Anda di halaman 1dari 60

TUMBUH KEMBANG DAN

POLA MAKAN ANAK


SEKOLAH

Moesijanti Yudiarti Endang Soekatri


Webinar, Sabtu, 1 Agustus 2020

DPP PERSAGI OFFICIAL DPP PERSAGI OFFICIAL DIDUKUNG OLEH :


RUANG LINGKUP
1. MASALAH POLA MAKAN ANAK
SEKOLAH
2. MASALAH PERTUMBUHAN
ANAK SEKOLAH
3. POLA ASUH ANAK
4. ANTISIPASI agar TUMBUH
KEMBANG ANAK OPTIMAL
PENGERTIAN ANAK SEKOLAH
• Adalah anak yang berusia 6-12 tahun. Disebut
juga fase pra remaja, yaitu mereka yang
bearada pada usia 9-11 tahun untuk
perempuan dan 10-12 tahun untuk laki laki .
Pada masa ini anak akan mengalami
pertumbuhan dan perkembangan baik secara
psikologis maupun koqnitif
ANAK PADA USIA
6 SAMPAI DENGAN 12 TAHUN
1. Adanya korelasi positif yang erat antara
keadaan kesehatan pertumbuhan jasmani
dan prestasi sekolah
2. Ada kecenderungan memuji diri sendiri
3. Suka membandingkan dirinya dengan anak
lain
4. Pada masa awal 6-8 tahun menghendaki nilai
baik
Pada usia yang lebih tua 9-12 tahun:

1. Adanya minat terhadap kehidupan praktis


sehari hari yang konkret
2. Realistik, mempunyai rasa ingin tahu dan
ingin belajar
3. Pada umur 11 tahun membutuhkan guru
atau orang dewasa lainnya untuk
menyelesaikan tugas nya dan memenuhi
keinginannya.
4. Berusaha menyelesaikan tugasnya sendiri
MASA SEKOLAH
Rasa ingin tahu/pereode intelektual
Moral terbentuk, saling memaafkan
Didampingi orang dewasa
SENANG BERMAIN
PENGEMBANGKAN
MINAT DAN BAKAT
POLA MAKAN ANAK SEKOLAH
MASALAH POLA MAKAN
ANAK SEKOLAH
Laporan Riskesdas 2010, menyatakan

1. Anak usia 6-12 tahun mengalami defisit


energi sebesar 294 kkal/hari
2. 26,1 % sarapan dengan minuman
3. 44.6 %dengan energi kurang dari 15%
AKG
MASALAH POLA MAKAN
ANAK SEKOLAH

4. Dibadingkan Angka Kecukupan Gizi (AKG)


untuk anak Indonesia :
a. defisit 35 % untuk energi
b. defisit 20 % untuk protein
c. Kurang mengkonsumsi air, sehingga kekurangan
air tubuh pada anak sekolah dapat
menyebbakan rasa lelah, menurukan
konsentrasi belajar,
MASALAH UTAMA
1. TIDAK BIASA SARAPAN (40% tidak sarapan)
2. BERDAMPAK BURUK PADA PROSES BELAJAR
DI SEKOLAH
3. MENURUNKAN AKTIFITAS FISIK
4. MENYEBABKAN KEGEMUKAN PADA REMAJA
5. MENINGKATKAN RESIKO JAJAN YANG TIDAK
SEHAT (PEREMENKES GIZI SEIMBANG, 2015)
BAGAIMANA KECUKUPAN
GIZI YANG BAIK
AKG ENERGI, PROTEIN dan KH
AKG VITAMIN

PEREMPUAN
PRIA
AKG MINERAL
Kecukupan
Gizi anak
sekolah

Dalam sehari : anak 7-12 tahun


(1850-2100kkal) (49-60 g protein)

1. Makan pagi/Sarapan 20% (400 - 500 kkal) (12 g


protein)
2. Makan selingan 10% (100-200 kkal) (6 g protein)
3. Makan siang 30% (500 - 600 kkal) (18 g protein)
4. Makan Selingan 10% (100-200 kkal) (6 g protein)
5. Makan Malam 30% (500 - 600 kkal) (18 g protein)

Sumber: Meilinasari, 2020


Beberapa
Penelitian andhika (2009) di
Semarang : Sebagian besar siswa hasil
(98,7%) mengonsumsi jajanan di sekolah. penelitian
Nuryani di Gorontalo :
78,4% siswa memiliki kebiasaan jajan
saat di sekolah.

Laporan hasil PJAS Nasional


menunjukkan
98,9% anak melakukan aktivitas
jajan di sekolah.

