Anda di halaman 1dari 65

Sediaan Padat

Farmasi Industri
Evaluasi Tablet
Granul Produk Akhir (Tablet)
1.  Ukuran dan Distribusi Ukuran 1.  Organoleptik (tampilan, bau,
Granul rasa)
2.  Bobot Jenis 2.  Sifat fisika kimia
a.  Keseragaman ukuran (tebal,
a.  Bobot jenis sejati diameter)
b.  Bobot jenis nyata b.  Kekerasan
c.  Bobot jenis setelah pemampatan c.  Friabilitas
3.  Prosentase Pemampatan d.  Keseragaman sediaan (bobot,
kandungan)
4.  Kompresibilitas Indeks e.  Waktu hancur
5.  Aliran f.  Disolusi
a.  Metode funnel (corong) g.  Penentuan kadar
b.  Metode sudut istirahat 3.  Uji keamanan / toksisitas
6.  Kandungan lembab 4.  Uji mikrobiologi
Ukuran dan Distribusi Granul
G •  Diukur menggunakan pengayak
R mekanik dengan no.pengayak tertentu
A •  Ditentukan

N
–  ukuran granul
–  distribusi ukuran granul

U
L
Bobot Jenis dan massa jenis
G
R
Bobot jenis sejati
•  Piknometer gas Beckman
•  Dibandingkan dengan bobot jenis referensi

A
N
Massa jenis nyata
•  Menggunakan alat, granul dimasukkan dalam gelas
ukur

U
•  Dibaca volume, dan ditentukan massa jenis granul

L
Massa jenis pemampatan
•  Menggunakan alat yang sama
•  Volume granul dilihat setelah diketuk
•  Tergantung jumlah ketukan
Kompresibilitas Indeks
G •  Ditentukan dari selisih berat jenis granul setelah

R pemampatan terhadap berat jenis ruah dibagi berat


jenis setelah pemampatan

A •  Atau dari selisih volume ruah dengan volume


setelah pemampatan dibagi volume ruah.

N •  Banyakan pemampatan (ketukan) yang dilakukan


hingga tidak ada perubahan volume lagi
U
L
Aliran

G
•  Dihasilkan oleh :
1. Gaya friksi

R
2. Gaya tegangan permukaan
3. Gaya mekanik, dari bentuk partikel yang
tidak beraturan

A 4. Gaya elektrostatik
5. Gaya van Der Waals

N •  Metode :
1. Angle of repose

U 2. Compressibility index atau Hausner ratio


3. Laju aliran melalui suatu lubang/ corong

L 4. Shear cell
Kandungan Lembab
G
•  Merupakan rasio massa air dalam sampel kering atau

R basah
•  Dinyatakan dalam persen

A
•  Ditentukan dengan metode penimbangan

N
•  Alat : desikator & neraca analitik; moisture balance

U
L
Organoleptik
•  Melibatkan organ
T
A
•  Termasuk dalam studi morfologi dan karakter sensorik
Warna Coklat

Aroma / bau Aromatik / khas B


Rasa Manis L
Ukuran
Tebal 7 mm dan
panjang 25 mm E
Bentuk Bergelombang
T
Tekstur / permukaan Kasar
Keseragaman Ukuran
•  Pada umumnya, diameter tidak terlalu berbeda.
T
•  Ketebalan bisa berbeda
A
B
L
E
T
Kekerasan
•  Untuk mengetahui kekerasan tablet T
•  Alat : hardness tester (manual & automatic)
•  Persyaratan : 4 – 8 kg/cm2 A
B
L
E
T
Friabilitas
•  Untuk mengetahui kerapuhan tablet T
•  Alat : Friability tester
•  Persyaratan : bobot tidak boleh hilang > 1% A
B
L
E
T
Keseragaman sediaan
T
A
•  Keseragaman bobot
–  Bersalut atau tidak bersalut
–  20 tablet ditimbang satu persatu dan dihitung bobot rata-rata tablet.
Jika ditimbang satu persatu, tidak boleh lebih dari 2 tablet yang

B
masing-masing bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih
besar dari harga yang ditetapkan pada kolom A dan tidak satu tablet
pun yang bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih dari
hanya yang ditetapkan kolom B.

