yang
Maha Kuasa berupa akal pikiran yang membedakannya dengan makhluk
hidup lain ciptaanNya. Dengan akal pikirannya itu manusia menjadi insan
kamil yang selalu ingin tahu dan mengembangkan rasa ingin tahunya dengan
lebih mendalam tentang sesuatu dan memiliki keinginan untuk memperoleh
ilmu pengetahuan sesuai tuntutan kebutuhan dan keinginannya
Dalam usaha memenuhi kebutuhan dan keinginannya manusia
senantiasa berhadapan dengan berbagai masalah dan dengan akal pikirannya
manusia berupaya untuk mendapatkan solusinya. Sebagai makhluk sosial,
manusia memiliki rasa ingin tahu tentang sesuatu yang belum diketahuinya
untuk memuaskan rasa keingintahuannya tentang berbagai fenomena (gejala)
dalam lingkungan kehidupannya. Manakala seseorang ingin mewujudkan
rasa ingin tahunya, maka dia harus melibatkan diri dalam proses berpikir
dengan menggunakan indra dan alat bantu yang dimilikinya.
Ideal dan tentunya kita menyadari bahwa sebagai makhluk sosial,
pada diri manusia itu terdapat berbagai keterbatasan untuk mengetahui
sesuatu. Untuk itu seseorang harus senantiasa belajar, membaca, melakukan
kajian dan menyelenggarakan penelitian (identik dengan seruan IQRAK)
untuk mendapatkan dan menambah pengetahuannya untuk lebih cerdas
dalam menyikapi hidup, mengarungi lautan kehidupan dan meraih
kesejahteraannya.
Kesejahteraan hidup manusia antara lain didapati atau dapat ditempuh
dengan berusaha mencari rezeki dalam berbagai lapangan usaha. Bisnis
adalah sumber rezeki atau lapangan usaha yang paling luas bagi umat
manusia. Sebagian besar dari rezeki atau pendapatan umat manusia itu
berasal dari usaha perdagangan atau bisnis pada umumnya. Usaha bisnis
METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN |1
dipengaruhi oleh berbagai lingkungan, baik yang dapat dikendalikan maupun
yang tidak dapat dikendalikan. Bisnis tidak luput dari persaingan dan untuk
itu menghendaki daya saing yang semakin baik.
Bisnis yang beroperasi, tumbuh dan berkembang pada era yang
semakin kompetitif, membutuhkan kecekatan dan kearifan (soft skill)
pengambil keputusan dalam memanajemeni tantangan dan masalah-
masalahnya yang disadari cenderung semakin komplek. Pengambil keputusan
bisnis dan manajerial senantiasa dituntut untuk dapat mempelajari dan
memahami dinamika peluang dari perubahan lingkungan yang
mempengaruhi bisnis yang digelutinya seperti lingkungan ekonomi, hukum
(legal), politik, teknologi, alam dan lanskip kompetitif yang secara langsung
dan tidak langsung berdampak pada operasi dan kelangsungan organisasi
(bisnis dan juga non bisnis).
Untuk dapat melangsungkan dan mengembangkan organisasi dan
usaha bisnis dalam lingkungan yang dinamis itu, pelaku dan perencana dalam
organisasi bisnis harus mendapatkan dan memiliki informasi yang akurat,
berkualitas dan memadai. Informasi bagi kepentingan setiap pengambilan
keputusan hanya dapat diperoleh melalui kegiatan penelitian.
Kegiatan penelitian yang dilakukan seseorang (peneliti) sudah barang
tentu mengandung sejumlah hajat atau tujuan penelitian. Tidak dapat
dipungkiri bahwa apapun tujuan dari suatu penelitian, ternyata penelitian itu
diawali oleh suatu proses berpikir yang dimiliki oleh setiap manusia normal
(insan kamil). Proses berpikir pada setiap orang, termasuk mereka yang
berkecimpung dalam dunia bisnis dan manajemen timbul karena beberapa
hal, antara lain adalah:
Adanya kesulitan dan kendala dalam mengelola bisnis (sumber daya
organisasi) secara efektif dan menguntungkan secara berkelanjutan
(survival)
Metode Penelitian
Penyelenggaraan peneliti harus efisien dan efektif untuk mendapatkan
hasil penelitian yang diharapkan, efisien dan efektif dibutuhkan penggunaan
metode yang tepat dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Setiap
penelitian yang dilakukan idealnya menggunakan metode penelitian.
Metode pada dasarnya adalah sistem atau cara bagaimana kita dapat
berbuat sesuatu. Metode itu dapat merupakan suatu kerangka berpikir untuk
menyelenggarakan suatu tindakan yang dibutuhkan. Dalam kerangka yang
lebih luas, Metode dapat merupakan suatu kerangka berpikir untuk menyusun
gagasan secara beraturan, terarah dan mempunyai relevansinya dengan
Gambar 1.1
Subsistem yang saling berkaitan dalam sistem penelitian
Jenis-jenis Penelitian
Sebagai bagian yang tak terpisahkan dari suatu penelitian ilmiah dan
penelitian sosial, penelitian bisnis dan manajemen dapat diamati menurut
Gambar 2.1
Model Proses Penelitian Menurut Cooper dan Emory
Pertanyaan/Masalah*
Manajemen
Pertanyaan
Pertanyaan Penelitian
terjawab
Penjajakan
Perencanaan
penelitian
Uji coba pendahuluan
Pengumpulan
data
Revisi
Analisis, Pengumpulan data pertanyaan dan
Interpretasi, prosedur
dan Pelaporan pengukuran
Gambar 2.2
Proses Penelitian Bisnis dan Manajemen
(Business and Management Research Process)
Gambar 2.3
Tahapan Dalam Proses Penelitian
Pengumpulan Data
BAB III
RUMUSAN MASALAH
TUJUAN DAN KEGUNAAN PENELITIAN
Dikaitkan dengan nilai penelitian, tidak semua masalah layak atau perlu
untuk diteliti. Memilih masalah yang akan diteliti merupakan salah satu
langkah terpenting dalam proses penelitian bisnis dan manajemen. Kita
menyadari bahwa seluruh rangkaian proses penelitian (research process)
ditujukan untuk menjawab berbagai pertanyaan penelitian (research
questions) yang ditetapkan sebelumnya. Untuk memudahkan dalam
menemukan dan memilih suatu masalah penelitian dapat diikuti beberapa
panduan (acuan) berikut ini:
Masalah dalam penelitian sebaiknya dapat merumuskan minimal
hubungan antara dua atau lebih variabel penelitiannya. Dalam
realitanya peneliti dalam bidang bisnis dan manajemen, sering
melakukan penelitian yang bersifat eksplanatori, deskriptif, dan
METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN | 34
kausal, dengan melakukan kajian hubungan atau pengaruh dari suatu
variabel terhadap variabel lainnya. Sebagai contoh hubungan variabel
dalam rumusan masalah adalah:
Sumber Masalah
Masalah dapat diperoleh dari berbagai sumber. Dalam berbagai aspek
hidup dan kehidupan kita menemukan banyak sekali masalah, tetapi untuk
menemukan/memilih masalah yang tepat dan dapat dipecahkan dalam suatu
penelitian ilmiah tidaklah mudah dan seringkali menjadi persoalan atau
kendala tersendiri bagi sipeneliti. Menemukan masalah sering menjadi suatu
kesulitan awal bagi peneliti terutama peneliti pemula. Tidak jarang peneliti
terbentur pada upaya menemukan masalah penelitian. Masalah yang muncul
dalam kehidupan sehari-hari dan masalah yang dipilih untuk digunakan
sebagai bahan penelitian ilmiah, selalu memiliki sumber awal/penyebab
mengapa masalah tersebut muncul menjadi masalah itu sendiri. Semua orang
dan organisasi menghindari dan tidak menyukai masalah, namun masalah
senantiasa menghampiri kita dan organisasi manapun. Selama hidup, setiap
orang dan juga setiap organisasi tidak luput dari masalah. Selesai suatu
masalah dipecahkan, timbul masalah lain yang menuntut pemecahannya.
Belum rampung satu masalah terpecahkan, tanpa diundang datang masalah
baru yang juga menuntut untuk pemecahannya. Bagi peneliti sumber yang
juga dapat dipakai untuk menemukan masalah adalah kajian teoritis dan
kajian empiris.
