Anda di halaman 1dari 14

BANK UMUM DEVISA DAN NON DEVISA

Bank yang kita ketahui secara umum dapat diklasifikasikan berdasarkan


fungsi dan status operasinya. Pada materi kuliah kali ini kita membahas
secara umum mengenai Bank Devisa dan Bank Non Devisa, Apa
perbedaannya?

Ada dua jenis bank yang dikelompokan berdasarkan kapasitas kegiatannya.


Dalam hal ini adalah kegiatan dalam bentuk valuta asing (Valas). Maka
dikenal kelompok bank yang dinamakan bank devisa dan bank non devisa
baik untuk bank konvensional ataupun bank syariah.

Apa perbedaan bank devisa dan bank non devisa? Pertanyaan ini akan
terjawab dengan mengetahi definisi apa itu bank devisa.

Bank devisa adalah bank yang memperoleh surat penunjukan atau ijin dari
dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK ) untuk dapat melakukan kegiatan usaha
perbankannya dalam kegiatan valuta asing.

Bank yang tergolong kedalam bank devisa, bisa memberikan layanan yang
berkaitan dengan mata uang asing misalnya transfer keluar negeri, transaksi
eksport import, jual beli valuta asing, serta jasa-jasa valuta asing lainnya.

Jadi jelas perbedaan antara bank devisa dan bank non devisa adalah bahwa
bank non devisa tidak bisa melakukan kegiatan usaha yang berhubungan
dengan kegiatan usaha valuta asing.

Namun, bisakah bank non devisa meningkatkan statusnya menjadi bank


devisa? Jawabannya : Bisa. Sebuah Bank umum non devisa bisa
meningkatkan statusnya menjadi bank devisa setelah memenuhi
syarat/ketentuan yang telah ditetapkan oleh peraturan Otoritas Jasa
Keuangan diantaranya : volume usaha bank telah mencapai standard yang
telah ditentukan, tingkat kesehatan bank baik, Kecukupan Modal Minimum
sebagai bank devisa, kemampuan bank dalam melakukan memobilisasi dana,
dan memiliki tenaga kerja yang berpengalaman dalam bidang valuta asing.

Apa itu Bank Devisa?

Bank Devisa berasal dari kata Bank dan devisa, Bank adalah badan usaha
yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup
rakyat banyak. Sedangkan devisa adalah semua benda yang dapat digunakan
sebagai alat pembayaran luar negeri dan dapat diterima di dunia
internasional.

Tulisan ini diambil dari berbagai sumber, hanya untuk kepentingan pembelajaran 1
Bank devisa, adalah bank yang memperoleh surat ijin dari Otoritas Jasa
Keuangan untuk dapat melakukan kegiatan usaha perbankan dalam valuta
asing. Bank devisa dapat menawarkan jasa-jasa bank yang berkaitan dengan
mata uag asing tersebut seperti transfer keluar negeri, Jual beli valuta asing,
transaksi ekspor impor, dan jasa-jasa valuta asing lainnya.

Bank devisa dapat menawarkan jasa-jasa bank yang berkaitan dengan mata
uang asing tersebut seperti transfer keluar negeri, transaksi ekspor dan impor,
jual beli mata uang asing/valas, transaksi jasa-jasa valuta asing lainnya.

Aktivitas bank devisa dapat dikelompokan kedalam 3(tiga) bentuk


kegiatan :

1. Aktivitas yang berkaitan dengan perdagangan internasional.


2. Aktivitas yang berkaitan dengan investasi.
3. Memanfaatkan pergerakan pasar valas (foreign exchange market)

1.1 Aktivitas yang berkaitan dengan perdagangan internasional:

Didalam perdagangan internasional jasa bank sangat dibutuhkan


untuk memudahkan/kelancaran transaksi pembayaran maupun
penerimaan , dari ekspor dan impor.

