Anda di halaman 1dari 6

LATIHAN KEPEMIMPINAN MANJERIAL MAHASISWA FARMASI ll

TEMA ESSAY

: APOTEKER dan AEC

DISUSUN OLE

: ASGAR PURNAMA

LEMBAGA

: HIMFA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

APOTEKER DAN MASYARAKAT EKONOMI ASEAN


A. Latar Belakang
Masyarakat ekonomi asean merupakan wujud dari kesepakatan dari negara-negara
ASEAN untuk membentuk suatu kawasan bebas perdagangan dalam rangka meningkatkan daya
saing ekonomi kawasan regional ASEAN. Indonesia merupakan salah satu tokoh utama dalam
panggung diberlakukannya. Indonesia memelukan strategi khusus yang harus diterapkan agar
nantinya Indonesia tidak hanya menjadi pasar dari negara-negara lain tapi juga bisa menjadi
pemasok dan produsen produk-produk yang berkualitas dan mampu bersaing di pasar bebas
tersebut. Indonesia memiliki banyak aset, yaitu sumber daya alam yang melimpah, bonus
demografi, sektor industri, wilayah negara yang luas dan juga wilayah maritim yang sangat
potensial. Segala aset tersebut harus dikelola dengan baik agar nantinya bisa memakmurkan
Indonesia. Apabila Indonesia tidak memiliki strategi yang baik untuk menghadapi AEC ini,
dikhawatirkan Indonesia bisa menjadi budak di negeri sendiri. Ketika semua sektor telah dikuasi
oleh asing, SDM Indonesia tidak mampu bersaing dengan SDM dari negara lain maka
penjajahan modern pun akan melanda Indonesia.
Bidang kesehatan adalah yang paling terpengaruh oleh dampak globalisasi, Pengaruh
tersebut dapat dilihat di bidang rumah sakit, tenaga kesehatan, industri farmasi, alat kesehatan,
dan asuransi kesehatan. Industri Farmasi merupakan salah satu aset bangsa Indonesia.
Berdasarkan data dari IAI (Ikatan Apoterker Indonesia) Indonesia memiliki skitar 243 industri
Dimana Industri Farmasi di Indonesia akan bersaing juga dengan Industri farmasi di negara lain.
Dalam menghadapi AEC, industri farmasi Indonesia memiliki peluang dan tantangan
untuk bisa bertahan dan terus berkembang saat AEC berlangsung. Untuk itu diperlukan adanya
kerja sama dari segala sektor untuk mendukung industri Farmasi yang ada di Indonesia.
Berdasarkan data dari IAI, Industri farmasi Indonesia masih mengimpor bahan baku dari Negara
lain sebesar 95%. Hal ini merupakan fakta yang sangat fantastis, yang menunjukan bahwa
industri farmasi Indonesia belum bisa mandiri dan masih sangat bergantung dengan negara lain.
Selain itu, kemandirian industri farmasi Indonesia dalam menghadapi AEC ditentukan juga oleh

sumber daya manusia dan kepercayaan bangsa Indonesia mengkonsumsi obat-obatan buatan
Indonesia.
Dalam era perdagangan bebas, setiap perusahaan termasuk rumah sakit menghadapi
persaingan ketat. Meningkatnya intensitas persaingan dan jumlah pesaing juga menuntut
manajemen untuk selalu memperhatikan kebutuhan dan keinginan pasien serta berusaha
memenuhi apa yang mereka harapkan dengan cara yang lebih memuaskan daripada yang
dilakukan pesaing.
Menurut Prof. Suyanto, Guru besar Fakultas Ekonomika Universitas Negeri Yogyakarta,
belaiu mengatakan bahwa untuk menjadi SDM yang mampu bersaing secara global, ada 5
keterampilan yang harus dipenuhi yaitu kemampuan berkomunikasi secara verbal, kolaborasi
atau kerjasama, profesional di bidangnya, mampu menulis dengan baik, serta kemampuan untuk
memecahkan masalah . Keterampilan tersebut pada dasarnya bisa didapatkan dimanapun asalkan
ada niat untuk belajar dan tempat yang paling sesuai untuk belajar adalah hingga ke perguruan
tinggi.
B.

Manfaat Penulisan
1.Terhadap penulis
Penulis dapat mengetahui kesiapan dan peranan tenaga farmasi dalam menyambut AEC
2.Terhadap pembaca
Pembaca dapat mendapatkan tambahan referensi dalam hal kesiapan dan peranan
tenaga farmasi dalam menyambut AEC

C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
a) Mengetahui kesiapan dan peran tenaga Farmasi di indonesia menyambut AEC
b) Meningkatkan kompetensi dan kualitas tenaga Farmasi Indonesia dalam menyambut AEC
2. Tujuan khusus
Sebagai salah satu persyaratan mengikuti LK II ISMAFARSI Wilayah JOGLOSEPUR.

