Anda di halaman 1dari 59

PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA-TANDA BAHAYA

MASA NIFAS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA


KENDARI PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyesaikan Pendididkan pada


Program Studi Diploma III Kebidanan Poltekkes Kemenkes Kendari

Disusun Oleh :

SURIANI LABAILI
NIM. P00324014073

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI D III
TAHUN 2017

i
ii
iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Identitas
Nama : Suriani Labaili

Nim : P003241473

Tempat, Tanggal Lahir : Sofan 16 februari 1996

Suku / bangsa : Buton / Indonesia

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat :Lr. Bina Guna, No 30. Kemaraya, Kota


Kendari

B. Pendidikan
1. SD Negeri Sofan tamat tahun 2008
2. SMP Negeri 2 Satu Atap tamat tahun 2011
3. SMA Negeri 1 Kotamobagu tamat tahun 2014
4. Masuk Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari Jurusan
Kebidanan tahun 2014 sampai sekarang

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat


dan Karunia-NYA sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah yang berjudul “Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Tanda-Tanda
Bahaya Masa Nifas Di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari
Provinsi Sulawesi Tenggara” guna memenuhi salah satu persyaratan
untuk menyelesaikan pendidikan pada program Studi Diploma III Jurusan
Kebidanan Poltekkes Kendari.

Pada kesempatan ini Penulis tidak lupa menghaturkan rasa terima


kasih yang sebesar-besarnya kepada ibu Hasmia Naningsi, SST,M.Keb
selaku Pembimbing l dan kepada ibu Wahida S,SI,T.M.Keb selaku
Pembimbing ll yang dengan penuh kesabaran dan ketekunan,
memberikan dorongan, perhatian, bimbingan, pengarahan serta saran
dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini mulai dari awal hingga akhir.

Pada kesempatan ini juga penulis mengucapkan terima kasih dan


penghargaan setinggi-tingginya kepada :

1. Bapak petrus, SKM, M.Kes selaku Direktur Poltekkes Kemenkes


Kendari
2. Ibu halijah, SKM, M.Kes selaku Ketua Jurusan Kebidanan
Poltekkes Kemenkes Kendari.
3. Ibu Feryani,S.Si.T,M.PH selaku penguji I dan ibu Wd. Asma Isra,
S.Si.T,M.Kes selaku penguji II dan ibu Andi Malahayati N,
S.Si.T,M.Kes selaku penguji III.
4. Ibu Dr .Asridah Mukaddim Selaku Direktur Rumah Sakit Umum
Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara.

v
5. Ibu dosen pengajar dan Staf Jurusan Kebidanan Poltekkes
Kemenkes Kendari yang telah mencurahkan segenap ilmunya.
6. Kedua orang tua tercinta Ayahanda Labaili dan ibunda Wasalani
yang telah memberikan support dan motivasi serta doa yang tulus
kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah
ini pada waktunya.
7. Kakakku Dhalu, Rasid, Hamijani, Ajidin dan Adikq Safi’in dan
seluruh keluargaku atas cinta, dukungan dan doa yang selalu
diberikan sehingga Karya Tulis Ilmiah ini selesai pada waktunya.
8. Sahabat-sahabatku Sheti La Haja, Isnawati La Dao, Rasni La Yai
Fisma Taufik, Anita Safitri, Astuti, Ita Ramadani, fifi sriwahayu
kumala, Ayu ashari, Fitriyanti Sakinah M, terima kasih untuk
kehangatan sebuah persahabatan.
9. Teman-teman seperjuangan D III Kebidanan khususnya kelas III B
semoga kita selalu dalam lindungan-NYA, serta menjaga tali
silaturrohkim di antara kita semua, Aminnn
Penulis menyadari dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini
masih belum sempurnah, maka saran dan kritik yang konstruktif sangat
penulis harapkan demi perbaikan karya tulis ilmiah selanjutnya.
Demikian semoga hasil penelitian ini dapat bermaafaat bagi
semua pihak terutama kepada penulis dalam menyelesaikan
pendidikan di poltekkes kemenkes kendari. Amin.

Kendari, juli 2017

Penulis

vi
ABSTRAK

PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA-TANDA BAHAYA MASA


NIFAS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA KENDARI
PROVINSI SULAWESI TENGGARA

Suriani Labaili¹ , Hasmia Naningsi² , Wahida³

Latar Belakang : Masa nifas (peurperium) dimulai sejak 1 jam setelah


lahirnya plasenta sempai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu. Pelayanan
pacsa persalinan harus terselenggara pada masa itu untuk memenuhi
kebutuhan ibu dan bayi, yang meliputi upaya pencegahan, deteksi dini dan
pengobatan komplikasi dan penyakit yang mungkin terjadi.
Tujuan : Untuk mengetahui pengetahuan ibu nifas tentang tanda-tanda
bahaya masa nifas Di Rumah Sakit Umum Kota Kendari Provinsi Sulawesi
Tenggara.
Metode Penelitian : jenis penelitian deskriptif, populasi adalah semua ibu
nifas yang berada di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari Provinsi
Sulawesi Tenggara. Dengan penentuan sampel yaitu accidental
sampling.Besar populasi 622, sampel yang diteliti adalah 62 orang.
Hasil : hasil penelitian menunjukan bahwa paling banyak pengetahuan ibu
tentang tanda-tanda bahaya masa nifas berdasarkan usia kategori cukup
yaitu 31 Responden (50%).
Kesimpulan: Pengetahuan ibu nifas berdasarkan usia paling banyak pada
kelompok 20-35 tahun yaitu 29 Responden (46,77%). dan pegetahuan ibu
berdasarkan ibu nifas berdasarkan pendidikan paling banyak pada kelompok
sekolah menengah (SMA/SMA) yaitu 23 Responden (37,09%).

Kata Kunci : Masa nifas, Pengetahuan, Usia, Pendidikan


Daftar Pustaka : 19 (2008-2014)

1. Mahasiswa
2. Dosen Poltekkes

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………………………………… i
LEMBAR PERSETUJUAN………………………………………….. ii
HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………. iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP…………………………………………… iv
KATA PENGANTAR…………………………………………………… v
ABSTRAK………………………………………………………………. vii
DAFTAR ISI…………………………………………………………….. viii
DAFTAR GAMBAR........................................................................... x
DAFTAR TABEL……………………………………………………….. xi
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………….. xii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………………………………………............ 1.
B. Rumusan Masalah…………………………………………. 4
C. Tujuan Penelitian…………………………………………… 4
D. Manfaat Penelitian…………………………………………. 4
E. Keaslian Penelitian………………………………………… 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Landasan Teori……………………………………………… 6
1. Konsep Pengetahuan………………………………….. 6
a. Pengertian pengetahuan…………………………… 6
b. Tingkat pengetahuan……………………………….. 6
c. Cara memperoleh pengetahuan………………….... 7
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan… 9
e. Kriteria tingkat pengetahuan……………………….. 10
2. Konsep Masa Nifas…………………………………….. 11
a. Pengertian masa nifas……………………………… 11
b. Tujuan asuhan masa nifas………………………… 11
c. Tahap masa nifas…………………………………… 11
d. Perubahan masa nifas……………………………… 12
e. Kebijakan program nasional masa nifas…………. 13
3. Tanda-tanda bahaya masa nifas…………………….. 15
B. Landasan Teori…………………………………………….. 23
C. Kerangka Konsep…………………………………………. 25

viii
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis penelitian………………………………………….. 26
B. Tempat dan waktu penelitian………………………….. 26
C. Populasi dan sampel…………………………………… 26
D. Instrumen penelitian…………………………………… 27
E. Teknik pengumpulan data…………………………….. 27
F. Variabel penelitian……………………………………... 28
G. Definisi operasional……………………………………. 28
H. Pengelolah data………………………………………… 29
I. Analiss Data…………………………………………….. 30
J. Penyajian data…………………………………………. 30

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……………. 32


A. Gambaran umum RSUD Kota Kendari……………… 32
B. Hasil Penelitian………………………………………… 34
C. Pembahasan…………………………………………… 36

BAB V PENUTUP………………………………………………….. 39
A. Kesimpulan…………………………………………….. 39
B. Saran…………………………………………………… 39
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

ix
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Konsep…………………………………. .. 25

x
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Distribusi pengetahuan ibu nifas tentang tanda-tanda


bahaya masa nifas Di Rumah Sakit Umum Daerah Kota
Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2017 .................. 33
Tabel 2. Distribusi frekuensi usia ibu nifas Di Rumah Sakit Umum
Daerah Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun
2017. ..................................................................................... 34
Tabel 3. Distribusi frekuensi Pendidikan ibu nifas Di Rumah Sakit
Umum Daerah Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2017. .......................................................................... 35

xi
DAFTAR LAMPIRAN

1. Lembar kuesioner
2. Master Tabel
3. Surat Izin Penelitian
4. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian Dari Rumah Sakit
Umum Daerah Kota Kendari

