Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

ETIKA BISNIS DALAM ISLAM

DISUSUN OLEH :
UMAR WIRAYUDA( 20310052 )

MANAJEMEN BISNIS SYARIAH

INSTITUT DAARUL QUR’AN


Kata Pengantar

Puji syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT yang mana atas berkat
dan pertolongan-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Sholawat serta salam senantiasa kami haturkan kepada suri tauladan kita Nabi
Muhammad SAW yang selalu kita harapkan syafa’atnya di hari kiamat nanti.
Makalah ini kami buat dalam rangka untuk memenuhi tugas mata kuliah Etika
Bisnis Islam dan untuk memperdalam pengetahuan dan pemahaman mengenai “Etika
Bisnis Dalam Islam”.
Dengan segala keterbatasan yang ada kami telah berusaha dengan segala daya
dan upaya guna menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari bahwasanya makalah ini
jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca untuk menyempurnakan makalah ini. Atas kritik dan
sarannya kami ucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya.

Tangerang, 2 Juni 2021

Penyusun

2
DAFTAR ISI

BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar belakang 4
2. Rumusan masalah 5
3. Tujuan 5

BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Etika, Bisnis, dan Etika Bisnis dalam Islam 6
2. Penerapan Nabi dalam Aktivitas Bisnis 7
3. Hal –hal yang Diperbolehkan dan Dilarang Agama dalam Berbisnis 8
4. Pengaruh Etika Bisnis 11

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan 12

DAFTAR PUSTAKA 13

3
BAB I
PENDAHULUAN

a. Latar Belakang
Dalam kehidupan realiti, bisnis baik sebagai aktivitas maupun sebagai entitas, telah
ada dalam sistem dan strukturnya yang “baku”. Bisnis berjalan sebagai proses yang
telah menjadi kegiatan manusia sebagai individu atau masyarakat untuk mencari
keuntungan dan memenuhi keinginan dan kebutuhan hidupnya. Sementara itu, etika
telah dipahami sebagai sebuah disiplin ilmu yang mandiri dan karenanya terpisah dari
bisnis. Etika adalah ilmu yang berisi patokan-patokan mengenai apa-apa yang benar
atau yang salah, yang baik atau buruk, yang bermanfaat atau tidak. Dalam kenyataan itu
bisnis dan etika dipahami sebagai dua hal yang terpisah bahkan tidak ada kaitannya.
Jika pun ada malah dipandang sebagai hubungan negatif dimana, praktek bisnis
merupakan kegiatan yang bertujuan mencapai laba sebesar-besarnya dalam situasi
persaingan bebas. Sebaliknya etika bila diterapkan dalam dunia bisnis dianggap dapat
mengganggu upaya mencapai tujuan bisnis. Dengan demikian hubunan antara bisnis
dan etika telah melahirkan hal yang problematis.

4
b. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan etika, bisnis, dan etika bisnis dalam Islam ?
2. Bagaimana tpenerapan Nabi dalam aktivitas bisnis?
3. Apa saja hal-hal yang diperbolehkan agama dalam berbisnis?
4. Apa saja hal-hal yang dilarang agama dalam berbisnis?
5. Apa pengaruh etika dalam bisnis?

c. Tujuan Penulisan Makalah


1. Untuk mengetahui pengertian dari etika, bisnis, dan etika bisnis dalam islam.
2. Untuk mengetahui penerapan Nabi dalam aktivitas berbisnis.
3. Untuk memahami hal-hal yang diperbolehkan agama dalam berbisnis.
4. Untuk memahami hal-hal yang dilarang agama dalam berbisnis.
5. Untuk memahami apa pengaruh etika dalam bisnis.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Etika, Bisnis, dan Etika Bisnis dalam Islam


