Anda di halaman 1dari 36

MAKALAH TUGAS

MANAGEMENT PELAYANAN RAWAT INAP


RUMAH SAKIT

DISUSUN OLEH:
Riska Sunita
Rianti Kama Ratih
Afandi Akbar

UNIVERSITAS RESPATI INDONESIA (URINDO)


FAKULTAS MAGISTER ADMINISTRASI RUMAH SAKIT
PRODI S2 PASCASARJANA
TAHUN 2018
MANAGEMENT PELAYANAN RAWAT INAP RS MMC

Unit Penerimaan Pasien Rawat Inap (PPRI)


1. Pengertian rawat inap
Rawat inap merupakan suatu bentuk perawatan, dimana pasien dirawat dan
tinggal di rumah sakit untuk jangka waktu tertentu. Selama pasien dirawat, rumah
sakit harus memberikan pelayanan yang terbaik kepada pasien (Posma 2001 yang
dikutip Anggraini (2008).
Rawat inap (opname) adalah istilah yang berarti proses perawatan pasien oleh
tenaga kesehatan profesional akibat penyakit tertentu, di mana pasien diinapkan di
suatu ruangan di rumah sakit. Perawatan rawat inap adalah perawatan pasien yang
kondisinya memerlukan rawat inap. Kemajuan dalam pengobatan modern dan
munculnya klinik rawat komprehensif memastikan bahwa pasien hanya dirawat di
rumah sakit ketika mereka betul-betul sakit, telah mengalami kecelakaan, pasien
yang perlu perawatan intensif atau observasi ketat karena penyakitnya.
Pelayanan rawat inap adalah pelayanan terhadap pasien masuk rumah sakit yang
menempati tempat tidur perawatan untuk keperluan observasi, diagnosa, terapi,
rehabilitasi medik dan atau pelayanan medik lainnya (Depkes RI 1997 yang
dikutip dari Suryanti (2002).
2. Prosedur Penerimaan Pasien Rawat Inap
Penerimaan rawat inap dinamakan Admitting Office atau sering dinamakan
Central Opname. Fungsi utamanya adalah menerima pasien untuk dirawat di
rumah sakit. Tata cara penerimaan pasien yang disebut admitting prosedure harus
wajar sesuai dengan keperluannya. Dengan makin meningkatnya jumlah pasien,
pimpinan rumah sakit harus memberikan perhatian yang konstan dalam membina
sistem dan prosedur penerimaan pasien yang sebaik - baiknya.
Pasien yang memerlukan perawatan, dapat dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu
a. Pasien yang tidak urgen, penundaan perawatan pasien tersebut tidak akan
menambah penyakitnya.
b. Pasien yang urgen, tetapi tidak gawat darurat, dapat dimasukkan ke dalam
daftar tunggu

2
c. Pasien gawat darurat (emergency), langsung dirawat.
3. Aturan Yang Baik Harus Memenuhi Hal - Hal Berikut :
a. Bagian penerimaan pasien bertanggungjawab sepenuhnya mengenai
pencatatan seluruh informasi yang berkenaan dengan diterimanya seorang
pasien di rumah sakit
b. Bagian penerimaan pasien harus segera memberitahukan bagian - bagian lain
terutama bagianyang berkepentingan langsung
c. Setelah diterimanya seorang pasien untuk dirawat. Semua bagian harus
memberitahukan bagian penerimaan pasien, apabila seorang pasien diijinkan
meninggalkan rumah sakit
d. Membuat catatan yang lengkap tentang jumlah tempat tidur yang terpakai dan
yang tersedia diseluruh rumah sakit
e. Rekam medis yang lengkap, terbaca dan seragam harus disimpan oleh seluruh
bagian selama pasien dirawat. Intruksi yang jelas harus diketahui oleh setiap
petugas yang bekerja dalam proses peneriaan dan pemulangan pasien.
4. Ketentuan umum penerimaan pasien rawat inap (TPPRI)
a. Semua pasien yang menderita segala macam penyakit, selama ruangan dan
fasilitas yang memadai tersedia, dapat diterima di rumah sakit
b. Sedapat mungkin pasien diterima di Sentral Opname pada waktu yang telah
ditetapkan, kecuali untuk kasus gawat darurat dapat diterima setiap saat
c. Tanpa diagnosa yang tercantum dalam surat permintaan di rawat, pasien tidak
dapat diterima
d. Sedapat mungkin tanda tangan persetujuan untuk tindakan operasi dan
sebagainya (apabila dilakukan) dilaksanakan di Sentral Opname
e. Pasien dapat diterima apabila :
1.) Ada surat rekomendasi dari dokter yang mempunyai wewenang
untuk merawat pasien di rumah sakit
2.) Dikirim oleh dokter poliklinik
3.) Dikirim oleh dokter Unit Gawat Darurat
4.) Pasien gawat darurat perlu diprioritaskan

3
5. Prosedur Pasien Rawat Inap Pasien Baru
a. Petugas pendaftaran menerima pendaftaran pasien dan memastikan terlebih
dahulu apakah pasien pernah berobat di rumah sakit tersebut atau baru
pertama kali berobat dan tanyakan apakah pasien membawa / mempunyai
surat rujukan. Jika pasien membawa / mempunyai surat rujukan dan
merupakan pasien baru yang pertama kali berobat ke rumah sakit tersebut
buatkan No. Rekam Medis dengan menggunakan bank nomor dan jelaskan
fasilitas dan ruangan untuk rawat inap. Jika pasien tidak membawa surat
rujukan maka petugas mempersilahkan pasien untuk pergi ke poli umum
dahulu untuk mendapatkan surat rujukan dari dokter atau jika poli di rumah
sakit tersebut sudah tutup bisa ke ruang gawat darurat untuk mendapatkan
pemeriksaan dari dokter dan mendapat surat rujukan untuk dirawat.
b. Setelah disepakati ruangan mana yang akan dipakai, pasien / pengantar
mengisi surat pernyataan dirawat terhadap pasien dan mengisi identitas pasien
pada berkas rekam medis dengan meminjam kartu identitas pasien atau
dengan mewawancarai pasien (baik langsung maupun tidak langsung) jika
pasien tidak membawa atau belum mempunyai kartu identitas serta mengisi
keterangan lain yang ada pada berkas yang harus diisikan (yang tidak
tercantum dalam kartu identitas)
c. Buatkan KIB (Kartu Identitas Berobat), Berikan kepada pasien dan ingatkan
untuk selalu membawa Kartu Identitas Berobat setiap kali berobat ke rumah
sakit tersebut. Bila Kartu Identitas Berobat sudah diberikan kepada pasien,
kemudian pasien akan diantar oleh petugas lain ke ruang rawat inap dan
pengantar dipersilahkan menyelesaikan proses pembayaran di bagian
administrasi.
d. Buatkan KIUP (Kartu Indeks Utama Pasien) untuk pasien (point poli yang
dituju pada bagian belakang KIUP diisi dengan nama ruangan rawat inap
yang dipilih) dan isi  buku register TPPRI (Tempat Pendaftaran Pasien Rawat
Inap) sesuai dengan data dari pasien. Berkas rekam medis beserta KIUP
diberikan ke bagian distribusi untuk dikirim ke ruang rawat inap.

