Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENELITIAN

SCHEDULE

Disusun Oleh :

MUHAMMAD FARHAN (20134050007)

M. KAIVAL(20134050005)

PRODI AKADEMI TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI (ATRO)

YAYASAN SIHAT BEURATA

BANDA ACEH
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayahnya
sehingga kami dapat menyelesaikan laporan pemeriksaan schedule.

Laporan ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah lab dasar, serta
diharapkan laporan pemeriksaan ini dapat bermanfaat untuk menambah informasi
mengenai schedule.

Selanjutnya kami mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing, yang telah


membimbing mata kuliah ini.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan penelitian ini masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
perbaikan dan kesempurnaan laporan penelitian ini.

Banda Aceh,1 Mei 2021

Penulis
Daftar isi
KATA PENGANTAR.......................................................................................................................................2
BAB I............................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...........................................................................................................................................4
Latar belakang.........................................................................................................................................4
Rumusan masalah...................................................................................................................................5
Tujuan......................................................................................................................................................5
BAB II...........................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.............................................................................................................................................6
Anatomi dan fisiologi schedule................................................................................................................6
BAB III........................................................................................................................................................10
HASIL DAN PEMBAHASAN.........................................................................................................................10
Hasil.......................................................................................................................................................10
BAB IV........................................................................................................................................................13
PENUTUP...................................................................................................................................................13
Kesimpulan............................................................................................................................................13
SARAN....................................................................................................................................................13
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Radiofotografi adalah ilmu yang mempelajari proses foto dengan menggunakan
sinar radiasi. Isitilah radiofotgrafi mencakup dari 2 aspek, yaitu radiografi dan fotografi.
Proses radiografi terjadi ketika berkas sinar – x menembus obyek, mengenai grid,
kemudian mengenai lembar penguat citra. Proses  fotografi terjadi ketika enersi sinar – x
diubah menjadi berkas cahaya oleh lembar penguat citra, kemudian cahaya berinteraksi
dengan film menghasilkan citra laten. Untuk mengubah citra laten menjadi permanen,
dibutuhkan pemrosesan citra melalui sistem pemrosesan tertentu.

Jadi ruang lingkup radiofotografi berkenaan dengan hal – hal berikut :

1.       Pengubahan enersi sinar – x menjadi cahaya


2.       Pembentukan citra laten
3.       Pemrosesan citra laten menjadi citra permanen.

Alat dan bahan yang dipelajari dalam radiofotografi adalah meliputi :

1.       Enersi pencitraan, sinar – x atau sinar gamma, dan cahaya


2.       Lembar penguat citra = IS ( Intensyfing screen )
3.       Film radiografi
4.       Kaset radiografi
5.       Grid
6.       Pembatas lapangan penyinaran
7.       Bahan-bahan pengolahan film
8.       Alat – alat pemrosesan film radiografi.
Pengolahan citra digital saat ini mengalami kemajuan yang sangat pesat
terutama dalam bidang teknologi di dunia kesehatan. Citra digital adalah cara yang
paling umum dan mudah untuk menyampaikan atau transmisi informasi. Citra digital
menyampaikan informasi tentang posisi, ukuran dan interrelasi antara obyek. Citra
digital menggambarkan informasi spasial yang dapat kita kenali. Sekitar 75% dari
informasi yang diterima oleh manusia adalah dalam bentuk gambar.
Kemampuan pencitraan radiografi dalam memberikan informasi yang baik guna
menegakkan diagnosa tersebut dengan kualitas radiografi. Melalui2 proses radiografi
dapat memperlihatkan bagian tubuh yang tidak dapat dilihat dengan kasat mata, salah
satunya pemeriksaan radiografi tersebut adalah pemeriksaan pada Manus. Pada
pemeriksaan radiografi makro sering dilakukan dengan mengubah jarak, baik focus film
distance (FFD), focus object distance (FOD), maupun object film distance (OFD).
Radiografi makro dapat dilakukan dengan dua cara, yang pertama yaitu mengubah focus
film distance (FFD) sendangkan focus object distance (FOD) tetap. Yang ke dua
mengubah object film distance (OFD) sendangkan focus object distance (FOD) tetap.
Akibat pengaturan variabel ini pada teknik radiografi pembesaran gambar berpengaruh
terhadap kualitas gambar. Variasi object film distance (OFD) mengakibatkan timbulnya
ketidaktajaman gambar yang dihasilkan. Untuk menghasilkan radiografi yang tajam
dengan pembesaran bayangan yang optimal dapat dilakukan dengan mengubah focus
film distance (FFD) dan object film distance (OFD) dengan ukuran fokus yang digunakan.
Dari latar belakang diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang
“Pemeriksaan schedule dengan proyeksi pemeriksaan lateral’’
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis merumuskan
permasalahan, bagaimanakah pemeriksaan schedule dengan proyeksi pemeriksaan
lateral