Bentuk-bentuk Masalah
Tidak semua masalah termasuk yang diidentifikasi layak untuk
dipecahkan. Kelayakan tersebut ditentukan oleh nilai masalah tersebut bagi
organisasi (perusahaan). Masalah yang tidak signifikan pengaruhnya bagi
Masalah komparatif
Masalah komparatif merupakan suatu masalah yang ditandai dengan
adanya perbandingan antar variabel dalam penelitian. Permasalahan
komparatif adalah permasalahan penelitian yang bersifat membandingkan
keberadaan satu variabel atau lebih terhadap dua atau lebih sampel yang
berbeda. Berikut ini ditunjukkan beberapa contoh masalah komparatif
a. Berapa besar minat pembeli pada segmen pasar X terhadap produk
Air Minum isi ulang.
Masalah asosiatif
Permasalahan yang bersifat asosiatif pada dasarnya adalah masalah yang
menggambarkan pola atau bentuk hubungan antar dua atau lebih variabel,
yang biasanya berbentuk: Hubungan simetris, hubungan kausal, dan
hubungan interaktif.
Hubungan simetris. Contoh masalah dengan hubungan simetris: Apakah
terdapat hubungan “antara” tingkat pelayanan “dengan” kepuasan
pelanggan.
Hubungan kausal. Contoh masalah dengan hubungan kausal: Apakah
terdapat pengaruh antara saluran pemasaran berlevel satu dengan saluran
pemasaran berlevel dua terhadap efisiensi pemasaran organisasi.
Hubungan interaktif. Contoh masalah dengan hubungan interaktif: Apakah
Ada hubungan antara penentuan harga dengan tingkat penjualan produk
suatu perusahaan.
Ketepatan Masalah dan Cara Pemecahannya
Dalam realitanya, masalah yang diidentifikasi atau hasil penelitian itu
memiliki pengaruh terhadap cara pemecahan masalahnya. Berbagai
fenomena yang lazim dijumpai dalam kaitannya antara masalah dan cara
pemecahannya dapat ditunjukkan sebagai berikut:
1. Masalah benar dan cara pemecahan benar
Pada situasi ini masalah yang teridentifikasi sudah benar dan peneliti
sekaligus menggunakan cara pemecahan masalahnya juga benar dan dapat
Pada kasus semacam ini, penelitian (hasil) yang tidak dapat lagi ditolerir,
karena prosesi penelitian itu sejak dari masalah yang diidentifikasi sudah
salah dan cara pemecahan masalah pun salah.
Berangkat pada empat tipe masalah dan cara pemecahan masalah di
atas, maka dapat dipertegas bahwa pada dasarnya dalam kenyataan sehari-
hari (reality) seringkali dijumpai bahwa seorang peneliti dalam
mengidentifikasi dan menemukan masalahnya benar karena mengikuti
prosedur yang benar (ilmiah) dan didasarkan pada pengetahuan yang cukup
dan nyali peneliti yang memadai, sehingga cara pemecahan yang
ditempuhnya juga benar (tepat).
Menentukan masalah yang dipilih benar akan tetapi pada tahapan
bagaimana pemecahan atas masalah tersebut masih salah. Pada kondisi
Filters
Yours Interests
Theoritical
Theories,
Models, problem
Concepts Research
Topic
Your Studies Practical
problem Research Problem
Real-world
Problem
Research Question
Potencial Topics
Penetapan Masalah
Pengajuan masalah dalam suatu penelitan terdiri dari: Penyusunan
latar belakang, Tujuan penelitian, dan Kegunaan penelitian. Penyusunan latar
belakang masalah (penelitian) pada dasarnya adalah mendeskripsikan
rasionalitas mengapa penelitian itu penting atau menarik untuk dilakukan.
Beberapa hal yang harus tergambarkan atau didapati dalam penyusunan latar
belakang pada suatu penelitian antara lain:
1. Aktualisasi dan relevansi penelitian merupakan argumentasi mengapa
pentingnya penelitian dilakukan oleh seorang peneliti.
2. Sasaran atau tujuan yang akan dikaji oleh peneliti.
Latar belakang yang baik biasanya terdiri dari 4 bahagian yakni:
1. Bagian yang menjelaskan kondisi dan situasi secara umum sesuatu
yang berhubungan dengan topik penelitian. Dalam hal ini perlu
dilengkapi dengan dukungan data/referensi dan bilamana diperlukan
perlu juga dilengkapi dengan hasil survey pendahuluan (pra survey).
2. Justifikasi kebenaran dari kondisi dan situasi tertentu yang dapat
memberikan dukungan substansial (urgensi) kepada topik penelitian.
3. Deskripsi identifikasi, menjelaskan sub-sub masalah yang spesifik.
4. Batasan masalah, mendeskripsikan arah dan harapan dari penelitian.
Keempat bagian atau komponen dalam latar belakang diatas dapat disusun
atau divisualisasi dalam suatu segitiga terbalik.
Kajian Pustaka
Adakah studi atau penelitian yang oleh para ahli disarankan untuk
dilakukan penelitian lanjutan yang kemudian menjadi tema
penelitian kita?
Kajian pustaka bukan hanya suatu ringkasan, tetapi juga merupakan suatu
sintesis hasil pencarian informasi yang disusun secara konseptual.
Dengan demikian kajian pustaka mengacu kepada upaya :
Dalam melakukan kajian pustaka atau studi literatur termasuk hasil penelitian
yang dilakukan peneliti lain sebelumnya, peneliti perlu mempertimbangkan
beberapa hal berikut:
Kerangka Teori
Semenjak peneliti melakukan kajian pustaka, maka kala itu
pula peneliti menemukan bahwa masalah yang akan diteliti tersebut
mempunyai akarnya (akar masalah) dalam sejumlah rangkaian teori
yang tumbuh dan telah dikembangkan peneliti pendahulu dari
berbagai pandangan dan perspektif yang berbeda. Dalam realitanya
ada pandangan ahli yang sama atau saling mendukung suatu
perspektif teori dan ada juga yang berbeda (sedikit atau prinsipil)
antara satu dengan lainnya. Terlepas dengan ada atau tidak adanya
perbedaan informasi yang mungkin didapatkan atau diperoleh dari
hasil kajian pustaka itu, yang penting bagi peneliti adalah:
Memilih dan memilah informasi yang diperoleh dari
berbagai sumber itu sesuai dengan tema pokok dan
teorinya.
Menyoroti kesepakatan dan ketidaksepakatan antara satu
penulis dengan penulis lainnya, dan
Tidak semua teori yang tersedia dari berbagai sumber, layak untuk dirujuk.
Suatu teori dikatakan baik bilamana teori tersebut secara akurat dapat
menguraikan suatu ruang yang lebih besar dari suatu observasi terhadap basis
model dengan seolah-olah sedikit elemen. Teori yang baik dapat digunakan
untuk memahami dan menerangkan sesuatu serta dapat digunakan untuk
meramalkan sesuatu pada masa yang akan datang (Khan, 2005). Hawking
(1988) menyatakan bahwa seringkali teori itu digunakan untuk menjelaskan
fenomena. Perlu diingat bahwa dalam realitanya teori yang ada itu tidak
memiliki nilai kebenaran yang mutlak dengan kepastian 100 persen, karena
teori merupakan kebenaran ilmu yang berasal dari olah pikir manusia tersebut
yang hanya memiliki suatu kebenaran yang relatif sifatnya.
Gambar 4-1
Level Abstraksi dari Teori
TINGKAT ABSTRAK
TEORI
PROPOSISI
TINGKATAN ABSRAKSI
KONSEP / KONTRUKSI
TINGKAT EMPIRIS
PENGAMAT OBJEK, PERISTIWA DAN KEJADIAN (REALITAS)
Konsep
Konsep merupakan ekspresi dari suatu abstraksi yang terbentuk
melalui generalisasi dari suatu pengamatan terhadap fenomena-fenomena.
