DIATOM
Pembimbing
dr. Niken Budi S., Sp.F, M.HKes
Disusun Oleh:
Rezkina Azizah Putri 1102014225
Rizka Ulfani Atmaja 1102014232
Syarafah Dara Gifari 1102014260
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan
karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan referat ini. Referat ini ditulis untuk memenuhi tugas
kepaniteraan klinik di SMF Ilmu Kedokteran Forensik di Rumah Sakit Bhayangkara Tk I Raden
Said Sukanto.
Dalam referat ini akan dibahas mengenai Diatom. Penulis berharap referat ini dapat
memenuhi memberikan manfaat berupa pengetahuan kepada pembaca.
Penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu dalam
penyusunan referat ini, khususnya kepada pembimbing, yaitu dr. Niken Budi S., Sp.F, M.HKes
yang telah banyak memberikan arahan dan masukan guna melengkapi penulisan referat ini.
Penulis menyadari bahwa referat ini masih jauh dari sempurna dan memiliki banyak
keterbatasan. Oleh sebab itu penyusun menerima segala kritik dan saran yang membangun.
Akhir kata semoga referat ini dapat berguna bagi penulis maupun pembaca sekalian.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
BAB I .......................................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN....................................................................................................................................... 4
BAB II ......................................................................................................................................................... 5
3
BAB I
PENDAHULUAN
Tenggelam adalah suatu bentuk sufokasi berupa korban terbenam dalam cairan dan
cairan tersebut terhisap masuk ke jalan napas sampai alveoli paru-paru. Pada umumnya
tenggelam merupakan kasus kecelakaan, baik secara langsung maupun karena ada faktor-
faktor lain seperti korban dalam keadaan mabuk atau dibawah pengaruh obat, atau bisa
saja dikarenakan akibat dari suatu peristiwa pembunuhan.
Setiap tahun, sekitar 150.000 kematian dilaporkan di seluruh dunia akibat tenggelam,
dengan kejadian tahunan mungkin lebih dekat ke 500.000. Beberapa negara terpadat di
dunia gagal untuk melaporkan insiden hampir tenggelam. Ini, menyatakan bahwa banyak
kasus tidak pernah dibawa ke perhatian medis, kejadian di seluruh dunia membuat
pendekatan akurat yang hampir mustahil (Shepherd, 2009).
Pada pemeriksaan jenazah yang diduga tenggelam perlu juga diketahui kondisi
korban meninggal sebelum atau sesudah masuk air, tempat jenasah ditemukan meninggal
berada di air tawar atau asin, adanya ante mortem injury, adanya sebab kematian wajar
atau keracunan, dan terakhir yaitu sebab kematiannya.
Dalam hal ini bantuan dokter pada peradilan untuk membuat terang suatu perkara
jenazah yang diduga meninggal karena tenggelam memerlukan pemeriksaan luar dan
dalam pada tubuh korban serta pemeriksaan tambahan lain seperti percobaan getah paru,
pemeriksaan darah secara kimia (Gettler test), destruction test & analisa isi lambung,
pemeriksaan histopatologi jaringan paru,dan penentuan berat jenis plasma.
Diatom (tumbuhan air) pada air yang terhirup ketika korban tenggelam masuk
melalui alveoli dan pembuluh darah tersebar keseluruh tubuh. Adanya diatom pada
jenasah yang diduga mati tenggelam menunjukkan bahwa korban masih sempat bernafas
saat masih didalam air.
Sampai saat ini pemeriksaan diatom pada kasus tenggelam masih jarang digunakan
meskipun pemeriksaan tersebut berguna untuk diagnosa kematian pada kasus tenggelam.
Tulisan ini akan menjelaskan peran pemeriksaan diatom dalam pemeriksaan korban
tenggelam.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Populasi diatom banyak ditentukan oleh faktor suhu, salinitas dan arus. Sebagai contoh,
Thalassiosira antartica sebarannya hanya pada perairan dingin di sekitar kutub selatan.
Sebaliknya, Rhizosolemia robusta merupakan jenis yang terdapat di seluruh perairan
tropis (circumtropical) yang telah beradaptasi dengan suhu hangat. Dalam kajian diatom di
Laut Jawa,dijumpai sedikitnya 127 jenis diatom, yang terdiri dari 91 jenis diatom sentrik,
dan 36 jenis diatom penate. (Anugerah, 2008)
6
Gambar 2 : Citra Scanning Electron Microscope (SEM) menunjukkan diatom
Cyclotella Steligera dengan ornamentasi berpola simetris radial.
Pada kasus tenggelam di air tawar, keberadaan diatom di sumsum tulang dapat
digunakan untuk mendiagnosis 30% dari kasus tenggelam di air tawar, hasil diagnose
tersebut sangat bergantung oleh dinamika populasi diatom yang dipengaruhi oleh
musim, selain juga faktor ukuran dari diatom tersebut. Musim dingin adalah musim
dengan frekuensi tertinggi tidak ditemukan diatom pada sampel, (Pollanen, 1997)
Diatom yang biasa ditemukan pada kasus tenggelam pada air tawar seperti kolam,
danau, sungai dan kanal adalah: Navicula pupula, N. cryptocephara, N. graciloides, N.
meniscus N. bacillum N. radiosa, N. simplex, N. pusilla, Pinnularia mesolepta, P. gibba,
P. braunii, Nitzscia mesplepta, Mastoglia smithioi, Cymbella cistula, Cameralucida,
Cymbella cymbiformi, dan Cocconeis diminuta
Pinnularia boreali ditemukan pada air tawar yang dingin, Pinnularia capsoleta
ditemukan pada air tawar yang dangkal.
7
Gambar 3 : Achnanthes sp. (atas) Amphipleura sp. (bawah) contoh diatom di perairan air
tawar.
8
Gambar 5 : Cosconodius sp. Salah satu contoh diatom diperairan air tawar.
Dari beberapa literature yang ada dapat disimpulkan macam-macam spesies dari
diatom yang paling sering ditemukan pada organ-organ tubuh manusia yang diduga
meninggal karena tenggelam. Berikut adalah rangkuman dari spesies diatom yang
sering di temukan di dalam organ tubuh:
9
Studi lebih lanjut mengenai morfologi dan eksistensi diatom pada zona perairan
tertentu sangat membantu dalam menyelesaikan penyebab kematian pada korban yang
diduga meninggal karena tenggelam.
10
Subtropis. Subtropis adalah wilayah Bumi yang berada di utara dan selatan dengan
suhu rata-rata sekitar 10°C
b. Arus perairan, dimana arus sangat menentukan distribusi dari Diatom yang hidup
sebagai plantonik
c. Kekeruhan, semakin keruh suatu ekosistem perairan maka tingkat kadar O2nya pun
semakin berkurang dan cahaya matahari sulit menembus kedalaman tertentu.
Sehingga menghambat proses fotosintesis dan pertumbuhan dari Diatom itu sendiri.
11
2.5 Jenis Diatom
Berdasarkan habitat tempat hidupnya Diatom terbagi kedalam tiga tempat hidupnya,
yaitu : (Campbell, 1954)
a. Diatom perairan tawar, yaitu Diatom yang habitat tempat hidupnya adalah di perairan
tawar baik di sungai, danau maupun genangan air tawar lainnya.
b. Diatom perairan estuari, perairan semi tertutup yang berhubungan bebas dengan laut.
c. Diatom yang hidup pada salinitas yang rendah dan jenis-jenis Diatom pada daerah ini
sangat beragam karena terjadi percampuran antara Diatom yang hidup di daerah estuari
dan Diatom yang hidup d daerah muara sungai yang telah dapat beradaptasi dengan
lingkungan estuari.
d. Diatom perairan laut, yaitu Diatom yang habitt tempat hidupnya adalah di perairan lepas
pantai hingga ke tengah samudra yang memiliki salinitas yang tinggi.
Umumnya, Diatom dijumpai di berbagai macam habitat mulai dari perairan tawar,
estuari, maupun di perairan laut. Diatom tersebar pada seluruh lapisan perairan. Seperti yang
telah disebutkan di atas mulai dari perairan tawar, estuari, laut, bahkan ada pula yang di
temukan pada genangan air yang ada di darat. Biasanya mereka terapung bebas di dalam
badan air dan juga kebanyakan dari Diatom melekat pada substrat yang lebih keras yang di
sebabkan karena Diatom mengandung gelatin yang dapat memberikan daya lekat pada benda
atau substrat yang ditumpanginya. (Sancetta, 1999)
Berdasarkan sumbernya Diatom dapat dikelompokkan kedalam luar perairan itu dan
Diatom asli parairan itu sendiri yang di sebut dengan Autochthonous perairan ini banyak
terdapat ekosistem lamun dan makroalga, sehingga kebanyakan di jumpai kelompok Diatom
asli perairan tersebut. (Sancetta, 1999)
Berdasarkan hasil penelitian tentang variasi Diatom epifitik yang menempel pada
batang mangrove di pelabuhan Tanjung Buton (Riau) diketahui bahwa ditemukan 39 spesies,
sedangkan komposisi jenis Diatom epifitik yang erdapat pada mangrove bercariasi disetiap
zona. Dapat diketahui bahwa kebanyakan dari Diatom itu menempel pada substrat.
(Campbell, 1954)
a. Diatom Episamik merupakan Diatom yang hidup di tempat berpasir.
b. Diatom Epipelik merupakan Diatom yang tumbuh pada sedimen.
c. Diatom Endopelik merupakan Diatom yang tumbuh di dalam rongga tanah liat
maupun pada sedimen.
d. Diatom Epilithik adalah Diatom yang habitat hidupnya melakat pada permukaan
batuan.
12
e. Diatom Endolithik merupakan Diatom yang tempat hidupnya didalam rongga batuan
pada dasar perairan baik air tawar maupun air laut.
f. Diatom Epizoik, yaitu Diatom yang habitat hidupnya melekat pada hewan
invertebrata yang ada didasar perairan.
g. Diatom Fouling merupakan Diatom yang hidupnya melekat pada benda-benda seperti
batu karang pada dasar perairan.
Secara umum, anggota kedua kelas (Centric dan Pennate) dapat ditemukan baik dalam
air tawar atau garam, meskipun bentuk Centric cenderung mendominasi di habitat laut,
sementara Pennate Diatom yang lebih khas dari lingkungan air tawar. (Sancetta, 1999)
Berikut gambar dari Diatom beserta nama spesiesnya; (Campbell, 1954)
13
10. Eupodiscus 11. Hydrosera 12. Lindavia
14
22. Terpsino 23. Thalassiosira 24. Urosolenia
15
oleh karena itu ditambahkan sedikit NaOH lemah (sering tidak dilakukan oleh
karena bila berlebihan akan menghancurkan chitine).
16
BAB III
HASIL PEMERIKSAAN DIATOM
17
c. Titik ketiga: tidak ditemukan adanya diatom
5. Sampel dari kali Grogol :
a. Titik pertama : tidak ditemukan adanya diatom
b. Titik kedua : tidak ditemukan adanya diatom
c. Titik ketiga : tidak ditemukan adanya diatom
18
DAFTAR PUSTAKA
Apuranto H. 2010. Buku Ajar Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal, edisi
ketujuh. Departemen Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal Fakultas
Kedokteran Universitas Airlangga. Surabaya. Editor Hoediyanto. Hal 86-94.
Azparren JE, Vallejo G, Reyes E, Herranz A, Sancho M. Study of the diagnostic value
of strontium, chloride, haemoglobin and diatoms in immersion cases. Forensic
Sci Int. 1998; 91(2): 123-32.
Di mai o V, Di maio D. Deat h b y drowni ng in Forensi c Pathol og y. 2010.
Second edition. CRC press LLC. 2001. Hal 410- 417
Hendey N.I. 1980. Diatom and drowning- a review. Letter to editor. Medicine Science
and Law; 20(4): 289.
Rohn EJ, Frade PD. The role of diatoms in medico legal investigations I: The history
contemporary science and application of the diatom test for drowning.
Forensic Examiner; 2006: 10-15
Singh R, Singh R, Kumar S, Thakar MK. Drowning Associated Diatoms. 2005.
Diunduh dari: http://www.iijfmt.co.cc/ vol3no3/publication.htm
Singh R, Singh R, Kumar S, Thakar MK. Forensic Analysis of Diatoms- A
Review. Anil Aggrawal's Internet Journal of Forensic Medicine and Toxicology
[serial online], 2006; Vol. 7, No. 2. Di Sitthiwong N, Ruangyuttikarn W,
Vongvivach S, Peerapornpisal Y. The study of Diatoms in Drowning Corpses.
2011. Journal of The Microscopy Society of Thailand 4 (2), pg 84-88.
Timperman J. The detection of diatoms in the marrow of sternum as evidence of Death
by Drowning. J. Forensic Med. 1962; 9;134-3
19