2. 2 Aktivitas yang berkaitan dengan investasi

Perbankan internasional mengambil peran untuk memenuhi


kebutuhan nasabahnya dalam investasi di luar negeri, baik langsung (
direct investment) maupun tidak langsung (indirect invest) dalam
pasar modal (capital market

3.3 Memanfaatkan pergerakan pasar valas (foreign exchange market)

Fluktuasi atau pergerakan valas, memberikan peluang kepada nasabah


atau bagi bank sendiri menjadi salah satu sumber keuntungan karena
posisi foreign currency yang dimiliki (foreign exchange trading)

Demikian pula dalam kegiatan internasional capital market, bagi bank


Devisa memiliki akses untuk melakukan kegiatan bisnis baik untuk
keuntungan banknya maupun nasabahnya . ( misalnya transaski spot,
future, forward, swap dan option . materi ini dibahas khusus dalam
perbankan Internasional )

Tulisan ini diambil dari berbagai sumber, hanya untuk kepentingan pembelajaran
Produk dan Jasa Bank Devisa

Pinjaman melalui pasar Internasional, yang dibagi menjadi 4 kelompok:


1. Individu :
peminjam individu yang ada di luar negeri umumnya disalurkan
melalui cabang-cabangnya di luar negeri. jumlahnya relatif kecil
dibanding kelompok peminjam lainnya
2. Bank korespoden
Pembiayaan yang diberikan kepada bank koresponden berkaitan
dengan trade finance, dengan tujuan untuk membiayai aktivitas
perdagangan internasional. trade finance sebagai jembatan
pembiayaan kredit impor atau ekspor.
3. Perusahaan
Pihak lain yang juga menjadi peminjam adalah perusahaan , jenis
pembiayaan dapat berupa trade finance atau term loan, untuk
membiayai usaha misalnya industri atau pabrik.
4. Pemerintah
Pinjaman dalam memenuhi kebutuhan apbn suatu negara untuk
menutupi defisit neraca pembayaran.
Pinjaman ini dikenal dengan souverign risk

Sumber Dana yang Didapatkan oleh Bank Devisa

1) Transaksi perdagangan ekspor, baik dari hasil ekspor barang dan


jasa
2) Hasil dari penanaman modal di luar negeri
3) Penghasilan dari tenaga kerja Indonesia dari luar negeri
4) Pariwisata
5) Pinjaman luar negeri
6) Dan lain-lain

Istlah Devisa
"Dana devisa yang dibentuk oleh pemerintah atau bank central melalui jual
beli suatu mata uang untuk mempengaruhi kurs valuta sebagai salah satu cara
pengawasan devisa (exchange equalization fund)."

Apa itu Devisa?


Devisa adalah kumpulan valutas asing yang berfungsi sebagai medium
pembiayaan transaksi perdagangan antarnegara (perdagangan internasional).
Pada definisi yang lain, devisa dapat diartikan sebagai nilai kekayaan yang
dimiliki oleh suatu negara dalam bentuk mata uang asing, yang mana nilai
kekayaan tersebut perlu diakui oleh secara global oleh negara-negara lainnya .

Perlu digarisbawahi, tidak semua mata uang di dunia dapat dikatakan sebagai nilai
devisa dari suatu negara. Pasalnya, yang bisa dikatakan sebagai devisa adalah mata
uang asing yang beredar di negara tersebut, pun memiliki catatan kurs resmi di Bank
Sentral negara yang bersangkutan.

Tulisan ini diambil dari berbagai sumber, hanya untuk kepentingan pembelajaran 3
Contoh Devisa

Sebagai contoh, di Indonesia. Mata uang asing yang bisa dijadikan nilai devisa
adalah mata uang seperti Dollar (Amerika), Yen (Jepang), Yuan (Tiongkok),
Euro (negara-negara eropa), dan Poundsterling (Inggris).

Sementara mata uang dari negara seperti Honduras tidak bisa dijadikan nilai
devisa negara Indonesia oleh karena mata uang tersebut  belum memiliki
catatan kurs resmi di Bank Indonesia sebagai bank sentral di Indonesia.

Selain mata uang asing, devisa suatu negara bisa berbentuk emas, maupun
surat-surat berharga yang dapat digunakan sebagai alat transaksi pembayaran
internasional.

Fungsi Devisa

Selain sebagai alat transaksi antar-negara, juga menjadi semacam indikator


kuat atau lemahnya perekonomian suatu negara. Agar lebih jelas, fungsi
devisa negara adalah sebagai berikut:

Alat Transaksi Perdagangan Internasional

Fungsi devisa negara yang pertama adalah alat pembayaran perdagangan


internasional. Sebagai contoh, Pemerintah Indonesia hendak membeli alat
utama sistem persenjataan (alutsista) dari negara Rusia. Pemerintah RI akan
menggunakan devisa negara untuk membiayai pembelian alutsista tersebut
dari Rusia.