L
E
•  Keseragaman kandungan
•  Tergantung kandungan bahan aktif dalam tablet.

T
•  85 – 115%
•  > 1 sediaan di luar rentang 75-125%
Keseragaman sediaan
•  Keseragaman kandungan T
A
B
L
E
T
Waktu hancur
T
•  Untuk tablet tidak bersalut, bersalut bukan
enterik, bersalut enterik, bukal, sublingual, A
kapsul gelatin keras, kapsul gelatin lunak.
B
Tablet tidak bersalut
L
E
Masukkan 1 tablet pada masing-masing tabung dari keranjang,
masukkan satu cakram pada tiap tabung dan jalankan alat, gunakan
air bersuhu 37º ± 2º sebagai media kecuali dinyatakan menggunakan

T
cairan lain dalam masing-masing monografi. Pada akhir batas waktu
seperti yang tertera dalam monografi, angkat keranjang dan amati
semua tablet: semua tablet harus hancur sempurna. Bila 1 tablet atau
2 tablet tidak hancur sempurna, ulangi pengujian dengan 12 tablet
lainnya: tidak kurang 16 dari 18 tablet yang diuji harus hancur
sempurna.
Tablet bersalut bukan enterik

Masukkan 1 tablet pada masing-masing tabung dari keranjang, bila tablet mempunyai penyalut luar yang
dapat larut, celupkan keranjang dalam air pada suhu kamar selama 5 menit. Kemudian masukkan cakram
pada tiap tabung dan jalankan alat, gunakan cairan lambung buatan LP bersuhu 37º ± 2º sebagai media.
Setelah alat dijalankan telama 30 menit, angkat keranjang dan amati semua tablet. Bila tablet tidak hancur
sempurna, ganti dengan cairan usus buatan LP bersuhu 37º ± 2º dan teruskan pengujian hingga jangka
waktu keseluruhan, termasuk pencelupan dalam air dan cairan lambung buatan LP adalah sama dengan
batas waktu yang di-nyatakan dalam masing-masing monografi ditambah 30 menit, angkat keranjang dan
amati semua tablet: semua tablet harus hancur sempurna. Bila 1 tablet atau 2 tablet tidak hancur sempurna,
ulangi pengujian dengan 12 tablet lainnya: tidak kurang 16 dari 18 tablet yang diuji harus hancur sempurna

Tablet bersalut bukan enterik

Masukkan 1 tablet pada masing-masing tabung dari keranjang, bila tablet mempunyai penyalut luar yang
dapat larut, celupkan keranjang dalam air pada suhu kamar selama 5 menit. Tanpa menggunakan cakram
jalankan alat, gunakan cairan lambung buatan LP bersuhu 37º ± 2º sebagai media. Setelah alat dijalankan
selama satu jam, angkat keranjang dan amati semua tablet: tablet tidak hancur, refak atau menjadi lunak.
Kemudian masukkan satu cakram pada tiap tabung dan jalankan alat, gunakan cairan usus buatan LP
bersuhu 37º ± 2º sebagai media selama jangka waktu 2 jam ditambah dengan batas waktu yang dinyatakan
dalam masing-masing mono-grafi atau bila dalam monografi dinyatakan hanya tablet salut enterik, maka
hanya selama batas waktu yang dinyatakan.dalam monografi. Ajigkat keranjang dan amati semua tablet:
semua tablet harus hancur sempurna. Bila 1 tablet atau 2 tablet tidak hancur sempurna, ulangi pengujian
dengan 12 tablet lainnya: tidak kurang 16 dari 18 tablet yang diuji harus hancur sempurna.
Tablet bukal

Lakukan pengujian dengan prosedur seperti yang tertera pada


Tablet tidak bersalut, tanpa menggunakan cakram. Setelah 4
jam, angkat keranjang dan amati semua tablet: semua tablet
harus hancur. Bila 1 tablet atau 2 tablet tidak hancur sempurna,
ulangi pengujian dengan 12 tablet lainnya: tidak kurang 16 dari
18 tablet yang diuji harus hancur sempurna.