D. GAGASAN
Masyarakat Ekonomi ASEAN merupakan kesepakatan negara-negara ASEAN untuk
mentransformasikan kawasan ASEAN menjadi suatu kawasan di mana terdapat aliran bebas
barang, jasa, investasi dan tenaga kerja terampil serta aliran modal yang lebih bebas, dituangkan
di dalam ASEAN Charter (Piagam ASEAN) sebagai landasan legal dan konstitusional dan
Indonesia telah meratifikasi piagam tersebut dengan menerbitkan UU No. 38 Tahun 2008 sebagai
payung berbagai perjanjian kerja sama di tingkat ASEAN. Pelaksanaan kesepakatan Masyarakat
Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 sudah di depan mata.
Indonesia harus mulai mempersiapkan diri jika tidak ingin menjadi sasaran masuknya
produk-produk negara anggota ASEAN. Indonesia harus banyak belajar dari pengalaman
pelaksanaan free trade agreement (FTA) dengan China, akibatnya China menguasai pasar
komoditi Indonesia. Tidak ada pilihan lain selain menghadapi dengan percaya diri bahwa bangsa
Indonesia mampu dan menjadi lebih baik perekonomiannya dalam keikutsertaan Masyarakat
Ekonomi ASEAN 2015 ini.
Seiring perkembangan globalisasi, pasar sebagai aspek penting dan faktor kunci bagi
industri farmasi menjadi sangat kompleks, dinamis, dan sulit diprediksi. Hal ini disebabkan pola
pasar yang terjadi di industri farmasi berbeda dengan pola pasar industri lainnya, dimana obat
peredarannya diatur secara ketat sehingga dalam pemasarannya industri farmasi harus melakukan
pemasaran sesuai dengan regulasi yang berlaku. Industri farmasi sebagai salah satu industri yang
memerlukan sentuhan teknologi tinggi sangat dipengaruhi oleh globalisasi, oleh karena itu
industri farmasi harus mampu menghadapi tantangan persaingan pasar global dengan baik.
Ungkapan think globally act locally menjadi kata kunci bagi industri farmasi dalam persaingan,
sehingga sebelum menguasai pasar global dan regional, industri harus memiliki kekuatan internal
yang kuat untuk bertahan di era globalisasi.
Strategi dalam menghadapi globalisasi tergantung dari strategi kompetitif perusahaan.
Tingkat persaingan yang tinggi, memaksa setiap perusahaan yang ada dalam industri tersebut
untuk menjalankan usahanya dengan lebih efektif dan efisien. Efektif berarti keselarasan antara
apa yang sudah direncanakan dengan hasil yang didapat, sedangkan efisien berarti mampu

memproduksi suatu output tertentu dengan menggunakan sumber daya yang ada seminimal
mungkin.
Farmasis diharapkan mampu meningkatkan kompetensinya serta skill yang mereka
miliki dan juga kaderisasi di dunia perkuliahan perlu untuk menekankan hal tersebut, Lalu di
tengah terjangan pasar bebas ASEAN yang akan kita hadapi siapkah Farmasi Indonesia
memanfaatkan potensi dan menunjukkan taringnya?
Mampukah farmasi Indonesia menjawab komentar- komentar publik?
Mampukah farmasi Indonesia menguasai ASEAN ? atau malah sebaliknya, farmasi Indonesia
akan tetap di tempat tanpa ada perubahan, tidak pernah di anggap oleh publik dan mendapat
gelar sebagai tenaga kerja penjual obat atau penjaga toko obat?
Semua jawaban dari pertanyaan itu tergantung dari kita sebagai generasi penerus, Untuk
itu perlu dilakukan persiapan dengan adanya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), tenaga
kesehatan farmasi pada khususnya dan Memang sudah saatnya kita melihat kedepan dan mulai
membenahi diri. Persiapan yang baik akan semakin memperkuat kita di era pasar bebas ini. Kerja
sinergis antara peneliti, pemerintah dan industri tentu saja akan menjadi tonggak kebangkitan
Farmasi Indonesia.
Maju terus farmasi Indonesia terbang yang tinggi melanglang buana .!!!
E. KESIMPULAN
Masyarakat Ekonomi Asean yang diberlakuakan untuk Negara ASEAN, dimana
didalamnya termasuk Indonesia merupakan tempat pembuktian buat para tenaga kerja khususnya
tenaga kerja farmasi untuk bisa bersaing dan menjawab semua tantangan publik bahwa tenaga
kerja farmasi bukan sekedar penjual obat di toko obat, tapi tenaga kerja farmasi mampu
menghadapi tantangan persaingan pasar global dengan baik. Untuk itu Farmasis diharapkan
mampu meningkatkan kompetensinya serta skill yang mereka miliki untukmenjawab semua
tantangan itu dan dimana kaderisasi di dunia perkuliahan juga perlu untuk menekankan hal
tersebut. Lalu di tengah terjangan pasar bebas ASEAN harapannya dengan Persiapan yang baik
akan semakin memperkuat kita di era pasar bebas ini. Kerja sinergis antara peneliti, pemerintah
dan industri tentu saja akan menjadi tonggak kebangkitan Farmasi Indonesia

F. DAFTAR PUSTAKA
1. http://www.kompasiana.com/rinyustika/nasib-farmasis-dengan-adanyamea_56567d37969373390617d21c
2. issuu.com/ikatanapotekerindonesia/docs/medisina-22
3. http://www.slideshare.net/cecetralala/peran-ismafasi-dalam-menghadapi-aec-2015

Anda mungkin juga menyukai