Anda di halaman 1dari 13

DISKUSI PUBLIK – DITLITKA PPI DUNIA #BERKHARISMA

MENGELABORASI DAN MEMAHAMI PERMASALAHAN PELAJAR INDONESIA DI LUAR


NEGERI DALAM RANGKA PERUMUSAN NASKAH AKADEMIK RUU PERLINDUNGAN PELAJAR
SABTU, 19 DESEMBER 2020

Permasalahan Pelajar Indonesia


Di Negeri Dua Benua

Usamah Abdurrahman
Ketua PPI Turki 2020/2021
PROFIL SINGKAT PPI TURKI
Jumlah Pelajar
2500

2000

1500

1000 Jumlah
Pelajar
500

• Berdiri pada 2010


• Jumlah pelajar : 1645 (Januari 2020)
• Jumlah PPI Wilayah : 13 Gelombang • Pra-2000 : Beasiswa

• Jumlah Kota : 38 (2020) Diaspora Pelajar 2000 : PASIAD, MEB
Indonesia • YTB 2012
Di Turki • 2017 – 2018; Agensi
PERMASALAHAN PELAJAR

• Oknum Agensi Penyalur Pelajar


• Ideologi “Membahayakan”
• Potensi Kudeta

Skala
- Impak (Bawah – Atas)
- Intensitas (Atas – Bawah)
OKNUM AGENSI PENYALUR PELAJAR; CONTOH KASUS
Masalah Fasilitas dan Mark Up Harga
(September 2020) Sejumlah pelajar dengan biaya sebesar tak kurang dari
60 juta dijanjikan oleh agensi X untuk berkuliah di sebuah kampus negeri
di kota B. Fasilitas yang didapatkan tidak sesuai dengan yang
diharapkan, hanya senilai antara 10-15 juta.

(2020) Sejumlah pelajar telah membayar biaya penyetaraan ijazah


sebesar 4,5 juta sebelum keberangkatan ke Turki sebagai bagian dari
paket yang disediakan agensi Y. Namun, di lapangan mereka masih harus
membayar kembali biaya tersebut dan mengurusnya sendiri.
*nama agen dan kota disamarkan
Agen Kurang Memahami Medan (Regulasi Setempat)
(2017) Tujuh orang diberangkatkan ke kota D dengan visa turis karena
belum mendapatkan LoA. Pihak imigrasi setempat tidak menerima
permohonan izin tinggal sehingga tujuh orang ini harus melaksanakan
persiapan bahasa di kota E tanpa kejelasan diterima di kampus. () Tiap
tahun peristiwa sejenis berulang.

(2018) Sepuluh pelajar setelah ditempatkan di kota C merasa


“ditelantarkan”karena pihak agensi telat mengurus dan salah dalam
kelengkapan dokumen pada saat daftar ulang dalam melakukan
administrasi kampus. Sehingga selama satu semester mereka belum
bisa berkuliah. (2020) Kasus serupa terjadi di kota D.
*nama agen dan kota disamarkan
Agen Mencatut Nama PPI
(2018) Agensi X ketika mendatangkan pelajar ke kota E, mencatut nama
PPI Wilayah R tanpa konfirmasi, dalam promosi di media. Dan fasilitas
tempat tinggal yang dihuni dirasa tidak layak, tidak sesuai dengan yang
dipromosikan. Sehingga PPI Wilayah R justru dipersalahkan oleh orang
tua wali pelajar.

Pelajar ditempatkan di Kota “Terpencil”


(2019) Sejumlah pelajar ditempatkan di kota “terpencil” dimana tidak
terdapat pelajar lain sehingga minim pendampingan dan akses
informasi.

