SMK/MAK
jilid 3
Agribisnis Pembibitan
dan Kultur Jaringan
Laela Yuliawati
Elah Herliah
Etti Mulyati
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
REDAKSIONAL
Pengarah:
Direktur Pembinaan SMK
Kepala Sub Direktorat Kurikulum
Kepala Seksi Penilaian
Kepala Seksi Pembelajaran
Penulis:
Laela Yuliawati
Elah Herliah
Etti Mulyati
Pengendali Mutu:
Winih Wicaksono
Penyunting:
Rais Setiawan
Erna Fauziah
Editor:
Raditya Setyo Hardani
Desain Sampul
Sonny Rasdianto
Layout/Editing:
Indah Mustika Ar Ruum
Apfi Anna Krismonita
Ratna Murni Asih
PEMULIAAN DAN
PERBENIHAN TANAMAN iii
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
PEMULIAAN DAN
iv PERBENIHAN TANAMAN
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
PRAKATA
PRAKATA
Buku ini disusun untuk memenuhi kebutuhan bahan ajar kelas XIII pada
kompetensi keahlian Pemuliaan dan Perbenihan Tanaman. Dengan adanya perubahan
spektrum sekolah menengah kejuruan dimana lama waktu belajar dari 3 tahun
menjadi 4 tahun, maka berdampak pada kebutuhan sarana dan prasarana termasuk
kebutuhan bahan ajar.
Buku yang berjudul ”Agribisnis Pembibitan dan Kultur Jaringan Tanaman Kelas
XIII”, disusun berdasarkan kurikulum 2013 edisi revisi yang membahas mengenai
teknik penyiapan laboratorium kultur jaringan tanaman perkebunan, teknik
penyiapan peralatan kultur jaringan tanaman perkebunan, teknik sterilisasi ruang,
alat, dan bahan kultur jaringan tanaman perkebunan, teknik pembuatan larutan stok,
teknik pembuatan media kultur jaringan tanaman perkebunan, teknik penyiapan
bahan tanam/ eksplan tanaman perkebunan, teknik inokulasi bahan tanam/ eksplan
tanaman perkebunan, teknik penumbuhan bibit dan pengendalian ruang kultur dan
teknik aklimatisasi plantlet tanaman perkebunan
Kami berharap buku ini dapat menjadi salah satu referensi bagi peserta didik
di kelas XIII pada Kompetensi Keahlian Pemuliaan dan Perbenihan Tanaman. Kritik
dan saran yang membangun sangat kami harapkan untuk penyempurnaan buku ini di
masa yang akan datang.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada Bapak Winih, Ibu Endang dan Ibu Widi atas bimbingannya dan seluruh keluarga
besar SMK Negeri 3 Baleendah atas segala dukungannya.
Akhirnya semoga buku ini bermanfaat khususnya untuk peserta didik Program
Keahlian Agribisnis Tanaman, umumnya bagi yang membutuhkannya.
PEMULIAAN DAN
PERBENIHAN TANAMAN v
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
KATA PENGANTAR................................................................................................. iv
PRAKATA............................................................................................................... v
DAFTAR ISI........................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR................................................................................................ viii
DAFTAR TABEL...................................................................................................... xi
PETUNJUK PENGGUNAAN BUKU........................................................................... xii
PETA KONSEP BUKU............................................................................................ xiii
APERSEPSI.......................................................................................................... xiv
BAB I IRIGASI DAN PERANANNYA DALAM BIDANG PERTANIAN................................ 1
A. Pengertian dan Fungsi Laboratorium................................................................. 3
B. Desain Laboratorium Kultur Jaringan Tanaman Perkebunan........................ 5
C. Penyiapan Laboratorium Kultur Jaringan Tanaman Perkebunan.............. 15
BAB II TEKNIK PENYIAPAN PERALATAN KULTUR JARINGAN TANAMAN
PERKEBUNAN...................................................................................................... 27
A. Jenis dan Fungsi Peralatan Laboratorium Kultur Jaringan Tanaman
Perkebunan............................................................................................................ 29
B. Penyiapan Peralatan Kultur Jaringan Tanaman Perkebunan...................... 47
BAB III TEKNIK STERILISASI RUANG, ALAT DAN BAHAN KULTUR JARINGAN
TANAMAN PERKEBUNAN...................................................................................... 53
A. Pengertian Sterilisasi.......................................................................................... 55
B. Sterilisasi Ruang Kultur Jaringan Tanaman Perkebunan............................. 55
C. Strilisasi Alat Kultur Jaringan Tanaman Perkebunan................................... 56
D. Sterilisasi Media Kultur Jaringan Tanaman Perkebunan ............................ 61
E. Sterilisasi Bahan Tanaman/ Eksplan Kultur Jaringan Perkebunan............ 65
BAB IV TEKNIK PEMBUATAN LARUTAN STOK........................................................ 79
A. Pengertian Larutan Stok .................................................................................... 81
B. Jenis dan Komposisi Larutan Stok.................................................................... 82
C. Pembuatan larutan Stok..................................................................................... 85
BAB V TEKNIK PEMBUATAN MEDIA KULTUR JARINGAN TANAMAN PERKEBUNAN.100
A. Media Kultur Jaringan Tanaman...................................................................... 102
B. Komposisi Media Kultur Jaringan Tanaman Perkebunan.......................... 103
C. Macam-Macam Media Kultur Jaringan Tanaman ........................................ 106
D. Pembuatan Media Kultur Jaringan Tanaman Perkebunan........................ 108
PENILAIAN AKHIR SEMSESTER GASAL................................................................121
BAB VI TEKNIK PENYIAPAN BAHAN TANAM/ EKSPLA TANAMAN PERKEBUNAN....128
A. Pengertian Bahan Tanam/ Eksplan................................................................. 130
B. Jenis-Jenis Bahan Tanam/ eksplan................................................................. 138
C. Pemilihan Bahan Eksplan................................................................................. 140
D. Penandaan hasil seleksi bahan eksplan....................................................... 141
PEMULIAAN DAN
vi PERBENIHAN TANAMAN
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
DAFTAR ISI
BAB VII TEKNIK INOKULASI BAHAN TANAM/ EKSPLAN TANAMAN PERKEBUNAN. 149
A. Teknik Inokulasi Bahan Tanam (Eksplan) Tanaman Perkebunan............. 157
BAB VIII TEKNIK PENUMBUHAN BIBIT DAN PENGENDALIAN RUANG KULTUR.......169
A. Pengkondisian Lingkungan untuk Penumbuhan Bibit Kultur Jaringan
Tanaman Perkebunan........................................................................................ 171
B. Pengaturan Tata Letak Botol Kultur............................................................... 173
C. Monitoring Bibit Kultur Jaringan Tanaman Perkebunan .......................... 175
BAB IX TEHNIK AKLIMATISASI PLANTLET TANAMAN PERKEBUNAN......................194
A. Pergertian Aklimatisasi..................................................................................... 196
B. Alat dan Bahan aklimatisasi tanaman perkebunan.................................... 200
C. Media Aklimatisasi Tanaman Perkebunan.................................................... 202
D. Tehnik Aklimatisasi Planlet Tanaman Perkebunanan................................ 204
PENILAIAN AKHIR SEMESTER GENAP..................................................................211
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................219
GLOSARIUM.......................................................................................................223
BIODATA PENULIS..............................................................................................225
PEMULIAAN DAN
PERBENIHAN TANAMAN vii
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
PEMULIAAN DAN
viii PERBENIHAN TANAMAN
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
DAFTAR GAMBAR
PEMULIAAN DAN
PERBENIHAN TANAMAN ix
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
DAFTAR GAMBAR
PEMULIAAN DAN
x PERBENIHAN TANAMAN
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
Tabel 4.1. Kebutuhan bahan larutan stok untuk 10 liter media MS (10 kali
pembuatan, masing-masing pembuatan 1 liter) ....................................... 84
Tabel 4.2. Daftar Kebutuhan Bahan untuk Pembuatan Media MS 1 Liter................. 94
Tabel 4.3. Kebutuhan Bahan Larutan Stok....................................................................... 94
Tabel 5.1. Komposisi Media Dasar Kultur Jaringan...................................................... 108
PEMULIAAN DAN
PERBENIHAN TANAMAN xi
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
PETUNJUK
PETUNJUK PENG-
PENGGUNAAN BUKU
GUNAAN BUKU
Puji Syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmatnya sehingga dapat menyelesaian buku ini.
Buku ini merupakan buku pelajaran Agribisnis Pembibitan dan Kultur Jaringan
yang diharapkan dapat menjadi panduan, memperkaya dan meningkatkan penguasaan
pengetahuan dan keterampilan bagi peserta didik. Mengingat pentingnya buku ini,
disarankan mmemperhatikan hal-hal sebagai berikut.
1. Bacalah Tujuan pembelajaran terlebih dahulu untuk mengetahui apa yang akan
kamu capai dalam bab ini serta lihatlah peta konsep untuk megetahui pemetaan
materi.
2. Bacalah buku ini dengan teliti dan seksama, serta bila ada yang kurang jelas bisa
ditanyakan kepada guru.
3. Lakukan kegiatan literasi pada bagian cakrawala dan jelajah internet untuk
memperluas wawasanmu.
4. Pada bagian akhir bab terdapat tes kompetensi yang dapat kalian gunakan untuk
mengetahui apakah sudah menguasai materi dalam bab ini.
Untuk membantu anda dalam menguasai kemampuan di atas, materi dalam
buku ini dapat kamu cermati tahap demi tahap. Jangan memaksakan diri sebelum
benar-benar menguasai bagian demi bagian dalam modul ini, karena masing-masing
saling berkaitan. Pada akhir bab dilegkapi dengan Penilaian Akhir Bab. Jika anda
belum menguasai 75% dari setiap kegiatan, maka anda dapat mengulangi untuk
mempelajari materi yang tersedia dalam buku ini. Apabila anda masih mengalami
kesulitan memahami materi yang ada dalam bab ini, silahkan diskusikan dengan
teman atau guru anda.
Buku ini terdapat bagian-bagian untuk memperkaya dan menguji pengetahuan
dan keterampilanmu. Adapun bagian-bagian tersebuut adalah:
PEMULIAAN DAN
PERBENIHAN TANAMAN xiii
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
APERSEPSI APERSEPSI
Kultur jaringan (in vitro) adalah suatu metode mengisolasi bagian tanaman
seperti protoplas, sel, jaringan atau organ, serta menumbuhkannya dalam kondisi
aseptik,sehingga bagian-bagian tanaman tersebut dapat tumbuh dan memperbanyak
diri serta beregenerasi menjaditanaman lengkap (Gunawan, 1992).
Kultur in vitro berkembang pesat setelah adanya pembuktian tentang teori
totipotensi sel yang menyatakan bahwa setiap sel, jaringan dan organ mempunyai
potensi untuk beregenerasi menjaditanaman lengkap. Kultur in vitro telah terbukti
dapat digunakan untuk menyediakan bibit tanaman secara massal dan cepat.
Perbanyakan tanaman menggunakan tehnik kultur in vitro dapat dilakukan melalui
jalur organogenesis dan embriogenesis somatik.
Pada kultur in vitro tanaman perkebunan kedua jalur baik organogenesis dan
embriogenesis somatik telah dilakukan untuk tujuan perbanyakan tanaman.
Kondisi lingkungan untuk kultur jaringan harus terkontrol baik dari segi suhu,
kelembapan dan cahaya. Selain kondisi lingkungan yang terkontrol, suplai nutrisi dan
penambahan zat pengatur tumbuh juga sangat penting.
Zat pengatur tumbuh sangat penting digunakan untuk mengontrol
organogenesis dan morfogenesis dalam pembentukan dan perkembangan tunas dan
akar, serta pembentukan kalus. Penggunaan ZPT tergantung pada arah pertumbuhan
jaringan tanaman yang diinginkan. Jenis dan konsentrasi ZPT untuk setiap tanaman
berbeda tergantung pada genotip dan kondisi fisiologi jaringan tanaman (Endang G.
Lestari, 2011).
Faktor yang paling menentukan pertumbuhan dan kualitas tanaman yang akan
diregenerasikan adalah eksplan awal. Eksplan adalah bagian tanaman atau organ
yang digunakan sebagai bahan dasar inisiasi kultur (Khumaida & Efendi, 2011).
Sumber eksplan, umur dan perlakuan terhadap eksplan sebelum dikulturkan perlu
diperhatikan dalam pengambilan eksplan.
Metode kultur jaringan merupakan prosedur laboratorium aseptis yang
membutuhkan fasilitas yang unik dan keahlian khusus. Ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan agar metode kultur jaringan dapat dilaksanakan,diantaranya adalah
laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan, alat dan bahan yang dperlukan dalam metode
kultur jaringan tumbuhan dan metode sterilisasi.
Laboratorium Kultur Jaringan terdiri dari ruangan-ruangan yang dipisahkan
berdasarkan fungsinya, yaitu ruang persiapan (preparation area), ruang
penanaman (transfer area), ruang pertumbuhan (growing area). Seberapapun luasnya
laboratorium, ketiga ruang tersebut harus ada. Ketiga ruang di atas juga harus terpisah
dari kebun bibit dan green house untuk menghindari masuknya kontaminasi ke dalam
ruang kultur. Kebersihan lantai, meja dan kursi harus terus dijaga secara intensif
(Hartman dkk., 1997).
PEMULIAAN DAN
xiv PERBENIHAN TANAMAN
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
TUJUAN PEMBELAJARAN
PETA KONSEP
TEKNIK PENYIAPAN LABORATORIUM KULTUR
KATA KUNCI
laboratorium-ruangan-alat-kultur jaringan-bangunan-sarana
PEMULIAAN DAN
PERBENIHAN TANAMAN 1
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
PENDAHULUAN
PEMULIAAN DAN
2 PERBENIHAN TANAMAN
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
MATERI PEMBELAJARAN
PEMULIAAN DAN
PERBENIHAN TANAMAN 3
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
MATERI PEMBELAJARAN
PEMULIAAN DAN
4 PERBENIHAN TANAMAN
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
MATERI PEMBELAJARAN
a. Ruang Persiapan
Proses produksi bibit melalui kultur jaringan masing-masing kegiatan
harus dilakukan dalam ruangan terpisah dengan peralatan tersendiri, Oleh
karena itu, dalam ruang persiapan dibutuhkan beberapa ruangan yang ter
diri dari:
1) Ruang pencucian;
2) Ruang timbang; dan
3) Ruang persiapan/ pembuatan media.
Ukuran ruangan sangat tergantung dari alat-alat yang dipergunakan,
jumlah personalia yang terlibat dan kapasitas produksi bibit yang diinginkan.
PEMULIAAN DAN
PERBENIHAN TANAMAN 5
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
MATERI PEMBELAJARAN
1) Ruang Pencucian
Ruang pencucian harus mempunyai bak cuci, meja kerja yang terbuat dari
bahan yang tahan terhadap asam dan basa (Gambar 2), rak pengering dan
mempunyai saluran untuk air demineralisasi atau destilasi, ruang untuk
tempat oven pengering, alat/ mesin pencuci dan pengering, serta rak
atau lemari penyimpanan.
2) Ruang Timbang
Di dalam ruangan ini disediakan peralatan dan tempat untuk
menimbang bahan-bahan kimia pada kegiatan pembuatan media tanam.
Timbangan analitik yang dipakai harus diletakkan di dalam ruangan
tersendiri yang bentuknya dan kontruksinya dibuat sedemikian rupa
sehingga ruangan ini tidak terpengaruh oleh getaran-getaran dan aliran
udara yang dapat mempengaruhi hasil penimbangan.
PEMULIAAN DAN
6 PERBENIHAN TANAMAN
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
MATERI PEMBELAJARAN
PEMULIAAN DAN
PERBENIHAN TANAMAN 7
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
MATERI PEMBELAJARAN
PEMULIAAN DAN
8 PERBENIHAN TANAMAN
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
MATERI PEMBELAJARAN
PEMULIAAN DAN
PERBENIHAN TANAMAN 9
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
MATERI PEMBELAJARAN
atau dilanjutkan pada media yang baru). Sub kultur dapat dilakukan 3-5
minggu sekali, tergantung pada jenis tanaman dan besarnya wadah kultur
tempat menyimpan botol yang berisi kultur aseptik dari tanaman yang
diproduksi.
1. Ruang Aklimatisasi
Bangunan yang biasa digunakan untuk kegiatan aklimatisasi adalah:
Green house/ screen house (Gambar 1.10.) diperlukan pada tahapan aklimatisasi,
planlet yang tumbuh dalam botol dengan kondisi steril, dikeluarkan dari botol,
kemudian ditanam dimedia kompos, pasir atau arang sekam. Green house ini
sebaiknya beratap, kaca atau paranet, dindingnya berupa kasa aluminium
PEMULIAAN DAN
10 PERBENIHAN TANAMAN
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
MATERI PEMBELAJARAN
PEMULIAAN DAN
PERBENIHAN TANAMAN 11
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
MATERI PEMBELAJARAN
b. Sungkup
Tempat penyimpanan bak aklimatisasi tidak harus selalu di rumah
kaca, bisa juga di dalam sungkup plastik besar yang berada dibawah naungan
paranet (shading net) 75% (Gambar 1.12).
2. Area Pesemaian
Setelah tahapan aklimatisasi di green house, tanaman mini atau planlet
pasca aklimatisasi sudah mempunyai sistem perakaran yang baik. Pada tahapan
ini planlet pasca aklimatisasi kemudian dipindahkan dari bak-bak aklimatisasi
ke polybag dan ditumbuhkan sampai bibit siap salur atau siap ditanam di
lapangan.
Untuk kegiatan ini diperlukan area pesemaian (Gambar12) yang terdiri
dari:
a. Gudang media (tanah, pasir dan kompos) dan tempat pengadukan dan
pengisian media ke dalam polibag;
b. Shading house atau bedengan yang diberi atap plastik ultra violet untuk
menempatkan polybag yang berisi planlet yang telah di aklimatisasi. Pada
kondisi ini planlet tidak terkena sinar matahari dan air hujan secara langsung
karena kondisi bibit masih sangat lemah;
c. Bedeng paranet yaitu bedengan yang diberi atap jaring paranet dengan
intensitas cahaya antara 55-75%, digunakan untuk menempatkan polybag
yang berisi bibit yang telah berada di shading house selama satu bulan atau
sampai bibit dapat ditanam di lapangan; dan
d. Lahan terbuka untuk menyimpan bibit yang siap salur atau siap ditanam di
lapangan.
PEMULIAAN DAN
12 PERBENIHAN TANAMAN
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
MATERI PEMBELAJARAN
Fungsi area ini adalah untuk menyimpan bahan untuk media polibag seperti
tanah, arang sekam, kompos. Tempat untuk mengayak dan mencampur
media, serta mengisikan ke polybag.
Shading net area (Gambar 1.14) adalah area dimana atap dan dindingnya
terbuat dari shading net dengan persentase pengurangan cahaya antara 55-
75%. Area ini digunakan untuk memelihara plantlet pasca aklimatisasi yang
baru ditanam di polibag.
PEMULIAAN DAN
PERBENIHAN TANAMAN 13
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
MATERI PEMBELAJARAN
Fungsi area ini adalah untuk memelihara bibit yang sudah 1 bulan di polibag
hingga menjadi bibit siap tanam di lahan. Kemiringan lahan tidak lebih dari
5 %, bila melebihi, maka sebaiknya dibuat teras-teras. Untuk menghambat
pertumbuhan gulma, lahan ditutup dengan plastik mulsa. Area persemaian
dengan kapasitas produksi 50.000 bibit per bulan memerlukan 1 hektar
lahan.
Hal yang sangat penting dalam pesemaian ini adalah perawatan tanaman
yang meliputi penyiraman yang baik dengan tersedianya sumber dan
instalasi air yang memadai, pemupukan yang terprogram, pengendalian
hama dan panyakit. Besarnya areal pesemaian ini sangat dipengaruhi oleh
PEMULIAAN DAN
14 PERBENIHAN TANAMAN
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
MATERI PEMBELAJARAN
PEMULIAAN DAN
PERBENIHAN TANAMAN 15
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
MATERI PEMBELAJARAN
PEMULIAAN DAN
16 PERBENIHAN TANAMAN
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
MATERI PEMBELAJARAN
b. Laboratorium Penelitian
Laboratorium penelitian memerlukan beberapa ruangan, tetapi
memiliki peralatan yang lengkap untuk mendukung kegiatan penelitian.
PEMULIAAN DAN
PERBENIHAN TANAMAN 17
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
MATERI PEMBELAJARAN
PEMULIAAN DAN
18 PERBENIHAN TANAMAN
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
MATERI PEMBELAJARAN
PEMULIAAN DAN
PERBENIHAN TANAMAN 19
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
LEMBAR PRAKTIKUM
A. Judul Praktikum
Melakukan Rencana Bangunan Laboratorium Kultur Jaringan Tanaman
Perkebunan
B. Tujuan Praktikum
Setelah melakukan praktik rencana bangunan laboratorium kultur
Jaringann tanaman perkebunan peserta didik mampu menunjukkan teknik
penyiapan laboratorium kultur jaringan tanamanan perkebunan melalui
kegiatan penyusunan rencana tata letak sebuah bangunan laboratorium
kultur jaringan mencakup fasilitas untuk pelaksanaan kultur jaringan tanaman
dengan disiplin, teliti dan bertanggung jawab.
E. Langkah Kerja
Membuat perencanaan dan atau pengembangan luasan dan tata letak sebuah
bangunan laboratorium kultur jaringan tanaman perkebunan:
1. Siapkan alat dan bahan yang akan dipergunakan dalam merencanakan dan
atau mengembangkan luasan dan tata letak bangunan laboratorium kultur
jaringan tanaman;
PEMULIAAN DAN
20 PERBENIHAN TANAMAN
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
LEMBAR PRAKTIKUM
2. Lakukan analisis kondisi fasilitas bangunan dan lahan yang dimiliki oleh
lembaga dengan rencana dan atau pengembangan luasan dan tata letak
bangunan laboratorium kultur jaringan tanaman;
3. Tentukan kebutuhan desain luasan dan tata letak bangunan laboratorium
kultur jaringan tanaman, sesuai kegiatan/ kapasitas kerja yang akan
dilakukan dengan mengacu contoh desain yang telah ada (diantaranya:
seperti contoh pada lembar informasi);
4. Lakukan pembuatan desain luasan dan tata letak bangunan laboratorium
kultur jaringan tanaman menggunakan bahan yang telah Anda sediakan;
5. Lengkapi desain luasan dan tata letak bangunan laboratorium kultur
jaringan tanaman dengan data diantaranya: arah bangunan, luasan
dan kegunaan masing-masing ruangannya, serta bahan dan jaringan
fasilitas pelengkapnya (dinding, lantai atap, ventilasi, pintu dan jendela,
penerangan, sumber tenaga, jaringan listrik dan air); dan
6. Lakukan pemeriksaan ulang tentang langkah perencanaan dan atau
pengembangan desain luasan dan tata letak bangunan laboratorium kultur
jaringan tanaman beserta keterangan penjelasannya yang telah dibuat
secara lengkap.