Tablet sublingual

Lakukan pengujian dengan prosedur seperti yang tertera


pada Tablet tidak bersalut, tanpa menggunakan cakram.
Amati tablet dalam batas waktu yang dinyatakan dalam
masing-masing mono-grafi: semua tablet harus hancur. Bila 1
tablet atau 2 tablet tidak hancur sempurna, ulangi pengujian
dengan 12 tablet lainnya: tidak kurang 16 dari 18 tablet yang
diuji harus hancur sempurna.
Kapsul gelatin keras

Lakukan pengujian dengan prosedur seperti yang tertera pada Tablet tidak
bersalut, tanpa menggunakan cakram. Sebagai pengganti cakram digunakan
suatu kasa berukuran 10 mesh seperti yang diuraikan pada rangkaian
keranjang, kasa ini ditempatkan pada permukaan lempengan atas dari
rangkaian keranjang. Amati kapsul dalam batas waktu yang dinyatakan dalam
masing-masing monografi, semua kapsul harus hancur, kecuali bagian dari
cangkang kapsul. Bila 1 tablet atau 2 kapsul tidak hancur sempurna, ulangi
pengujian dengan 12 kapsul lainnya: tidak kurang 16 dari 18 kapsul yang diuji
harus hancur sempurna.

Kapsul gelatin lunak

Sama seperti kapsul gelatin keras


T
A
Disolusi
B
Pendalaman Materi tersendiri
L
E
T
Uji Disolusi
•  Tidak untuk menentukan kadar bahan aktif dalam
sediaan
Alat 1
1.  Wadah tertutup
terbuat dari kaca
atau bahan
transparan lain
yang inert
2.  Motor
3.  Batang logam
yang digerakkan
oleh motor
4.  Keranjang bentuk
silinder
Alat 2
1.  Wadah tertutup
terbuat dari kaca
atau bahan
transparan lain
yang inert
2.  Motor
3.  Pengaduk
dengan daun
dan batang
Bejana Disolusi
•  Silinder dengan dasar setengah bola
•  Tinggi 160 – 175 mm
•  Ø dalam 98 – 106 mm
•  Kapasitas 1000 mL
Prosedur
Kapsul, tablet, tablet bersalut bukan enterik
•  Masukkan sejumlah media disolusi
•  Pasang alat
•  Kondisikan suhu
•  Masukkan 1 tablet atau 1 kapsul
•  Ambil pada interval waktu yang ditetapkan di bagian
yang tepat
Contoh
Tablet Ibuprofen (DepKes, 1995 p.450)
•  Media Disolusi : 900 mL larutan dapat fosfat pH 7,2
•  Alat tipe 1 : 150 rpm
•  Waktu : 30 menit
•  Prosedur : Lakukan penetapan jumlah C13H18O2 yang
terlarut dengan mengukur serapan filtrat larutan uji, jika
perlu diencerkan dengan Media disolusi dan serapan
larutan baku Ibuprofen BPFI dalam media sama pada
± λmaks 221 nm
•  Toleransi : Dalam waktu 30 menit harus larut tidak
kurang dari 70% (Q) C13H18O2 dari jumlah yang tertera
pada etiket.
• 
Contoh
Tablet Paracetamol (DepKes, 1995 p.650)
•  Media Disolusi : 900 mL larutan dapat fosfat pH 5,8
•  Alat tipe 2 : 50 rpm
•  Waktu : 30 menit
•  Prosedur : Lakukan penetapan jumlah C8H9NO2 yang
terlarut dengan mengukur serapan filtrat larutan uji, jika
perlu diencerkan dengan Media disolusi dan serapan
larutan baku Parasetamol BPFI dalam media sama
pada ±λ 243 nm
•  Toleransi : Dalam waktu 30 menit harus larut tidak
kurang dari 80% (Q) C8H9NO2 dari jumlah yang tertera
pada etiket.
• 
Interpretasi Hasil
Contoh
Tablet Paracetamol
•  Diuji 6 tablet : Kadar tiap
unit 85%, 80%, 88%, 89%,
85% dan 91%
à Memenuhi persyaratan ?
•  Diuji lagi dengan 6 tablet
tambahan : Kadar tiap unit
tambahan 90%, 90%, 89%,
81%, 88% dan 87%
à Memenuhi persyaratan ?
Sumber Kesalahan dalam Uji Disolusi

1.  Sifat Bahan Obat


2.  Sifat Produk Obat
3.  Peralatan
4.  Pemilihan Metode
5.  Pengamatan
6. Sampling otomatis
7.  Pembersihan
8.  Metode pemindahan
Sifat Bahan Obat

Pengetahuan tentang sifat obat, terutama


kelarutan dalam surfaktan atau dalam dapar.

