Anda di halaman 1dari 4

NAMA : JULIANTO ANDREA

NIM : 191320001

JURUSAN : ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

SEMESTER 3

HADIS TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN SUAMI ISTRI

Ibnu Abbas menjelaskan bahwa membayar kontan itu sunnah menurut hadis sebagai berikut :

ََ ُ‫ فَََيْنَ ِ ِْْع‬: ‫ش ْيٌ فَقَا َل‬ َ ‫ع ِليًّا أ َ ْن يَدْ ُخ َل بِفَاطِ َمةَ َحتَّى يُعْطِ يَ َها‬
َ ‫ َما ِع ْن ِد‬: ‫ش ْيئًا فَقَا َل‬ َ ‫سلَّ َم َمنَ َع‬ َ ُ ‫صلَّى اّٰلله‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َّ ‫َّاس أَ َّن النَّ ِب‬
َ ‫ي‬ ٍ ‫عب‬ َ ‫ع ْن اب ِْن‬ َ
)‫طاهُ إِيَّاهَا (ْواه أبو ِاوِ والنسائي والحاكم وصححه‬ َ ‫ط ِميَّةُ؟ فََ َ ْع‬
َ ‫ال ُح‬

“Nabi Saw., melarang Ali tidur serumah dengan Fatimah sampai ia memberikan sesuatu kepadanya.
Ali berkata, ‘Aku tidak mempunyai apa-apa.’ Beliau bersabda, ‘Dimanakah baju besi Hutaiyahmu?’
Ali lalu memberikan barang itu kepada Fatimah.” (HR. Abu Daud, Nasai, dan Hakim dan di
shahihkan olehnya No. 837)

Jadi jika sudah menikah akan tetapi tidak ada jaminan untuk istri nya tidak boleh serumah
ataupun satu kasur tidurnya, karena satu jaminan baik itu baju, ataupun apa itu jika diberikan untuk
sang istri itu boleh di sebagaikan jaminan agar bisa menjadi awalan saja. Intinya jika menikah tidak
memiliki harta yang cukup, sudah dengan memberikan apa saja untuk istrinya itu sudah cukup
sebagai jaminan asal istri meridhai.

َ ٍ‫ي صلى هللا عليه وسلم أ َ َجازَ نِكَا َح اِ ْم َرأَة‬


)‫ع َلى نَ ْعلَي ِْن (ْواه الترمذي وصححه‬ َّ ِ‫ع ْن أَبِي ِه أ َ َّن اَلنَّب‬
َ , َ‫عام ِِر ب ِْن َْبِيعَة‬
َ ‫ّٰلل ب ِْن‬ َ ‫ع ْن‬
ِ َّ َ ‫ع ْب ِد ا‬ َ ‫َو‬

Dari Abdullah Amir Ibnu Rabi’ah, dari ayahnya, Radiyallahu ‘anhu bahwa Nabi Saw
memperbolehkan nikah dengan seorang perempuan dengan (maskawin) dua buah sandal. (HR.
Tirmidz, dan ia di shahihkan No. 841)

Jadi penjelasannya bahwa jika memang dari pihak seorang perempuan nya tersebut meridhai
dengan mahar segitu tidak apa-apa. Jadi intinya bahwa sebuah mahar itu tidak memberatkan bagi
seorang lelaki untuk memberikan kepada seorang wanita yang ingin dinikahinya atau dihalalkan.