xii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kematian dan kesakitan akibat komplikasi kehamilan, persalinan,
nifas saat ini di dunia masih sangat tinggi. Tahun 2007 setiap 1 menit
di dunia seorang ibu meninggal dunia. Dengan demikian dalam 1
tahun ada sekitar 600.000 orang ibu meninggal sia-sia saat
melahirkan. Sedangkan di Indonesia dalam 1 jam terdapat 2 orang ibu
meninggal karena komplikasi kehamilan, persalinan, dan nifas (Ide
Bagus, 2009).
Masa nifas (peurperium) dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya
plasenta sempai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu. Pelayanan
pacsa persalinan harus terselenggara pada masa itu untuk memenuhi
kebutuhan ibu dan bayi, yang meliputi upaya pencegahan, deteksi dini
dan pengobatan komplikasi dan penyakit yang mungkin terjadi, serta
penyediaan pelayanan pemberian ASI, cara menjarangkan kehamilan,
imunisasi dan nutrisi bagi ibu (Saifuddin,2010).
Pada wanita atau ibu nifas penjelasan mengenai tanda-tanda
bahaya masa nifas sangat penting dan perlu, dikarenakan masih
banyak ibu atau wanita yang sedang hamil atau pada nifas tidak
mengetahui tentang tanda-tanda bahaya masa nifas, baik yang
diakibatkan masuknya kuman kedalam alat kandungan seperti
eksogen (kuman datang dari luar), autogen (kuman masuk dari tempat
lain dari dalam tubuh) dan endogen (darijalan lahir sendiri). Keadaan
ini terutama disebabkan oleh konsekuensi ekonomi, disamping
ketidaksediaan pelayanan atau rendahnya peranan fasilitas dalam
menyediakan pelayanan kesehatan yang cukup berkualitas.
Rendahnya kualitas pelayanan kesehatan juga menyebabkan
rendahnya keberhasilan promosi kesehatan dan deteksi dini serta

1
2

penatalaksanaan yang adekuat terhadap masalah dan penyakit yang


timbul pada masa pasca persalinan (Winkjosastro, 2010).
Dari hasil data penelitian yang telah di lakukan terdapat ibu nifas
yang belum mengerti tentang tanda bahaya masa nifas.Tahun 2013
terdapat 36 responden dengan tingkat pengetahuan: Baik5 responden
dengan presentase 13,9%, Cukup 23 responden dengan presentase
63,9%, Kurang8 responden dengan presentase 22,2%. Dan pada
tahun 2016 terdapat 30 responden dengan tingkat pengetahuan:Baik 5
orang dengan presentase 16,67%, Cukup10 responden dengan
presentase 33,33%,Kurang 15 responden dengan presentase 50%.
Asuhan masa nifas yang sangat diperlukan dalam periode ini
karena masa nifas merupakan masa kritis untuk ibu dan bayi.Sehingga
diperlukan suatu upaya untuk mencegah terjadinya suatu masalah
tanda bahaya masa nifas.untuk itu diperlukan suatu peran serta dari
masyarakat terutama ibu nifas untuk memiliki pengetahuan tentang
tanda-tanda bahaya masa nifas. Selain itu juga diperlukan peran serta
dari tenaga kesehatan dengan memberikan konseling selama
kehamilan, setelah persalinan, dan melakukan kunjungan rumah yaitu:
Kunjungan Neonatal pertama (KN.1) dan Kunjungan neonatal (KN.2)
sesuai standar pelayanan. Dari upaya tersebut diharapkan dapat
mengetahui dan mengenal secara dini tanda-tanda bahaya masa nifas,
sehingga ada kelainan dan komplikasi dapat segera dideteksi
(Prawiroharjo, 2009).
Di Indonesia Angka Kematian Ibu (AKI) menurun dari
307/100.000 kelahiran hidup pada tahun 2004, menjadi 228/100.000
lahiran hidup pada tahun 2007, sedangkan pada tahun 2010 menjadi
214/100.000 kelahiran hidup, kemudian naik menjadi 359/100.000
kelahiran hidup pada tahun 2012. Penyebab AKI diantaranya
Perdarahan (28%), eklamsia (24%), infeksi (11%), komplikasi masa
peurperium (8%), abortus (5%), partus lama (5%), emboli obstetric
(3%), dan lain-lain (11%) (Depkes RI, 2013). Worid Healt Statistic 2014
3

oleh WHO juga menghitung jumlah kematian ibu di Indonesia pada


tahun 2013 dan angka yang ditemukan hanya 190/100.000 kelahiran
hidup (Depkes RI , 2014).
Dari survey hasil pengambilan data awal yang dilakukan pada
tahun 2014 di dapatkan ibu bersalin sebanyak 1251 dan tahun 2015
sebanyak 950 dan pada tahun 2016 dari bulan januari sampai dengan
September di dapat sebanyak 622 ibu bersalin (Rekap medik rumah
sakit umum daerah kota kendari).
Hasil pengambilan data awal di Rumah Sakit Umum Kota
Kendari pada bulan septembertahun 2016, di dapatkan data dari 9
orang ibu nifas, yang mempunyai masalah masa nifas di antaranya 1
orang dengan masalah penyulit menyusui yaitu bendungan ASI, 1
orang ibu nifas dengan masalah infeksi pada bekas jahitan dan 2
orang ibu nifas dengan masalah sub-involusi karena adanya sisa
plasenta.
Berdasarkan uraian di atas di dapatkan 4 orang yang
mempunyai masalah bahaya masa nifas. Data tersebut merupakan
sebagian data dari ibu nifas dengan masalah bahaya masa nifas, yang
di ketahui atau terdeteksi oleh tenaga kesehatan. Tapi sebenarnya
masih banyak ibu nifas yang mengalami masalah bahaya masa nifas,
yang tidak di ketahui atau terdeteksi oleh tenaga kesehatan. Penyebab
tidak di ketahuinya masalah bahaya masa nifas yaitu kurangnya
pengetahuan ibu nifas. Dimana yang mempengaruhi pengetahuan dari
ibu nifas yaitu faktor yang mempengaruhi pengetahuan (pendidikan,
usia, pekerjaan, informasi, pengalaman, lingkungan, sosial ekonomi,
sosial budaya) dan juga konseling dari tenaga kesehatan selama
kehamilan dan setelah persalinan (Notoadmodjo, 2009).
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan di Rumah Sakit
Umum Daerah Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara dari 20ibu
nifas.13 orang ibu nifas sudah mengetahui tanda-tanda bahaya masa
nifas dan7 ibu nifas belum mengetahui tanda-tanda bahaya masa nifas
4

seperti penyulit menyusui yaitu bendungan ASI, infeksi pada luka


jahitan dan sub-involusi uteri karena adanya sisa plasenta.Data yang
diperoleh dari Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari Tahun 2014
terdapat 93 orang tahun 2015 64 orang dan tahun 2016 terdapat 81
ibu mengalami tanda bahaya masa nifas. Maka dari uraian diatas,
penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pengetahuan
Ibu Nifas Tentang Tanda-Tanda Bahaya Masa Nifas Di Rumah Sakit
Umum Daerah Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahan sebagai
berikut: Bagaimanakah Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Tanda-Tanda
Bahaya Masa Nifas Di Rumah Sakit Umum Kota Kendari provinsi
Sulawesi tenggara?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengetahuan ibu nifas tentang tanda-tanda
bahaya masa nifas di Rumah Sakit Umum Kota Kendari tahun
2017.
2. Tujuan Khusus
a) Untuk mengetahui pengetahuan ibu nifas tentang tanda-tanda
bahaya masa nifas berdasarkan usia di Rumah Sakit Umum
Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara.
b) Untuk mengetahui pengetahuan ibu nifas tentang tanda-tanda
bahaya masa nifas berdasarkan pendidikan di Rumah Sakit Kota
Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara.
D. Manfaat Penelitian
1) Penelitian ini sangat bermanfaat untuk mengetahui tanda
bahaya masa nifas yang ada di rumah sakit umum daerah kota
kendari.
5

2) Meningkatkan kualitas pengetahuan tanda-tanda bahaya masa


nifas khususnya bidan yang berada di ruang bersalin rumah
sakit umum daerah kota kendari provinsi sulwesi tenggara.
3) Meningkatkan pengembangan peneliti tentang tanda-tanda
bahaya masa nifas di rumah sakit umum daerah kota kendari
provinsi Sulawesi tenggara.
E. Keaslian penelitian
Penelitian serupa dilakukan oleh
1) Riyas Surya Feriana (2012), dengan judul “Tingkat Pengetahuan
Ibu Nifas Tentang Tanda-Tanda Bahaya Masa Nifas Di RSUD Kota
Surakarta Tahun 2012”. Penelitian ini menggunakan penelitian
deskriptif kuantitatif. Sampel penelitian ini adalah teknik sampling
yang digunakan yaitu teknik NonProbability sampling dengan
metode total sampling.
2) Bagus Sasongko (2010), dengan judul “Pengetahuan Ibu Nifas
Tentang Tanda-Tanda Bahaya Masa Nifas Di Wilayah Puskesmas
Pesanggaran Kecamatan Pesanggaran Kabupaten Banyuwangi”.
Jenis penelitian ini deskriptif dengan desain penelitian survey.
Sampel pada penelitian ini adalah teknik sampling yang digunakan
yaitu teknik Non Probability Sampling. Perbedaan penelitian
sekarang dan sebelumnya yaitu waktu, lokasi penelitian, populasi
dan sampel serta jenis penelitian. Penelitian ini menggunakan
penelitian deskriptif kuantitatif, lokasi penelitian ini adalah Di Rumah
Sakit Umum Daerah Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara,
waktu pelaksanaan penelitian ini adalah bulan Maret 2017, teknik
penelitian sampel dalam penelitian ini adalah total sampling.
6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori
1. Konsep Pengetahuan
a. Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil tahu, ini terjadi setelah
orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tersebut.
Penginderaan terjadi melalui pasca indra manusia yakni indra
penglihatan, pendengaran, rasa dan raba sebagai besar
pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga
(Notoatmodjo, 2010).
b. Tingkat Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2010), ada 6 tingkat pengetahuan, yaitu
1. Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai pengingat suatu materi yang
telah dipelajari sebelumnya. Termasuk dalam pengetahuan
tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) suatu yang pesifik
dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang
telah diterima. Oleh sebab itu merupakan tingkat pengetahuan
yang paling rendah.
2. Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk
menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan
dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar.
3. Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan
materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real.
7