Sifat Produk Obat

Produk obat dapat memberikan hasil


disolusi yang sangat bervariasi terkait
dengan faktor mekanis dan faktor formulasi.
Peralatan

ü Kalibrasi mekanik dan kalibrasi kimia perlu


dilakukan secara berkala, biasanya setiap
6 bulan.
ü Pengaduk harus tegak lurus.
ü Pengaduk dayung kadang-kadang dilapisi
dengan Teflon yang dapat mengelupas
dan lepas dari dayung.
ü Pengaduk keranjang dapat melengkung,
tidak berbentuk.
Pemilihan Metode

Pemilihan metode yang tepat dapat


mencegah error dan kesalahan data.

Produk obat dapat memiliki laju disolusi


yang tergantung pada posisi peletakan
tablet di bejana disolusi, termasuk lapisan
film yang menempel pada bejana.
Pengamatan

Analis yang terlatih dapat menyadari masalah


yang timbul karena pemahaman penyebab dan
efek tertentu.

Kelainan disolusi yang mungkin terjadi : sebagian


tablet mengapung, sticking, partikel menempel
pada alat atau dinding bejana.

Jika terjadi gelembung, perlu dilakukan deaerasi.


Sampling otomatis

Sampling otomatis dilakukan karena mudah


dan menghemat personil.

Gelembung udara dapat terjebak dan


mengurangi jumlah sampel yang terambil
Pembersihan

Pembersihan merupakan hal kritis yang jika


tidak dimonitor, menyebabkan kesalahan
pengujian

Metode Pemindahan
Teknik penyamplingan dan pengenalan
sampel harus seragam
Faktor yang Mempengaruhi Laju
Disolusi
1.  Aktivitas permukaan
2.  Distribusi ukuran partikel
3.  Bentuk partikel
4.  Agitasi
5.  Temperatur
6.  Viskositas
7.  Konsentrasi solut yang terlarut
8.  Unreacting Additives
Aktivitas permukaan

•  Partikel berpori dan bercelah yang


tidak teratur à tidak terekspos solvent
•  Surfaktan à teg.permukaan turun à
seluruh permukaan terbasahi à laju
disolusi meningkat
•  Konsentrasi kurang dari CMC à (-)
Kecepatan agitasi
•  Kecepatan <<, aliran solut pasif dan sistem tdd
lapisan-lapisan berbeda konsentrasi
•  Disolusi (-)
•  Kecepatan >>, turbulensi aliran solut à adukan
sentrifugal à memaksa gerakan solut
•  Diantara kecepatan ekstrem à curvilinier à
disolusi hampir linier dengan kecepatan
pengadukan.
•  Bentuk curvelinier à partikel bergerak sirkuler di
sekitar pusat agitasi.
Temperatur

•  Peningkatan temperatur à gerakan kinetik


dan difusi solut menuju larutan bulk
meningkat
Viskositas

•  Interaksi solut dan solvent terjadi lebih


cepat dari difusi menuju larutan bulk.
•  Viskositas menurunkan laju disolusi
Unreacting Additive