‫ َولَ ِكنَّ ََ كَافِر َوأَنَا ُم ْس ِل َمة َو ََل يَحِ ُّل ل ِْي أ َ ْن أًنً ًز َّو َج ََ فَإ ِ ْن ت ُ ْس ِل ْم‬..... ُِّ‫ َواّٰلله ِ َمامِثْلُ ََ ي َُر‬: ‫ت‬ ْ َ‫ب أ ُ َّم سُلَيْم فَقَال‬ َ ‫ط ْل َحة َخ‬
َ ‫ط‬ َ ‫ أ َ َّن أَبَا‬: ‫َس‬ ْ ‫ع ْن أَن‬َ
‫ فَ َكانَ ذَلِ ََ َم ْه ُرهَا‬... ُ‫غي َْره‬ َ ََ ُ‫ي َو ََل أ َ ْسََل‬
ْ ‫فَذَلِ ََ َم ْه ِر‬

Dari Anas berkata sesungguhnya Abu Thalhah pernah meminang Ummu Sulaim. Ummu Sulaim
berkata, “Demi Allah orang yang seperti anda tak patut di tolak lamarannya, tetapi kamu orang
kafir, sedangkan aku orang Islam. Aku tidak dibolehkan menikah dengan kamu. Jika kamu mau
masuk Islam, itu akan jadi maharna. Aku tidak meminta kepadamu sesuatu yang lain.” Akhirnya,
keislamannya itu sebagai maharnya. (HR. An-Nasai, dishahihkan oleh Ibnu Hajar dalam kitab
Fathul Barri 9/115)
Jadi penjelasannya ialah bahwa jika ada siapapun itu lelaki perempuan yang ingin menikah
dengan yang tidak seagama atau non muslim bahwasannya jangan diterima, apalagi sampai ingin
berpindah agama ke non islam. Jadi tetapkanlah selalu keagamaan Islam itu jangan sampai
tergoyahkan, karena agama Islam itu adalah agama yang selamat. Intinya jika ada yang ingin
menikahi atau menghalalkan nya bukan dari agama Islam sebaiknya tolak, jika yang melamarnya
itu ingin siap pindah ke Islam maka terima. Dengan mahar nya dia pindah ke Islam saja sudah
cukup.

،‫ ألن خاتم الحديد في نهاية من القلة‬،‫في هذا الحديث أنه يجوز أن يكون الصداق قليال وكثيرا مما يتمول إذا تراضى به الزوجان‬
‫وهذا مذهب الشافعي وهو مذهب جماهير العلماٌ من السلف‬

Syekh Nawawi menjelaskan bahwa “Hadis ini menunjukkan bahwa mahar itu boleh sedikit (bernilai
rendah) dan boleh juga banyak (bernilai tinggi) apabila kedua pasangan saling ridha, karena cincin
dari besi menunjukkan nilai mahar yang murah. Inilah pendapat dalam madzhab Syafi’i dan juga
pendapat jumhur ulama dari salaf dan khalaf (HR. Muslim9/190)

Jadi bahwa mahar mau itu bernilai kecil ataupun besar itu tidak bermasalah asal dari seorang
lelaki dan wanita itu saling meridhai dan merestui. Inti nya mahar itu sebenarnya tidak sangat
memberatkan bagi keduanya.

ْ َِ‫ستْ َها َما أ‬


ُ ‫َّت َحقَّه‬ ْ ‫علَى زَ ْو َجتِ ِه أ َ ْن لَ ْو كَان‬
َ ‫َت بِ ِه قَ ْر َحة فَلَ َح‬ َ ‫ج‬ َّ ‫َح ُّق‬
ِ ‫الز ْو‬

Dari Abu Sa’id Al-Khudri sesungguhnya Rasulullah Saw bersabda “Hak bagi seorang suami atas
istri nya adalah jika saja ia (suami) mempunyai luka di kulitnya, kemudian sang istri menjilatinya,
maka pada hakikatnya ia belum benar-benar memenuhi haknya”. (HR. Hakim di shahihkan oleh al-
Jaami’ish Shaghiir No. 3148)

Jadi jikalau seorang suami nya mempunyai luka dimohon janganlah di jilat agar bisa
memenuhi haknya tersebut. Intinya jikalau ada luka janganlah di jilat ataupun di apa-apakan.