4
e. Setelah selesai semua berkas termasuk KIUP dikembalikan dan disimpan di
bagian filling (Berkas Rekam Medis disimpan berdasarkan No. RM
sedangkan KIUP disimpan berdasarkan Abjad Inisial nama pasien).
6. Prosedur Pasien Rawat Inap Dengan Jaminan Umum
a. Admission menawarkan tarif jasa rawat inap secara jelas kepada pasien.
b. Apabila sudah ada kesepakatan dari keluarga / penanggungjawab pasien,
maka admission memberikan form “Surat Pernyataan Pembayaran” kepada
keluarga / penanggung-jawab pasien untuk diisi dan ditanda tangani.
c. Admission meminta jaminan rawat inap kepada keluarga / penanggungjawab
pasien berupa KTP/SIM atau tanda pengenal lainnya.
d. Setelah form “Surat Pernyataan Pembayaran“ diisi dan ditanda tangani oleh
pasien, berikan form tersebut ke bagian Rekam Medis untuk dicarikan berkas
Status Pasien Rawat Inap sesuai dengan Nomor Rekam Medik dan
selanjutnya Status Pasien Rawat Inap diantarkan oleh petugas Rekam Medis
ke IGD/POLI yang dituju.
7. Prosedur Pasien Rawat Inap Dengan Jaminan Asuransi
a. Menanyakan kepemilikan asuransi kesehatan yang dimiliki pasien
b. Bila pasien masuk pada jam kerja, minta pasien untuk mengambil jaminan
yang dikeluarkan oleh Perusahaan / Asuransi terkait. Bila pasien masuk diluar
jam kerja, jaminan diambil keesokan harinya, pada saat jam kerja.
c. Meminta lembar jaminan, photo copy kartu asuransi, dan surat rujukan dari
Puskesmas (kecuali kasus emergency) sebagai pelengkap tagihan.
d. Meminta pasien melengkapi persyaratan lainnya yang berhubungan dengan
tagihan asuransi yang dimiliki.
e. Bila syarat adiminstrasi belum lengkap, keluarga / penanggung-jawab pasien
diberi waktu maksimal 2×24 jam untuk memenuhi persyaratannya (selama
pasien rawat inap). Jika tidak dipenuhi, pasien dianggap UMUM.
f. Tentukan dan beritahu keluarga / penanggung-jawab pasien tentang kamar
yang akan ditempati oleh pasien sesuai dengan jatah yang telah ditentukan
asuransi yang terkait, dengan mengelompokan Dewasa ( Pria / Wanita ) dan
atau Anak.

5
g. Bila pasien meminta untuk naik kelas perawatan (kecuali JAMKESMAS,
JAMKESDA dan BPJS), berikan “Surat Pernyataan Kesediaan Pembayaran
Selisih Biaya” untuk diisi dan ditandatangani oleh pasien/keluarga pasien.
h. Admission meminta jaminan rawat inap kepada keluarga / penanggungjawab
pasien (khusus kepada pasien yang minta naik kelas perawatan) berupa
KTP/SIM atau tanda pengenal lainnya.
i. Setelah form “Surat Pernyataan kesediaan Pembayaran Selisih Biaya“ diisi
dan ditanda tangani oleh keluarga / penanggungjawab pasien (khusus pasien
yang minta naik kelas perawatan), berikan form tersebut ke bagian Rekam
Medis.
j. Seluruh berkas administrasi rawat inap yang telah rampung diberikan ke
bagian rekam medik untuk dicarikan berkas Status Pasien Rawat Inap sesuai
dengan Nomor Rekam Medik dan selanjutnya Status Pasien Rawat Inap
diantarkan oleh petugas Rekam Medis ke IGD/POLI yang dituju.
k. Petugas Rekam Medik mencatat di buku kunjungan pasien dan memberi
tanda Rawat Inap.
l. Admission menginformasikan ke bagian rawat inap mengenai kamar yang
akan dipergunakan pasien guna mempersiapkan segala kelengkapan dan
fasilitasnya
m. Perawat mempersiapkan ruangan pasien baru.
n. Setelah ruang rawat inap siap, perawat memberitahu admission bahwa
ruangan telah siap untuk ditempati.
o. Admission memberitahu perawat POLI/IGD ruangan yang telah dipersiapkan
p. Perawat POLI/IGD mengantar pasien ke ruangan rawat inap.

6
7
8
Kegiatan Management Pelayanan rawat Inap Rumah Sakit MMC
RS MMC dalam usahanya untuk memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya kepada
masyarakat menyediakan berbagai macam pelayanan, yaitu sebagai berikut :
1. Pelayanan Medik
a. Instalasi Gawat Darurat
b. Hemodialisa
c. One Day Care
d. Medical Check Up
e. Pelayanan medik di luar RS
f. Pelayanan home care
g. Digestive centre
h. Terapi oksigen hiperbarik
i. Klinik mendengkur
j. Melahirkan dalam air / water birth
k. Endoskopi
l. Treadmill test
m. Campimetri
n. Audiometri / tympanometry
o. Poliklinik
p. Rawat Inap
 Kelas III – Suite room
 Kamar bersalin
 Kamar bayi
 ICU
 Kamar isolasi dan isolasi steril
q. Kamar operasi
r. Pelayanan VIP member
s. Klinik hari minggu
2. Penunjang Medik
a. Farmasi 24 jam
b. Laboratorium

9
 Patologi klinik 24 jam
 Patologi anatomi
 Mikrobiologi
 Bank darah 24 jam
c. Radiologi 24 jam  computerized radiography, digital x-ray, c-arm
d. MSCT – 128 / multi slice computed tomography 128 slice
e. Bone densitometry, USG, Mammografi, Dental panoramic, Doppler
vascular
f. Uroflowmetry
g. Echocardiography (TTE,TEE,DSE)
h. Fibroscan
i. BERA / Brainstem Evoked Response Audiometry
j. Laser CO2
k. EEG / EMG
l. Rehabilitasi medic
m. Gizi medic
n. MRI 1,5 Tesla
3. Pelayanan umum, spesialis, dan sub spesialis
a. Dokter Umum
b. Spesialis Penyakit Dalam
 Umum
 Konsultan Hematologi & Onkologi Medik
 Konsultan Penyakit Alergi & Imunologi
 Konsultan Penyakit Endokrin & Metabolisme
 Konsultan Penyakit Ginjal & Hipertensi
 Konsultan Pemyakit Hati
 Konsultan Penyakit Infeksi & Tropik
 Konsultan Penyakit Jantung & Vaskular
 Konsultan Penyakit Rematik & Sendi
 Konsultan Penyakit Saluran Pencernaan
 Konsultan Psikosomatik

10
 Konsultan Geriatri
c. Spesialis Kesehatan Anak
d. Spesialis Penyakit Bedah
 Bedah Anak
 Bedah Tulang
 Bedah Digestif
 Bedah Plastik
 Bedah Urologi
 Bedah Syaraf
 Bedah Tumor
 Bedah Vaskular
e. Spesialis Penyakit Kebidanan & Kandungan
f. Spesialis Penyakit Mata
g. Spesialis Penyakit Telinga, Hidung dan Tenggorokan, Kepala Leher
h. Spesialis Penyakit Syaraf
i. Spesialis Penyakit Parru-Paru
j. Spesialis Kulit & Kelamin
k. Spesialis Penyakit Jiwa (Psikistri)
 Psikiatri Anak
 Psikologi Klinik
l. Spesialis Genetika Kedokteran & Andrologi
m. Spesialis Gizi Medik
n. Spesialis Penyakit gigi
 Bedah Mulut
 Orthodonti
o. Spesialis Anestesi
p. Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi
q. Akupuntur
r. Kedokteran Kelautan & Hiperbarik
4. Pelayanan Unggulan
RS MMC mempunyai pelayanan unggulan :

