Anda di halaman 1dari 3

PERSIAPAN MAHASISWA KESEHATAN DALAM MENGHADAPI TUNTUTAN

PROFESI TENAGA KERJA DI ERA MEA

Dunia kesehatan selalu menjadi topik yang asyik untuk dibicarakan. Mulai dari
perkembangan teori, praktek, alat-alat medis, dan juga sumber daya manusia. Tingkat
kesehatan penduduk menjadi salah satu penilaian dunia untuk sebuah negara yang sejahtera,
negara berkembang memiliki tantangan yang lebih kompleks untuk menyelsaikan
permsalahan dalam bidang kesehatan.

Sebagai contoh, Indonesia sebagai anggota dari ASEAN memiliki derajat kesehatan
masih dalam proses mencapai target. Padahal Desember 2015 menjadi tahun akhir unruk
mencapai kesejahteraan di bidang kesehatan. Namun dalam kenyataannya, proses yang
dilakukan masih sangat jauh dari harapan. Hal sama mungkin terjadi pada negara-negara
ASEAN lainnya, kecuali Malaysia dan Singapura. Organisasi ASEAN menjadi tempat
dimana masing-masing anggota ASEAN bertukar informasi dan menguatkan negaranya.

Dalam rangka mewujudkan keberlangsungan tujuan ASEAN, maka pada Desember


2015 pasar bebas kawasan Asia Tenggara atau yang kita ketahui sebagai MEA (Masyarakat
Ekonomi ASEAN) resmi dibuka. Kerjasama ini bertujuan agar terciptanya aliran bebas baik
barang, jasa, atau tenaga kerja yang terlatih, serta aliran investasi yang lebih bebas,
khususnya negara-negara yang bergabung dalam ASEAN. Indonesia merupakan anggota dari
organisasi geo-politik tersbeut, sebagai salah satu anggota maka Indonesia berkewajiban
untuk mentaati semua kebijakan yang telah disepakati yaitu membesarkan semua aliran
barang, jasa, dan tenanga kerja. Sebagai negara yang bergabung dalam MEA, maka wajib
bagi semua negara Asia Tenggara untuk meningkatkan kemampuan sumber daya manusia
yang memadai serta berani bersaing di pasar bebas ASEAN dalam bidang apapun, terutama
bidang kesehatan.

Oleh karena itu, para mahasiswa kesehatan akan mendapatkan tantangan baru. MEA
merupakan program negara ASEAN untuk bersatu membentuk kekuatan ekonomi. MEA
akan berdampak pada perdagangan bebas dan meluasnya lapangan pekerjaan. Sumber daya
manusia negara-negara ASEAN akan lebih mudah dalam mencari pekerjaan di luar
negaranya. Dengan demikian, mahasiswa harus mempersiapkan diri, mengetahui peluang dan
dampak yang terjadi bagi masyarakat Indonesia.

Para mahasiswa khususnya mahasiswa kesehatan harus harus melaksanakan


akselerasi diri dalam hal perkembangan ilmu kesehatan. Ilmu kesehatan masih perlu
melakukan beberapa pembinaan dan perbaikan baik dari segi kualitas, profesionalisme, dan
perlindungan untuk turut serta dalam persaingan pasar ASEAN karena jasa tenaga kesehatan
yang ikut bersaing bukan hanya soal jumlah tetapi kualitas dan perlindungan tenaga
kesehatan yang dinaungi oleh undang-undang yang mengarah pada jaminan kesejahteraan
dan keselamatan tenaga kesehatan tersebut. Jika tenaga kesehatan Indonesia tidak mampu
menyeimbangkan kualitas dengan tenaga kesehatan terampil yang ada di ASEAN, maka
sangat dikhawatirkan tenaga kesehatan terampil dari luar akan masuk ke Indonesia dan
mengalahkan sumber daya tenaga kesehatan negara sendiri.