Qoratun 2019 Hasil penelitian


menunjukkan: Sebagian besar (>80%)
siswa mengonsumsi jajanan di sekolah di
Jakarta
Sumber : Meilasarri, 2020
Permasalahan
jajanan

Badan Pengawas Obat dan Makanan


menemukan, hampir sebagian besar
jajanan anak tidak sehat atau sekitar
40-44% memiliki zat adiktif

Dinkes kota Depok (2018)


kandungan bakteri e.coli
yang terdapat pada jajanan
di sekolah

Sumber : Meilinasari, 2020


AKIBATNYA
MASALAH PERTUMBUHAN
ANAK SEKOLAH
KURUS DAN STUNTING
7-12 TAHUN
A. RISKESDAS 2013
1. Prevalensi pendek anak 30,7% (12,3%
pendek, dan 18,4 persen sangat pendek.
2. Yang kurus 11.2% , terdiri dari 4 %
sangat kurus dan 7.2% kurus
3. Tingkat nasional pada umur 5-12 tahun
sangat tinggi angka Gemuk 18.8%,
terdiri dari gemuk 10,8% dan sangat
gemuk 8,8%
Kurus dan Stunting
usia 5-12 tahun
B. Riskesdas 2018
1. Prevalensi Pendek 23,6 % terdiri dari
sangat pendek 6.7%, pendek 16.9%
2. Prevalensi Kurus total 9,2% terdiri dari
kurus =2,4% sangat kurus= 6.8%
3. Prevalensi Gemuk adalah 20% terdiri
dari : 10.8% dan Sangat Gemuk 9,2 %
Masalah Gizi LAIN pada
ANAK SEKOLAH 7-12 tahun
C. Anemia (Cut off point Hb 12 gr/dL)

RISKESDAS 2013
Riskesdas 2018
Anemia

MENINGKAT PREVALENSINYA
BAGAIMANA MENURUNKAN
ANGKA KURUS DAN
MEMPERBAIKI STUNTING ?
CARANYA
1. ATUR POLA ASUH
Anak anak sekolah memerlukan pola asuh yang
positif agar anak tumbuh dan kembang dengan
baik dan optimal

2. ATUR POLA MAKAN


Gunakan pedoman Gizi Seimbang menjadi
acuannya agar anak tumbuh sehat jasmani dan
rohani
Dimana dan Siapa yang Harus
Melakukan Pengasuhan Positif?
Lingkungan
Rumah

Lingkungan
Sekolah

Lingkungan
Masyarakat
Dengan Pengasuhan Positif

1. Meningkatkan kualitas interaksi anak


dengan orang tua
2. Mengoptimalkan tumbuh kembang
anak
3. Mencegah perilaku-perilaku
menyimpang
4. Mendeteksi kelainan dalam
tumbuh kembang
Macam-Macam Pola Asuh

1. Pola Asuh Otoriter


a. Kekuasaan orangtua dominan
b. Anak tidak diakui sebagai pribadi
c. Kontrol terhadap tingkah laku anak sangat
ketat
d. Orangtua menghukum anak jika anak tidak
patuh
1. Pola Asuh Otoriter
Kelebihan :
a. Anak benar-benar patuh, sehingga
apa yang diperintahkan orang tua
akan selalu dilaksanakan
b. Anak benar-benar disiplin
c. Anak benar-benar bertanggung
jawab karena takut dikenai
hukuman
d. Anak memiliki kesetiaan yang
tinggi terhadap orang tua.
1. Pola Asuh Otoriter
Kekurangan :
a. Suka menyendiri, mengalami
kemunduran kematangannya, dan
ragu-ragu di dalam semua tindakan
b. Kurangnya inisiatif dan kreasi dari anak
c. Anak pasif karena takut salah dan
dikenai hukuman
d. Pemalu dan ketinggalan pergaulan
dengan temannya
2. Pola Asuh Permisif
• Ditandai dengan adanya kebebasan tanpa
batas kepada anak untuk berbuat dan
berperilaku sesuai dengan keinginan anak.
• Apa pun yang akan dilakukan anak
diperbolehkan seperti tidak sekolah, nakal,
melakukan banyak kegiatan negatif,
pergaulan bebas negatif, matrialistis, dsb.
• Biasanya pola pengasuhan anak oleh orang
tua seperti ini diakibatkan oleh orangtua
yang terlalu sibuk dengan pekerjaan
2. Pola Asuh Permisif
Kelebihan :
a. Anak memiliki sifat mandiri,
tidak bergantung orang tua
b. Anak memiliki kreasi, inisiatif
untuk mengurusi dirinya
sendiri
c. Anak tidak mengalami
tekanan sehingga mudah
bergaul dengan sesamanya.
2. Pola Asuh Permisif
Kekurangan :
a. Karena anak terlalu diberikan
kelonggaran, sehingga sering kali
disalahgunakan dan disalahartikan
dengan berbuat sesuai dengan
keinginannya
b. Hubungan antara anggota keluarga
sering terkesan kurang adanya
perhatian
c. Kadang-kadang anak menyepelekan
perintah orang tua
3. Pola Asuh Demokratif
a. Adanya sikap terbuka antara orang tua dan anak
b. Orang tua mencoba menghargai kemampuan anak
secara langsung
c. Menentukan peraturan dan disiplin dengan
memperhatikan dan mempertimbangkan alasan-
alasan yang dapat diterima, dipahami dan dimengerti
oleh anak
d. Memberikan pengarahan tentang perbuatan baik
yang perlu dipertahankan dan yang tidak baik agar di
tinggalkan
e. Memberikan bimbingan dengan penuh pengertian
3. Pola Asuh Demokratif