11
a. Digestive Centre
b. Endokrinologi
c. THT – Kepala Leher
d. Onkologi
e. Uro – nefrologi
f. CORC (Comprehensive Orthopaedic And Reumatology Center)
g. CCVC ( Cardio Cerebro Vasculer Center)

Unit Penerimaan Pasien Rawat Inap


1. Visi, Misi dan Tujuan
Visi : Mencapai Pelayanan Profesional dengan Standar Internasional
Misi : Mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi pelayanan Penerimaan
Pasien Rawat Inap secara paripurna
Tujuan : Memberikan pelayanan rawat inap sesuai kebutuhan kepada pelanngan
dalam rangka membantu kelancaran operasional rumah sakit.
2. Struktur Organisasi

Direktur Pelayanan

Kepala Unit PPRI

Kepala Sub
Unit

Pelaksana

12
3. Pola Ketenagaan
a. Kualifikasi Tenaga
Kepala Unit PPRI
Pendidikan S1/ Setara
Pelatihan Kepemimpinan
Perencanaan dan Pengelolaan
Komunikasi persuasif
Membangun kerjasama
Pengelolaan Anggaran
Ketrampilan Mampu mengoperasionalkan komputer
Kepala Sub Unit PPRI
Pendidikan D3
Pelatihan Kepemimpinan
Perencanaan dan Pengelolaan
Komunikasi persuasive
Membangun kerjasama
Ketrampilan Mampu mengoperasionalkan komputer

Pelaksana
Pendidikan D3
Pelatihan Pelayanan Prima
Komunikasi
Membangun kerjasama
Bantuan Hidup Dasar
Ketrampilan Sesuai dengan tempat tugas

13
b. Kebutuhan Tenaga

No Jenis Kegiatan Waktu Jml Rata2 Total Per


(Menit) Pasien Per Bulan
Bulan
1 Penjelasan informasi prosedur 10 450 4500
masuk pasien rawat inap dan
ODC (surat pengantar rawat /
tindakan, panduan rawat inap,
general consent, ketentuan
deposit, dst)
2 Penjelasan informasi kepada 10 450 4500
pasien, baik secara lisan maupun
tulisan (fasilitas dan harga kamar,
prakiraan biaya tindakan,
pendaftaran rawat inap dan ODC,
dst)
3 Pengetikan data pasien rawat inap 10 450 4500
dan ODC pada program Smart
His maupun program HIS di
computer sekaligus men – scan
identitas pasien dan mencetak
gelang identitas pasien
4 Pembayaran deposit pasien masuk 5 450 2250
rawat inap dan ODC
5 Pembayaran deposit tambahan 2 450 900
pasien rawat inap
6 Pengisian formulir-formulir 10 450 4500
pasien rawat inap dan ODC
(formulir asuransi, surat
pernyataan kesediaan membayar
pribadi, formulir nilai

14
kepercayaan dan privasi pasien,
dst)
7 Menghubungi pihak penjamin 15 450 6750
pasien rawat inap dan ODC, baik
asuransi maupun perusahaan
(pelaporan pasien masuk,
permintaan ACC tindakan,
permintaan surat jaminan)
8 Pengumpulan dan pengiriman 10 450 4500
seluruh berkas kelengkapan
asuransi pasien rawat inap dan
ODC (copy kartu asuransi,
formulir asuransi, lembar medis
awal, surat pernyataan, dst)
9 Meng-input registrasi pasien 5 450 2250
rawat inap dan ODC bagi asuransi
yang sudah berbasis web / online
(Admedika, BPJS
Ketenagakerjaan, A.J, In Health,
dst)
10 Meminta status pasien rawat inap 10 450 4500
dan ODC ke medical record
11 Mengantar pasien rawat inap dan 15 450 6750
ODC ke kamar dan serah terima
kepada perawat
12 Penggunaan telepon / whatsapp 10 450 4500
untuk pasien rawat inap dan ODC
13 Penggunaan telepon / whatsapp 5 450 2250
untuk DPJP
14 Penggunaa telepon untuk 5 450 2250
memesan kamar keperawatan
pasien rawat inap dan ODC serta
labor / CCVC, bagi pasien yang
rencana operasi / tindakan
15
15 Meng – input daftar pasien rawat 5 450 2250
inap dan ODC yang rencana
masuk harian ke program E-
Nursing
16 Menunggu persiapan kamar 15 450 6750
17 Mendata kamar kosong 10 450 4500
18 Mengambil sensus dari tiap lantai 30 450 13500
keperawatan dan membuat
laporan jumlah pasien untuk Duty
Manager
19 Mengantar label tambahan bagi 5 450 2250
pasien OK / Endos
20 Mencetak label tambahan untuk 10 450 4500
pasien yang dirawat
21 Menyusun formulir untuk 60 4500 27000
kebutuhan pasien rawat inap ke
dalam karton sisipan
115650

Beban kerja : 115.650 menit dalam sebulan


Jam kerja efektif shift : 8820 menit dalam sebulan
Kebutuhan tenaga : 115650 / 8820 = 13,11 orang

c. Daftar Tenaga

Nama Jabatan Pendidikan Sertifikasi Jumlah Tenaga


Kepala Unit S 1 Sarjana Kepemimpinan 1
Kesehatan Peningkatan Mutu
Masyarakat KPRS, K3
Penanggulangan

16
bencana
Budaya 4S+1
Kepala Sub Unit D-III Accounting Kepemimpinan 1
Peningkatan mutu
Budaya 4S+1
K3, KPRS
Penanggulangan
bencana
Pelaksana S 1, D-III, SMU Budaya 4S+1 11
Sederajat (11) K3, KPRS
Penanggulangan
bencana

d. Analisa Tenaga
Jumlah tenaga yang ada : 13
Jumlah tenaga yang dibutuhkan : 13
Kebutuhan tenaga belum terpenuhi : -
Kebutuhan pendidikan : SMA : Melanjutkan pendidikan
Kebutuhan pelatihan : Komunikasi persuasive
Perencanaan dan Anggaran
4. Tata Laksana Pelayanan
a. Surat Pengantar Rawat
Pasien yang akan dirawat / ODC harus memiliki surat pengantar rawat yang
berasal dari :
1.) Dokter poliklinik MMC, dokter IGD MMC, dokter RS MMC yang berpraktek
di luar RS MMC, dan pasien pindahan dari RS lain
2.) Jika pasien rujukan dari RS lain yang akan pindah ke RS MMC maka perawat
atau dokter dari RS lain tersebut harus menghubungi dokter atau perawat
Instalasi Gawat Darurat RS MMC terlebih dahulu untuk menilai keadaan
pasien sebelum dipindahkan ke RS MMC.