Secara etimologi, Etika (ethics) yang berasal dari bahasa Yunani ethikos
mempunyai beragam arti: pertama, sebagai analisis konsep-konsep terhadap apa yang
harus, mesti, tugas, aturan-aturan moral, benar, salah, wajib, tanggung jawab dan lain-
lain. Kedua, aplikasi ke dalam watak moralitas atau tindakan-tindakan moral. Ketiga,
aktualisasi kehidupan yang baik secara moral.
Kata bisnis dalam Al-Qur’an biasanya yang digunakan al-tijarah, al-bai’,
tadayantum, dan isytara. Tetapi yang seringkali digunakan yaitu al-tijarah dan dalam
bahasa arab tijaraha, berawal dari kata dasar t-j-r, tajara, tajran wa tijarata, yang
bermakna berdagang atau berniaga. At-tijaratun walmutjar yaitu perdagangan,
perniagaan (menurut kamus al-munawwir). Dalam hal ini, ada dua definisi tentang
pengertian perdagangan, dari dua sudut pandang yang berbeda, yaitu menurut mufassir
dan ilmu fikih.
1. Menurut Mufassir, Bisnis adalah pengelolaan modal untuk mendapatkan
keuntungan.
2. Menurut Tinjauan Ahli Fikih, Bisnis adalah saling menukarkan harta
dengan harta secara suka sama suka, atau pemindahan hak milik dengan adanya
penggantian.
Menurut cara yang diperbolehkan penjelasan dari pengertian diatas :
a. Perdagangan adalah suatu bagian muamalat yang berbentuk transaksi
antara seorang dengan orang lain.

6
b. Transaksi perdagangan itu dilaksanakan dalam bentuk jual beli yang
diwujudkan dalam bentuk ijab dan qabul.
c. Perdagangan yang dilaksanakan bertujuan atau dengan motif untuk
mencari keuntungan.

Dari uraian diatas, maka dapat disimpulkan kalau etika sebagai perangkat
prinsip moral yang membedakan apa yang benar dari apa yang salah, sedangkan bisnis
adalah suatu serangkaian peristiwa yang melibatkan pelaku bisnis, maka etika
diperlukan dalam bisnis.
Dengan demikian dapat dipahami bahwa, Etika bisnis adalah norma-norma atau
kaidah etik yang dianut oleh bisnis, baik sebagai institusi atau organisasi, maupun dalam
interaksi bisnisnya dengan “stakeholders”nya.
Etika bisnis merupakan etika terapan. Etika bisnis merupakan aplikasi
pemahaman kita tentang apa yang baik dan benar untuk beragam institusi, teknologi,
transaksi, aktivitas dan usaha yang kita sebut bisnis.

B. Penerapan Nabi dalam Aktivitas Bisnis


Rasulullah SAW adalah seorang pebisnis dan pedagang yang handal. Visi beliau
dalam berdagang hanya satu, yaitu Bahwa transaksi bisnis sama sekali tidak ditujukan
untuk memupuk kekayaan pribadi, namun justru untuk membangun kehormatan dan
kemuliaan bisnis dengan etika yg tinggi. Adapun hasil yang didapat harus
didistribusikan ke sebanyak mungkin umat. Prinsip yang beliau pegang cukup 3 hal
saja, yaitu Jujur, Saling menguntungkan kedua pihak, Hanya menjual produk yang
bermutu tinggi.

Tiga prinsip di atas menjiwai cara bisnis beliau. Berikut adalah teladan beliau sebagai
seorang pedagang/penjual:
 Tidak boleh berbohong dan menipu pembeli mengenai barang yang
dijual

7
 Carilah keuntungan yang wajar. Jika pembeli bertanya, sebutkan harga
modalnya kepada para pelanggan yang tidak mampu membayar kontan (tunai),
berikanlah waktu untuk melunasinya. Bila dia betul-betul tidak mampu
membayar setelah masa tenggat pengunduran itu, padahal dia telah berusaha,
maka ikhlaskanlah
 Hindari sumpah yang berlebihan, apalagi sumpah palsu untuk
mengelabui konsumen
 Lakukan transaksi jika telah ada kata sepakat antara penjual dan pembeli
 Lakukan penimbangan dan penakaran dengan benar dan setepat mungkin
 Camkan pada pembeli bahwa yang membayar di muka bahwa ia tidak
boleh menjualnya sebelum barang tersebut benar-benar menjadi miliknya
(terbayar lunas terlebih dahulu)
 Jangan melakukan transaksi monopoli dalam perdagangan, berikan
kesempatan yang lain untuk berdagang juga.

