Laju Digesti B1a018049 Alexander Jason 4 2
Laju Digesti B1a018049 Alexander Jason 4 2
A. Latar Belakang
B. Tujuan
Tujuan dari praktikum laju digesti pada ikan adalah untuk melihat laju
digesti atau pengosongan lambung pada ikan.
II. MATERI DAN CARA KERJA
A. Materi
B. Cara Kerja
A. Hasil
Perhitungan Kelompok:
Bx
Waktu 0' Bx% = x 100 %
Bxt
2,19
= x 100%
155
= 1,41 %
By
Waktu 30' By% = x 100%
Byt
1,82
= x 100%
145
= 1,25 %
Bz
Waktu 60' Bz% = x 100 %
Bzt
2,11
= x 100 %
156
= 1,35 %
Keterangan:
(Bx) Bobot ikan lele (Clarias gariepinus) : 155 g
(By) Bobot ikan lele (Clarias gariepinus) : 145 g
(Bz) Bobot ikan lele (Clarias gariepinus) : 156 g
Grafik 3.1 Presentase Bobot Lambung Ikan
3.5
3
% Bobot Lambung
2.5
1.5
0.5
0
0 30 40
Waktu Pengamatan (menit)
Berdasarkan hasil praktikum laju digesti pada ikan diperoleh hasil data
perbandingan bobot lambung ikan dan prosentase bobot lambung ikan setelah
diberi pakan pada waktu yang berbeda. Berat lambung yang di peroleh
kelompok 2 pada waktu 0 menit diperoleh 2,19 g, 30 menit diperoleh 1,82 g, dan
60 menit diperoleh 2,11 g, sedangkan presentase berat lambung yang diperoleh
pada waktu 0, 30, dan 60 menit masing masing 1,41%, 1,25%, dan 1,35%. Hasil
yang didapat pada kelompok 2 kurang sesuai dengan referensi. Hal itu mungkin
dipengaruhi oleh besar kecilnya bobot ikan yang digunakan, menit ke-0 bobot
ikan 155 gram, menit ke-30 bobot ikan 145 gram, dan bobot ikan menit 60 yaitu
156 gram, selain itu dapat dimungkinkan aktivitas masing-masing ikan lele
berbeda sehingga mempengaruhi jalannya metabolisme ikan lele. Sedangkan
kelompok lain juga sama halnya, dari data kelompok lain kurang sesuai dengan
referensi yang ada. Menurut Yuwono (2001), seharusnya semakin lama waktu
pengamatan maka semakin menurun bobot lambung ikan, karena molekul besar
telah banyak yang didigesti menjadi molekul yang lebih kecil dan telah banyak
diserap oleh usus.
Laju digesti merupakan laju kecepatan pemecahan makanan dari tubuh
ikan dari molekul yang kompleks ke molekul yang sederhana, kemudian akan
diabsorpsi oleh tubuh ikan. Proses digesti yang terjadi dalam lambung dapat
diukur dengan mengetahui laju pengosongan lambung. Lambung merupakan
suatu organ tubuh hewan yang berperan dalam proses pencernaan, berperan
dalam penyaringan makanan yang masuk kedalam tubuh, menetralisir racun
yang ada dalam makanan, membuang zat-zat yang tidak berguna bagi tubuh
(Elliot & Elliot, 1997).
Ikan memiliki derajat toleransi terhadap suhu dengan kisaran tertentu,
suhu sangat berperan bagi pertumbuhan, konversi pakan dan resistensi terhadap
penyakit, ikan akan mengalami stres apabila terpapar suhu diluar kisarannya
sedangkan suhu rendah memungkinkan air mengandung oksigen lebih tinggi,
pada suhu rendah dapat menyebabkan stress dimana kondisi suhu sangat
berpengaruh terhadap kehidupan ikan, semakin tinggi suhu semakin aktif pula
metabolisme dalam tubuh ikan, demikian pula sebaliknya (Andriyani &
Sumantriyadi, 2017). Semakin cepat laju digesti maka akan semakin cepat pula
laju metabolisme, dan sebaliknya. Peningkatan nafsu makan pada ikan
dipengaruhi oleh temperatur, pada temperatur yang meningkat maka nafsu
makan ikan mengalami peningkatan, sedangkan apabila terjadi penurunan
temperatur air maka nafsu makan ikan juga mengalami penurunan (Kimball,
1988).
Sistem pencernaan ikan lele dimulai dari mulut, rongga mulut, faring,
esofagus, lambung, pylorus, usus, rektum dan anus. Struktur anatomi mulut ikan
erat kaitannya dengan cara mendapatkan makanan. Sungut terdapat disekitar
mulut lele berperan sebagai alat peraba atau pendeteksi makanan dan terdapat
pada ikan yang aktif mencari makan pada malam hari (nokturnal). Rongga mulut
pada ikan lele diselaputi sel-sel penghasil lendir yang mempermudah jalannya
makanan ke segmen berikutnya, juga terdapat organ pengecap yang berfungsi
menyeleksi makanan. Faring pada ikan berfungsi untuk menyaring makanan,
karena insang mengarah faring meka meterial bukan makanan akan dibuang
melalui celah insang, Lambung ini berfungsi sebagai tempat penampung
makanan yang seluruh permukaannya ditutupi oleh sel muskus yang
mengandung mukopolisakarida. Pylorus pada ikan berfungsi sebagai pengatur
pengeluaran makanan dari lambung ke usus (Yuwono, 2001). Enzim pencernaan
berperan penting untuk memecah bahan makanan kompleks menjadi bentuk
yang lebih sederhana melalui proses, dikenal sebagai pencernaan. Pencernaan
bahan makanan diikuti oleh penyerapan dan pada akhirnya pemanfaatan
metabolisme produk adalah fungsi dasar dari saluran pencernaan ikan (Senapati
et al., 2015).
IV. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan pada praktikum laju digesti pada
ikan dapat disimpulan bahwa :
1. Laju digesti merupakan laju kecepatan pemecahan makanan dari tubuh ikan dari
molekul yang kompleks ke molekul yang sederhana, kemudian akan diabsorpsi
oleh tubuh ikan.
2. Nilai persentase bobot lambung ikan kelompok 2 pada 0 menit sebesar 1,41%, 30
menit sebesar 1,25% dan 60 menit sebesar 1,35%.
DAFTAR REFERENSI
Sunde, J., & Storer, T. J. 2004. General Zoology. London: Mc Graw-Hill Book
Company Inc.
Tao, T., Shi, H., Huang, D., & Peng, J. 2015. Def Functions as a Cell Autonomous
Factor in Organogenesis of Digestive Organs in Zebrafish. Plos ONE 8(4):
e58858.
Yuwono, E. 2001. Fisiologi Hewan I. Purwokerto: Fakultas Biologi Unsoed.