4. Analisis (Analysis)
Analisis diartikan suatu kemampuan untuk
menjabarkanmateri atau suatu objek kedalam kompenen-
komponen, tetapi masih dalam satu struktur organisasi dan
masih ada kaitannya satu sama lain.
5. Sintesis (Synthesis)
Sintesis menujuk kepada suatu kemampuan untuk
menentukan atau menghubungkan bagian-bagian didalam
suatu bentuk keseluruhan yang baru.
6. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk
melakukan justifikasi atau penilaian suatu materi atau
objek.Penilaian-penilaian ini berdasarkan suatu kriteria yang
ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang
ada.
c. Cara Memperoleh Pengetahuan
Menurut soekidjo Notoadmodjo (2010), cara memperoleh
pengetahuan untuk memperoleh kebenaran pengetahuan
sepanjang sejarah, dapat di kelompokkan menjadi 2, yaitu :
1) Cara Tradisional atau Non-Ilmiah
Cara tradisional untuk memperoleh pengetahuan, antara lain
meliputi :
a) Cara Coba-Salah ( Trial and Error )
Cara ini paling tradisional yang pernah di gunakan oleh
manusia untuk memperoleh pengetahuan yaitu melalui cara
coba-coba. Cara ini telah di pakai orang sebelum adanya
peradaban. Pada waktu itu seseorang apabila menghadapi
masalah, upaya pemecahannya dengan cara coba-coba saja.
Cara coba-coba ini di lakukan dengan menggunakan
kemungkinan memecahkan masalah, apabila tidak berhasil di
coba kemungkinan yang lain sampai masalah terselesaikan.
8

b) Cara Kekuasaan atau Otoriter


Sumber pengetahuan tersebut berupa pemimpin-
pemimpin masyarakat baik formal maupun informal, ahli
agama, pemegang pemerintahan dan sebagainya. Dengan
kata lain, pengetahuan tesebut dapat diperoleh berdasarkan
pada otoritas atau kekuasaan, baik tradisi otoritas
pemerintahan, otoritas pemerintahan agama maupun ahli ilmu
pengetahuan. Dimana prinsip ini orang lain berpendapat yang
di kemukakan oleh orang yang mempunyai otoritas tanpa
menguji dulu atau membuktikan kebenarannya, baik
berdasarkan fakta empiris atau penalaran sendiri.
c) Berdasarkan Pengalaman Pribadi
Pengalaman pribadi dapat di gunakan sebagai upaya
untuk memperoleh pengetahuan. Hal ini di lakukan dengan
cara mengulang kembali pengalaman yang di peroleh dalam
memecahkan permasalahan yang di hadapi pada masa yang
lalu, bila gagal dengan cara tersebut ia tidak akan mengulangi
cara itu dan berusaha untuk mencari cara lain sehingga dapat
berhasil memecahkannya.
d) Melalui Jalan Pikiran
Dari sini manusia telah mampu menggunakan
penalarannya dalam memperoleh pengetahuan.Dalam
memperoleh kebenaran pengetahuan, manusia telah
menggunakan jalan pikirannya, baik melalui pernyataan-
pernyataan khusus kepada yang umum di sebut
induksi.Sedangkan deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari
pernyataan-pernyataan umum kepada yang khusus.
2) Cara Modern atau Ilmiah
Cara baru memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih
sistematis, logis, dan ilmiah yang di sebut metode penelitian
ilmiah. Kemudian metode berpikir induktif yang di kembangkan
9

oleh B.Bacon di lanjutkan oleh Van Dalen bahwa dalam


memperoleh kesimpulan di lakukan dengan mengadakan
observasi langsung dan membuat pencatatan terhadap semua
fakta sehubungan dengan objek yang di amati.
d. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2010) faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi tingkat pengetahuan antara lain:
1. Pendidikan
Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan
kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan
berlangsung seumur hidup. Pendidikan dapat diperoleh melalui
pendidikan formal maupun informal. Pendidikan memengaruhi
proses belajar, makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah
orang tersebut untuk memenuhi informasi. Ada beberapa
jenjang pendidikan yang ditempuh oleh ibu, yaitu dikelompokan
menjadi pendidikan rendah bila lulus SD, SMP dan sederajat,
pendidikan menengah bila lulus SMA dan sederajat, dan bila
pendidikan tinggi (diploma, S1, S2 dan S3).
2. Informasi
Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal
maupun nonformal dapat memberika pengaruh jangka pendek
(immediate impact) sehingga menghasilkan perubahan atau
peningkatan pengetahuan. Seseorang mempunyai sumber
informasi yang lebih banyak akan mempunyai pengetahuan
yang lebih luas.
3. Sosial budaya dan ekonomi
Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa
melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk.
Dengan demikian seseorang akan bertambah pengetahuannya
walaupun tidak melakukannya. Status ekonomi seseorang juga
akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan
10

untuk kegiatan tertentu, sehingga semakin tinggi status sosial


ekonomi seseorang diharapkan akan semakin banyak
pengetahuan. Pengetahuan ibu diperoleh melalui tingkat
pekerjaan. Pekerjaan ibu yaitu saat ini dikelompokkan menjadi
bekerja/tidak bekerja.
4. Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu,
baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial.
5. Pengalaman
Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu
cara untuk memperoleh suatu kebenaran pengetahuan
pengetahuannya.Pengetahuan ibu dapat diperoleh melaui
tingkat pekerjaannya.Pekerjaan ibu yaitu saat ini dikelompokan
bekerja/tidak bekerja.dengancara mengulangkembali
pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang
dihadapi masa lalu.
6. Usia
Usia memengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir
seseorang.Semakin bertambah usia akan semakin berkembang
pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan
yang diperolehnya semakin membaik (Rahmawati, 2008).
e. Kriteria Tingkat Pengetahuan
Menurut Putri Ariani A, (2014), Aplikasi yang diartikan sebagai
kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada
situasi atau kondisi real (sebenarnya). Dengan pengukuran
kemampuan:
1). Baik : 76 – 100 %
2). Cukup : 56 – 75 %
3). Kurang : ≤ 55 % ( Putri Ariani A, 2014).
11

2. Konsep Masa Nifas

a. Pengertian Masa Nifas


Nifas (Puerperium) adalah dimulai setelah kelahiran placenta dan
berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum
hamil.Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6-8 minggu (Anggraini,
2010). Masa nifas (puerperium) adalah setelah placenta lahir dan
berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum
hamil.Masa nifas berlangsung selama kira – kira 6 minggu
(Maemunah, 2013).
1. Peran dan tanggung jawab bidan pada masa nifas
Antara lain:
a). Mendeteksi komplikasi bahaya nifas.
b). Memberikan informasi dan konseling (mengenal tentang tanda-
tanda bahaya masa nifas).
b. Tujuan Asuhan Masa Nifas
Menurut Suhemi (2009), tujuan dari pemberian
asuhan kebidanan pada masa nifas adalah :
1. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun
psikologi.
2. Mendeteksi masalah, mengobati, dan merujuk bila terjadi
komplikasi pada ibu dan bayinya
3. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan
kesehatan diri, nutrisi, keluarga berencana, menyusui,
pemberian imunisasi kepada bayinya dan perawatan bayi
sehat.
4. Memberikan pelayanan keluarga berencana.

c. Tahap masa nifas


Masa nifas di bagi dalam 3 periode :
1). Puerperium dini yaitu kepulihan di mana ibu telah diperbolehkan
berdiri dan berjalan-jalan. Dalam agama Islam, dianggap telah
bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari.
12

2). Puerperium intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat


genitalia yang lamanya 6-8 minggu.
3). Remote puerperium adalah waktu yang diperlukan untuk pulih
dan sehat sempurna terutama bila selama hamil atau waktu
persalinan mempunyai komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna
bisa berminggu-minggu, bulanan, atau tahunan.(Anggraini,
2013).