C. Hal –hal yang Diperbolehkan dan Dilarang Agama dalam Berbisnis

1. Hal-hal yang Dilarang dalam Berbisnis

a. Bisnis yang mengandung Modus Penipuan


Pada akhir-akhir ini banyak sekali dijumpai bisnis Investasi maupun MLM
(Multi Level Marketing) yang mengeluarkan penawaran atau promosi dengan janji yang
menggiurkan. Tentu saja sebagai pelanggan akan lebih tertarik dengan penawaran-
penawaran yang sangat Menggiurkan. Akan tetapi dalam penawaran itu hanya kedok
untuk menipu pelanggan yang tidak tau betul akan penawaran tersebut. Bagi pelaku
penipuan tidak hanya dijatuhi hukuman penjara oleh pemerintah karena melanggar
undang-undang akan tetapi juga akan mendapatkan siksa diakhirat nantinya karena
melanggar aturan Agama.

b. Bisnis yang mengandung Unsur Riba

8
Riba adalah pengambilan tambahan, baik dalam transaksi jual-beli maupun
pinjam-meminjam secara bathil atau bertentangan dengan prinsip muamalat dalam
Islam. Aturan Riba ini sudah diterangkan dalam Al-Hadist dan Al-Qur'an sehingga
sebagai umat beragama kita menjauhi hal-hal yang berbau riba. Contoh nyata perbuatan
riba dalam kehidupan sehari-hari yaitu :

- Produk perbankan yang berbasis tabungan/pinjaman berbunga adalah


riba qardh yang haram.
- Kartu kredit yg mensyaratkan punishment berupa tambahan uang juga
merupakan akad ribawi
- Gadai jika disyaratkan pengembalian yang lebih tinggi juga riba.

Hukum bagi pelaku Riba Dosa Besar dan akan disiksa dineraka. Dalam bisnis
yang mengandung unsur riba, yang dianggap pelakunya adalah semua yang
bersangkutan termasuk pembelinya. Dengan dalil :

َ َ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم آ ِك َل ال ِّربَا َو ُم ْؤ ِكلَهُ َو َكاتِبَهُ َو َشا ِه َد ْي ِه َوق‬


‫ال هُ ْم َس َوا ٌء‬ َ ِ ‫لَ َعنَ َرسُو ُل هَّللا‬

Artinya :

“Rasulullah melaknat pemakan riba, orang yang memberi makan dengan riba, juru tulis
transaksi riba, dua orang saksinya, semuanya sama saja.” (HR.Bukhari fathul
bari/V:4/H:394/bab:24)

Untuk menghindari perbuatan Riba, sekarang ini sudah ada Instansi perbanka
yang dalam sistem kerjanya sesuai syari'at islam, yang dikenal dengan Bank Syariah.
Selain itu kita hendaknya juga berhati-hati dalam sebuah penawaran simpan-pinjam
yang mungkin saja masih terdapat unsur Riba.

c. Bisnis yang mempejual-belikan Barang Haram

Bisnis yang bergerak dalam penjualan barang/jasa yang Haram adalah larangan
dari Agama juga Pemerintah. Sebagai contoh Perdagangan Narkoba, Penyelundupan
Barang, Perdagangan Satwa Langka, dan masih banyak lagi. Hukum bagi pelakunya
akan mendapat hukuman penjara sesuai pelangaranya. Akan tetapi dalam ajaran Agama