17
3.) Jika pasien belum memiliki surat pengantar rawat, maka pasien harus masuk
melalui poliklinik terlebuh dahulu atau jika kondisi pasien lemah maka pasien
harus masuk melalui Instalasi Gawat Darurat
4.) Jika pasien sudah memiliki surat pengantar dari dokter RS MMC tetapi
keadaan pasien lemah maka pasien harus masuk melalui IGD terlebih dahulu
untuk diperiksa dan diobservasi oleh dokter IGD sambil menunggu kesiapan
kamar.
5.) Jika tulisan diagnosa atau nama tindakan pada surat pengantar tidak jelas maka
petugas PPRI menghubungi perawat poliklinik atau perawat / dokter IGD atau
dokter yang merawat.
6.) Surat pengantar berlaku dalam 2x24 jam tergantung situasi dan kondisi pasien.
b. Pendaftaran Kamar Untuk Pasien Rawat Inap / ODC
1.) Pendaftaran kamar dibuka 24 jam baik langsung maupun melalui telepon (tidak
ada booking)
2.) Pasien dapat memesan kamar sesuai dengan yang dibutuhkan
3.) Petugas menjelaskan harga kamar dan fasilitas yang ada
4.) Petugas PPRI mencatat nama pasien, nomor rekam medik, nomor telepon, nama
dokter yang merawat, diagnose, pilihan kamar, biaya deposit kamar atau
prakiraan biaya operasi / tindakan yang sudah dijelaskan serta jaminan dari pihak
ketiga asuransi / perusahaan
5.) Pasien dapat diinformasikan oleh petugas PPRI tentang ketersediaan kamar pada
hari masuk yang sudah dijadwalkan oleh dokter
6.) Petugas PPRI harus menghubungi dokter yang merawat satu hari sebelum pasien
masuk bagi pasien yangn akan dilakukan tindakan / operasi yang terencana.

c. Pembayaran Deposit / Uang Muka Pasien Masuk Rawat Inap / ODC


1.) Pasien harus membayar deposit / uang muka 100% sesuai dengan ketentuan yang
berlaku sebelum masuk rawat inap
2.) Pembayaran dapat berupa cash, debit, maupun kartu kredit.
3.) Pasien yang belum dapat membayar deposit dan keadaan pasien harus segera
mendapat perawatan atau tindakan operasi maka petugas PPRI meminta

18
persetujuan kepada atasan sesuai dengan jenjangnya pada jam kerja dan diluar
jam kerja atas persetujuan Duty Manager.
4.) Pasien yang belum sepenuhnya dapat membayar deposit sesuai dengan ketentuan
maka petugas akan mengarahkan pasien untuk masuk kamar sesuai dengan
jumlah uang muka.
5.) Pasien yang belum sepenuhnya dapat membayar deposit sesuai dengan ketentuan
tetapi pasien tetap ingin dirawat di kamar atas pilihannya maka petugas PPRI
akan minta persetujuan kepada atasan sesuai dengan jenjangnya pada jam kerja
dan diluar jam kerja atas persetujuan Duty Manager. Jika disetujui maka pasien
harus menulis pernyataan untuk pelunasan pembayaran deposit dalam waktu
keesokan harinya selambat-lambatnya jam 11.00 wib.
6.) Jika pasien tidak mampu untuk membayar deposit dan tidak mampu untuk
membiayai perawatan kelanjutannya maka pasien dirujuk ke rumah sakit sesuai
permintaan pasien.
d. Pembayaran dengan menggunakan jaminan dari pihak ketiga (Perusahaan /
Asuransi) kontrak.
1.) Pasien dapat menggunakan jaminan kesehatan dengan memberikan surat jaminan
dari perusahaan atau asuransi yang sudah ada kerjasamanya dengan RS MMC
yang diserahkan pada saat masuk rawat / ODC
2.) Nama – nama perusahaan dan asuransi yang sudah terdaftar dapat dilihat melalui
computer.
3.) Ada asuransi yang menggunakan system TPA (Third Party Administration).
4.) Ada pula asuransi yang langsung menangani providernya dengan menunjukkan
kartu kepesertaannya (show card).
5.) Untuk pasien yang pembayarannya menggunakan asuransi baik yang akan masuk
rawat pada hari itu juga atau yang berencana akan masuk pada hari berikutnya,
maka petugas PPRI langsung menghubungi asuransi guna mendapatkan
konfirmasi penjaminan.
6.) Petugas PPRI mengcopy kartu asuransi beserta surat pengantar rawat untuk
keperluan pengurusan asuransi.

19
7.) Kartu asuransi baik swipe card maupun show card akan dikonfirmasi oleh petugas
PPRI untuk mengetahui penjaminan yang diberikan oleh asuransinya.
8.) Penerimaan surat jaminan oleh RS MMC dapat dilakukan dalam waktu 2x24 jam.
9.) Jika dalam waktu yang sudah ditentukan pasien belum dapat menyerahkan surat
jaminan, maka pasien akan diberlakukan pembayaran secara pribadi
10.) Asuransi akan menerbitkan formulir lembar medis awal yang akan diisi oleh
dokter yang merawat atau dokter ruangan.
11.) Pasien akan menulis surat pernyataan kesediaan untuk membayar secara pribadi
apabila belum mendapat persetujuan untuk tindakan/operasi dari asuransi namun
ingin tetap proses tindakan/operasi berjalan.

e. Pembayaran dengan menggunakan jaminan dari perusahaan / asuransi yang


belum ada kerjasama dengan RS MMC
1.) Jika pasien akan masuk rawat inap dan belum membawa surat jaminan maka akan
diberlakukan pembayaran secara pribadi.
2.) Jika pasien akan masuk rawat secara terencana dan akan menggunakan jaminan
maka pasien / keluarga / perusahaan / asuransi dapat menghubungi bagian
keuangan guna memproses persetujuan jaminan.
3.) Jika pasien masuk sudah membayar deposit terlebih dahulu dan ditengah
perjalanan rawat pasien mengajukan surat jaminana maka surat jaminan akan
diberikan ke bagian keuangan guna persetujuannya. Untuk deposit yang sudah
dibayarkan dapat dikembalikan atau tidaknya yang dapat memutuskan bagian
keuangan.

f. Pasien diantar ke kamar rawat oleh petugas PPRI


1.) Bagi pasien yang masuk rawat inap / ODC dari poliklinik atau yang datang
langsung ke bagian unit PPRI apabila sudah menyelesaikan administrasi maka
pasien akan diantar ke kamar oleh petugas PPRI jika kondisi pasien dalam
keadaan stabil.

20
2.) Jika kondisi pasien tidak stabil maka petugas PPRI mengantar pasien dengan
menggunakan kursi roda.
3.) Tetapi bila kondisi pasien dalam keadaan lemah dan tidak dapat duduk (harus
berbaring) maka petugas PPRI dapat meminta bantuan bersama perawat IGD
untuk mengantar kekamar dengan menggunakan tempat tidur.
4.) Untuk pasien yang masuk melalui IGD maka pasien diantar ke kamar oleh
perawat IGD
5.) Untuk pasien dengan keadaan sesak atau dengan indikasi penyakit jantung maka
petugas PPRI harus meminta bantuan kepada perawat IGD untuk mengantar
pasien ke kamar rawat.

g. Jenis-jenis kamar rawat inap dan ODC


1.) Kelas III berisi 6 tempat tidur
Kelas II berisi 3 tempat tidur
Kelas I berisi 2 tempat tidur
Kelas VIP berisi 1 tempat tidur
Kelas VIP Deluxe berisi 1 tempat tidur
Kelas VIP Superior berisi 1 tempat tidur
Kelas Grand Royal berisi 1 tempat tidur
Kelas Permium Room berisi 1 tempat tidur
Kelas Suite Room berisi 1 tempat tidur
Kamar isolasi steril / biasa berisi 1 tempat tidur
Kamar ODC terdiri dari 3 tempat tidur (setara kelas 2) dan 1 tempat tidur (VIP).
2.) Bagi pasien yang akan dilakukan tindakan atau operasi diprioritaskan diruang
lantai III
3.) Bagi pasien non bedah diprioritaskan lantai IV dan V
4.) Bagi pasien kebidanan diprioritaskan di lantai II dan III
5.) Tidak menutup kemungkinan jika kamar dilantai II,III,IV dan V sedang penuh
pasien dapat ditempatkan dikamar yang tersedia, dan disesuaikan dengan
diagnose dan jenis kelamin pasien.