ُّ ‫س َمةَب ِْن ْال َه ِد ح َو َحدَّثَنَ ْي ُم َح َّمد ُ ْب ُن أَبِ ْي عُ َم َر ْال َمك‬


. ‫ِي‬ َ ‫ع ْبد ُْال َع ِزي ِْز ْب ُن ُم َح َّم ٍد َحدَّثَنِ ْي يَ ِز ْيد ُ ْب ُن‬
َ َ ‫ع ْبدِاّٰلله ِ ب ِْن أ‬ َ ‫َحدَّثَنَا اِ ْس َح ْق ْب ُن اِب َْر ِهي َْم ا َ ْخبَ َرنَا‬
‫علَ ْي ِه‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ُ‫اّٰلل‬ َ ِ ‫شةَ زَ ْو َج النَّ ِبي‬ َ ُ‫سَ َ ْلت‬
َ ِ‫عائ‬ َ : ‫الر ْح َم ِن أ َ َّنهُ َقا َل‬
َّ ‫ع ْب ِد‬ َ ‫ع ْن أ َ ِب ْي‬
َ ‫سلَ َم َةب ِْن‬ َ ،‫ع ْن ُم َح َّم ٍدب ِْن اِب َْر ِهي َْم‬ َ ‫ع ْبد ُْال َع ِزي ِْز ْب ُن‬
َ َ‫ع ْن َي ِز ْيد‬ َ ‫َحدَّثَنَا‬
َ‫ش قَال‬ ُّ َّ‫ت أَتَد ِْْي َما الن‬ ًّ َ‫ع ْش َرة َ أُو ِقيَّ ًة َون‬
ْ َ‫شا قَال‬ ِ ‫صدَاقُهُ ِأل َ ْز َو‬
َ ‫اج ِه ِث ْنت َ ْي‬ َ َ‫ت َكان‬ ْ َ‫سلَّ َم قَال‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ُ‫اّٰلل‬ ِ َّ ‫سو ِل‬
َ ‫اّٰلل‬ ُ َْ ‫صدَا ُق‬َ َ‫سلَّ َم كَ ْم َكان‬ َ ‫َو‬
ِ ‫سلَّ َم ِأل َ ْز َو‬
)‫اج ِه (ْواه مسلم‬ َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ُ‫اّٰلل‬ َ ‫اّٰلل‬ ُ ‫ْف أُوقِيَّ ٍة فَت ِْل ََ خ َْم‬
َ ‫س مِائ َ ِة ِ ِْْه ٍَم فَ َهذَا‬
ِ َّ ‫صدَا ُق َْسُو ِل‬ ْ َ‫قُ ْلتُ ََل قَال‬
ُ ‫ت نِص‬

Ishak bin Ibrahim telah memberitahukan kepada kami, Abdul Aziz bin Muhammad telah
mengabarkan kepada kami, Yazid bin Abdullah bin Usamah bin al-Had telah memberitahukan
kepadaku, para riwayat lain Muhammad bin Abu Umar al-Makkiy- Lafadz ini miliknya telah
memberitahukan kepadaku, Abdul Aziz telah memberitahukan kepada kami, dari Yazid, dari
Muhammad bin Ibrahim, dari Abu Salamah bin Abdurrahman bahwasannya “Saya pernah bertanya
kepada ‘Aisyah, istri Nabi Saw. ‘Berapakah mahar Rasulullah Saw.?’ Dia menjawab; ‘Mahar beliau
terhadap para istrinya adalah dua belas uqiyah dan satu nasy Tahukah kamu, berapakah satu nasy
itu?’ Abu Salamah berkata, Saya menjawab; ‘Tidak.’ ‘Aisyah berkata; ‘Setengah uqiyah, jumlahnya
sama dengan lima ratus dirham.’ Demikianlah maskawin Rasulullah Saw untuk masing-masing istri
beliau” (HR. Muslim No. 836)

Jadi kesimpulannya bahwa Rasulullah memberikan mahar kepada Istrinya itu tidak kurang
dari 500 dirham. Inti nya berilah mahar yang kalian punya jangan sampai tidak memberikannya.