Contoh penelitian bisnis bidang manajemen sumber daya manusia: Kinerja
perusahaan merupakan abstraksi dari akumulasi kinerja karyawan. Dalam
konsep kita mengenal bobot. Sebagai contoh Bobot dari konsep pada suatu
benda yang mempunyai karakteristik adalah berat/ringan. Untuk lebih
memahami konsep dalam penelitian dapat disimak beberapa pandangan para
ahli (expert opinion). Konsep menurut beberapa ahli didefinisikan sebagai
kejadian, karakteristik, simbol, situasi, perilaku, dan keadaan. Disamping
Konstruk
Proposisi
Proposisi merupakan ungkapan atau pernyataan yang dapat dipercaya,
disangkal atau diuji kebenarannya. Dengan demikian suatu pertanyaan yang
tidak dapat dipercaya, tidak ada ruang untuk disangkal terutama karena
kurang dapat dipercayai atau tidak dapat diuji kebenarannya bukanlah
merupakan suatu proposisi. Suatu proposisi itu dapat mengungkapkan konsep
Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran harus dirumuskan peneliti secara logis, runtut
dan rasional. Dalam menyusun kerangka pemikiran perlu dipahami dulu
dengan baik teori yang terkait dengan tujuan penelitian, variabel penelitian
serta hipotesis yang diajukan. Teori yang dirujuk seharusnya dapat
memberikan arah bagi peneliti dalam menyusun kerangka pemikiran tersebut.
Kerangka pemikiran sesungguhnya dijabarkan dari teori-teori yang
ada dan dari tinjauan pustaka yang digunakan dalam suatu penelitian sebagai
tuntutan untuk memecahkan masalah penelitian dan untuk merumuskan
hipotesis. Kerangka pemikiran dalam suatu penelitian dapat berbentuk
deskripsi kualitatif, model kuantitatif (matematis), diagram atau persamaan-
persamaan yang langsung berkaitan dengan bidang ilmu yang diteliti
(Mantra; 2004)
Suatu kerangka pemikiran merupakan sintesis / kesimpulan yang
menyatakan hubungan antar variabel yang disusun dari berbagai teori yang
telah dideskripsikan. Berdasarkan teori-teori yang telah dideskripsikan
tersebut, selanjutnya dianalisis secara kritis dan sistematis, sehingga dapat
menghasilkan sintesis/kesimpulan tentang hubungan antar variabel yang
diteliti. Sintesis tentang hubungan variabel tersebut, selanjutnya digunakan
untuk merumuskan hipotesis (Sugiyono, 2004 : 49). Contoh kerangka pemi-
kiran penelitian yang berjudul Pengaruh Saluran Pemasaran dan Harga
Terhadap Efisiensi Pemasaran Serta Dampaknya Pada Ketahanan Pangan
Rumah Tangga
Ketahanan pangan merupakan hal yang sangat penting dan krusial
bagi segenap bangsa, karena pangan merupakan kebutuhan yang paling
Gambar 4-2
Contoh Paradigma Penelitian
SALURAN
PEMASARAN
1. Tingkatan/ Level
Saluran Pemasaran
3. Kebijakan Harga
Pemerintah
BAB V
PERUMUSAN HIPOTESIS
Perumusan Hipotesis
Hipotesis yang dirumuskan harus senantiasa berlandaskan pada
dukungan teori. Tanpa dukungan teori yang memadai, peneliti akan kesulitan
melakukan perumusan hipotesis yang benar. Hipoptesis itu dapat
diturunkan dari teori yang berkaitan erat dengan masalah yang akan
kita teliti. Seorang peneliti yang merencanakan untuk melakukan penelitian
tentang harga suatu produk, maka agar dapat menurunkan atau merumuskan
hipotesis yang baik, sebaiknya yang bersangkutan membaca teori mengenai
penentuan harga (pricing theory). Peneliti yang akan melakukan tentang
saluran pemasaran, terlebih dahulu mempelajari tentang pengetahuan saluran
pemasaran dari berbagai sumber kepustakaan. Peneliti yang akan melakukan
penelitian tentang pengaruh motivasi terhadap kinerja karyawan harus
mempelajari teori tentang motivasi dan manajemen kinerja.
Proses perumusan hipotesis menjadi tulang belakang pembuatan alat
ukur, pengumpulan data dan proses pengolahan, analisis dan interpretasi data
dalam suatu penelitian ilmiah. Perumusan hipotesis merupakan langkah
ketiga dalam rangkaian penelitian setelah sebelumnya melakukan (1) kajian
teroritis/landasan teori dan (2) menyusun kerangka berpikir (kerangka
pemikiran). Perumusan hipotesis hanya ada dalam penelitian kuantitatif,
Gambar 5.1
Proses Dalam Merumuskan Hipotesis
Verifikasi
Penyusunan Model
Tabel 5.1
Perbedaan Hipotesis Penelitian dan Hipotesis Statistik
Dalam Penelitian Bisnis dan Manajemen
BAB VI
DESAIN PENELITIAN (RESEARCH DESIGN)
Penelitian Eksperimental.
Suatu penelitian dimana peneliti, meneliti hubungan tentang sebab akibat
antara variabel-variabel penelitian dengan melakukan suatu proses percobaan
untuk mendapatkan hasil yang tepat atau presisi tertentu.
Penelitian Komparatif
Suatu penelitian yang membandingkan suatu permasalahan yang sama pada
suatu obyek yang berbeda: sebagai contoh membandingkan kualitas
pelayanan pada suatu perusahaan dengan perusahaan lannya (pelayanan Bank
Aceh dengan Bank Mandiri Syariah Cabang Banda Aceh)
Penelitian Asosiatif.
Dari beberapa definisi diatas, maka kepada setiap peneliti dikendakai untuk
dapat memilih unsur atau elemen populasi yang dapat mewakili atau
merepresentasikan populasi yang ditetapkan (population target).Persoalan
yang senantiasa dipertanyakan banyak orang dalam penelitian adalah apakah
data dan kesimpulan suatu penelitian dengan menggunakan sampel dapat
mewakili seluruh populasi. Pertanyaan semacam ini adalah berdasar, wajar
dan dipandang cukup rasional, karena pada dasarnya sampel yang dipilih
peneliti tersebut hanya sebagian saja atau tidak keseluruhan dari anggota
(elemen) populasi yang ada atau diteliti.
Sudah barang tentu tidak mudah untuk meyakinkan orang-orang yang
kurang (tidak) memahami dan menguasai serta menafikan peran metodologi
penelitian. Kalaulah peneliti tidak menggunakan sampel, berarti peneliti
tersebut harus melakukan penelitian untuk setiap (seluruh) elemen populasi
(dikenal dengan sensus). Hal ini tentunya berdampak pada pengeluaran biaya
Gambar: 7.1
Proses Penarikan Sampel Penelitian
Execute Sampling
(3) Objek penelitian adalah sifat keadaan ( “attributes”) dari sesuatu benda,
orang, atau keadaan, yang menjadi pusat perhatian atau sasaran
penelitian. Sifat keadaan dimaksud bisa berupa sifat, kuantitas, dan
kualitas (benda, orang, dan lembaga), bisa berupa perilaku, kegiatan,
pendapat, pandangan penilaian, sikap pro-kontra atau simpati-
(4) Subjek penelitian adalah sesuatu, baik orang, benda ataupun lembaga
(organisasi), yang sifat-keadaannya (“attribut”-nya) akan diteliti. Dengan
kata lain subjek penelitian adalah sesuatu yang di dalam dirinya melekat
atau terkandung objek penelitian.
1. Cermat (accuracy)
Sampel yang cermat adalah sampel yang wajar dan sampel yang diambil
tidak akan bias atau tidak memberikan reaksi yang terlalu berlebihan atau
terlalu kurang dari responden karena berbagai pertimbangan mereka, baik
karena takut (kurang berminat) memberikan data yang sebenarnya. Bisa juga
responden memberikan data dengan melebih-lebihkan.
2. Tepat (precision)
Sampel yang tepat adalah sampel yang diambil dari populasi yang
dispesifikasikan tersebut dapat mewakili atau merepresentasikan populasi
secara wajar (tepat dengan presisi tinggi) dari keseluruhan populasi.Untuk
dapat memilih sampel yang merepresentasikan populasi tersebut, dapat
digunakan teknik pengambilan sampel yang sesuai dengan kebutuhan,
walaupun teknik yang menurut kita sudah sesuai kebutuhan tersebut disadari
masih memungkinkan adanya kesalahannya (sampling error).Dalam hal ini
perlu dipelajari ketepatan dengan mengacu kepada kesalahan yang standar
dalam batas-batas toleransi.Untuk kepentingan pemilihan (selection) sampel
kita perlu melakukan pengelompokan jenis-jenis sampel.