21
6.) Penempatan pasien bagi anak umur dibawah 8 tahun dengan penyakit non bedah
dapat ditempatkan diruang perawatan anak dengan setara kelas II.
Pasien dapat ditempatkan diruang perawatan bersama dengan pasien dewasa jika
anak mempunyai ukuran tubuh seperti orang dewasa dan orang tuanya bersedia
untuk ditempatkan bersama dengan pasien dewasa dan tidak menggangu pasien
yang berada disebelahnya.
7.) Penempatan pasien bagi anak umur dibawah 8 tahun dengan penyakit bedah dapat
ditempatkan disemua kelas.
8.) Pasien anak usia 1 bulan sampe 8 tahun diprioritaskan di kamar rawat khusus
anak atau di kamar dengan tempat tidur sendiri (VIP keatas)
9.) Pasien bayi usia 1-29 hari dengan diagnose non bedah diprioritaskan di ruang
khusus unit perinatology.
10.) Kamar isolasi biasa / infeksius atau isolasi steril dapat dipergunakan untuk pasien
umum apabila kamar dalam keadaan penuh dan kamar tersebut sedang dalam
keadaan tidak digunakan oleh pasien yang membutuhkan.
11.) Kamar perawatan kebidanan dapat digunakan untuk pasien non kebidanan bagi
pasien wanita jika kondisi kamar sedang penuh.
h. Waktu masuk dan keluar pasien rawat inap
1.) Waktu masuk dan keluar pasien rawat inap pukul 00.00 wib
Bila pasien masuk mendapatkan keringanan sebagai berikut :
Pukul 12.00-18.00 = 25% discount
Pukul 18.01-22.00 = 50% discount
Pukul 22.01-24.00 = 100% discount
2.) Waktu pulang pasien rawat inap sebagai berikut:
Jam berapapun pasien pulang kamar sudah terhitung sejak hitungan hari
kepulangannya.

i. Perpindahan Kamar dan perhitungan biayanya


1.) Pasien yang pindah kamar ke kamar lain untuk perhitungan tarif kamarnya adalah
setengah dari kedua kamarnya pada hari kepindahannya.

22
2.) Dan untuk hari berikutnya akan terhitung penuh sesuai dengan harga kamar yang
ditempati.
3.) Bagi pasien yang menempati kamar sendiri (VIP, VIP Deluxe, VIP Superior,
Suite Room, Premium Room, dan Grand Royal Room) apabila pasien pindah ke
ruang ICU dan keluarga tetap menempati kamar sebelumnya maka
perhitungannya adalah untuk pasiennya sendiri biaya kamar terhitung setengah
dari keduanya, untuk keluarga yang menunggu terhitung penuh dikamar yang
ditempatinya.
4.) Jika pasien akan pindah kamar, maka perawat menghubungi petugas PPRI untuk
memberitahukan akan adanya permintaan pindah kamar dari pasien.
5.) Pihak keluarga pasien datang ke PPRI dan selanjutnya petugas akan
menyampaikan informasi ketersediaan kamar dan perhitungan biaya serta
penambahan deposit.
6.) Jika pasien telah mengetahui dan menyetujui informasi yang sudah diterima, maka
pasien atau keluarga menandatangani surat permohonan pindah kamar yang sudah
disiapkan dan ditandatangani oleh perawat yang terdiri dari 3 rangkap, warna
putih untuk perawat, biru untuk petugas billing, merah untuk petugas PPRI.
7.) Jika administrasi perpindahan kamar sudah selesai dan kamar siap untuk
ditempati, maka pasien segera dipindahkan. Jika tidak pasien belum bisa
dipindahkan.
8.) Perubahan kamar pada computer akan dirubah apabila petugas PPRI sudah
mendapat informasi dari petugas billing.
j. Serah terima pasien dari petugas PPRI kepada perawat ruangan
1.) Petugas PPRI mengantar pasien menuju ke kamar rawat
2.) Pasien masuk ruangan diantar oleh petugas PPRI dengan didampingi
perawat
3.) Perawat membantu pasien untuk berbaring ditempat tidur
4.) Petugas PPRI menginformasikan kepada pasien / keluarga tentang
fasilitas kamar.
5.) Serah terima pasien dilakukan dari petugas PPRI kepada perawat diruangan
perawat.

23
6.) Seluruh dokumen pasien yang dibawa oleh petugas PPRI diserahkan oleh petugas
PPRI kepada perawat.

k. Gelang Identitas Pasien


1.) Pasien yang dirawat inap / ODC harus menggunakan identitas pasien melalui
pemberian gelang.
2.) Tujuannya adalah keselamatan pasien dengan cara mengidentifikasi pasien yang
akan diberi pelayanan di keperawatan baik dalam pemberian obat, sebelum
dilakukan tindakan, pemeriksaan laboratorium dan lainnya dengan
mencocokkannya dengan pasien yang benar agar tidak terjadi kesalahan. Petugas
PPRI harus memberitahukan hal tersebut kepada pasien sebelum gelang identitas
dipasang dilengan pergelangan tangan pasien.
3.) Gelang identitas tertulis nama pasien, tanggal lahir, dan nomor rekam medis.
4.) Untuk pasien laki-laki baik dewasa maupun anak-anak gelang identitas berwarna
biru, untuk wanita gelang identitas berwarna merah muda.
5.) Gelang identitas dipasang pada pergelangan tangan sebelum pasien masuk kamar.
6.) Gelang identitas dipasangkan oleh petugas PPRI jika pasien datang langsung ke
unit PPRI.
7.) Gelang identitas dipasangkan oleh petugas IGD jika pasien sedang dilakukan
tindakan.
8.) Gelang identitas bagi ibu yang melahirkan :
a.) Perawat kebidanan menghubungi petugas PPRI melalui telepon untuk
memberitahukan bahwa akan ada bayi lahir dengan memberitahukan nama
ibu yang akan melahirkan.
b.) Segera petugas PPRI memasukkan data yang diperoleh dari perawat
kebidanan untuk mencetak gelang identitas berikutnya untuk ibu dan bayi
yang akan lahir.
c.) Gelang identitas yang baru untuk ibu berwarna merah muda 1 buah dan bayi
berwarna kuning sebanyak 2 buah dengan diberikan nomor kode yang sama.

24
d.) Gelang identitas ibu berisi : nama ibu, nomor rekam medik, dan tanggal lahir
ibu.
e.) Gelang identitas bayi berisi : nama bayi ibu yang melahirkan, nomor rekam
medic, dan tanggal lahir bayi.
f.) Jika bayi yang lahir dari ibu yang sama lebih dari satu (kembar) maka
penulisan nama akan diberi nomor urut.
g.) Petugas PPRI mengantar gelang identitas yang baru untuk diserahkan kepada
perawat kebidanan.
9.) Gelang identitas dipasangkan oleh perawat ruangan jika ada pasien yang masuk
setelah menjalani ijin perawatan (cuti) atas seijin dokter yang merawat.
10.) Tanda risiko pada gelang yang akan dipasang apabila petugas mengetahui
keadaan pasien atau petugas PPRI yang sudah diberikan informasi dari perawat
IGD / poliklinik.
11.) Tanda risiko warna merah untuk pasien dengan alergi dan warna kuning untuk
pasien dengan risiko jatuh.