َ ‫ق أ َ ْي‬
)‫س ُرهُ (ْواه أبو ِاوِ وصححه الحاكم‬ َّ ‫ّٰلل صلى هللا عليه وسلم َخي ُْر اَل‬
ِ ‫صدَا‬ َ ‫ع ْن عُ ْقبَةَ ب ِْن‬
ِ َّ َ ‫ قَا َل َْسُو ُل ا‬: ‫عام ٍِر قَا َل‬ َ ‫َو‬

Dari Uqbah Ibnu Amir R.a bahwa Rasulullah Saw bersabda: “Sebaik-baik maskawin ialah yang
paling mudah.” (HR. Abu Daud dan di shahihkan oleh Hakim No. 843)

Jadi bahwa Rasulullah pun menjelaskan mahar yang baik itu tidak yang mahal ataupun yang
rendah, yang mudah itulah mahar yang baik. Intinya mahar yang baik adalah mahar yang mudah
tidak menyusahkan.

َّ َ ‫ّٰلل يَ ْو َم ا َ ْل ِقيَا َم ِة ; ا‬
‫لر ُج ُل‬ ِ َّ َ ‫اس َم ْن ِزلَةً ِع ْندَ ا‬ ِ َّ َ ‫ قَا َل َْسُو ُل ا‬: ‫سعِي ٍد ا َ ْل ُخد ِْْي ِ ْضي هللا عنه قَا َل‬
ِ َّ‫ّٰلل صلى هللا عليه وسلم إِ َّن ش ََّر اَلن‬ َ ‫ع ْن أَبِي‬
َ ‫َو‬
ِ ‫ضي إِ َلى اِ ْم َرأَتِ ِه َوت ُ ْف‬
)‫ ث ُ َّم يَ ْنش ُُر س َِّرهَا (ْواه مسلم‬, ‫ضي إِ َل ْي ِه‬ ِ ‫يُ ْف‬

Dari Abu Sa’id al-Khudriy, dia berkata Rasulullah Saw bersabda, “Sesungguhnya manusia yang
paling jelek kedudukannya di Hari Kiamat, adalah seorang laki-laki (suami) yang bercampur
(bersetubuh) dengan istrinya, kemudian membeberkan rahasia (istri)nya tersebut.” (HR. Muslim
No. 815)

Jadi bahwasannya rahasia tentang bercampur tersebut bersama istri seharusnya tidak boleh
di sebar luaskan cukup suami istri saja yang mengetahuinya. Intinya orang yang menyebar tentang
bercampur kepada orang lain itu dia adalah manusia yang paling jelek kedudukannya ketika di Hari
kiamat kelak.

ِ َّ َ ‫ بِس ِْم ا‬: ‫ّٰلل صلى هللا عليه وسلم لَ ْو أ َ َّن أ َ َحدَكُ ْم إِذَا أ َ َْاَِ أ َ ْن يََْت َِي أ َ ْهلَهُ قَا َل‬
. ‫ّٰلل‬ ِ َّ َ ‫ قَا َل َْسُو ُل ا‬: ‫ع ْن ُه َما قَا َل‬
َ ُ‫ي ا َ َّّٰلل‬
َ ‫ض‬
ِ َْ ‫َّاس‬
ٍ ‫عب‬ َ ‫ع ِن اب ِْن‬
َ ‫َو‬
َ ‫ ( ُمتَّفَق‬."‫طا ُن أَبَدًا‬
)‫علَ ْي ِه‬ َّ ‫ لَ ْم يَض َُّرهُ اَل‬, ََ ِ‫طانَ َما َْزَ ْقتَنَا ; َفإِنَّهُ إِ ْن يُقَد َّْْ بَ ْينَ ُه َما َولَد فِي ذَل‬
َ ‫ش ْي‬ َ ‫ش ْي‬
َّ ‫ب ال‬ َّ ‫اَللَّ ُه َّم َجنِ ْبنَا اَل‬
َ ‫ش ْي‬
ِ ِ‫طانَ َو َجن‬

