Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH ANTROPOLOGI HUKUM

“Delapan Komponen Kebudayaan Yang Mempengaruhi Kehidupan Manusia.”

DISUSUN OLEH :
NI KETUT SINTIA LESTARI D1A019425
MATKUL/KELAS : ANTROPOLOGI HUKUM C1

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MATARAM
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-Nya sehingga saya dapat

menyelesaikan makalah yang berjudul “Delapan Komponen Kebudayaan Yang Mempengaruhi


Kehidupan Manusia.”. Adapun isi dari makalah ini yaitu menjelaskan tentang kedelapan
komponen-komponen yang mempengaruhi kehidupan manusia yaitu dimana ada : agama,ilmu
pengetahuan,teknologi,ekonomi,organisasi sosial,bahasa dan komunikasi,kesenian,dan hukum.

Saya  menyadari jika makalah ini belum sempurna.Hal ini disebabkan karena keterbatasan
kemampuan penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang positif dan
membangun dari semua pihak agar makalah ini menjadi lebih baik dan bermanfaat.

Mataram,23 Mei 2021

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman Judul……………………………………………………………………………………..i
KataPengantar…………………………………………………………………………………….ii
Daftar Isi……………………………………………………………………………………..…..iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……………………………………………………………………………1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………….…………………...1
C. Tujuan……………………………………………………………………………………..1
BAB II PEMBAHASAN
A. Komponen Kebudayaan Yang Mempengaruhi Kehidupan Manusia………………………2-10
BAB III PENUTUP
A.Kesmpulan………………………………………………………………………………..…...11
B.Saran…………………………………………………………………………………………..12

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………13
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Antropologi berasal dari bahasa Yunani anthropos yang berarti manusia dan logos yang berarti
wacana (bernalar, berakal) atau disebut ilmu. Secara etimologis, antropologi berarti ilmu yang
mempelajari manusia. Menurut Kamus Oxford, antropologi adalah studi tentang masyarakat dan
budaya manusia dan perkembangannya.Dapat diartikan studi tentang karakteristik biologis dan
fisiologis manusia dan evolusinya.

Koentjaraningrat dalam Pengantar Ilmu Antropologi (2002), menerangkan antropologi adalah


studi mengenal umat manusia dengan mempelajari berbagai bentuk fisik, warna dan budaya yang
dihasilkan masyarakat. Karena itu, seorang antropolog perlu mempunyai pandangan luas,
bersikap terbuka, dapat melihat, mendengar, dan meraba keadaan lingkungan yang ditemuinya,
serta cermat dalam mengamati.

Obyek dari antropologi adalah manusia dalam kedudukannya sebagai individu, masyarakat, suku
bangsa, kebudayaan dan perilakunya. Para antropolog memperhatikan banyak aspek kehidupan
manusia. Antara lain perilaku sehari-hari, ritual, upacara dan prosesnya yang mendefinisikan
manusia sebagai manusia. Antropologi mempertanyakan bagaimana masyarakat bisa menjadi
sama atau berbeda, bagaimana evolusi membentuk cara berpikir manusia, apa itu budaya, adakah
manusia yang universal dan lainnya. Para antropolog mengeksplorasi hal-hal unik yang membuat
manusia menjadi manusia. Antropologi bertujuan untuk meningkatkan pemahaman manusia
tentang diri manusia itu sendiri dan satu sama lain.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah kedelapan komponen kebudayaan yang mempengaruhi kehidupan manusia itu?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui delapan komponen kebudayaan yang mempengaruhi kehidupan manusia.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Komponen kebudayaan yang mempengaruhi kehidupan manusia

Terdapat 8 komponen kebudayaan yang mempengaruhi kehidupan manusia adalah sebagai


berikut :

1. Agama/Religi

Koentjaraningrat menyatakan bahwa asal mula permasalahan fungsi religi atau agama dalam
masyarakat adalah dua pertanyaan berikut:

1) mengapa manusia percaya kepada adanya suatu kekuatan gaib atau supranatural yang
dianggap lebih tinggi daripada manusia?

2) Mengapa manusia melakukan berbagai cara untuk berkomunikasi dan mencari hubungan-
hubungan dengan kekuatan-kekuatan supranatural tersebut?