CONTOH SOAL
Kunci Jawaban
1. Kegiatan kultur jaringan di dalam laboratorium dibagi dalam 3 kelompok
yaitu:
a. Persiapan, baik persiapan media maupun persiapan bahan tanam
b. Isolasi dan Penanaman/ transfer
c. Inkubasi dan Penyimpanan/ pemeliharaan kultur
2. Untuk 40 orang siswa ukuran laboratorium yang baik adalah lebar 8-9 meter
dan panjang 11-12 meter atau untuk setiap siswa digunakan lebih kurang
2,5m2
PEMULIAAN DAN
PERBENIHAN TANAMAN 21
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
CAKRAWALA
Ruang Persiapan
Ruang ini dipergunakan untuk mempersiapkan media kultur dan bahan tanaman
yang akan dipergunakan, sebagai tempat mencuci alat-alat laboratorium, dan
tempat untuk menyimpan alat-alat gelas. Sesuai dengan fungsinya, maka di-
ruangan ini terdiri dari:
1. Hot plate dengan magnetic stirer;
2. Oven;
3. Pengukur pH, dapat berupa pH meter, atau kertas pH indikator;
4. Autoklaf;
5. Kompor gas;
6. Tempat cuci; dan
7. Labu takar, gelas piala, erlenmeyer, pengaduk gelas, spatula, petridish, pipet,
botol kultur, pisau scapel.
PEMULIAAN DAN
22 PERBENIHAN TANAMAN
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
CAKRAWALA
Ruang Kultur/ Inkubasi
Merupakan ruang yang paling besar dibanding dengan ruangan yang lain.
Ruangan ini harus dijaga kebersihannya dan sedapat mungkin dihindari terlalu
banyak keluar masuknya orang-orang yang tidak berkepentingan. Ruangan ini
berisi rak-rak kultur yang berfungsi untuk menampung botol-botol kultur yang
berisi tanaman. Rak ini juga dilengkapi dengan lampu-lampu sebagai sumber
cahaya bagi tanaman kultur. Selain rak kultur, ruang kultur juga harus dilengkapi
dengan AC, pengukur suhu dan kelembapan, serta timer yang digunakan untuk
menghidupkan dan mematikan lampu secara otomatis.
Cahaya yang digunakan sebagai penerangan, sebaiknya cahaya putih yang
dihasilkan dari lampu flourescent. Lampu flourescent dipakai karena sangat baik
dan sangat efisien dalam penggunaan energi bila dibanding dengan lampu pijar.
Karena pada lampu pijar, hampir 90 % merupakan energi panas, sehingga mem-
pengaruhi ruangan.
Panjang penyinaran/ lama penyinaran yang dibutuhkan oleh tiap tanaman
berbeda-beda. Berapa lama penyinaran harus diberikan, tergantung pada jenis
tanaman dan respon yang diinginkan. Ada kultur yang membutuhkan waktu pe-
nyinaran yang terus menerus, ada yang 14–16 jam/ hari, ada yang 10–12 jam/
hari. Rata-rata waktu penyinaran yang efektif adalah 12–16 jam/ hari. Suhu
ruang kultur diatur pada suhu 25–28o C. Pada suhu yang terlalu dingin, kultur
kadang tidak berkembang dengan baik, begitu juga jika suhu ruang kultur terlalu
panas, maka jamur dan bakteri akan berkembang biak dengan cepat dan tanaman
menjadi layu.
PEMULIAAN DAN
PERBENIHAN TANAMAN 23
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
CAKRAWALA
https://tanamaninvitro.blogspot.com/2012/05/ruangan-laboratorium-kultur-
jaringan.html
PEMULIAAN DAN
24 PERBENIHAN TANAMAN
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
JELAJAH INTERNET
RANGKUMAN
PEMULIAAN DAN
PERBENIHAN TANAMAN 25
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
TUGAS MANDIRI
REFLEKSI
Setelah kegiatan pembelajaran bab satu berakhir Anda tentunya sudah memahami
teknik penyiapan laboratorium kutur jaringan tanaman perkebunan. Dari materi
tersebut masih adakah materi yang Anda rasa sulit? Untuk lebih memahaminya
Coba diskusikan dengan teman atau dengan guru Anda, karena konsep dasar
pada bab ini sangat penting dan akan terkait dengan konsep dalam bab-bab
selanjutnya.
PEMULIAAN DAN
26 PERBENIHAN TANAMAN
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari teknik penyiapan laboratorium kultur jaringan tanaman
perkebunan peserta didik mampu menjelaskan jenis dan fungsi peralatan kultur
jaringan tanaman perkebunan, menjelaskan SOP peralatan kultur jaringan
tanaman pekebunan dan menganalisis dan menunjukkan penyiapan peralatan
kultur jaringan tanaman perkebunan dengan disiplin, teliti dan bertanggung
jawab.
PETA KONSEP
TEKNIK PENYIAPAN PERALATAN KULTUR
JARINGAN TANAMAN PERKEBUNAN
KATA KUNCI
PEMULIAAN DAN
PERBENIHAN TANAMAN 27
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
PENDAHULUAN
PEMULIAAN DAN
28 PERBENIHAN TANAMAN
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
MATERI PEMBELAJARAN
PEMULIAAN DAN
PERBENIHAN TANAMAN 29
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
MATERI PEMBELAJARAN
c. Petridish
Spesifikasi :-
Fungsi : untuk wadah/ tempat memotong-motong eksplan.
d. Erlenmeyer
Spesifikasi: Ukuran 50 ml, 10 ml, 250 ml, 500 ml, 1000 ml, 2000 ml.
Fungsi:
Mengukur dan mencampur bahan-bahan analisa, Menampung larutan, bahan
padat ataupun cairan, serta Meracik dan menghomogenkan (melarutkan)
bahan-bahan komposisi media.
PEMULIAAN DAN
30 PERBENIHAN TANAMAN
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
MATERI PEMBELAJARAN
f. Botol Kultur
Spesifikasi: Ukuran panjang, pendek
Fungsi:
wadah untuk sterilisasi, untuk media kultur, dan Wadah untuk alkohol 90%
dan wadah akuades.
PEMULIAAN DAN
PERBENIHAN TANAMAN 31
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
MATERI PEMBELAJARAN
g. Pipet Ukur
Spesifikasi: Ukuran 0,5 ml,1 ml, 2 ml, 5 ml, 10 ml, 25 ml, 50 ml,
Fungsi:
Mengukur volume larutan pada berbagai skala/ukuran dengan ketelitian
relative tinggi
PEMULIAAN DAN
32 PERBENIHAN TANAMAN
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
MATERI PEMBELAJARAN
i. Pengaduk Kaca
Spesifikasi: Ukuran panjang 20cm, 25 cm, 30 cm
Fungsi:
Pengaduk kaca digunakan untuk mengaduk larutan-larutan yang ada pada
kultur jaringan
PEMULIAAN DAN
PERBENIHAN TANAMAN 33
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
MATERI PEMBELAJARAN
j. Corong Kaca
Spesifikasi:-
Fungsi:
Untuk memindahkan cairan dari wadah satu ke wadah yang lain terutama
pada wadah dengan berdiameter kecil; dan Funnel juga dapat membantu
penyaringan dengan menaruh kertas saring pada mulut corong.
PEMULIAAN DAN
34 PERBENIHAN TANAMAN
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
MATERI PEMBELAJARAN
b. Pinset
Spesifikasi : Lurus, dental
Fungsi :
1) Untuk menjepit/ mengambil bahan
2) Untuk menanam eksplan
c. Gunting
Spesifikasi :-
Fungsi : -Untuk memotong eksplan (multifikasi)
PEMULIAAN DAN
PERBENIHAN TANAMAN 35
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
MATERI PEMBELAJARAN
PEMULIAAN DAN
36 PERBENIHAN TANAMAN
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
MATERI PEMBELAJARAN
g. Filler/Ball Pipet
Spesifikasi :-
Fungsi :
menyedot larutan, yang biasanya dipasang pada pangkal pipet ukur/ pipet
volum.
PEMULIAAN DAN
PERBENIHAN TANAMAN 37
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
MATERI PEMBELAJARAN
h. Botol Semprot
Spesifikasi : 250 ml, 500 ml, 1000 ml.
Fungsi :
Untuk menyimpan akuades dalam jumlah sedikit, untuk membilas peralatan
laboratorium dan berfungsi pada proses pengenceran seperti labu ukur
erlenmeyer.
PEMULIAAN DAN
38 PERBENIHAN TANAMAN
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
MATERI PEMBELAJARAN
3. Peralatan Pemanas
a. Magnetic Stirrer hot plate
Spesifikasi:
Fungsi :
Untuk membuat larutan jenuh. Selain itu, beberapa bahan kimia
membutuhkan bantuan panas dalam proses pelarutannya
PEMULIAAN DAN
PERBENIHAN TANAMAN 39
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
MATERI PEMBELAJARAN
4. Neraca/ Timbangan
Alat timbang yang digunakan di laboratorium dan yang digunakan
dikeseharian kita hampir sama fungsinya, yaitu untuk mengukur dan menakar
sejumlah zat. Bedanya alat timbang yang digunakan di laboratorium lebih
beragam baik dari segi ukuran, kapasitas maupun tingkat ketelitian. Ada yang
disebut timbangan kasar, ada pula yang disebut timbangan halus.
Di laboratorium, kedua jenis alat timbang, baik kasar maupun halus tetap
digunakan. Beda timbangan kasar dan timbangan halus adalah pada ukuran
dan tingkat ketelitian. Timbangan kasar biasanya tingkat ketelitiannya hanya
sampai 50 gram atau 1 gram, sedangkan timbangan halus tingkat ketelitiannya
dapat mencapai 0.001 mg.
Salah satu jenis neraca ohaus digital adalah timbangan elektronik portabel
Ohaus Scout Pro (oxprow). Timbangan ini cukup ringan dan mudah dibawa
kemana-mana. Kapasitas maksimal jenis timbangan portabel ini adalah 200
gram dengan tingkat ketelitian 0,01 gram.
PEMULIAAN DAN
40 PERBENIHAN TANAMAN
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
MATERI PEMBELAJARAN
b. Timbangan Analytical
Spesifikasi: -
Fungsi:
Menimbanga bahan-bahan laboratorium, Seperti partikel atau bahan dasar
kimia.
PEMULIAAN DAN
PERBENIHAN TANAMAN 41
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
MATERI PEMBELAJARAN
PEMULIAAN DAN
42 PERBENIHAN TANAMAN
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
MATERI PEMBELAJARAN
PEMULIAAN DAN
PERBENIHAN TANAMAN 43
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
MATERI PEMBELAJARAN
Laminar air flow adalah meja kerja steril untuk melakukan kegiatan inokulasi/
penanaman. Laminar air flow merupakan suatu alat yang digunakan dalam
pekerjaan persiapan bahan tanaman, penanaman, dan pemindahan tanaman
dari sutu botol ke botol yang lain dalam kultur in vitro. Alat ini diberi nama
Laminar air flow Cabinet, karena meniupkan udara steril secara kontinue
melewati tempat kerja sehingga tempat kerja bebas dari, debu dan spora-
spora yang mungkin jatuh ke dalam media, waktu pelaksanaan penanaman.
Aliran udara berasal dari udara ruangan yang ditarik ke dalam alat melalui
filter pertama (pre-filter), yang kemudian ditiupkan keluar melalui filter
yang sangat halus yang disebut HEPA (High efficiency Particulate Air Filter),
dengan menggunakan blower.
MATERI PEMBELAJARAN
Hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan Laminar air flow (LAF)
adalah sebagai berikut:
1) Jangan meletakkan lampu bunsen terlalu dekat dengan filter dan alkohol
untuk merendam peralatan kultur;
2) Jangan menumpuk alat-alat, botol-botol media, dan lain-lain benda di
depan tempat bekerja sehingga menghalangi aliran udara;
3) Jangan mencelupkan alat tanam dengan nyala api ke dalam alkohol (nyala
api alkohol yang terdapat pada alat tanam, tidak terlihat dengan jelas di
tempat yang terang HATI-HATI !!!);
PEMULIAAN DAN
PERBENIHAN TANAMAN 45
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
MATERI PEMBELAJARAN
Prinsip Kerja dari Laminar air flow (LAF) adalah sebagai berikut:
1) Laminar air flow digunakan sebagai meja kerja steril untuk kegiatan
inokulasi/ penanaman;
2) Laminar air flow mengutamakan adanya hembusan udara steril yang
digerakkan oleh blower yang disaring oleh HEPA Filter;
3) Sebelum dioperasikan Laminar air flow lampu UV harus dinyalakan
minimal 30 menit dan harus dilakukan penyemprotan dengan alcohol
agar alat dan ruang kerja tersebut terjamin kesterilannya;
4) Pada saat melaksanakan pekerjaan, harus dinyalakan blowernya yang
berfungsi sebagai penghembus udara steril dan lampu TL sebagai
penerang; dan
5) Agar Laminar air flow dapat difungsikan setiap saat, pemeliharaan dan
perawatan alat harus selalu dilakukan.
PEMULIAAN DAN
46 PERBENIHAN TANAMAN
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
MATERI PEMBELAJARAN
kondisi ini semua partikel bahkan bau pun akan tersaring sehingga benar-
benar kemampuan kerja LAF tersebut sangat dapat diandalkan.
B. Penyiapan Peralatan Kultur Jaringan Tanaman Perkebunan
Laboratorium kultur jaringan harus selalu mengutamakan dan
memperhatikan tingkat sterilitas sehingga terbebas dari kontaminasi dan mikroba
yang tidak dikehendaki. Laboratorium yang efektif merupakan salah satu unsur
penting yang ikut menentukan keberhasilan pekerjaan, baik untuk penelitian, mau-
pun produksi. Peralatan minimal yang diperlukan untuk ini adalah sesuai dengan
ruangan-ruangan yang tersedia:
1. Ruang Preparasi
Didalam ruang ini disediakan peralatan-peralatan dan tempat untuk mencuci
alat-alat laboratorium yang akan digunakan. Peralatan-peralatan yang ada
antara lain:
a. Keranjang plastik;
b. Tempat sabun cuci;
c. Ember;
d. Sikat botol; dan
e. rak pengering.
2. Ruang Penimbangan dan Bahan
a. Timbangan analitik/ digital dengan tingkat ketelitian minimal 0,01;
b. Spatula/ sendok bahan kimia; dan
c. Rak-rak penyimpanan bahan kimia.
3. Ruang Pembuatan Media
a. Timbangan analitik;
b. Spatula;
c. Alat-alat gelas;
d. pH meter;
e. Botol kultur;
f. Autoclave;
g. Lemari es;
h. Aqua distilater; dan
i. Dehumidifier.
4. Ruang Penanaman
a. Laminar air flow Cabinet/ Enkas;
b. Lampu spirtus;
c. Diseting set/ pinset dan scalpel;
d. Hand sprayer; dan
e. Mata pisau.
5. Ruang Pertumbuhan
a. Rak-rak kultur;
b. Thermometer;
c. Higrometer;
d. Timer;
e. AC;
f. Sheker;
g. Dan lain-lain.
PEMULIAAN DAN
PERBENIHAN TANAMAN 47
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
LEMBAR PRAKTIKUM
A. Judul Praktikum
Pengenalan peralatan labotaorium kultur jaringan tanaman
B. Tujuan Praktikum
Setelah melakukan praktik pengenalan peratan laboratorium kultur jaringan
tanaman perkebunan peserta didik mampu menunjukkan jenis, fungsi
peralatan laboratorium kultur jaringan dengan disiplin, teliti dan bertanggung
jawab.
E. Langkah Kerja
Praktik pengenalan peralatan laboratorium kultur jaringan tanaman
perkebunan sebagai berikut:
1. Siapkan alat dan bahan yang akan dipergunakan dalam pengenalan
peralatan laboratorium kultur jaringan tanaman perkebunan.
2. Lakukan pengamatan jenis peralan dan penyimpan peralatan di setiap
ruangan laboratorium kultur jaringan tanaman perkebunan.
PEMULIAAN DAN
48 PERBENIHAN TANAMAN
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
CONTOH SOAL
Kunci Jawaban
1. Jenis peralatan yang ada di ruang preparsi adalah:
a. Keranjang plastik
b. Tempat sabun cuci
c. Ember
d. Sikat botol
e. rak pengering
2. fungsi dari:
a. Pinset adalah untuk menjepit/ mengambil bahan, Untuk menanam eksplan
b. Gelas ukur adalah untuk menyimpan dan melarutkan bahan kimia, Mengukur
volume larutan/ cairan tepung pada berbagai skala ukuran dengan ketelitian
sedang.
CAKRAWALA
Peralatan Laboratorium
1. Rak Kultur kapasitas 40.000 botol
2. Laminar air flow: 15 unit @ 2 orang
3. Orbital Shaker: Ukuran besar 4 unit local dan 1 unit impor
4. Bioreaktor System: Temporary immersion System 10 unit
PEMULIAAN DAN
PERBENIHAN TANAMAN 49
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
CAKRAWALA
5. Digital Automatic Autoclave: 2 unit ukuran besar 110 liter dan 2 unit ukuran
kecil 50 liter
6. Drying Oven: 4 unit terdiri atas 2 unit ukuran 256 liter (besar) dan 2 unit
ukuran 53 liter (kecil)
7. Distilling Unit: 2 unit kapasitas 2 liter/jam
8. Analitical balance: 2 unit
9. Bench top Balance: 2 unit
10. Hot plate Magnetic Stirer: 2 Unit
11. Magnetic Stirer: 2 unit
12. Digital pH meter: 2 unit
13. Pump Drive/ Dispenser: 1 unit
14. Glass door Refrigerator: 2 unit
15. Refrigerator 2 pintu: 2 unit
16. Rak penyimpan media: 8 unit
17. Stereo mikroskop dan digital kamera: 1 unit
JELAJAH INTERNET
PEMULIAAN DAN
50 PERBENIHAN TANAMAN
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
RANGKUMAN
1. Ruang Preparasi
Didalam ruang ini disediakan peralatan-peralatan dan tempat untuk mencuci
alat-alat laboratorium yang akan digunakan. Peralatan-peralatan yang ada
antara lain:
a. Keranjang plastik;
b. Tempat sabun cuci;
c. Ember;
d. Sikat botol; dan
e. rak pengering.
2. Ruang Penimbangan dan Bahan
a. Timbangan analitik/ digital dengan tingkat ketelitian minimal 0,01;
b. Spatula/ sendok bahan kimia; dan
c. Rak-rak penyimpanan bahan kimia.
3. Ruang Pembuatan Media
a. Timbangan analitik;
b. Spatula;
c. Alat-alat gelas;
d. pH meter;
e. Botol kultur;
f. Autoclave;
g. Lemari es;
h. Aqua distilater; dan
i. Dehumidifier.
4. Ruang Penanaman
a. Laminar air flow Cabinet/ Enkas;
b. Lampu spirtus;
c. Diseting set/ pinset dan scalpel;
d. Hand sprayer; dan
e. Mata pisau.
5. Ruang Pertumbuhan
a. Rak-rak kultur;
b. Thermometer;
c. Higrometer;
d. Timer;
e. AC;
f. Sheker;
g. Dan lain-lain
PEMULIAAN DAN
PERBENIHAN TANAMAN 51
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
TUGAS MANDIRI
REFLEKSI
Setelah kegiatan pembelajaran bab dua berakhir Anda tentunya sudah memahami
teknik penyiapan peralatan kultur jaringan tanaman perkebunan. Dari materi
tersebut masih adakah materi yang Anda rasa sulit? Untuk lebih memahaminya
coba diskusikan dengan teman atau dengan guru Anda, karena konsep dasar
pada bab ini sangat penting dan akan terkait dengan konsep dalam bab-bab
selanjutnya.
PEMULIAAN DAN
52 PERBENIHAN TANAMAN
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari teknik sterilisasi ruang, alat dan bahan kultur jaringan
tanaman perkebunan peserta didik mampu menjelaskan pengertian sterilisasi,
SOP sterilisasi ruang, alat, dan bahan kultur jaringan tanaman perkebunan dan
menganalisis dan menunjukkan teknik sterilisasi ruang, alat dan bahan kultur
jaringan tanaman perkebunan dengan disiplin, teliti dan bertanggung jawab
PETA KONSEP
Pengertian Sterilisasi
TEKNIK STERILISASI RUANG, ALAT DAN
BAHAN KULTUR JARINGAN TANAMAN
KATA KUNCI
PEMULIAAN DAN
PERBENIHAN TANAMAN 53
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
PENDAHULUAN
Sebelum melanjutkan materi marilah kita coba memperhatikan alat–alat pada gambar
3.1, 3.2 dan 3.3 Apakah Anda sudah mengenal jenis dan fungsi peralatan berikut ini?
Gambar 3.1. Autoclave dengan pemanas listrik Gambar 3.2. Pembakar Bunsen (Bunsen Burner)
Sumber: https://ackuljar.blogspot.com Sumber: https://ackuljar.blogspot.com
Sterilisasi adalah setiap proses baik fisika, kimia dan mekanik yang membunuh
semua bentuk kehidupan terutama mikroorganisme atau usaha untuk membebaskan
alat dan bahan dari segala bentuk kehidupan terutama mikrobia. Suatu alat atau bahan
dikatakan steril apabila alat atau bahan tersebut bebas dari mikrobia, baik dalam
bentuk vegetatif ataupun spora.
Benda atau substansi hanya dapat dikatakan steril atau tidak steril, tidak akan
pernah mungkin ada setengah steril atau hampir steril. Untuk sterilisasi alat dan
medium digunakan sterilisasi dengan menggunakan alat yang disebut autoclave,
Burner Bunsen, Laminar air flow. Salah satu faktor penentu keberhasilan kultur
jaringan adalah tahap sterilisasi. Kegiatan sterilisasi ini meliputi pada sterilisasi pada
lingkungan kerja, sterilisasi pada alat-alat, media tanam dan sterilisasi bahan tanaman
(eksplan).
PEMULIAAN DAN
54 PERBENIHAN TANAMAN
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
MATERI PEMBELAJARAN
A. Pengertian Sterilisasi
Sterilisasi dalam mikrobiologi berarti membebaskan tiap benda atau
substansi dari semua kehidupan dalam bentuk apapun. Untuk tujuan mikrobiologi
dalam usaha mendapatkan keadaan steril, mikroorganisme dapat dimatikan
setempat oleh panas (kalor), gas-gas seperti formaldehide, etilenoksida atau
betapriolakton oleh bermacam-macam larutan kimia; oleh sinar lembayung ultra
atau sinar gamma. Mikroorganisme juga dapat disingkirkan secara mekanik oleh
sentrifugasi kecepatan tinggi atau oleh filtrasi (Curtis, 1999).
Pada prinsipnya sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara fisik, kimiawi
dan mekanik.
1. Sterilisasi secara fisik (pemanasan, penggunaan sinar gelombang pendek yang
dapat dilakukan selama senyawa kimia yang akan disterilkan tidak akan berubah
atau terurai akibat temperatur atau tekanan tinggi). Dengan udara panas,
dipergunakan alat “bejana/ ruang panas” (oven dengan temperatur 170o–180oC
dan waktu yang digunakan adalah 2 jam yang umumnya untuk peralatan gelas).
Pemanasan terdiri dari:
a. Pemijaran (dengan api langsung) yaitu membakar alat pada api secara
langsung, contoh alat: jarum inokulum, pinset, batang L dan lain-lain;
b. Panas kering, yaitu sterilisasi dengan oven kira-kira 60-1800C. Sterilisasi
panas kering cocok untuk alat yang terbuat dari kaca misalnya erlenmeyer,
tabung reaksi dan lain lain;
c. Uap air panas, konsep ini mirip dengan mengukus. Bahan yang mengandung
air lebih tepat menggungakan metode ini supaya tidak terjadi dehidrasi; dan
d. Uap air panas bertekanan: menggunalkan autoclave.
2. Sterilisasi secara kimia (misalnya dengan penggunaan disinfektan, larutan
alkohol, larutan formalin).
3. Sterilisasi secara mekanik, digunakan untuk beberapa bahan yang akibat
pemanasan tinggi atau tekanan tinggi akan mengalami perubahan, misalnya
adalah dengan saringan/ filter. Sistem kerja filter, seperti pada saringan lain
adalah melakukan seleksi terhadap partikel-partikel yang lewat (dalam hal ini
adalah mikroba) (Suriawiria, 2005).
