Anda di halaman 1dari 9

BAB IX

STOIKIOMETRI
9.1. Tujuan Percobaan
Menentukan reaksi stoikiometri

9.2. Tinjauan Pustaka


Stoikiometri ialah hubungan kuantitatif antara zat-zat yang terkait dalam
suatu reaksi kimia. Misalnya apabila. 1,00 gram kalsium karbonat dipanaskan
sampai terurai seluruhnya, berapa gram kalsium oksida dan berapa gram karbon
dioksida akan dihasilkan. Jawabannya, 0,56 gram kalsium oksida dan 0,44 gram
karbon dioksida.

Reaksi penguraiannya adalah:

CaCO3 → CaO + CO2 Sebaliknya bila ditanyakan: dari 0,56 gram kalsium
oksida yangdireaksikan dengan karbon dioksida, berapa gram kalsium karbonat
paling banyak dapat diperoleh dan berapa gram karbon dioksida diperlukan.
Jawabannya adalah 1,00 gram kalsium karbonat dan 0,44 gram karbon dioksida.

Reaksi penggabungannya adalah:

CaO + CO2 – CaCO3

Dalam membuat campuran bebas memilih perbandingan berat bahan-


bahan yang dicampurkan, tetapi dalam reaksi ada hubungan stoikiometri berat
bahan-bahan yang bereaksi mempunyai perbandingan tertentu, tidak dapat
ditentukan sendiri, tetapi bergantung pada reaksi itu.

Untuk menjawab berapa CaCO3 yang akan diperoleh, perhatikan


hubungan stoikiometri dalam reaksi ini, seperti ditunjukkan dalam contoh di atas
tadi 2 : 1,00 gram CaCO3 menghasilkan 0,56 gram CaO dan 0,44 gram CO 2
Dengan kata lain, perbandingan berat dalam reaksi tersebut ialah:

CaCO3 : CaO : CO2 = 1 : 0,56 : 0,44

= 25 : 14 : 11

Perbandingan berlaku untuk penguraian CaCO3 maupun untuk


pembentukannya dari hasil-hasil penguraian tersebut. Berdasarkan pada
perbandingan stoikiometri tersebut, dapat dihitung:

a) Berapa gram CO2 diperlukan untuk menghabiskan 1,00 itu. Jawabannya:


gram CaO yang tersedia 44 x 1,00 gram = 0,79 gram CO 2 yang diperlukan,
sedang yang tersedia 0,55 gram, jadi tidak cukup untuk menghabiskan 1,00
gram CaO itu.
b) Sebaliknya, berapa gram CaO diperlukan untuk menghabiskan 0,55 gram
CO2 yang tersedia? Jawabannya: 1%1 x 0,55 gram = 0,7 gram CaO, sedang
yang disediakan 1,00 gram.

Berdasarkan perhitungan dapat dilihat bahwa dalam reaksi antara CaO dan CO 2
dengan masing-masing 1,00 dan 0,55 gram, CO 2 akan habis tetapi CaO akan
meninggalkan sisa yang tetap tidak bereaksi. Jadi setelah berlangsung akan
dapati CACO3 dan sisa CaO CaCO3 sebanyak (0,55 + 0,7) gram dan sisa CaO
sebanyak (1,00 -0,7) gram.

Karena dalam contoh ini CO2 membatasi jumlah CaO yang dapat
bereaksi sehingga meninggalkan sisa yang tak tereaksikan, maka CO2 dalam
contoh ini disebut "pereaksi pembatas”. Pereaksi pembatas ialah pereaksi yang
terdapat dalam jumlah relatif kecil (dalam hubungan stoikiometrinya). Pereaksi
pembatas akan habis bereaksi, sedangkan pereaksi-pereaksi yang lain akan
meninggalkan sisa. (Harjadi, 2018)
Stoikiometri yang menangani aspek aspek kuantitatif dari reaksi kimia
menjadi metodologi dasar dari kimia. Semua hukum fundamental kimia dari
hukum kekekalan massa, Hukum perbandingan tetap hingga hukum reaksi gas
semuanya sudah didasari oleh Stoikiometri. Hukum-hukum fundamental ini
merupakan dasar teori atom dan secara kau efisien dijelaskan dengan teori atom.
Namun, secara menarik untuk dicatat bahwa konsep ekuivalen digunakan
sebelum teori atom dikenalkan. Hukum tersebut antara lain :

1. Hukum Kekekalan massa


Ditemukan oleh Antonio Lorraine Lavoisier. Hukum kekekalan massa
sendiri merupakan suatu hukum yang menyatakan bahwa masa dari suatu
sistem tertutup akan terus konstan meskipun telah terjadi berbagai macam
proses di dalam suatu sistem tertutup tersebut. Masa sebelum dan sesudah
reaksi adalah sama.