Usaha menjawab kedua pertanyaan tersebutlah yang menjadi penyebab lahirnya religi atau
agama. Selain itu, pendekatan antropologi dalam memahami unsur sistem religi tidak dapat
dipisahkan dari religious emotion atau emosi keagamaan.Emosi keagamaan adalah perasaan
dalam diri manusia yang mendorongnya untuk melakukan tindakan-tindakan yang bersifat
religius. Emosi keagamaan ini pula yang memunculkan konsep benda-benda sakral dalam
kehidupan manusia.Dalam sistem religi atau agama terdapat tiga unsur yang harus dipahami
selain emosi keagamaan, yaitu: 1) sistem keyakinan, 2) sistem upacara keagamaan, dan 3) umat
yang menganut religi itu.Sistem religi juga mencakup mengenai dongeng, legenda, atau cerita
(teks) yang dianggap suci mengenai sejarah para dewa-dewa (mitologi). Cerita keagamaan
tersebut terhimpun dalam buku-buku yang dianggap sebagai kesusastraan suci. Selain teks
keagamaan, unsur lain yang menjadi bagian dari sistem religi atau agama adalah sebagai berikut.

1. Tempat dilakukannya upacara keagamaan, seperti candi, pura, kuil, surau, masjid, gereja,
wihara atau tempat-tempat lain yang dianggap suci oleh umat beragama.
2. Waktu dilakukannya upacara keagamaan, yaitu hari-hari yang dianggap keramat atau suci
atau hari yang telah ditentukan untuk melaksanakan acara religi tersebut.
3. Benda-benda dan alat-alat yang digunakan dalam upacara keagamaan, yaitu patung-
patung, alat bunyi-bunyian, kalung sesajen, tasbih, rosario, dsb.
4. Orang yang memimpin suatu upacara keagamaan, yaitu orang yang dianggap memiliki
kekuatan religi yang lebih tinggi dibandingkan anggota kelompok keagamaan lainnya.
Misalnya, ustad, pastor, dan biksu. Dalam masyarakat yang tingkat religinya masih relatif
sederhana pemimpin keagamaan adalah dukun, saman atau tetua adat.

2. Ilmu Pengetahuan/Pendidikan
Menurut Koentjaraningrat, sistem Ilmu pengetahuan pada awalnya belum menjadi pokok
pembahasan dari penelitian antropologi (studi budaya), karena para Ahli berasumsi bahwa suatu
kebudayaan di luar bangsa Eropa tidak mungkin memiliki sistem pendidikan yang lebih maju.
Namun, asumsi tersebut terpatahkan secara lambat laun, karena tidak ada suatu masyarakat yang
sanggup berbudaya atau bahkan bertahan hidup jika tidak memiliki sistem pengetahuan yang
diwariskan kepada penerusnya.

sistem pengetahuan bersifat abstrak dan berwujud di dalam ide manusia. Sistem Ilmu
pengetahuan sangat luas karena mencakup pengetahuan manusia tentang berbagai unsur yang
digunakan dalam kehidupan. Namun yang menjadi kajian antropologi adalah bagaimana
pengetahuan manusia digunakan untuk mempertahankan hidupnya. Menurut Koentjaraningrat,
setiap suku bangsa di dunia memiliki pengetahuan tentang:

 Alam sekitarnya,
 Tumbuhan yang tumbuh di sekitar daerah tempat tinggalnya,
 Binatang yang hidup di daerah tempat tinggalnya
 Zat-zat, bahan mentah, dan benda-benda dalam lingkungannya,
 Tubuh manusia,
 Sifat-sifat dan tingkah laku manusia,
 Ruang dan waktu
3. Teknologi/Peralatan hidup