Tabel 7.1
Pada jenis penarikan sampel ini, setiap anggota populasi diberi nomor
anggotanya. Anggota (unsur) pertama dalam sampel dipilih acak dari
populasi, misalnya X1 dengan menentukan intervalnya, misalnya sebesar k.
dalam sampel tersebut adalah anggota atau elemen populasi yang bernomor
Xi = Xi-1 + k
Misalnya: Kita merencanakan untuk menarik sampel dari suatu populasi yang
berukuran 30 dari 1000 anggota populasi pelanggan telepon STO- Banda
Aceh dengan nomor 740-XX-XX. Ditetapkan interval = 322 (Interval tidak
boleh lebih dari 1000/30). Karena populasi 740-00-01 sampai dengan 740-
99-99 = 1000 anggota. Peneliti dapat memilih sampel secara acak, dimana
anggota pertama dalam sampel yang terpilih adalah no telepon 740 04 05
anggota ke-2 = 740 07 27
anggota ke-3 = 740 10 49
:
:
anggota ke-30 = 740 97 43
Untuk keperluan kevalidan data yang dikumpulkan, maka setiap nomor
telepon yang terpilih sebagai sampel harus aktif dimiliki dan digunakan oleh
pelanggan telepon sampel.
Penarikan sampel Sistematik (systematic sampling)
Penarikan sampel secara sistematik atau Systematic Sampling adalah metode
penarikan (pengambilan) sampel dengan proses penarikannya yang
sistematis. Pada umumnya metode penarikan sampel sistematis ini digunakan
pada populasi yang seragam (homogen). Pada populasi yang heterogen
metode ini sulit dilakukan. Sampling ini digunakan manakala jumlah anggota
populasi sedemikian besar, dianggap homogen dan ketika peneliti tidak
mempunyai alat penarikan sampel secara acak yang baik.
Langkah-langkah dalam penarikan sampel dengan metode ini meliputi:
Dengan
ni : ukuran sampel strata ke-i
Ni : Ukuran populasi strata ke-i
N : Total Populasi
n : ukuran sampel
Catatan : dalam menentukan jumlah sampel di setiap statum, dapat
dilakukan secara proporsional atau tidak proporsional
5. Pilihlah sampel dari setiap stratum secara acak.
METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 138
Penggunaan sampling ini bilamana populasinya memiliki beberapa tingkatan
atau strata. Data dalam setiap tingkatan cenderung homogen, dan antar
tingkatan cenderung heterogen. Sampel diambil secara acak dan proporsional
dari setiap strata. Misalnya: Populasi 10.000 pelanggan atau pengguna jasa
penerbangan udara yang terdiri dari 5.000 pengguna kelas Ekonomi, 3.000
kelas Bisnis dan 2.000 kelas Bisnis. Jika dari populasi tersebut akan diambil
sampel berukuran 1000, maka secara berturutan secara acak dalam kelas
Ekonomi diambil 500 orang dan dalam kelas Bisnis 500 orang sebagai
sampel
ˆ
n
RMSEA2 x db
Dengan
: Max(c-db)
METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 145
c : 2nF0
db : Derajat Kebebasan
RMSEA (Root Means Square Error Approximation)
Menggunakan Software STATISTICA Untuk Menghitung Ukuran Sampel
dengan Metode Power Analysis.
Perhitungan ukuran sampel dengan teknik power test dapat dilakukan dengan
menggunakan berbagai Software Statistika. Bilamana perhitungan tidak dapat
dilakukan secara manual, maka perhitungan ukuran sampel dengan power
test dilakukan dengan proses iterasi. Contoh hasil perhitungan ukuran sampel
dengan power test ditunjukkan di bawah ini :
Tabel 7. 1
Hasil Perhitungan Ukuran Sampel dengan Powert Test Pada Penelitian
Pengaruh Saluran Pemasaran dan Harga Terhadap Efisiensi
Pemasaran dan Ketahanan Pangan
Tabel 7. 2
Jumlah dan distribusi responden Penelitian di Provinsi Aceh
BAB VIII
SUMBER DAN PENGUMPULAN DATA
Gambar 8.1
1. Data Runtut Waktu (Time Series Data): adalah data yang secara krono-
logis disusun menurut waktu waktu pada suatu variabel.
2. Data Silang Tempat (Cross Section Data) adalah data yang dikumpulkan
pada suatu titik waktu tertentu.
3. Data Pooling adalah kombinasi antara data runtut waktu dan silang
tempat.
Menurut sumbernya data dalam penelitian bisnis dan manajemen terdiri dari :
1. Data Primer (Primary Data) adalah data yang dikumpulkan dari sumber-
sumber asli untuk tujuan tertentu melalui survey lapangan dengan
menggunakan semua metode pengumpulan data original.
2. Data Skunder (Secondary Data) adalah data yang telah dikumpulkan oleh
lembaga pengumpulan data dipublikasi kepada masyarakat pengguna
data.
Data juga dapat diklasifikasikan berdasarkan sifatnya. Dalam hal ini data
dapat digolongkan menjadi dua klasifikasi, yaitu data kuantitatif dan data
kualitatif :
Data kuantitatif adalah data yang bersifat angka. Data ini bisa berupa
angka-angka seperti 1,2,3,4, dan seterusnya dan dapat pula berasal
dari data kualitatif yang di transformasikan menjadi angka-angka atau
dengan kata lain memberikan kode (skor) data kualitatif tersebut
sesuai dengan jenjangnya.
METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 155
Data Kualitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk kalimat
atau uraian. Data ini mempunyai peranan untuk menjelaskan secara
deskriptif susatu masalah.
Sumber Data
Data yang akan dikumpulkan peneliti perlu dikaji dulu sumbernya. Karena
tuntutan kualitas dan ketepatan waktu, maka tidak semua sumber data layak
untuk dijadikan sumber pengumpulannya. Sumber data adalah subjek dimana
data dapat diperoleh. Menurut Arikunto (2008) sumber data dapat
diklasifikasikan menjadi 3P yakni :
Data skunder banyak diperoleh oleh peneliti, data sekunder pada umumnya
cenderung merupakan data yang telah "siap pakai”. Artinya bahwa data
tersebut sudah siap di olah dan di analisis oleh peneliti untuk keperluan
mencapai tujuan penelitiannya. Untuk keperluan memperoleh data sekunder,
peneliti harus mencari informasi dari mana dan dimana sumber data tersebut
dapat diperoleh. Lembaga atau organisasi yang dapat digunakan sebagai
sumber data sekunder bagi peneliti antara lain adalah:
Pengumpulan Data
2. Hemat waktu, untuk mencari data skunder lebih singkat daripada data
primer.
Observasi
a. Cara pendekatannya
b. Cara partisipasinya
Wawancara (Interview)
Wawancara merupakan salah satu teknik atau metode pengumpulan data
dalam bentuk percakapan atau komunikasi verbal. Wawancara tersebut dapat
diselenggarakan secara formal dan informal, terstruktur dan tidak terstruktur.
Dalam wawancara terstruktur, pertanyaannya sudah disiapkan oleh peneliti
terlebih dahulu dan disesuaikan data/informasi yang dibutuhkan. Wawancara
terstruktur tersebut dilakukan dengan menyusun pertanyaan yang diajukan
dengan tujuan untuk menggali isu atau data awal, dengan pertanyaan spontan
(tidak dipersiapkan).
Hasil wawancara dapat saja menimbulkan bias dan tidak seperti diharapkan.
Bias dalam wawancara dimaksud sebagai kesenjangan antara informasi/data
yang diinginkan oleh peneliti dengan informasi/ data yang diberikan oleh
responden. Bias dalam penelitian harus diminimalkan. Sumber bias dalam
suatu wawancara dapat bersumber dari:
Pewawancara
Responden
Situasi dan kondisi saat wawancara dilakukan
Bias dari pewawancara timbul antara lain sebagai akibat dari tidak terjadinya
saling percaya (curiga) antara responden dengan pewawancara. Selain itu
bias dapat juga terjadi akibat kekeliruan penafsiran dari pertanyaan yang
diajukan. Hal ini terutama terjadi jika wawancara dilakukan oleh beberapa
orang dalam situasi tim atau kelompok pewawancara. Pada beberapa kasus,
bias dalam wawancara dapat terjadi secara tidak sengaja atau disadari
pewawancara, karena pewawancara telah ikut mendorong atau mencegah
responden menjawab ke suatu arah jawaban tertentu.
Mengedarkan Kuesioner
Kuesioner atau angket merupakan merupakan teknik pengumpulan data yang
efisien bilamana peneliti mengetahui dengan pasti variabel yang akan diukur
dan megetahui apa yang dapat diharapkan dari responden. Kuesioner adalah
daftar pertanyaan tertulis yang ditujukan kepada responden untuk dijawab.