•  Elektrolit dan komponen organik


nonionik ditambahkan dalam pelarut à
laju disolusi tergantung pada kelarutan
fase padat.
•  Misal : Pelarut mengandung natrium
klorida, dekstrosa atau natrium sulfat à
kelarutan asam benzoat menurun
Penentuan Kadar
•  Dilakukan sesuai kandungan bahan aktif T
dalam sediaan solida A
B
L
E
T
Uji keamanan / toksisitas
T
•  Untuk menguji apakah ada bahan-bahan
lain yang toksik dalam tablet A
B
L
E
T
Uji mikrobiologi
•  Terutama dilakukan pada tablet yang T
mengandung bahan-bahan yang mudah A
ditumbuhi oleh mikroorganisme.
•  Sering kali tablet bersalut lebih banyak
B
dikontaminasi oleh bakteri dibandingkan L
oleh tablet tidak bersalut karena
kelembaban internal tablet salut E
merupakan kondisi yang cocok untuk
pertumbuhan bakteri.
T
Masalah dalam manufaktur
Masalah-masalah dalam manufakturing
sediaan solida
•  Kebisingan mesin perawatan alat
•  Melekat pada tabletasi
stempel •  Capping dan
•  Retakan Laminasi
•  Kekompakan kurang •  Picking dan Sticking/
memadai Twinning
•  Buruknya waktu •  Mottling & Bridging
hancur •  Variasi Bobot
•  Fluktuasi takaran •  Variasi Kekerasan
•  Kurangnya •  Double Impression
Kebisingan mesin
•  Penyebab :
•  gesekan terlalu kuat, akibatnya massa tablet
melekat pada die atau pada lower punch.
•  Kelembaban granulat yang tinggi
•  Bahan pelicin kurang
•  Pemasangan tidak persis/tepat
Melekat pada stempel
•  Penyebab :
•  Kelembaban granulat yang terlalu tinggi
•  Terbentuknya eutektika
•  Gaya kohesi dari butiran granulat yang terlalu rendah
•  Bahan pemisah hasil cetakan tidak memadai
•  Permukaan stempel yang cacat atau adanya profil
logo (terlalu kecil, melengkung atau mengulir tipis)
•  Tekanan pencetak terlalu rendah
•  Akibat : menghambat pencetakan yang kontinu
Retakan
•  Pemisahan atau pengelupasan satu atau beberapa lapisan
dari bagian atas tablet selama pengeluarannya dari ruang
cetak.
•  Penyebab :
•  Kelembaban granulat terlalu tinggi atau terlalu rendah
•  Bahan pengikat kurang
•  Bentuk kristal tidak cocok
•  Bahan terlalu aerofil
•  Porositas terlalu besar
•  Jumlah serbuk terlalu tinggi
•  Ikatan antar partikel diantara butiran granulat serta tidak
cocoknya bentuk granulat.
•  Faktor mesin :
•  Tekanan pencetakan terlalu tinggi
•  Pengusiran udara dari ruang cetak
Kekompakan kurang memadai
•  Penyebab :
•  Granulat tidak cocok
•  Ukuran butiran tidak cocok
•  Porositas terlalu tinggi
•  Bahan pengikat kurang
•  Kelembaban terlalu tinggi atau terlalu rendah
•  Pemilihan bahan pelincir yang tidak cocok
•  Faktor mesin :
•  Gaya pencetakan terlalu rendah
•  Pemilihan bentuk tablet yang kurang tepat
Buruknya waktu hancur
•  Waktu hancur tablet tidak sesuai dengan
persyaratan dalam farmakope.
•  Penyebab :
•  Jumlah disintegran terlalu rendah
•  Jumlah bahan pengikat terlalu tinggi
•  Glidan terlalu banyak
•  Ukuran butiran dan bentuk granulat tidak cocok
•  Pembasahan zat kurang
•  Porositas terlalu rendah
•  Faktor mesin :
•  Gaya pencetak terlalu tinggi
Fluktuasi takaran
•  Penyebab :
•  Ukuran butiran tidak cocok
•  Jumlah serbuk terlalu banyak
•  Bentuk granulat tidak cocok
•  Perbandingan volume tuang dan volume ketukan
granulat tidak cocok
•  Glidan terlalu sedikit
•  Kelembaban granulat terlalu tinggi
•  Faktor mesin :
•  Pencetakan terlalu cepat
•  Stempel bawah longgar
•  Getaran atau gerakan penuangan dari corong pengisi terlalu
kuat
Kurangnya perawatan alat tabletasi
•  Perawatan :
•  Pelumasan mesin à petunjuk interval waktu
dan cara pelumasan
•  Tidak menggunakan alat pembersih dari
logam à goresan-goresan
•  Pembersihan stempel : air sabun yang panas,
dikeringkan, dilemaki dengan lemak bebas
asam dan tidak berbau (vaselin atau parafin
liq.)
Capping dan Laminasi