Manusia akan selalu berusaha untuk mempertahankan hidupnya sehingga mereka akan selalu
menggunakan peralatan-peralatan yang untuk menunjang kehidupannya. Yang dimaksud dengan
teknologi adalah jumlah dari semua teknik yang dimiliki oleh para anggota dalam suatu
masyarakat yang meliputi cara bertindak dan berbuat dalam mengelola dan mengumpulkan
bahan-bahan mentah.
Koentjaraningrat mengatakan bahwa masyarakat tradisional terdapat delapan macam sistem
peralatan dan unsur kebudayaan fisik yang digunakan oleh masyarakat dalam budayanya.
Berikut adalah beberapa sistem peralatan tersebut.
Menurut Koentjaraningrat terdapat peralatan dan kebudayaan fisik yang dimiliki oleh masyarakat
tradisional, yaitu:
 Alat-alat Produktif
Alat produktif adalah alat untuk melaksanakan suatu pekerjaan yang menghasilkan sesuatu yang
memiliki nilai guna bagi individu atau masyarakat dan budaya secara umumnya. Dapat
sesederhana batu untuk menumbuk padi, atau alat kompleks untuk menenun kain..
 Senjata
Senjata digunakan untuk mempertahankan diri atau melakukan aktivitas ekonomi seperti berburu
dan menangkap ikan. Namun, alat ini juga digunakan untuk melindungi diri dari binatang buas
hingga berperang.
 Wadah
Wadah adalah tempat untuk menyimpan, menimbun, dan memuat barang. Awalnya wadah
tampak sepele bagi masyarakat, namun seiring dengan meningkatnya aktivitas ekonomi, wadah
menjadi kebutuhan primer dan terus dikembangkan. Misalnya, salah satu wadah yang paling
besar dan permanen adalah lumbung padi.
 Alat-alat Menyalakan Api
Pada masa zaman prasejarah, orang-orang menggunakan gesekan dua buah batu untuk
menghasilkan api, karena kemajuan zaman berkembang seiring dengan perkembangan teknologi.
 Kuliner (Makanan, Minuman, Jamu-jamuan, dsb)
Sistem pengetahuan cara memasak setiap kelompok masyarakat berbeda-beda. Dalam
antropologi, jenis dan bahan makanan tertentu dapat memberikan arti dan simbol khusus bagi
masyarakatnya, atau dikaitkan dengan keagamaan tertentu.

Misalnya, babi diyakini haram oleh kaum muslim, sehingga umat Islam tidak akan memiliki tata
cara memasak babi. Sebaliknya, di Papua babi justru menjadi simbol makanan penting dan biasa
dijadikan mahar dalam pesta pernikahan.

 Pakaian dan Tempat Perhiasan

Pembahasan fungsi pakaian sebagai alat produktif dalam studi antropologi termuat pada
“bagaimana teknik pembuatan dan cara menghias pakaian dan tempat perhiasan?”. Suatu
masyarakat biasanya selalu memiliki tradisi atau adat istiadat dalam pembuatan pakaian adat.

Sehingga setiap negara atau bahkan suku bangsa memiliki ciri khas pakaian kebesarannya
sendiri. Pakaian ini juga dapat berfungsi sebagai simbol-simbol budaya tertentu yang
merepresentasikan adat istiadat, norma dan nilai-nilai suku bangsa tersebut.

 Tempat Berlindung dan Perumahan

Seperti pakaian, setiap suku bangsa dan negara cenderung memiliki rumah khas yang berbeda
dengan kebudayaan lain. Manusia juga cenderung membangun rumah yang disesuaikan dengan
kebutuhan dan letak geografis yang ditempatinya.

Masyarakat Jawa membangun rumah dengan jendela yang besar karena suhu udara tropis yang
lembab. Sementara masyarakat eskimo justru memanfaatkan bongkahan es yang tersedia di
sekitarnya karena bahan yang terbatas dan ternyata cara itu berhasil menghindarkan mereka dari
kedinginan.

 Alat-Alat Transportasi

Manusia selalu memiliki kebutuhan untuk berpindah dan bergerak dari titik 1 ke titik 2.
Kebutuhan mobilitas tersebut semakin tinggi hingga dibutuhkan alat transportasi yang bukan
hanya untuk memindahkan manusia saja, namun untuk memindahkan barang-barang hasil dari
perekonomian yang semakin maju.Beberapa contoh dari alat transportasi adalah sesederhana
sepatu, binatang yang dilatih, alat seret, kereta beroda, rakit dan perahu. Kini manusia sudah
memanfaatkan alat transportasi yang lebih canggih seperti kereta api, kapal laut, mobil, hingga
kapal terbang.

4. Ekonomi/Mata Pencaharian

Komponen ini menjadi fokus kajian penting dari etnografi. Bagaimana masyarakat mencari mata
pencaharian atau bagaimana sistem perekonomian mereka dapat mencukupi untuk memenuhi
kebutuhan hidup masyarakatnya. Sistem ekonomi pada masyarakat tradisional meliputi:

1) berburu dan meramu;

2) beternak;

3) bercocok tanam di ladang;

4) menangkap ikan;

5) bercocok tanam, menetap dengan sistem irigasi.