C. Tujuan
Untuk mengetahui bagaimana pemeriksaan dari anatomy schedule dengan
proyeksi lateral
BAB II

PEMBAHASAN

A. Anatomi dan fisiologi schedule


a. Definisi schedule

Tulang tengkorak berbentuk pipih, saling berhubungan, dan membentuk


rongga. Tulang-tulang ini mengelilingi dan melindungi otak yang ada di dalamnya.
Tulang tengkorak terdiri atas 22 tulang. 8 tulang membentuk tengkorak bagian
kepala/tempurung kepala dan 14 tulang tengkorak bagian muka/wajah. Kepala adalah
bagian tubuh manusia paling atas. Terdiri dari wajah, otak, dan memiliki struktur
muskuloskeletal yang ditopang oleh tengkorak.

Salah satu bagian kepala, yaitu otak adalah organ utama dari sistem saraf pusat
manusia. Otak manusia memiliki struktur mirip dengan mamalia lain, namunkorteks
serebralnya lebih berkembang dan bisa menjalankan fungsi kognitif canggih, termasuk
pengendalian diri, penalaran, perencanaan, dan abstrak.

Penopang utama kepala adalah tengkorak, struktur tulang yang mendukung


lapisan wajah luar dan memberikan perlindungan bagi otak. Tengkorak juga
memungkinkan penglihatan stereoskopis dan lokalisasi suara dengan memperbaiki
jarak antara mata dan posisi telinga.

Wajah adalah organ sensorik pusat untuk manusia dan banyak spesies lainnya,
karena didukung oleh viscerocranium atau tulang wajah. Tulang ini terletak di bagian
depan wajah dan memiliki peran penting untuk memberikan identitas pada wajah
manusia. Tulang ini terdiri dari dahi, mata, hidung, pipi, dagu, dan mulut. Selain
pelindung empat sensorik organ-primer lidah, hidung, telinga, dan mata. Tulang wajah
juga merupakan kunci komunikasi dan ekspresi dari emosi manusia.
Wajah juga merupakan bagian yang sangat sensitif dari tubuh manusia yang
dapat mengolah informasi sensorik seperti suhu, sentuhan, informasi visual, rasa, dan
pendengaran.

 Anatomi tulang tengkorak

Regio pada Cranium


- Regio Auricularis yaitu daerah sekitar telinga
- Regio Buccalis daerah yaitu sekitar pipi
- Regio Infra Orbitalis yaitu daerah tepat dibawah mata
- Regio mentalis yaitu daerah dagu
- Regio Occipitalis Daerah yang diliputi tulang occipitalis
- Regio Submaxillaris Daerah dikiri kanan regio mentalis
- Regio Submentalis Daerah dibawah dagu
- Regio Supra Orbitalis Daerah diatas alis mata
b. Teknik pemeriksaan radiografi schedule
Adapun pada pemeriksaan schedule memerlukan beberapa pemeriksaan yaitu:
 Persiapan alat dan bahan
Alat dan bahan yang harus dipersiapkan adalah
 Pesawat sinar-X
 kaset dan film ukuran 24 x 30 cm
 marker R dan L dan plester
 apron
 ID camera
 grid
 alat prossesing film.
 Penggunaan identitas pada radiograf dengan marker meliputi
informasi tanggal pemeriksaan, nama atau nomor pasien, kanan
atau kiri.