d. Perubahan masa nifas


Secara garis besar, terdapat tiga proses penting di masa
nifas, yaitu sebagai berikut:
1. Pengecilan Rahim
Rahim merupakan organ tubuh yang spesifik dan unik
karena dapat mengecil serta membesar dengan menambah atau
mengurangi jumlah selnya.Pada wanita yang tidak hamil, berat
rahim sekitar 30 gram.Selama kehamilan rahim makin lama
makin membesar.Setelah bayi lahir umumnya berat rahim
menjadi sekitar 1.000 gram dan dapat diraba kira-kira setinggi 2
jari di bawah umbilicus.Setelah 1 minggu kemudian beratnya
berkurang jadi sekitar 500 gram.Sekitar 2 minggu beratnya
sekitar 300 gram dan tidak dapat di raba lagi. Jadi, secara
alamiah rahim akan kembali mengecil prlahan-lahan ke
bentuknya semula. Setelah 6 minggu beratnya sudah sekitar 40-
60 gram. Pada saat ini masa nifas di anggap sudah selesai
namun sebenarnya rahim akan kembali ke posisinya yang
normal dengan berat 30 gram dalam waktu 3 bulan setelah masa
nifas. Selama masa pemulihan 3 bulan ini bukan hanya rahim
saja yang kembali normal tapi juga kondisi tubuh ibu secara
keseluruhan.
2. Kekentalan darah (hemokonsentrasi) kembali normal
Selama hamil, darah ibu relatif lebih encer, karena cairan ibu
banyak, sementara sel darahnya berkurang. Setelah melahirkan
13

sistem sirkulasi darah ibu akan kembali seperti semula. Darah


mulai mengental, dimana kadar perbandingan sel darah kembali
normal. Umumnya hal ini terjadi pada hari ke-3 sampai ke-15
pasca persalinan.
3. Proses laktasi dan menyusui
Proses ini timbul setelah plasenta atau ari-ari lepas.plasenta
menggantung hormone penghambat prolaktin (hormone
plasenta) yang menghambat pembentukan ASI. Setelah plasenta
lepas hormon plasenta itu tidak dihasilkan lagi, sehingga
produksi ASI.ASI keluar 2-3 hari setelah melahirkan
(Saleha,2009).
e. Kebijakan program nasional masa nifas
Kebijakan program nasional dalam masa nifas
menggambarkan tentang praktek standar nasional dan peraturan-
peraturan setempat. Kebijakan program nasional dalam masa nifas
menetapkan paling sedikit 4 kali kunjungan dalam masa nifas, yaitu :
1. Kunjungan I : 6-8 jam setelah persalinan
2. Kunjungan II : 6 hari setelah persalinan
3. Kunjungan III : 2 minggu setelah persalinan
4. Kunjungan IV : 6 minggu setelah persalinan
Kunjungan masa nifas dilakukan untuk mentukan atau
menilai keadaan umum ibu dan bayi baru lahir serta untuk
mencegah,mendeteksi dan menangani masalah-masalah yang
terjadi.

1). Kunjungan 6 - 8 jam setelah persalinan


Tujuannya:
1. Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.
2. Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan dan rujuk
bila perdarahan berlanjut.
14

3. Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota


keluarga bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena
atonia uteri.
4. Pemberian ASI awal.
5. Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir.
2). Kunjungan 6 (enam) hari setelah persalinan
Tujuannya:
a) involusi uterus berjalan baik (normal) uterus berkontraksi, fundus
dibawah umbilikus tidak ada perdarahan abnormal, tidak ada
bau.
b) Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, atau perdarahan
abnormal.
c) Memastikan ibu mendapat cukup makanan, cairan dan istirahat.
d) Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak
memperlihatkan tanda-tanda penyulit.
e) Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi,
tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari--
hari.
3). Kunjungan 2 (dua) minggu setelah persalinan
Tujuannya:
a) Memastikan involusi uterus berjalan baik (normal) uterus
berkontraksi, fundus dibawah umbilikus tidak ada perdarahan
abnormal, tidak ada bau.
b) Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, atau perdarahan
abnormal.
c) Memastikan ibu mendapat cukup makanan, cairan dan istirahat.
d) Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak
memperlihatkan tanda-tanda penyuIit.
e) Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi,
tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari
hari.
15

4). Kunjungan 6 (enam) minggu setelah persalinan


Tujuannya:
a) Menanyakan pada ibu tentang penyulit yang ibu atau bayi
alami.
b) Memberikan konseling untuk KB secara dini.

3. Tanda-tanda bahaya masa nifas


Tanda-tanda bahaya masa nifas adalah suatu tanda yang abnormal
yang mengindikasikan adanya bahaya/ komplikasi yang dapat terjadi selama
masa nifas, apabila tidak dilaporkan atau tidak terdeteksi bias menyebabkan
kematian ibu (Prawirohardjo ,2009).
Tanda-tanda bahaya masa nifas, sebagai berikut :
1) Perdarahan Post Partum.
Perdarahan post partum adalah perdarahan lebih dari 500-600 ml
dalam masa 24 jam setelah anak lahir (Prawirohardjo, 2009). Menurut
waktu terjadinya di bagi atas 2 bagian :
a) Perdarahan Post Partum Primer (Early Post Partum Hemorrhage)
yang terjadi dalam 24 jam setelah anak lahir. Penyebab utama
adalah atonia uteri, retensio placenta, sisa placenta dan robekan
jalan lahir. Terbanyak dalam 2 jam pertama.
b) Perdarahan post partum sekunder (Late Post Partum Hemorrhage)
yang terjadi setelah 24 jam, biasanya terjadi antara hari ke 5
sampai 15 post partum. Penyebab utama adalah robekan jalan
lahir atau selaput plasenta (Prawirohardjo, 2009).
Menurut Manuaba (2009), perdarahan post partum
merupakan negara berkembang.
Faktor-faktor penyebab perdarahan post partum adalah :
a) Grandemultipara.
penyebab penting kematian maternal khususnya di
b) Jarak persalinan pendek kurang dari 2 tahun.
16

c) Persalinan yang di lakukan dengan tindakan : pertolongan kala


uri sebelum waktunya, pertolongan persalinan oleh
dukun,persalinan dengan tindakan paksa, persalinan dengan
narkosa.
2) Lochea yang berbau busuk (bau dari vagina)
Lochea adalah cairan yang dikeluarkan uterus melalui vagina
dalam masa nifas sifat lochea alkalis, jumlah lebih banyak dari
pengeluaran darah dan lendir waktu menstruasi dan berbau anyir
(cairan ini berasal dari bekas melekatnya placenta) Lochea dibagi
dalam beberapa jenis ( Rukiyah. A.Y, 2011)
a) Lochea rubra (cruenta): berisi darah segar dan sisa-sisa selaput
ketuban, sel-sel desidua, verniks kaseosa, lanugo, dan
mekonium, selama 2 hari pasca persalinan.
b) Lochea sanguinolenta: berwarna merah kuning berisi darah dan
lendir hari ke 3-7 pasca persalinan.
c) Lochea serosa: berwarna kuning, cairan tidak berdarah lagi,
pada hari ke 7-14 pasca persalinan.
d) Lochea alba: cairan putih, setelah 2 minggu.
e) Lochea purulenta: terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah
berbau busuk.
f) Lochiostasis: lochea tidak lancar keluarnya.
Apabila pengeluaran lochea lebih lama dari pada yang
disebutkan di atas kemungkinan adanya :
1) Tertinggalnya placenta atau selaput janin karena
kontraksi uterus yang kurang baik.
2) Ibu yang tidak menyusui anaknya, pengeluaran lochea
rubra lebih banyak karena kontraksi uterus dengan cepat.
3) Infeksi jalan lahir, membuat kontraksi uterus kurang baik
sehingga lebih lama mengeluarkan lochea dan lochea
berbau anyir atau amis.Bila lochea bernanah dan berbau
busuk, disertai nyeri perut bagian bawah kemungkinan
17

diagnosisnya adalah metritis.Metritis adalah infeksi uterus


setelah persalinan yang merupakan salah satu penyebab
terbesar kematian ibu.Bila pengobatan terlambat atau
kurang adekuat dapat menjadi abses pelvik, peritonitis,
syok septik (Rustam Mochtar, 2009).
3). Sub-Involusi Uterus (Pengecilan Rahim yang Terganggu)
Involusi adalah keadaan uterus mengecil oleh kontraksi
rahim dimana berat rahim dari 1000 gram saat setelah bersalin,
menjadi 40-60 mg 6 minggu kemudian. Bila pengecilan ini kurang
baik atau terganggu di sebut sub-involusi (Bahiyatun , 2009). Faktor
penyebab sub-involusi, antara lain: sisa plasenta dalam uterus,
endometritis, adanya mioma uteri (Prawirohardjo, 2009).
Pada pemeriksaan bimanual di temukan uterus lebih besar
dan lebih lembek dari seharusnya, fundus masih tinggi, lochea
banyak dan berbau, dan tidak jarang terdapat pula perdarahan
(Prawirohardjo, 2009).Pengobatan di lakukan dengan memberikan
injeksi Methergin setiap hari di tambah dengan Ergometrin per
oral.Bila ada sisa plasenta lakukan kuretase.Berikan Antibiotika
sebagai pelindung infeksi (Prawirohardjo, 2009).
4). Tromboflebitis (pembengkakan pada vena)
Tromboflebitis merupakan inflamasi pembuluh darah disertai
pembentukan pembekuan darah. Bekuan darah dapat terjadi di
permukaam atau di dalam vena.Tromflebitis cenderung terjadi pada
periode pacsa partum pada saat kemampuan pengumpulan darah
meningkat akibat peningkatan fibrinogen. Factorpenyebabterjadinya
infeksi tromboflebitis antara lain:
1. Pasca bedah, perluasan infeksi endometrium
2. Mempunyai varises pada vena
5). Nyeri pada perut dan pelvis
Tanda-tanda nyeri perut dan pelvis dapat menyebabkan
komplikasi nifas seperti : Peritonitis. Peritonitis adalah peradangan
18