Beberapa hal yang perlu mendapatkan perhatian peneliti dalam penggunaan
alat kuesioner, antara lain adalah :
Kuesioner cocok digunakan bila jumlah responden cukup besar dan
tersebar di wilayah yang luas.
METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 170
Kuesioner dapat berupa pertanyaan/pernyataan tertutup atau terbuka,
dapat diberikan kepada responden secara langsung atau dikirim
melalui melalui pos, atau internet.
Isi dari kuesioner dapat berupa: 1) pertanyaan tentang fakta yang
dianggap diketahui oleh respoden, 2) pertanyaan tentang pendapat
responden, 3) pertanyaan tentang persepsi diri, yaitu cara responden
responden menilai sesuatu tentang perilakunya sendiri dalam
hubungannya hubungannya dengan orang lain atau lingkungan.
Cara mengungkapkan pertanyaan: 1) jangan gunakan kata atau istilah
istilah yang sulit, 2) jangan gunakan pertanyaan yang bersifat terlalu
umum, 3) hindari pertanyaan yang mendua (ambivalen), 4) jangan
gunakan kata yang samar artinya, 5) hindari pertanyaan yang
mengandung sugesti, 6) jangan membuat pertanyaan yang
memalukan responden, 7) hindari pertanyaan yang memerlukan
ingatan yang kuat dari responden.
2...............................
3...............................
4...............................
5...............................
METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 173
Bagaimana pendapat anda tentang kepemimpinan kepada bidang
diorganisasi tempat anda bekerja ?
5. Pascasarjana
10 9 8 7 6 5 4 3 2 1
0 10
Prinsip sifat positif kita berikan nilai paling besar dan untuk sifat negatif
diberi nilai paling kecil tetap di pertahankan, demikian juga prinsip
menggabungkan positif-negatif dan negatif-positif secara bergantian.
Uji Validitas
Data hasil pengisian kuesioner diuji tingkat validitasnya terutama karena
adanya kemungkinan kekurangsungguhan dari sejumlah responden dalam
mengisi kuesioner yang diajukan. Kesungguhan responponden akan
menentukan tingkat validitas. Validitas suatu hasil penelitian sangat
dipengaruhi oleh alat pengukur variabel yang diteliti. Untuk menguji
kesungguhan jawaban responden digunakan uji validitas dan uji reliabilitas.
Reliabilitas
Reliabilitas menyatakan derajat keandalan dan konsistensi kuesioner.
Beberapa metode penghitungan reliabilitas, yang sering digunakan para
peneliti antara lain adalah :
BAB IX
METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 184
PENYIAPAN DAN ANALISIS DATA
Penyiapan Data
Keberadaan data cukup penting bagi suatu penelitian. Tanpa data
sesungguhnya tidak ada gunanya seseorang melakukan penelitian. Menurut
Webster New World Dictionary Data itu adalah sesuatu yang diketahui atau
dianggap (things known or assumed). Diketahui dapat berarti sebagai sesuatu
yang sudah terjadi sebagai fakta (bukti). Dengan data akan dapat memberikan
gambaran tentang suatu keadaan atau persoalan.
Data bisa juga didefinisikan sebagai sekumpulan informasi atau nilai
yang diperoleh dari pengamatan (observasi) suatu obyek. Data dapat berupa
angka dan dapat pula merupakan lambang atau sifat. Beberapa macam data
antara lain, data populasi dan data sampel, data observasi, data primer, dan
data sekunder. Kita juga mengenal data kuantitatif dan kualitatif.
Pada dasarnya data baru berguna setelah diolah dan dianalisis. Data
yang sudah dianalisis menjadi dasar yang objektif di dalam proses pembuatan
keputusan/ kebijaksanaan dalam rangka untuk memecahkan persoalan yang
dihadapi oleh pengambil keputusan. Keputusan yang baik itu hanya bisa
diperoleh dari pengambilan keputusan yang objektif, yang didasarkan atas
data yang baik (berkualitas). Data yang baik atau yang berkualitas adalah
data yang bisa dipercaya kebenarannya (reliable), tepat waktu (timely) dan
relevan serta memiliki ruang lingkup yang luas untuk dapat memberikan
gambaran menyeluruh terhadap suatu masalah.
Data hanya dapat diperoleh melalui penelitian. Riset yang dilakukan
akan menghasilkan sejumlah data. Data dalam penelitian dapat dibagi dalam
tiga peringkat yaitu data mentah (raw data), data hasil pengumpulan, dan data
hasil pengolahan (jumlah, rata – rata, persentase, dan data hasil analisis
berupa kesimpulan). Data hasil analisis memiliki peringkat tertinggi, karena
data tersebut langsung dapat dipergunakan untuk menyusun saran atau usul
METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 185
(rekomendasi) yamh menjadi masukan penting dalam membuat keputusan
manajerial.
Data yang baik memenuhi kualitas yang diharapkan, baru dapat
diperoleh dengan penyiapan yang memadai. Penyiapan data dalam suatu
rangkaian penelitian terkait dengan sifat, sumber, cara memperoleh, dan juga
waktu pengumpulan. Menurut sifatnya, yang selanjutnya dapat dibagi dua :
Data Kualitatif yaitu data yang tidak berbentuk angka,
misalnya: Pertanyaan tentang suasana kerja, kualitas
pelayanan sebuah restoran atau gaya kepemimpinan pada
suatu organisasi
Data Kuantitatif yaitu data yang berbentuk angka, misalnya:
harga saham, besarnya pendapatan.
Menurut sumbernya, data penelitian itu selanjutnya dapat dibagi dua:
Data Internal yaitu data dari dalam suatu organisasi yang
menggambarkan keadaan organisasi tersebut. Misalnya data
internal suatu perusahaan: Jumlah karyawannya, jumlah
modalnya, jumlah produksinya.
Data Eksternal yaitu data dari luar suatu organisasi yang dapat
menggambarkan faktor–faktor yang mungkin mempengaruhi
hasil kerja suatu organisasi. Misalnya: daya beli masyarakat
mempengaruhi hasil penjualan suatu perusahaan.
Menurut cara memperolehnya, data juga bisa dibagi kedalam data primer
dan data skunder. Data Primer (primary data) yaitu data yang dikumpulkan
sendiri oleh perorangan/ suatu organisasi secara langsung dari objek yang
diteliti dan untuk kepentingan studi yang bersangkutan, baik data dar hasil
intervew maupun data hasil observasi.
Data Sekunder (secondary data) yaitu data yang diperoleh/ dikumpulkan
dan disatukan oleh studi – studi sebelumnya atau yang diterbitkan oleh
Gambar 9-1
Proses Penyiapan (Pengolahan) Data Penelitian
Penyiapan
Data PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 187
METODOLOGI
Data Pengkodean Tabulasi
Editing Data Data
(Coding) (Tabulating)
Buku Koding
2. Apakah data sudah cukup jelas dan dapat dibaca dengan baik ?
Selain itu tujuan dilakukan editing data dalam penelitian adalah untuk
mengetahui kesalahan-kesalahan yang mungkin terdapat di dalam sampel,
sehingga hasilnya dapat diyakini oleh peneliti bahwa data tersebut:
Benar-benar akurat
Konsisten dengan informasi yang lain
Lengkap dan
Data tersebut Siap untuk dilakukan koding dan tabulasi yang
diperlukan.
Penyelenggaraan editing data dalam rangka penyiapan (pengolahan) data
tersebut meliputi: Editing Lapangan (Field Editing) dan Editing
Menyeluruh (Control Editing).
