Anda di halaman 1dari 45

2 Juni 2021 SENAWI SNHB - FKT UGM 1

Webinar PDAS Hari Lingkungan Hidup


DLHK Jawa Tengah

Perhitungan Luas & Pemantapan


Kawasan Hutan untuk Menjaga
Ketersediaan Air Daerah Aliran
Sungai
Senawi SNHB – FKT UGM
02 Juni 2021

2 Juni 2021 SENAWI SNHB - FKT UGM 2


2 Juni 2021 SENAWI SNHB - FKT UGM 3
2 Juni 2021 SENAWI SNHB - FKT UGM 4
FAKTOR PENYEBAB DEGRADASI KONDISI
DAERAH ALIRAN SUNGAI DI INDONESIA
1. Keadaan alam geomorfologi (geologi,
tanah, dan topografi) yang rentan
terjadi erosi, banjir, tanah longsor dan
kekeringan (kemampuan lahan/daya
dukung wilayah/lingkungan).

2. Iklim/curah hujan tinggi


yang potensial dapat menimbulkan
daya rusak terhadap bentang lahan/
tanah (erosivitasnya tinggi).

3. Aktivitas manusia
dalam pemanfaatan/penggunaan
lahan/hutan yang melampaui daya
dukung wilayah/lingkungan dan atau
tidak menerapkan kaidah konservasi
tanah dan air (disebabkan kurangnya
pengetahuan, ketrampilan, sikap
mental / moral hazard)
2 Juni 2021 SENAWI SNHB - FKT UGM 5
ISU PENGELOLAAN LINGKUNGAN DI DAS
• KAWASAN RESAPAN AIR
• SEMPADAN dan Mata Air
BANTARAN SUNGAI • sungai
KERUSAKAN • danau/waduk
➢ Perambahan hutan
➢ Illegal logging
LINGKUNGAN • dll.
➢ Kebakaran hutan dan lahan
➢ Tanah Terlantar
➢ Alih fungsi lahan Musim Hujan
EROSI/ FLUKTUASI
➢ Penambangan SEDIMENTASI DEBIT TINGGI
➢ dll. DEBIT
BESAR
Musim
• PERMUKIMAN/RUMAH DEBIT
TANGGA
Kemarau
KECIL
• INDUSTRI/HOTEL/
RESTORAN/RUMAH SAKIT
• PERTANIAN/PETERNAKAN
• dst. PENCEMARAN
AIR

KRISIS AIR BANJIR


•Bencana Banjir & Kekeringan
2 Juni 2021 •Kerugian Materil &SNHB
SENAWI Immateril
- FKT UGM 6
Bagaimana Persepsi DLHK Jateng:
SUMBERDAYA HUTAN → Subyek atau Obyek ?

Bagaimana Strategi
Pemantapan Kawasan Hutan?
2 Juni 2021 SENAWI SNHB - FKT UGM 7
I MARTABAT DAERAH ditunjukkan oleh: Kemampuannya
N dalam mengelola potensi sumberdaya wilayah dengan
G
A tetap mengedepankan kearifan budaya lokal, yang
T berorientasi pada - economic and ecologic balance -

2 Juni 2021 SENAWI SNHB - FKT UGM 8


PERLU GERAKAN

“DEMOKRATISASI”
SUMBERDAYA LAHAN DAN HUTAN
DENGAN

TATA RUANG DAN TATA GUNA LAHAN


DAERAH ALIRAN SUNGAI
MELALUI
RESTRUKTURISASI – REALOKASI – REDISTRIBUSI
SUMBERDAYA HUTAN
2 Juni 2021 SENAWI SNHB - FKT UGM 9
FUNGSI UTAMA SUMBERDAYA HUTAN → HIDRO OROLOGIS

recharge
air permukaan

aliran
air tanah

lapisan
kedap air

2 Juni 2021 SENAWI SNHB - FKT UGM 10


DAS →UNIT MANAJEMEN

2 Juni 2021 SENAWI SNHB - FKT UGM 11


NORMA/
HUKUM

SOSEKBUD PENGEMBANGAN
MASYARAKAT RTRW REGIONAL
DAS

KEBIJAKAN
BIOGEOFISIK POLITIK
LAHAN

Gambar: Aspek Penting dalam Kajian Tata Guna Lahan


dan Pemantapan Kawasan Hutan
2 Juni 2021 SENAWI SNHB - FKT UGM 12
ARAH KEBIJAKSANAAN ALOKASI LAHAN
• Asas kebijakan harus mampu memberikan keluaran
efisiensi dan optimalisasi pemanfaatn lahan yang
berwawasan lingkungan dan kemakmuran.
• Pemantapan alokasi lahan hutan yang berkaitan dengan
aspek konservasi/perlindungan tata air, lahan,
kelestarian plasma nutfah flora dan fauna.
• Alokasi lahan hutan untuk menunjang wilayah padat
pemukiman untuk tujuan multi fungsi, seperti
rekreasi/wisata, penetral polusi/paru-paru kota.
• Alokasi lahan untuk menunjang pembangunan usaha
budidaya pertanian pangan, perkebunan, peternakan,
permukiman, industri, dll.
• Alokasi lahan untuk hutan produksi, untuk memenuhi
kebutuhan kayu dan hasil hutan lainnya bagi
masyarakatdan industri.

