t1 041839528 Akuntansi Keuangan Syariah
t1 041839528 Akuntansi Keuangan Syariah
041839528
S1 AKUNTANSI
UPBJJ UT DENPASAR
TUGAS TUTORIAL KE 1
Kode/Nama Matakuliah : EKMA 4482/ Akuntansi Keuangan Syariah
Masa Tutorial : Minggu 1-3
Nomor Soal : No. 1-5
Skor Maks : 100
Uraian Tugas
Jawablah soal- soal berikut !
1. Jelaskan secara singkat fungsi AAOIFI dan tujuan dibentuknya!
2. Jelaskan fungsi dan peran bank syariah sesuai dengan yang dijabarkan dalam AAOFI!
3. jelaskan asumsi-asumsi dasar yang digunakan dalam akuntansi entitas syariah!
4. Mengapa dana syirkah temporer tidak dimasukkan dalam kewajiban atau equitas?
5. Jelaskan Perbedaan antara Tujuan Akuntansi Keuangan dan Laporan Keuangan Bank dan Lembaga Keuangan
Syariah dengan tujuan yang ditetapkan pada Akuntansi Keuangan dan Laporan Keuangan Bank dan Lembaga
Keuangan Konvensional!
1. Jelaskan secara singkat fungsi AAOIFI dan tujuan dibentuknya!
Jawaban:
2. Jelaskan fungsi dan peran bank syariah sesuai dengan yang dijabarkan dalam
AAOFI!
Jawaban:
Fungsi dan peran Bank Syariah dijabarkan oleh AAOIFI (Accounting and Auditing
Organization for Islamic Financial Institutions) adalah sebagai berikut:
(Tim Perbankan Syariah)
a) Manajer investasi, yaitu Bank Syariah dapat mengelola investasi dana
nasabah.
b) Investor, yaitu Bank Syariah dapat menginvestasikan dana yang dimiliki
maupun dana nasabah yang dipercayakan kepadanya.
c) Penyedia jasa keuangan dan lalu lintas pembayaran, Bank Syariah dapat
melakukan kegiatan-kegiatan jasa-jasa layanan perbankan sebagaimana
lazimnya.
d) Pelaksanaan kegiatan social, sebagai ciri yang melekat pada entitas keuangan
Syariah, Bank Syariah juga memiliki kewajiban untuk mengeluarkan dan
mengelola (menghimpun, mengadministrasikan, mendistribusikan) zakat serta
dana-dana social lainnya.
b) Kelangsungan Usaha
Laporan keuangan biasanya disusun atas dasar asumsi kelangsungan usaha entitas
Syariah dan akan melanjutkan usahanya di masa depan. Oleh karena itu, entitas
Syariah diasumsikan tidak bermaksud atau berkeinginan melikuidasi atau
mengurangi secara material skala usahanya. Jika maksud atau keinginan tersebut
timbul, laporan keuangan mungkin harus disusun dengan dasar yang berbeda dan
dasar yang digunakan harus diungkapkan
Perbedaan antara Tujuan Akuntansi Keuangan dan Laporan Keuangan Bank dan
Lembaga Keuangan Syariah dengan tujuan yang ditetapkan pada Akuntansi
Keuangan dan Laporan Keuangan Bank dan Lembaga Keuangan Konvensional. Pada
intinya akuntansi keuangan membahas tentang ketersediaan informasi untuk
membantu pengguna (stakeholder) dalam pembuatan keputusan. Hal ini sejalan
dengan tujuan yang ditetapkan Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Tujuan-tujuan
Akuntansi Keuangan Bank dan Lembaga Keuangan Konvensional lainnya, Sebagian
besar disusun oleh negara-negara non Muslim. Secara alamiah hal ini tentu saja
berbeda dengan apa yang disusun oleh Bank dan Lembaga Keuangan Syariah lainnya.