Pengkodean (Coding)
Pengkodean adalah proses memberikan simbol pada setiap pertanyaan
maupun jawaban. Data yang dikumpulkan peneliti dapat berupa angka,
Menyusun variabel
Banyaknya Variabel
Jumlah dan variabel kontrol yang dipisahkan, Jumlah kelompok bagi setiap
variabel tidak boleh terlalu banyak , agar responden yang masuk setiap
Tabel 9.1
Tingkat kehadiran berdasarkan keanggotaan
Tabel 9.2
Tingkat kehadiran berdasarkan keanggotaan dan variabel kontrol
Tabel 9. 3
Keahlian dan Tingkat Ketidakhadiran
Gambar: 9.2
Metode Analisis Data Penelitian
Data Data
Kualitatif Kuantitatif
Metode Metode
non Statistik
Statistik
Verifikatif
Dari gambar 9-2 diatas dapat dijelaskan bahwa penggunaan metode analisis
data, ditentukan oleh jenis data dan tujuan penelitiannya. Bilamana data yang
tersedia dalam bentuk kualitatif , maka metode analisis data yang digunakan
adalah metode non statistik. Namun bilamana data yang tersedia atau mampu
disediakan adalah dalam bentuk kuantitatif maka peneliti dapat menggunakan
metode statisti. Penggunaan metode statistik dalam analisis datanya perlu
diperhatikan beberapa hal penting berikut ini:
1. Prosedur atau metode statistik yang tepat untuk pengolahan
data
2. Menggunakan statistik deskriptif atau
3. Menggunakan statistik induktif (inferensial)
Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mempelajari bagaimana cara
menyusun dan menyajikan data yang telah dikumpulkan dan mempelajari
bagaimana melakukan pengukuran nilai-nilai statistik seperti: rata-rata,
median, modus, standar deviasi dan lain-lain. Dengan analisis deskriptif
tersebut data telah dapat disajikan dalam bentuk table atau grafik.
Gambar 9. 3
Tujuan Penelitian
Interval Rasio
Nominal - Ordinal
Statistik Parametrik
Grafik
.............
Rata-rata (Mean)
Tidak setiap data yang dilambangkan dengan angka dapat dicari rata-ratanya.
Mean adalah ukuran rata-rata untuk variabel dengan skala interval/rasio yang
diperoleh dengan cara jumlah nilai dari setiap item dibagi dengan jumlah
itemnya. Rata-rata hanya bisa dilakukan untuk data interval dan data rasio.
Rata-rata dapat dihitung dengan rumus :
BAB X
PENGUJIAN HIPOTESIS
Gambar: 10.1
Langkah-Langkah Dalam Pengujian Hipotesis
Gambar 10.2
Daerah penolakan hipotesis pada uji satu arah untuk suatu taraf nyata
Distribusi Sampling bagi Statistik z
DaerahPenolakan
Tidak menolak H0
1,645
1. Daerah di mana hipotesis nol yang tidak ditolak adalah daerah yang
berada di sebelah kiri nilai 1,645.
x 4
tj , j 1, 2, 3, 4
s/ n
k n n
xil xi (x i x)
2
xi l 1 , x i 1 , s i 1
k n n 1
Dimana :
Komparasi Berpasangan
Komparasi Dua Sampel Independen
Komparasi K Sampel Berpasangan ( Kelompok Sampel Lebih dari 2
Kelompok Dengan Karakter Yang Sama)
Komparasi K Sampel Independen Dengan Kelompok Sampel Lebih
Dari 2 Kelompok Sampel Dengan Karakter Yang Berbeda)
Dua atau lebih kelompok data dapat dikatakan berpasangan bilamana data
berasal dari subyek yang sama atau subyek yang berbeda namun telah
dilakukan penyesuaian(matching) dua atau lebih kelompok data.Dikatakan
tidak berpasangan bilamana data berasal dari subyek yang berbeda tanpa
METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 215
prosedur penyelarasan (matching).Bilamana data penelitian dalam bentuk
numerik maka uji hipotesis komparatif dapat dilakukan seperti tabel
ringkasan sebagai berikut:
Tabel 10.3
Pengujian Hipotesis komparatif Denganvariabel numeric
1 = Nelayan 1 = Pantai
2 = PNS 2 = Pegunungan
3 = Peg. Swasta 3 = Belanja
4 = Wiraswasta 4 = Bioskop
Tabel 10.4
Pengujian Hipotesis Korelatif Berdasarkan Variabel
Variabel 1 Variabel 2 Uji Korelasi Yang Dipilih
Nominal Nominal Koefisien Kontingensi, Lambda
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Uji yang digunakan adalah tes
tidak berpasangan (uji parametrik), Bilamana memenuhi syarat.Bilamana
tidak memenuhi syarat, maka peneliti dapat menggunakan uji alternatifnya,
yaitu uji Mann-Whitney (uji non parametrik). Untuk lebih memahami ikuti
pula contoh selanjutnya: “apakah terdapat hubungan antara jenis
kelamin, (laki-laki dan Perempuan) dengan konsumsi susu merek X
(kurang, cukup,lebih)”. Untuk hal tersebut perlu digunakan langkah-
langkah sebagai berikut:
Tabel 10.6
Langkah-langkah untuk menentukan uji hipotesis Korelatif
Tabel 10.7
Langkah-langkah yang digunakan untuk menjawab pertanyaan
UJI YANG
LANGKAH JAWABAN
MUNGKIN
1 Menentukan Variabel yang diuji adalah
variabel yang Tunjangan Prestasi Kerja dan
diuji Kinerja Karyawan
2 Menentukan Tunjangan Prestasi Kerja t tes berpasangan,
skala adalah variable dengan skala tes tidak
pengukuran pengukuran numerik berpasangan, anova,
Variabel Pearson
3 Menentukan Jenis hipotesis korelatif Pearson
jenis hipotesis
Tabel 10.8
Interpretasi Hasil Uji Hipotesis bila nilai p<0.05
Peneliti dapat menggunakan dua cara untuk menarik kesimpulan terhadap uji
hipotesis yang digunakanyaitu, dengan menghitung nilai probabilitas (p) dan
menghitung nilai confidence interval (interval kepercayaannya). Nilai p,
hipotesis nol dan hipotesis alternatif dapat dipahami sebagai berikut:
Data yang tidak tersebar secara normal untuk keperluan penggunaan uji
parametric harus ditransformasikan terlebih dahulu mengikuti sebaran
normal. Contoh pengujian nhipotesis dengan statistic parametric
Tabel 10.6
Pengujian Hipotesis Dengan Statistik Inferensia
Skala Jenis Hipotesis
Penguku Komparatif /Asosiatif
ran
Variabel 2>Kelompok Korelati
2Kelompok
f
Berpasangan Tidak Tidak Tidak
berpasangan berpasan berpasangan
gan
Nominal Mc Nemar Chi Square Chi Square Coeffisi
Marginal Fisher Cochran Fisher en
homogeneity Kolmogrov Kolmogrov Konting
Smirnov Smirnov ensi
Lambda
Ordinal McNemar Chi Square Chi Square
Marginal Fisher Cochran Fisher Somers’
homogeneity Kolmogrov Kolmogrov d
Smirnov Smirnov Gamma
Wilcoxon Mann- Friedman Kruskal- Spearma
Whitney Wallis n
Numerik Uji t Uji t tidak
(interval Berpasangan berpasangan Anova Anova Pearson
dan
rasio)
Suatu uji hipotesis dapat ditentukan bilamana kita berpedoman pada tabel uji
hipotesis dengan syarat kita dapat menentukan uji hipotesisnya. Untuk itu
peneliti perlu memahami beberapa pengertian berikut:
1. Bilamana data dengan skala numerik tidak memenuhi syarat untuk uji
parametrik (misalnya sebaran data tidak normal), maka peneliti dapat
melakukan uji hipotesis dengan uji non parametrik yang merupakan
alternatif dari uji parametriknya, meliputi uji t berpasangan adalah Uji
Wilcoxon, uji t tidak berpasangan adalah uji Mann Whitney, uji anova
berpasangan adalah uji Friedman, dan alternatif uji anova tidak
berpasangan adalah Uji kruskal - Wallis
2. Bilamana data skala pengukuran variabel adalah kategorikal (ordinal
dan nominal) maka dapat digunakan uji non parametrik (non
parametric test)
Tabel 10.7
Metode untuk mengetahui perangkat data sebaran normal
Tabel 10.8
Uji Hipotesis komparatif Dengan variable ordinal
Salah satu alat yang sering digunakan dalam pengujian hipotesis adalah uji
hipotesis verifikatif dengan menggunakan SEM.
Y11 1
y11
1
1 X11 y21
Y12 2
x11
1 y31 Y13 3
2 X12 x21 11 1
y41 Y14 4
12 y51
Y15 5
31 y61
21 Y16 6
12 Y21 7
3 X21 y12
x12
2 y22
22 Y22 8
4 X22 x22 2
y32
x32 Y23 9
5 X23 y42
2 Y24 10
Notasi : Baca
: Ksai
: Eta
: Lambda
: Gamma
: Delta
: Epsilon
: Zeta
1 : Variabel laten eksogen saluran pemasaran
X11 : Indikator tingkat/tipe saluran pemasaran
X12 : Indikator kinerja perantara dalam saluran pemasaran
1.1-x2.1
x
: Koefisien hubungan antara variabel laten saluran
METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 236
pemasaran dengan indikator-indikatornya.
1,.., 2 : Kekeliruan model penguruan indikator ekosogen saluran
pemasaran
2 : Variabel laten eksogen harga
X21 : Indikator harga jual petani
X22 : Indikator harga beli konsumen
X23 : Indikator kebijakan harga pemerintah
1.2-x32
x
: Koefisien hub antara variabel laten harga dengan
indikatornya.
3,.., 5 : Kekeliruan model penguruan indikator ekosogen harga
1 : Variabel laten endogen efisiensi pemasaran beras
Y11 : Indikator biaya pemasaran
Y12 : Indikator Keuntungan perantara pemasaran
Y13 : Indikator margin pemasaran
Y14 : Indikator transmisi harga
Y15 : Indikator Pangsa harga konsumen yang diterima petani
Y16 : Indikator Pendapatan Petani Produsen
11-y61
y
: Koefisien hubungan antara efisiensi pemasaran beras
dengan indikator-indikatornya.
1,.., 6 : Kekeliruan model pengukuran indikator ekosogen efisiensi
pemasaran
2 : Variabel laten ketahanan pangan rumah tangga petani
Y21 : Indikator Produksi Pangan oleh Rumah tangga Sendiri
Y22 : Indikator Konsumsi Pangan Rumah Tangga
Y23 : Indikator Pendapatan Rumah Tangga
Y24 : Indikator Pangsa pengeluaran Rumah Tangga untuk pangan
1.2-y4.2
y
: Koefisien hubungan antara variabel laten ketahanan
pangan rumah tangga petani dengan indikator-
indikatornya
6,.., 9 : Kekeliruan model pengukuran indikator endogen
ketahanan pangan rumah tangga petani
11 : Koefisien pengaruh tingkatan saluran pemasaran terhadap
efisiensi pemasaran beras
12 : Koefisien pengaruh harga terhadap terhadap efisiensi
pemasaran
21 : Koefisien pengaruh tingkatan saluran pemasaran terhadap
ketahanan pangan rumah tangga petani
METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 237
22 : Koefisien pengaruh harga terhadap ketahanan pangan
rumah tangga petani
21 Koefisien pengaruh efisiensi pemasaran terhadap
ketahanan pangan rumah tangga petani
Model penelitian di atas lebih lanjut dapat dituliskan dalam model strukural
dan model pengukuran sebagai berikut:
Model Struktural :
1 111 12 2 1
2 211 211 22 2 2
Model Pengukuran :
Persamaan pengukuran untuk variabel 1 (saluran pemasaran) masing-masing
X 11 11 1
x
X 1
12 21
x
2
2 (harga) masing-masing dapat
Persamaan pengukuran untuk variabel
X 21 12
x
3
X x
22 22 2 4
X 23 32x 5
Persamaan pengukuran untuk variabel endogen 1 (efisiensi pemasaran)
adalah
Y11 11y1 1 Y12 21y 1 2
Y22 22y 2 8
Y32 82y 2 8
dan Y24 422 10
y
Identifikasi Model
Untuk mengetahui apakah parameter model dapat diestimasi atau
tidak dilakukan identifikasi model. Syarat dari parameter model yang dapat
diestimasi atau tidak adalah suatu model yang memiliki derajat bebas lebih
besar sama dengan nol. Formulasi derajat bebas dari model adalah :
df =p ( p+1
2 )
−t
Derajat bebas (df) dari model ini sebesar 84 lebih besar dari nol sehingga
dapat dinyatakan parameter model tersebut dapat ditaksir atau diestimasi
χ
2
=
( n−1)× F¿¿
F¿¿ adalah nilai minimum untuk
¿^
θ=θ ¿ untuk metode
penaksiran Maximum Likelihood (ML).
3. Menetapkan Kriteria uji
2 2
Tolak H0 jika χ hitung > χ tabel dengan df =
1
( p+q ) ( p+q+1 )−t
2 dimana : p, q = jumlah dimensi, dan t =
jumlah parameter yang ditaksir
4. Menarik Kesimpulan
Bilamana H0 diterima maka dapat diambil kesimpulan bahwa model diterima,
namun jika H0 ditolak berarti model ditolak. Selain dengan menggunakan
statistik inferensial, pengujian kesesuaian model juga dilakukan menggunakan
statistik deskriptif. Tabel 10.10 berikut ini akan digambarkan hasil
pengukuran Absolute Fit Measures, Incremental Fit Measures, Parsimonius
Fit Measures yang digunakan dalam menguji apakah yang diajukan dapat
diterima atau ditolak.
Root mean square error of Nilai aproksimasi akar rata-rata kuadrat error.
approximation (RMSEA) Diharapkan nilainya rendah. RMSEA 0.08
berarti model fit dengan data, 0.9 – 1.0 berarti
model cukup fit dengan data
ij 2 jj
s
( xi )
ij
varians dimensi,
xi .
antara variabel
xi dan variabel dan σ 2 (δ ) adalah taksiran varians
kekeliruan variabel
xi . Ukuran reliabilitas pada persamaan di atas secara
berurutan dinyatakan “baik” bilamana masing-masing nilainya adalah 0.5 dan
0.7 (Sharma, 1996: 165).
y31 Y13 3
21 1
y41 Y14 4
y51
3 X21 Y15 5
x12 12 y61
Y16 6
4 X22 x22 2
x32
5 X23
R 2 / (k 1)
F
(1 R 2 ) / (n k )
Hasil perhitungan uji F perlu dikaitkan dengan kriteria uji, dimana hipotesis
nol akana ditolak jika nilai F hitung lebih besar dari nilai F tabel pada tingkat
signifikansi 5% dan derajat bebas v1=k-1, v2=n-k, dengan k=2
Rumusan Hipotesis Partial
Hipotesis parsial yang diajukan diatas dapat di bagi dalam dua sub hipotesis
x32
5 X23
R 2 / (k 1)
F
(1 R 2 ) / (n k )
Diagram 10.4
Pernyataan Hipotesis“ Efisiensi Pemasaran Beras Berpengaruh
Terhadap Ketahanan Pangan Rumah Tangga Petani”
Rumusan ini hanya terdiri dari hipotesis partial yaitu efisiensi pemasaran
berpengaruh terhadap ketahanan pangan rumah tangga petani.Rumusan diatas
dapat dituliskan kembali sebagai berikut:
ˆ21
t
se( ˆ21)
Hipotesis nol akan ditolak bilamana nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel
pada tingkat signifikansi 5% dengan derajat bebas n-k-1.Contoh Hipotesis
lainnya dari penelitian diatas adalah: Saluran pemasaran dan harga
berpengaruh terhadap ketahanan pangan rumah tangga petani melalui
efisiensi beras. Rumusan hipotesis di atas dapat digambarkan dalam diagram
jalur sebagai berikut :
Diagram 10.5
Y11 1
y11
1
1 X11 y21
Y12 2
x11
1 y31 Y13 3
2 X12 x21 11 1
y41 Y14 4
12 y51
Y15 5
31 y61
21
Y16 6
12 Y21 7
3 X21 y12
x12
2 y22
22 Y22 8
4 X22 x22 2
y32
x32 Y23 9
5 X23 y42
2 Y24 10
R 2 / ( k 1)
F
(1 R 2 ) / ( n k )
Kriteria uji untuk adalah menolak atau menerima hipotesis nol adalah : Jika
nilai F hitung lebih besar dari nilai F tabel pada tingkat signifikansi 5%
dengan derajat bebas v1=k-1 dan v2= n-k, dengan k=3, maka hipotesis nol
ditolak. Dari pernyataan hipotesis diatas dapat di rumusan Hipotesis Partial
sebagai berikut:
H0 : 21 = 0 Tidak terdapat pengaruh dari saluran pemasaran terhadap
ketahanan pangan rumah tangga petani.
H1 : 21 0 Terdapat pengaruh dari saluran pemasaran terhadap ketahanan
pangan rumah tangga petani.
H0 : 22 = 0 Tidak terdapat pengaruh dari harga terhadap ketahanan pangan
rumah tangga petani.
H1 : 22 0 Terdapat pengaruh dari harga terhadap ketahanan pangan
rumah tangga petani.
H0 : 21 = 0 Tidak terdapat pengaruh dari efisiensi pemasaran terhadap
ketahanan pangan rumah tangga petani.
H1 : 21 0 Terdapat pengaruh dari efisiensi pemasaran terhadap
ketahanan pangan rumah tangga petani.
Untuk menguji signifikansi sub hipotesis 1, dan 2 untuk hipotesis dua
digunakan statistik uji t student dengan formulasi sebagai berikut :
ˆ21
t
se( ˆ21)
Abstrak Laporan
Abstrak hasil penelitian merupakan hal penting yang tidak boleh
dilupakan oleh seorang peneliti dalam proses pembuatan laporan penelitian.
Pada dasarnya abstrak berisi rangkuman singkat/intisari dari semua isi
laporan yang dibuat oleh seorang periset. Alur penulisan abstrak dimulai dari
apa judul penelitian, tujuan/manfaat penelitian dan lokasi/populasi penelitian,
dan waktu dilaksanakan penelitian itu.
Abstrak disusun dalam beberapa paragraph. Paragraph pertama
biasanya memuat latar belakang ringkas dan disambung dengan tujuan
penelitian. Pada paragraph berikuitnya berisi informasi tentang jenis
penelitian, metode pengumpulan data, teknik analisis data, dan hasil
penelitian, baik secara kualitatif maupun kuantitatif sesuai dengan jenis
penelitiannya. Jumlah kata sebaiknya tidak lebih dari 200 kata sehingga
abstrak itu memenuhi harapan singkat, padat, dan berisi. Abstrak dapat atau
sebaiknya ditulis dalam dua bahasa (Inggris-Indonesia) tergantung
kebutuhan. Pengetikan abstrak dilakukan dengan jarak 1 (satu) spasi, pada
akhir paragrap harus dicantumkan kata kunci (key word) untuk membantu
METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 257
menjelaskan isi dari abstrak. Contoh Abstrak penelitian Pengaruh Saluran
Pemasaan dan Harga Terhadap Efisiensi Pemasaran Beras Serta Dampaknya
pada Ketahanan Pangan Rumah Tangga Petani di Provinsi Aceh.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melahirkan suatu kajian yang mendalam
tentang : (1) Saluran pemasaran, harga, efisiensi pemasaran beras dan
ketahanan pangan rumah tangga petani (2) pengaruh saluran pemasaran dan
harga terhadap efisiensi pemasaran baik secara parsial maupun simultan, (3)
pengaruh saluran pemasaran dan harga terhadap ketahanan pangan rumah
tangga petani, (4) pengaruh efisiensi pemasaran beras terhadap ketahanan
pangan rumah tangga petani dan 5 Pengaruh saluran pemasaran dan harga
terhadap ketahanan pangan rumah tangga petani melalui efisiensi beras di
Provinsi Aceh.
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran-saran
Contoh Gaya 2:
Bradley, Frank, Marekting Management Providing, Comunication and
Delivering Value. Pretice Hall International (UK) Limited, Mayland Avenue,
London, 1995.
Hermawan Kartajaya, Marketing Plus 2000 Siasat Memenangkan Persaingan
Global. Penerbit Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1997.
Contoh Gaya 3:
Bradley, Frank, Marekting Management Providing, Comunication and
Delivering Value (London: Pretice Hall International (UK) Limited, 1995).
Laurence Neuman. Social Research Methods, Qualitative and Quantitative
(Pearson Education, Inc)
1. Bagian Awal
a. Judul penelitian yang direncanakan akan dilakukan.
b. Identitas penyusun rancangan.
c. Tanggal pengajuan rancangan ke Program Pascasarjana.
2. Bagian Utama
Bagian utama dari rancangan atau usulan penelitiannya meliputi :
3. Bagian Akhir
a. Daftar pustaka (Kepustakaan)
b. Daftar riwayat hidup penyusun usulan penelitian.
Bagian Awal
METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 268
1. Judul
Judul rancangan usulan penelitian (UP) diketik dengan huruf kapital.
Judul hendaklah cukup ekspresif sehingga dapat menunjukkan dengan
tepat masalah yang akan diteliti. Di bawah judul ditulis kalimat
sebagai berikut:
2. Identitas Penulis
Nama : hanya huruf-huruf pertama yang diketik dengan huruf Kapital.
pada tanggal
………………………….. 20………
Bagian Utama
1. Perumusan Masalah
Dalam rancangan usulan penelitian untuk disertasi, unsur pokok
perumusan masalah ini mempunyai peranan lebih penting dari unsur-
unsur pokok lain. Didalam perumusan masalah inilah akan terlihat
kesiapan akademik penyusunan rancangan usulan penelitian itu.
Unsur pokok dalam perumusan masalah penelitian, sekurang-
kurangnya harus memuat hal-hal sebagai berikut :
4. Hipotesis
Hipotesis, hendaknya dapat dirumuskan dengan tepat dan jelas dalam
kalimat berita (kalimat deklaratif) tentang sikap ilmiah yang diambil
terdapat masalah yang hendak diteliti.
5. Metode Penelitian
Dalam metode penelitian memuat hal-hal sebagai berikut:
METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 270
a. Pendekatan dan bentuk/cara yang dipakai untuk meneliti.
b. Penjelasan tentang populasi serta desain teknik pengambilan
sampel yang akan digunakan dalam penelitian.
c. Metode pengumpulan data dan alat pengambil data yang akan
digunakan.
d. Bahan-bahan yang akan dipakai, kalau ada.
e. Alat-alat perlengkapan yang akan dipakai, kalau ada.
f. Teknik atau model analisis yang akan digunakan.
g. Dsain aturan-aturan untuk menerima atau menolak hipotesis.
6. Jadwal Penelitian
Jadwal penelitian perlu disusun secara cermat, dengan
mempertimbangkan unsur kelayakannya. Jadwal penelitian
menunjukkan hal-hal sebagai berikut :
Bagian Akhir
1. Daftar Pustaka
Daftar pustaka atau juga kepustakaan penulisannya didasarkan atas
pustaka yang telah dijadikan sumber (acuan) dalam penyusunan
rancangan usulan penelitian. Tujuan utama penyajian daftar pustaka
adalah memberi informasi mengenai bagaimana orang dapat dengan
mudah menemukan sumber yang disebutkan dalam rancangan usulan
a. Untuk buku :
1. Nama penulis
2. Tahun penerbitan
3. Judul buku
4. Nama penerbit
5. Tempat penerbitan.
b. Untuk jurnal :
1. Nama penulis
2. Tahun penerbitan
3. Judul tulisan
4. Nama jurnal
5. Jilid (dan nomor)
6. Halaman.
c. Untuk sumber pustaka lain dapat digunakan pedoman yang lazim.
d. Cara menulis pustaka dan artikel sesuai ketentuan yang berlaku.
Bahan
1. Rancangan usulan penelitian untuk tesis atau disertasi ditulis pada
kertas HVS 80, ukuran A4, dengan mempergunakan tinta warna
hitam.
2. Tabel dan gambar, jika ada, disajikan pada kertas yang sama.
3. Nomor Halaman
Halaman naskah rancangan usulan penelitian atau laporan penelitian
untuk tesis atau disertasi dan rujukannya diberi nomor urut dengan
angka Arab, dimulai dengan angka 1. Semua nomor halaman diketik
rapi dengan jarak 3 cm dari tepi kanan dan 2,5 cm dari tepi atas.
DAFTAR PUSTAKA
Cooper & Emory. 1995. Metode Penelitian Bisnis. Penerbit : Erlangga. Jilid
I. Edisi Kelima, Jakarta.
Schiffman, Leon dan Kanuk, Leslie Lazar (2008). Perilaku Konsumen. Edisi
Ketujuh. Indonesia: PT Macanan Jaya Cermelang.
Sarwono, jonathan (2007). Analisis Jalur Untuk Riset Bisnis dengan SPSS.
Yogyakarta : Andi
Algifari. (2006). Statistika Induktif untuk Ekonomi dan Bisnis. Jakarta: UPP
AMP YKPN
Husein Umar. 2004. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis.
Cetakan ke-6. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS DAN MANAJEMEN| 277
Krejcie, Robert V. dan Daryle W. Morgan. 1970. “Ditermining Sample Size
for Research Activities”, Educational and Psychological Measurment. Vol.
30: 607-610.