2 Juni 2021 SENAWI SNHB - FKT UGM 13


Gambar: Diagam perumusan tujuan, kriteria, dan indikator
2 Juni 2021 SENAWI SNHB - FKT UGM 14
2 Juni 2021 SENAWI SNHB - FKT UGM 15
ESL Utk PDAS OPTIMAL & LESTARI
KONDISI SAAT INI KONDISI TUJUAN

ASPEK:
➢ Sosek
➢ Ekologis

2 Juni 2021 SENAWI SNHB - FKT UGM 16


Stategi Demokratisasi SDLH perlu langkah cerdas
dengan prioritas:
1. Kaji ulang tata ruang nasional, wilayah, dan
daerah agar didasarkan pada arahan fungsi
kawasan dan kemampuan lahan.
2. Semua sumber daya lahan harus dikaji arahan
fungsi kawasannya dan diklasifikasikan
berdasarkan kemampuannya.
3. Penggunaan lahan harus didasarkan pada
kemampuan lahan.
4. Penyimpangan tata ruang yang tidak sesuai
dengan kemampuan lahan harus ditindak tegas.
2 Juni 2021 SENAWI SNHB - FKT UGM 17
Lanjutan...
Strategi Demokratisasi SDLH perlu langkah:
5. Teknologi konservasi tanah dan air yang
memadai harus diterapkan di setiap tipe
penggunaan lahan.
6. UU konservasi tanah dan air perlu ditegakkan.
7. Kementerian terkait harus memprogramkan
pencegahan degradasi lahan sebagai prioritas
utama.
8. Pemerintah perlu memasukkan materi
pencegahan degradasi lahan/penerapan
teknologi konservasi tanah dan air dalam
kurikulum pendidikan.
2 Juni 2021 SENAWI SNHB - FKT UGM 18
FAKTOR-FAKTOR LINGKUNGAN ALAMI DAS
Alur ESL untuk RTRW,
Pemantapan Kawasan
Dan Penggunaan Lahan KUALITAS & DAYA DUKUNG LAHAN

KARAKTERISTIK BIOGEOFISIK LAHAN

FAKTOR :
- Teknis KESESUAIAN KEMAMPUAN FUNGSI
- Sosial 3 ESL
LAHAN LAHAN KAWASAN
- Politik
- Ekonomis

PEMANTAPAN KAWASAN DAN


PENGGUNAAN LAHAN
OPTIMAL
2 Juni 2021 SENAWI SNHB - FKT UGM 19
ARAHAN FUNGSI TATA RUNG & STATUS
KAWASAN FUNGSI KAWASAN

EVALUASI KELAS KEMAMPUAN PENETAPAN BENTUK


LAHAN LAHAN PENGGUNAAN LAHAN

KELAS KESESUAIAN KOMODITAS TANAMAN


LAHAN DAN TEK. PENGELOLAAN

Evaluasi Lahan sebagai dasar Arahan Fungsi Kawasan, Tata Guna Lahan, dan Komoditas
Tanaman untuk Optimalisasi Penggunaan Lahan dan Pemantapan Kawasan Hutan DAS

2 Juni 2021 SENAWI SNHB - FKT UGM 20


ARAHAN FUNGSI KAWASAN DAN BENTUK
PENGGUNAAN LAHAN OPTIMAL
❑ARAHAN FUNGSI KAWASAN
❑Kawasan Lindung
❑Kawasan Penyanga
❑Kawasan Budidaya

❑ARAHAN BENTUK PENGGUNAAN LAHAN


❑Pemukiman
❑Pertanian
❑Perkebunan
❑Kehutanan
❑Dll.

21 2 Juni 2021 SENAWI SNHB - FKT UGM


EVALUASI SUMBERDAYA LAHAN
UNTUK PEMANTAPAN KAWASAN DAS
❑Aspek kajian: ❑Tahapan RTRW:
➢Biogeofisik ➢Kajian akademik
lahan ➢Kajian publik
➢Sosial dan (buka lapak)
ekonomi
masyarakat ➢Kajian yuridis
➢Hukum (Legalitas hasil)
➢Pengembangan ➢Sosialisasi dan
Wilayah implementasi