pada peritonium, peritonitis umum dapat menyebabkan kematian


33% dari seluruh kematian karena infeksi. Menurut Walyani
Elisabeth 2009, gejala klinis peritonitis dibagi 2 yaitu :
1. Peritonitis pelvio berbatas pada daerah pelvis
Tanda dan gejalanya demam, nyeri perut bagian bawah
tetapi keadaan umum tetap baik, pada pemeriksaan dalam
kavum daugles menonjol karena ada abses.
2. Peritonitis umum
Tanda dan gejalanya: suhu meningkat nadi cepat dan kecil,
perut nyeri tekan, pucat muka cekung, kulit dingin, anorexsia,
kadang-kadang muntah.
6). Depresi setelah persalinan
Depresi setelah melahirkan merupakan kejadian yang sering
terjadi akan tetapi ibu tidak menyadarinya. Penyebab utama dari
depresi setelah melahirkan tidak diketahui, diduga karena ibu
belum siap beradaptasi dengan kondisi setelah melahirkan atau
kebingungan merawat bayi.ada juga yang menduga bahwa depresi
setelah melahirkan dipicu karena perubahan fisik dan hormonal
setelah melahirkan.Yang mengalami depresi sebelum kehamilan
maka berisiko lebih tinggi terjadi depresi setelah melahirkan.
7) Pusing dan lemas yang berlebihan
Menurut Manuaba (2009), pusing merupakan tanda-tanda
bahaya masa nifas, pusing bisa di sebabkan oleh karena tekanan
darah rendah (Sistol <> 160 mmHg dan distolnya 110 mmHg.
Pusing dan lemas yang berlebihan dapat juga disebabkan oleh
anemia bila kadar haemoglobin <> Lemas yang berlebihan juga
merupakan tanda-tanda bahaya, dimana keadaan lemas
disebabkan oleh kurangnya istirahat dan kurangnya asupan kalori
sehingga ibu kelihatan pucat, tekanan darah rendah.
a) Mengkonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari.
b) Makan dengan dietberimbang untuk mendapatkan protein,
19

mineral dan vitamin yang cukup.


c) Minum sedikitnya 3 liter setiap hari.
d) Pil zat besi harus di minum untuk menambah zat setidaknya
selama 40 hari pasca bersalin.
e) Minum 1 kapsul sehari vitamin A agar bisa memberikan kadar
vitaminnya kepada bayinya.
f) istirahat yang cukup untuk mencegah kelelahan yang
berlebihan
g) Kurang istirahat akan mempengaruhi produksi ASI dan
memperlambat proses involusi uterus.
8). Sakit kepala, penglihat kabur dan pembengkakan di wajah
Sakit kepala adalah suatu kondisi terdapatnya rasa sakit di
dalam kepala kadang sakit dibelakang leher atau punggung bagian
atas,disebut juga sebagai sakit kepala.jenis penyakit ini termasuk
dalam keluhan-keluhan penyakit yang sering diutarakan.
Penglihatan kabur atau berbayang dapat disebabkan oleh sakit
kepala yang hebat, sehingga terjadi oedema pada otak dan
menyebabkan resistensiotak yang mempengaruhi sistem saraf
pusat, yang dapat menimbulkan kelainan serebral (nyeri kepala,
kejanng) dan gangguan penglihatan.
Pembengkakan pada wajah dan ekstremitas merupakan salah
satu gejala dari adanya preeklamsi walaupun gejala utamanya
adalah protein urine. Hal ini biasa terjadi pada akhir-akhir
kehamilan dan terkadang masih berlanjut sampai ibu post partum.
Oedema dapat terjadi karena peningkatan kadar sodium
dikarenakan pengaruh hormonal dan tekanan dari pembesaran
uterus pada vena cava inferior ketika berbaring
9) Suhu Tubuh Ibu > 38 0C
Dalam beberapa hari setelah melahirkan suhu badan ibu
sedikit baik antara 37,20C-37,80C oleh karena reabsorbsi benda-
benda dalam rahim dan mulainya laktasi, dalam hal ini disebut
20

demam reabsorbsi. Hal itu adalah normal.Namun apabila terjadi


peningkatan melebihi 380C beturut-turut selama 2 hari
kemungkinan terjadi infeksi.
Infeksi nifas adalah keadaan yang mencakup semua peradangan
alat-alat genetalia dalam masa nifas (Ambarwati 2010).
Penanganan umum bila terjadi Demam :
a) Istirahat baring
b) Rehidrasi peroral atau infuse
c) Kompres atau kipas untuk menurunkan suhu
d) Jika ada syok, segera beri pengobatan, sekalipun tidak jelas
gejala syok, harus waspada untuk menilai berkala karena kondisi
ini dapat memburuk dengan cepat.
Pencegahan Infeksi Nifas terdiri dari beberapa bagian :
a) Masa kehamilan
Mengurangi atau mencegah faktor-faktor predisposisi seperti
anemia, malnutrisi, dan kelemahan, serta mengobati penyakit-
penyakit yang diderita ibu. Pemeriksaan dalam jangan dilakukan
kalau tidak ada indikasi yang perlu. Begitu pula koitus pada hamil
tua hendaknya dihindari atau dikurangi dan dilakukan hati- hati
karena dapat menyebabkan pecahnya ketuban, kalau ini terjadi
infeksi akan mudah masuk dalam jalan lahir.
b) Masa persalinan
1) Hindari pemeriksaan dalam berulang-ulang, lakukan bila ada
indikasi dengan sterilitas yang baik, apalagi bila ketuban telah
pecah
2) Hindari partus terlalu lama dan ketuban pecah lama.
3) Jagalah sterilitas kamar bersalin dan pakailah masker, alat-alat
harus suci hama.
4) Perlukaan-perlukaan jalan lahir karena tindakan baik pervaginam
maupun perabdominam dibersihkan, dijahit sebaik-baiknya dan
menjaga sterilitas.
21

5) Pakaian dan barang-barang atau alat-alat yang berhubungan


dengan penderita harus terjaga kebersihannya.
6) Perdarahan yang banyak harus dicegah, bila terjadi darah yang
hilang harus segera diganti dengan transfusi darah.
c) Masa nifas
1). Luka-luka dirawat dengan baik jangan sampai kena infeksi,
begitu pula alat-alat dan pakaian serta kain yang berhubungan
dengan alat kandungan harus steril.
2). Penderita dengan infeksi nifas sebaiknya diisolasi dalam
ruangan khusus, tidak bercampur dengan ibu sehat.
3). Tamu yang berkunjung harus dibatasi.
10) Penyulit dalam Menyusui
Kelenjar mamae telah dipersiapkan semenjak
kehamilan.Umumnya produksi ASI baru terjadi pada hari ke 2 atau 3
pasca persalinan.Pada hari pertama keluar kolostrum. Cairan yang
telah kental lebih dari air susu, mengandung banyak protein,
albumin, globulin dan kolostrum. Untuk dapat melancarkan ASI,
dilakukan persiapan sejak awal hamil dengan melakukan massase,
menghilangkan kerak pada puting susu sehingga duktusnya tidak
tersumbat.
Untuk menghindari putting rata sebaiknya sejak hamil, ibu
dapat menarik-narik putting susu dan ibu harus tetap menyusui agar
putting selalu sering tertarik. Sedangkan untuk menghindari putting
lecet yaitu dengan melakukan tehnik menyusui yang benar, putting
harus kering saat menyusui, putting diberi lanolin monelia di terapi
dan menyusui pada payudara yang tidak lecet. Selain itu putting
lecet dapat disebabkan oleh karena cara menyusui dan perawatan
payudara yang tidak benar dan infeksi monelia, bila lecetnya luas,
menyusui 24-48 jam dan ASI dikeluarkan dengan tangan atau
dipompa. Pengeluaran ASI pun dapat bervariasi seperti tidak
keluar samasekali (agalaksia), ASI sedikit (aligolaksia), dan terlalu
22

banyak (poligalaksia) dam pengeluaran berkepenjangan


(galaktoria).
Beberapa keadaan Abnormal pada masa menyusui yang mungkin
terjadi:
a) Bendungan ASI
Adalah pembendungan air susu karena penyempitan duktus
laktoferi atau oleh kelenjar-kelenjar tidak dikosongkan dengan
sempurna/karena kelainan pada putting susu.
1) Penyebab
(a) Penyempitan duktus laktiferus
(b) Kelenjar kelenja yang tidak dikosongkan dengan sempurna
(c) Kelainan pada puting susu. (Rukiyah.2011)
2) Gejala
(a) Timbul pada hari ke 3-5
(b) Payudara bengkak, keras, tegang, panas dan nyeri
(c) Suhu tubuh naik.
3) Penatalaksanaan
(a) susukan payudara sesering mungkin
(b) kedua payudara disusukan
(c) kompres hangat payudara sebelum disusukan
(d) bantu dengan memijat payudara untuk permulaan
menyusui sangga payudara
(e) kompres dingin pada payudara diantara menyusui.
(f) bila diperlukan berikan parasetamol 500 Mg. Peroral setiap
4 jam
b) Mastitis
Mastitis Adalah suatu peradangan pada payudara biasanya
terjadi pada 3 minggu setelah melahirkan. Penyebab kuman
terutama stapilokokus aureus melalui luka pada puting susu atau
melalui peredaran darah (Suhemi, dkk, 2009).
23

a. Tanda dan Gejala :


