KAJIAN PUSTAKA
berupa imbal balik atau feedback terhadap produk atau jasa oleh konsumen
yang juga melakukan komunikasi di dunia maya (King, et all,. 2014). Pada
saat ini bisnis online menawarkan variasi produk yang lebih luas dari pada
dikarenakan e-WOM lebih cepat, dan praktis (Phelps et, all., 2004). E-WOM
sendiri merupakan dimensi digital dari kemunculan offline WOM, atau WOM
WOM ada dua aspek yang sangat peting yaitu pencarian opini dan pemberian
membagikan pendapat dan ide idenya kepada orang lain yang memunculkan
satu aspek penting untuk e-WOM yaitu opini yang di teruskan. Opini yang
8
atau pengaruh, akan mengemukakan pendapat untuk sebuah produk atau jasa
yang akan mempengaruhi orang lain. Hal ini disebut dengan opinion leader
(Feick and Price 1987). Dengan demikian e-WOM dalam situs sosial media,
dapat di kaji dari tiga aspek utama, yaitu pencarian opini, pemberian opini
membuat seseorang dapat dengan mudah menjadi seorang penerus opini atau
seorang influencer dan followers dalam sosial media, tidak serta merta
hanya sebatas antara dua orang saja (Bourdieu, 1986). Didalam sosial capital
terhadap cara hidup orang lain. Hubungan yang terjalin dalam komunikasi
9
secara struktural bisa dengan mudah memberikan keuntungan dalam beberapa
hubungan yang terjalin baik ini tak lepas dari peran komunikasi, semakin baik
dan intens komunikasi tersebut, maka kekuatan hubungan akan semakin baik
diantara individu yang saling berkomunikasi (Tsai & Ghoshal, 1998). Dalam
menjalin sebuah hubungan yang baik di perlukan juga sebuah komunikasi yang
terjadi secara intens dan terus menerus. Komunikasi yang terjalin secara baik
memerlukan pemahaman bahasa yang sama dan sepaham antar individu yang
akan mengacu pada baik atau buruknya hubungan keterkaitan antara pengguna
sosial media (Mittal, et all., 2008). Hasil studi telah mengindikasikan bahwa
hubungan yang lemah memberikan fungsi berupa jembatan pada level makro
(Brown & A, 2007), sedangkan hubungan yang kuat cenderung lebih mungkin
10
terjadinya penyebaran informasi dan pengkaitan perilaku pada level micro
Sehingga hubungan yang lemah dan kuat memiliki peran yang penting
dalam kegiatan pertukaran informasi. Dalam dimensi social capital, kuat atau
terjalin antar individu, semakin besar pula kepercayaan mereka terhadap satu
sama lain. (Nelson, 1989). Besarnya kekuatan hubungan juga di pengaruhi oleh
1973). Interaksi sosial yang timbul di sosial media juga akan berpengaruh pada
tingkat kepercayaan, karena semakin sering interaksi itu terjadi maka akan
interaksi yang terjadi secara intens dan terus menerus akan mengakibatkan
tersebut (Tsai & Ghoshal, 1998). Selain itu penelitian lain yang juga
11
menemukan bahwa dimensi dalam teori sosial capital saling mempengaruhi
mendasar terhadap suksesnya hubungan sosial (Tsai & Ghoshal, 1998). Hal ini
orang lain, informasi yang tersampaikan akan semakin mudah di terima dan
orang akan semakin tertarik masuk kedalam diskusi yang sedang di lakukan
entah itu secara langsung ataupun secara online (Thomas and McDonagh
2013).
media pada platform yang sama sering membagikan jargon atau slogan unik,
ide dari pengguna sosial media lainnya secara efektif (Reysen, et all 2010).
Kekuatan hubungan yang sudah terjalin secara kuat antara pengguna sosial
media akan membuat seseorang memiliki sebuah gaya bercerita yang khas
12
yang terjadi terhadap penyampaian informasi (Wang et all 2016), hal ini terjadi
ditemukan bahwa terdapat sebuah pengaruh dari interaksi sosial yang terjadi
terhadap penyampaian informasi (Wang et all 2016), hal ini terjadi karena
sebarkan melalui sosial media tersebut sehingga orang yang terlibat akan lebih
ditemukan bahwa konsumen dengan tingkat keterikatan yang tinggi akan dapat
teman dan keluarganya dalam melakukan keputusan pembelian (Writz & Chew
2002). Selain itu hasil positif antara kekuatan hubungan yang terjadi di sosial
13
media juga mengindikasikan adanya pengaruh siqnifikan terhadap suksesnya
media.