9
Allah akan melaknati setiap orang yang menkonsumsi barang haram juga yang
memperjual belikanya.

d. Bisnis yang barang daganganya Belum Pasti

Bisnis yang dilarang berikutnya adalah jika kita melakukan suatu transaksi akan
tetapi bayang yang ditawarkan belum ada kepastian. Misalnya Kebun Mangga yang luas
akan dibeli buahnya oleh pemborong denganharga sekian, akan tetapi kebun itu sedang
berbunga dan belum muncul buah yang layak jual. Bisnis seperti inilah yang dilarang
dalam agama, karena dapat merugikan si pemilik maupun Pemborongnya.

Contoh lain adalah membeli ternak yang masih ada dalam kandungan induknya,
dam masih banyak contoh yang lain. Hukum bagi pelaku bisnis ini oleh pemerintah
memang belum begitu diperhatikan, akan tetapi dalam syari'at agama akan mendapatkan
laknat dan siksa yang berat dineraka.

e. Bisnis yang begerak dalam Perjudian

Minuman Keras, Narkoba, Judi adalah perbuatan yang dilarang oleh pemerintah
dan juga Agama. Bisnis yang bergerak dalam bidang ini memang menghasilkan profit
yang menggiurkan, akan tetapi apa gunanya bila besok di Akhirat akan mendapat siksa
dari Allah. Contoh nyata Bisnis perjudian adalah Bisnis Tebak Nomor (Togel), Lotre,
serta taruhan-taruhan dalam balapan,dll. Pemerintah memberikan sanksi tegas bagi
pelanggar aturan ini.

f. Bisnis yang bergerak dalam Perdagangan Manusia & Seksual

Bisnis yang satu ini marak terjadi di pada Akhir Zaman ini. Bagaimana tidak
sekarang ini banyak sekali tempat-tempat lokalisasi dan Hiburan Malam yang
didalamnya penuh dengan wanita-wanita cantik nan seksi, akan tetapi Bisnis yang satu
ini harus anda hindari sejauh mungkin, sebab jika anda menjalankan bisnis usaha ini,
sama saja anda melancarkan perzinaan dan mempercepat terjadinya Kiamat. Dan
Hukuman yang akan diterima sudah jelas, yaitu di dunia akan dikenakan hukuman
pidana, dan di Akhirat akan mendapatkan siksa Neraka.

10
2. Hal-hal yang Dianjurkan dalam Berbisnis

a. Menggunakan Niat yang Tulus


Niat tulus dalam berbisnis adalah beribadah kepada Allah. Seperti didalam Alquran QS.
Al Ankabuut ayat 17 telah dijelaskan, “Sesungguhnya yang kamu sembah selain Allah
itu tidak mampu memberikan rezki kepadamu; Maka mintalah rezki itu di sisi Allah,
dan sembahlah Dia dan bersyukurlah kepada-Nya. hanya kepada- Nyalah kamu akan
dikembalikan.”
Dari Umar bin Khattab, RA, Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya amal itu dinilai
bila disertai denan niat. Dan sesungguhnya masing-masing orang mendapatkan balasan
dari perbuatannya sesuai dengan niatnya. (Bukhari dan Muslim).

b. Alquran dan Hadist Sebagai Pedoman

Alquran sebagai pedoman manusia, termasuk dlam melakukan bisnis. Didalam Alquran
QS. Al Jaatsiyah ayat 20 dijelaskan: “Al Quran ini adalah pedoman bagi manusia,
petunjuk dan rahmat bagi kaum yang meyakini.”

c. Meneladani Akhlak Rasulullah

Allah SWT memberikan pujian tentang budi pekerti kepada Rasulullah SAW, di dalam
Alquran Qs. Al Qalam ayat 4 dijelaskan: “Dan Sesungguhnya kamu benar-benar
berbudi pekerti yang agung.”