Alat Pembayaran Utang

Di samping sebagai alat pembayaran pengadaan barang luar negeri, devisa


juga akan digunakan pemerintah untuk membayar cicilan utang luar negeri.
Pengelolaan devisa yang baik sangat diperlukan agar devisa tak hanya dipakai
untuk membayar utang, tetapi juga bisa dialokasikan ke hal-hal lainnya di
internal negara, seperti pembangunan nasional.

Membangun Relasi Internasional

Tak hanya sebagai alat pembayaran, fungsi devisa juga mencakup aktivitas
hubungan (relasi) internasional dengan negara-negara sahabat. Misalnya
untuk membiayai perjalanan dinas ke luar negeri bagi para pejabat negara.
Kantor perwakilan suatu negara seperti Kedutaan Besar juga dibiayai oleh
devisa guna menjalankan fungsinya.

Asal Sumber Devisa

1.  Transaksi perdagangan ekspor, hasil ekspor barang dan jasa

Tulisan ini diambil dari berbagai sumber, hanya untuk kepentingan pembelajaran
Peran bank devisa dalam perdagangan barang dan jasa dari dan keluar
negeri meliputi kegiatannya membantu nasabah dalam penyelesaian
pembayaran ekspor-imporbaik dengan menggunakan Letter of Credit atau
tanpa Letter of Credit. Hasil pembayaran ekspor yang ditagihkan oleh
bank devisa dimasukkan kedalam rekerning bank devisa yang
bersangkutan pada depositoring koresponden di luar negeri, dengan
demikian semakin banyak hasil ekspor, devisa semakin bertambah oleh
katena itulah maka hasil ekspor merupakan sumber devisa.

2. Hasil dari penanaman modal di luar negeri

Perusahaan-perusahaan besar, tidak saja beroperasi di dalam negeri,


tetapi juga mempunyai kantor cabang di luar negeri, kemudian juga modal
perusahaan tersebut bukan hanya tertanam sebagai investasi di dalam
negeri, juga di investasikan di luar negeri. Hasil dari penanaman modal di
luar negeri tersebut dapat disimpan di luar negeri tempat modal ditanam
dalam bentuk simpanan pada bank, depositori korespenden dalam
rekening bank berkedudukan di luar negeri maupun di transfer ke
indonesia. Keduanya sebagai dana valuta asing, yang dapat digunakan
sebagai alat pembayaran dengan luar negeri sehingga dana ini jelas
merupakan devisa. Bank devisa di Indonesia dapat sebagai penampung
hasil transfer dana dari hasil investasi di luar negeri.

3. Penghasilan dari tenaga kerja Indonesia dari luar negeri


Tenaga kerja di luar negeri mendapatkan upah dari kerjanya, sebagai
tenaga yang bekerja di sektor formal, maupun yang bekerja di sektor
informal. Tenaga kerja Indonesia di luar negeri itu adalah warga negara
Indonesia, dengan demikian upah yang diperolehnya dari bekerjs tersebut
merupakan pendapatan dari penduduk indonesia. Pendapatan mereka
diterima dalam bentuk valuta asing, seperti diketahui dari pengertian di
atas bahwa valuta asing adlah devisa, dengan demikian mka penghasilan
para tenaga kerga Indonesia di luar negeri tersebut adalah sumber devisa,
baik yang ditabungnya di luar negeri sementara mereka belum pulang,
maupun yang ditransfernya melalui bank devisa di dalam negeri untuk
sanak keluarganya.

4. Pinjaman luar negeri


Pinjaman dari luar negeri, diberikan oleh negara-negara donor kepada
pemerintah Indonesia dalam rangka bantuan untuk mempercepat
pembangunan atau bantuan ekonomi lainnya. Pinjaman dari luar negeri
ini adalah merupakan devisa, jenis devisa ini disebut devisa kredit.
Pinjaman luasr negeri dapat juga dilakukan oleh pihak swasta yang
mendapatkan pinjaman dari kreditur luar negeri, pinjaman swasta ini juga
termasuk devisa kredit yang merupakan pinjaman swasta.

Tulisan ini diambil dari berbagai sumber, hanya untuk kepentingan pembelajaran 5
5. Pariwisata
Sumber devisa yang tidak kalah pentingnya dalah pariwisata.
Pelancong mancanegara yang datang ke suatu negara ia akan membawa
uang perbekalannya yang dipersiapkan untuk belanja keperluan hidupnya
selama berada di negara tersebut. Lamanya tinggal, jumlah turis masuk
suatu negara, menentukan jumlah devisa yang diperoleh negara yang di
kunjungi.