B. Sterilisasi Ruang Kultur Jaringan Tanaman Perkebunan
1. Sterilisasi Ruang Transfer
Sterilisasi ruang transfer yang paling baik adalah:
a. Dilakukan dengan penggunaan sinar ultraviolet (UV);
b. Waktu sterilisasi bervariasi tergantung dari ukuran ruang transfer itu sendiri
dan harus dilakukan apabila tidak ada kegiatan dalam ruang tersebut. Radiasi
UV sangat berbahaya bagi mata dan kulit;
c. Ruang transfer dapat juga disterilisasi dengan mencuci/ mengepel 1-2 kali
setiap bulan dengan bahan anti jamur (fungisida) komersial; dan
d. Ruang kerja dalam laminar air flow biasanya sudah dilengkapi dengan
lampu UV, sehingga sterilisasinya dilakukan dengan UV dan diikuti dengan
membasuh/ mengelap permukaan tempat bekerja dalam laminar dengan
alkohol 95% sebelum mulai bekerja.
PEMULIAAN DAN
PERBENIHAN TANAMAN 55
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
MATERI PEMBELAJARAN
PEMULIAAN DAN
56 PERBENIHAN TANAMAN
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
MATERI PEMBELAJARAN
oven harus direndam dahulu dalam alkohol 96% kemudian dibakar di atas
lampu bunsen. Teknik ini disebut sterilisasi pembakaran (flame sterilization).
Teknik ini harus dilakukan dengan ekstra hati-hati karena alkohol sangat mudah
terbakar. Autoclave adalah metoda sterilisasi dengan menggunakan tekanan
uap air. Bahan-bahan atau alat yang dapat disterilisasi dengan cara autoclave
ini antara lain kapas penutup tabung, saringan dari nylon, pakaian lab, tutup
plastik, peralatan gelas, pipet, air, dan media kultur. Hampir semua mikroba
dapat mati bila diautoclave pada suhu 121 0C dengan tekanan 15 psi selama
15-20 menit.
a. Cara menggunakan autoclave
Autoclave merupakan alat yang terdiri dari bejana tahan tekanan tinggi yang
dilengkapi dengan manometer, thermometer, dan klep bahaya.
b. Langkah-langkah penggunaan autoclave
Langkah kerja penggunaan autoclave adalah sebagai berikut:
1) Pertama kali masukkan akuades ke dalam bejana autoclave sampai batas
yang ditentukan (tanda batas terdapat di dalam bejana autoclave) setelah
memasukkan akuades masukkan ansang ke dalam autoclave;
Gambar 3.5. Autoclave yang sudah diisi akuades dan dipasang Ansang
Sumber: https://tissuecultureandorchidologi.blogspot.com
PEMULIAAN DAN
PERBENIHAN TANAMAN 57
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
MATERI PEMBELAJARAN
PEMULIAAN DAN
58 PERBENIHAN TANAMAN
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
MATERI PEMBELAJARAN
PEMULIAAN DAN
PERBENIHAN TANAMAN 59
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
MATERI PEMBELAJARAN
PEMULIAAN DAN
60 PERBENIHAN TANAMAN
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
MATERI PEMBELAJARAN
Gambar 3.11. Botol kultur dan alat lain akan disterilkan di Autoclave
Sumber: https://tissuecultureandorchidologi.blogspot.com
PEMULIAAN DAN
PERBENIHAN TANAMAN 61
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
MATERI PEMBELAJARAN
PEMULIAAN DAN
62 PERBENIHAN TANAMAN
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
MATERI PEMBELAJARAN
PEMULIAAN DAN
PERBENIHAN TANAMAN 63
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
MATERI PEMBELAJARAN
PEMULIAAN DAN
64 PERBENIHAN TANAMAN
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
MATERI PEMBELAJARAN
PEMULIAAN DAN
PERBENIHAN TANAMAN 65
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
MATERI PEMBELAJARAN
PEMULIAAN DAN
66 PERBENIHAN TANAMAN
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
MATERI PEMBELAJARAN
PEMULIAAN DAN
PERBENIHAN TANAMAN 67
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
MATERI PEMBELAJARAN
PEMULIAAN DAN
68 PERBENIHAN TANAMAN
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
MATERI PEMBELAJARAN
Gambar 3.23. Tahapan sterilisasi eksplan tunas tanaman gaharu (Aquilaria malaccensis)
Sumber: Erina Sulistiani dan Samsul Ahmad Yani, 2015
PEMULIAAN DAN
PERBENIHAN TANAMAN 69
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
MATERI PEMBELAJARAN
Gambar 3.24. Pertumbuhan baru setelah dilakukan pemangkasan tanaman induk (Aquilaria malaccensis). (A)
bagian tunas apek dan (B) bagian tunas lateral yang diisolasi sebagai eksplan
Sumber: Erina Sulistiani dan Samsul Ahmad Yani, tahun 2018
PEMULIAAN DAN
70 PERBENIHAN TANAMAN
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
MATERI PEMBELAJARAN
PEMULIAAN DAN
PERBENIHAN TANAMAN 71
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
MATERI PEMBELAJARAN
a. Ambil meristem apikal tebu 20-30 cm, helaian daun dipotong dekat sarung
daun.
b. Material dimasukkan ke dalam spiritus/ alkohol 96% lalu dibakar.
c. Kemudian 1-2 helai seludang daun dibuang.
d. Bagian ujung material tebu dibakar lagi, diikuti penglepasan seludang
terluar.
e. Perlakuan ini diulang sampai beberapa kali.
f. Setelah batang beserta seludangnya yang putih terlihat, bahan siap untuk
dijadikan eksplan.
g. Eksplan dipotong-potong melintang setebal 2-4 mm, kemudian ditanam
pada media kultur.
Namun prosedur ini tidak mampu menekan tingkat kontaminasi.
PEMULIAAN DAN
72 PERBENIHAN TANAMAN
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
MATERI PEMBELAJARAN
PEMULIAAN DAN
PERBENIHAN TANAMAN 73
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
LEMBAR PRAKTIKUM
A. Judul Praktikum
Melakukan sterilisasi ruang transfer laboratorium kultur jaringan tanaman
perkebunan
B. Tujuan Praktikum
Setelah melakukan praktik Melakukan sterilisasi Ruang Kultur jaringan tanaman
perkebunan peserta didik mampu menunjukkan cara sterilisasi ruang kultur
jaringan tanaman perkebunan dengan disiplin, teliti dan bertanggung jawab.
E. Langkah Kerja
Praktik sterilisasi ruang kultur jaringan tanaman perkebunan sebagai berikut:
1. Mengepel ruang transfer 1-2 kali setiap bulan dengan bahan anti jamur
(fungisida) komersial.
2. Menyalakan lampu (UV) ruangan selama 30 menit sebelum digunakan.
3. Menyalakan lampu (UV) laminer air flow selama 30 menit sebelum digunakan.
4. Menyemprot permukaan laminer air flow dengan dengan alkohol 95%,
kemudian melap sebelum mulai bekerja.
PEMULIAAN DAN
74 PERBENIHAN TANAMAN
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
CONTOH SOAL
Kunci Jawaban
1. SOP sterilisasi eksplan daun tembakau adalah:
a. Diambil daun tembakau yang masih muda, dicuci dengan deterjen hingga
bersih.
b. Disterilkan dengan l0% Chlorox + I tetes tween 20 selama 5 menit.
c. Sterilisasi dengan sublimat.
d. Dicuci dengan air steril 3-5 kali. Sterilisasi dilakukan dalam kondisi aseptis.
e. Daun dipotong dengan ukuran 3 mm x 3 mm kemudian ditanam pada media
kultur.
f. Untuk eksplan yang berasal dari daun yang diambil langsung dari lapang
(alam), sterilisasi sebaiknya dilakukan dua kali.
g. Direndam dengan Chlorox 10% + 1 tetes tween 20 selama l0 menit.
h. Direndam dengan Chlorox 10% + 1 tetes tween 20 selama 5 menit.
i. Dicuci dengan air steril 3-5 kali.
2. a. Apabila masih terkontaminasi jamur, maka dilakukan dengan cara
meningkatkan konsentrasi disinfektan pemutih pada metode sterilisasi
eksplannya agar lebih efektif dalam mematikan jamur yang terdapat pada
permukaan eksplan.
b. Apabila masih terkontaminasi bakteri, maka yang harus dilakukan
meningkatkan lamanya perendaman disinfektan.
CAKRAWALA
Limbah pupuk kimia dan pestisida dari kegiatan irigasi pertanian menjadi
salah satu penyebab pencemaran air di muka bumi. Padahal sektor pertanian
sendiri menggunakan air untuk irigasi sekitar 70 persen hingga 90 persen dari
seluruh kebutuhan air di bumi. Melihat kondisi ini, mahasiswa Institut Teknologi
Sepuluh Nopember (ITS) merancang penelitian yang diharapkan mampu
membantu mereduksi pencemaran air tersebut.
Mahasiswa doktoral dari Departemen Teknik Lingkungan yang bernama
Kiki Gustinasari ini melakukan penelitian berjudul Constructed Wetlands –
Microbial Fuel Cells (CWs – MFCs) sebagai Pereduksi Herbisida Glifosat dan
PEMULIAAN DAN
PERBENIHAN TANAMAN 75
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
CAKRAWALA
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk membuktikan bahwa CWs MFCs
sebagai infrastruktur ramah lingkungan mampu mereduksi residu herbisida
glifosat, yang merupakan macam pestisida pada sektor pertanian.
Penggunaan herbisida glifosat memberikan dampak buruk terhadap mahluk
hidup di perairan. Dampak tersebut dapat menyebabkan tingkat kematian yang
tinggi untuk binatang amfibi, serta berefek letal bagi beberapa macam plankton.
MFCs sendiri merupakan teknologi pembangkit energi dan pengurangan polusi
melalui bakteri. Sedangkan CWs merupakan sistem berbasis alam yang banyak
digunakan pada bidang pertanian sebagai filter areal pertanian dengan badan air.
Penggabungan MFCs ke dalam CWs terbukti dapat meningkatkan kinerja
CWs dalam mengurangi residu herbisida glifosat. Anoda pada MFCs memicu reaksi
anaerob CWs. Pendekatan ini mempunyai keuntungan ganda seperti intensifikasi
kinerja CWs dan penghasil listrik.
MFCs-CWs pada penelitian ini juga bertujuan sebagai peringatan dini terhadap
masuknya bahan-bahan yang tidak diinginkan pada limpasan persawahan. Hal ini
disebabkan macam infrastruktur hijau tersebut dapat menghasilkan sinyal listrik
melalui kinerja mikroba.
JELAJAH INTERNET
PEMULIAAN DAN
76 PERBENIHAN TANAMAN
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
RANGKUMAN
Sterilisasi adalah setiap proses baik fisika, kimia dan mekanik yang
membunuh semua bentuk kehidupan terutama mikroorganisme atau usaha untuk
membebaskan alat dan bahan dari segala bentuk kehidupan terutama mikrobia.
Suatu alat atau bahan dikatakan steril apabila alat atau bahan tersebut bebas dari
mikrobia, baik dalam bentuk veetatif ataupun spora. Pada prinsipnya sterilisasi
dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara fisik, kimiawi dan mekanik.
Sterilisasi ruang laboratorium terutama dilakukan sterilisasi ruang transfer
dan ruan kultur. Ruang transfer menggunakan lampu UV untuk sterilisasinya.
Sterilisasi alat dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan menggunakan
oven dan autoclave. Sterilisasi media kultur jaringan menggunakan autoclave,
dalam pelaksanaannya harus dilakukan pengecekan kesiapan autoclave sebelum
dioperasikan terlebih dahulu diperiksa keadaannya. Selanjutnya memasukkan
botol kultur ke dalam autoclave, menghentikan proses sterilisas dan pengeluaran
media dari autoclave.
Sterilisasi eksplan atau disinfektasi adalah proses penghilangan
kontaminasi dari permukaan eksplan. Tahapan sterilisasi eksplan biasanya
dimulai dengan pembersihan permukaan eksplan dengan cara mengupas dan/
atau mencucinya dengan sabun
Dalam sterilisasi bahan tanaman, hal yang penting yang harus mendapat
perhatian adalah bahwa sel tanaman dan kontaminan adalah sama-sama benda
hidup. Kontaminan harus dihilangkan tanpa mematikan sel tanaman.
Beberapa jenis bahan disinfektan yang dapat digunakan untuk sterilisasi bahan
tanaman/ eksplan:
No Bahan Konsentrasi Lama perendaman
1 Kalsium hipoklorit 1–10 % 5–30 menit
2 Natrium hipoklorit 1–2 % 7–15 menit
3 Hidrogen peroksida 3–10 % 5–15 menit
4 Perak nitrat 1% 5–30 menit
5 Merkuri klorit (HgCl2) 0.1–0.2 % 10–20 menit
6 Bethadine 2.5–10 % 5–10 menit
7 Fungisida 2 g/l 20–30 menit
8 Antibiotik 50–100 mg/l ½-1 jam
9 Alkohol 70 % 1–10 menit
10 Bayclin/sunclin 5–30 % 5–25 menit
PEMULIAAN DAN
PERBENIHAN TANAMAN 77
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
TUGAS MANDIRI
REFLEKSI
Setelah kegiatan pembelajaran bab tiga berakhir Anda tentunya sudah memahami
teknik sterilisasi ruang, alat dan bahan kultur jaringan tanaman perkebunan.
Dari materi tersebut masih adakah materi yang Anda rasa sulit? Untuk lebih
memahaminya coba diskusikan dengan teman atau dengan guru Anda, karena
konsep dasar pada bab ini sangat penting dan akan terkait dengan konsep dalam
bab-bab selanjutnya.
PEMULIAAN DAN
78 PERBENIHAN TANAMAN
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
BAB
TEKNIK PEMBUATAN LARUTAN STOK
IV
BAB IV TEKNIK PEMBUATAN LARUTAN STOK
TUJUAN PEMBELAJARAN
PETA KONSEP
TEKNIK PEMBUATAN LARUTAN STOK
KATA KUNCI
PEMULIAAN DAN
PERBENIHAN TANAMAN 79
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
PENDAHULUAN
Gambar 4.1. Pembuatan Larutan 1000 mL Na2S2O3 0,1 N dari Padatan Na2S2O3 5h2o
Sumber: http://studikimia.blogspot.com
PEMULIAAN DAN
80 PERBENIHAN TANAMAN
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
MATERI PEMBELAJARAN
Larutan stok sebaiknya disimpan di tempat yang bersuhu rendah dan gelap.
Pada prinsipnya pembuatan larutan stok harus mempertimbangkan hal-hal berikut:
1. Masa kadaluarsa
Masa kadaluarsa larutan stok baik makro maupun mikro tidak dianjurkan untuk
dipakai lebih dari 2 bulan, sedangkan stok vitamin masa pemakaiannnya
sebaiknya tidak melebihi 2 minggu. Oleh karena itu, stok yang dibuat harus
habis sebelum melewati batas kadaluarsanya
2. Konsentrasi/ kepadatan larutan
Konsentrasi/ kepadatan larutan larutan stok yang dibuat terlalu pekat
dikhawatirkan akan mudah membentuk endapan-endapan yang menyebabkan
berkurangnya konsentrasi senyawa-senyawa pada larutan stok tersebut.
3. Volume wadah
Volume wadah untuk menghemat tempat penyimpanan larutan stok di dalam
kulkas, kita dapat membuat larutan stok pada wadah yang lebih kecil dengan
tetap memperhatikan kejenuhan/ kepekatan larutan.
4. Pengelompokan ion sejenis/ senama
Pengelompokkan stok juga didasarkan pada jenis ion senama, mengingat
adanya ion senama membuat senyawa-senyawa yang dilarutkan stabil dalam
bentuk ion-ion.
PEMULIAAN DAN
PERBENIHAN TANAMAN 81
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
MATERI PEMBELAJARAN
PEMULIAAN DAN
82 PERBENIHAN TANAMAN
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
MATERI PEMBELAJARAN
1 liter. Kita membutuhkan 10 liter untuk 2 ½ bulan. Oleh karena itu, kita dapat
membuat larutan stok 10 kali konsentrasi media untuk membuat 10 liter media
agar masa simpannya tidak terlalu lama.
2. Membuat Larutan dalam Satuan (Unit)
Sebagai dasar perhitungan kebutuhan media dan larutan stok, terlebih
dahulu mepersiapkan larutan dalam satuan (unit). Konsentrasi dari satu substrat
dalam media dapat digambarkan dalam satu variasi (unit) sebagai berikut:
a. Satuan Berat
10-6 = 1,0 mg/l atau 1 part per million (ppm) atau seper juta bagian
10-7 = 0,1 mg/l
10-9 = 0,001 mg/l atau µg/l
b. Satuan Konsentrasi
Satu molar larutan (M) suatu senyawa sama dengan massa molekul dalam
gram per liter.
1 molar (M) = massa molekul dalam g/l
1 mM = massa molekul dalam mg/l atau 10-3 M
1 µM = massa molekul dalam µg/l atau 10-6 M atau 10-3m M
c. Konversi dari mili molar (mM) ke mg/l
Sebagai contoh massa molekul auxsin 2,4 D = 221,0
1 M = larutan 2,4 D berisi 221,0 g/l
1 mM = larutan 2,4 D berisi 0,221 g/l = 221,0 mg/l
1µM = larutan 2,4 D berisi 0,000221 g/l = 0,221 mg/l
PEMULIAAN DAN
PERBENIHAN TANAMAN 83
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
MATERI PEMBELAJARAN
Tabel 4.1. Kebutuhan bahan larutan stok untuk 10 liter media MS (10 kali pembua-
tan, masing-masing pembuatan 1 liter)
Bahan
untuk 10 l Volume Stok yang
Kode Stok Nama Stok media = wadah stok diambil untuk
10x MS (ml) 1 l media (ml)
(mg)
MnSO4 169
G 100 10
ZnSO4.7H2O 86
CuSO4.5H2O 0,025
Stok mikro
Fe
H 100 10
FeSO4.7H2O 278
Na2EDTA 373
Stok Vitamin
Glisin 20
I Asam nikotin 5 100 10
Piridoksin HCl 5
Thiamin HCl 1
PEMULIAAN DAN
84 PERBENIHAN TANAMAN
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
MATERI PEMBELAJARAN
Bahan
untuk 10 l Volume Stok yang
Kode Stok Nama Stok media = wadah stok diambil untuk
10x MS (ml) 1 l media (ml)
(mg)
Contoh:
Banyaknya (volume) stok KNO3 yang diambil untuk membuat 1 l media
sebagai berikut.
V1 x M1 = V2 x M2
V1 x 19.000 = 500 x 1900
V1 = 50 ml
Contoh soal:
V1 = 100: 10 = 10 ml
C. Pembuatan larutan Stok
Pembuatan media dikelompokan berdasarkan jenis bahan kimia yang
digunakan, sehingga jika bahan kimia tersebut dicampur tidak terjadi interaksi yang
menghasilkan senyawa baru. Biasanya pengelompokan dilakukan berdasarkan stok
hara makro, stok hara mikro, vitamin dan stok hormon, terutama jika larutan stok
tidak disimpan terlalu lama. Stok hara baik mikro maupu makro dapat disimpan
dalam waktu yang relative lama yaitu 4-8 minggu, sedangkan stok hormon biasanya
disimpan dalam jangka waktu 2-4 minggu.
PEMULIAAN DAN
PERBENIHAN TANAMAN 85
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
MATERI PEMBELAJARAN
Pada stok hara makro, senyawa-senyawa sumber unsur hara makro diperlukan
dalam jumlah yang cukup besar. Oleh karena itu, sebaiknya dibuat dalam larutan
stok tunggal. Selain itu jenis anion senyawa sumber unsur hara makro tidak sama,
kemungkinan hal tersebut akan mempercepat pengendapan larutan bila dibuat
larutan stok campuran.
PEMULIAAN DAN
86 PERBENIHAN TANAMAN
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
MATERI PEMBELAJARAN
Prosedur Kerja
a. Menimbang garam NH4NO3 sebanyak 20,625 gram;
b. Melarutkan garam tersebut dalam gelas yang sama dengan 100 ml akuades;
c. Menuangkan larutan tersebut dalam erlenmeyer/ botol reagen dan bilaslah
2-3 kali sehingga larutan garam dalam piala habis;
d. Menambahkan akuades ke dalam erlenmeyer/ botol reagen sampai
volumenya menjadi 250 ml selanjutnya tutup dengan aluminium foil;
e. Beri label A pada erlenmeyer/ botol reagen tersebut;
f. Simpan larutan stock A pada ruang gelap pada suhu kamar; dan
g. Membersihkan alat-alat yang telah digunakan dengan menggunakan akuades
dan menyimpan alat-alat tersebut ke dalam ruang penyimpanan alat.
Prosedur Kerja
a. Menimbang garam KNO3 sebanyak 23,75 gram;
b. Melarutkan garam tersebut dalam gelas yang sama dengan 100 ml akuades;
c. Menuangkan larutan tersebut dalam erlenmeyer/ botol reagen dan bilaslah
2-3 kali sehingga larutan garam dalam piala habis;
d. Menambahkan akuades ke dalam erlenmeyer/ botol reagen sampai
volumenya menjadi 250 ml selanjutnya tutup dengan aluminium foil;
e. Beri label B pada erlenmeyer/ botol reagen tersebut;
f. simpan larutan stock B pada ruang gelap pada suhu kamar; lalu
g. Membersihkan alat-alat yang telah digunakan dengan menggunakan akuades
dan menyimpan alat-alat tersebut ke dalam ruang penyimpanan alat.
PEMULIAAN DAN
PERBENIHAN TANAMAN 87
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
MATERI PEMBELAJARAN
Prosedur Kerja
a. Menimbang garam CaCL2 2H2O sebanyak 5,5 gram;
b. Melarutkan garam tersebut dalam gelas yang sama dengan 100 ml akuades;
c. Menuangkan larutan tersebut dalam erlenmeyer/ botol reagen dan bilaslah
2-3 kali sehingga larutan garam dalam piala habis;
d. Menambahkan akuades ke dalam erlenmeyer/ botol reagen sampai
volumenya menjadi 250 ml selanjutnya tutup dengan aluminium foil;
e. Beri label C pada erlenmeyer/ botol reagen tersebut;
f. simpan larutan stock C pada ruang gelap pada suhu kamar; dan
g. Membersihkan alat-alat yang telah digunakan dengan menggunakan akuades
dan menyimpan alat-alat tersebut ke dalam ruang penyimpanan alat.
MATERI PEMBELAJARAN
c. Gelas piala
d. Erlenmeyer
e. Labu ukur
f. Sudip
g. Gelas ukur
h. Timbangan analitik
i. Tutup karet
j. Botol reagen
k. Pengaduk
Prosedur Kerja
a. Menimbang garam MgSO4.7H2O sebanyak 4,625 gram dan KH2PO4 sebanyak
2,125 gram;
b. Melarutkan garam tersebut dalam gelas yang sama dengan 100 ml akuades;
c. Menuangkan larutan tersebut dalam erlenmeyer/ botol reagen dan bilaslah
2-3 kali sehingga larutan garam dalam piala habis;
d. Menambahkan akuades ke dalam erlenmeyer/ botol reagen sampai
volumenya menjadi 250 ml selanjutnya tutup dengan aluminium foil;
e. Beri label D pada erlenmeyer/ botol reagen tersebut;
f. simpan larutan stock D pada ruang gelap pada suhu kamar; dan
g. Membersihkan alat-alat yang telah digunakan dengan menggunakan akuades
dan menyimpan alat-alat tersebut ke dalam ruang penyimpanan alat.