•  Capping :
Pemisahan bagian atas atau bawah dari
tablet secara horisontal, baik sebagian atau
seluruhnya dari tubuh utama tabblet dan
menjadi cap
•  Laminasi :
Pemisahan tablet menjadi dua atau lebih
membentuk lapisan-lapisan horisontal yang
berbeda.
•  Terjadi sesaat, satu jam, atau satu hari
setelah pencetakan
Capping dan Laminasi
•  Penyebab :
•  Bahan pengikat tidak sesuai atau jumlahnya tidak
tepat
•  Granul terlalu kering
•  Fines terlalu banyak (cetak langsung)
•  Tekanan berlebih
•  Massa cetak masih basah
•  Die yang aus
•  Punch bawah kurang erat/kurang tepat
•  Bentuk punch deep concave, concave, beveled
•  Bentuk fisik zat berkhasiat
•  Misal : sulfanilamid anhidrat à capping, bentuk hidrat tidak
Picking dan Sticking/Twinning

•  Picking :
terkelupasnya permukaan tablet
akibat melengket atau menempel
pada permukaan punch
•  Sticking:
menempelnya granul pada
dinding die menyebabkan punch
bawah tidak dapat bergerak
dengan bebas
•  Twinning :
Melekatnya tablet setelah dicetak
Picking dan Sticking/Twinning
•  Penyebab :
•  Kelembaban terlalu tinggi
•  Bahan pengikat kurang
•  Lubrikan kurang
•  Bahan memiliki titik lebur rendah
•  Misal asam sitrat dan PEG à melebur saat dicetak
•  Dicegah dengan bahan t.l tinggi
•  Punch yang digravir (mis.A, B, O)
•  Humiditas relatif tempat cetak
•  Dehumidifier
•  Adsorben pada permukaan
Mottling
•  Distribusi warna tidak merata, terdapat
bagian terang dan gelap pada permukaan
yang seragam
•  Penyebab :
•  warna obat berbeda dengan bahan tambahan
•  Bahan mengalami peruraian à berwarna.
•  Zat warna bermigrasi ke permukaan granul
selama proses pengeringan
Cara mengatasi :

•  Mengganti sistem pelarut


•  Mengganti pengikat
•  Menurunkan suhu pengeringan
•  Mengecilkan partikel
•  Menggunakan pewarna
Variasi Bobot

•  Penyebab :
•  Rentang ukuran dan distribusi
ukuran berbeda jauh
•  Aliran massa cetak tablet kurang
baik akibat
•  Glidan kurang
•  Kecepatan mesin terlalu tinggi
•  Desain mesin kurang baik
•  Pencampuran glidan kurang baik
•  Kedudukan punch berubah-ubah
à tidak konsisten mencetak tablet
•  Pencampuran yang kurang baik.
CETAKAN GANDA
Variasi Kekerasan (DOUBLE IMPRESSION)

•  Penyebab : punch atas


•  Penyebab : bergerak
•  Porositas massa cetak
•  Aliran kurang baik akibat
•  Glidan kurang
•  Kecepatan mesin terlalu
tinggi
•  Desain mesin kurang baik
•  Pencampuran glidan
kurang baik
•  Punch tidak konsisten
mencetak tablet
Double impression
•  Terjadi karena rotasi bebas dari punch, baik atas maupun bawah,
yang memiliki permukaan yang digravir atau monogram pada
permukaan punch.
•  Selama proses pencetakan tablet, punch berputar dan
menimbulkan impresi baru pada tablet
•  Pengatasan :
1.  Mengunci sepanjang sisi punch sehingga punch pada posisi yang tepat
dan mencegah punch bergerak atau berputar
2.  Memperbarui alat penekan yang memiliki spesifikasi anti-turning, à
punch tidak bergerak

Anda mungkin juga menyukai