2 Juni 2021 22
SENAWI SNHB - FKT UGM
ARAHAN FUNGSI KAWASAN DAS
• DASAR
• Memperhatikan karakteristik biogeofisik bentanglahan
• Menjaga kelestarian lingkungan (konservasi tanah & air)
• Taat hukum/sesuai peraturan → Tidak menimbulkan gejolak
• Meningkatkan nilai eknomi wilayah
• Pemanfaatan bentanglahan secara optimal → paling ekonomis
namun tetap mempertahankan kelestarian lingkungan

• FAKTOR LAHAN UTAMA


• Topografi → Kemiringan lahan (bobot 20)
• Jenis tanah → Kepekaan tanah terhadap erosi (bobot 15)
• Iklim → Intensitas hujan sbg tenaga erosi (bobot 10)

23 2 Juni 2021 SENAWI SNHB - FKT UGM


Pentingnya Pemahaman dan Implementasi
KELAS KEMIRINGAN LAHAN
❑PERTANIAN ❑KEHUTANAN
1. A = 0 – 3 % (datar) 1. A = 0 – 8 % (datar)
2. A = 3 – 8% (landai atau
berombak) 2. B = 8 – 15 % (landai)
3. B = 8 – 15 % (agak miring 3. C = 15 – 25 %(agak
atau bergelombang) curam)
4. C = 15 – 25 %(miring atau
berbukit) 4. D = 25 – 40 % (curam)
5. D = 25 – 40 % (agak 5. E = lebih dari 40 %
curam)
6. E = 40 – 65% (curam) (sangat curam)
7. E = lebih dari 65% (sangat
curam)

2 Juni 2021 SENAWI SNHB - FKT UGM 24


NO KELAS KELERENGAN SKOR
Diagram Penetapan Kawasan Lindung
(Keppres No. 32/1990)
1. 0–8% 30 Peta Kemir ingan
2. 8 – 15 % 40 Lahan
3. 15 – 25 % 60
4. 25 – 40 % 80
5. > 40 % 1 00

NO KELAS KEPEKAAN TANAH SKOR Peta


Peta Hutan Lindung
1. Tidak Peka 15 Kepekaan Tanah
2. Kur ang Peka 30
3. Agak Peka 45
60
- Skor : > 175
4. Peka
5. Sangat Peka 75 - Ler eng : > 40 %
- Ketinggian : > 2000 m
- Tanah sangt peka Ler eng >15% Peta Kaw asan Yang
NO KELAS INTENSITAS HUJAN SKOR Peta Intensitas Hujan Memberikan
Rata-r ata Perlindungan Kaw asan
1. S/d 13,6 mm/hr 10
2. 13,6 – 20,7 mm/hr 20 Baw ahannya
3. 20,7 – 27,7 mm/hr 30
4. 27,7 – 34,8 mm/hr 40
5. > 34,8 mm/hr 50
Peta Kawasan Ber gambut
Kawasan
Ar eal Rawa Per manen Ber gambut > 3 m

Kawasan Peta Kawasan


Kaw asan Penyangga
Resapan Air Resapan Air
- Skor : 125 - 174
- Lithologi : Por os (Kwarsa, Podsol, Sempadan Pantai
Podsolik)  100 meter dari titik pasang PETA KAW ASAN LINDUNG
- Ketinggian : > 1.000 m ter tinggi
- Vegetasi Penutup : > 75 %
- Cur ah Hujan : > 34,8 mm/hr Sempadan Sungai
 100 meter Kiri-Kanan Sungai Peta Kawasan Lindung
Setempat

Sekitar Danau/ Waduk


Hutan & Per untukan Khusus: 50 – 100 meter

Suaka Alam, Pantai Hutan Bakau, Taman Sekitar Mata Air


Nasional, Taman Hutan Raya, Taman Radius 200 meter
Peta Kawasan Suaka
Wisata, Cagar Budaya, dll. Alam dan Cagar Budaya

Kawasan Rawan Bencana Alam :

- Letusan Gunung Ber api


- Gempa Bu2€Tanah Longsor Peta Kawasan Rawan
- Banjir , dll Bencana Alam

Per timbangan Aspek Khusus:

2 Juni 2021 25Ekonomi


SENAWI -SNHB
Sosial - FKT UGM
- Politik, dsb
ARAHAN PENGGUNAAN LAHAN OPTIMAL
• DASAR
• Karakteristik biogeofisik unit lahan
• Pemanfaatan lahan secara optimal → paling ekonomis namun
tetap mempertahankan kelestarian lingkungan (konservasi
tanah & air)

• FAKTOR PERTIMBANGAN
• Kelas Kemampuan Lahan / Daya dukung lahan
• Keberadaan Faktor Pembatas/Penghambat
• Nilai investasi / kemampuan sosek masyarakat
• Politik dan pengembangan wilayah terpadu

26 2 Juni 2021 SENAWI SNHB - FKT UGM


KEMAMPUAN LAHAN
• Kemampuan lahan merupakan sifat dakhil (inherent)
lahan yang menyatakan kesanggupannya untuk
memberikan hasil penggunaan lahan tertentu pada
tingkat produksi tertentu.
• Analisis kemampuan lahan bertujuan mengetahui
kemampuan lahan suatu daerah dan menentukan
penggunaan lahan beserta pengelolaannya yang tepat
sehingga dapat mencapai produktivitas yang optimal
atau sedikit menimbulkan kerusakan lahan.
• Klasifikasi kemampuan lahan adalah penilaian lahan
(komponen-komponen lahan) secara sistematik dan
pengelompokannya ke dalam beberapa kategori
berdasarkan atas sifat-sifat yang merupakan potensi
dan penghambat dalam penggunaannya secara lestari.
27 2 Juni 2021 SENAWI SNHB - FKT UGM
Kriteria Kelas Kemampuan Lahan
Kelas Kemampuan Lahan
Faktor pengham-
bat/pembatas I II III IV V VI VII VIII
Lereng permukaan A A B C A D E E
Kepekaan erosi KE1,KE2 KE3 KE4,KE5 KE6 (*) (*) (*) (*)
Tingkat erosi e0 e1 e2 e3 (**) e4 e5 (*)
Kedalaman tanah k0 k1 k2 k2 (*) k3 (*) (*)
Tekstur tanah t1, t2, t3 t1,t2,t3 t1, t2, t3, t4 t1,t2, t3, t4 (*) t1,t2 t3, t1,t2 t3, t5
t4 t4
Permeabilitas P2,P3 P2,P3 P2,P3,P4 P2,P3,P4 P1 (*) (*) P5
Drainase d1 d2 d3 d4 d5 (**) (**) d0
Kerikil/batuan b0 b0 b1 b2 b3 (*) (*) b4
Sumber : Arsyad (1989) dengan modofikasi
Keterangan : (*) = dapat mempunyai sembarang sifat
(**) = tidak berlaku

28 2 Juni 2021 SENAWI SNHB - FKT UGM


SKEMA HUBUNGAN ANTARA KELAS KEMAMPUAN LAHAN DENGAN INTENSITAS DAN MACAM PENGGUNAAN LAHAN

INTENSITAS DAN MACAM PENGGUNAAN MENINGKAT


KELAS
KEMAMPUN PENGGEMBALAAN PERTANAMAN
LAHAN CAGAR HUTAN
TERBA- SEDANG INTENSIF SANGAT
ALAM SEDANG INTENSIF TERBATAS
TAS INTENSIF
P
I I
L
I II
H
A III
N
IV
B
E
V
R
K
U VI
TIDAK SESUAI
R
A VII
N
G
VIII

29 2 Juni 2021 SENAWI SNHB - FKT UGM


Tabel 24 : Hubungan antara Kelas Kemampuan Lahan dan Potensi Penggunaan Lahan

Kelas kemampuan Ragam potensi penggunaan lahan


No
Semua tipe penggunaan lahan dapat
1 I
dilakukan
2 II Semua penggunaan lahan kecuali Psi
3 III Pti, Pit, Ptri, Pmk, Kht, Pkbi
4 IV Pt, Ptri, Pmk, Kht, Pkbt
5 V Ptri, Kht, Pkbst
6 VI Ptrs, Kht
7 VII Ptrt, Kht, Kons
8 VIII Ntrl
Sumber: Arsyad (1989)
Keterangan:
Psi : Pertanian sangat intensif; Pti : Pertanian intensif; Pt : Pertanian terbatas; Pit : Perikanan terbatas; Pmk : Pemukiman; Kht : Tanaman
kehutanan ( dengan orientasi produksi); Pkbi : Tanaman perkebunan intensif; Pkbt : Tanaman perkebunan terbatas; Pkbst : Tanaman
perkebunan sangant terbatas; Ptri : Tanaman rerumputan intensif; Ptrs : Tanaman rerumputan tidak intensif; Ptrt : Tanaman rerumputan
terbatas; Kons : Area dengan tindakan konservasi khusus; Ntrl : Natural (alami) dibiarkan apa adanya.

30 2 Juni 2021 SENAWI SNHB - FKT UGM


KESESUAIAN SPASIAL EKOLOGIS
BENTUK PENGGUNAAN LAHAN AKTUAL (Senawi, 2007)
Berdasarkan hasil analisis pada 21 Sub-DAS Solo Hulu kajian diketahui :
• ada 18 Sub-DAS yang memiliki penggunaan lahan aktual tidak sesuai negatif.
• ada 10 Sub-DAS yang spektakuler lebih dari 50 % penggunaan lahannya tidak sesuai negatif,
yaitu :
➢ 8 Sub-DAS pada daerah volkan dan
➢ 2 Sub-DAS pada daerah solusional.

Rerata kesesuaian spasial ekologis bentuk penggunaan lahan aktual adalah :


➢ 43,45 % sesuai;
➢ 8,04 % tidak sesuai positif; dan
➢ 48,51 % tidak sesuai negatif.

• Tidak layak dengan kelas kemampuan lahan berkisar 0 – 79,26 % dengan rerata 29,32 %.

• Bentuk penggunaan lahan yang tidak sesuai negatif – yang berarti secara ekologis kurang
konservatif dan mengakibatkan terjadinya degradasi lahan – justru dominan.
• Bukti bahwa masyarakat telah berlebihan dalam mengeksploitasi sumber daya lahan,
kurang memperhatikan karakteristik dan potensi biogeofisik lahan.
2 Juni 2021 SENAWI SNHB - FKT UGM 31
STRATEGI PEMANTAPAN KAWASAN HUTAN
➢Mengutamakan hutan sebagai hidro-orologis yang
diperlukakan dalam kelestarian hidup alam
semesta.
➢Pengelolaan hutan sebagai obyek dan subyek
pembangunan wilayah untuk konservasi air dan
tanah.
➢Pengelolaan potensi sumberdaya wilayah dengan
tetap mengedepankan kearifan budaya lokal, yang
berorientasi pada economic and ecologic balance.
➢Review tata ruang agar sesuai arahan fungsi
kawasan dan kemampuan lahan berdasarkan hasil
evaluasi lahan.
➢Kecukupan luas dan distribusi kawasan hutan
ditetapkan berdasarkan karakteristik biogeofisk
lahan.

32 2 Juni 2021 SENAWI SNHB - FKT UGM


BENTANGLAHAN DAERAH ALIRAN SUNGAI

PENDEKATAN EKOLOGIS BENTANGLAHAN

SATUAN LAHAN DAERAH ALIRAN SUNGAI

KARAKTERISTIK BIOGEOFISIK SATUAN LAHAN

MODEL SPASIAL EKOLOGIS LAHAN


DAERAH ALIRAN SUNGAI

EVALUASI LAHAN
DAERAH ALIRAN SUNGAI

KELAS ARAHAN KESESUAIAN SPASIAL DAMPAK EKOLOGIS


KEMAMPUAN FUNGSI EKOLOGIS PENGGUNAAN PENGGUNAAN
LAHAN KAWASAN LAHAN AKTUAL LAHAN AKTUAL

PERTIMBANGAN :
- Tata Air OPTIMALISASI PENGGUNAAN LAHAN
- Erosi/Degradasi Lahan DAERAH ALIRAN SUNGAI
- Tekanan Penduduk
- Politik dan Teknis
ARAHAN PENGGUNAAN LAHAN
DAERAH ALIRAN SUNGAI SECARA OPTIMAL

Gambar : Alur Pentahapan Evaluasi Lahan untuk Menentukan Bentuk Penggunaan


2 Juni 2021 SENAWI SNHB - FKT UGM 33
Lahan Daerah Aliran Sungai Secara Optimal (Senawi, 2007)
BENTANGLAHAN DAERAH ALIRAN SUNGAI PENGINDERAAN JAUH & SIG

IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK DAN POTENSI BIOGEOFISIK SATUAN LAHAN DAS PEMODELAN SPASIAL EKOLOGIS
BENTANGLAHAN DAS
TENTUKAN KELAS KEMAMPUAN LAHAN DAN ARAHAN FUNGSI SEMUA KAWASAN DAS KAWASAN LINDUNG
Kelas-KL I – IV Layak untuk Pertanian sedangkan V – VIII Tidak Layak untuk Pertanian
Budidaya Tanaman Semusim dan Permukiman, Budidaya Tanaman Tahunan, Penyangga, Lindung
LAHAN YANG LAIN
EVALUASI KESESUAIAN SPASIAL EKOLOGIS BENTUK PENGGUNAAN LAHAN AKTUAL SESUAI atau
Terhadap Kelas Kemampuan Lahan dan Arahan Fungsi Kawasan DAS TIDAK SESUAI POSITIF
LAHAN YANG LAIN
KONDISI AMAN
ANALISIS DAMPAK EKOLOGIS BENTUK PENGGUNAAN LAHAN AKTUAL
Erosi Tanah Aktual, Koefisien Aliran Permukaan, Indeks Kekeringan DAS RESIKO EROSI TINGGI
KONDISI SAAT INI TIDAK AMAN

RENTAN ANALISIS KUALITAS DAN KARAKTERISTIK BIOGEOFISIK SATUAN LAHAN


Kemiringan Lahan, Jenis & Kepekaan Tanah, Penggunaan Lahan & Vegetasi Penutup Lahan
TIDAK RENTAN
NILAI C
TENTUKAN APAKAH LAHAN TERMASUK PRODUKTIF TENTUKAN APAKAH LAHAN MEMILIKI CUKUP TUTUPAN LAHAN RENDAH
Lahan dengan Alng-alang, Semak-belukar, Tanah Kosong Pilih Lahan dengan Tutupan Lahan yang Mencukupi (Nilai C < 0,15)
LAHAN YANG LAIN NILAI FAKTOR C TINGGI
TIDAK
PRODUKTIF TENTUKAN TINGKAT KESULITAN PENGOLAHAN TENTUKAN APAKAH TERDAPAT
SATUAN LAHAN (50% Lahan dengan slope < 25% ) INFRASTRUKTUR PENTING (Misal: Waduk)
TIDAK SULIT TIDAK ADA
ADA
SULIT ADA
TENTUKAN TINGKAT KESULITAN PENGOLAHAN
SATUAN LAHAN (50% Lahan dengan slope 25 – 40%)

REFORESTASI PADA SEBAGIAN BESAR SEBAGIAN BESAR REFORESTASI UTK REFORESTASI PERTAHANKAN KONSERVASI
LAHAN TAK PRODUKTIF LAHAN DAPAT LAHAN DAPAT KONSERVASI TANAH DAN REBOISASI KESADARAN DAN REHABILITASI
TANAH KOSONG, DAN DIFUNGSIKAN DIFUNGSIKAN DAN REHABILITASI UNTUK REHABI- MASYARAKAT KAWASAN LINDUNG
SEMAK BELUKAR SEBAGAI SEBAGAI LAHAN LAHAN; MUNGKIN LITASI DAS KONSERVASI ----------------------------
---------------------------- LAHAN PRODUKSI PRODUKSI TERBATAS UNTUK KOMPONEN ---------------------------- TANAH DAN AIR PERTAHANKAN
HUTAN RAKYAT ---------------------------- ---------------------------- PRODUKSI TERBATAS HUTAN RAKYAT ---------------------------- HUTAN LINDUNG,
UNTUK REBOISASI, HUTAN PRODUKSI HUTAN PRODUKSI ---------------------------- UNTUK REBOISASI, PERTAHANKAN CAGAR ALAM, DAN
REHABILITASI DAN PERKEBUNAN ATAU TERBATAS, HUTAN RAKYAT REHABILITASI DAN PENGGUNAAN SUMBER MATA AIR
KONSERVASI LAHAN BUDIDAYA PERKEBUNAN ATAU UNTUK REBOISASI, KONSERVASI LAHAN AKTUAL
TANAMAN PANGAN HUTAN RAKYAT REHABILITASI DAN
KONSERVASI
2 Juni 2021 SENAWI SNHB
34 - FKT UGM
Gambar 03 : Penapisan Lahan dalam Pemodelan Spasial Ekologis untuk Optimalisasi Penggunaan Lahan DAS
METODE PENELITIAN → Senawi, 2007
PEROLEHAN DATA
• Pendekatan ekologi bentanglahan dengan kerangka kerja
bentuklahan DAS
• Satuan lahan →overlay: bentuklahan + kemiringan lahan + jenis
tanah + bentuk penggunaan lahan
• Erosi tanah permukaan → Nilai A & T (Arsyad, 2006)
• Tata air → neraca ketersediaan air dengan metode Thornthwaite
dan Mather (1957).
• Uji perbandingan rerata : ANOVA & TUKEY TEST
• Arahan fungsi kawasan → scoring (Deptan, 1980)
• Kelas kemampuan lahan → matching (Arsyad, 2006)
• Fungsi lahan aktual → persepsi masyarakat
2 Juni 2021 SENAWI SNHB - FKT UGM 35
PEMODELAN SPASIAL EKOLOGIS
BENTANGLAHAN DAS (Senawi, 2007)
Keragaman Karakteristik Biogeofisik 21 Sub-DAS Solo Hulu
• Morfogenesis bentanglahan = D, F, K, S, V
• Batuan induk = 11 jenis batuan
• Bentuklahan = 24 bentuklahan
• Kemiringan lahan = 5 kelas (datar s.d sangat curam)
• Jenis tanah = 18 kelas jenis tanah
• Kepekaan tanah thdp erosi = 5 kelas (tdk s.d sangat)
• Bentuk penggunaan lahan aktual = 8 jenis
• Permeabilitas tanah = rendah s.d tinggi

• Satuan lahan = keseragaman bentuklahan, kemiringn lahan, jenis tanah, dan


penggunaan lahan →833 satuan lahan

• Satuan lahan sebagai model spasial ekologis bentanglahan DAS →Uji


Perbandingan rata-rata A,C,Ia dengan Anova → uji Tukey, 95 % .
2 Juni 2021 SENAWI SNHB - FKT UGM 36
120

100

80
Koef. Aliran (%)
60 Indeks Kekeringan (%)
Erosi Tanah (ton/ha/th)
40

20

0
DENUD FLUVIAL KARST STRUKT VOLKAN

BENTUKLAHAN Koef. Aliran (%) Indeks Kekeringan (%) Erosi Tanah (ton/ha/th)
DENUDASIONAL 54.49 13.71 40.98
FLUVIAL 44.18 14.71 15.42

KARST/SOLUSIONAL 42.59 18.06 11.11


STRUKTURAL 52.37 19.6 58.96
VOLKANIS 59.95 11.42 95.32

2 Juni 2021 SENAWI SNHB - FKT UGM 37


NILAI → A, C, Ia
Erosi tanah permukaan (A) :
• A-Volkanis > A-Struktural > A-Denudasional > A-Fluvial
> A-Karst (Solusional)

Koefisien aliran permukaan (C) :


• C-Volkanis > C-Denudasional > C-Struktural > C-Fluvial
> C-Karst (Solusional)

Indeks kekeringan (Ia) :


• Ia-Struktural > Ia-Karst (Solusional) > Ia-Fluvial > Ia-
Denudasional > Ia-Volkanis.
2 Juni 2021 SENAWI SNHB - FKT UGM 38
LUAS HUTAN OPTIMAL (Senawi, 2007)
➢ Berdasarkan optimalisasi penggunaan lahan dapat diketahui bahwa kebutuhan
luas lahan hutan optimal sangat bervariasi, tergantung pada factor morfo-
genesis, bentanglahan, kemiringan lahan, kepekaan tanah terhadap erosi, dan
curah hujan.
➢ Berdasarkan genesis geomorfologi bentanglahan diketahui bahwa luas hutan
optimal untuk Sub-DAS dominan asal proses :
1. Denudasionl (D) berkisar 25,71 – 70,56% dengan rerata 42,89% luas Sub-DAS.
2. Solusional (Karst) berkisar 12,62 – 27,22% dengan rerata 21,85% luas Sub-DAS.
3. Volkanis berkisar 0,00 – 74,33 % dengan rerata 34,92% luas Sub-DAS.
4. Secara umum rerata kebutuhan luas hutan optimal adalah 35,71% luas Sub-
DAS.

5. Secara komparatif, kebutuhan luas hutan optimal menurut morfogenesis


bentanglahan DAS adalah DAS-Denudasional > DAS-Volkan > DAS-Karst
(Solusional) > DAS-Struktural > DAS-Fluvial.

2 Juni 2021 SENAWI SNHB - FKT UGM 39


NILAI FAKTOR KONVERSI DAMPAK EKOLOGIS PERUBAHAN
BENTUK PENGGUNAAN LAHAN (Senawi, 2007)

Berdasarkan nilai erosi tanah permukan (A), koefisien aliran


permukaan (C), dan indeks kekeringan (Ia) masing-masing
bentuk penggunaan lahan, dapat diketahui :
1. Nilai faktor konversi bentuk penggunaan lahan untuk
estimasi : nilai erosi tanah permukaan, koefisien aliran,
dan indeks kekeringan menurut morfogenesis
bentanglahan dan kelas kemiringan lahan.
2. Dampak ekologis perubahan bentuk penggunaan pada
masing-masing morfogenesis bentanglahan dan kelas
kemiringan lahan dapat diestimasi dengan
menggunakan nilai faktor konversi penggunaan lahan.

2 Juni 2021 SENAWI SNHB - FKT UGM 40


Tabel 35 : Faktor Konversi Bentuk Penggunaan Lahan untuk Estimasi
Nilai Erosi Tanah pada Satuan Lahan Bentukan Asal Proses Volkanis
BPL & KL Ht Kb Pp Rp Sh Si Sm Tg
I 1,00 1,02 2,77 2,86 1,14 0,02 2,32 2,05
Ht II 1,00 2,68 5,20 10,47 2,11 0,03 6,74 3,41
III 1,00 1,74 4,60 7,70 1,97 0,03 5,66 3,20
IV 1,00 3,08 7,39 6,97 3,26 - 9,72 5,32
V 1,00 3,13 8,28 0,34 3,74 - 7,56 3,11
I 0,98 1,00 2,72 2,81 1,12 0,02 2,27 2,01
Kb II 0,37 1,00 1,94 3,90 0,79 0,01 2,51 1,27
III 0,58 1,00 2,65 4,43 1,14 0,02 3,26 1,84
IV 0,32 1,00 2,40 2,26 1,06 - 3,15 1,73
V 0,32 1,00 2,64 0,11 1,20 - 2,42 0,99
Dst…

Sumber : Hasil analisis komparatif nilai rerata besarnya erosi permukaan per satuan lahan

Keterangan : BPL & KL = Bentuk penggunaan lahan dan kelas kemiringan lahan, Ht = hutan,
Kb = kebun/hutan rakyat, Pp = permukiman, Rp = rumput/tanah kosong, Sh = sawah
tadah hujan, Si = sawah irigasi, Sm = semak/belukar, Tg = tegalan.

2 Juni 2021 SENAWI SNHB - FKT UGM 41


Tabel 40 : Faktor Konversi Bentuk Penggunaan Lahan untuk Estimasi Nilai
Koefisien Aliran Permukaan pada Satuan Lahan Bentukan Asal Proses Volkanis
BPL dan KL Ht Kb Pp Rp Sh Si Sm Tg
I 1,00 0,90 1,17 1,33 1,19 1,03 0,96 1,15
Ht II 1,00 1,03 1,24 1,33 1,25 1,12 1,13 1,24
III 1,00 1,03 1,17 1,25 1,19 1,15 1,10 1,19
IV 1,00 1,04 1,16 1,21 1,16 - 1,10 1,17
V 1,00 1,07 1,14 1,21 1,14 - 1,12 1,21
I 1,11 1,00 1,30 1,48 1,31 1,14 1,06 1,28
Kb II 0,97 1,00 1,21 1,30 1,22 1,09 1,10 1,21
III 0,97 1,00 1,14 1,22 1,15 1,12 1,07 1,16
IV 0,97 1,00 1,12 1,17 1,12 - 1,06 1,13
V 0,93 1,00 1,07 1,13 1,07 - 1,04 1,13
Dst …
Sumber : Hasil analisis komparatif nilai rerata besarnya koefisien aliran per satuan lahan

Keterangan : BPL & KL = Bentuk penggunaan lahan dan kelas kemiringan lahan, Ht = hutan,
Kb = kebun/hutan rakyat, Pp = permukiman, Rp = rumput/tanah kosong, Sh = sawah
tadah hujan, Si = sawah irigasi, Sm = semak/belukar, Tg = tegalan.

2 Juni 2021 SENAWI SNHB - FKT UGM 42


Tabel 45 : Faktor Konversi Bentuk Penggunaan Lahan untuk Estimasi
Indeks Kekeringan pada Satuan Lahan Bentukan Asal Proses Volkanis

BPL & KL Ht Kb Pp Rp Sh Si Sm Tg
I 1,00 1,22 1,39 1,65 1,04 1,49 1,53 1,47
Ht II 1,00 1,14 1,48 3,08 1,39 1,56 1,50 1,49
III 1,00 1,11 1,25 2,50 1,09 0,93 1,31 1,21
IV 1,00 1,27 1,39 2,82 1,13 - 1,47 1,29
V 1,00 0,75 0,96 3,47 0,96 - 1,74 1,03
I 0,82 1,00 1,14 1,35 0,85 1,23 1,26 1,21
Kb II 0,87 1,00 1,30 2,69 1,22 1,37 1,31 1,30
III 0,90 1,00 1,13 2,26 0,99 0,84 1,18 1,09
IV 0,78 1,00 1,09 2,22 0,89 - 1,16 1,01
V 1,34 1,00 1,29 4,64 1,28 - 2,33 1,38
Dst …
Sumber : Hasil analisis komparatif nilai rerata indeks kekeringan per satuan lahan

Keterangan : BPL & KL = Bentuk penggunaan lahan dan kelas kemiringan lahan, Ht = hutan,
Kb = kebun/hutan rakyat, Pp = permukiman, Rp = rumput/tanah kosong, Sh = sawah
tadah hujan, Si = sawah irigasi, Sm = semak/belukar, Tg = tegalan.

2 Juni 2021 SENAWI SNHB - FKT UGM 43


HAL PENTING DARI NILAI FAKTOR KONVERSI PENGGUNAAN LAHAN

Berdasarkan nilai koefisien aliran permukaan (C), indeks


kekeringan (Ia), dan erosi tanah permukan (A) masing-
masing bentuk penggunaan lahan, diketahui :
➢Lahan hutan dan hutan rakyat menghasilkan : koefisien
aliran, indeks kekeringan, dan erosi tanah permukaan
paling kecil dibanding bentuk penggunaan lahan yang lain.
1. Perubahan/pengurangan lahan hutan berarti dapat
meningkatkan erosi tanah permukaan, koefisien
aliran, dan indeks kekeringan.
2. Rehabilitasi hutan dan lahan untuk pengendalian tata
air dan erosi tanah DAS dapat dilakukan dengan
mengkonversi bentuk penggunaan lahan yang lain
menjadi hutan (hutan rakyat).
2 Juni 2021 SENAWI SNHB - FKT UGM 44
TERIMAKASIH

MARI BERKOMITMEN & BERGERAK BERSAMA


MENJAGA KELESTARIAN HUTAN UNTUK KEHIDUPAN

KUASAI INFORMASI, SELAMATKAN HUTAN DAN LINGKUNGAN

Wassalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh


Senawi SNHB – FKT UGM

2 Juni 2021 SENAWI SNHB - FKT UGM 45

Anda mungkin juga menyukai