Dari Ibnu Abbas R.a bahwa Rasulullah bersabda: “Seandainya salah seorang di antara kamu ingin
menggauli istri lalu membaca doa: artinya ‘dengan nama Allah, Ya Allah jauhkanlah setan dari
kami dan jauhkanlah setan dari apa yang engkau anugerahkan pada kami’, maka jika ditakdirkan
dari pertemuan keduanya itu menghasilkan anak, setan tidak akan menganggunya selamanya.”
(Muttafaq ‘Alaihi No. 818)

َ ‫ َو ْال َوا ِش َمةَ َو ْال ُم ْست َْو ِش َمةَ ( ُمتَّفَق‬, َ‫صلَة‬


)‫علَ ْي ِه‬ ِ ‫اصلَةَ َو ْال ُم ْست َْو‬
ِ ‫ي صلى هللا عليه وسلم لَعَنَ ا َ ْل َو‬
َّ ِ‫ع ْن ُه َما أ َ َّن اَلنَّب‬
َ ُ‫ي ا َ َّّٰلل‬
َ ‫ض‬
ِ َْ ‫ع ِن اب ِْن عُ َم َر‬
َ ‫َو‬

Dari Ibnu Umar Ra bahwa Nabi Saw melaknat wanita yang memakai samara (rambut pasangan)
dan yang meminta memakai cemara, dan wanita yang menggambar (mentatto) kulitnya dan minta
di gambar kulitnya. (Muttafaq ‘Alaihi No. 820)

Jadi Rasulullah telah menjelaskan wanita itu tidak boleh memakai rambut pasangan atau
palsu, dan tidak boleh pun mentatto tubuhnya itu karena sangat dilaknat oleh Allah menurut
Rasulullah. Intinya Rasulullah dan Allah Swt melarang wanita untuk tidak mentatto kulitnya dan
memasang cemara.
َ ِ‫علَى ن‬
،‫سائِ ِه بِغُ ْس ٍل َواحِ ٍد (ْواه البخاْي ومسلم‬ َ ‫وف‬ َّ ِ‫ع ْن أَن َِس ب ِْن َمالِ ٍَ ْضي هللا عنه أ َ َّن اَلنَّب‬
ُ ُ‫ي صلى هللا عليه وسلم َكانَ يَط‬ َ ‫َو‬
ُ ‫َوال َّل ْف‬
)‫ظ ِل ُم ْسل ٍِم‬

Dari Anas Ibnu Malik Ra bahwa Nabi Saw menggilir istri-istrinya dengan sekali mandi. (HR.
Bukhari dan Muslim dan lafadznya menurut Muslim)

Jadi jikalau ingin bersenggama dengan istri-istrinya cukup mandi dengan sekali agar tidak
berkali-kali mandinya. Intinya mau lebih dari 2 bersenggama bersama istri cukup mandi sekali saja.

: َ‫ فَقَال‬، ََ َ‫اج ِع ا ْم َرأَت‬ ِ َّ َ ‫ فَقَا َل لَهُ َْسُو ُل ا‬. َ‫طلَّقَ أَبُو ُْكَانَةَ أ ُ َّم ُْكَانَة‬
ِ َْ ‫ّٰلل صلى هللا عليه وسلم‬ َ : ‫ع ْن ُه َما قَا َل‬
َ ُ‫ي ا َ َّّٰلل‬
َ ‫ض‬
ِ َْ ‫َّاس‬
ٍ ‫عب‬ َ ‫ع ِن اِب ِْن‬ َ ‫َو‬
)َِ‫او‬ ُ َِ ‫اج ْع َها ( َْ َواهُ أَبُو‬
ِ َْ , ُ‫ع ِل ْمت‬َ ْ‫ قَد‬:‫ قَا َل‬.‫طلَّ ْقت ُ َها ث َ َالثًا‬
َ ‫ِإنِي‬