l. Hambatan Bahasa dan Budaya


Dalam melayani pasien yang memiliki bahasa yang berbeda atau pasien yang tidak
dapat berkomunikasi dalam bahasa tertentu terutama Bahasa Inggris sehingga petugas
PPRI tidak dapat melakukan komunikasi terhadap pasien maka petugas PPRI dapat
menghubungi orang yang sudah ditunjuk oleh RS MMC sebagai contact person
antara lain : Bahasa Jerman menghubungi dr. Kencana Shinta, Sp.OG
Atau dapat dilakukan tindakan dengan menggunakan bantuan alat peraga atau
memiliki daftar kata-kata seperti kamus yang dibutuhkan oleh petugas PPRI.
m. Hambatan Fisik
Dalam melayani pasien yang memiliki keadaan fisik yang menjadi kendala hambatan
dalam pemberian pelayanan RS MMC berusaha untuk mengurangi dan
menghilangkan rintangan tersebut pada saat pasien diterima di PPRI antara lain,
pasien cacat, pasien tua, pasien anak-anak. Petugas PPRI meminta kepada keluarga
agar pasien didampingi selama pasien berada di Rumah Sakit karena sewaktu-waktu
perawat membutuhkan keluarga pasien sesuai keperluannya. Jika pasien tidak

25
memiliki keluarga sebelum pasien masuk kamar, maka petugas PPRI meminta
bantuan kepada perawat IGD atau poliklinik atau Unit Humas untuk membantu
mencari solusinya.
n. Hak dan Kewajiban Pasien
1.) Hak dan kewajiban pasien sesuai dengan UU nomor 44 tahun 2009
pasal 32
2.) Petugas PPRI memberikan informasi mengenai hak dan kewajiban pasien sebelum
masuk kamar baik secara lisan maupun tertulis yang terdapat pada brosur panduan
rawat inap. Hak dan kewajiban pasien harus benar-benar dimengerti oleh pasien /
keluarga. Jika ada sesuatu hal yang tidak dapat dimengerti oleh pasien / keluarga
dan diluar dari kewenangan petugas PPRI maka petugas PPRI dapat berkoordinasi
dengan unit terkait.
3.) Informasi hak dan kewajiban pasien dapat disampaikan kepada pengunjung dan
petugas Rumah Sakit melalui akrilik yang diletakkan pada meja-meja pada setiap
tempat yang mudah dilihat dan dibaca serta dimengerti.
4.) Apabila penjelasan tidak efektif dengan menggunakan bahasa yang dimengerti
misalnya bahasa anak, melibatkan keluarga / anak.
o. Pasien Hemodialisa / HD
1.) Pasien yang dilakukan tindakan Hemodialisa berasal dari pasien rawat inap atau
One Day Care
2.) Pelayanan administrasi pasien HD sama seperti pasien rawat inap
3.) Pasien HD harus menggunakan gelang identitas sebelum masuk ruangan
4.) Jadwal pasien HD sudah ditentukan dan diatur oleh dokter dan perawat HD
p. General Consent
1.) Pasien / keluarga diberikan informasi mengenai isi dan tujuan dari formulir
General Consent oleh petugas PPRI
2.) Pasien / keluarga menandatangani formulir general consent jika sudah dijelaskan,
dibaca dan dimengerti.
3.) Petugas PPRI menandatangani formulir general consent jika formulir tersebut
sudah ditandatangani oleh pasien / keluarga.

26
4.) Formulir general consent yang sudah lengkap dimasukkan kedalam berkas rekam
medis pasien rawat inap.
q. Data Dasar Rawat Inap / ODC
1.) Petugas PPRI mengisi data dasar rawat inap / ODC melalui computer
2.) Petugas PPRI mengisi data dasar rawat inap ODC sesuai jati diri pasien dan
keluarga secara sah baik melalui Kartu Tanda Penduduk, Surat Izin Mengemudi
dan Pasport yang masih berlaku.
3.) Selain mengisi identitas pasien, petugas PPRI mencatat nama penanggung jawab
pembayaran baik secara pribadi maupun jaminan dari pihak ketiga secara lengkap,
nomor kamar yang akan ditempati, diagnose awal masuk sesuai surat pengantar
yang ditulis oleh dokter, nama perawat yang akan menerima pasien, nama petugas
PPRI, nama petugas kasir, nama dokter pengirim, nama dokter yang merawat,
jumlah deposit yang dibayarkan.
r. Buku Tarif
1.) Prakiraan biaya tindakan atau operasi disampaikan oleh petugas PPRI kepada
pasien atau keluarga sesuai dengan buku tariff yang sudah disediakan oleh Rumah
Sakit.
2.) Prakiraan biaya akan disampaikan sesuai dengan rencana tindakan yang tertulis
paada surat pengantar rawat oleh dokter pengirim atau dokter yang melakukan
tindakan.
3.) Jika jenis tindakan yang tertulis tidak jelas terbaca oleh petugas PPRI maka
petugas PPRI akan menghubungi dokter yang merawat atau meminta bantuan
kepada perawat poliklinik, perawat kamar bedah atau perawat IGD untuk
menanyakan nama tindakan yang akan dilakukan pasien atau sesuai dengan jenis
tindakan yang akan dilakukan
4.) Petugas PPRI menuliskan pada formulir penjelasan prakiraan biaya yang sudah
disediakan dan ditandatangani oleh pasien / keluarga oleh petugas PPRI dalam 3
rangkap. Selanjutnya formulir lembar pertama dibawa oleh pasien / keluarga dan
lembar kedua disimpan oleh petugas PPRI sebagai arsip.

27
5.) Bila pasien masuk rawat maka formulir surat prakiraan biaya yang dipegang oleh
pasien / keluarga akan diserahkan kepada petugas billing untuk disimpan sebagai
arsip.

A. Hasil
faktor apa saja yang menghambat dalam proses penerimaan pasien rawat inap dan proses
administrasi SDM di RS MMC Jakarta, antara lain :
1. Booking Kamar Perawatan
Seringkali unit PPRI kesulitan dalam melakukan booking kamar dengan berbagai alasan
yang disampaikan oleh unit rawat inap.
2. Status Rekam Medik Pasien IGD
Petugas Rekam Medik masih ditemukan tidak menyertakan langsung status (map
kuning) bersamaan dengan KPM (Kupon Pelayanan Medik) bagi pasien IGD. Sehingga
saat pasien rencana rawat inap, baik petugas IGD maupun PPRI masih harus meminta
ulang ke bagian Rekam Medik yang menyebabkan pasien menjadi lama naik ke kamar
perawatan.
3. Masih terbukanya beban rawat jalan pasien umum yang mau dirawat inap
Hal ini menjadi masalah terutama di luar jam kerja karena jika masih disaat jam kerja,
masih bisa berkoordinasi dengan Petugas Keuangan. Namun, terkadang Petugas
Keuangan butuh waktu lama dalam proses penutupan beban rawat jalan tersebut
dikarenakan harus menelusuri KPM (Kupon Pelayanan Medik) pasiennya. Bahkan,
terkadang pasien merasa sudah membayar, selain itu juga ada pasien yang merasa
cancel berobat.
4. Masih terbukanya beban rawat jalan pasien VIP Member / VIP BKM yang mau dirawat
inap. Sama halnya dengan pasien umum, hal ini menjadi masalah terutama di luar jam
kerja, dimana tidak ada petugas VIP Member maupun petugas keuangan sehingga
kewenangan dialihkan ke petugas SIRS yang harus mendapat persetujuan terlebih
dahulu dari Direktur Keuangan.