bagi pengguna sosial media untuk mengakses informasi pribadi orang lain
secara efektif (Nahapiet & Goshal, 1998). Dalam penggunaan bahasa, di dalam
sosial media orang cenderung berinteraksi dengan bahasa bahasa yang mudah
di pahami, memiliki makna dan arti yang sama dimana akan membuat sebuah
gambaran secara detail sebuah obyek atapun subyek secara utuh dalam benak
(Thomas and McDonagh 2013). Keunikan tata dan gaya bahasa yang di
gunakan oleh pengguna sosial media akan berpegaruh juga terhadap audience
dan pengikutnya di sosial media untuk bisa lebih merasa terikat dan memiliki
kekuatan hubungan yang kuat dengan teman atau idolanya didalam sosial
pengaruh positif terhadap adanya interaksi sosial yang baik dengan bahasa
14
yang mudah dimengerti akan meningkatkan kepercayaan sesama penggunanya
yang terlibat dalam interaksi (Tsai & Ghoshal, 1998). Selain itu temuan lain
bahasa dimana mengacu pada tingkat kesamaan bahasa yang digunakan sehari-
saling membagi informasi (Boland & Tenkasi, 1995). Kesamaan bahasa yang
mengacu pada akronim dan asumsi pokok yang melekat pada interaksi sehari-
terkecuali informasi terkait produk perusahaan. (Lesser & Storck, 2001). Pada
berinteraksi, komunkasi tersebut dapat terjadi jika setiap orang yang terlibat
15
2.5. Kepercayaan
all., 2006). Ketika dua individu mulai percaya satu sama lain, mereka menjadi
para individu dapat dengan mudah memilih dan menentukan pilihan dengan
dalam sosial media terhadap jalanya informasi sebuah produk atau promosi e-
WOM dan meningkatnya minat beli konsumen terhadap suatu produk tertentu
16
Dengan adanya bahasa yang mudah dipahami seseorang cenderung akan
Interaksi yang terjadi akan menumbuhkan rasa keterbukaan diri yang membuat
motivasi dan fungsi ekstrinsik maupun intrinsik. Yang muncul dari dalam sifat
dasar manusia yaitu inovasi, keterbukaan diri dan kepercayaan (Deci & Ryan,
2000).
Fungsi ini bisa berupa pengakuan dari orang lain yang dikenal ataupun tidak.
Atau bisa dalam bentuk nilai evaluasi yang di berikan perusahaan kepada
pegawainya untuk menilai sebuah kinerja yang telah di lakukan (Deci & Ryan,
2000)
manusia memiliki sifaat dasar dari dalam diri manusia yaitu ketertarikan, dan
moral yang tertanam pada setiap individu (Deci & Ryan, 2000). Hal tersebut
akan memicu rasa keingintahuan yang akan menjadi sebuah sifat inovatif untuk
17
kritis dalam menanggapi berbagai hal, dan mau mengungkapkan perasaannya
terkait suatu peristiwa atau pendapatnya mengenai suatu benda atau objek
membuka informasi personal kepada orang lain tanpa ada tendensi atau
personal mereka secara online tanpa adanya timbal balik berupa hadiah
dalam sosial media dibutuhkan sebuah pengungkapan diri lebih dalam dengan
melalui sosial media (Fastenau 2016). Dengan adanya interaksi dan hubungan
lakukan oleh pengguna sosial media. (Kaplan and Haenlein 2010). Walaupun
telah di pengaruhi oleh beberapa opini yang di tularkan oleh influencer namun
dengan kemudahan akses terhadap sosial media dan meningkatnya daya pikir
18
sebelumnya juga menemukan bahwa pengungkapan diri terkait informasi
berjalannya e-WOM.
2.8. Inovasi
keinginan mereka untuk mengetaui hal baru ataupun produk baru dan
saat ini lebih inovatif dalam mencari dan memfilter informasi untuk keperluan
membuat arus komunikasi lebih baik dan lebih lancar sehingga pertukaran
informasi penting terkait produk ataupun kesan dalam memakai sebuah produk
tertentu, akan lebih mudah di terima oleh perusahaan, ataupun oleh calon
lebih kritis dalam mencari tahu suatu produk yang akan dibelinya. Konsumen
19
yang inovatif cenderung lebih sering untuk memilih teknologi baru dan lebih
termotivasi untuk menggunakan produk baru. Pada studi yang telah dilakukan
cenderung suka untuk mencari informasi mengenai produk baru (Wang, et, all
hubungan positif antara inovasi dan pemberian opini (Flynn et all., 1996).
berjalannya e-WOM
2.9. KerangkaPenelitian
Teori Self-Determination
KeterbukaanDiri
H7
Inovasi
H8
KekuatanHubungan
H5
H1H1
H4
eWOM
H3 Kepercayaan
H2
H6
Kesamaan Bahasa
Teori Social Capital
20
kekuatan hubungan, keterbukaan diri, inovasi, 2 variabel mediasi, antara lain ;
et al. 2016).
21