Namun setelah terpengaruh oleh arus modernisasi dengan patokan utama berkembangnya sistem
industri, pola hidup manusia berubah dan tidak hanya mengandalkan mata pencaharian
tradisional. Di dalam masyarakat modern, individu masyarakat lebih banyak mengandalkan
pendidikan dan keterampilannya dalam mencari pekerjaan untuk mendapatkan upah.

5. Organisasi sosial/Kekerabatan

Unsur budaya berupa sistem ini merupakan usaha antropologi untuk memahami bagaimana
manusia membentuk masyarakat melalui kelompok sosial. Menurut Koentjaraningrat, setiap
kelompok masyarakat kehidupannya diatur oleh aturan-aturan dan adat istiadat dari kesatuan
yang ada di lingkungan sehari-hari masyarakat tersebut.Satuan terkecil dari kelompok yang
menghasilkan aturan dan adat tersebut adalah keluarga inti. Kemudian, kesatuan lain yang lebih
besar dapat berupa letak geografis, suku, hingga kerajaan ataupun kebangsaan.Sistem
kekerabatan dan organisasi sosial dapat dilihat melalui beberapa cara mereka melakukan: jenis
perkawinan, prinsip menentukan pasangan (mencari jodoh), adat menetap, dan jenis keluarga.
Berikut adalah pemaparan sistem kekerabatan dan organisasi sosial sebagai salah satu unsur dari
unsur-unsur budaya.
a. Jenis perkawinan

Perkawinan dapat memiliki beberapa jenis. Jenis yang dimaksud adalah bagaimana hubungan
perkawinan itu terjalin, apakah hanya menikah dengan satu orang (monogami) atau dengan
beberapa pasangan? berikut pemaparan jenis-jenis perkawinan menurut Marvin Harris.

 Monogami, menikah dengan satu pasangan/orang saja.


 Poligami, menikah dengan beberapa orang.
 Poliandri, seorang perempuan yang menikahi lebih dari satu pria.
 Poligini, seorang pria yang menikah lebih dari satu perempuan.
 Perkawinan kelompok, jenis perkawinan yang memperbolehkan pria melakukan
hubungan intim dengan beberapa wanita satu sama lain.
 Levirat, perkawinan antar janda dengan saudara laki-laki dari suaminya yang telah
meninggal.
 Sororat, perkawinan antar seorang duda dengan saudara perempuan istrinya yang
telah meninggal.

b. Prinsip Jodoh Ideal

Selain jenisnya, perkawinan juga dapat memiliki prinsip jodoh ideal yang ditetapkan oleh suatu
budaya. Berikut adalah beberapa prinsip jodoh ideal yang diketahui.

 Prinsip Endogami, prinsip yang memilih jodoh atau calon pasangan perkawinan dari
kerabatnya sendiri. Misalnya masyarakat Jawa Kuno biasanya cenderung memilih
pasangan dari sepupu jauh untuk menjaga kemurnian kebangsawanan atau kasta pada
masyarakat Bali.
 Prinsip Eksogami, merupakan prinsip yang memilih calon pasangan yang berasal dari
luar kerabat atau klan. Masyarakat Batak menerapkan prinsip ini dengan memilih marga
lain yang disebut dengan konsep dalihan na tolu.

c. Adat Menetap
Setelah perkawinan berlangsung tempat menetap atau tinggal juga menjadi bahasan unsur
kekerabatan. Koentjaraningrat mengatakan bahwa terdapat tujuh macam adat menetap setelah
menikah, di antaranya adalah sebagai berikut.

 Utrolokal, kebiasaan menetap di sekitar kerabat suami atau istri.


 Virilokal, adat yang menetapkan pengantin harus menetap di sekitar kediaman kerabat
suami.
 Uxorilokal, adat yang menetapkan pengantin menetap di sekitar kediaman kerabat istri.
 Biolokal, adat yang menetapkan pengantin harus menetap di sekitar kediaman kerabat
suami dan istri secara bergantian.
 Avunlokal, adat yang menetapkan pengantin untuk tinggal di sekitar tempat kediaman
saudara laki-laki dari suami ibu.
 Natolokal, adat yang menetapkan pengantin untuk tinggal terpisah dan suami tinggal di
rumah kerabatnya.
 Neolokal, adat yang menetapkan pengantin untuk tinggal di kediaman baru yang tidak
dekat dengan kedua kerabat pengantin (suami ataupun istri).

d. Jenis Keluarga: Keluarga Batih (Inti), Konjugal, dan Keluarga Luas

Melalui perkawinan terbentuk keluarga batih, yaitu keluarga inti yang terdiri dari ayah, ibu, dan
anak. Keluarga batih/keluarga inti atau nuclear family adalah kelompok terkecil dari masyarakat
yang didasarkan atas hubungan darah dari anggotanya. Berikut ini adalah beberapa jenis
keluarga:

 Keluarga batih (inti), terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anaknya.


 Keluarga konjugal, keluarga inti (ayah, ibu, dan anak) yang terdapat interaksi dengan
kerabat salah satu atau dua pihak orang tua ayah dan ibu dari keluarga inti.
 Keluarga luas, meliputi hubungan antara paman, bibi, kakek, keluarga kakek, dsb.
6. Bahasa dan Komunikasi

Bahasa adalah sarana berkomunikasi manusia yang sangat dibutuhkan dalam berbudaya. Bahkan,
Koentjaraningrat berpendapat bahwa bahasa atau sistem perlambangan manusia baik secara
tertulis maupun lisan yang digunakan adalah salah satu ciri terpenting dari suatu kebudayaan
suku bangsa.Masih senada, Keesing berpendapat bahwa kemampuan manusia dalam
membangun tradisi budaya dan mewariskannya ke generasi penerusnya sangatlah bergantung
pada bahasa. Sehingga dapat disimpulkan bahwa bahasa memiliki andil yang sangat signifikan
dalam menjadi salah satu unsur unsur budaya dari kebudayaan manusia.

7. Kesenian

Secara sederhana kesenian dapat diartikan sebagai segala hasrat manusia terhadap keindahan
atau estetika. Bentuk keindahan yang beraneka ragam itu muncul dari sebuah permainan
imajinatif dan kreatif.Hal itu dapat memberikan kepuasan batin bagi manusia. Secara garis besar,
kita dapat memetakan bentuk kesenian dalam tiga garis besar, yaitu seni rupa, seni suara dan seni
tari.Perhatian antropologi terhadap seni bermula dari penelitian etnografi mengenai aktivitas
kesenian suatu masyarakat tradisional. Data yang dikumpulkan berupa deskripsi mengenai
benda-benda atau artefak yang memuat unsur seni seperti: patung, ukiran, dan hiasan. Awalnya,
teknis pembuatan adalah hal yang paling diperhatikan.Namun seiring perkembangan ilmu
pengetahuan, penelitian mendalam mengenai teks, simbol dan kepercayaan yang menyelubungi
seni dalam berbagai wujudnya mulai dari seni rupa, tari, drama, dikaji dan diteliti pula.

8. Hukum

Kebudayaan hukum adalah kekuasaan yang digunakan oleh penguasa untuk mengatur
masyarakat agar tidak melanggar kaidah-kaidah sosial yang telah ada dalam masyarakat. Hukum
diperlukan meski telah ada kaidah atau norma dalam masyarakat, agar terdapat keteraturan
dalam kehidupan manusia melalui hukum tertulis dengan sanksi yang nyata.disamping norma
dan kaidah yang sanksinya lebih bersifat sosial atau akhirat.   Hukum itu dinamis dan
berkembang karena rangsangan dari luar hukum. Untuk itulah hukum memerlukan ilmu non-
hukum yang sifatnya multidisipliner seperti filsafat, sosiologi, dan juga antropologi.Seperti yang
telah dituliskan sebelumnya, bahwa hukum itu berkaitan dengan manusia dan kebudayaan.
Hukum yang lahir dari kebudayaan merupakan suatu proses hukum yang lahir dengan
cara bottom-up (dari bawah keatas), dari akar rumput masyarakat, dari kaidah-kaidah
kepercayaan, spiritual, dan kaidah sosial yang ada di masyarakat menjadi suatu hukum yang
berlaku. Hukum Adat juga demikian, ada karena budaya di masyarakat yang membangunnya.
Bahwa Hukum Adat antara masyarakat Jawa, masyarakat Minang, masyarakat Bugis adalah
berbeda. Ini adalah suatu konsep pluralisme hukum (legal pluralism) dimana hukum hadir dalam
bentuk kemajemukan kebudayaan.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Terdapat 8 komponen kebudayaan yang telah mempengaruhi kehidupan manusia adalah sebagai
berikut :

1.Agama/Religi

sebuah komponen yang terpadu antara keyakinan dan praktek keagamaan yang berhubungan
dengan hal-hal yang suci dan tidak dapat dijangkau oleh akal dan pikiran.Komponen ini meliputi
sistem kepercayaan, sistem nilai, pandangan hidup, komunikasi keagamaan, dan upacara
keagamaan.

2.Ilmu Pengetahuan/Pendidikan
Komponen pengetahuan ini berkisar pada pengetahuan tentang kondisi alam sekelilingnya dan
sifat-sifat peralatan yang digunakannya.Komponen ilmu pengetahuan meliputi flora dan fauna,
ruang pengetahuan tentang alam sekitar, waktu, ruang dan bilangan, sifat-sifat dan tingkah laku
sesama manusia serta tubuh manusia.
3.Teknologi/Peralatan Hidup

teknologi adalah jumlah dari semua teknik yang dimiliki oleh para anggota dalam suatu
masyarakat yang meliputi cara bertindak dan berbuat dalam mengelola dan mengumpulkan
bahan-bahan mentah.Kemudian bahan tersebut dijadikan sebagai alat kerja, penyimpanan,
pakaian, perumahan, alat transportasi, dan kebutuhan hidup lainnya yang berupa material.
4. Ekonomi/Mata Pencaharian

Ekonomi atau mata pencaharian hidup adalah segala usaha atau upaya manusia untuk
mendapatkan barang atau jasa yang dibutuhkan.Mata pencaharian hidup atau sistem ekonomi
meliputi berburu, mengumpulkan makanan, bercocok tanam, perikanan, peternakan, dan
perdagangan.
5.Organisasi sosial/Unsur Kebudayaan
Organisasi sosial merupakan sekelompok masyarakat yang anggotanya merasa satu dengan
sesamanya. Sistem kemasyarakatan atau organisasi sosial meliputi kekerabatan, asosiasi, sistem
kenegaraan, sistem kesatuan hidup, dan perkumpulan.

6.Bahasa/Komunikasi

Bahasa/komunikasi merupakan suatu pengucapan yang indah dalam elemen kebudayaan dan
sekaligus sebagai alat perantara yang paling utama bagi manusia untuk meneruskan atau
mengadaptasikan kebudayaan.Bentuk bahasa ada dua, yaitu bahasa lisan dan bahasa tulisan.
7.Kesenian

Secara sederhana kesenian dapat diartikan sebagai segala hasrat manusia terhadap keindahan
atau estetika. Bentuk keindahan yang beraneka ragam itu muncul dari sebuah permainan
imajinatif dan kreatif.

8.Hukum

hukum itu berkaitan dengan manusia dan kebudayaan. Hukum yang lahir dari kebudayaan
merupakan suatu proses hukum yang lahir dengan cara bottom-up (dari bawah keatas), dari akar
rumput masyarakat, dari kaidah-kaidah kepercayaan, spiritual, dan kaidah sosial yang ada di
masyarakat menjadi suatu hukum yang berlaku.

B.Saran

Dengan adanya komponen-komponen yang mempengaruhi manusia tersebut membuat manusia


telah meninggalkan kebudayaan yang sudah ada dimasyarakat secara perlahan-lahan untuk itu
diperlukan untuk seluruh masyarakat agar tidak meninggalkan budaya tersebut meski di era yang
semakin maju ini diharapkan masyarakat atau manusia tersebut mengembangkan kebudayaan
yang ada.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.dosenpendidikan.co.id/kebudayaan-adalah/

https://serupa.id/unsur-unsur-budaya/

https://sahabatnesia.com/unsur-kebudayaan-universal/

https://www.academia.edu/37697929/ANTROPOLOGI_HUKUM

https://hoesnimubarak.wordpress.com/2013/11/01/hukum-dan-kebudayaan-sebuah-kajian-
antropologi/

https://www.kompas.com/skola/read/2019/12/15/133613469/antropologi-definisi-obyek-fungsi-
tujuan-dan-manfaatnya?page=all

Anda mungkin juga menyukai