5. Status pasien poli yang tidak disertakan oleh perawat saat ke PPRI untuk rawat inap

28
Pasien yang diharuskan rawat inap / ODC yang berasal dari Poliklinik, masih sering kali
ditemukan tidak disertakan langsung statusnya oleh perawat poli yang mengantar pasien
untuk mendaftar ke PPRI.
6. Informasi jaminan perusahaan/asuransi yang tidak di-update oleh marketing
Masih banyak ditemukan data yang tidak di-update oleh marketing terkait informasi
mengenai Perusahaan/Asuransi yang telah bekerja sama atau yang sudah tidak bekerja
sama oleh RS MMC. Dan juga untuk alamat dan nomor telepon Contact Person masih
ditemukan beberapa kali yang belum di-update sehingga nomor yang dituju tidak dapat
dihubungi atau dikembalikannya berkas tagihan dari Keuangan oleh
Perusahaan/Asuransi karena alamat salah.

PEMBAHASAN
A. Alur dan Proses Penerimaan Pasien Rawat Inap di RS MMC
Berdasarkan alur dan proses, alurnya sangat sederhana dan sudah lazim digunakan
oleh rumah sakit lain. Pada alur penerimaan pasien rawat inap tidak ada hal-hal yang
membuat pasien merasa dipersulit. Prosesnya adalah sebagai berikut :
1. Pasien/keluarga pasien datang ke Unit PPRI.
2. Petugas PPRI menanyakan dan meminta surat pengantar rawat dari dokter RS.
MMC (poliklinik atau IGD) kepada pasien/keluarga pasien dimana
pasien/keluarga pasien sudah diberikan penjelasan tentang pelayanan yang
ditawarkan dan hasil yang diharapkan.
a. Bila pasien belum mempunyai surat pengantar rawat maka petugas PPRI
mengarahkan pasien untuk diperiksa terlebih dahulu oleh dokter di poliklinik
jika keadaan pasien masih stabil atau oleh dokter IGD bila kondisi pasien
lemah.
b. Batas Surat pengantar rawat inap berlaku 2x24 jam dengan sepengetahuan
dokter.
c. Pasien yang sudah memiliki surat pengantar dengan kondisi yang stabil maka
petugas PPRI langsung melayani admisnistrasi pandaftaran.
d. Jika kondisi pasien tampak tidak stabil maka pasien dititipkan terlebih dahulu
ke IGD untuk selanjutnya keluarga pasien mengurus administrasi di unit PPRI.

29
3. Pasien yang membawa surat pengantar dari dokter luar
RS MMC yang ditujukan untuk dokter RS MMC harus masuk melalui IGD atau
poliklinik terlebih dahulu sebelum mendaftar ke PPRI.
4. Petugas PPRI membaca surat pengantar rawat.
a. Penempatan kamar pasien sesuai indikasi medis.
b. Petugas PPRI dapat mengetahui indikasi medis sesuai dengan diagnosa
yang ditulis oleh dokter pengirim.
c. Dokter akan menuliskan pada surat pengantar rawat jika pasien
memerlukan perawatan ruangan khusus.
d. Jika tulisan dokter pada surat pengantar belum jelas maka PPRI akan
menghubungi langsung dokter yang merawat atau bertanya kepada
perawat/dokter poliklinik atau IGD.
5. Petugas PPRI menawarkan kamar melalui brosur tarif kamar yang tersedia dan
menginformasikan harga kamar dan prakiraan biaya sesuai kebutuhan, serta
Panduan Rawat Inap baik secara lisan maupun tertulis.
6. Petugas PPRI menghubungi perawat ruangan untuk mempersiapkan kamar
bagi pasien yang akan masuk.
7. Petugas PPRI mempersiapkan berkas rekam medik pasien dengan meminta
berkas rekam medik kepada petugas Rekam Medik bagi pasien yang datang
langsung ke Unit PPRI. Apabila berkas rekam medik belum ada maka pada saat
serah terima pasien, petugas PPRI memberitahukan perawat untuk menghubungi
Unit Rekam Medik.
8. Bagi pasien yang datang melalui IGD maka berkas rekam medis dipersiapkan
oleh perawat IGD.
9. Petugas PPRI meminjam kartu identitas pasien (KTP/SIM/Passport) untuk di-
scan kemudian di-print.
10. Petugas PPRI mengisi/melengkapi/memperbaharui data-data pasien melalui
komputer sesuai kartu identitas pasien serta mencatat nama keluarga/contact
person yang dapat dihubungi.
11. Petugas PPRI memberikan formulir Panduan Pasien Rawat Inap kepada
pasien/keluarga untuk dibaca dan dibawa.

30
12. Petugas PPRI menunjukkan dan menjelaskan isi formulir general consent
kepada pasien/keluarga selanjutnya dibaca dan diisi sebelum ditandatangani
oleh pasien/keluarga dan petugas PPRI.
13. Petugas PPRI menunjukkan data pasien yang ada pada formulir Asesmen untuk
diperiksa kembali oleh pasien/keluarga terkait ketepatan penulisan data yang
telah diinfokan sebelumnya kemudian di-paraf.
14. Bagi pasien yang memiliki kendaraan, diberikan kartu dispensasi parkir untuk
satu kendaraan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
15. Bagi pasien yang perlu ditunggu oleh keluarga sesuai dengan keadaan pasien
akan diberikan 1 kartu tunggu.
16. Petugas PPRI memasang gelang identitas pada lengan pasien sebelum pasien
diantar ke ruangan, bersamaan dengan penjelasan tujuan pemakaian gelang
identitas tersebut.
17. Petugas PPRI mengantar pasien ke kamar rawat tanpa didampingi perawat IGD
jika kondisi pasien stabil. Jika sebaliknya, maka pasien diantar oleh petugas
PPRI dan perawat IGD.

CARA PEMBAYARAN :
Cara pembayaran melalui pihak ketiga (asuransi atau perusahaan yang telah
mengadakan kontrak kerjasama dengan RS MMC)
1. Petugas PPRI meminta kepada pasien/keluarga untuk menunjukkan surat jaminan
atau kartu asuransi atau kartu tanda pengenal pegawai.
2. Bagi pasien yang dapat menunjukkan surat jaminan/kartu asuransi dari
perusahaan yang akan masuk sesuai dengan jaminan yang diberikan, maka pasien
dapat dilayani langsung untuk mengurus administrasi.
3. Pasien yang belum dapat menunjukkan surat jaminan/kartu asuransi, maka pasien
akan diberlakukan pembayaran secara pribadi.
4. Petugas PPRI meminjam kartu asuransi atau kartu tanda pengenal pegawai untuk
di-scan bersama dengan Surat Pengantar Rawat kemudian dikirim melalui e-mail.
5. Petugas PPRI menghubungi perusahaan/asuransi melalui telepon untuk
pelaporan pasien masuk rawat inap dan konfirmasi kesesuian plafon kamar yang