(1) Payudara membesar dan keras
(2) payudara nyeri, dan bengkak
(3) payudara memerah dan membisu
(4) suhu badan naik dan menggigil
b. Penatalaksanaan :
(1) Beri antibiotik 500 mg/6 jam selama 10 hari.
(2) Sangga payudara
(3) Kompres dingin
4) Susukan bayi sesering mungkin
(5) Banyak minum dan istirahat yang cukup
(6) Bila terjadi abses lakukan insisi radial
c) Abses Payudara
Abses payudara adalah terdapat masa padat mengeras
di bawah kulit yang kemerahan terjadi karena mastistis yang
tidak segera diobati. Gejala sama dengan Mastistis terdapat
bisul yang pecah dan mengeluarkan pus (nanah). (Saleha.
2009).
B. Landasan teori
Pengetahuan adalah hasil dari tahu dari manusia dan ini terjadi
setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu,
dimana penginderaan tersebut dapat terjadi melalui penginderaan
manusia yakni penglihatan, pendengaran,penawaran rasa dan
peraba.
Pendidikan adalah setiap usaha, pengaruh, perlindungan dan
bantuan yang diberikan kepada anak yang tertuju kepada
kedewasaan.Sedangkan di Indonesia mengidefinisikan lain, bahkan
pendidikan sebagai suatu usaha dasar untuk menjadi kepribadian dan
kemampuan didalam dan diluar sekolah dan berlangsung seumur
hidup.
24

Usia adalah umur individu yang terpenting mulai saat dilahirkan


sampai berulang tahun. Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan
kekuatan seseorang bertambah dalam berpikir dan bekerja. Dari segi
kepercayaan masyarakat seseorang dan lebih dewasa akan lebih
dipercayai dari orang yang belum cukup tinggi tingkat kedawasaan.Hal
ini sebagai akibat dari pengalaman dan kematangan jiwanya.
Hubungan pengetahuan dan pendidikan seseorang,dinama
semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin banyak pula
pengetahuan yang mereka dapat (Mubarak, 2011).
Hubungan pengetahuan dan usia seseorang, semakin banyak
umur atau semakin tua seseorang maka akan mempunyai kesempatan
dan waktu yang lebih dalam mendapatkan informasi dan pengetahuan.
Dengan demikian semakin tua umur responden maka tingkat
pengetahuan ibu tentang tanda-tanda bahaya masa nifas semakin
baik, makin tua umur seseorang. Nur salam (2008)
25

C. Kerangka konsep

Pendidikan
Pengetahuan ibu nifas tentang
tentang tanda-tanda bahaya
masa nifas
Usia

Variabel bebas : Pendidikan, usia


Variabel terikat : Pengetahuan ibu nifas tentang
tanda bahaya masa nifas.(Notoatmodjo,
2009)
26

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif
yaitu penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan (memaparkan)
pengetahuan ibu nifas tentang tanda-tanda bahaya masa nifas.Dalam
penulisan ini menggambarkan rancangan penelitian survey, yaitu suatu
penelitian yang tidak dilakukan pada seluruh populasi, tetapi hanya
mengambil sebagian dari populasi (sampel). Dalam penelitian survey,
hasil dari sampel tersebut dapat digeneralisasikan sebagai hasil
populasi (Notoatmodjo,2010).
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat penelitian
Penelitian dilaksanakan di ruang Nifas Rumah Sakit Umum
Daerah Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2017.
2. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan juni-juli 2017
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto
2010 ). Pada penelitian ini populasinya adalah ibu nifas yang ada
di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari Provinsi Sulawesi
Tenggara tahun 2016 sebanyak 622 orang.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang
diteliti.untuk menentukan besarnya sampel, apabila subjek kurang
dari 100, lebih baik di ambil semua penelitiannya, jika subjeknya
lebih besar dapat diambil antara 10-20%.(Sugiyono, 2007).Yang
diajukan dalam penelitian ini adalah semua ibu nifas yang ada Di
27

Rumah Sakit Umum Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara


dengan jumlah 62 orang ibu nifas.
n= 10% x N
Keterangan :
n = besar sampel
N = besar populasi

=62,2
n= 62
Dalam penelitian ini menggunakan accidental Sampling, yaitu ibu
nifas yang berada Di Rumah sakit Umum Daerah Kota Kendari.
D. Instrument penelitian
Instrument pengumpulan data yang akan digunakan dalam
penelitian ini adalah berupa kuesioner. Kuesioner yaitu suatu cara
pengumpulan data atau suatu penelitian mengenai suatu masalah
dengan menyelesaikan pernyataan kepada sejumlah objek
(Notoatmodjo, 2010).
E. Teknik Pengumpulan Data
Sumber data dalam penelitian ini
1. Data primer
Data primer adalah data diperoleh dengan memberikan
lembar kuesioner kepada responden yang didalamnya berisi
tentang identitas responden. data primer tentang pengetahuan ibu
nifas diperoleh dengan menggunakan kuesioner yang berisi
pertanyaan-pertanyaan tentang pengetahuan ibu tentang tanda
bahaya masa nifas kepada responden.
2. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang sudah ada atau diperoleh
dari instansi terkait mengenai data ibu nifas.
28

F. Variabel penelitian
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk
apa saja yang di tetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik
kesimpulannya (Sugiyono. 2010).
a.Variable independent (independent) yaitu pendidikan, usia
b. Variable dependent (dependent) yaitu pengetahuan ibu tentang
tanda-tanda bahaya masa nifas.
G. Definisi operasional
Nifas adalah dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika
alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa
nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu (Maemunah, 2013).
Menurut Suyanto & Umi Salamah (2009), definisi operasional
merupakan teori atau konsep yang telah di jabarkan dalam bentuk
variabel penelitian tersebut agar variabel tersebut mudah di pahami, di
ukur atau di amati.
1. Pengetahuan
Pengetahuan ibu nifas tentang tanda-tanda bahaya masa
nifas, segala sesuatu yang di ketahui oleh ibu nifas dalam periode
masa nifas tentang tanda-tanda bahaya masa nifas,
Kriteria Objektif :
a. Baik : 75-100%
b. Cukup : 55-74%
c. Kurang : ≤ 55% (Putri Ariani A, 2014)
2. Usia
Usia responden saat penelitian dilakukan. (Rahmawati,2008)
Kriteria Objektif :
a. ≤ 20 tahun
b. 20-35 tahun
c. ≥ 35 tahun
29

3. Pendidikan
Pendidikan formal yang terakhir yang pernah di selesaikan oleh
responden. (Notoatmodjo, 2010), KriteriaObjektif :
a. Tidak sekolah
b. Sekolah dasar : (SD-SMP)
c. Sekolah menengah (SMA-SMK)
d. Perguruan tinggi (Diploma-Sarjana)
H. Pengelolah Data
Data yang diperoleh dari hasil kuesioner yang digunakan
sebagai paduan wawancara pada responden diolah dengan langkah-
langkah sebagai berikut :
1. Penyuntingan data (editing), dilakukan dengan pengecekan isian pada
instrument, apakah data yang sudah terkumpul sudah jelas, lengkap
dan relevan.
2. Pengkoden data (coding), dilakukan dengan merubah data
yangberupa huruf menjadi angka.
3. Pengolahan data (prosessing), dilakukan dengan tujuan agar
datadapat dianalisa.
4. Pembersihan data (cleaning), dilakukan dengan memeriksa
kembaliapabila ada kesalahan dalam perekapan.
5. Scoring, perhitungan secara manual dengan secara manual
denganmenggunakan kalkulator untuk presentase setiap variabel.
6. Tabulasi, menyusun data dalam bentuk table distribusi
frekuensisetelah dilakukan perhitungan secara manual maupun
menggunakankalkulator.
Proses perhitungan data-data dari hasil observasi dan
koesioner yang sudah diberi kode serta serta dimasukkan kedalam
table. Data yang diperoleh dari hasil pengumpulan data dapat
disajikan dalam bentuk table distribusi frekuensi.
30

I. Analisis Data
Analisis univariabel adalah analisis terhadap satu variabel. Data dari
masing-masing di analisis dan disajikan dalam bentuk table frekuensi.
Dengan rumus :

Keterangan :
p = Presentase
f= Data yang ada
n = Total sampel (Arikunto, 2010)
J. Penyajian Data
Penyajian data dalam penelitian ini dalam bentuk table distribusi,
dinarasikan secara diskriptif variable yang diteliti dari diprensentatif.
K. Etika penelitian
Penelitian ini dimulai dengan melakukan berbagai prosedur yang
berhubungan dengan etika penelitian yang meliputi :
1. Informed consent (Lembaran Persetujuan Meliputi Responden)
adalah lembar persetujuan yang diberikan pada subyek yang akan
diteliti.
2. Anonimity (Tanpa Nama) adalah kerahasiaan identitas responden
harus di jaga,oleh karena itu peneliti tidak boleh mencantumkan
nama responden pada lembaran pengumpulan.
3. Confidentiality (Karakteristik) adalah kerahasiaan informasi
responden dijamin oleh peneliti karena hanya kelompok data
tertentu saja yang akan disajikan atau di laporkan sebagai hasil
penelitian
31

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. GAMBARAN UMUM RSUD Kota Kendari