Banyak cara untuk dapat menyeimbangkan kualitas mahasiswa kesehatan yaitu salah
satunya dengan cara meningkatkan motivasi diri untuk dapat menjadi tenaga kesehatan yang
terampil dan berkualitas. Untuk menjadi mahasiswa yang terampil dan berkualitas diperlukan
banyak pelatihan yang bersinambungan dan berkualitas untuk pengembangan kemampuan
tenaga kesehatan Indonesia. Mahasiswa kesehatan juga diharapkan dapat mempersiapkan diri
sebaik mungkin sebagai mahasiswa agar mampu bersaing dengan orang asing ketika telah
lulus nanti, khususnya dapat berkomunikasi dalam Bahasa Inggris, dan juga perbaikan budi
pekerti individu, karena budi pekerti adalah modal utama dalam mendapatkan kepercayaan
dalam bekerja apalagi di bidang kesehatan. Tapi, sebelum meningkatkan motivasi diri
alangkah lebih baik jika kita terlebih dahulu membenahi mentalitas para mahasiswa
kesehatan. Pasar bebas ASEAN memang akan membuat banyak perubahan dan yang pasti
persaingan yang semakin sengit. Dari sini mental yang kuat dan tangguh sangat dibutuhkan
oleh para mahasiswa kesehatan untuk mampu menghadapi persaingan tersbeut. Jika mental
yang dimiliki mahasiswa kesehatan setengah-setengah, maka mereka akan mengalami banyak
kesulitan untuk bisa mengatasi tantangan yang ada.

Dengan adanya MEA, otomatis ini junga meningkatkan daya saing dalam mencari
pekerjaan. Dan memacu diri kita sendiri untuk bersaing dengan tenaga kesehatan asing.
Kulitas dan kapasitas sangat diperlukan dalam mengahadapi MEA. Bukan hanya
keterampilan dalam keahlian yang kita tekuni tapi juga keahlian dalam bahasa. Disini kita
dituntut untuk meningkatkan kemampuan berbahasa. Mengapa keahlian dalam berbahasa
harus ditingkatan? Karena keahlian dalam berbahasa merupakan salah satu bekal yang sangat
penting di era globalisasi ini. Ini semua dimaksudkan agar informasi dapat tersampaikan
dengan jelas kepada semua orang. Dengan mempelajari bahasa asing juga, akan membantu
kita dalam hal berkomunikasi dengan masyarakat luas.

Salah satu yang harus kita persiapkan juga adalah memperluas jaringan kerja,
memperbanyak kenalan, mengikuti organisasi atau komunitas, dan membangun hubungan
yang baik dengan semua relasi. Karena semakin luas jaringan kerja, semakin besar pula
peluang kita untuk mengambangkan karir yang sudah dibangun di bidang kesehatan.

Maka dari itu, kita sebagai mahasiswa kesehatan sekaligus calon tenaga kesehatan
diharuskan mempersiapkan beberapa hal dengan matang untuk menghadapi MEA dan
bersaing dengan tenaga kerja yang lain. Dua diantaranya yaitu terus memantau tentang
perkembangan MEA secara kontinu dan meningkatkan nilai akademik. Karena tidak dapat
dipungkiri bahwa ternyata masalah akademik merupakan salah satu syarat untuk bersiang
dengan tenaga kesehatan lainnya di dunia pekerjaan. Apalagi setelah adanya kebijakan MEA,
saingan untuk mendapatkan pekerjaan menjadi lebih banyak dan sulit.

Sebagai mahasiswa yang kelak akan melanjutkan roda pemerintahan Indonesia, sudah
seharusnya mata dan pikiran para mahasiswa terbuka terhadap informasi-informasi yang
sedang bergulir di seluruh dunia. Selain dituntut untuk memiliki pengetahuan umum yang
luas, mahasiswa juga harus dapat berpikir kritis terhadap peluang-peluang yang dapat
menguntungkan bangsa Indonesia dalam MEA.

Hal yang tidak kalah penting bagi para mahasiswa keseharan dalam menghadapi era
MEA adalah mencintai dan menanamkan jiwa untuk membangun Indonesia yang lebih baik, 
bukannya bekerja di negeri orang untuk mendapatkan upah lebih besar. Indonesia harus dapat
berdiri dengan kaki sendiri dan sukses tidaknya Indonesia berada di tangan generasi muda.

Anda mungkin juga menyukai