PEMULIAAN DAN
PERBENIHAN TANAMAN 89
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
MATERI PEMBELAJARAN
Prosedur Kerja
a. Menimbang garam Na2EDTA sebanyak 0.9325 gram dan FeSO4 7H2O sebanyak
0,695 gram dan aduk sampai berwarna kuning dengan suhu......
b. Melarutkan garam tersebut dalam gelas yang sama dengan 100 ml akuades;
c. Menuangkan larutan tersebut dalam erlenmeyer/ botol reagen dan bilaslah
2-3 kali sehingga larutan garam dalam piala habis;
d. Menambahkan akuades ke dalam erlenmeyer/ botol reagen sampai
volumenya menjadi 250 ml selanjutnya tutup dengan aluminium foil;
e. Beri label E pada erlenmeyer/ botol reagen tersebut;
f. simpan larutan stock E pada ruang gelap pada suhu kamar; dan
g. Membersihkan alat-alat yang telah digunakan dengan menggunakan akuades
dan menyimpan alat-alat tersebut ke dalam ruang penyimpanan alat.
Prosedur Kerja
a. Menimbang garam persenyawaan unsur hara mikro dengan menggunakan
timbangan:
NO BAHAN KIMIA JUMLAH YANG DIBUTUHKAN
1 MnSO4.7H2O 1,115 gram
2 ZnSO4.7H2O 0,43 gram
3 H3BO3 0,31 gram
4 KI 0,0415 gram
5 Na2MoO4.2H2O 0.0125 gram
6 CoCl2.6H2O 0,00125 gram
7 CuSO4.5H2O 0,00125 gram
PEMULIAAN DAN
90 PERBENIHAN TANAMAN
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
MATERI PEMBELAJARAN
b. Melarutkan garam tersebut dalam gelas yang sama dengan 100 ml akuades;
c. Menuangkan larutan tersebut dalam erlenmeyer/ botol reagen dan bilaslah
2-3 kali sehingga larutan garam dalam piala habis;
d. Menambahkan akuades ke dalam erlenmeyer/ botol reagen sampai
volumenya menjadi 250 ml selanjutnya tutup dengan aluminium foil;
e. Beri label F pada erlenmeyer/ botol reagen tersebut;
f. Simpan larutan stock F pada ruang gelap pada suhu kamar; dan
g. Membersihkan alat-alat yang telah digunakan dengan menggunakan akuades
dan menyimpan alat-alat tersebut ke dalam ruang penyimpanan alat.
Prosedur Kerja
a. Menimbang bahan-bahan berikut:
1) Thiamine HCl : 0,005 gram
2) Niacin : 0.1 gram
3) Pyridoxine : 0,025 gram
4) Glycine : 0.1 gram
5) HCL : 0,025 gram
b. Melarutkan garam tersebut dalam gelas yang sama dengan 100 ml akuades.
c. Menuangkan larutan tersebut dalam erlenmeyer/ botol reagen dan bilaslah
2-3 kali sehingga larutan garam dalam piala habis.
d. Menambahkan akuades ke dalam erlenmeyer/ botol reagen sampai
volumenya menjadi 250 ml selanjutnya tutup dengan aluminium foil.
e. Beri label G pada erlenmeyer/ botol reagen tersebut.
PEMULIAAN DAN
PERBENIHAN TANAMAN 91
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
MATERI PEMBELAJARAN
Prosedur Kerja
a. Menimbang garam myo inisitol sebanyak 1,25 gram;
b. Melarutkan garam tersebut dalam gelas yang sama dengan 100 ml akuades;
c. Menuangkan larutan tersebut dalam erlenmeyer/ botol reagen dan bilaslah
2-3 kali sehingga larutan garam dalam piala habis;
d. Menambahkan akuades ke dalam erlenmeyer/ botol reagen sampai
volumenya menjadi 250 ml selanjutnya tutup dengan aluminium foil;
e. Beri label H pada erlenmeyer/ botol reagen tersebut;
f. Simpan larutan stock H pada ruang gelap pada suhu kamar; dan
g. Membersihkan alat-alat yang telah digunakan dengan menggunakan akuades
dan menyimpan alat-alat tersebut ke dalam ruang penyimpanan alat.
PEMULIAAN DAN
92 PERBENIHAN TANAMAN
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
LEMBAR PRAKTIKUM
A. Judul Praktikum
Menghitung Kebutuhan Larutan Stok
B. Tujuan Praktikum
Setelah menyelesaikan tugas menghitung kebutuhan larutan stok peserta
mampu melakukan perhitungan kebutuhan larutan stok
E. Standar Kinerja
1. Dikerjakan selesai tepat waktu, waktu yang digunakan tidak lebih dari
yang ditetapkan.
2. Toleransi kesalahan 5% dari hasil yang harus dicapai, tetapi bukan pada
kesalahan kegiatan kritis.
F. Tugas
Suatu laboratorium kultur jaringan tanaman sedang menyelenggarakan
kegiatan perbanyakan tanaman secara kultur jaringan pada tahapan pekerjaan
pembuatan media kultur. Kegiatan ini sudah mulai memasuki sub tahapan
menghitung kebutuhan media. Untuk menyelesaikan tugas menghitung
larutan stok ini, ikuti instruksi selanjutnya di bawah ini.
G. Instruksi Kerja
Setelah membaca abstraksi nomor F selanjutnya ikuti instruksi kerja
sebagai berikut:
1. Diberikan daftar kebutuhan bahan untuk pembuatan media MS 1 liter;
2. Lakukan perhitungan kebutuhan larutan stok dengan cara melengkapitabel
kebutuhan larutan stok di bawah ini!
PEMULIAAN DAN
PERBENIHAN TANAMAN 93
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
LEMBAR PRAKTIKUM
PEMULIAAN DAN
94 PERBENIHAN TANAMAN
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
LEMBAR PRAKTIKUM
Bahan
untuk 10 l
Volume Stok yang
media =
Kode Stok Nama Stok wadah stok diambil untuk
10x MS
(ml) 1 l media (ml)
(mg)
............................ ..................
...... 100 ......................
............................ ..................
......
............................ 10 x
............................ ..................
......
............................ .................. 100 ,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,
......
............................ ..................
......
............................ ..................
......
PEMULIAAN DAN
PERBENIHAN TANAMAN 95
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
TUGAS MANDIRI
Hitung berapa banyaknya (volume) stok KNO3 yang diambil untuk membuat
1 l media!
Kunci Jawaban
Diketahui:
V2 (volume larutan stok) = 100 ml
M1 (konsentrasi larutan stok) = 10x = 10 l
M2 (konsentrasi larutan media) = 1x = 1 l
Ditanyakan:
V1 (volume stok yang diambil) ?
Jawab:
KNO3 adalah termasuk stok makro, yang konsentrasi stoknya 10x
konsentrasi media, sehingga dengan memasukkan pada rumus di atas.
diperoleh:
V1 x M1 = V2 x M2
V1 x 10 = 100 x 1
CAKRAWALA
IAA dan IBA adalah termasuk zat pengatur tumbuh golongan auksin. IAA
dan IBA sering digunakan untuk merangsang pertumbuhan akar dan sebagai
bahan aktif yang digunakan dalam persiapan hortikultura komersial terutama
untuk akar batang. IAA bersifat mudah terurai oleh cahaya dan tidak tahan pada
suhu tinggi, sedang IBA bersifat stabil dan tahan terhadap suhu tinggi.
PEMULIAAN DAN
96 PERBENIHAN TANAMAN
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
CAKRAWALA
JELAJAH INTERNET
PEMULIAAN DAN
PERBENIHAN TANAMAN 97
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
RANGKUMAN
TUGAS MANDIRI
PEMULIAAN DAN
98 PERBENIHAN TANAMAN
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
REFLEKSI
PEMULIAAN DAN
PERBENIHAN TANAMAN 99
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
TUJUAN PEMBELAJARAN
PETA KONSEP
TEKNIK PEMBUATAN MEDIA KULTUR JARINGAN
KATA KUNCI
media kultur–hara makro-hara mikro-ZPT-vitamin-alat-bahan-prosedur kerja-gula-
akuades
PEMULIAAN DAN
100 PERBENIHAN TANAMAN
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
PENDAHULUAN
Tahukan Anda apa itu media dalam kultur jaringan? bagaimana proses pembuatannya?
Perhatikan kegiatan berikut!
PEMULIAAN DAN
PERBENIHAN TANAMAN 101
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
MATERI PEMBELAJARAN
PEMULIAAN DAN
102 PERBENIHAN TANAMAN
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
a. Nitrogen (N)
Unsur N diberikan dalam bentuk NH4NO3, NH2PO4,NH2SO4. Berfungsi untuk
membentuk protein, lemak, dan berbagai senyawa organik lain, morfogenesis
(pertumbuhan akar dan tunas), pertumbuhan dan pembentukan embrio,
pembentukan embrio zigotik dan pertumbuhan vegetatif.
b. Fosfor (P)
Unsur P diberikan dalam bentuk KH2PO4.Berfungsi untuk metabolisme
energi, sebagai stabilitor membran sel, pengaturan metabolisme tanaman,
pengaturan produksi pati/ amilum, pembentukan karbohidrat, sangat
penting dalam transfer energi, protein, dan sintesis asam amino serta
konstribusi terhadap struktur dan asam nukleat.
c. Kalium (K)
Unsur K diberikan dalam bentuk CaCl2.2H2O. Berfungsi untuk pemanjangan
sel tanaman, memperkuat tubuh tanaman, memperlancar metabolisme dan
penyerapan makanan, ion kalsium di transfer secara cepat menyebrangi
membran sel dan mengatur pH dan tekanan osmotik diantara sel.
d. Kalsium (Ca)
Unsur Ca diberikan dalam bentuk CaCl2.2H2O. Berfungsi untuk merangsang
bulu-bulu akar, penggandaan atau perbanyakan sel dan akar, pembentukan
tabung polen, dinding dan membran sel lebih kuat, tahan terhadap serangan
patogen, mengeraskan batang, memproduksi cadangan makanan.
e. Sulfur (S)
Unsur S merupakan unsur yang penting untuk pembentukan beberapa jenis
protein, seperti asam amino dan vitamin B1. Unsur S juga berperan penting
dalam pembentukan bitil-bintil akar.
f. Magnesium (Mg)
Unsur Mg diberikan dalam bentuk MgSO4.7H2O.Berfungsi untuk
meningkatkan kandungan fosfat, pembentukan protein.
g. Besi (Fe)
Unsur Fe diberikan dalam bentuk Fe2(SO4)3;FeSO4.7H2O. Berfungsi sebagai
penyangga (chelatin agent) yang sangat penting untuk menyangga kestabilan
pH media selama digunakan untuk menumbuhkan jaringan tanaman. Pada
tanaman, Fe berfungsi untuk pernapasan dan pembentukan hijau daun.
PEMULIAAN DAN
104 PERBENIHAN TANAMAN
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
MATERI PEMBELAJARAN
4. Gula
Gula digunakan sebagai sumber energi dan karbon dalam media kultur,
karena pada umumnya tanaman yang dikulturkan secara in vitro tidak melakukan
fotosintesis yang sempurna, sehingga memerlukan karbohidrat yang sudah
jadi. Gula yang paling sering digunakan berupasukrosa, seperti, gula pasir
yang digunakan sehari-hari dapat dipakai karena mengandung 99.9 % sukrosa.
Glukosa dan fruktosa dapat digunakan tetapi hasilnya tidak selalu lebih baik
daripada sukrosa. Konsentrasi sukrosa yang digunakan di media kultur jaringan
tanaman pada konsentrasi 2-3 %.
PEMULIAAN DAN
PERBENIHAN TANAMAN 105
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
MATERI PEMBELAJARAN
kualitas air akan menyebabkan pertumbuhan tanaman terhambat. Air sumur atau
air ledeng tidak bisa digunakan untuk pembuatan media karena terlalu banyak
mengandung kontaminasi bahan organik, anorganik atau mikroorganisme. Air
destilasi yang digunakan sebagai pelarut komponen media kultur dihasilkan
dari alat penyulingan air. Prosesnya dengan cara mengubah air menjadi uap air,
kemudian mengkondensasikan uap air tersebut menjadi air destilasi yang tidak
lagi mengandung mineral dan senyawa organik.
PEMULIAAN DAN
106 PERBENIHAN TANAMAN
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
MATERI PEMBELAJARAN
7. Media Knop
Media Knop dapat juga digunakan untuk menumbuhkan kalus wortel. Kultur
kalus, biasanya ditumbuhkan pada media dengan kosentrasi garam-garam
yang rendah seperti dalam kultur akar dengan penambahan suplemen seperti
glukosa, gelatine, thiamine, cysteine-HCl dan IAA (Dodds and Roberts, 1983).
8. Media White
Media White dikembangkan oleh Hildebrant untuk keperluan kultur jaringan
tumor bunga matahari, ditemukan bahwa unsur makro yang dibutuhkan
kultur tersebut, lebih tinggi dari pada yang dibutuhkan oleh kultur tembakau.
Konsentrasi NO3 dan K+ yang digunakan Hildebrant ini lebih tinggi dari media
white, tetapi masih lebih rendah dari pada media-media lain yang umum
digunakan sekarang.
PEMULIAAN DAN
PERBENIHAN TANAMAN 107
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
MATERI PEMBELAJARAN
PEMULIAAN DAN
108 PERBENIHAN TANAMAN
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
MATERI PEMBELAJARAN
PEMULIAAN DAN
PERBENIHAN TANAMAN 109
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
MATERI PEMBELAJARAN
b. Larutan-larutan stok dimasukkan satu per satu, setelah satu bahan melarut
diikuti bahan yang lainnya.
c. Larutan-larutan stok yang sudah dipakai dikembalikan ke kulkas. Hasil
pencampuran media dituangkan dari erlenmeyer ke labu takar atau gelas
ukur untuk ditepatkan volumenya menjadi 1 liter, dengan menambah
akuades sampai mendekati tanda tera (disisakan sedikit untuk keperluan
pengecekan pH yang biasanya ada penambahan 3-5 tetes atau 3-5 ml).
Biasanya untuk keperluan praktis langsung ditera tepat 1 liter.
PEMULIAAN DAN
110 PERBENIHAN TANAMAN
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
MATERI PEMBELAJARAN
PEMULIAAN DAN
PERBENIHAN TANAMAN 111
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
MATERI PEMBELAJARAN
10) autoklaf,
11) karet gelang,
12) plastic seal.
MATERI PEMBELAJARAN
10) autoklaf,
11) karet gelang,
12) plastic seal.
Prosedur Kerja
1) Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.
2) Masukkan (NH4)2NO3 ke dalam elenmeyer sebanyak 1000 mg, KNO3
sebanyak 1050 mg, KH2PO4 sebanyak 500 mg, MgSO4.7H2O sebanyak
5000 mg, MnSO4.4H2O sebanyak 14 mg, (Ca2)3PO4 sebanyak 500 mg
serta Fe3-Tartrat 56 mg.
3) Tambahkan air akuades hingga volumenya 1000 mL, sukrosa 20 g dan
agar 7g.
4) Masukkan magnetic stirrer ke dalam elenmayer yang berisi larutan,
letakkan elenmeyer tersebut di atas hot plate sehingga larutan akan
dipanaskan dan akan teraduk
5) Setelah larutan mendidih matikan hot plate lalu diamkan sebentar.
6) Buat 4 ulangan 10%, 20%, 30%, 40%.
7) Ø Untuk ulangan 10% masukan larutan sebanyak 225 mL tambahkan
air kelapa 25 Ml.
8) Ø Untuk ulangan 20% masukan larutan sebanyak 200 mL tambahkan
air kelapa 50 mL.
9) Ø Untuk ulangan 30% masukan larutan sebanyak 175 mL tambahkan
air kelapa 75 mL.
10) Ø Untuk ulangan 40% masukan larutan sebanyak 150 mL tambahkan air
kelapa 100 mL.
11) Ukur pH larutan dengan pH meter hingga pHnya 5,6.
12) Pindahkan larutan ke dalam media secukupnya.
13) Sterilisasi dalam autoclave.
14) Setelah sterilisasi susun media tersebut dalam rak yang tersedia.
PEMULIAAN DAN
PERBENIHAN TANAMAN 113
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
MATERI PEMBELAJARAN
Prosedur Kerja
1) Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.
2) Masukkan stok A ke dalam elenmeyer sebanyak 4,85 mL, stok B sebanyak
50 mL, stok C sebanyak 50 mL, stok D sebanyak 50 mL, stok E sebanyak 5
mL, stok F sebanyak 5 mL serta stok vitamin 10 mL.
3) Tambahkan air akuades hingga volumenya 1000 mL, Tambahkan sedikit
prolin sukrosa 30 g dan agar 7 g.
4) Masukkan magnetic stirrer ke dalam elenmayer yang berisi larutan,
letakkan elenmeyer tersebut di atas hot plate sehingga larutan akan
dipanaskan dan akan teraduk.
5) Setelah larutan mendidih matikan hot plate lalu diamkan sebentar.
6) Ukur pH larutan dengan pH meter hingga pHnya 5,6.
7) Pindahkan larutan ke dalam media secukupnya.
8) Sterilisasi dalam autoclove.
9) Setelah sterilisasi susun media tersebut dalam rak yang tersedia.
PEMULIAAN DAN
114 PERBENIHAN TANAMAN
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
LEMBAR PRAKTIKUM
A. Judul Praktikum
Membuat Media Tanam Kultur Jaringan (Murashige dan Skoog/ MS)
B. Tujuan Praktikum
Setelah melakukan praktik peserta didik mampu membuat media kultur
jaringan (Murashige dan Skoog/ MS) bila tersedia alat dan bahan yang
diperlukan dengan disiplin, teliti dan bertanggung jawab.
PEMULIAAN DAN
PERBENIHAN TANAMAN 115
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
LEMBAR PRAKTIKUM
E. Langkah Kerja
1. Isilah erlenmeyer dengan akuades kira-kira 300 ml.
2. Masukkanlah gula ke dalam erlenmeyer, aduk merata.
3. Masukkanlah mio-onositol sebanyak 0,1 gram ke dalam erlenmeyer, aduk
merata.
4. Ambillah larutan-larutan stok satu per satu dengan pipet atau gelas ukur.
5. Masukkanlah larutan-larutan stok satu per satu ke dalam erlenmeyer dan
diaduk merata.
6. Kembalikanlah larutan-larutan stok ke dalam kulkas.
7. Tuangkanlah larutan media dari erlenmeyer ke dalam gelas ukur atau labu
takar 1 liter.
8. Tambahkanlah akuades hingga volume mencapai tanda tera 1 liter.
9. Tuangkan kembali larutan media ke dalam erlenmeyer.
10. Ukurlah pH larutan, bila pH < 5.7 tetesi dengan NaOH 1 N dan bila pH >
5.7 k. tetesi dengan HCl.
11. Masaklah media dengan pemanas (hot plate) sambil diaduk.
12. Masukkanlah agar-agar sewaktu masih hangat sambil diaduk dan
dipanaskan.
13. Angkatlah media ketika hampir mendidih (mulai terbentuk titik-titik
gelembung) dan agar sudah larut semua.
TUGAS MANDIRI
CONTOH SOAL
Jenis zat pengatur tumbuh apa saja yang umum digunakan dalam media tanam
kultur jaringan beserta fungsinya?
Kunci Jawaban
Jenis zat pengatur tumbuh yang sering digunakan dalam kultur jaringan adalah
auksin dan sitokinin. Zat pengatur tumbuh mempunyai peranan penting dalak
kegiatan kultur jaringan terutama dalam pengaturan perkembanganeksplan,
misalnya organogenesis ataupun embriogenesis dapat dilakukan dengan cara
mengatur macam dan konsentrasi zat pengatur tumbuh tertentu pada kombinasi
yang optimal.
PEMULIAAN DAN
116 PERBENIHAN TANAMAN
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
CAKRAWALA
PEMULIAAN DAN
PERBENIHAN TANAMAN 117
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
CAKRAWALA
Bahan
Bahan-bahan pembuatan media
1. Larutan stok, terdiri dari hara makro dan mikro, vitamin serta ZPT (Zat Pengatur
Tumbuh)
2. Agar-agar
3. Gula
4. NaOH 1 N dan HCL 1 N
PEMULIAAN DAN
118 PERBENIHAN TANAMAN
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
JELAJAH INTERNET
RANGKUMAN
PEMULIAAN DAN
PERBENIHAN TANAMAN 119
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
RANGKUMAN
TUGAS MANDIRI
REFLEKSI
Setelah kegiatan pembelajaran bab lima berakhir Anda tentunya sudah memahami
teknik pembuatan media kultur jaringan tanaman perkebunan. Dari materi
tersebut masih adakah materi yang Anda rasa sulit? Untuk lebih memahaminya
coba diskusikan dengan teman atau dengan guru Anda, karena konsep pada bab
ini sangat penting dan akan terkait dengan konsep dalam bab-bab selanjutnya.
PEMULIAAN DAN
120 PERBENIHAN TANAMAN
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
A. Pilihan Ganda
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!
1. Perhatikan pernyataan diberikut ini!
1. Ruang pencucian
2. Ruang timbang
3. Ruang persiapan/ pembuatan media
4. Ruang Transfer
Ruang yang termasuk ruang persiapan adalah ...
a. (1) dan (3)
b. (2) dan (4)
c. (1), (2), dan (3)
d. (1), (2), (3) dan (4)
e. (4)
2. Ruangan yang merupakan tempat aseptik untuk kegiatann mengisolasi bagian
tanaman, sterilisasi, penanaman eksplan dan sub kultur dalam media adalah...
a. Ruang persiapan
b. Ruang transfer
c. Ruang kultur
d. Ruang pembuatan media
e. Ruang timbang
3. Perhatikan bangunan berikut ini:
1. Green House/ Screen House
2. Rumah Kaca/ Sheding Nett
3. Sungkup
4. Area Persemaian
Bangunan yang merupakan tempat kegiatan aklimatisasi adalah ...
a. (1) dan (3)
b. (2) dan (4)
c. (1), (2), dan (3)
d. (1), (2), (3) dan (4)
e. (4)
4. Bedengan yang diberi atap plastik ultra violet untuk menempatkan polybag
yang berisi planlet yang telah di aklimatisasi adaalah ...
a. Gudang media
b. Shading house
c. Bedeng paranet
d. Lahan terbuka
e. Sungkup
5. Sebuah SMK Pertanian mempunyai jumlah siswa setiap kelasnya 40 orang.
Sekolah berencana untuk membuat laboratorium kultur jaringan tanaman.
Agar ukuran laboratorium memenuhi syarat laboratorium yang baik, maka
sekolah membangun laboratorium dengan ukuran sebagai berikut ...