Beberapa kegiatan peranan jasa bank devisa dalam kegiatan ekspor impor

1. Sebagai advising bank

Yang dimaksud dengan advising bank adalah bank yang menerima L/C
dari luar negeri untuk kepentingan beneficiary kemudian meneruskan L/C
tersebut kepada beneficiary. L/C dari luar negeri yang diterima advising
bank dari suatu bank luar negeri (opening bank) atas perintah/permintaan
importir diluar negeri sehubungan advising bank mempunyai hubungan
koresponden dengan bank yang membuka L/C. Pengiriman L/C dilakukan
oleh bank pembuka L/C (opening bank) dapat melalui surat dan dapat
pula dengan teletransmisi. Kedua sarana L/C ini keabsahannya hanya
dapat dilakukan oleh bank yang sebagai advising bank, karena advising
bank yang dapat melakukan otentikasin terhadap L/C tersebut.
Advising bank harus benar-benar yakin bahwa L/C yang dieruskannya
kepada beneficiary dijamin keabsahannya, karena apabila ternyata L/C
yang diteruskan tersebut teryata palsu, maka pihak advising bank harus
bertanggung jawab, seperti yang diatur dalam UCPC Pasal 7 UCPC 500,
Terjemahan Indonesianya:

a L/C dapat diteruskan kepada beneficiary melalui bank lain


(advising bank) tanpa ikatan pada pihak advising bank, akan tetapi
baik tersebut, jika bersedia untuk meneruskan L/C tersebut harus
memberitahukan dengan segera kepada issuing bank.
b Jika advising bank tidak dapat menetapkan keabsahannya harus
segera memberitahukan bank dari mana amanat tersebut diterima
bahwa advising bank tidak dapat memastikan keabsahan L/C
tersebut dan kalaupun bank tersebut memutuskan untuk
meneruskan L/C yang bersangkutan harus memberitahukan
beneficiary bahwa bank tidak dapat memastikan keabsahannya.
c Ketentuan UCPC 500 yang dikutip di atas memberikan kesimpulan
bahwa advising bank harus benar-benar mendapatkan kepastian
tentang otentikasi suatu L/C yang diteruskannya kepada
beneficiary. Dengan demikian apabila advising bank telah
meneruskan L/C kepada beneficiary tanpa memeberikan catatan
bahwa L/C tersebut belun otentik, maka advising bank bertanggung
jawab atas keabsahan suatu L/C yang disampaikannya kepada
beneficiary tersebut. Tanggung jawab disini diartikan bukan

Tulisan ini diambil dari berbagai sumber, hanya untuk kepentingan pembelajaran
tanggung jawab pembayaran, tetapi tanggung jawab L/C tersebut
asli, tidak palsu. Sedangkan tanggung jawab pembayaran suatu L/C
tetap ada pada opening bank.

2.  Peranan bank devisa sebagai negotiating bank

Dalam perannya memberikian jasa dalam perdagangan luar negeri,


bank devisa dapat bertindak sebagai bank yang melakukan negosiasi atas
penagihan hasil ekspor baik ditarik dengan wesel maupun tidak ditarik
dengan wesel, baik atas hasil ekspor dengan sight (atas unjuk) maupun
hasil ekspor dengan pembayaran berjangka yang dikenal dengan usance
L/C.
Negosiasi diartikan sebagai memberikan pembayaran atas dokumen-
dokumen ekspor, seperti yang dibakukan dalam pasal 10 pasal b.2.:
“negosiasi dimaksudkan pemberian nilai atas draft-draft dan/atau
dokumen-dokumen oleh bank yang dikuasakan untuk menegosiasi.
Pemeriksaan dokumen-dokumen saja tanpa memberikan nilai bukan
merupakan negosiasi”.
Pengertian bank yang dikuasakan dalam kalimat di atas dapat
dijelaskan bahwa :
Setiap L/C yang diterbitkan sustu opening bank harus jelas menyatakan
bank yang dikuasakan untuk melakukan:
-          Pembayaran atas unjuk (sight payment)
-          Pembayaran kemudian (deferred payment)
-          Akseptasi (acceptance)
-          Negosiasi
Kecuali kalau bank yang ditunjuk untuk melakukan salah satu dari empat
hal tersebut di atas adalah bank yang membuka L/C itu sendiri (opening
bank).
Jadi bank penegosiasi atau negotiting bank melakukan pemberian
milik atas draft yang ditarik oleh eksportir kepada bank pembuka L/C
yang disertai dengan dokumen-dokumen. Pemberian nilai itu merupan
talangan yang diberikan oleh negotiating bank kepada beneficiary.
Kalangan, berarti bilamana opening banktidak melakukan pembayaran
sesuai janjinya dalam L/C maka negotiating bank mempunyai hak untuk
mint agar beneficiary mengembalikan nilai yang telah diterimanya dari
negotiting bank, hak tersebut disebut dengan “hak regres”.
Oleh karena pemberian nilai, identik dengan membeli draft dan dokumen
ekspor dari beneficiary merupakan hal yang beresiko, tidak dibayar atau
terlambat pembayarannya dari opening bank, maka dalam melakukan
negosiasi, negotiating bank melaksanakannya dengan beberapa
pertimbangan yaitu: relationship dengan opening bank, operative L/C,
tidak terdapat discrepancy, reputasi beneficiary, reputasi applicant, hak
regres.

Tulisan ini diambil dari berbagai sumber, hanya untuk kepentingan pembelajaran 7
3. Peranan bank devisa sebagai opening bank

Bank devisa juga berperan, membantu nasabah melaksanakan import


dengan menggunakan L/C. Pembukaan L/C dilakukan oleh bank devisa
atas permintaan importir. Di indonesia untuk mendapat menjadi
perusahaan importir harus mendapatkan izin yang disebut dengan:
-          APIS (Angka Pengenal Impor Sementara)
Dipergunakan untuk importir sementara sebagai pemula, sebelum
mendapatkan API (Angka Pengenal Impor)
-          API (Angka Pengenal Impor), izin yang diberikan kepada importir
sementara yang telah memenuhi syarat tertentu.
-          APIT (Angka Pengenal Impor Terbatas) adalah angka pengenal
impor yang diberikan untuk importir dalam rangka penanaman modal
asing.

Importir yang sudah memenuhi izin tersebut mengajukian


permohonan untuk membuka L/C import melalui bank devisa. Bank
devisa atas dasar permohonan dari importir menentukan syarat-syarat
kepada pihak importir mengenai penyediaan dana yang harus disetor
untuk diblokir oleh bank devisa dalam rangka mencadangkan pembayaran
atas L/C. Setiap L/C yang dibuka harus sudah tersedia dananya, karena
dalam ketentuan perdagangan dengan menggunakan L/C, tidak ada alasan
untuk tidak membayar suatu L/C disebabkan tidak tersedia dananya,
alasan untuk menolak pembayaran hanyalah semata-mata karena terdapat
penyimpangan (discrepency) dalam dokumen yang diminta L/C.

Dana yang harus disetor dan diblokir oleh bank tersebut dinamakan
setoran jaminan. Setoran jaminan ini pada dasarnya adalah 100%, akan 
tetapi untuk nasabah importir yang sudah punya hubungan baik dengan
bank dan berdasarkan analisis yang mendalam, setelah dipenuhi berbagai
persyaratan teknis, dimungkinkan untuk importir mendapatkan fasilitas
dari bank, menyetor setoran jaminan kurang dari 100%. Impor dengan
setoran jaminan kurang dari 100%. Impor dengan setoran jaminan kurang
dari 100% disebut dengan Impor Fasilitas (IMPAS).

Setoran jaminan ini, dicairkan bank untuk melunasi tagihan atas L/C
dari beneficiary di luar negeri melalui bank yang menegosiasi dari luar
negeri. Pencarian untuk pelunasi L/C dimaksud dilakukan bank apabila:

1.   Dokumen tiba, setelah dilakukan pemeriksaan/penelitian bersama-


sama dengan pihak importir dokumen yang diterima dari luar negeri
atas L/C tersebut tidak terdapat penyimpanngan (discrepancy).
Pemeriksaan dokumen impor oleh bank dan importi paling lambat
adalah 7 hari kerja bank, apabila melampaui waktu tersebut penolakan
pembayaran L/C tersebut tidak dapat lagi ditoleransi oleh ketentuan
yang berlaku secara internasional.

Tulisan ini diambil dari berbagai sumber, hanya untuk kepentingan pembelajaran
2.  Barang tiba, importir sangat berkepentingan mengeluarkan barang
yang sudah datang di pelabuhan. Pengeluaran barang dapat dilakukan
oleh importir dengan menerbitkan shipping guarantee yang diketahui
oleh bank devisa yang membuka L/C ditujukan kepada maskapai
pelayaran.

4. peranan bank devisa dalam perdagangan  ekspor tanpa L/C

Sedangkan untuk ekspor dengan tanpa L/C bank devisa dapat berperan
membantu pengurusan penyelesaian pembayaran ekspor antara lain
dengan open account, advance payment, collections, consignment dan
counter trade.

1. Open account

Pembayaran kemudian atau open account: Cara pembayaran ini bila


dilihat dari sumber pembiayaannya adalah dari eksportir. Transaksi
impor dengan open account dapat divisualisasikan sebagai berikut:

Keterangan:
Sales contract, disetujui oleh kedua pihak, yaitu importir dan
eksportir,
Eksportir mengirimkan barang kepada importir,
Eksportir mengirimkan dokumen melalui bank sekaligus sebagai sarana
untuk mengajukan tagihan dengan collections, syarat penyerahan
dokumen apakah D/A atau D/P tergantung kesepakatan dalam sales
contract.
Pembayaran atau akseptasi dilakukan oleh importir melalui bank sesuai
persyaratan dalam collections Instructions, (1) dari importir kepada bank
di tempat importir, (2) uang atau berita akseptasi disalurkan melalui bank
dinegara importir, (3) uang atau akseptasi yang diterima bank di negara
eksportir diteruskan kepada eksportir.

2.  Advance payment

Cash in advance/pre of payment atau advance payment: pembayaran


dimuka atau advance payment. Cara pembayaran ini sumber
pembiayaannya dari pembeli. Pembeli mengirimkam terlebih dahulu uang
sejumlah yang disepakatinya dengan supplier berdomisili. Model impor
dengan pembayaran di muka dapat divisualisasikan sepeerti berikut:

Keterangan:
1) Sales contract, antara importir dan eksportir
2) Uang dikirim importir melalui bank di negara importir
3) Bank di negeri importir melaksanakan transfer uang ke bank
eksportir diluar negeri

Tulisan ini diambil dari berbagai sumber, hanya untuk kepentingan pembelajaran 9
4) Bank dinegeri eksportir menyampaikan uang trasfer ke eksportir
5) Barang dikirim oleh eksportir kepada importir
6) Document dikirim oleh eksportir, bisa dengan langsung kepada
importir atau melalui bank dengan kondisi free of payment.
7) Dalam pembayaran advence payment bank berperan, dipihak
importir mengirimka n uang dipihak eksportir menerimakan uang.

3. Collections

Draft/Collection ialah sistem pembayaran luar negeri menggunakan


collection lazim juga disebut dengan bills of exchange (BOE) dengan
menggunakan draft atau surat tagihan, dalam sistem ini bank berperan
sebagai remitting bank, collecting bank dan presenting bank, tergantung di
posisi mana bank itu berada.

Penagihan dengan collection dibedakan dalam dua cara yaitu:


a)   Pembayaran atas unjuk (at sight)
Pembayaran ditagih kepada importir. Presenting bank meneruskan
surat tagihan kepada importir. Eksportir melalui banknya
mengirimkan dokemen-dokumennya dan draft kepada importir.
Importir setelah menerima dokumen-dokumen sesuai dengan sales
contract akan membayar jumlah tagihan collections tersebut.
Pembayaran diteruskan oleh presenting bank kepada remitting bank,
untuk disampaikan kepada eksportir.

b)  Pembayaran berjangka (time bill of exchange)


Pihak eksportir menagih kepada importir dengan mengirimkan
dokumen-dokumen dan draft kepada collecting bank atau presenting
bank. Presenting bank meneruskan draft dan dokumen kepada
importir atau drawee. Drawee setelah memeriksa syarat dan kondisi
dokumen-dokumen sesuai dengan perjanjian dalam sales contract,
melakukan akseptasi atas draft dengan mencantumkan janji bayar
pada tanggal dikemudian hari yang disepakati. Berita akseptasi
tersebut oleh presenting bank diteruskan kepada remitting bank.
Remitting bank menyampaikan berita akseptasi itu kepada eksportir
atau principal. Pada tanggal jatuh tempo sesuai dengan janji pada
aksep, drawee membayar melalui presenting bank. Pembayaran
tersebut diteruskan presenting bank kepada remitting bank. Remitting
bank meneruskan hasil pembayaran yang disebut hasil collection
kepada principal.
Mengenai collection ini, tersedia aturan yang dikeluarkan ICC berupa
URC (Uniform Rules for Collection Revisi 1995 Publikasi 522) berlaku
mulai tanggal 1 Januari 1996.

     Adapun Colection lifi cycle dapat di gambarkan berikut ini:


Keterangan:

Tulisan ini diambil dari berbagai sumber, hanya untuk kepentingan pembelajaran
1.   Atas dasar sales contract, pembeli mengirimkan order pembelian
(purchase order) kepada eksportir atau penjuual, atau supplier, atau
drawer atau principal.
2.   Penjual mengirimkan performa invoice kepada pembeli, untuk
mempelajaarinya dan bila sudah cocok, maka pelaksanaan
pengirioman barang dilakukan.
3.  Penjualan mengirimkan baranng ke negara pembeli, dengan
menggunsakan alat angkut, dengan syarat dan kondisi pengangkutan
sesuai kesepakatan.
4.   Dokumen-dokumen pengapalan dan dokumen lainnya sesuai syarat
kesepakatan dalam kontrak, diserahkan oleh penjual kepada bank.

Dalam hal ini dalam ternminology collection, penjual yang mengajukan


dokumen kep ada bank disebut principal. Sedangkan bank yang
menerima dokumen-dokumen itu kemudian meneruskan dokumen untuk
ditagihkan disebut remitting bank. Dokumen diteruskan kepada collecting
bank untuk disampaikan kepada pembeli, sesuai kesepakatan mengenai
penyelesaian pembayarannya, apakah Document against Payment (D/P)
yang berarti penyerahan dokumen dilakukan setelah dibayar. Atau dengan
syarat Documents against Acceptance (D/A) yang berarti dokumen
diserahkan bila telah diaksep.

5.   Remitting bank meneruskan dokumen kepada bank koresponden di


luar negeri untuk menagihkan sesuai amanat dari seller dalam hal ini
disebut principal.
6.   Bank yang menerima tagihan dan dapat berhubungan langsung dengan
buyer  disebut dengan presenting bank. Presenting bank meneruskan
dokumen kepada drawee. Dalam istilah collection, buyer adalah
drawee. Dalam istilah collection, buyer adalah drawee.
7.   Drawee atau importir membayar atau mengaksep dengan janji akan
membayar pada saat jatuh tempo. Action diteruskan kepada diteruskan
kepada presenting bank.
8.   Pecenting bank meneruskan pem,bayaran atau berita akseptasi kepada
remitting bank, segera setelah menerima dari presenting bank.
9.   Premitting bank melakukan pembayaran atau meneruskan berita
akseptasi kepada saler atau drawee.  

4.      Consignment

Suatu sistem pembayaran luar negeri dengan kondisi, eksportir


mengirimkan barang terlebih dahulu ke importir, pembayarannya baru
dilakukan oleh importir jika barang sudah terjual. Hak atas barang masih
ditangan eksportir sampai barang laku terjual.
Dalam pembayaran dengan sistem ini,resiko bagi eksportir sangat tinggi
sebab:

          Pihak importir tidak membayar walaupun barang sudah terjual.


Tulisan ini diambil dari berbagai sumber, hanya untuk kepentingan pembelajaran 1
1
 Dalam hal harga barang diperkirakan naik beberapa waktu mendatang,
importir dapat saja melaporkan bahwa barang sudah terjual pada
waktu sekarang, dimana harganya masih rendah.
 Tidak mendapatkan kepastian pembayaran
 Untuk mengurangi resiko pembayaran dengan sistem pembayaran
konsinyasi (consignment) murni tersebut distas, maka bila
memungkinkan ditempuh konsinyasi yang menggunakan jasa
perbankan dan bonded were house dengan cara:
 Dokumen-dokumen dikirim melalui bank di negara eksportir untuk
diteruskan ke koresponden dari bank penjual di negara importir.
 Dokumen-dokumen tersebut diteruskan oleh bank koresponden di
maksud “1” di atas ke bonded were house, untuk mendapatkan were
house receipt.
 Barang disimpan di bonded were house di negara importir.
 Setelah importir berhasil menjualkan barang, maka pembayaran
diserahkan kepada bank koresponden.
 Bank koresponden menyerahkan delivery instruction untuk
mengeluarkan barang dari bonded were house.

Secara singkat konsinnyasi melalui perbankkan dan bonded were house


dapat digambarkan sebagai berikut:

 Keterangan:
 Eksportir mengirimkam barang ke bonded were house
 Dokumen mengenai pengiriman barang dikirimkan oleh eksportir ke
bank dinegaranya untuk diteruskan ke bank dinegara importir
 Dokumen diteruskan oleh bank negara eksportir ke negara importir
 Importir melakukan pembayaran ke bank dinegara importir
 Pembayaran yang diteruskan oleh bank dinegara importir ke bank
dinegara eksportir
 Pembayaran tersebut diteruskan oleh bank dinegara eksportir ke
eksportir
 Eksportir menerbitkan delivery instruction untuk kepentingan importir
disampaikan melalui bank dinegara eksportir untuk dikirimkan ke
bank di negara importir
 Delivery instruction diteruskan oleh bank dinegara eksportir ke bank
dinegara importir.
 delivery instruction diteruskan oleh bank dinegara importir ke importir
  importir menyerahkan delivery instruction ke bonded were house
 bonded were house mengeluarkan barang.

Counter trade

Adalaah metode pembiayaan dengan prinsip pertukaran barang dengan


barang, yaitu negara yang mengekpor barang juga mengimport barang
dari negara tujuan ekspor tersebut oleh karena itu maka metode itu
dikenal:

Tulisan ini diambil dari berbagai sumber, hanya untuk kepentingan pembelajaran
a.       Barter yang dibagi menjadi:

Direct barter: perdagangan antar dua negara yang menutup transaksi


ekspor impor mereka dengan menukar langsung barang dengan
barang.
 
Switch barter: perdagangan jenis ini melibatkan sekurangnya 3 (tiga)
negara.

 b.      Counter purchase

 Perdagangan antar negara dengan konsensus kedua negara bahwa


negara yang mengekpor juga harus mengimpor  dari negara dimana ia
dari negara dimana ia mengekpor, kesepakatan tersebut merupakan
jenis barang yang diperdagangkan dan volume ekspor masing-masing
negara.

c.       Buy back

 Negara investor akan membeli hasil-hasil produksi dari suatu pabrik


yang dibangunnya di suatu negara. Contoh: suatu negara
menginvestasikan modalnya mendirikan pabrik di negara lain, hasil-
hasil produksi dari pabrik yang dibangunnya itu akan diimpornya
sendiri. Sehingga metode pembiayaan ini disebut dengan membeli
kembali, atau buy back. Yang dimaksud dengan dibeli kembali adalah
hasil produksi dari pabrik yang dibangunnya.

d.      Off set

 Metode ini sering dikaitkan dengan tranfer teknologi, karena adanya


suatu syarat yang diminta oleh negara impor, akan mengimpor suatu
komoditi dari suatu negara tetapi negara importir ikut ambil bagian
dari teknologi komoditi yang akan diimpor tersebut.

KESIMPULAN
          Dari uraian diatas dapat dismpulkan bahwa bank devisa adalah bank
yang bisa melayani transaksi dalam maupun luar negeri, sedangkan bank
non devisa adalah bank yang bisa melayani transaksi dalam negeri saja
(domestik).
          Selain itu juga bank devisa memiliki banyak peranan dalam lalu
lintas pembayaran, karena bank devisa memberikan jasa lebih terhadap
nasabah, bank devisa secara umum pelaksanaan transaksi ke luar negeri
mengalami beberapa tahap, diantaranya adalah sbb :

Tulisan ini diambil dari berbagai sumber, hanya untuk kepentingan pembelajaran 1
3
1. Importer mengajukan permohonan kepada bank pembuka L/C
sebelum melakukan transaksi kepad aeksportir.
2. Bank L/C membuka L/C ditempat eksporter.
3. Advising bank meneruskan L/C tersebut.
4. Eksportir mempersiapkan barabg – barang yang akan di kirim.
5. Penerimaan dokumen atas pengiriman.
6. Dokumen – dokumen barang serta weswl kemudian diserahkan
kepada eksportir.
7. Advising bank atau negoisingbank bernegosiasi wesel yang akan
diajukan.
8. Dokumem – dokumen atas berkas dan negotiating bank kepada issuina
untuk mendapat ganti pembayaran.
9. Issuing memeriksa dokumen – dokumen tentunya sdisesuaikan
dengan syarat – syarat.
10. Importer membayar dan meminta issuing bank.
11. Issuing kemudian akan mereimbus negoitatingbank.

Tulisan ini diambil dari berbagai sumber, hanya untuk kepentingan pembelajaran

Anda mungkin juga menyukai