1. Sejarah berdirinya RSUD Kota Kendari
Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari terletak di kota
Kendari, tepatnya di Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari dengan
luas lahan 3.527 M2 dan luas bangunan 1.800 M2 .
RSUD Kota Kendari merupakan bangunan atau gedung
peninggalan pemerintah Hindia Belanda yang didirikan pada tahun
1927 dan telah mengalami beberapa kali perubahan antara lain :
a. Dibangun oleh Pemerintah Belanda pada tahun 1927
b. Dilakukan rehabilitasi oleh Pemerintah Jepang pada tahun 1942 –
1945
c. Menjadi Rumah Sakit Tentara pada tahun 1945 – 1960
d. Menjadi RSU. Kabupaten Kendari pada tahun 1960 – 1989
e. Menjadi Puskesmas Gunung Jati pada tahun 1989 – 2001
f. Menjadi RSU Abunawas Kota Kendari pada tahun 2001 berdasarkan
Perda Kota Kendari No.17 Tahun 2001
Diresmikan penggunaannya sebagai RSUD. Abunawas Kota
Kendari oleh bapak Walikota Kendari pada tanggal 23 Januari 2003
Pada Tahun 2008,oleh pemerintah Kota Kendari telah
membebaskan lahan seluas 13.000 M2 untuk relokasi Rumah Sakit,
yang dibangun secara bertahap dengan menggunakan dana APBD,
TP, DAK dan DPPIPD.
Pada tanggal 9 Desember 2011 Rumah Sakit Umum Daerah
Abunawas Kota Kendari resmi menempati Gedung baru yang terletak
di Jl. Brigjen Z.A Sugianto No : 39 Kel Kambu Kec. Kambu Kota
Kendari.
32

· Pada tanggal 12–14 Desember 2012 telah divisitasi oleh TIM


Komite Akreditasi Rumah Sakit ( KARS) dan berhasil terakreditasi
penuh sebanyak 5 pelayanan ( Administrasi & Manajemen, Rekam
Medik, Pelayanan Keperawatan, Pelayanan Medik dan IGD ).
Berdasarkan SK walikota Kendari no 16 tahun 2015 tanggal 13
mei 2015 dikembalikan namanya menjadi RSUD Kota Kendari sesuai
PERDA kota kendari no 17 tahun 2001.
2. Sarana Gedung RSUD Kota Kendari
RSUD Kota Kendari saat inu memiliki sarana gedung sebagai
berikut:
1. Gedung Anthurium( Kantor)
2. Gedung Bougebville
3. Gedung IGD
4. Gedung matahari
5. Gedung crysant
6. Gedung teratai
7. Gedung lavender
8. Gedung mawar
9. Gedung melati
10. Gedung tulip
11. Gedung anggrek
12. Gedung instalasi gizi
13. Gedung laundry
14. Gedung laboratorium
15. Gedung kamar jenazah
16. Gedung VIP
17. Gedung PMCC (Private Medical Care Centre) dalam proses
pembangunan.
Dalam menunjang pelaksaan kegiatan, RSUD Kota Kendari
dilengkapi dengan 4 unit mobil ambulance, 1 buah mobil direktur,
10 buah mobil nasional dokter spesialis dan 10 buah sepeda motor.
33

3. Ketenagaan
Jumlah tenaga kerja yang ada di RSUD kota kendari pada
tahun 2016 sebanyak 451 207 PNS dan 244 Non PNS). Yang terdiri
dari:
a. Tenaga medis
b. Tenaga paramedic perawatan
c. Tenaga paramedic non perawatan
d. Tenaga adminitrasi

B. Hasil penelitian
Tabel 1 Distribusi pengetahuan ibu nifas tentang tanda-tanda
bahaya masa nifas Di Rumah Sakit Umum Daerah Kota
Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2017

Kriteria Pengetahuan n %
Baik 20 32,25
Cukup 31 50
Kurang 11 17,74
Jumlah 62 100
Sumber: Data sekunder ﴾diolah﴿ tahun 2017

Berdasarkan tabel 1 diatas dapat diketahui sebagian besar


responden berpengetahuan cukup yaitu 31 responden ﴾50﴿%
34

Tabel 2 Distribusi Pengetahuan ibu nifas tentang tanda-tanda


bahaya masa nifas berdasarkan usia Di Rumah Sakit
Umum Daerah Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2017

Pengetahuan
Usia Baik Cukup Kurang n %
n % n % n %
≤ 20 0 0 0 0 10 16,12 10 16.12
20-35 11 17,74 17 27,41 1 1,612 30 48,38
≥ 35 9 14,51 14 22,58 0 0 22 35,48
Jumlah 20 31 11 62 100
Sumber: Data sekunder ﴾diolah﴿ tahun 2017

Berdasarkan tabel 2 diatas dapat diketahui bahwa dari 62


responden pengetahuan ibu nifas berdasarkan usia paling banyak
pada kelompok dengan kategori baik 11 responden (17,74%) cukup
17 responden (27,41%) dan kurang 1 responden (16,12%).
Berdasarkan usia paling banyak dengan kategori cukup yaitu 17
responden (27,14%).
35

Tabel 3 Distribusi Pengetahuan ibu nifas tentang tanda-tanda


bahaya masa nifas berdasarkan pendidikan Di Rumah
Sakit Umum Daerah Kota Kendari Provinsi Sulawesi
Tenggara Tahun 2017

Pengetahuan
Pendidikan Baik Cukup Kurang n %
n % n % n %
Tidak Sekolah 0 0 0 0 1 1 1,612
Sekolah Dasar 0 0 1 1,612 10 16,12 11 17,74
)SD-SMP(
Sekolah 6 9,66 23 37,09 0 0 29 46,77
Menengah
)SMA-SMK(
Perguruan 14 22,58 7 11,29 0 0 21 33,87
tinggi
﴾diploma-
sarjana)
Jumlah 20 31 11 62 100
Sumber: Data Sekunder )diolah(Tahun 2017

Berdasarkan tabel 3 diatas dapat diketahui bahwa dari 62


responden pengetahuan ibu nifas berdasarkan pendidikan paling
banyak pada kelompok Sekolah Menengah )SMA-SMK( yang
berpengetahuan baik sebanyak 14 responden (22,58%) cukup yaitu
23 Responden )37,09%) dan kurang.
C. Pembahasan
1. Pengetahuan
Berdasarkan tabel 1 diatas pengetahuan terbanyak
responden berada pada rentang pengetahuan cukup yaitu
sebanyak 31 (50%). pengetahuan adalah hasil dari tahu dari
manusia dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan
terhadap suatu objek tertentu, dimana penginderaan tersebut dapat
terjadi melalui penginderaan manusia yakni penglihatan,
pendengaran,penawaran rasa dan peraba.
36

2. Usia
Berdasarkan table 2 diatas umur terbanyak responden berada
pada rentang umur 20-35 tahun sebanyak 17 responden (27,41%).
Usia adalah lamanya seseorang hidup dan dihitung
berdasarkan ulang tahun terakhir. umur sejalan dengan
perkembangan biologis alat-alat tubuh dan kematangan intelektual
(Nur salam 2010). menurut masa reproduksi umur dikelompokkan
menjadi < 20 tahun merupakan masa reproduksi produktif, 20-30
tahun merupakan masa reproduksi produktif dan merupakan kurun
waktu kondisi yang sehat berproduksi dan 31-45 tahun merupakan
masa produktif post produksi (Prawirohardjo. 2009).
Menurut EB Hurlock (1998, dalam prawirohardjo, 2009) bahwa
dengan bertumbuhnya umur seseorang biasanya di iringi dengan
berbagai macam pengalaman hidup, semakin cukup umur tinggkat
kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam
berpikir dan bekerja, sehingga psikologi seseorang lebih matang
dalam menghadapi sesuatu proses atau masalah yang dihadapi.
3. Pendidikan
Berdasarkan tabel 3 diatas terdapat responden terbanyak
berpendidikan perguruan tinggi sebanyak 14 responden (22,58%).
Pendidikan adalah suatu proses belajar yang bertujuan untuk
meningkatkan daya intelektual seseorang yang diperoleh melalui
pendidikan formal, melalui pendidikan seseorang akan
memperoleh pengetahuan, dimana setiap pendidikan memiliki pola
dan tinggkat pengetahuan yang berbeda pula, tinggkat pendidikan
mempengaruhi pengetahuan ibu dalam beradaptasi di saat
mengalami tanda bahaya masa nifas, diharapkan dengan
pedidikan yang tinggi ibu mempunyai pengetahuan tentang tanda-
tanda bahaya masa nifas. (prawirihardjo, 2009).
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di ruang bersalin
RSUD Kota Kendari adalah sebagai berikut:
1. Pengetahuan terbanyak responden berada pada kriteria cukup yaitu
sebanyak 31 responden (50%)
2. Pengetahuan berdasarkan usia terbanyak pada usia 20-35 tahun
yaitu sebanyak 17 responden (27,41%)
3. Pengetahuan berdasarkan pendidikan terbanyak pada pendidikan
perguruan tinggi sebanyak 14 responden (22,58)
2. Saran
1. Bagi ruang bersalin Rumah Sakit Uum Daerah Kota Kendari provinsi
Sulawesi tenggara dapat memberikan penyuluhan tentang tanda-
tanda bahaya masa nifas
2. Bagi bidan terkhusus di ruang bersalin Rumah Sakit Umum Daerah
Kota Kendari provinsi Sulawesi tenggara agar dapat memantau
kondisi ibu agar tidak terjadi tanda bahaya masa nifas.
3. Bagi Peneliti selanjutnya
Diharapkan mengembangkan penelitian dengan cara
mengembangkan variable penelitian dan sampel penelitian sehingga
akan mendapatkan hasil penelitian yang baik.