Dari Ibnu Abbas Ra berkata: Abu Rakanah pernah menceraikan Ummu Rakanah. Lalu Rasulullah
Saw bersabda padanya: “Kembalilah pada istrimu” Ia berkata: “Aku telah menceraikannya tiga
thalak”. Beliau bersabda: “Aku sudah tau, kembalilah kepadanya.” (HR. Abu Daud No. 878)

Jadi bahwasannya Rasulullah menyuruh jika memang sudah dicerai kembalilah kepadanya
agar bisa memusyawarahkan dengan baik agar tidak dengan emosi hawa nafsu saja. Inti nya
menyuruh agar kembali kepada sang istrinya.

َ‫ قَال‬، ََ ‫ّٰلل مِ ْن‬ ُ َ‫ أ‬: ‫ت‬


ِ َّ َ ‫عوذ ُ ِبا‬ ْ َ‫ قَال‬.‫ّٰلل صلى هللا عليه وسلم َوَِنَا مِ ْن َها‬ ُ َْ ‫علَى‬
ِ َّ َ ‫سو ِل ا‬ ْ َ‫ع ْن َها أ َ َّن اِ ْبنَةَ ا َ ْل َج ْو ِن لَ َّما أُِْخِ ل‬
َ ‫ت‬ َ ُ‫ي ا َ َّّٰلل‬ ِ َْ َ‫شة‬
َ ‫ض‬ َ ‫ع ْن‬
َ ‫عا ِئ‬ َ ‫َو‬
)‫ي‬ُّ ْ‫َا‬ِ ‫ ا ِْل َحقِي بَِ َ ْهلِ َِ ( َْ َواهُ ا َ ْلبُخ‬،‫ت بِعَظِ ٍيم‬ ِ ْ‫ لَقَدْ عُذ‬:

Dari Aisyah Ra bahwa tatkala putri al-Jaun dimasukkan ke kamar (pengantin) Rasulullah Saw dan
beliau mendekatinya, ia berkata: “Aku berlindung kepada Allah darimu.” Beliau bersabda: “Engkau
telah berlindung kepada yang Maha Agung, kembalilah kepada keluargamu.” (HR. Bukhari No.
884)

Jadi mungkin putri al-Jaun tersebut sudah dicerai dan Rasulullah menyuruhnya kembali
kepada keluarganya. Intinya jikalau memang sudah dicerai maka kembali saja kepada keluarganya
jangan mengurusi hak suamimu itu yang sudah menceraikannya.

)‫علَيْه‬ ِ ‫ ُم ْرهُ فَ ْلي َُر‬:‫ي صلى هللا عليه وسلم ِلعُ َم َر‬
َ ‫اج ْع َها ( ُمتَّفَق‬ ُّ ِ‫ قَا َل اَل َّنب‬،ُ‫طلَّقَ اِ ْم َرأَتَه‬
َ ‫ أَنَّهُ لَ َّما‬،‫ع ِن اِب ِْن عُ َم َر‬
َ ‫َو‬

Dari Ibnu Umar Ra bahwa ketika ia menceraikan istrinya Nabi Saw bersabda kepada Umar:
“Perintahkanlah dia agar merujuk kembali.” (Muttafaq ‘Alaihi No. 889)

Jadi bahwa Umar diperintahkan oleh Rasulullah agar istri yang diceraikan tersebut untuk
rujuk bersama nya kembali. Intinya jikalau cerai dan masih ada rasa cinta karena memutuskan cerai
tersebut dengan emosi sebaiknya ajak dia agar bisa merujuk kembali.

Anda mungkin juga menyukai