Persiapan pasien

 Persiapan pasien sebelum dilakukan pemeriksaan radiografi


cranium antara lain melepaskan benda-benda logam, plastik atau
benda lain yang terdapat dikepala. Pengambilan radiograf
dengan pasien berdiri atau tiduran.
1. Proyeksi AP
Posisi pasien :
 Atur pasien dalam posisi supine
Posisi objek :
 Posisi pasien supine dengan MSP tubuh pada pertengahan kaset
diatas meja pemeriksaan
 Memastikan MSP kepala dan OML tegak lurus kaset
 Atur interpupilary line tegak lurus IR, pastikan tidak ada tilting
pada kepala
 Atur agar IOML//dengan IR
 CR tegak lurus terhadap IR
 CP pada glabela
 FFD Minimum SID 100 cm
 Kolimasi hingga bagian luar tengkorak Pernafasan
 Pasien tahan nafas selama ekposi berlangsung
Kriteria gambaran
 kreteria radiograf proyeksi AP sama dengan proyeksi PA. Tampak
tulang frontal , crita galli, internal auditory canal, frontal dan
anterior sinus etmoid, petrous ridge, greter dan sayap spenoid
dan dorsum sella
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
1. Ilustrasi Kasus
Pada tanggal 25 Maret 2021 pasien datang dengan membawa surat
pengantar dengan pemeriksaan schedule dan curiga mengalami neoplasma dibawa
ke Unit Radiologi Laboratorium Klinik Bunda Thamrin Banda Aceh untuk
dilakukan foto rontgen dengan permintaan schedule dengan identitas pasien sebagai
berikut :
nama : 1 FARHAN
umur : 18 th
jenis kelamin : Laki – laki
no. foto :-
no. RM :-
diagnosa klinis : Neoplasma
pemeriksaan : Proyeksi AP
kiriman foto :-
dokter pengirim : dr. O
2. Prosedur Pemeriksaan
a. Persiapan Pasien
Melepaskan benda – benda yang dapat mengganggu gambaran radiograf
yang berupa logam atau benda – benda padat lainnya di area tubuh.
b. Persiapan alat
 Pesawat sinar-X
 Kaset dan film ukuran 24 x 30 cm
 Marker (R)
 Plester
 CR tegak lurus terhadap kaset
c. Teknik radiografi
1) Proyeksi AP
Posisi pasien:
- Atur pasien dalam posisi errect
Posisi objek
- Posisi pasien supine dengan MSP tubuh pada pertengahan kaset diatas
meja pemeriksaan.
- Memastikan MSP kepala dan OML tegak lurus kaset
-Central Ray (CR) : Horizontal Pada Kaset
-Central Point (CP) : Glabela
-Focus Film Distance (FFD) : 100 cm
-Kaset : 24 x 30 cm
-Faktor Eksposi : 80kV, 100 mA, 6,4 mAs
Processing film:
Pengolahan film yang dilakukan di Unit Radiologi Laboratorium Klinik
Bunda Thamrin Banda Aceh menggunakan DR (Digital Radiography)
dengan urutan :
1) Data pasien di registrasi ke dalam komputer..
2) Gambaran radiograf diolah di komputer.
3) Gambaran yang sudah selesai diolah, kemudian diprint.
a. Hasil dan Bacaan Radiograf
1) Posisi Pasien dan Hasil Radiograf
Posisi pasien saat dilakukan pemeriksaan schedule dengan proyeksi AP

Hasil radiografi pemeriksaan schedule dengan proyeksi AP


BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pemaparan yang telah dijelaskan sebelumnya penulis dapat menarik kesimpulan
sebagai berikut :

1. Prosedur pemeriksaan schedule dengan kasus neoplasma pada schedule di Instalasi


Radiologi Klnik Bunda Thamrin Banda Aceh dengan proyeksi AP
2. Pemeriksaan schedule di Instalasi Radiologi Klnik Bunda Thamrin Banda Aceh
dengan proyeksi AP memiliki kelebihan yaitu sudah dapat menampakkan sebagian
besar Struktur yang ditampakkan bagian yang menempel dengan film ditampakkan
dengan jelas. Tampak tulang frontal , crita galli, internal auditory canal, frontal dan
anterior sinus etmoid, petrous ridge, greter dan sayap spenoid dan dorsum sella.

B. SARAN

1. Perlu adanya penjelasan kepada pasien tentang pemeriksaan yang akan dilakukan
yaitu pemeriksaan schedule dengan proyeksi AP.
2. Lebih memaksimalkan lagi usaha proteksi radiasi terhadap pasien, petugas, dan
masyarakat umum.

Anda mungkin juga menyukai