PEMULIAAN DAN
PERBENIHAN TANAMAN 121
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GASAL
a. Lebar 4-5 m dan panjang 7-8 m
b. Lebar 6-7 m dan panjang 9-10 m
c. Lebar 8-9 m dan panjang 11-12 m
d. Lebar 10-11 m dan panjang 13-14 m
e. Lebar 12-13 m dan panjang 15-16 m
6. Atap bangunan laboratorium tergantung bahan atap yang digunakan, dengan
overstek yang bisa memberikan efek keteduhan dan terhindar dari sinar
matahari langsung, dengan kemiringan atap ...
a. 11-41O
b. 12-42O
c. 13-43O
d. 14-44O
e. 15-45O
7. Apabila bangunan laboratoriumkultur jaringan terletak di pinggir jalan raya,
jarak antara gedung dan poros jalan raya minimal ...
a. 4 m
b. 6 m
c. 8 m
d. 10 m
e. 12 m
8. Pada laboratorium kultur jaringan jendela diletakan memanjang disebelah ...
a. Utara atau selatan
b. Utara atau timur
c. Barat atau selatan
d. Barat atau timur
e. Tenggara atau
9. Perhatikan peralatan berikut!
1. Autoclave
2. Erlenmayer
3. Pembakan bunsen
4. Hotplat
Peralatan yang adapt digunakan untuk sterilisasi adalah...
a. (1) dan (3)
b. (2) dan (4)
c. (1), (2), dan (3)
d. (1), (2), (3) dan (4)
e. (4)
10. Alat yang digunakan untuk mengencerkan larutan sampai pada volume
tertentu adalah ...
a. Labu ukur
b. Gelas beker
c. Erlenmayer
d. Gelas ukur
e. Pipet ukur
PEMULIAAN DAN
122 PERBENIHAN TANAMAN
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GASAL
11. Perhatiakan gambar alat berikut!
PEMULIAAN DAN
PERBENIHAN TANAMAN 123
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GASAL
a. prefarasi
b. penimbangan dan bahan
c. pencucian
d. penanaman
e. pertumbuhan
15. Alat yang berfungsi menyedot larutan, yang biasanya dipasang pada pangkal
pipet ukur/ pipet volum adalah ...
a. Filler
b. Pipet tetes
c. botol semprot
d. pipa
e. handsprayer
16. Laminar air flow yang dilengkapi dengan lampu UV, maka lampu UV harus
dinyalakan minimal ... menit sebelum digunakan.
a. 10
b. 20
c. 30
d. 40
e. 50
17. Prinsip sterilisasi dengan oven kira-kira 60-180OC.adalah ...
a. pemijaran
b. panas kering
c. uap air panas
d. uap air panas bertekanan
e. mekanik
18. Sterilisasi media dilakukan dengan menggunanakan autoclave dengan cara
menggunakan uap bersuhu dan bertekanan tinggi (1210C, 15-17,5 psi).
Lamanya sterilisasi media dengan autoclave tergantung dari volume bahan
yang disterilkan, tetapi biasanya antara...
a. 10–25 menit
b. 15-30 menit
c. 20–35 menit
d. 25–40 menit
e. 10–45 menit
19. Ruang di laboratorium kultur jaringan yang menggunakan lampu UV untuk
sterilisasinya adalah ...
a. ruang persiapan
b. ruang transfer
c. ruang Kultur
d. ruang timbang
e. ruang pembuatan media
PEMULIAAN DAN
124 PERBENIHAN TANAMAN
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GASAL
20. Ruang yang dibersihkan dengan sabun kemudian dilap dengan Na-hypoklorit
2% (merek komersial seperti Sunclin, Bayclin atau pembersih lantai lain yang
mengandung disinfektan) atau alkohol 95% adalah ...
a. ruang persiapan
b. ruang transfer
c. ruang Kultur
d. ruang timbang
e. ruang pembuatan media
21. Hampir semua mikroba dapat mati bila diautoclave pada suhu ...
a. 121 0C, tekanan 15 psi selama 15-20 menit
b. 121 0C, tekanan 15 psi selama 5-10 menit
c. 115 0C, tekanan 15 psi selama 15-20 menit
d. 121 0C, tekanan 10 psi selama 15-20 menit
e. 115 0C, tekanan 15 psi selama 5-10 menite.
22. Salah satunga alat yang digunakan untuk inokulasi eksplan adalah ...
a. LAF
b. lemari es
c. Autoclave
d. etimbangan analitik
e. oven
23. Alat untuk mengukur intensitas cahaya adalah...
a. Lux meter
b. higrometer
c. Timer
d. altimeter
e. thermometer
24. Media dengan menggunakan resep kombinasi yang mengandung hara
essensial, sumber energi dan vitamin adalah ...
a. Media dasar
b. Media pokok
c. Media perlakuan
d. Media lanjutan
e. Media alternatif
25. Pada pembuatan media kultur jaringan glukosa atau sukrosa bisa diganti
dengan ...
a. Gula pasir
b. gula kelapa
c. Gula batu
d. gula tepung
e. Gula aren
PEMULIAAN DAN
PERBENIHAN TANAMAN 125
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GASAL
26. Pada pembuatan media kultur jaringan NAA berfungsi untuk …
a. Sumber energi
b. mempercepat pertumbuhan tunas
c. pemadat
d. sumber hara
e. mempercepat pengakaran
27. Pada pembuatan media kultur jaringan BAP berfungsi untuk …
a. Sumber energi
b. mempercepat pertumbuhan tunas
c. Pemadat
d. sumber hara
e. mempercepat pengakaran
28. Myo-Inositol termasuk komponen
a. Garam mineral
b. ZPT
c. Sumber karbon
d. Vitamin
e. pemadat
29. Unsur hara makro termasuk ke dalam ...
a. Garam mineral
b. ZPT
c. Sumber karbon
d. Vitamin
e. Pemadat
30. Glycine dalam pembuatan media kultur jaringan termasuk ke dalam komponen
...
a. Garam mineral
b. ZPT
c. Sumber karbon
d. Vitamin
e. pemadat
31. Agar dalam pembuatan media kultur jaringan berfungsi ...
a. Garam mineral
b. ZPT
c. Sumber karbon
d. Vitamin
e. Pemadat
32. Larutan yang konsentrasinya dipekatkan dari konsentrasi dalam media
adalah...
a. Larutan media
b. Larutan stok
c. Larutan asam
d. Larutan basa
e. Larutan ZPT
PEMULIAAN DAN
126 PERBENIHAN TANAMAN
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GASAL
33. Larutan stok baik makro maupun mikro mempunyai masa kadaluarsa, sehingga
tidak dianjurkan untuk dipakai lebih dari ...
a. 2 bulan
b. 3 bulan
c. 4 bulan
d. 5 bulan
e. 6 bulan
34. Perhatikan larutan stok berikut ini!
(1) Stok hara makro
(2) Stok hara mikro
(3) Stok vitamin
(4) Stok hormon
Larutan stok yang merupakan bahan untuk pembuatan media kultur jaringan
adalah ...
a. (1) dan (3)
b. (2) dan (4)
c. (1), (2), dan (3)
d. (1), (2), (3) dan (4)
e. (4)
35. Banyaknya (volume) stok KNO3 untuk membuat 1 liter media yang diambil dari
wadah dengan volume 500 ml adalah ...
a. 10 ml
b. 20 ml
c. 30ml
d. 40 ml
e. 50 ml
B. Uraian
Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan baik dan benar!
1. Jelaskan berapa kali lipat konsentrasi larutan stok hara makro dibuat dari
konsentrasi media?
2. Jelaskan berapa kali lipat konsentrasi larutan stok hara mikro dibuat dari
konsentrasi media?
3. Jelaskan lama masa kadaluarsa larutan stok vitamin?
4. Jelaskan faktor-faktor yang menentukan kebutuhan media dan larutan stok!
5. Jelaskan media apa yang dibutuhkan untuk pengakaran secara in-vitro!
PEMULIAAN DAN
PERBENIHAN TANAMAN 127
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
TUJUAN PEMBELAJARAN
PETA KONSEP
TEKNIK PENYIAPAN BAHAN TANAM/ EKSPLAN
KATA KUNCI
media kultur–hara makro-hara mikro-ZPT-vitamin-alat-bahan-prosedur kerja-gula-
akuades
PEMULIAAN DAN
128 PERBENIHAN TANAMAN
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
PENDAHULUAN
Gambar 6.1. Pemilihan dan Penyiapan Tanaman Induk Sumber Eksplan pada Pohon Jati
Sumber: https://images.app.goo.gl/J8ZPamQbjd7RkAAW7
Tanaman tersebut harus jelas jenis, spesies, dan varietasnya serta harus sehat
dan bebas dari hama dan penyakit. Tanaman indukan sumber eksplan tersebut harus
dikondisikan dan dipersiapkan secara khusus di rumah kaca atau greenhouse agar
eksplan yang akan dikulturkan sehat dan dapat tumbuh baik serta bebas dari sumber
kontaminan pada waktu dikulturkan secara in-vitro.
PEMULIAAN DAN
PERBENIHAN TANAMAN 129
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
MATERI PEMBELAJARAN
PEMULIAAN DAN
130 PERBENIHAN TANAMAN
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
MATERI PEMBELAJARAN
PEMULIAAN DAN
PERBENIHAN TANAMAN 131
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
MATERI PEMBELAJARAN
PEMULIAAN DAN
132 PERBENIHAN TANAMAN
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
MATERI PEMBELAJARAN
daripada eksplan berukuran kecil (Marks dan Myer, (1994). Hal itu dikarenakan
pada eksplan berukuran besar terhadap persediaan makanan dan zat pengatur
tumbuh dalam jumlah yang memadahi sehingga sangat membantu untuk
memulai pertumbuhan baru.
PEMULIAAN DAN
PERBENIHAN TANAMAN 133
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
MATERI PEMBELAJARAN
4) Teknik organogenesi
Teknik organogenesis yaitu pembentukan tunas atau akar adventif
baik inisiasi langsung dari eksplan maupun inisiasi dari jaringan kalus.
Tunas ini tumbuh pada bagian tanaman yang tidak umum, seperti bagian
daun, bagian batang antara nodus, kotiledon atau akar. Tunas adventif
dapat langsung terbentuk dari jaringan eksplan, misalnya tunas tumbuh
langsung dari bagian daun. Hal ini disebut teknik organogenesis langsung.
Ada pula tunas adventif tumbuh secara tidak langsung dari eksplan,
dimana eksplan membentuk kalus terlebih dahulu kemudian dari kalus
tersebut baru tumbuh tunas adventif.
Hal tersebut disebut teknik organogenesis tidak langsung seperti
pada Gambar 6.3
PEMULIAAN DAN
134 PERBENIHAN TANAMAN
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
MATERI PEMBELAJARAN
PEMULIAAN DAN
PERBENIHAN TANAMAN 135
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
MATERI PEMBELAJARAN
PEMULIAAN DAN
136 PERBENIHAN TANAMAN
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
MATERI PEMBELAJARAN
Gambar 6.7 Pohon Induk Tanaman Jati Salamon di dalan Green House
Sumber: https://images.app.goo.gl/nwuggA2KhqUbMJZf7
PEMULIAAN DAN
PERBENIHAN TANAMAN 137
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
MATERI PEMBELAJARAN
2. Eksplan Organ
Seperti: ujung akar, pucuk aksilar, tangkai daun, helaian daun, bunga, buah
muda, dan buku batang, biasanya digunakan untuk kultur organ (organ culture).
Eksplan organ tersebut biasanya digunakan untuk penanaman kultur melalui
organogenesis (pembentukan organ tanaman secara langsung maupun tidak
langsung) dan embriogenesis (pembentukan embrio tanaman secara langsung
maupun tidak langsung). Selain itu akar biasanya digunakan dalam hairy root
culture yaitu kultur dari eksplan akar untuk memproduksi bahan metabolit
sekunder dari akar tanaman.
PEMULIAAN DAN
138 PERBENIHAN TANAMAN
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
MATERI PEMBELAJARAN
PEMULIAAN DAN
PERBENIHAN TANAMAN 139
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
MATERI PEMBELAJARAN
5. Kriteria Eksplan
Ada beberapa kriteria yang harus dipertimbangkan dalam seleksi bahan tanam/
eksplan. Kriteria-kriteria tersebut akan sangat menentukan berhasil atau
tidaknya pengkulturan bahan tanam/ eksplan yang meliputi:
a. Ukuran bahan tanam/ eksplan
Ukuran bahan tanam/ eksplan dapat berpengaruh terhadap keberhasilan
kultur jaringan. Bahan tanam/ eksplan yang berukuran besar berisiko
kontaminasi lebih besar dibandingkan eksplan berukuran kecil, tetapi
kemampuan hidupnya lebih besar dan tumbuhnya lebih cepat. Contohnya,
eksplan tunas muda berisiko kontaminasi lebih tinggi dibandingkan eksplan
jaringan meristem tunas, tetapi tunas lebih mudah dan cepat tumbuh
beregenerasi dibandingkan jaringan meristem yang biasanya tumbuh lebih
lambat untuk beregenerasi menjaditanaman utuh kembali.
MATERI PEMBELAJARAN
mencapai masa pemecahan dormansi sedangkan untuk tanaman hutan fase juvenil
merupakan fase yang dianjurkan untuk digunakan sebagai sumber eksplan.
Variasi pilihan jenis eksplan juga tergantung tipe respon pertumbuhan yang
diinginkan. Jika kultur bertujuan untuk propagasi, maka eksplan yang digunakan
biasanya adalah kuncup atau tunas lateral atau terminal. Induksi kalus dapat
menggunakan eksplan kotiledon, hipokotil, batang daun, atau embrio. Jaringan
daun banyak digunakan untuk isolasi protoplas. Eksplan sebagai bahan awal
menghasilkan kuncup adventif baru yang diambil dari tanaman yang secara alami
mempunyai kemampuan regenerasi tinggi, misalnya Begonia cukup digunakan
sebagian kecil batang, daun maupun akar. Tetapi tanaman-tanaman lain yang
kemampuan perkembangan kuncup adventifnya rendah dapat menggunakan
eksplan tunas yang terdapat pada ujung batang utama (tunas pucuk) atau pada
cabang (tunas aksilar).
D. Penandaan hasil seleksi bahan eksplan
Hasil seleksi bahan eksplan dapat diberi nomor berdasarkan kodefikasi
yang berlaku di masing-masing tempat (laboratorium/ perusahaan). Kodefikasi ini
berfungsi untuk memudahkan pengorganisasian bahan eksplan yang dikumpulkan.
Penataan wadah bahan ekaplan (cawan petri, botol, kantong plastik) dapat diatur
berdasarkan jenis tanaman, kultivar, jenis bahan eksplan, dan perlakuan khusus
lainnya. Pengelompokkan diperlukan agar tidak terjadi kekeliruan pada taha p
selanjutnya. Wadah bahan eksplan (cawan petri, botol, kantong plastik) diatur
dengan jarak antar wadah tidak terlalu rapat dan jumlah disesuaikan tergantung
kapasitas tempat penyimpanan.
PEMULIAAN DAN
PERBENIHAN TANAMAN 141
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
LEMBAR PRAKTIKUM
SOP Penyiapan Bahan Tanam/ Eksplant Penyiapan bahan tanaman dari lapang
melalui 3 proses yaitu: sterilisasi bahan tanaman di luar laminar, sterilisasi bahan
tanaman di dalam laminar, dan penanaman eksplan.
PEMULIAAN DAN
142 PERBENIHAN TANAMAN
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
LEMBAR PRAKTIKUM
PEMULIAAN DAN
PERBENIHAN TANAMAN 143
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
LEMBAR PRAKTIKUM
Keterangan Gambar:
1. Api Bunsen
2. Air Steril untuk membilas alat diseksi yang telah digarang
3. Air alkohol, tempat alat-alat diseksi
4. HgCl2 0.01%
5. Klorox 20%
6. Klorox 15%
7. Klorox 10%
8. Eksplan
9,10,11. Air Steril untuk membilas eksplan
Langkah Kerja:
a. Laminar sudah dalam keadaan steril serta peralatan dan bahan
sterilisasi sudah siap di dalam laminar.
b. Selanjutnya alat diseksi (pinset) dibakar/ digarang di atas api bunsen,
kemudian dimasukkan ke dalam air steril.
c. Selanjutnya memulai proses sterilisasi eksplan sesuai dengan metode
kultur jaringan.
d. Ambil eksplan dan masukkan ke dalam larutan hgcl2 0.01%.
e. Eksplan dibilas dengan air steril selama 5 menit.
f. Selanjutnya eksplan dimasukkan ke dalam larutan Klorox 20% selama
7 menit.
g. Selanjutnya eksplan dimasukkan ke dalam larutan Klorox 15% selama
7 menit.
h. Selanjutnya eksplan dimasukkan ke dalam larutan Klorox 10% selama
7 menit.
i. Selanjutnya eksplan dibilas dengan air steril 3 kali.
C. Penanaman
1. Eksplan yang telah disterilisasi dimasukan ke dalam cawan petri yang
berisi air steril sedikit.
2. Bagian jaringan tunas yang mengalami kerusakan akibat perlakuan
sterilisasi, dipotong (dibuang) dengan menggunakan scalpel dan pinset
yang terlebih dahulu digarang.
3. Eksplan siap ditanam dalam media kultur
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam kegiatan kultur jaringan
tanaman perkebunan yaitu:
a. Alat
1) Pinset
2) Pisau bedah
3) Cawan petri
4) Botol
5) Lemari tumbuh
6) Bunsen
7) Laminar air flow
PEMULIAAN DAN
144 PERBENIHAN TANAMAN
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
LEMBAR PRAKTIKUM
b. Bahan
1) Aqades
2) Alkohol 70%
3) Larutan hypoklorit
4) Medium AG
5) biji buah kakau
6) clorox
Adapun Contoh Prosedur Kultur Jaringan Tanaman Perkebunan, antara lain:
1. Buah kakao
a. Memilih biji yang bagus;
b. Merendam dengan larutan hypoklorit;
c. Membilas dengan aqades sebanyak 3 kali;
d. Memasukkan ke dalam cawan petri;
e. Mengupas hilus/ kulit biji;
f. Memasukkan ke dalam botol yang didalamnya terdapat medium AG;
g. Memasukkan ke dalam lemari tumbuh.
CONTOH SOAL
1. Amatilah gambar di atas, tahapan apa yang di gambarkan oleh gambar di atas?
Bagaimana prosedurnya? sebutkan langkah-langkah-langkahnya!
2. Perhatikanlah gambar di bawah ini, apakah gambar tersebut termasuk bahan
eksplan? Mengapa? Jelaskan untuk masing-masing gambar!
Kunci Jawaban
1. Penanaman eksplan
a. Eksplan hasil sterilisasi;
b. Pemotongan Eksplan; dan
c. Penanaman Eksplan.
2. Eksplan Polen, Ovul, dan Anter Tanaman
PEMULIAAN DAN
PERBENIHAN TANAMAN 145
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
CAKRAWALA
Eksplan Klonal Kelapa Sawit Eka 1 dan Eka Sinar Mas Agribusiness and Food,
anak perusahaan Golden-Agri Resources Ltd (GAR) belum lama ini meluncurkan
dua material tanam klonal kelapa sawit unggulan dengan nama Eka 1 dan Eka 2.
Bahan tanam ini dikembangkan selama dua dekade terakhir di pusat penelitian
perusahaan yakni SMART Research Institute (SMARTRI) dan Pusat Bioteknologi
SMART melalui program seleksi konvensional dan kultur jaringan. Sejak 21 April
2017, material tanam klonal Eka 1 dan Eka 2 telah resmi terdaftar di Indonesia
dan mendapatkan ijin untuk dibudidayakan oleh Direktorat Jenderal Perkebunan,
Kementerian Pertanian.
Inovasi ini berpotensi meningkatkan produktivitas minyak kelapa sawit mentah
(crude palm oil/ CPO) perusahaan hingga lebih dari 10 ton per hektar per tahun
pada usia dewasa (10-18 tahun). Bila dibandingkan produksi perusahaan saat ini
yang berkisar 7,5-8 ton per hektar per tahun, terobosan ini akan meningkatkan
produktivitas perusahaan hingga lebih dari 25 persen. Selain itu, bagi industri
kelapa sawit Indonesia, terobosan ini akan menjadi peningkatan yang sangat
signifikan bila dilihat dari hasil rata-rata industri kelapa sawit Indonesia yang
menghasilkan CPO kurang dari 4 ton per hektar per tahun.
PEMULIAAN DAN
146 PERBENIHAN TANAMAN
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
JELAJAH INTERNET
RANGKUMAN
1. Inisiasi dalah pengambilan eksplan dari bagian tanaman yang akan dikulturkan.
Tujuan utama dari tahap ini adalah mengusahakan kultur yang aseptik atau
aksenik.
2. Kondisi fisiologis eksplan memiliki peranan penting bagi keberhasilan teknik
kultur jaringan.
3. Faktor ukuran pun menentukan laju kehidupan bahan eksplan yang dikulturkan.
4. Mikropropagasi diartikan sebagai perbanyakan tanaman dengan genotipe
unggul menggunakan teknik kultur jaringan, tetapi teknik yang sering digunakan
untuk produksi bibit yaitu teknik kultur tunas, poliferasi tunas dan kultur nodus,
teknik organogenesis, teknik somatic embryogenesis,
5. Eksplan adalah bagian kecil jaringan atau organ yang diambil atau dipisahkan
dari tanaman induknya sebagai bahan tanam in vitro kemudian dikulturkan
secara in vitro dalam kondisi aseptis.
6. Eksplan organ digunakan untuk penanaman kultur melalui organogenesis
(pembentukan organ tanaman secara langsung maupun tidak langsung) dan
embriogenesis (pembentukan embrio tanaman secara langsung maupun tidak
langsung.
7. Eksplan bagian reproduktif tanaman digunakan untuk kultur haploid (haploid
culture). Eksplan tersebut digunakan dalam kultur untuk menghasilkan tanaman
haploid (haploid culture), melalui kultur eksplan anter (anther culture), kultur
eksplan polen (pollen culture), dan kultur eksplan ovul (ovule culture).
8. Eksplan protoplas tanaman yang digunakan untuk kultur protoplasma
(protoplast culture) berupa sel yang telah dilepas bagian dinding selnya
menggunakan bantuan enzim.
9. Penyiapan bahan tanaman dari lapang melalui 3 proses yaitu: sterilisasi bahan
tanaman di luar laminar, sterilisasi bahan tanaman di dalam laminar, dan
penanaman eksplan
PEMULIAAN DAN
PERBENIHAN TANAMAN 147
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
TUGAS MANDIRI
REFLEKSI
Setelah mempelajari bab enam ini, Anda tentu menjadi paham tentang konsep
dasar tentang penyiapan bahan tanam/ eksplan tanaman perkebunan. Dari semua
materi yang sudah dijelaskan ada bab empat ini, mana yang menurut Anda paling
sulit dipahami? Coba Anda diskusikan dengan teman maupun guru Anda, karena
konsep dasar ini akan menjadi pondasi dari materi-materi yang akan dibahas di
bab-bab selanjutnya.
PEMULIAAN DAN
148 PERBENIHAN TANAMAN
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah membaca dan mempelajari modul ini diharapkan peserta didik mampu
menjelaskan tehnik inokulasi bahan tanam/ eksplan tanaman perkebunana,
tehnik multiplikasi inikulum dan tehnik inokulasi bahan tanam/ eksplan tanaman
perkebunan dengan baik dan benar.
PETA KONSEP
TEKNIK INOKULASI BAHAN TANAM/ EKSPLAN
KATA KUNCI
Strelisasi. subkultur, inokulasi, kalus, alat, bahan, media tanam, alkohol, tanaman
induk
PEMULIAAN DAN
PERBENIHAN TANAMAN 149
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
PENDAHULUAN
PEMULIAAN DAN
150 PERBENIHAN TANAMAN
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
PENDAHULUAN
PEMULIAAN DAN
PERBENIHAN TANAMAN 151
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
8) Khimera
Beberapa tanaman mudah mengalami mutasi genetik atau chimera,
misalnya warna berbeda pada sebagaian daun, bentuk daun yang berbeda.
Sifat genetik tertentu dapat direproduksi pada kultur. Tapi, beberapa sifat
chimera kadang dipilih sebagai karakteristik yang diinginkan.
9) Poliploidi
Jaringan tanaman normal memiliki set jumlah kromosom tertentu
pada selnya. Beberapa individu atau jaringan mungkin memiliki tambahan
(poliploidi) atau pengurangan jumlah kromosom. Ini mungkin disebabkan
abnormalitas alami atau disebabkan oleh perlakuan bahan kimia.
c. Keadaan Fisiologis
Tujuan kultur jaringan adalah untuk mengontrol kondisi dimana
eksplan yang dikulturkan dapat tumbuh sesuai arah yang diinginkan.
Pertumbuhan organ, jaringan, baik pada kultur maupun pada tanaman biasa,
ditentukan oleh kondisi fisiologis pada jaringan. Respon tanaman terhadap
perubahan pada kondisi pertumbuhan harus dimediasi oleh perubahan
fisiologis pada jaringan.
PEMULIAAN DAN
154 PERBENIHAN TANAMAN
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
PENDAHULUAN
Dalam praktiknya, ini berarti bahwa kondisi yang tepat diperlukan
untuk memungkinkan respon pertumbuhan tertentu pada kultur tergantung
pada status fisiologis bahan tanaman. Status fisiologis tanaman bervariasi
secara alami karena tanaman tumbuh pada tahap yang berbeda dan kondisi
berbeda atau musim yang berbeda. Kita dapat mengontrol beberapa
perubahan ini baik secara tidak langsung dengan mengontrol lingkungan,
seperti suhu, sinar, suplai air, supai hara atau secara langsung dengan
memberikan zat pengatur tumbuh.
1) Hormon tanaman
Dengan memanipulasi tipe dan level hormon tanaman pada kultur
jaringan, kita dapat mengatur pola pertumbuhan yang diinginkan.
2) Level karbohidrat
Tunas umumnya mengakumulasi karbohidrat pada antara periode
pertumbuhan tunas atau pertumbuhan buah dan mengkonsumsinya
pada periode berikutnya. Karenanya, tingkat karbohidrat yang lebih
tinggi dibutuhkan pada awal dan akhir masa pertumbuhan.
3) Status hara
Ada 2 parameter status hara, level sebenarnya dari masing-masing
unsur dan keseimbangan antar unsur. Pada kultur jaringan, semua hara
penting, yang biasanya disuplai pada tanah, harus disediakan pada media
dengan proporsi yang sesuai. Ketersediaan hara dapat mempengaruhi
keseimbangan media. Status nutrisi terhadap bahan tanaman (eksplan)
awal sangat memungkinkan memiliki pengaruh pada proses pertumbuhan
eksplan.
d. Dormansi
Tanaman tidak tumbuh dengan kecepatan yang sama secara kontinu.
Pertumbuihan bagian tanaman yang berbeda dibatasi oleh periode dimana
sedikit pertumbuhan atau tidak tumbuh sama sekali, yang biasanya disebut
dormansi. Tiga macam atau dormansi dapat dibedakan berdasarkan asal
penghambatan pertumbuhan. Ini dapat disebabkan oleh:
1) Kondisi lingkungan yang berubah, seperti suhu ekstrim (dormansi akibat
lingkungan);
2) Apikal dominansi dan hambatan korelatif; dan
3) Kondisi yang terjadi pada waktu yang lebih awal, menyebabkan
perubahan pada jaringan yang akhirnya menghambat pertumbuhan,
misalnya dormansi tunas di musim dingin akibat kondisi pertumbuhan
pada saat musim panas sebelumnya (biasa disebut rest).
Karena tujuan kultur jaringan umumnya untuk merangasang
pertumbuhan dan perkembangan cepat dari tunas, kita perlu menghindari
atau menanggulangi dormansi. Dormansi yang disebabkan faktor lingkungan
dapat dihindari dengan menyediakan kondisi lingkungan yang terkontrol.
Hambatan korelatif pada suatu tunas dapat ditanggulangi dengan cara
mengioslasi tunas atau menghilangkan titik tumbuh terminal dan daun-daun.
Aplikasi sitokinin dapat menghilangkan dominansi apikal dan merangsang
pertumbuhan tunas aksiler, sehingga tunas memperbanyak. Tapi rest, seperti
definisinya, terletak pada tunas atau jaringan itu sendiri dan tidak dapat
PEMULIAAN DAN
PERBENIHAN TANAMAN 155
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
PENDAHULUAN
PEMULIAAN DAN
156 PERBENIHAN TANAMAN
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
PENDAHULUAN
MATERI PEMBELAJARAN
2. Proses penanaman:
a. Cuci tangan dengan sabun sampai siku, kemudian semprot tangan dengan
alkohol 70% sebelum mulai bekerja di dalam laminer;
b. Nyalakan api pada pembakar bunsen;
c. Buka semua alat tanam yang masih dibungkus kertas, dicelupkan ke dalam
alkohol 96%, lalu dibakar dengan api bunsen;
d. Simpan alat diseksi ke dalam botol kosong steril;
e. Siapkan tanaman induk yang akan diperbanyak;
f. Ambil pinset tumpul untuk membuka plastik penutup botol, celupkan dalam
alkohol dan bakar sebentar dan simpan kembali dalam botol steril;
g. Ambil pinset bengkok dan gunting, celupkan ke dalam alkohol kemudian
bakar;
h. Dinginkan pinset dengan menempelkan pinset pada media agar tidak terlalu
panas, kemudian ambil tanaman induk. Tanaman induk dipotong dengan
gunting dan disimpan dalam petridish;
i. Celupkan pinset bengkok dan gunting ke dalam alkohol 96%, bakar sebentar
dan taruh kembali dalam botol streril;
PEMULIAAN DAN
PERBENIHAN TANAMAN 157
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
MATERI PEMBELAJARAN
j. Tutup botol yang berisi sisa tanaman induk, plastik penutup botol dilewatkan
api sebentar, baru kemudian digunakan menutup botol kultur;
k. Ambil media tanam, proses membuka plastik penutup botol sama dengan
proses membuka botol sama dengan proses membuka botol yang berisi
tanaman induk;
l. Botol media tanam dipegang dengan tangan kiri dekat dengan api,
sementara tangan kanan mencelupkan pinset bengkok dalam alkohol dan
membakarnya;
m. Ambil tanaman dalam pertidish yang telah dipotong-potong. Tanam eksplan
(bagian tanaman yang akan ditanam) dengan meletakan di atas media; dan
n. Tutup botol dengan plastik (plastik dilewatkan api sebentar) lalu ikat dengan
karet.
Critical point:
a. Semua alat tanam dan bahan yang telah dimasukkan ke dalam laminer tidak
boleh dikeluarkan dari laminer selama proses penanaman;
b. Plastik penutup media tidak boleh sampai terbakar. Apabila plastik terbakar
dan berlubang., maka plastik yang digunakan untuk pengganti adalah plastik
yang telah disterilisasi dengan autoclave selama 1 jam;
c. Selama proses penanaman, plastik penutup botol, bahan tanaman dan
pinggiran botol tidak boleh dipegang dengan tangan karena dapat
menimbulkan kontaminasi;
d. Alat diseksi yang terjatuh di meja laminar dapat digunakan kembali setelah
dicelup alkohol dan dibakar terlebuh dahulu, tetapi alat yang terjatuh keluar
dari laminer tidak boleh digunakan kembali dan harus diganti dengan alat
diseksi baru yang steril;
e. Bahan tanaman yang terjatuh baik di meja laminer maupun di luar
meja laminar tidak boleh dipakai lagi dan harus dibuang karena dapat
terkontaminasi jamur/ bakteri;
f. Selama proses penanaman, laminar harus tetap bersih, blower, lampu TL
harus tetap menyala (“on”);
g. Lampu ultraviolet tidak boleh dinyalakan selama penanaman karena dapat
membahayakan teknisi yang bekerja di laminar tersebut; dan
h. Selama melakukan proses penanaman teknisi diharuskan mengunakan
masker untuk menghindari terjadinya kontaminasi pada kultur.
PEMULIAAN DAN
158 PERBENIHAN TANAMAN
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
MATERI PEMBELAJARAN
PEMULIAAN DAN
PERBENIHAN TANAMAN 159
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
MATERI PEMBELAJARAN
steril digunakan pada saat eksplan akan dipotong yaitu sebagai alas untuk
memotong eksplan terutama untuk eksplan yang basah, supaya eksplan cepat
mengering.
Mata pisau digunakan sebagai pasangan skalpel apabila jenis skapel
yang sudah ada pisaunya. Keuntungan mengunakan mata pisau yaitu dapat
di sesuaikan dengan ukuran ekaplan yang akan dipotong. Karena mata pisau
memiliki ukuran yang beragam. Mata pisau nomor 10 dan 11 yang berpasangan
dengan skapel nomor 3 digunakan untuk memotong eksplan yang berukuran
kecil. Apabila eksplan yang akan dipotong lebih besar digunakan mata pisau
nomor 21 dan 22 berpasangan dengan skalpel nomor 4.
letak peralatan dan bahan yang digunakan dalam inokulasi eksplan diatur
dengan mempertimbangkan keselamatan kerja dan terjaganya kondisi yang
aseptis, posisi peralatan dan bahan untuk inokulasi eksplan jangan sampai
menghalangi aliran udara dari filter hepa laminer. hal ini dapat menyebabkan
terjadinya kontaminasi. Lampu bunsen diletakanan di kiri area kerja, tetapi
jangan terlalu dekat filter laminar. Mangkuk stainles di letakakan di sebelah
kanan lampu bunsen untuk tempat alat-alat diseksi. Botol rendaman berisi
alkohol 95 % untuk meremdam alat-alat diseksi sebelum dibakar pada api
bunsen’ botol alkohol jangan terlalu dekat dengan api karena sifat alkohol yang
mudah terbakar. Cawan petri sebagai alas untuk memotong dan menyimpan
eksplan posisinya di tengan area kerja dan kertas steril diletakkan di sisi kiri
laminar bersama tissue gulung.
PEMULIAAN DAN
160 PERBENIHAN TANAMAN
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
MATERI PEMBELAJARAN
LEMBAR PRAKTIKUM
A. Judul
Menyiapkan Alat dan Bahan inokulasi
B. Tujuan
Kegiatan ini bertujuan agar peserta didik mampu menidentifikasi alat dan
bahan inokulasi sesuai dengan jenisnya.
C. Alat dan Bahan
Alat yang diperlukan dalam kegiatan ini adalah:
1. Alat pelindung diri
2. Alat P3K
3. Alat tulis
4. Laminar air flow Cabinet
5. Disetting set
6. Hand sprayer
7. Botol kultur
PEMULIAAN DAN
PERBENIHAN TANAMAN 161
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
LEMBAR PRAKTIKUM
8. Termohigrometer
9. Rak kultur
10. Peralatan glassware
11. Timer
12. Luxmeter
13. Keranjang plastik
14. Mangkok stainless steel
Bahan yang di pergunakan dalam kegiatan ini adalah:
1. Alkohol 95%
2. Media kultur
3. Bahan eksplant
4. Inokulum kultur
5. Kertas buram
6. Mata pisau scalpel
7. Spirtus
8. Tissue
9. Karetas label
10. Plastik wrapping
E. Langkah Kerja
Inokulasi adalah Kegiatan pemindahan bahan tanam dari linkungan non aseptik
ke lingkungan aseptik. Sebelum dilakukan inokulasi pada eksplan, bahan
tersebut terlebih dahulu harus kita sterilkan, sterilisasi eksplan merupakan
tahap terpenting dalam proses inokulasi karena keberhasilan proses tersebut
sangat di tentukan oleh keberhasilan tahap ini.
Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam proses inokulasi adalah sebagai
berikut:
1. Bahan tanam yang telah steril diletakkan dalam petridish;
2. Lakukan pemotongan bahan tanam sesuai dengan matatunas yang ada dan
buang sisanya;
3. Tanam masing-masing potongan tersebut dalam media yang telah
disiapkan;
4. Tutup botol media dan simpan dalam ruang inkubasi;
5. Lakukan pengamatan rutin terhadap respon pertumbuhan yang terjadi
pada
PEMULIAAN DAN
162 PERBENIHAN TANAMAN
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
LEMBAR PRAKTIKUM
6. Eksplan; dan
7. Seluruh tahap inokulasi dilakukan di dalam LAF (Laminar air flow).
PEMULIAAN DAN
PERBENIHAN TANAMAN 163
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
CAKRAWALA
PEMULIAAN DAN
164 PERBENIHAN TANAMAN
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
CAKRAWALA
dilarutkan di dalam air. Dalam media cair tidak digunakan bahan pemadat. Pusat
Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia merupakan salah satu lembaga yang telah
berhasil mengembangan teknik kultur jaringan untuk memproduksi bibit kopi
secara masal. Media tanam yang digunakan adalah media padat yang terdiri dari
beberapa jenis, antara lain media untuk tahapan induksi, tahapan multiplikasi,
tahapan perakaran dan tahapan pendewasaan. Masing-masing jenis media tanam
tersebut memiliki komposisi dan unsur penyusun yang berbedabeda, sehingga
jumlah limbah yang dihasilkan cukup banyak. Jumlah limbah media padat
dapat mencapai 3 4 kg/hari. Apabila limbah tersebut hanya dibuang tanpa ada
penanganan yang baik, maka akan berpotensi mencemari lingkungan, karena
limbah media tanam kultur jaringan kopi memiliki unsur-unsur penyusun yang
membutuhkan waktu lama untuk terdegradasi secara sempurna. Selain itu bau
tidak sedap yang dihasilkan dari limbah tersebut akan mengganggu lingkungan
produksi. Limbah media padat kultur jaringan kopi dalam wadah botol kultur
Pengolahan limbah media tanam, khususnya media padat harus dilakukan untuk
menanggulangi terjadinya pencemaran lingkungan. Pusat Penelitian Kopi dan
Kakao Indonesia telah melakukan beberapa penelitian untuk mengolah
kembali limbah media padat kultur jaringan kopi menjadi produk yang bernilai
guna dan yang paling utama adalah untuk menghindari terjadinya pencemaran
lingkungan. Salah satu produk hasil daur ulang limbah media padat kultur
jaringan kopi adalah cenderamata unik yang dapat digunakan sebagai hiasan.
Proses pembuatan cenderamata ini menggunakan bahan baku limbah media
padat kultur jaringan kopi dari tahapan induksi, perakaran dan pendewasaan.
Limbah media padat akan diproses ulang dengan menambahkan beberapa unsur
lain dan menggunakan bahan yang sudah tidak dapat digunakan lagi dalam proses
produksi kultur jaringan kopi. Metode Daur Ulang Limbah Media Padat Bahan
yang dibutuhkan dalam proses daur ulang limbah media padat adalah media dari
tahapan induksi, perkecambahan dan pendewasaan. Proses daur ulang tersebut
akan melalui beberapa tahapan, antara lain: 1. Pencampuran limbah media padat
Limbah media padat yang digunakan dalam proses daur ulang ini adalah
media pada tahap induksi, media tahap perkecambahan, dan media tahap
pendewasaan dengan perbandingan 1: 1: 1. Setelah limbah media padat tersebut
tercampur kemudian ditambahkan 250 ml akuades sebagai pelarut. Selain itu,
ditambahkan 0,025 mg/l antibiotik untuk membunuh bakteri dan jamur yang ada
dalam limbah media padat tersebut. Diharapkan dengan pemberian antibiotik
pada konsentrasi rendah, jamur dan bakteri yang ada dalam limbah media padat
akan mati tanpa mengurangi fungsi dari unsur hara. Untuk menambah daya tarik
pada produk daur ulang ini, diberikan berbagai macam warna pada larutan gel
yang terbentuk. Larutan gel berwarna kemudian dimasukkan dalam botol kultur
sebanyak 5 ml per botol. Tahapan selanjutnya adalah tahapan sterilisasi ulang
limbah media padat.
Limbah media padat dari kultur jaringan kopi (a), pengolahan ulang limbah
media padat (b), proses pengisian media daur ulang ke dalam botol (c) dan media
daur ulang limbah media padat yang siap disterilisasi (d) 2. Sterilisasi ulang
media Sterilisasi dilakukan pada media tanam hasil daur ulang limbah media
padat dengan menggunakan autoclave pada suhu 121 O C, tekanan 1 atm selama
PEMULIAAN DAN
PERBENIHAN TANAMAN 165
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
CAKRAWALA
PEMULIAAN DAN
166 PERBENIHAN TANAMAN
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
JELAJAH INTERNET
RANGKUMAN
A. SOP inokulasi bahan tanam eksplan dilakukan melalui berbagai proses yaitu:
1. Proses persiapan penanaman;
2. Proses penanaman;
3. Alat dan bahan untuk inokulasi teridiri dari pinset yang digunakan untuk
menjempit eksplan dan untuk menanam eksplan serta skapel beserta mata
pisau digunakan dalam memotong eksplan. Cawan perti atau petridish
digunakan untuk alasan memotong eksplan atau digunakan untuk menyimpan
sementara eksplan atau digunakan untuk menyimpan sementara eksplan
sebelum diinokulasi ke dalam media kultur. Lampu bunsen atau lampu
spiritus berfungsi untuk membakar atau menstrerilkan alat-alat diseksi dan
eksplan;
4. Penataan alat dan bahan inokulasi diatur dengan mempertimbangkan;
5. Keselamatan kerja dan terjaganya kondisi yang aseptis;
6. Sterilisasi alat inokulasi eksplan diperlukan keberhasilan kultur jaringan
denan alat laminar air flaw;
7. Perbanyakan mikro seringkali kita dengar dengan istilah yang lebih umum,
yaitu penanaman eksplan. Istilah ini hanya untuk memudahkan para pelaku
dan pemerhati dunia kultur jaringan saja, sehingga proses pentransferan
pengetahuan-pengetahuan tentang kultur jaringan yang terkesan sulit
dimengerti bahasanya akan semakin mudah dipahami oleh masyarakat
awam sekalipun; dan
8. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses penanaman eksplan diantaranya
adalah: seleksi tanaman stok (sumber indukan), siklus pertumbuhan tanaman,
dan keadaan fisiologis tanaman.
PEMULIAAN DAN
PERBENIHAN TANAMAN 167
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
TUGAS MANDIRI
REFLEKSI
PEMULIAAN DAN
168 PERBENIHAN TANAMAN
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari teknik penumbuhan bibit dan pengendalian ruang kultur
peserta didik mampu menjelaskan pengaturan kondisi lingkungan untuk
penumbuhan bibit kultur jaringan tanaman perkebunan dan menganalisis teknik
pengendalian ruang kultur tanaman perkebunan dengan teliti, disiplin dan
bertanggung jawab.
PETA KONSEP
KATA KUNCI
PEMULIAAN DAN
PERBENIHAN TANAMAN 169
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
PENDAHULUAN
PEMULIAAN DAN
170 PERBENIHAN TANAMAN
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
PEMULIAAN DAN
172 PERBENIHAN TANAMAN
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
MATERI PEMBELAJARAN
PEMULIAAN DAN
PERBENIHAN TANAMAN 173
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
MATERI PEMBELAJARAN
PEMULIAAN DAN
174 PERBENIHAN TANAMAN
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
MATERI PEMBELAJARAN
PEMULIAAN DAN
PERBENIHAN TANAMAN 175
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
MATERI PEMBELAJARAN
maupun internal, organisme kecil yang masuk ke dalam media, seperti semut,
botol kultur serta alat-alat yang kurang steril, lingkungan kerja dan ruang kultur
yang kurang aseptis, serta kecerobohan dalam bekerja. Setiap inokulum eksplan
memiliki tingkat kontaminasi permukaan yang berbeda tergantung dari: jenis
tumbuhannya, bagian tumbuhan yang dipergunakan, morfologi permukaan
(misalnya berbulu atau tidak), lingkungan tumbuhnya (green house atau
lapang), musim waktu pengambilan (musim penghujan atau musim kemarau),
umur tumbuhan (seedling atau tumbuhan dewasa) serta kondisi tumbuhannya
(sehat atau sakit).
Identifikasi inokulan yang terkontaminasi di dalam ruang inkubasi perlu
dilakukan secara berkala terutama untuk mengontrol ada tidaknya kontaminasi
pada inokulan. Mikroorganisme penyebab kontaminasi dapat berupa bakteri,
fungi, protozoa, serangga, virus dan lain-lain. Kontaminasi oleh fungi ditandai
dengan munculnya benang-benang halus yang berwarna putih, abu-abu atau
hitam, yang merupakan miselium fungi. fungi dapat menginfeksi jaringan secara
sistemik sehingga lama kelamaan dapat menyebabkan jaringan eksplan akan
mati. Selain itu, kontaminasi oleh bakteri ditandai dengan munculnya bercak-
bercak berlendir pada media atau
eksplan. Bercak tersebut biasanya berwarna putih atau merah yang membentuk
koloni bakteri. Kontaminasi bakteri agak sulit dideteksi karena kebanyakan
kontaminasi berasal dari jaringan eksplan itu sendiri dan tidak memiliki tanda-
tanda (symptom). Kontaminasi menyebabkan multiplikasi tanaman terhambat,
perakaran yang tidak baik (akar membusuk), dan dapat menyebabkan tanaman
mati. Bakteri yang mengkontaminasi kultur tanaman berasal dari eksplan,
lingkungan laboratorium, operator, dan teknik sterilisasi yang kurang efektif.
Bakteri yang mampu berasosiasi dengan tanaman disebut bakteri endofit.
Mikroorganisme endofit sulit untuk didesinfeksi dengan cepat karena proses
penyebaran dan pertumbuhan mikroorganisme endofit seiring dengan
pertumbuhan tanaman itu sendiri .
Tanaman di dalam ruang kultur perlu dimonitor secara berkala,untuk
mengontrol ada tidaknya kontaminasi pada tanaman. Terjadinya kontaminasi
pada tanaman dapat disebabkan oleh media, tanaman dan kondisi lingkungan.
Kontaminan dapat berupa jamur atau bakteri. Ciri-ciri tanaman yang
terkontaminasi adalah:
a. Apabila kontaminan berupa jamur, akan terlihat koloni jamur, biasanya
berwarna putih, abu-abu atau hitam, berbentuk seperti serabut, benang,
atau kapas; dan
b. Apabila kontaminan berupa bakteri, terlihat cairan berupa lendir berwarna
putih atau merah.
PEMULIAAN DAN
176 PERBENIHAN TANAMAN
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
MATERI PEMBELAJARAN
PEMULIAAN DAN
PERBENIHAN TANAMAN 177
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
MATERI PEMBELAJARAN
PEMULIAAN DAN
178 PERBENIHAN TANAMAN
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
MATERI PEMBELAJARAN
LEMBAR PRAKTIKUM
Praktikum I
A. Judul Praktikum
Pengaturan Kondisi Lingkungan Ruang Kultur
B. Tujuan Praktikum
Setelah melaksanakan kegiatan praktikum peserta didik mampu menunjukkan
teknik pengaturan lingkungan untuk penumbuhan bibit kultur jaringan
tanaman perkebunan dengan teliti, disiplin dan bertanggung jawab.
PEMULIAAN DAN
PERBENIHAN TANAMAN 179
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
LEMBAR PRAKTIKUM
E. Langkah Kerja
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan!
2. Lakukan pengecekan terhadap alat pengontrol suhu, kelembapan dan
lamanya pencahayaan!
3. Berdasarkan data dari hasil pengecekan, lakukan pengesetan atau
penyetelan terhadap suhu, kelembapan dan lama pencahayaan, sesuai
dengan kebutuhan. Suhu 24–28OC, Kelembapan 60-80 %, lama pencahayaan
12 jam!
4. Bersihkan tempat ruangan dan simpan peralatan ke masing-masing
tempatnya!
5. Tutup pintu dan rapikan ruang kultur!
Praktikum II
A. Judul Praktikum
Monitoring Kondisi Tanaman/ Kultur Terkontaminasi
B. Tujuan Praktikum
Setelah melaksanakan kegiatan praktikum peserta didik mampu menunjukkan
kondisi tanaman/ kultur terkontaminasi dengan teliti, disiplin dan bertanggung
jawab.
PEMULIAAN DAN
180 PERBENIHAN TANAMAN
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
LEMBAR PRAKTIKUM
E. Langkah Kerja
1. Siapkanlah alat dan bahan yang akan digunakan!
2. Lakukan identifikasi terhadap tanaman/ inokulum/ plantlet/ kultur yang
terkontaminasi secara sistematis dan teratur agar tidak ada yang terlewat!