37
DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, Yetti. (2010). Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Yogyakarta

Anggraini, Y. 2013, Asuhan Kebidanan lll Nifas, Yogyakarta,

Arikunto, 2010. Prosedur penelitian Suatu Pendekatan Praktek PT. Rineka


Cipta.Jakarta

Bagus, Ida. (2009). “survey demogravi dan kesehatan Indonesia,” indoskrip


(online) Vol.33, no.8, (http://www.one.indoskripsi.com/node/4953).

Departemen Kesehatan Direktorat Jendral Bina Kesehatan. 2014. Standar


Pelayanan Kebidanan, Depkes RI, Jakarta

Maemunah. Ade Siti. (2013). Asuhan Kebidanan Postpartum. Bandung: PT


Rafika Utama.

Manuaba, I. B. G. (2009). Ilmu kebidanan, penyakit kandungan dan keluarga


berencana untuk pendidikan bidan. Jakarta: EGC

Mubarak, Wahid iqbal. 2011. Promosi Kesehatan Untuk Kebidanan. Jakarta

Nursalam. (2008) Konsep dan penerapan metodelogi penelitian ilmu


keperawatan (pedoman skripsi, tesis,dan instrument penelitian).
Jakarta : Media Salemba.

Notoadmodjo, Soekidjo. Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT.


Rineka Cipta 2010.

Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan


Maternal dan Neonatal. Jakarta: YBPSP

Putri Ariana A. 2014 Aplikasi Metode Penelitian Kebidanan dan kesehatan


reproduksi. Jakarta : Trans Info Media

Rahmawati, Anita. 2008. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta : Fitramaya

Rukiyah, dkk. 2011. Asuhan Kebidanan IV (Patologi kebidanan). Jakarta :


Trans Info Media
Saifuddin, 2010, Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal, Yayasan Bidan Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta.

Saleha, Siti. 2009. Asuhan Kebidanan Pda Masa Nifas. Jakarta: Salemba

Suherni, dkk. 2009. Perawatan Masa Nifas. Jakarta: Fitramaya

Sugiyono, 2010. Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta

Suyanto, dan Salamah Umi. (2009) Riset kebidanan. Jogjakarta: Mitra


crndikia prees

Winkjosastro, Hanifa. 2010. Ilmu Kandungan. Jakarta: PT Yayasan Bina


Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama (inisial) :……………………………………………….

Umur :………………………………………tahun

Alamat :……………………………………………….

Setelah mendapat penjelasan dari peneliti,saya bersedia/tidak bersedia *)

Berpatisipasi dan menjadi responden peneliti yang berjudul “Pengetahuan Ibu

Nifas Tentang Tanda-Tanda Bahaya Masa Nifas Di Rumah Sakit Umum Kota

Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara.

Kendari, juli 2017

Keterangan

Responden

*) coret yang tidak perlu


KUESIONER PENELITIAN

Judul penelitian : Pengetahuan ibu nifas tentang tanda-tanda


bahaya masa nifas

Petunjuk Pengisian kuesioner :

1. Jawablah pertanyaan di bawah ini sesuai keadaan ibu


2. Berilah tanda centang (√) pada pilihan jawaban yang tepat sesuai
pendapat ibu
3. Nomor responden diisi oleh peneliti, tanggal pengisian diisi oleh
responden, dan tanggal persalinan diisi oleh responden.

Nama responden :
Tanggal pengisian kuesioner :
Tanggal persalinan :
A. DATA UMUM
1. Usia

≤20 tahun

20-35 tahun
≥35 tahun
2. Pendidikan
a. Tidak sekolah

b. Sekolah Dasar (SD-SMP)

c. Sekolah Menengah (SMA-SMK)

d. Perguruan Tinggi (Diploma-Sarjana)


B. DATA KHUSUS

1. Pengetahuan
Jawablah pertanyaan dibawah ini sesuai dengan pendapat ibu. Berilah
tanda centang (√) pada pilihan jawaban yang paling tepat sesuai dengan
pendapat ibu.

No Pertanyaan Benar Salah


1 Nifas adalah masa setelah persalinan
2 Masa nifas berlangsung 42 hari
3 Perdarahan merupakan tanda bahaya masa nifas
4 Darah nifas disebut juga lochea
5 Cairan yang dikeluarkan dari kelamin wanita setelah
persalinan (melahirkan), yang normal adalah cairan
yang berbau busuk
6 Perdarahan postpartum primer dan perdarahan
postpartum sekunder merupakan klisifikasi perdarahan
menurut waktu terjadinya
7 Lochea yang berbau busuk akibat masih tertinggalnya
sisa plasenta dalam rahim
8 Tanda-tanda bahaya masa nifas adalah suatu tanda
yang yang tidak normal yang menunjukan adanya
bahaya yang terjadi selama masa nifas
9 Pusing serta pandangan kabur dan lemah merupakan
hal biasa saat nifas
10 Penanganan untuk tubuh panas pada masa nifas
(setelah persalinan) yaitu dikompres dan minum obat
penurun panas
11 Penanganan dari masalah Bendungan ASI (payudara
penuh dengan ASI) yaitu menyusukkan (memberikan)
ASInya sesering mungkin
12 Salah satu contoh penyulit dalam menyusui adalah ASI
keluar lancar
13 Menjaga kesehatan ibu dan bayinya bukan merupakan
tujuan asuhan masa nifas
14 Suhu tubuh ˃38˚C saat nifas disebabkan karena infeksi
15 Pendidikan perawatan bayi merupakan tujuan asuhan
masa nifas
16 Mendapatkan kesehatan emosi bukan merupakan
tujuan asuhan masa nifas
17 Komplikasi saat melahirkan mempengaruhi lama
penyembuhan saat nifas
18 Peurperium dini, peurperium intermedial, remote
peurperium merupakan tahapan masa nifas
19 Peurperium (nifas) dini adalah kepulihan menyeluruh
alat-alat kandungan
20 Peurperium (nifas) intermedial berlangsung pada 6-8
minggu
Lampiran 2: Master Tabel

Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Tanda-Tanda bahaya Masa Nifas


Di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari Provinsi Sulawesi
Tenggara Tahun 2017
VARIABEL PENELITIAN
NO NAMA PEKERJAAN USIA PENDIDIKAN PENGETAHUAN
≤20 20-35 ≥35 TS SD-SMP SMA/SMK PT BAIK CUKUP KURANG
1 NY.I IRT √ √ √
2 Ny.M IRT √ √ √
3 Ny.N PNS √ √ √
4 Ny.T PNS √ √
5 Ny.M PNS √ √ √ √
6 Ny.D IRT √ √ √
7 Ny.R IRT √ √ √
8 Ny.N IRT √ √ √
9 Ny.w IRT √ √ √
10 Ny.M IRT √ √ √
11 Ny.B IRT √ √ √
12 Ny.D IRT √ √ √
13 Ny.S IRT √ √ √
14 Ny.L PNS √ √ √
15 Ny.R IRT √ √ √
16 Ny.N PNS √ √ √
17 Ny.N IRT √ √ √
18 Ny.Y IRT √ √ √
19 Ny.H IRT √ √ √
20 Ny.K IRT √ √ √
21 Ny.N IRT √ √ √
22 Ny.T IRT √ √ √
23 Ny.S IRT √ √ √
24 Ny.I IRT √ √ √
25 Ny.N IRT √ √ √
26 Ny.E PNS √ √ √
27 Ny.F IRT √ √ √
28 Ny.Y IRT √ √ √
29 Ny.L IRT √ √ √
30 Ny.I IRT √ √ √
31 Ny.S IRT √ √ √
32 Ny.R PNS √ √ √
33 Ny.E IRT √ √ √
34 Ny.R IRT √ √ √
35 Ny.S IRT √ √ √
36 Ny.T IRT √ √ √
37 Ny.R IRT √ √ √
38 Ny.S IRT √ √ √
39 Ny.R IRT √ √ √
40 Ny.H IRT √ √ √
41 Ny.Y IRT √ √ √
42 Ny.S PNS √ √ √
43 Ny.S IRT √ √ √
44 Ny.M IRT √ √ √
45 Ny.M IRT √ √ √
46 Ny.N IRT √ √ √
47 Ny.T IRT √ √ √
48 Ny.M IRT √ √ √
49 Ny.D IRT √ √ √
50 Ny.R IRT √ √ √
51 Ny.N IRT √ √ √
52 Ny.W IRT √ √ √
53 Ny.M IRT √ √ √
54 Ny. S IRT √ √ √
55 Ny.G IRT √ √ √
56 Ny. l IRT √ √ √
57 Ny. V IRT √ √ √
58 Ny. A PNS √ √ √
59 Ny. P PNS √ √ √
60 Ny. T IRT √ √ √
61 Ny. B IRT √ √ √
62 Ny. J IRT √ √ √
JUMLAH 10 29 23 1 11 29 21 20 31 11

Anda mungkin juga menyukai