Perbedaan utama terletak pada perbedaan tujuan informasi yang dibutuhkan. Hal ini
bukan berarti kita menolak keberadaan hasil-hasil perumusan tujuan-tujuan akuntansi
yang telah dibuat oleh para pakar negara-negara non Muslim. Hal ini karena adanya
kesamaan tujuan umum antara pengguna muslim dan non Muslim, yaitu penyediaan
informasi akuntansi. Selain hal tersebut, beberapa alasan lain yang menghasilkan
perbedaan tujuan dari Akuntansi Keuangan Bank dan Lembaga Keuangan Syariah
antara lain:
a) Bank dan Lembaga Keuangan Syariah harus patuh terhadap prinsip-prinsip
dan aturan Syariah dalam semua aspek keuangan dan aspek lain yang terkait.
b) Fungsi dari Bank dan Lembaga Keuangan Syariah sangat berbeda dengan
Bank dan Lembaga Keuangan Konvensional lain yang mengadopsi model
Lembaga keuangan barat.
c) Hubungan antara Bank dan Lembaga Keuangan Syariah dengan pihak-pihak
lain yang mempunyai urusan dengannya berbeda dengan hubungan yang
dibentuk dengan model Bank dan Lembaga Keuangan Konvensional. Tidak
seperti halnya bank dan Lembaga keuangan konvensional, Bank dan
Lembaga Keuangan Syariah tidak menggunakan bunga dalam investasi dan
transaksi keuangannya, tempat Bank dan Lembaga Keuangan Konvensional
meminjam dan memberikan pembiayaan menggunakan dasar bunga sebagai
pembentuk harganya. Bank Syariah menghimpun dana dengan pola investasi
berdasarkan akad Mudharabah dan menyalurkan dana yang berhasil
dihimpun dengan model bagi hasil, jual beli maupun sewa yang sesuai
dengan ketentuan Syariah.
Oleh karena itu, penyusunan standar akuntansi keuangan yang dilakukan oleh
Bank dan Lembaga Keuangan Konvensional tidak relevan dengan praktik yang
dilakukan oleh Bank dan Lembaga keuangan syariah
b) Sudut pelaporannya
Dalam segi pelaporannya, laporan keuangan konvensional memiliki lebih
sedikit unsur laporan keuangan seperti laporan laba rugi, laporan arus kas,
laporan neraca, laporan perubahan modal (ekuitas), serta laporan catatan atas
laporan keuangan. Dan perbedaannya dengan laporan keuangan syariah
adalah, laporan keuangan syariah memiliki unsur laporan arus kas, laporan
laba rugi, laporan neraca, laporan perubahan modal. Selain itu laporan
keuangan syariah juga memiliki unsur laporan rekonsiliasi pendapatan serta
bagi hasil, laporan perubahan dana investasi, laporan sumber dana serta
penggunaan dana zakat, laporan penggunaan dana kebaikan.
d) Organisasi
Jika ditinjau dari segi organisasinya, maka keberadaan DPS (Dewan Pengawas
Syariah) menjadi aspek pembeda antara perusahaan yang menggunakan
laporan keuangan syariah dengan perusahaan yang menggunakan laporan
keuangan konvensional. Keberadaan DPS terdapat 3 orang profesi ahli hukum
agama islam yang bertanggung jawab untuk memberikan fatwa agama islam
serta melakukan pengawasan dengan dewan komisaris perusahaan yang juga
berbasis syariah. Sedangkan pada perusahaan yang menganut laporan
keuangan konvensional, tidak terdapat DPS ataupun aturan yang menjadi
beban DPS.
e) Usaha yang dibiayai
Pada perusahaan yang menngunakan prinsip syariah, paradigmanya adalah
penekanan terhadap keyakinan bahwa setiap kegiatan manusia memiliki
akuntabilitas yang meletakkan akhlaq dan juga perangkat syariah sebagai tolak
ukur baik buruknya suatu kegiatan usaha. Sedangkan untuk perusahaan yang
menggunakan laporan keuangan konvensional, tidak ada hal tersebut pada
pelaksanaanya.
f) Penyelesaian Sengketa
Pada perusahaan yang menggunakan prinsip syariah, dalam penyelesaian
masalah akan diselesaikan dengan menggunakan aturan dan hukum syariah
islam. Lembaga yang mengatur hukum di Indonesia adalah Badan Arbritase
Muamalah (BAMUI). Sedangkan pada perusahaan konvensional, penyelesaian
masalah akan didadili di pengadilan negeri.
g) Pos Pembukuan
https://dosenakuntansi.com/perbedaan-laporan-keuangan-syariah-dan-konvensional
https://www.akuntansilengkap.com/ekonomi/perbedaan-laporan-keuangan-syariah-dan-
konvensioal/#:~:text=Perbedaan%20yang%20pertama%20terletak%20pada,aktivitas
%20berupa%20utang%20dan%20modal.