3. Catat data hasil identifikasi hasil pengamatan pada Form stok kultur!
4. Tempatkan botol kultur yang terkontaminasi dalam wadah (ember/
keranjang)!
5. Lakukan kontrol akhir terhadap semua alat pengatur kondisi di ruang kultur!
6. Bawalah wadah berisi botol kultur yang terkontaminasi ke luar dari ruang
kultur!
7. Tutup pintu dan rapikan ruang kultur!
PEMULIAAN DAN
PERBENIHAN TANAMAN 181
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
LEMBAR PRAKTIKUM
CONTOH SOAL
Kunci Jawaban
1. Persyaratan kondisi lingkungan ruang kultur/ inkubasi sebagai berikut:
a. Suhu yang sesuai untuk pertumbuhan kultur adalah antara 24–28OC
sehingga untuk mengkondisikan ruang kultur pada suhu yang diinginkan,
maka di dalam ruangan tersebut dipasang Air Conditioner (AC). Alat ini diset
pada suhu maksimum 20OC.
b. Kelembapan relatif di dalam ruang inkubasi sekitar 70 %, namun
umumnya kebutuhan kelembapan di dalam botol kultur mendekati
90 %.. Tinggi rendahnya kelembapan, dipengaruhi oleh suhu, yaitu
berbanding lurus dengan suhu. Pada suhu yang rendah kelembapan juga
rendah, sebaliknya pada suhu yang tinggi kelembapan juga tinggi.
c. Lama pencahayaan umumnya diatur sesuai dengan kebutuhan tanaman,
sesuai dengan kebutuhan alamiahnya. Periode terang dan gelap
PEMULIAAN DAN
182 PERBENIHAN TANAMAN
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
CONTOH SOAL
umumnya diatur pada kisaran 8-16 jam terang dan 16-8 jam gelap,
tergantung varietas tanaman dan eksplan yang dikulturkan dan untuk
mengatur lamanya pencahayaan digunakan timer yang diset sesuai
kebutuhan. Intensitas cahaya yang diperlukan oleh tanaman bervariasi
tergantung pada tahap mana tanaman tersebut berada.
2. Pertumbuhan tunas aksilar dan tunas adventif pada tanaman Aloebar badensis
optimal pada suhu 25OC, akan tetapi pertumbuhannya terhambat pada suhu
30OC.
3. Inkubasi kultur ovul pada kondisi baik gelap atau terang selama 16 jam
sedangkan intensitas cahaya yang diperlukan oleh tanaman bervariasi
tergantung pada tahap mana tanaman tersebut berada. Pada tahap inisiasi
memerlukan intentisitas cahaya antara 0–1000 lux, tahap multiplikasi 1000–
10.000 lux, tahap pengakaran 10.000–30.000 lux dan tahap aklimatisasi
30.000 lux.
4. Kultur embrio wortel tumbuh sangat baik pada kelembapan 80-90 % dan akan
mati bila kondisi kelembapan di bawah 60 %.
CAKRAWALA
Pemeliharaan Eksplan Di Ruang Kultur
Eksplan yang telah ditanam, agar tumbuh menjadi kalus dan menjadi planlet,
membutuhkan pemeliharaan yang tepat dan kontinu. Eksplan atau kalus yang
sudah waktunya untuk dipindahkan ke dalam media tanam yang baru harus segera
dikerjakan, tidak boleh terlambat. Keterlambatan pemindahan eksplan dapat
menyebabkan pertumbuhan eksplan atau kalus terhenti atau bahkan mengalami
browning dan terkontaminasi oleh jamur atau bakteri.
Pengamatan eksplan
Kegiatan ini dilakukan pada fase saat eksplan menunjukkan pertumbuhan
tunas dan akar. Tahap ini berarti proses kultur jaringan telah berhasil dilakukan
dengan baik. Pengamatan dilakukan setiap hari untuk melihat pertumbuhan dan
perkembangan tunas dan akar serta untuk melihat adanya kontaminasi oleh
bakteri atau jamur. Eksplan yang terkontaminasi menunjukkan gejala seperti
berwarna putih atau hitam dengan adanya bulu-bulu halus (disebabkan jamur)
atau cairan busuk (disebabkan bakteri).
Masalah yang Terjadi dalam Kultur Jaringan Kopi
A. Kontaminasi
Kontaminasi adalah gangguan yang sangat umum terjadi dalam kultur jari
ngan kopi. Kontaminasi dapat berupa munculnya jamur, bakteri, virus dan
lain-lain. Upaya mencegah kontaminasi dengan membiasakan membersihkan
berbagai sarana yang diperlukan dalam kultur jaringan serta memastikan
bahwa proses sterilisasi media dilakukan secara baik dan benar. Cara untuk
mengurangi kontaminasi jamur dan bakteri dalam kultur jaringan kopi antara
lain dengan merawat tanaman induk dalam kondisi kekeringan selama 3–4
minggu sebelum dilakukan pengambilan eksplan. Tanaman diberi air yang
cukup, dipupuk, dan diberi pestisida atau fungisida. Pada saat memulai kultur
PEMULIAAN DAN
PERBENIHAN TANAMAN 183
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
CAKRAWALA
jaringan, eksplan daun dicuci bersih, dan bagian yang tidak akan dikulturkan
segera dibuang misalnya tulang daun dan tepi daun. Pembersihan meliputi
pencucian, penggosokan secara merata untuk membuang semua partikel
tanah dan daun mati.
B. Pencokelatan (browning)
Pencokelatan adalah suatu karakter alamiah munculnya warna cokelat atau
hitam yang sering sebagai tanda gagalnya pertumbuhan dan perkembangan
eksplan kopi. Hal ini disebabkan oleh senyawa fenol yang timbul akibat stres
mekanik akibat pelukaan saat proses isolasi eksplan dari tanaman induk.
Senyawa fenol tersebut bersifat toksik sehingga menghambat pertumbuhan
dan bahkan dapat mematikan jaringan eksplan.
C. Vitrifikasi
Vitrifikasi adalah masal ah dal am kultur jaringan tanaman kopi yang di tandai
oleh munculnya pertumbuhan dan perkembangan yang tidak normal seperti
tanaman yang dihasilkan pendek-pendek, pertumbuhan batang cenderung
ke arah penambahan di ameter, tanaman terlihat berwarna transparan dan
daunnya tidak memiliki jaringan palisade.
D. Variabilitas genetik
Bila kultur jaringan tanaman kopi digunakan sebagai upaya perbanyakan
tanaman yang seragam dal am jumlah banyak, dan bukan sebagai upaya
pemuliaan tanaman, maka adanya variasi genetik menjadi kendala. Variasi
genetik dapat terjadi pada kultur in vitro karena laju multiplikasi yang tinggi,
subkultur berulang yang tidak terkontrol dan penggunaan teknik yang tidak
sesuai. Variasi genetik yang paling umum terjadi pada kultur kalus dan kultur
suspensi sel karena munculnya sifat kromosom yang tidak stabil, teknis
kultur, media, dan hormon.
E. Pertumbuhan dan Perkembangan
Masalah yang berkaitan dengan proses pertumbuhan dan perkembangan
apabila eksplan yang ditanam mengalami stagnasi dari mulai tanam
sampai kurun waktu tertentu tidak mati tetapi tidak tumbuh. Hal ini dapat
dicegah dengan penanaman ekspl an yang memiliki jaringan meristematik
dan juvenil karena awal pertumbuhan eksplan dimulai dari sel-sel muda
yang aktif membelah. Media juga dapat menjadi penyebab terjadi stagnasi
pertumbuhan karena dari kondisi media suatu sel dapat/tidak terdorong
melakukan proses pembelahan. Pada proses kultur jaringan yang bersifat
indirect embryogenesis, tahapan pembentukan kalus harus dilanjutkan
dengan mendorong induksi embrio somatik dari sel-sel kalus. Embrio somatik
dapat terjadi secara endogen ataupun eksogen dan secara langsung maupun
tidak langsung.
F. Lingkungan Mikro
Suhu ruangan inkubator sangat menentukan optimasi pertumbuhan eksplan.
Suhu yang terlalu rendah atau tinggi dapat mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan eksplan.
http://iccri.net/download/warta_puslit_koka/warta%20
puslitkoka%2vol.%2024%20no.%202%20juni%202012/3.rina3_13-17.
pdf
PEMULIAAN DAN
184 PERBENIHAN TANAMAN
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
JELAJAH INTERNET
RANGKUMAN
PEMULIAAN DAN
PERBENIHAN TANAMAN 185
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
RANGKUMAN
TUGAS MANDIRI
Instruksi Kerja
Setelah membaca abstraksi tugas I selanjutnya ikuti instruksi kerja sebagai
berikut:
1. Amati persyaratan kondisi lingkungan ruang inkubasi sesuai kebutuhan
kultur in vitro!
2. Catat hasil pengamatan kondisi lingkungan ruang inkubasi sesuai kebutuhan
kultur in vitro!
3. Cek kondisi suhu udara ruang inkubasi pada thermohigrograf!
4. Atur kondisi suhu udara ruang inkubasi sesuai kebutuhan kultur in vitro me
lalui pengaturan remote AC!
5. Cek kondisi lama/ waktu pencahayaan pada timer dan intensitas cahaya
ruang inkubasi pada luxmeter sesuai kebutuhan kultur in vitro!
6. Atur kondisi lama/ waktu pencahayaan dan intensitas cahaya ruang inkubasi
sesuai kebutuhan kultur in vitro melalui pengaturan timer dan daya lampu
TL!
7. Cek kondisi kelembapan udara ruang inkubasi pada thermohigrograf!
8. Atur kondisi kelembapan udara ruang inkubasi sesuai kebutuhan kultur in
vitro melalui pengaturan remote AC!
PEMULIAAN DAN
186 PERBENIHAN TANAMAN
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
TUGAS MANDIRI
Daftar Cek Unjuk Kerja Tugas I
Daftar Tugas/ Pencapaian Penilaian
No Poin Yang Dicek
Instruksi Ya Tidak K BK
Amati persyaratan
Ketelitian
kondisi lingkungan
persyaratan kondisi
1. ruang inkubasi sesuai
lingkungan ruang
kebutuhan kultur in
inkubasi/ kultur
vitro
Catat hasil Ketepatan
pengamatan kondisi hasil deskripsi
lingkungan ruang persyaratan kondisi
2.
inkubasi sesuai lingkungan
kebutuhan kultur in ruang inkubasi/
vitro kultur
Cek kondisi suhu
Ketepatan hasil
udara
Pengecekan kondisi
3. ruang inkubasi/ kultur
suhu udara ruang
pada thermohigrograf
inkubasi/ kultur
PEMULIAAN DAN
PERBENIHAN TANAMAN 187
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
TUGAS MANDIRI
Atur kondisi
Hasil pengaturan
kelembapan udara
kondisi kelembapan
ruang inkubasi/ kultur
udara ruang
8. sesuai kebutuhan
inkubasi/ kultur
kultur in vitro melalui
melalui pengaturan
pengaturan remote
remote AC
AC
Apakah semua instruksi kerja tugas praktik Menjaga Kondisi Lingkungan Ruang
Inkubasi dilaksanakan dengan benar dengan waktu yang telah ditentukan?
Ya Tidak
Instruksi Kerja
Setelah membaca abstraksi tugas II selanjutnya ikuti instruksi kerja sebagai
berikut:
1. Amati penataan rak kultur di ruang inkubasi laboratorium Kultur Jaringan!
2. Berikan nomor rak kultur sesuai kodefikasi yang berlaku di perusahaan!
3. Amati botol-botol kultur di rak ruang inkubasi sesuai fase-fase pertumbuhan
dengan kodefikasinya!
4. Tata botol-botol kultur di rak ruang inkubasi sesuai fase-fase pertumbuhan
dengan kodefikasinya!
PEMULIAAN DAN
188 PERBENIHAN TANAMAN
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
TUGAS MANDIRI
Apakah semua instruksi kerja tugas praktik Mengatur Tata Letak Botol Kultur
dilaksanakan dengan benar dengan waktu yang telah ditentukan?
Ya Tidak
PEMULIAAN DAN
PERBENIHAN TANAMAN 189
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
TUGAS MANDIRI
Abstraksi Tugas Praktik III
Inokulum kultur jaringan tanaman pisang di laboratorium Kultur Jaringan siap
dilakukan tahap penggandaan inokulum. Kegiatan tersebut perlu lanjutkan
dengan memonitor kondisi botol kultur yang terkontaminasi yang sesuai kriteria.
Instruksi Kerja
Setelah membaca abstraksi tugas III selanjutnya ikuti instruksi kerja sebagai
berikut:
1. Amati ciri-ciri inokulan yang terkontaminasi dilihat dari kenampakan secara
fisik!
2. Catat hasil pengamatan ciri-ciri inokulan yang terkontaminasi dilihat dari
kenampakan secara fisik!
3. Amati inokulan yang terkontaminasi dan tidak terkontaminasi berdasarkan
ciri-ciri fisiknya!
4. Catat jumlah inokulan yang terkontaminasi dan tidak terkontaminasi
berdasarkan ciri-ciri fisiknya!
5. Amati inokulan terkontaminasi oleh bakteri atau jamur secara sistematis dan
teratur!
6. Bedakan inokulan yang terkontaminasi oleh bakteri atau jamur!
7. Pisahkan inokulan yang terkontaminasi oleh bakteri atau jamur di ruang
inkubasi!
8. Keluarkan inokulan yang terkontaminasi oleh bakteri atau jamur dari ruang
inkubasi!
9. Sterilisasi botol-botol kultur dengan inokulan yang terkontaminasi oleh
bakteri atau jamur sesuai ketentuan!
PEMULIAAN DAN
190 PERBENIHAN TANAMAN
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
TUGAS MANDIRI
Amati inokulan
yang Ketelitian hasil
terkontaminasi dan pengamatan inokulan
3. tidak yang terkontaminasi
terkontaminasi berdasarkan ciri-ciri
berdasarkan ciri-ciri fisiknya
fisiknya
Catat jumlah
inokulan
yang Hasil pencatatan
terkontaminasi jumlah inokulan yang
4.
dan tidak terkontaminasi dan
terkontaminasi tidak terkontaminasi
berdasarkan ciri-ciri
fisiknya
Amati inokulan
Ketelitian hasil
terkontaminasi oleh
Pengamatan
bakteri atau jamur
5 inokulanter
secara sistematis
kontaminasi oleh
dan
bakteri atau jamur
teratur
Pisahkan inokulan
yang Hasil pemisahan
terkontaminasi oleh inokulan yang
7
bakteri atau jamur terkontaminasi oleh
di bakteri atau jamur
ruang inkubasi
PEMULIAAN DAN
PERBENIHAN TANAMAN 191
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
TUGAS MANDIRI
Keluarkan inokulan
yang Pengeluaran inokulan
terkontaminasi oleh yang terkontaminasi
8
bakteri atau jamur oleh bakteri atau
dari jamur
ruang inkubasi
Sterilisasi botol-
botol
kultur dengan
Hasil sterilisasi
inokulan
botol-botol kultur
9 yang
terkontaminasi oleh
terkontaminasi
bakteri atau jamur
oleh bakteri atau
jamur
sesuai ketentuan
Apakah semua instruksi kerja tugas praktik Memonitor Kondisi Botol Kultur Yang
Terkontaminasi dilaksanakan dengan benar dengan waktu yang telah ditentukan?
Ya Tidak
PEMULIAAN DAN
192 PERBENIHAN TANAMAN
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
REFLEKSI
PEMULIAAN DAN
PERBENIHAN TANAMAN 193
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
TUJUAN PEMBELAJARAN
PETA KONSEP
KATA KUNCI
PEMULIAAN DAN
194 PERBENIHAN TANAMAN
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
PENDAHULUAN
PEMULIAAN DAN
PERBENIHAN TANAMAN 195
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
MATERI PEMBELAJARAN
A. Pergertian Aklimatisasi
Aklimatisasi adalah proses adaptasi fisiologis dari hewan ataupun tumbuhan
terhadap iklim atau lingkungan yang baru ditempatinya. Pada tanaman yang
diperbanyak secara in vitro, dimana planlet ditumbuhkan dalam kondisi optimum
yang khusus dengan kelembapan tinggi dan tingkat irradiasi yang rendah akan
sangat stress jika secara langsung ditanam di lapangan. Oleh karena itu, diperlukan
suatu proses aklimatisasi agar tanaman-tanaman tersebut dapat bertahan pada
kondisi lingkungan luar.
Sejak pemilihan eksplan sampai eksplan berdiferensiasi membentuk daun,
tunas, akar sampai menjaditanaman lengkap di dalam botol bebas dari hama
dan penyakit, tabung atau tempat plastik tahan panas, eksplan telah dipenuhi
kebutuhannya untuk perkembangan dan pertumbuhannya dalam media. Media ini
berisi hara makro, mikro, vitamin, karbohidrat, agar sebagai bahan pemadat atau
tanpa agar. Untuk menunjang morfogenesis eksplan diletakkan di ruang kultur,
cahaya diberikan dengan intensitas dan kelembapan tertentu. Dengan demikian
hambatan untuk perkembangan dan pertumbuhan tanaman dari eksplan sangat
kecil dibandingkan dengan tanaman yang berada di lapangan sejak dimulai
dari biji atau bibit. Hambatan untuk perkembangan dan pertumbuhan tanaman
di lapangan dapat berupa intensitas cahaya yang tinggi, kelembapan lebih
rendah jika dibandingkan di dalam botol kultur, ketersediaan hara makro dan
mikro dalam tanah, dan tingkat keasaman tanah. Proses aklimatisasi merupakan
proses sistematis tanaman heterotrop (tidak mandiri) ke tanaman yang bersifat
autotrof, yaitu tanaman yang dapat menghasilkan energi yang dibutuhkan untuk
keperluannya sendiri.
Aklimatisasi tanaman yang berasal dari kultur aseptik masih menjadi
masalah. Planlet atau tanaman kecil asal kultur aseptik mengalami perubahan
hidup dari lingkungan heterotropik di dalam botol menjadi lingkungan normal
yang autotropik (Murashige, 1974, Pierik, 1987). Kondisi ini menyebabkan perlunya
adaptasi pada sistem perakaran dan tunas pada saat dipindahkan ke lapang
(Hartmann dan Kester, 1983). Selain itu masalah kepekaan yang tinggi terhadap
kehilangan air dan serangan patogen perlu diperhatikan pula (Hu dan Wang, 1983).
Aklimatisasi dapat pula dikatakan sebagai proses penyesuaian fisik dan
anatomi dari in vitro (dalam tabung) ke ex vivo (di luar tabung). Aklimatisasi tidak
akan berhasil jika ciri-ciri tanaman hasil kultur jaringan tidak diidentifikasi. Karena
hal ini merupakan dasar untuk memberikan perlakuan atau penanganan tanaman-
tanaman hasil kultur jaringan.
PEMULIAAN DAN
196 PERBENIHAN TANAMAN
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
MATERI PEMBELAJARAN
PEMULIAAN DAN
PERBENIHAN TANAMAN 197
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
MATERI PEMBELAJARAN
4. Stomata belum berfungsi dan belum berkembang dengan baik. Dinding sel
stomata belum cukup kuat atau penutupan dan pembukaan stomata tidak
sebagaimana mestinya.
5. Akar belum berkembang dengan baik, demikian pula fungsinya.
6. Tanaman dalam botol dalam keadaan bersih yang harus menyesuaikan pada
tempat dimana pathogen dan penyakit siap menyerang.
7. Harus menyesuaikan dari lingkungan dengan intensitas cahaya rendah ke
intensitas cahaya tinggi. Hal ini berkaitan dengan proses fotosintesis, dimana
kemampuan fotosintesis masih terbatas sebagai akibat dari belum sempurnanya
diferensiasi struktur daun, kloroplas masih sedikit jumlahnya, dan penyesuaian
dari ketergantungan pemberian karbohidrat pada kondisi dimana harus
memfiksasi karbon sendiri.
8. Kemungkinan medium berpengaruh terhadap penampilan fenotip. Media tumbuh
tanaman merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan
aklimatisasi. Kelembapan yang tinggi dapat merangsang tumbuhnya cendawan,
dan media yang terlalu padat menghambat pembentukan dan perkembangan
akar baru karena buruknya aerasi dan drainase tanah.
Penggunaan media yang tidak tepat akan menghasilkan kematian
tanaman pada saat aklimatisasi, sehingga upaya perbanyakan cepat secara
in vitro akan gagal dan tidak membuahkan hasil. Hal tersebut sesuai dengan
pendapat Kozai (1991 a) yang menyatakan bahwa perkembangan spektakuler
mikropropagasi saat ini perluasan penggunanya dibatasi oleh beberapa alasan,
salah satunya adalah. tingginya prosentase hasil kultur jaringan yang hilang
atau rusak pada stadia aklimatisasi yaitu selama transfer dari botol kultur ke
lapangan pertanaman. Menurut Kozai (1991 b), selama aklimatisasi kira-kira
20% sampai 50% planlet mati disebabkan rendahnya toleransi antara lain
terhadap cekaman lingkungan.
Untuk menambah prosentase survival planlet pada stadia aklimatisasi,
lingkungan awal stadia harus dikendalikan atau dikontrol sesuai stimulasi
kondisi lingkungan kultur pada stadia perbanyakan dan perakaran (Kozai, 1991
b).
9. Dormansi pada tanaman hasil kultur jaringan harus dihilangkan.
Tiga Pokok Perlakuan pada Aklimatisasi
Ciri-ciri di atas dapat digunakan sebagai arah untuk membuat perlakuan yang
pada prinsipnya terdiri dari tiga pokok perlakuan, yaitu:
a. Perlakuan Kelembapan
Hal ini dapat dilakukan dengan penutupan tanaman dalam pot dengan
menggunakan plastik atau penutup lainnya yang memungkinkan kelembapan
dapat dipertahankan secara bertahap.
Penyesuaian kelembapan ini dapat dibagi menjadi beberapa tahap dengan
cara melihat perubahan ke arah normal dalam morfologi dan anatomi. Cara
lain dapat pula dengan menggunakan sistim penyemprotan uap air di atas
tanaman yang sedang diaklimatisi.
PEMULIAAN DAN
198 PERBENIHAN TANAMAN
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
MATERI PEMBELAJARAN
b. Penyesuaian Suhu
Suhu dapat dibagi menjadi beberapa tahap dengan cara memberikan
naungan dengan intensitas cahaya berbeda. Suhu sangat penting
untuk mengarahkan tanaman untuk merangsang kemampuan dalam
mempertahankan keseimbangan transpirasi, evaporasi, dan dengan
penyerapan air dari dalam medium.
Dari butir 1 dan 2 di atas, maka untuk menambah laju pertumbuhan
atau mencegah kerusakan atau kematian planlet setelah aklimatisasi
awal (saat dipindahkan ke lapangan atau rumah kaca), maka pada stadia
selanjutnya tanaman harus distimulasi terlebih dahulu melalui aklimatisasi
dalam ruangan terkontrol yang kondisi lingkungannya lebih mendekati
kondisi lapangan atau rumah kaca (Kozai, 1991 b).
c. Penyesuaian Media
Media yang digunakan dapat beberapa tahap berdasarkan sterilitas
atau kebersihan media dan kandungan hara pada media yang digunakan.
Dengan demikian, maka media tumbuh merupakan salah satu faktor
yang dapat menunjang perakaran, harus memiliki syarat-syarat seperti
kelembapan yang cukup, bebas dari benih atau biji gulma, nematoda,
salinitas rendah, berongga dan cukup hara mineral. Media tumbuh biasanya
berisi campuran berbagai jenis bahan baik berupa bahan organik maupun
bahan anorganik.