Kelebihan :
a. Dapat menciptakan keharmonisan
dalam keluarga
b. Dapat menciptakan suasana
komunikatif antara orang tua dan
anak
c. Anak ceria, cenderung kompeten
secara sosial, energik, bersahabat,
memiliki keingintahuan yang besar,
dapat mengontrol diri, memiliki
harga diri yang tinggi, bahkan
memiliki prestasi akademis yang
tinggi.
3. Pola Asuh Demokratif

Kekurangan :
Anak cenderung terlalu mudah
percaya dengan orang lain
Faktor - faktor yang Memengaruhi
dalam Pola Pengasuhan

Karakter Karakteristik
anak orangtua

Karakteristik
keluarga
Karakter anak

1. Usia Anak
Semakin meranjak dewasa, orang tua
memperluas teknik kedisiplinan
terhadap anak termasuk penalaran,
instruksi, dan hukuman.
2. Temperamen
Temperamen anak ditentukan saat lahir,
tetapi faktor lingkungan sangat
berpengaruh dalam memodifikasi
temperamen.
Karakter anak

3. Gender
Orangtua menyediakan lingkungan
sosialisasi yang berbeda pada anak laki-
laki dan perempuan.
4. Adanya Ketunaan
Adanya ketunaan pada anak akan
memengaruhi pola pengasuhan orang
tua. Reaksi orangtua terhadap diagnosis
bermacam - macam.
Karakteristik
keluarga

1. Jumlah Saudara
Semakin banyak jumlah anak, lebih banyak interaksi yang
terjadi dalam keluarga, tetapi interaksi tersebut kurang
individual.
2. Konfigurasi
Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa perlakuan
terhadap anak pertama dan anak bungsu berbeda, meski
dalam usia yang sama.
3. Kemampuan Copying dan Stress
Orang tua yang merasa lelah, khawatir atau sakit dan
merasa kehilangan kontrol dari kehidupannya sering
merasa tidak sabar.
Karakteristik keluarga

4. Lingkungan Sosial
Hal ini mencakup hubungan orang tua, anak dan
orang lain secara satu sama lain.
5. Status ekonomi dan sosial
Hal ini mencakup pendidikan orangtua,
pendapatan, dan pekerjaan orangtua. Hal - hal
yang berhubungan dengan pekerjaan memiliki
hubungan dengan pengasuhan seperti
bagaimana orangtua membagi konsentrasi dan
mengatasi stress.
Karakteristik orangtua

1. Kepribadian
Orang dewasa berbeda dalam tingkat
kedewasaan, kesabaran, inteligensi, dan sikap.
2. Sejarah Perkembangan Orangtua
Hal ini termasuk masa kanak - kanak mereka
yang memengaruhi pola pengasuhan yang mereka
terapkan.
3. Kepercayaan dan pengetahuan
Orang tua memiliki ide masing - masing dalam
mengasuh anak dan hal ini termasuk menambah
pengetahuan mengenai anak lewat buku, diskusi, serta
pengalaman dengan anak.
GIZI SEIMBANG
1.KONSUMSI SAYURAN DAN BUAHAN, 93.5%
masih kurang dari anjuran pada usia diatas 10
tahun kurang
2.KONSUMSI KUALITAS PROTEIN perorang perhari
masih kurang
3. Konsumsi tinggi GGL masih Tinggi baik di desa
ataupun kota
4. Asupan air masih rendah pada remaja
5. ASI ekslusif masih 74,5% (Riskesdasa 2018)
PEMBAGIAN JUMLAH ENERGI
MENURUT WAKTU MAKAN