31
dijamin. Apabila perusahaan/asuransi belum bisa dihubungi hingga di luar jam
kerja, maka petugas PPRI mencoba untuk menghubungi dan menindaklanjuti
pada keesokan harinya.
6. Jika pasien menempati kamar yang lebih tinggi dari haknya atas permintaan
sendiri, maka petugas PPRI menghubungi perusahaan/asuransi untuk meminta
persetujuan sekaligus menanyakan tentang selisih biaya apakah internal atau akan
menjadi tanggungan pasien.
7. Jika selisih biaya yang ditanggung oleh pasien harus dibayarkan di rumah sakit,
maka pasien harus membayar deposit/uang muka sebesar selisih harga kamar 10
hari rawat sesuai dengan ketentuan rumah sakit. Atau pasien membayar selisih
antara biaya tindakan yang dijaminkan dengan prakiraan biaya yang telah
dijelaskan.
8. Perhitungan selisih biaya yang harus dibayarkan adalah sesuai ketentuan dari
asuransi masing-masing pasien. Ada yang termasuk selisih seluruh biaya dengan
mengikuti kelas yang lebih tinggi termasuk harga kamar, dokter, biaya tindakan,
obat-obatan, pemeriksaan penunjang dan lain-lain. Adapula yang hanya selisih
harga kamar dan biaya non medis.
9. Untuk pasien dengan jaminan asuransi dengan system TPA (Third Payor
Administrator) maka kartu asuransi akan digesek pada mesin EDC yang sudah
disediakan atau pendaftaran dengan cara log in berbasis web.
10. Petugas PPRI menghubungi asuransi TPA tersebut seperti proses yang telah
dijelaskan di nomor 4-8.
11. Apabila Asuransi TPA langsung mengeluarkan formulir Lembar Medis Awal
melalui mesin faximili,atau melalui email maka formulir tersebut diserahkan
kepada perawat untuk diisi oleh dokter yang merawat atau dokter ruangan atau
dokter jaga. Asuransi juga mengeluarkan Surat Pernyataan yang harus diisi oleh
pasien.
12. Seluruh formulir tersebut apabila sudah terisi akan dikirim kembali melalui
faximili atau email kepada asuransinya
Cara pembayaran melalui pihak ketiga (asuransi atau perusahaan yang belum
mengadakan kontrak kerjasama dengan RS MMC)

32
1. Apabila pasien akan menggunakan jaminan dari perusahaan/asuransi yang belum
ada kerjasama dengan RS MMC maka sementara waktu pasien diberlakukan
sebagai pasein umum dengan pembayaran secara pribadi.
2. Surat jaminan tersebut harus diproses terlebih dahulu di Unit
Penerimaan/Keuangan dan Unit Marketing RS MMC.
3. Jika surat jaminan telah disetujui, maka pembayaran pasien selanjutnya
menggunakan surat jaminan. Jika sebaliknya, maka pasien tetap diberlakukan
sebagai pasein umum dengan pembayaran secara pribadi.

Pembayaran secara pribadi


1. Pasien yang akan membayar dengan cara tunai atau kartu kredit dapat dilakukan
di counter B dengan formulir pembayaran deposit (3 rangkap) yang sudah dibuat
oleh petugas PPRI. Lembar merah diambil oleh petugas kasir, lembar putih untuk
disertakan ke dalam rekam medik, lembar biru diambil oleh petugas PPRI sebagai
arsip.
2. Bagi pasien yang belum memenuhi pembayaran deposit/uang muka sesuai
dengan ketentuan, tetapi keadaan pasien harus segera masuk rawat atau
diperlukan operasi segera, maka petugas PPRI menghubungi atasan sesuai
jenjangnya untuk meminta persetujuan.
3. Bagi pasien yang tidak mempunyai deposit/uang muka/biaya untuk membiayai
seluruh kebutuhan pelayanan maka pasien akan diarahkan oleh petugas PPRI
untuk mencari rumah sakit lain sesuai kemampuan pasien.
4. Bagi pasien yang baru memenuhi uang muka/deposit yang tidak sesuai ketentuan
maka pasien dipersilahkan masuk dengan membuat dan menandatangani surat
pernyataan kekurangan deposit dengan waktu pembayaran yang harus dibayarkan
kembali selambat-lambatnya keesokan hari pada jam 11.00 WIB.

33
A. Kesimpulan
1. Penerimaan rawat inap dinamakan Admitting Office atau sering dinamakan
Central Opname. Fungsi utamanya adalah menerima pasien untuk dirawat
dirumah sakit. Tata cara penerimaan pasien yang disebut admitting prosedure
harus wajar sesuai dengan keperluannya. Dengan makin meningkatnya jumlah
pasien, pimpinan rumah sakit harus memberikan perhatian yang konstan dalam
membina sistem dan prosedur penerimaan pasien yang sebaik – baiknya.
2. Unit Penerimaan Pasien Rawat Inap RS. MMC telah memenuhi syarat pelayanan,
baik dari sarana, pengorganisasian, prosedur dan dokumen yang harus tersedia.
3. Masalah yang pada umumnya terjadi di Unit Penerimaan Pasien Rawat Inap RS.
MMC yaitu : booking kamar perawatan, status rekam medik pasien IGD yang
menyebabkan pasien menjadi lama naik ke kamar perawatan, masih terbukanya
beban rawat jalan pasien umum yang mau dirawat inap, masih terbukanya beban
rawat jalan pasien VIP Member / VIP BKM yang mau dirawat inap, status pasien
poli yang tidak disertakan oleh perawat saat ke PPRI untuk rawat inap, dan
informasi jaminan perusahaan/asuransi yang tidak di-update oleh team marketing.

B. Saran
1. Untuk masalah booking kamar
perawatan yang selama ini mengalami kesulitan sebaiknya dari unit PPRI dan unit
rawat inap sering berkomunikasi dan lebih meningkatkan kerjasama demi
pelayanan kepada pasien agar pasien tidak menunggu lama dan unit PPRI tidak
lagi mengalami kesulitan dalam melakukan pemesanan kamar perawatan.

34
2. Masalah terlambatnya rekam medis
ke unit PPRI juga mengakibatkan pasien menunggu lebih lama sebaiknya dari
unit rekam medis melakukan evaluasi secara berkala dan juga melakukan
koordinasi dengan unit PPRI agar tidak terjadi lagi keterlamabatan pengiriman
berkas rekam medis.

DAFTAR PUSTAKA

C.S.Hutasoit. Pelayanan Publik Teori dan Aplikasi, Jakarta: Magnascript Publishing, Cetakan
Pertama, Maret, 2011.

Dale yolder, personel management and industrial relation, sixth edition, new delhi : prentice
hall of india, 1981. Page 47

Dessler, Garry. Manajemen Sumber Daya Manusia, Diterjemahkan oleh Drs Benyamin
Molan, Jakarta : PT. Prenhalindi, 1998

Fandy Tjiptono. Service Managemen Mewujudkan Layanan Prima Edisi 2, Yogyakarta:


Penerbit ANDI, 2008.

Hariandja, Marihot Tua Effendi. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Grasindo.
2002.
Hasibuan, Melayu SP. Manajemen Sumber Daya Manusia. Akarta : Bumi Aksara, 2002

Mariot tua efendihariandja, PT. Gramedia Widia Indonesia, Jakarta, 2002, hal 279.

Mutiara S Panggabean, Manajemen Sumber daya Manusia, Ghalia Indonesia, Jakarta, hal 21

Notoatmodjo, Soekidjo. Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta : Rineka Cipta,


2003
Rivai, Veithzal. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan. Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2005

35
Siagian, Sondang P Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta:Bumi Aksara,1996
Soeroso, Santoso. Manajemen Sumber Daya Manusia Di Rumah Sakit. Jakarta : EGC,
2003.
Soeprihanto, ohn.Penilaian Kinerja dan PengembanganKarywan.Yogyakarta:BPFEE,2000
Sulistiyani, Ambar Teguh & Rosidah. Manajemen Sumber DayaManusia. Yogyakarta:Graha
Ilmu, 2003.
UU ketenaga kerjaan, focus media, Bandung, cetakan pertama, , 2003.

36

Anda mungkin juga menyukai