Media yang sering digunakan untuk aklimatisasi bervariasi dapat
menggunakan pasir, humus, serbuk gergaji, tanah. Pencampuran dari bahan-
bahan ini dapat memberikan pengaruh yang baik terhadap pertumbuhan
eksplan. Pencampuran pasir dan humus memberikan porositas yang baik
untuk menghindari tingkat kelembapan yang tinggi dan tumbuhnya jamur
selama masa aklimatisasi. Campuran tanah dan kompos dapat digunakan
untuk media aklimatisasi pada tanaman-tanaman hasil kultur jaringan.
Pemberian pupuk tambahan dapat membantu ketersediaan hara bagi
tanaman.
Untuk mencapai proses keberhasilan aklimatisasi perlu diketahui
karakteristik tanaman yang siap diaklimatisasi. Tahap yang perlu diperhatikan
adalah tahap ketika eksplan dirangsang untuk membentuk tunas dan akar.
Planlet yang siap diaklimatisasi pada umumnya terbentuk akar dan tunas
secara bersamaan. Struktur organ telah membentuk sistem morfologi dan
fisiologi normal sebagai tanaman utuh. Sebaliknya, ketika planlet terbentuk
dengan didahului dengan pertumbuhan tunas-tunas, maka pembentukan
jaringan akar menyesuaikan dengan struktur yang sudah ada pada tunas.
Pembentukan akar cenderung lebih sedikit dan homogen. Ciri lain adalah
tanaman tampak vigor dan warna daun hijau yang menandakan bahwa
klorofil sudah banyak terbentuk.
PEMULIAAN DAN
PERBENIHAN TANAMAN 199
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
MATERI PEMBELAJARAN
a. Persiapan Media
Media yang digunakan untuk aklimatisasi adalah media yang biasa digunakan
untuk tanaman dewasa tetapi dalam ukuran yang lebih halus, contohnya:
moss, pakis, arang, dsb.
Sebelum digunakan sebaiknya media disterilisasi terlebih dahulu melalui
tahap-tahap sebagai berikut:
1) Media tanam dicuci bersih dengan menggunakan deterjen dan dikukus
selama 30 menit untuk membunuh bibit-bibit penyakit dan jamur; dan
2) Direndam dalam larutan fungisida selama 10 menit untuk mencegah
munculnya kembali bibit-bibit penyakit khususnya jamur;
Setelah persiapan selesai, planlet siap untuk ditanam dalam community
pot (kompot) ataupun tray pot selama beberapa bulan sampai tanaman
cukup kuat untuk ditanam secara individual di lapangan pertanaman di
rumah kaca atau tempat lainnya Seedling (kecambah). Dikeluarkan dari
dalam botol dengan menggunakan kawat yang dibengkokkan.
B. Alat dan Bahan aklimatisasi tanaman perkebunan
Alat dan bahan hendaknya telah disiapkan pada area kerja sebelum aklimatisasi
dilaksanakan, agar tidak menghambat jalannya aklimatisasi kerena ketidak
tersedianya alat dan bahan yang dibutuhkan.
Alat dan bahan yang digunakan untuk aklimatisasi berikut.
1. Alat, antara lain:
a. Pinset panjang dan pendek
b. Potongan kawat dengan ujung dibengkokkan dan tumpul
c. Baskom
d. Ember
e. Gunting
f. Alat tulis
g. Label
2. Bahan antara lain:
a. Planlet atau bibit dalam botol
b. Air bersih
c. Pestisida
d. Pot/ bak plastik untuk pembibitan
PEMULIAAN DAN
200 PERBENIHAN TANAMAN
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
MATERI PEMBELAJARAN
PEMULIAAN DAN
PERBENIHAN TANAMAN 201
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
MATERI PEMBELAJARAN
PEMULIAAN DAN
202 PERBENIHAN TANAMAN
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
MATERI PEMBELAJARAN
Penyesuaian Media
Media yang digunakan dapat beberapa tahap berdasarkan sterilitas atau
kebersihan media dan kandungan hara pada media yang digunakan. Dengan
demikian, maka media tumbuh merupakan salah satu faktor yang dapat menunjang
perakaran, harus memiliki syarat-syarat seperti kelembapan yang cukup, bebas
dari benih atau biji gulma, nematoda, salinitas rendah, berongga dan cukup hara
mineral. Media tumbuh biasanya berisi campuran berbagai jenis bahan baik berupa
bahan organik maupun bahan anorganik.
Media yang sering digunakan untuk aklimatisasi bervariasi dapat
menggunakan pasir, humus, serbuk gergaji, tanah. Pencampuran dari bahan-
bahan ini dapat memberikan pengaruh yang baik terhadap pertumbuhan eksplan.
Pencampuran pasir dan humus memberikan porositas yang baik untuk menghindari
PEMULIAAN DAN
PERBENIHAN TANAMAN 203
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
MATERI PEMBELAJARAN
tingkat kelembapan yang tinggi dan tumbuhnya jamur selama masa aklimatisasi.
Campuran tanah dan kompos dapat digunakan untuk media aklimatisasi pada
tanaman-tanaman hasil kultur jaringan. Pemberian pupuk tambahan dapat
membantu ketersediaan hara bagi tanaman.
Untuk mencapai proses keberhasilan aklimatisasi perlu diketahui karakteristik
tanaman yang siap diaklimatisasi. Tahap yang perlu diperhatikan adalah tahap
ketika eksplan dirangsang untuk membentuk tunas dan akar. Planlet yang siap
diaklimatisasi pada umumnya terbentuk akar dan tunas secara bersamaan. Struktur
organ telah membentuk sistem morfologi dan fisiologi normal sebagai tanaman
utuh. Sebaliknya ketika planlet terbentuk dengan didahului dengan pertumbuhan
tunas-tunas, maka pembentukan jaringan akar menyesuaikan dengan struktur yang
sudah ada pada tunas. Pembentukan akar cenderung lebih sedikit dan homogen.
Ciri lain adalah tanaman tampak vigor dan warna daun hijau yang menandakan
bahwa klorofil sudah banyak terbentuk.
2. Persiapan Media
Media yang digunakan untuk aklimatisasi adalah media yang biasa
digunakan untuk tanaman dewasa tetapi dalam ukuran yang lebih halus,
contohnya: moss, pakis, arang, dsb.
Sebelum digunakan sebaiknya media disterilisasi terlebih dahulu melalui
tahap-tahap sebagai berikut.
a. Media tanam dicuci bersih dengan menggunakan deterjen dan dikukus
selama 30 menit untuk membunuh bibit-bibit penyakit dan jamur; dan
MATERI PEMBELAJARAN
Gambar 9.8 contoh media tanam serbuk gergaji yang dipakai aklimatisasi
Sumber: https://images.app.goo.gl/q2JevhgBZeUBUdTHA
PEMULIAAN DAN
PERBENIHAN TANAMAN 205
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
LEMBAR PRAKTIKUM
PEMULIAAN DAN
206 PERBENIHAN TANAMAN
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
LEMBAR PRAKTIKUM
PEMULIAAN DAN
PERBENIHAN TANAMAN 207
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
CAKRAWALA
Perbanyakan benih tebu dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu: (1)
konvensional dan (2) kultur jaringan. Benih konvensional biasanya diambil dari
bagian tanaman tebu yang berumur 6-7 bulan. Benih tebu hasil kultur in-vitro
memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan benih hasil konvensional
yaitu lebih seragam, bebas pathogen berbahaya, dan menghasilkan benih yang
banyak dalam waktu singkat.
Tahapan yang penting dalam pengadaan benih tebu dengan kultur in-
vitro adalah aklimatisasi. Aklimatisasi adalah masa adaptasi tanaman hasil
pembiakan secara kultur in-vitro ke media tertentu yang semula kondisinya
terkendali kemudian menjadi tidak terkendali. Selain itu tanaman juga harus
mengubah pola hidupnya dari tanaman heterotrof menjaditanaman autotrof.
JELAJAH INTERNET
PEMULIAAN DAN
208 PERBENIHAN TANAMAN
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
RANGKUMAN
TUGAS MANDIRI
PEMULIAAN DAN
PERBENIHAN TANAMAN 209
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
REFLEKSI
Setelah kegiatan pembelajaran bab lima berakhir Anda tentunya sudah memahami
teknik pembuatan media kultur jaringan tanaman perkebunan. Dari materi
tersebut masih adakah materi yang Anda rasa sulit? Untuk lebih memahaminya
coba diskusikan dengan teman atau dengan guru Anda, karena konsep pada bab
ini sangat penting dan akan terkait dengan konsep dalam bab-bab selanjutnya.
PEMULIAAN DAN
210 PERBENIHAN TANAMAN
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
PENILAIAN AKHIR
PENILAIAN AKHIR SEMESTER SEMESTER GENAP
GENAP
A. Pilihan Berganda
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!
1. Hal-hal yang menyebabkan terjadinya kontaminasi pada planlet di ruang
pertumbuhan adalah ...
a. asal eksplan, ukuran eksplan, dan sterilitas eksplan
b. ukuran eksplan dan sterilitas alat diseksi
c. sterilitas eksplan dan alat diseksi yang kurang sesuai
d. kecepatan dalam melakukan inokulasi dan sterilitas ruang tanaman
e. eksplan kadaluarsa, dan kurang bersih
5. Plantlet hasil kultur jaringan lebih cepat kehilangan air karena ...
a. memiliki jaringan yang masih muda
b. hanya memiliki sedikit jaringan
c. memiliki kutikula yang berlubang
d. memiliki lapisan lilin dalam jumlah yang tidak normal
e. tidak memakai naungan
PEMULIAAN DAN
PERBENIHAN TANAMAN 211
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GENAP
7. Proses adaptasi yang terjadi terhadap plantlet pada saat aklimatisasi adalah ...
a. Perbaikan fungsi akar untuk menyerap unsur hara dari media non agar,
seperti tanah.
b. Perubahan sifat plantlet yang autotropik berubah menjadi heterotropik.
c. Penyesuaian dari kelembapan tinggi ke kelembapan udara yang rendah
dengan perbaikan fungsi akar.
d. Udara panas dan air banyak
e. Peningkatan proses respirasi melalui perbaikan struktur daun menjadi
lebih lebar.
8. Inisasi merupakan proses suatu kegitan kultur jaringan. Inisiasi dapat
dilakukan melalui...
a. Batang
b. Kambium
c. Biji
d. Tunas
e. Akar
10. Tunas yang sudah tidak akan tumbuh pada kondisi normal karena di halangi
oleh daun atau dominasi apikal.dominasi apikal dapat di atasi dengan...
a. Pembuangan hormon
b. Perlakuan hormon
c. Perlakuan auxin
d. Perlakuan giberelin
e. Perlakuan etilen
PEMULIAAN DAN
212 PERBENIHAN TANAMAN
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GENAP
11. Jumlah tanaman yang di produksi dari masing-masing eksplan berbeda pada
kondisi kultur yang berbeda. Pada stroberi dari satu eksplan dalam satu tahun
akan meghasilkan tanaman ...
a. 161
b. 1610
c. 16100
d. 161000
e. 1610000
PEMULIAAN DAN
PERBENIHAN TANAMAN 213
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GENAP
a. Eksternal
b. Internal
c. Instan
d. Manual
e. Mekanik
17. Pembentukan tunas atau akar adventif baik inisiasi langsung dari eksplan
maupuninisiasi dari jaringan kalus melalui...
a. Tehnik kultur batang
b. Tehnik kultur tunas
c. Tehnik kultur tanaman induk
d. Tehnik organogenesis
e. Tehnik somatik embryogenesis
18. Tanaman induk adalah tanaman pilihan yang digunakan sebagai sumber
bahan tanam/ eksplan baik itu tanaman kecil ataupun tanaman besar yang
sudah produktif yang berasal dari biji atau hasil perbanyakan...
a. Genertif
b. Vegetatif
c. Tunggal
d. Ganda
e. Individu
19. Penyemprotan fungsida dan bakterisida pada saat tunas aksiler mulai tumbuh
untuk menjaga tunas yang tumbuh terbebas dari penyakit jamur atau bakteri
dilakukan sebanyak ...
a. 1 kali seminggu
b. 2 kali seminggu
c. 3 kali seminggu
d. 4 kali seminggu
e. 5 kali seminggu
PEMULIAAN DAN
214 PERBENIHAN TANAMAN
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GENAP
23. Alat-alat diseksi, peralatan glasware, kertas buram, dan tissue sebelum
digunakan untuk kegiatan inokulasi eksplan perlu dilakukan sterilisasi
terlebih dahulu dengan...
a. Mengunakan alkohol 70%
b. Mengunakan perlakuan udara panas(121”C)di oven
c. Mengunakan perlakuan udara panas (159”C) di autoklaf
d. Menyalakan lampu ultra violet(UV)
e. Mengunakan formalin 5%
24. Kelemahan dari sterilisasi secara basah pada alat-alat diseksi seringkali
menimbulkan...
a. Bau tak sedap
b. Perubahaan warna
c. Munculnya jamur
d. Menimbulkan jarat
e. Membuat alat menjadi tajam
PEMULIAAN DAN
PERBENIHAN TANAMAN 215
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GENAP
26. Zat pengatur tumbuh sitokinin sangat berperan pada tahap induksi tunas
dengan sitokinin adalah...
a. Kinetin
b. Zpt
c. BA
d. Auksin
e. NAA
27. Media yang paling baik untuk induksi tunasin vitro pisang adalah ...
a. Media Ms padat dengan ZPT di tambah media MS cair mengandung BAP
atau kinetin
b. Media MS padat tampa tanpa ZPT ditambah media MS cair mengandung
BAP atau kinetin
c. Media MS padat tampa ZPT padat tanpa ZPT di tambah media MS cair
mengandung NAA
d. Media padat tampa NAA ditambah media MS cair mengandung ZPT
e. Media MS padat tanpa NAA di tambah media MS cair mengandung BAP
atau kinetik
PEMULIAAN DAN
216 PERBENIHAN TANAMAN
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GENAP
30. Morfogenesis eksplan pada kultur jaringan tanaman selalu tergantung dari
interaksi auksin dan sitokinin. Hal tersebut berdasarkan prinsip keseimbangan
auksin dan sitokinin dari...
a. Le Chatelier(1884)
b. Haberlandt (1902)
c. Robbins (1922)
d. Skoog dan Miller(1957)
e. Horch(1986)
31. Suhu yang dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan kultur yang optimum
berkisaran antara...
a. 22-25⁰ C
b. 18-21*C
c. 15-18*C
d. 25-27*C
e. 27-30*C
32. Cahaya di ruangan inkubasi bersumber dari lampu TL 36-40 watt yang di
pasang pada rak kultur jaringan. Intesitas cahaya dapat di ukur dengan
mengunakan lux meter. Lama pencahayaan perlu diatur sesuai kebutuhan
eksplan dan jenis tanaman mengunakan timer. Pengecekan timer dilakukan
dengan cara melihat apakah pengaturannya sudah sesuai dengan kebutuhan.
Lama pencahayaan umumnya adalah...
a. 10-12 jam
b. 12-14 jam
c. 14-16 jam
d. 16-18 jam
e. 18-20 jam
PEMULIAAN DAN
PERBENIHAN TANAMAN 217
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GENAP
33. Rak kultur merupakan tempat untuk menyimpan kultur in vitro tanaman yang
sedang diperbanyakan atau diproduksi berupa rak terbuka. Rak-rak tersebut
dapat diberi nomor berdasarkan kodefikasi yang berlaku di tiap tempat. fungsi
dari kodefikasi tersebut adalah ...
a. Memudahkan pengorganisasian data-data yang di kumpulkan
b. Memudahkan untuk memonitor lokasi penempatan inokulum
c. Memudahkan dalam perhitungan jumlah tanaman kultur
d. Memudahkan dalam penataan kultur jaringan sesuai kelompok dan
komoditas
e. Memudahkan monitoring
34. Desain rak kultur jaringan dibuat kokoh agar dapat menampung tanaman
kultur, sehingga bahan yang digunakan untuk membuat rak tersebut sebaiknya
terbuat dari...
a. Bambu
b. Besi
c. Kayu
d. Plastik
e. Pipa
35. Penataan botol-botol kultur agar tidak terjadi kekeliruan pada tahapan
selanjutnya perlu diatur dan akan memudahkan dalam memonitor lokasi
penempatan inokulum di rak kultur sesuai kelompok komoditasnya dan fase
pertumbuhan kultur, maka penataan botol sebaiknya berdasarkan...
a. Besar kecilnya tanaman
b. Bentuk botol
c. Jenis tanaman
d. Pananggalan
e. Warna
B. Uraian
Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan baik dan benar!
1. Jelaskan cara-cara pengunaan kombinasi bahan sterilan dalam penyelesaian
permasalahan kontaminasi eksternal!
2. Jelaskan berapa jumlah bibit yang diproduksi tiap tahun pada laboratorium
yang mempunyai ukuran luas 250 m2!
3. Jelaskan kriteria media kultur yang baik!
4. Jelaskan tujuan inkubasi selama 3-4 hari media kultur yang telah dibuat
sebelum digunakan!
5. Jelaskan sikap yang harus diterap Berapa kali lipat konsentrasi larutan stok
hara makro dibuat dari konsentrasi mediakan pada saat membuat media
kultur jaringan agar keberhasilannya tinggi!
PEMULIAAN DAN
218 PERBENIHAN TANAMAN
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
Ari Tentrem Handayanin dan AirinNurmarita. 2016. Kultur Jaringan Tanaman. Pusat
Pendidikan Pertanian. Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian.
Kementerian Pertanian.
Erina Sulistiani dan Samsul Ahmad Yani. 2012. Produksi Bibit Tanaman dengan
Menggunakan Teknik Kultur Jaringan. SEAMEO BIOTROP. Southearst
Asian Regional Centre for Trofical Biology. Bogor, Indonesia.
Heru Sugito. 2017. Desain Laboratorium Kultur Jaringan Dan Pengujian Mutu Benih
Tanaman. Pusat Pengembangan Dan Pemberdayaan Pendidik Dan Tenaga
Kependidikan Pertanian. Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan.
http://agroekoteknologiminatagronomi.blogspot.co.id/2013/12/laporan-kultur-
jaringan-membuat-larutan.html. Diunduh tanggal 7 Desember 2019 pukul
05.51 WIB
https://citraheldaanggia.blogspot.com/2016/10/laporan-praktikum-kultur-
jaringan_22.html. Diunduh tanggal 7 Desember 2019 pukul 05.51 WIB
https://chemistry6623.blogspot.com/2012/07/pengertian-laboratorium.html.
Diunduh tanggal 30 Nopember 2019 pukul 05.53 WIB
http://detiktani.blogspot.com/2013/06/penataan-ruang-laboratorium-kultur.html
Diunduh tanggal 25 Oktober 2019 pukul 20.30 WIB
https://e-klipingartikel.blogspot.com/2013/08/7-tokoh-ilmuan-biologi-paling-
terkenal.html. Diunduh tanggal 25 Oktober 2019 pukul 20.00 WIB
PEMULIAAN DAN
PERBENIHAN TANAMAN 219
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
DAFTAR PUSTAKA
PEMULIAAN DAN
220 PERBENIHAN TANAMAN
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
DAFTAR PUSTAKA
https://jokotrisoesanto.wordpress.com/2011/05/21/kultur-jaringan. Diunduh
tanggal 22 Desember 2019 pukul 14.28 WIB
http://kebun-bambu.blogspot.com/2013/01/bioteknologi-pembibitan-bambu-
dengan.html. Diunduh tanggal 30 Nopember 2019 pukul 05.53 WIB
https://kultur-jaringan.blogspot.com/2009/08/media-kultur-jaringan.html. Diunduh
tanggal 9 Desember 2019 pukul 21.20 WIB
https://luqmanmaniabgt.blogspot.com/2012/10/kultur-jaringan-kelapa-sawit.html.
Diunduh tanggal 30 Nopember 2019 pukul 05.53 WIB
https://maistrofisika.blogspot.com/2011/11/praktikum-cara-membuat-medium-ms.
html. Diunduh tanggal 9 Desember 2019 pukul 21.20 WIB
http://puslitsukosariptpn11.com/kegiatan-lab-kultur-jaringan-tanaman-tebu.html.
Diunduh tanggal 30 Nopember 2019 pukul 05.53 WIB
http://sikembangbenih.afsarsolusindo.co.id/android/fileUpload/1528172003_
tekno4.jpg. Diunduh tanggal 13 Desember 2019 pukul 10.53 WIB
https://tanamaninvitro.blogspot.com/2012/05/metode-sterilisasi-eksplan tanaman.
html. Diunduh tanggal 6 Desember 2019 pukul 05.48 WIB
https://tlbio027.blogspot.com/2015/10/v-behaviorurldefaultvmlo.html. Diunduh
tanggal 2 Desember 2019 pukul 01.04 WIB
https://tissuecultureandorchidologi.blogspot.com/2012/02/autoclave-alat-untuk-
sterilisasi-alat.html. Diunduh tanggal 5 Desember 2019 pukul 07.22 WIB
PEMULIAAN DAN
PERBENIHAN TANAMAN 221
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
DAFTAR PUSTAKA
https://warasfarm.wordpress.com/2016/10/12/kelebihan-bibit-kurma-kultur-
jaringan/. Diunduh tanggal 30 Nopember 2019 pukul 05.53 WIB
https://waterpluspure.wordpress.com/2010/11/16/penggunaan-tawas-dan-kaporit-
apa-perbedaannya/. Diunduh tanggal 6 Desember 2019 pukul 02.29 WIB
http://www.alatlabor.com/article/detail/63/drying-oven-oven-laboratorium. Diunduh
tanggal 5 Desember 2019 pukul 07.22 WIB
Netty Widyastuti dan Jessica Deviyanti. 2018. Kultur Jaringan-Teori dan Praktik
Perbanyakan Tanaman Secara In-vitro. ANDI Yogyakarta. Yogyakarta
Susilowati EW, 2017. Modul Keahlian Ganda “Pembiakan Tanaman Secara Kultur
Jaringan. Kelompok Kompetensi G Sekolah Menengah Kejuruan (SMK),
Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan.
PEMULIAAN DAN
222 PERBENIHAN TANAMAN
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
GLOSARIUM
PEMULIAAN DAN
PERBENIHAN TANAMAN 223
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
GLOSARIUM
PEMULIAAN DAN
224 PERBENIHAN TANAMAN
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
BIODATA PENULIS
BIODATA PENULIS
BIODATA PENULIS 1
Nama Lengkap : Laela Yuliawati, S.P., M.P.
Telepon /HP/WA : 085221499689
Email : laelayuliawati.ly30@gmail.com
Akun Facebook : Laela Yuliawati
Alamat Kantor : SMKN 3 Baleendah
Jl. Adipati Agung No 34, Baleendah
Kab. Bandung Jawa Barat
Kompetensi Keahlian : Pemuliaan dan Perbenihan Tanaman
PEMULIAAN DAN
PERBENIHAN TANAMAN 225
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
BIODATA PENULIS
BIODATA PENULIS 2
Riwayat Pendidikan
1. SD Negeri Lengkong, bojongsoang Bandung (Lulus Tahun 1986)
2. SMP Negeri 18 Bandung (Lulus Tahun 1989)
3. SPP-SPMA/SMK Negeri 03 Baleendah (Lulus 1992)
4. Universitas Winaya Mukti Diploma Pertanian (Lulus Tahun 1997)
5. Universitas Terbuka Sarjana Pendidikan Biologi (Lulus Tahun 2013)
PEMULIAAN DAN
226 PERBENIHAN TANAMAN
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN
BIODATA PENULIS
BIODATA PENULIS 3
PEMULIAAN DAN
PERBENIHAN TANAMAN 227