2. Hukum Perbandingan Tetap


Ini adalah Senin hukum yang menyatakan bahwa suatu senyawa kimia
terdiri dari suatu senyawa kimia yang terdiri dari unsur unsur dengan
perbandingan massa yang selalu tepat masanya atau sama.

3. Hukum Perbandingan Ganda


Pada tahun 1084 John Dalton Adalah orang yang pertama kali meneliti
tentang adanya kasus perbandingan tertentu pada suatu unsur unsur yang
dapat dikenal dengan sebutan perbandingan tetap. Hukum dalton sendiri
berbunyi “Bila dua macam unsur yang sama banyaknya, maka unsur nya
berikut dalam senyawa tersebut akan berbanding sesuai bilangan positif dan
secara sederhana.”

4. Hukum Perbandingan Volume


Ini menyatakan bahwa volume gas nyata apapun sangat kecil dibandingkan
dengan volume yang ditempati nya. Bila anggapan tersebut benar adanya,
maka volume gas sebanding dengan jumlah molekul gas yang berada dalam
ruangan tersebut.
5. Hukum Avogadro
Hukum ini berbunyi “Pada suhu dan tekanan yang tetap, Maka semua
gasnya nya sama akan mengandung molekul yang sama cacahnya”. Artinya,
jumlah molekul atom-atom dalam suatu volume gas tidak tergantung pada
ukuran atau massa dan molekul gas.

6. Hukum Boyle
Hukum boyle ini berbunyi “ Bila suhu tetap, volume gas dalam ruangan
tertutup akan berbanding terbalik dengan tekanan nya.”

7. Hukum Boyle-Gay lussac


Hukum ini memiliki bunyi “Bagi suatu kuantitas suatu gas ideal, hasil kali
dari volume dan tekanan nya dapat dibagi dengan temperatur mutlaknya dan
menghasilkan hasil yang konstan.” (Petrucci, 1987).

Sifat fisik dan kimia bahan dari bahan bahan yang dipakai pada saat
praktikum stoikiometri kali ini adalah sebagai berikut:

8. Larutan Naoh 0,1 M


Larutan ini berwarna putih, masa melebur, berbentuk padat, serpihan, atau
batang, memiliki bau, sangat basa, mudah rapuh dan mudah larut dalam air
maupun pada etanol.

9. Larutan HCl 0,1 M


Larutan ini merupakan larutan yang akan berasap tebal bila berada pada
udara yang Lebak, gas yang dihasilkan HCl berwarna kuning, dapat larut
dalam Alkali, hidrolisis Kloroform, dan Encer, merupakan oksidator yang
kuat, beracun bagi Pernapasan, berbau tajam dan khas dan pada suhu kamar.

10. Larutan H2SO4 0,1 M


Larutan ini memiliki sifat dan wujud yang berminyak, sangat Korosif,
bersifat racun, dapat melarutkan semua logam, larut dan terpisah dalam air,
dapat melarutkan panas, dapat menyebabkan iritasi, luka bakar maupun
ledakan, H2SO4 berwarna bening dan mudah larut dalam air dingin.
(Nurhayati, 2010).

Stoikiometri yang menangani aspek aspek kuantitatif dari reaksi kimia


menjadi metodologi dasar dari kimia. Semua hukum fundamental kimia dari
hukum kekekalan massa , Hukum perbandingan tetap hingga hukum reaksi
gas semuanya sudah didasari oleh Stoikiometri. Hukum-hukum fundamental
ini merupakan dasar teori atom dan secara kau efisien dijelaskan dengan
teori atom. Namun, secara menarik untuk dicatat bahwa konsep ekuivalen
digunakan sebelum teori atom dikenalkan. Hukum tersebut antara lain :

11. Hukum Kekekalan massa


Ditemukan oleh Antonio Lorraine Lavoisier. Hukum kekekalan massa
sendiri merupakan suatu hukum yang menyatakan bahwa masa dari suatu
sistem tertutup akan terus konstan meskipun telah terjadi berbagai macam
proses di dalam suatu sistem tertutup tersebut. Masa sebelum dan sesudah
reaksi adalah sama.

12. Hukum Perbandingan Tetap


Ini adalah Senin hukum yang menyatakan bahwa suatu senyawa kimia
terdiri dari suatu senyawa kimia yang terdiri dari unsur unsur dengan
perbandingan massa yang selalu tepat masanya atau sama.

13. Hukum Perbandingan Ganda


Pada tahun 1084 John Dalton Adalah orang yang pertama kali meneliti
tentang adanya kasus perbandingan tertentu pada suatu unsur unsur yang
dapat dikenal dengan sebutan perbandingan tetap. Hukum dalton sendiri
berbunyi “Bila dua macam unsur yang sama banyaknya, maka unsur nya
berikut dalam senyawa tersebut akan berbanding sesuai bilangan positif dan
secara sederhana.”