*nama agen dan kota disamarkan


POIN PENTING PERMASALAHAN
• Sosialiasi dan Edukasi yang tidak utuh
– Jangan terjebak pada dilema; siapa yang salah apakah agensi ataukah pemanfaat
jasa (pelajar, orangtua)? Dalam hal ini agensi harus menyediakan informasi
sebenar2nya. Jangan memanfaatkan ketidaktahuan pemanfaat jasa.
• Kontrak tidak serius, Menggunakan asas kedekatan
– Biaya yang tak wajar, Mark-up harga
– Penempatan pelajar di daerah “terpencil”
– Fasilitas tidak sesuai
• PPI setempat “dirugikan” karena harus mengurus pelajar yang
didatangkan oleh agensi dan “terlantar”.
IDEOLOGI “MEMBAHAYAKAN”

• Pelajar menyeberang ke Suriah untuk


membantu ISIS
• Mengetahui informasi dan tertarik melalui
media sosial (facebook, dsb)
• 2 pelajar meninggal dunia (2014)

• Kerjasama PPI dengan KBRI, Athan, dan BNPT


dalam Penyambutan Pelajar
POTENSI KUDETA
• Kudeta ;
– 1960, 1971, 1980, 1997.
– 2016 (Gagal), Tidak ada jaminan peristiwa macam ini
tidak akan terulang kembali.
• Akibat :
– Pelajar kehilangan kepastian pendidikan (Asuransi?)
– Pelajar dituduh terlibat, sebagian masuk penjara
(Gaziantep, Bursa, Ankara).
– Pelajar kehilangan tempat tinggal, beasiswa diputus.
– Efek traumatis
– Pihak keamanan setempat banyak melakukan
pemeriksaan
LANGKAH-LANGKAH
Menggunakan Sudut Pandang “Positif”
• KBRI
– intens berkomunikasi dg Kemenlu (Dirjen PWNI)
– mengadakan komunikasi rutin dengan pelajar
– menyediakan wisma sebagai tempat tinggal berbulan2 untuk lebih dari 150 pelajar
terdampak, berikut makanan, transportasi.
• PPI
– Melobi langsung berbagai pihak (Wapres, Kemenlu)
– Menjadi narasumber di sejumlah media nasional dg tujuan utama menjaga nama baik
para pelajar
• Muncul inisiatif Gerakan Turun Tangan (GTT)
– Mendata pelajar terdampak beserta kebutuhannya
– Intens berkomunikasi dengan KBRI
PERTEMUAN DENGAN DPR DI ISTANBUL
(4/11) Pimpinan Komisi VIII DPR RI Ace
Hasan Syadzily mengusulkan tiga saran
(terhadap ide RUU PP). "Usulan itu
bisa diteruskan kepada tiga hal.
Pertama, bisa dibuatkan Undang-
undangnya sendiri. Kedua, bisa
dimasukkan ke dalam Undang-undang
Sistem Pendidikan Nasional yang
sudah ada. Ketiga, bisa dibuatkan
berupa regulasi taktis supaya bisa
lebih cepat dalam prosesnya,” kata
DPR RI : Aziz Syamsuddin, Hetifah Syeifudian, Ace Hasan Syadzily, Puteri Ace.
Komarudin, Mokhamad Misbakhun, Boby Aditya Rizaldi, Bambang Patijaya https://kumparan.com/info-ppi-turki/suarakan-ruu-
perlindungan-pelajar-ke-dpr-ri-ppi-turki-sampaikan-3-
PPI Turki : M Fajar Haqi (Koord. PPIDK Amerop 19/20), Fauzul Azhim masalah-1uXh0fGCYYW/full
(Kabid Relasi dan Opini Publik PPID), Adib Luthfi (Ketua PPI Istanbul)
PERTANYAAN

• Mengatur standar agensi penyalur pelajar (Dilema


mengutamakan keuntungan ataukah meningkatkan kualitas
pendidikan?)
• Kompetensi Pelajar, kurikulum negara tujuan (Bagaimana
dengan wawasan keindonesiaan? Terjagakah dari ideologi
membahayakan?)
• Atase Pendidikan (Apakah berfungsi mempromosikan
pendidikan Indonesia ataukah menaungi pelajar di luar
negeri?)
TEŞEKKÜR EDERİM
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai