Anda di halaman 1dari 19

REFERAT

DIATOM

Pembimbing
dr. Niken Budi S., Sp.F, M.HKes

Disusun Oleh:
Rezkina Azizah Putri 1102014225
Rizka Ulfani Atmaja 1102014232
Syarafah Dara Gifari 1102014260

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK


RUMAH SAKIT BHAYANGKARA TK. I R. SAID SUKANTO
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI
PERIODE 08 APRIL 2019 – 12 MEI 2019

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan
karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan referat ini. Referat ini ditulis untuk memenuhi tugas
kepaniteraan klinik di SMF Ilmu Kedokteran Forensik di Rumah Sakit Bhayangkara Tk I Raden
Said Sukanto.
Dalam referat ini akan dibahas mengenai Diatom. Penulis berharap referat ini dapat
memenuhi memberikan manfaat berupa pengetahuan kepada pembaca.
Penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu dalam
penyusunan referat ini, khususnya kepada pembimbing, yaitu dr. Niken Budi S., Sp.F, M.HKes
yang telah banyak memberikan arahan dan masukan guna melengkapi penulisan referat ini.
Penulis menyadari bahwa referat ini masih jauh dari sempurna dan memiliki banyak
keterbatasan. Oleh sebab itu penyusun menerima segala kritik dan saran yang membangun.
Akhir kata semoga referat ini dapat berguna bagi penulis maupun pembaca sekalian.

Jakarta, 07 Mei 2019

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................................ 2

DAFTAR ISI ............................................................................................................................................... 3

BAB I .......................................................................................................................................................... 4

PENDAHULUAN....................................................................................................................................... 4

BAB II ......................................................................................................................................................... 5

TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................................................ 5

2.1 Definisi Diatom .............................................................................................................................. 5

2.2 Morfologi Diatom .......................................................................................................................... 5

2.3 Faktor Pertumbuhan Diatom ............................................................................................................... 10

2.4 Kegunaan Diatom................................................................................................................................ 11

2.5 Jenis Diatom ........................................................................................................................................ 12

2.6 Pemeriksaan Diatom (Destruction Test) .......................................................................................... 15

BAB III ..................................................................................................................................................... 17

HASIL PEMERIKSAAN DIATOM ...................................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................................. 19

3
BAB I
PENDAHULUAN

Tenggelam adalah suatu bentuk sufokasi berupa korban terbenam dalam cairan dan
cairan tersebut terhisap masuk ke jalan napas sampai alveoli paru-paru. Pada umumnya
tenggelam merupakan kasus kecelakaan, baik secara langsung maupun karena ada faktor-
faktor lain seperti korban dalam keadaan mabuk atau dibawah pengaruh obat, atau bisa
saja dikarenakan akibat dari suatu peristiwa pembunuhan.
Setiap tahun, sekitar 150.000 kematian dilaporkan di seluruh dunia akibat tenggelam,
dengan kejadian tahunan mungkin lebih dekat ke 500.000. Beberapa negara terpadat di
dunia gagal untuk melaporkan insiden hampir tenggelam. Ini, menyatakan bahwa banyak
kasus tidak pernah dibawa ke perhatian medis, kejadian di seluruh dunia membuat
pendekatan akurat yang hampir mustahil (Shepherd, 2009).
Pada pemeriksaan jenazah yang diduga tenggelam perlu juga diketahui kondisi
korban meninggal sebelum atau sesudah masuk air, tempat jenasah ditemukan meninggal
berada di air tawar atau asin, adanya ante mortem injury, adanya sebab kematian wajar
atau keracunan, dan terakhir yaitu sebab kematiannya.
Dalam hal ini bantuan dokter pada peradilan untuk membuat terang suatu perkara
jenazah yang diduga meninggal karena tenggelam memerlukan pemeriksaan luar dan
dalam pada tubuh korban serta pemeriksaan tambahan lain seperti percobaan getah paru,
pemeriksaan darah secara kimia (Gettler test), destruction test & analisa isi lambung,
pemeriksaan histopatologi jaringan paru,dan penentuan berat jenis plasma.
Diatom (tumbuhan air) pada air yang terhirup ketika korban tenggelam masuk
melalui alveoli dan pembuluh darah tersebar keseluruh tubuh. Adanya diatom pada
jenasah yang diduga mati tenggelam menunjukkan bahwa korban masih sempat bernafas
saat masih didalam air.
Sampai saat ini pemeriksaan diatom pada kasus tenggelam masih jarang digunakan
meskipun pemeriksaan tersebut berguna untuk diagnosa kematian pada kasus tenggelam.
Tulisan ini akan menjelaskan peran pemeriksaan diatom dalam pemeriksaan korban
tenggelam.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Diatom

Diatom merupakan fitoplankton yang termasuk dalam kelas Bacillariophyceae


(Anugrah, 2008). Ia terdapat dimana saja, dari tepi pantai hingga ke tengah samudra.
Diatom biasanya terapung bebas di dalam badan air dan juga kebanyakan dari mereka
melekat pada substrat yang lebih keras. Pelekatan diatom biasanya karena tumbuhan ini
mempunyai semacam gelatin (Gelatinous extrusion) yang memberikan daya lekat pada
benda atau substrat. Kadang ditemukan beberapa diatom yang walau sangat lambat tetapi
punya daya untuk bergerak. Diatom akan sangat tergantung pada pola arus dan pergerakan
massa air baik itu secara horizontal maupun vertical (Kasim, 2008). Diperkirakan di dunia
ada sekitar 1400-1800 jenis diatom, tetapi tidak semua hidup sebagai plankton (Anugrah,
2008). Ada juga yang hidup sebagai bentos (didasar laut) atau yang kehidupan normalnya
didasar laut tetapi oleh gerakan adukan air dapat membuatnya lepas dari dasar dan terbawa
hanyut sebagai plankton (disebut sebagai tikoplankton) (Anugrah, 2008).

2.2 Morfologi Diatom


Dari bentuknya, diatom itu sendiri dikenal dengan cell diatom melingkar (Centric
diatom) dan cell diatom memanjang (pennate diatom) (Kasim, 2008). Diatom sentrik
(centric) bercirikan bentuk sel yang mempunyai simetri radial atau konsentrik dengan satu
titik pusat. Selnya bisa berbentuk bulat, lonjong, silindris, dengan penampang bulat,
segitiga atau segiempat. Sebaliknya diatom penat (pinnate) mempunyai simetri bilateral,
yang bentuknya umumnya memanjang atau berbentuk sigmoid seperti huruf “S”.
Sepanjang median sel diatom penat ada jalur tengah yang disebut rafe (raphe) (Anugrah,
2008). Struktur umum sel diatom dapat dijelaskan secara sederhana dengan model dari
diatom sentrik. Sel dengan kerangka silikanya yang disebut frustul. Morfologi frustul
terdiri dari dua valvula setangkup, bagaikan cawan petri (petri dish), atau bagaikan kotak
obat (pill box). Valvula bagian atas disebut epiteka yang menutupi sebagian valvula
bagian bawah yang disebut hipoteka. Bagian tumpang tindih yang melingkar
pinggangnya disebut girdle. Seluruh permukaan valvula boleh dikatakan penuh dengan
5
berbagai ornamentasi yang simetris dan indah dan pori-pori yang menghubungkan
sitoplasma dalam sel dengan ligkungan diluarnya. Ciri ornamentasi pada valvula ini
merupakan hal penting untuk identifikasi jenis. Di dalam frustul terdapat sitoplasma yang
mengandung inti sel dan vakuola yang besar. Di dalam sitoplasma terdapat pula
kromatofor yang umumnya berwarna kuning- coklat karena adanya pigmen karotenoid.

Gambar 1 : Beberapa bagian penting pada sel diatom sentric


(centric diatom) (A) dan pada diatom penat (pennate diatom)
(B)

Populasi diatom banyak ditentukan oleh faktor suhu, salinitas dan arus. Sebagai contoh,
Thalassiosira antartica sebarannya hanya pada perairan dingin di sekitar kutub selatan.
Sebaliknya, Rhizosolemia robusta merupakan jenis yang terdapat di seluruh perairan
tropis (circumtropical) yang telah beradaptasi dengan suhu hangat. Dalam kajian diatom di
Laut Jawa,dijumpai sedikitnya 127 jenis diatom, yang terdiri dari 91 jenis diatom sentrik,
dan 36 jenis diatom penate. (Anugerah, 2008)

6
Gambar 2 : Citra Scanning Electron Microscope (SEM) menunjukkan diatom
Cyclotella Steligera dengan ornamentasi berpola simetris radial.

Pada kasus tenggelam di air tawar, keberadaan diatom di sumsum tulang dapat
digunakan untuk mendiagnosis 30% dari kasus tenggelam di air tawar, hasil diagnose
tersebut sangat bergantung oleh dinamika populasi diatom yang dipengaruhi oleh
musim, selain juga faktor ukuran dari diatom tersebut. Musim dingin adalah musim
dengan frekuensi tertinggi tidak ditemukan diatom pada sampel, (Pollanen, 1997)
Diatom yang biasa ditemukan pada kasus tenggelam pada air tawar seperti kolam,
danau, sungai dan kanal adalah: Navicula pupula, N. cryptocephara, N. graciloides, N.
meniscus N. bacillum N. radiosa, N. simplex, N. pusilla, Pinnularia mesolepta, P. gibba,
P. braunii, Nitzscia mesplepta, Mastoglia smithioi, Cymbella cistula, Cameralucida,
Cymbella cymbiformi, dan Cocconeis diminuta

Pinnularia boreali ditemukan pada air tawar yang dingin, Pinnularia capsoleta
ditemukan pada air tawar yang dangkal.

7
Gambar 3 : Achnanthes sp. (atas) Amphipleura sp. (bawah) contoh diatom di perairan air
tawar.

Gambar 4 : Anomoeneis sp. (atas) Biddulpia sp. (Bawah) contoh diatom di


perairan air tawar.

8
Gambar 5 : Cosconodius sp. Salah satu contoh diatom diperairan air tawar.

Dari beberapa literature yang ada dapat disimpulkan macam-macam spesies dari
diatom yang paling sering ditemukan pada organ-organ tubuh manusia yang diduga
meninggal karena tenggelam. Berikut adalah rangkuman dari spesies diatom yang
sering di temukan di dalam organ tubuh:

Tabel 1 : Spesies Diatom yang sering ditemukan berdasar sampel organ

9
Studi lebih lanjut mengenai morfologi dan eksistensi diatom pada zona perairan
tertentu sangat membantu dalam menyelesaikan penyebab kematian pada korban yang
diduga meninggal karena tenggelam.

Gambar 6 : Cyclotella sp. Contoh diatom di perairan air tawar.

Gambar 7 : Surirella sp. Contoh diatom diperairan air tawar.

2.3 Faktor Pertumbuhan Diatom


Distribusi Diatom bervariasi yang ditentukan oleh faktor-faktor lingkungan yang
mempengaruhinya. Sebaran yang mepengaruhi Diatom secara horizontal yaitu diantaranya
adalah sbb : (Sancetta, 1989)
a. Faktor suhu, dimana suhu dapat mempengaruhi proses fotositesis di dalam perairan
baik secara langsung maupun tidak langsung. Diatom tersebar luas pada iklim

10
Subtropis. Subtropis adalah wilayah Bumi yang berada di utara dan selatan dengan
suhu rata-rata sekitar 10°C

Gambar 2.1 Persebaran Diatom berdasarkan Suhunya

b. Arus perairan, dimana arus sangat menentukan distribusi dari Diatom yang hidup
sebagai plantonik
c. Kekeruhan, semakin keruh suatu ekosistem perairan maka tingkat kadar O2nya pun
semakin berkurang dan cahaya matahari sulit menembus kedalaman tertentu.
Sehingga menghambat proses fotosintesis dan pertumbuhan dari Diatom itu sendiri.

2.4 Kegunaan Diatom


Diatom dapat hidup pada kedalaman 200 m di bawah permukaan air, sehingga Diatom
dibagi dalam dua jenis. Ada yang dinamakan bentik Diatom dan pelagik ditaom. Bentik
Diatom adalah Diatom yang hidup dibawah permukaan air atau yang hidup pada dasar
perairan hidup, sedangkan pelagik Diatom adalah Diatom yang hidup melayang-layang di
permukaan air. (Brasier, 1980)
Perbedaan cara hidup tentunya mempengaruhi dalam peran Diatom itu sendiri. Dimana,
Diatom pelagik berguna dalam penentuan lingkungan pengendapan. Sehingga, Diatom
pelagik memeran penting peran sebagai indikator untuk menemukan minyak bumi.
Sedangkan Diatom bentik berguna sebagai fosil indeks yaitu untuk penarikan umur relatif
suatu batuan. (Wells and Shanks, 1987)
Diatom secara keseluruhan digunakan dalam Paleoecology, Paleoclimate, maupun
Paleoceanography yaitu dalam penentuan tingkat kesehatan dan kebersihan lingkungan
akuatik purba berdasarkan temperatur, salinitas, keasaman, dan kadar oksigen. (Brasier,
1980).

11
2.5 Jenis Diatom
Berdasarkan habitat tempat hidupnya Diatom terbagi kedalam tiga tempat hidupnya,
yaitu : (Campbell, 1954)
a. Diatom perairan tawar, yaitu Diatom yang habitat tempat hidupnya adalah di perairan
tawar baik di sungai, danau maupun genangan air tawar lainnya.
b. Diatom perairan estuari, perairan semi tertutup yang berhubungan bebas dengan laut.
c. Diatom yang hidup pada salinitas yang rendah dan jenis-jenis Diatom pada daerah ini
sangat beragam karena terjadi percampuran antara Diatom yang hidup di daerah estuari
dan Diatom yang hidup d daerah muara sungai yang telah dapat beradaptasi dengan
lingkungan estuari.
d. Diatom perairan laut, yaitu Diatom yang habitt tempat hidupnya adalah di perairan lepas
pantai hingga ke tengah samudra yang memiliki salinitas yang tinggi.
Umumnya, Diatom dijumpai di berbagai macam habitat mulai dari perairan tawar,
estuari, maupun di perairan laut. Diatom tersebar pada seluruh lapisan perairan. Seperti yang
telah disebutkan di atas mulai dari perairan tawar, estuari, laut, bahkan ada pula yang di
temukan pada genangan air yang ada di darat. Biasanya mereka terapung bebas di dalam
badan air dan juga kebanyakan dari Diatom melekat pada substrat yang lebih keras yang di
sebabkan karena Diatom mengandung gelatin yang dapat memberikan daya lekat pada benda
atau substrat yang ditumpanginya. (Sancetta, 1999)
Berdasarkan sumbernya Diatom dapat dikelompokkan kedalam luar perairan itu dan
Diatom asli parairan itu sendiri yang di sebut dengan Autochthonous perairan ini banyak
terdapat ekosistem lamun dan makroalga, sehingga kebanyakan di jumpai kelompok Diatom
asli perairan tersebut. (Sancetta, 1999)
Berdasarkan hasil penelitian tentang variasi Diatom epifitik yang menempel pada
batang mangrove di pelabuhan Tanjung Buton (Riau) diketahui bahwa ditemukan 39 spesies,
sedangkan komposisi jenis Diatom epifitik yang erdapat pada mangrove bercariasi disetiap
zona. Dapat diketahui bahwa kebanyakan dari Diatom itu menempel pada substrat.
(Campbell, 1954)
a. Diatom Episamik merupakan Diatom yang hidup di tempat berpasir.
b. Diatom Epipelik merupakan Diatom yang tumbuh pada sedimen.
c. Diatom Endopelik merupakan Diatom yang tumbuh di dalam rongga tanah liat
maupun pada sedimen.
d. Diatom Epilithik adalah Diatom yang habitat hidupnya melakat pada permukaan
batuan.

12
e. Diatom Endolithik merupakan Diatom yang tempat hidupnya didalam rongga batuan
pada dasar perairan baik air tawar maupun air laut.
f. Diatom Epizoik, yaitu Diatom yang habitat hidupnya melekat pada hewan
invertebrata yang ada didasar perairan.
g. Diatom Fouling merupakan Diatom yang hidupnya melekat pada benda-benda seperti
batu karang pada dasar perairan.
Secara umum, anggota kedua kelas (Centric dan Pennate) dapat ditemukan baik dalam
air tawar atau garam, meskipun bentuk Centric cenderung mendominasi di habitat laut,
sementara Pennate Diatom yang lebih khas dari lingkungan air tawar. (Sancetta, 1999)
Berikut gambar dari Diatom beserta nama spesiesnya; (Campbell, 1954)

1. Acanthoceras sp. 2. Actinocyclus 3. Aulacoseira

4. Brevisira 5. Chaetoceros 6. Cyclostephanos

7. Cyclotella 8. Discostella 9. Ellerbeckia

13
10. Eupodiscus 11. Hydrosera 12. Lindavia

13. Melosira 14. Orthoseira 15. Pleurosira

16. Pliocaenicus 17. Puncticulata 18. Skeletonema

19. Spicaticribra 20. Stephanocyclus 21. Stephanodiscus

14
22. Terpsino 23. Thalassiosira 24. Urosolenia

2.6 Pemeriksaan Diatom (Destruction Test)


Keseluruhan prosedur dalam persiapan bahan untuk analisa diatom meliputi
contoh air dari dugaan lokasi tenggelam, contoh jaringan dari hasil otopsi korban,
jaringan yang dihancurkan untuk mengumpulkan diatom, konsentrasi diatom, dan
analisa mikroskopis.
Pengumpulan bahan dari media tenggelam yang diduga harus dilakukan semenjak
penemuan jenazah, dari air permukaan dan dalam, menggunakan 1 hingga 1,5 L tempat
steril untuk disimpan pada suhu 4°C, di dalamnya disimpan bahan-bahan dari korban
dugaan tenggelam yang diambil dengan cara steril., kebanyakan berasal dari paru-paru,
ginjal, otak, dan sumsum tulang.
Usaha untuk mencari diatome (binatang bersel satu) dalam tubuh korban. Karena
adanya anggapan bahwa bila orang masih hidup pada waktu tenggelam, maka akan
terjadi aspirasi, dan karena terjadi adanya usaha untuk tetap bernafas maka terjadi
kerusakan bronkioli/bronkus sehingga terdapat jalan dari diatome untuk masuk ke
dalam tubuh.
Syaratnya paru-paru harus masih dalam keadaan segar, yang diperiksa bagian
kanan perifer paru-paru, dan jenis diatome harus sama dengan diatome di perairan
tersebut. Cara melakukan pemeriksaan diatome yaitu:
1. Ambil potongan jaringan sebesar 2-5 gram (hati, ginjal, limpa dan sumsum tulang).
2. Potongan jaringan tersebut dimasukkan 10 mL asam nitrat jenuh, 0,5 ml asam sulfat
jenuh.
3. Kemudian dimasukkan lemari asam sampai semua jaringan hancur.
4. Warna jaringan menjadi hitam oleh karena karbonnya.
5. Ditambahkan natrium nitrat tetes demi tetes sampai warna menjadi jernih.
6. Kadang-kadang sifat cairan asam sehingga sukar untuk melakukan pemeriksaan,

15
oleh karena itu ditambahkan sedikit NaOH lemah (sering tidak dilakukan oleh
karena bila berlebihan akan menghancurkan chitine).

Kemudian dicuci dengan aquadest. Lalu dikonsentrasikan (seperti telur cacing),


disimpan/diambil sedikit untuk diperiksa, diteteskan pada deck gelas lalu
keringkan dengan api kecil.
7. Kemudian ditetesi oil immersion dan diperiksa dibawah mikroskop. (Apuranto,
2010)

16
BAB III
HASIL PEMERIKSAAN DIATOM

Pada praktikum pemeriksaan diatom dengan sampel air :


1. Kali Matraman
2. Kali Tegal Angus
3. Kali Situ Gintung
4. Kolam renang
5. Kali Grogol

Langkah pengambilan sampel :


1. Sampel air diambil dari 3 titik yang berbeda-beda dengan jarak kurang lebih 5
meter
2. Sampel air di teteskan ke objek glass dan ditutup dengan cover glass
3. Lalu dilihat dengan mikroskop cahaya dengan menggunakan perbesaran terkecil
hingga terbesar

Setelah dilihat menggunakan mikroskop didapatkan hasil berupa :


1. Pada sampel kali Matraman :
a. Titik pertama : tidak ditemukan adanya diatom
b. Titik kedua : tidak ditemukan adanya diatom
c. Titik ketiga : tidak ditemukan adanya diatom
2. Sampel dari kali Tegal Angus :
a. Titik pertama : tidak ditemukan adanya diatom
b. Titik kedua : tidak ditemukan adanya diatom
c. Titik ketiga : tidak ditemukan adanya diatom
3. Sampel dari kali Situ Gintung :
a. Titik pertama : tidak ditemukan adanya diatom
b. Titik kedua : tidak ditemukan adanya diatom
c. Titik ketiga : tidak ditemukan adanya diatom
4. Sampel dari Kolam Renang :
a. Titik pertama : tidak ditemukan adanya diatom
b. Titik kedua : tidak ditemukan adanya diatom

17
c. Titik ketiga: tidak ditemukan adanya diatom
5. Sampel dari kali Grogol :
a. Titik pertama : tidak ditemukan adanya diatom
b. Titik kedua : tidak ditemukan adanya diatom
c. Titik ketiga : tidak ditemukan adanya diatom

18
DAFTAR PUSTAKA

Apuranto H. 2010. Buku Ajar Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal, edisi
ketujuh. Departemen Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal Fakultas
Kedokteran Universitas Airlangga. Surabaya. Editor Hoediyanto. Hal 86-94.
Azparren JE, Vallejo G, Reyes E, Herranz A, Sancho M. Study of the diagnostic value
of strontium, chloride, haemoglobin and diatoms in immersion cases. Forensic
Sci Int. 1998; 91(2): 123-32.
Di mai o V, Di maio D. Deat h b y drowni ng in Forensi c Pathol og y. 2010.
Second edition. CRC press LLC. 2001. Hal 410- 417

Hendey N.I. 1980. Diatom and drowning- a review. Letter to editor. Medicine Science
and Law; 20(4): 289.

Merriam Webster. 2012. Drowning. Di unduh dari: http://www.merriam-webster.com/


medical/drown
Nontji, Anugerah. 2008. Plankton Laut., LIPI Press. Jakarta. hal
Oxford University Press. 2012. Drowning. Diunduh dari: http://oxforddictionaries.com
/definition/english/drown
Pollanen MS, Cheung C, Chiasson DA. The diagnostic value of the diatom test for
drowning, I. Utility: a retrospective analysis of 771 cases of drowning in Ontario,
Canada. J. Forensic Sci. 1997; 42 (2): 281-5.

Rohn EJ, Frade PD. The role of diatoms in medico legal investigations I: The history
contemporary science and application of the diatom test for drowning.
Forensic Examiner; 2006: 10-15
Singh R, Singh R, Kumar S, Thakar MK. Drowning Associated Diatoms. 2005.
Diunduh dari: http://www.iijfmt.co.cc/ vol3no3/publication.htm
Singh R, Singh R, Kumar S, Thakar MK. Forensic Analysis of Diatoms- A
Review. Anil Aggrawal's Internet Journal of Forensic Medicine and Toxicology
[serial online], 2006; Vol. 7, No. 2. Di Sitthiwong N, Ruangyuttikarn W,
Vongvivach S, Peerapornpisal Y. The study of Diatoms in Drowning Corpses.
2011. Journal of The Microscopy Society of Thailand 4 (2), pg 84-88.
Timperman J. The detection of diatoms in the marrow of sternum as evidence of Death
by Drowning. J. Forensic Med. 1962; 9;134-3

19

Anda mungkin juga menyukai