Dan di dalam sebuah riwayat tentang Rasulullah juga dijelaskan, Said bin Hisyam
berkata, “Aku datang menemui Aisyah ra., lalu aku bertanya kepadanya tentang Akhlak
Rasulullah SAW.” Maka Aisyah menjawab, “Tidakkah engkau membaca Alquran?”
Aku menjawab, “Ya.” Aisyah berkata, “Akhlak Rasululah SAW adalah Alquran”.[1]

d. Melakukan jual-beli yang halal

Allah telah melarang segala bentuk kegiatan yang mengandung unsur haram, contohnya
adalah riba. Didalam Alquran Allah menjelaskan: “orang-orang yang Makan
(mengambil) riba[2] tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang
kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila[3]. Keadaan mereka yang demikian
itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), Sesungguhnya jual beli itu sama

11
dengan riba, Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. orang-
orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari
mengambil riba), Maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu[4] (sebelum datang
larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. orang yang kembali (mengambil
riba), Maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.

Jadi riba itu haram hukumnya, dan Allah dan Rasul-Nya telah melarang riba. Karena
riba hanya akan mendatangkan kerugian bagi kedua belah pihak pelaku ekonomi.

D. Pengaruh etika dalam bisnis

Hasil penelitian secara umum menunjukkan bahwa penerapan etika bisnis memberi
dampak terhadap kemajuan bisnis perusahaan dilihat dari enam parameter kemajuan
bisnis. Penerapan etika bisnis Islam berdampak pada aspek pemasaran dalam bentuk
perusahaan berhasil memasarkan produk hingga ke beberapa provinsi di pulau Jawa.
Aspek pemasaran tersebut meliputi bauran pemasaran yang terdiri dari 4P yaitu produk,
price (harga), promosi, place (distribusi). Produk yang berkualitas, harga yang sesuai,
promosi yang baik, serta distribusi produk yang baik membuat perusahaan semakin
berkembang dan mendapatkan loyalitas konsumen baik di daerah asal maupun di luar
kota.

12
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
a. Etika bisnis adalah norma-norma atau kaidah etik yang dianut oleh bisnis,
baik sebagai institusi atau organisasi, maupun dalam interaksi bisnisnya
dengan “stakeholders”nya.
b. Prinsip Rasulullah dalam berniaga/berbisnis ada 3 hal, yaitu jujur, saling
menguntungkan kedua pihak, hanya menjual produk yang bermutu tinggi.
c. Hal-hal yang Dilarang dalam Berbisnis antaralain: Bisnis yang mengandung
modus penipuan, mengandung unsur Riba, mempejual-belikan barang
haram, Bisnis yang barang daganganya belum pasti, begerak dalam
perjudian, bergerak dalam perdagangan manusia & seksual
d. Hal-hal yang Dianjurkan dalam Berbisnis antaralain: menggunakan niat yang
tulus, Alquran dan Hadist sebagai pedoman berbisnis, meneladani akhlak
Rasulullah, melakukan jual-beli yang halal.
e. Pemasaran yang terdiri dari 4P yaitu produk, price (harga), promosi, place
(distribusi). Produk yang berkualitas, harga yang sesuai, promosi yang baik,
serta distribusi produk yang baik membuat perusahaan semakin berkembang
dan mendapatkan loyalitas konsumen baik di daerah asal maupun di luar
kota.

13
DAFTAR PUSTAKA

http://cara-muhammad.com/perilaku/cara-berdagang-rasulullah-saw/

http://ikutizaman.blogspot.co.id/2014/06/beberapa-hal-yang-dilarang-dalam.html

https://windaswarpandhani.wordpress.com/2015/11/01/indikator-prinsip-dan-cara-
membangun-etika-bisnis-dalam-organisasi/

http://bisnisi.com/pengertian-definisi-tujuan-dan-fungsi-etika-bisnis/

14

Anda mungkin juga menyukai