1. SARAPAN, cukup 20-25% dari AKG sehari


2. DILAKUKAN ANTARA JAM 6 SAMPAI DENGAN
JAM 7 sebelum terjadi penurunan gula darah
3. Karena waktunya sangat singkat MAKA PERLU
DIPIKIRKAN MENU YANG COCOK, EFEKTIF DAN
MEMENUHI KEBUTUHAN ZAT GIZI
4. ANJURAN BUAH DAN SAYUR sebaiknya beragam
sebagai sumber : Vitamin, Mineral, Serat
Sumber : Permenkes 41, 2014
KHUSUS PROTEIN
• Defisit protein yang cukup tinggi di kalangan
anak sekolah 7-12 tahun yaitu 30,6 persen
(13,8% di Belitung sd 58,1% NTT), riskesdas
2010
• Tidak seimbang antara protein nabati dan
hewani. Perlu adanya kombinasi antara
hewani dan nabati.
Sebagai tindak lanjut

• Anak anak harus diberikan sumber protein dari


hewani yang aman tidak tinggi lemak yang jenuh,
garam dan gula

• Anak anak juga harus diberikan protein nabati yang


seimbang untuk melengkapi asam amino dalam
mencapai tumbuh yang optimal. Sumber nabati yang
berasal dari kacang kacangan dan hasil olahnya,
seperti kacang kedele, dengan tempe, tahu,
kemudian kacang hijau, kacang merah, kacang tolo dll.
Kelebihan kacang kedele dan
produknya dari segi gizi
1. Sumber lemak tak jenuh
meskipun mengandung 19 persen lemak, tapi
mengandung Linolenat yang bakal menjadi
omega 3, merupakan asam lemak esensial
2. Mengandung protein nabati dapat
membantu pertumbuhan anak
3. Sumber serat, mengandung 8 gram serat dalam
100 gramnya
Kelebihan kacang kedele dan
produknya dari segi gizi
4. Sumber kalsium yang baik
5. Mengandung lechitin, menghasilkan senyawa
choline yang membantu metabolisme lemak
dalam hati. Juga baik untuk kinerja otak
6. Mengandung isoflavon, struktur yang mirip
estrogen membantu mencegah keropos
tulang pada lansia
BIASAKAN MEMBAWA BEKAL
MAKANAN DAN AIR PUTIH DARI
RUMAH
Masalah pangan
mengapa penting membawa
bekal
bekal bagi anak sekolah ?? 1. tidak memenuhi gizi
seimbang/ pedoman isi
1. gizi anak bisa terpenuhi piringku dari 5 siswa hanya 1
yang membawa bekal sayur)
2.menjamin hygien dan sanitasi
pangan bekal 2. Orang tua sibuk/tidak
sempat
3. menjamin keamanan pangan
dari B T P yang berbahaya 3. asal membawa pangan
4.menghemat waktu shg anak bisa bekal (bekal junk food)
bermain lebih lama
(46% membawa pangan
5.menghemat uang saku (anak yang manis 60% pangan
belajar menabung) tinggi garam)
4. bekal tidak dihabiskan/
tidak dikonsumsi
Bagaimana dengan
bekal??

Tips mempersiapkan bekal anak


sekolah
sajikan menu yang dipilih anak
(libatkan anak, sesuaikan dengan
kondisi, anak belajar bertanggung
jawab)

porsi sesuai dengan kecukupan gizi


anak (acuan gizi seimbang dan isi
piringku)

pilih bahan pangan sumber zat gizi


dengan kualitas baik (jng yg layu/sdh
tidak segar,berubah: warna aroma
rasa tekstur)

selalu Jaga hygien dan sanitasi


Tips
mempersiapkan bekal anak
sekolah
perhatiakan penampilan (pangan
bekal, wadah/perlengkapan
bekal)

ingatkan anak dengan gizi seimbang agar


anak bisa untuk memadu padankan menu
bekal yang dibawa dengan jajanan yang
akan dibeli

jika ibu tidak punya banyak waktu mulai


rencanakan /persiapkan bekal pada
malam hari

ada kerjasama antara anak dan orang tua


KESIMPULAN
1. TUMBUH KEMBANG Yang baik harus datang dari
POLA PENGASUHAN YANG POSITIF

2. SARAPAN dan MEMBAWA BEKAL DARI RUMAH


Termasuk BAWA JUGA AIR MINUM DARI RUMAH

3. POLA MAKAN MENGIKUTI ANJURAN GIZI


SEIMBANG : cukup sumber energi, cukup
sumber protein hewani dan nabati dan sayur
dan buah-buahan
TERIMA KASIH...

Anda mungkin juga menyukai