Anda di halaman 1dari 7

ISI BUKU

2.1    Informasi Bibliography
JUDUL BUKU : USHUL FIQIH
PENGARANG : PROF. Dr .H.SATRIA EFFENDI M.ZEIN,MA
PENERBIT : PRENADA MEDIA GROUP
ISBN : 9789771486156
TEBAL : 479 HAL

Dengan Buku Pembanding

JUDUL : KAIDAH-KAIDAH FIQIH


PENGARANG : PROF.H.A DJAZULI
PENERBIT : PRENADA MEDIA,2019
ISBN : 9786024228019
TEBAL : 252 HAL

2.2 ISI/RINGKASAN BUKU


Pengertian Amr dan Nahi
1. Amar( perintah)
Menurut mayoritas ulama ushul fiqih Amar adalah suatu tuntutan untuk
melakukan sesuatu dari pihak yang lebih tinggi kedudukannya kepada pihak
yang lebih rendah tingkatannya.
Perintah untuk melakukan suatu perbuatan seperti dikemukakan oleh
khudar bik dalam bukunya Tarikh al-Tasri disampaikan dalam berbagai gaya
atau redaksi antara lain
• perintah tegas Dengan menggunakan kata amarah dan yang seakar
dengannya
•perintah yang memakai kata kerja perintah secara langsung
•perintah Dengan memakai kata kerja mudhari( kata kerja untuk sekarang
dan yang Akan datang)
•perintah yang menggunakan kata faradna
•perintah dalam bentuk menjanjikan kebaikannya yang banyak

2. NAHI ( Larangan )
Mayoritas ulama ushul fiqih mendefinisikan nahi sebagai larangan
melakukan suatu perbuatan dari pihak yang lebih tinggi kedudukannya
kepada pihak yang lebih rendah tingkatannya dengan kalimat yang
menunjukan atas Hal itu.
Dalam larangan suatu perbuatan, seperti disebutkan oleh muhammad
khudari Bik Allah juga memakai berbagai ragam Bahasa diantaranya:

• Larangan secara tegas dengan memakai kata naha atau seakar dengannya
yang secara Bahasa berarti melarang.
• Larangan dengan menjelaskan bahwa suatu perbuatan diharamkan
• Larangan dengan menjelaskan bahwa perbuatan itu tidak halal dilakukan
• Larangan dengan memakai kata perintah namun bermakna tuntutan
untuk meninggalkan
• Larangan dengan mengancam pelakunya dengan siksaan pedih.

Pengertian Am dan khas

A. ‘Am Dan khas


Dalam ilmu ushul fiqh permasalahan ‘am dan khas banyak
mendapat sorotan secara mendalam oleh para ulama ushul fiqh sejak dulu,
karena hal ini sering memunculkan perbedaan pendapat di antara mereka.
Perbedaan tersebut terjadi karena berhubungan dengan kedudukan hadits-
hadits ahad dengan keumuman Alquran dan kedudukan qiyâs terhadap
nash-nash yang bersifat umum. Untuk mengetahui konsep ‘am dan khas
yang menjadi kajian dalam pembahasan ini, maker di bahwa ini akan
dikemukakan pengertian ‘am dan khas Serta hal-hal yang berkaitan
dengannya.
1. ‘Am
‘Am Menurut bahasa ialah cakupan sesuatu baik lafaz atau selainnya.
Sedangkan menurut istilah ialah lafaz yang menunjukkan pada jumlah yang
banyak dan satuan yang termasuk dalam pengertiannya dalam satu makna
yang berlaku.1Adapun yang dimaksud dengan satu makna yang berlaku
yaitu lafaz yang tidak mengandung arti lain yang bisa menggantikan makna
tersebut (bukan musytarak). Di sini penulis dapat tegaskan bahwa lafaz ‘am
tersebut menunjukkan arti banyak dengan menggunakan satu ungkapan
dan dalam keadaan yang sama.Ini sedikit berbeda dengan istilah yang
diberikan oleh golongan Hanafiyah. Menurutnya, lafaz ‘am ialah suatu lafas
yang mencakup arti secara keseluruhan, baik dengan menggunakan lafaz
seperti rijâl atau dengan menggunakan ism maushûl yang menunjukkan arti
jamak atau ism syarth dan yang semisal dengannya seperti lafaz qaum, jin
Kedua pengertian yang dikemukakan di atas, golongan Hanafiyah
memberikan pengertian am secara rinci dengan mengemukakan beberapa
unsur lafaz seperti adanya isim maushul dan isim syarat.