14. Hukum Perbandingan Volume


Ini menyatakan bahwa volume gas nyata apapun sangat kecil dibandingkan
dengan volume yang ditempati nya. Bila anggapan tersebut benar adanya,
maka volume gas sebanding dengan jumlah molekul gas yang berada dalam
ruangan tersebut.

15. Hukum Avogadro


Hukum ini berbunyi “Pada suhu dan tekanan yang tetap, Maka semua
gasnya nya sama akan mengandung molekul yang sama cacahnya”. Artinya,
jumlah molekul atom-atom dalam suatu volume gas tidak tergantung pada
ukuran atau massa dan molekul gas.

16. Hukum Boyle


Hukum boyle ini berbunyi “ Bila suhu tetap, volume gas dalam ruangan
tertutup akan berbanding terbalik dengan tekanan nya.”

17. Hukum Boyle-Gay lussac


Hukum ini memiliki bunyi “Bagi suatu kuantitas suatu gas ideal, hasil kali
dari volume dan tekanan nya dapat dibagi dengan temperatur mutlaknya dan
menghasilkan hasil yang konstan.” (Petrucci, 1987).
9.3. Tinjauan Bahan

A. Aquadest
- Bau : Tak berbau
- Bentuk : Cair
- Berat molekul : 18,0153g/mol
- Densitas : 0,998 g/cm3
- pH : 6,8-7
- Rumus kimia : H2O
- Titik didih : 100 °C
- Titik leleh : 0 °C
- Warna : Tak berwarna
B. Natrium hidroksida
- Bau : Tak berbau
- Bentuk : Serpih
- Berat molekul : 40 g/mol
- Densitas : 2,13 g/cm3
- pH : 13-14
- Rumus kimia : NaOH
- Titik didih : 1390 °C
- Titik leleh : 318 °C
- Warna : Putih
C. Tembaga sulfat pentahidrat
- Bau : Tak berbau
- Bentuk : Padatan kristal
- Berat molekul : 249,68 g/mol
- Densitas : 2,284 g/cm3
- pH : 3,5-4,5
- Rumus kimia : CuSO4-5H2O
- Titik didih : 330 °C
- Titik leleh : 147 °C
- Warna : Biru

9.4. Alat dan Bahan


B. Bahan bahan yang digunakan :
A. Alat yang digunakan :
- Aquadest (H2O)
- Batang pengaduk
- Natrium hidroksida (NaOH)
- Beakerglass
- Tembaga sulfat pentahidrat
- Botol aquadest
(CuSO4-5H2O)
- Corong
- Gelas ukur
- Gelas arloji
- Labu ukur 100mL
- Pipet tetes
- Pipet volume 10mL
- Spatula
- Termometer
9.5. Prosedur Percobaan

A. Preparasi Bahan
- Buat larutan natrium hidroksida 0,25M sebanyak 100ml
- Buat larutan tembaga sulfat pentahidrat 0,25M sebanyak 100mL
B. Standarisasi Larutan
- Campur 20 ml NaOH dengan 5ml CuSO4 0,25M
- Ukur suhu larutan dengan menggunakan termometer
- Campur 10ml NaOH 0,25M dengan 15 ml CuSO4 0,25M
- Ukur suhu larutan dengan menggunakan termometer
- Campur 20 ml CuSO4 0,25M dengan 5 ml NaOH 0,25 M
- Ukur suhu larutan dengan menggunakan termometer
- Campur 10 ml CuSO4 0,25M dengan 15 ml NaOH 0,25 M
- Ukur suhu larutan dengan menggunakan termometer.

9.6. Data Pengamatan

Tabel 9.6.1 Data pengamatan reaksi stoikiometri antara NaOH dengan


CuSO4
Volume (mL)
No. T(°C) Warna
NaOH CuSO4
1 20 mL 5 mL 29 °C Biru tua
2 10 mL 15 mL 29 °C Biru muda keruh
3 5 mL 20 mL 28 °C Biru muda
4 15 mL 10 mL 29 °C Biru tua

9.7. Persamaan reaksi

9.8. Kesimpulan

Daftar Pustaka

Harjadi, W. Stoikiometri Berhitunng Kimia Itu Mudah, Edisi kedua, cetakan 1


Dondin Sajurchi, Bogor:IPB,2018

Petrucci, Ralph H. Kimia Dasar, Jilid 2, Cetakan. Ke 4, terjemahan. Suminar


Achmadi, Jakarta:Erlangga,1987.

Anda mungkin juga menyukai