Pengertian muthalaq dan muqayyad

1. Muthlaq
Muthlaq menurut istilah ialah lafaz yang menunjukkan pada hakikat lafaz
itu apa adanya tanpa memandang jumlah maupun sifatnya.Lafas raqabah
dalam ayat tersebut adalah lafaz khas yang muthlaq, karena tidak diberi
qayyid dengan sifat tertentu. Sehingga dengan desmidian dapat mencakup
seluruh macam budak, baik budak yang mu’min maupun yang kafir.
Ayat yang disebut di atas menuntut dimerdekakannya budak, tanpa
memperhatikan jumlah budak, satu atau banyak dan tanpa mengartikan
Sifat budak, apakah beriman ataukah tidak. Ini berarti muthlaq. Sedang am
ialah lafaz yang menunjukkan pada hakikat lafaz tersebut, dengan
memperhatikan jumlah (satuan)nya.
َّ
3. Muqayyad

Muqayyad ialah lafaz yang menunjukkan pada hakikat lafaz


tersebut dengan dibatasi oleh sifat, keadaan, dan syarat tertentu. Atau
dengan kata lain, lafaz yang menunjukkan pada hakikat lafaz itu
sendiri, dengan dibatasi oleh batasan, tanpa memandang pada
jumlahnya. muqayyad yang dibatasi dengan sifat. Adapun contoh lafaz
muqayyad yang dibatasi dengan syarat, ialah ayat yang berkaitan dengan
kafarat sumpah Kafarat puasa tiga Hari tersebut disyaratkan bila orang yang
melanggar sumpah tidak mampu memerdekakan hamba sahaya atau
memberi makanan atau pakaian Sedang lafaz muqayyad yang dibatasi
dengan batasan lain,
3. Antara Muthlaq dan Muqayyad
Telah disepakati bahwa jika ada lafaz muthlaq yang hukum dan
obyeknya sama dengan lafaz yang muqayyad, maka pengertian lafaz
yang muthlaq tersebut disesuaikan dengan lafaz yang muqayyad.

Kelebihan dan kelemahan buku

Kelebihan
Penggunaan bahasa dan kalimat yang ringan sehingga mempermudah
pemahaman bagi pembaca Setiap halaman buku begitu tertata rapi mulai dari
halaman judul, hak cipta, kata pengantar, daftar isi, pembahasan, hingga
daftar pustaka

Kelemahan

Masih terdapat beberapa bentuk table yang kurang sempurna, yakni tabel
yang tidak dilengkapi dengan garis lurus. Ini dapat mempengaruhi daya minat
Baca. Beberapa tulisan berwarna, namun warna yang digunakan adalah warna
lemah (bukan warna jelas).

Kritik dan saran


Dari beberapa kelemahan buku yang dipaparkan di atas, maka dapat ditarik kesimpulan
berupa rekomendasi diantaranya yakni:

Dalam pembuatan cover atau kulit buku, hendaknya menggunakan


perpaduan warna yang sepadan dan menarik. Contoh dengan memasukkan
warna orange lebih besar pada tampilan buku. Ini akan memperjelas
penglihatan sekaligus merangsang daya minat baca si pembaca.Dari segi isi,
masih terdapat beberapa tulisan yang berwarna biru langit, atau biru muda.
Oleh sebab itu, disini direkomendasikan bahwa untuk penulisan isi,
sebaiknya menggunakan warna font atau huruf yang sebagaimana biasanya,
yakni warna hitam.Dalam pembuatan tabel dalam isi, sebaiknya
menggunakan tabel yang sebagaimana biasanya pada buku-buku lain.
Berwarna hitam dan bergaris lengkap. Dengan ini, pembaca tidak akan
keliru maupun kesulitan dalam melihat tulisan pada tabel yang ada.

Kesimpulan
Dari beberapa uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kelemahan atau
kekurangan yang tedapat dalam buku ini, bukan berarti mengurangi substansi dari
pesan yang ingin disampaikan penulis dalam buku ini.
Oleh karena itu, buku ini sangat cocok digunakan bagi mahasiswa, terkhusus bagi
guru untuk membantu dalam menjalankan tugasnya yang menganut prinsip
evaluasi dalam setiap pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai