Disusun Oleh:
Rezi Awalia Putri
11860122251
Kelas E/Semester 6
Dosen Pengampu:
Dody Leyno Amperawan, S.Psi., M.Psi., Psikolog
FAKULTAS PSIKOLOGI
PEKANBARU
2020
BAB II
KAJIAN TEORITIS
A. Daya Juang
1. Pengertian Daya Juang
Leman (dalam Hidayati, 2016) menyebutkan daya juang sebagai
kemampuan seseorang baik fisik maupun psikis untuk menghadapi
masalah. Senada dengan pernyataan tersebut, Departemen Pendidikan
Nasional (Hidayati, 2016) mengartikan daya juang sebagai kemampuan
mempertahankan atau mencapai sesuatu yang dilakukan dengan gigih.
Daya juang menurut Susanti (dalam Hidayati, 2016) kemampuan
dalam menghadapi kesulitan atau ketahanan terhadap situasi yang
menekan. Sedangkan Stoltz (dalam Wiwit, 2016) mengungkapkan bahwa
salah satu rahasia untuk mengatasi tantangan atau kesulitan bagi setiap
individu yaitu dengan meningkatkan daya juang. Dalam konsep daya
juang, Stoltz menjelaskan bahwa individu dengan daya juang yang tinggi,
akan cenderung merasa bertanggung jawab atas masalah yang dihadapinya
saat berada dalam kesulitan, mampu mengontrol masalah, lihai dalam
mencari pemecahan masalah dan fokus terhadap solusi.
Kemampuan seseorang bertahan dalam kesulitan hidup sebenarnya
disadari atau tidak merupakan manfaat yang ditimbulkan dari daya juang
itu sendiri. Jadi seseorang yang memiliki daya juang yang baik, akan
mampu menghadapi setiap kesulitan yang ada. Sementara sebaliknya
seseorang yang memiliki daya juang yang kurang baik akan mengalami
kesulitan besar atas masalah yang dihadapinya.
Berdasarkan pendapat para ahli diatas, peneliti menyimpulkan
bahwa daya juang merupakan suatu kemampuan seseorang untuk bertahan
hidup dalam menghadapi sebuah masalah atau tekanan serta kemampuan
mempertahankan atau mencapai sesuatu yang dilakukan dengan gigih.
2. Indikator Daya Juang
Stoltz (dalam Wiwit, 2016) mengemukakan bahwa daya juang
memiliki beberapa indikator yang dapat dilihat dari seorang individu,
indikator tersebut antara lain:
a. Control (Kendali). Merupakan keadaan dimana seseorang mampu
memberdayakan situasi sulit, mengendalikan, mengontrol respon dan
kemampuan untuk tidak berkecil hati dalam menghadapi situasi sulit.
b. Origin dan Ownership (Asal usul dan pengakuan). Origin merupakan
kemampuan untuk melihat diri sebagai penyebab utama dari kesulitan
yang dihadapi, tidak menyesali adanya kesulitan dan mampu menilai
tingkah laku yang dilakukan untuk memperbaiki kesalahan.
Ownership merupakan kemampuan untuk bertanggung jawab dan
mengakui akibat dari kesulitan yang terjadi.
c. Reach (Jangkauan). Merupakan kemampuan sese-orang dalam
membatasi setiap kesulitan sehingga tidak mempengaruhi aktivitas
dan aspek kehidupan lainnya serta beranggapan bahwa kesulitan
bukan sebagai suatu bencana dalam kehidupan.
d. Endurance (Daya Tahan). Tentang berapa lama kesulitan dan
penyebabnya akan berlangsung. Seseorang yang melihat kemampuan
sebagai penyebab kegagalan cenderung kurang mampu bertahan
dibandingkan dengan seseorang yang mengaitkan kegagalan dengan
usaha yang dilakukan.
METODE PENELITIAN
A. Definisi Operasional
Daya juang adalah kemampuan seseorang untuk bertahan hidup dalam
menghadapi sebuah masalah atau tekanan serta kemampuan mempertahankan
atau mencapai sesuatu yang dilakukan dengan gigih.
D. Aitem
Skala yang disusun terdiri dari 30 aitem dengan rincian aitem favorable dan
aitem unfavorable.
Respon
No Aitem
STS TS S SS
Saya merasa masalah yang saya hadapi
1
tidak kunjung berakhir
Ada unsur lain yang ikut mempengaruhi
2
masalah saya
Saya merasa badmood jika orang lain
3
melakukan kesalahan pada saya
Saya mampu mengatasi setiap kesulitan di
4
hidup saya
Saya mampu mengatasi masalah saya
5 tanpa harus menunggu pertolongan dari
orang lain
6 Saya merasa terpuruk atas segala kesalahan
yang saya perbuat
Setiap kesulitan dalam pekerjaan kelompok
7
adalah hasil kesalahan saya
Saya gelisah akibat masalah yang saya
8
hadapi
Saya takut memperbaiki kesalahan karena
9
takut membuat situasi menjadi lebih buruk
Saya yakin bahwa setiap kesulitan akan
10
berlalu
Saya merasa kesulitan yang saya hadapi ini
11
hanyalah sementara
Saya mampu menganalisa serumit apapun
12
masalah saya sehingga dapat mengatasinya
Saya mampu membatasi akibat dari
13
masalah yang terjadi
14 Saya terbebani dengan deadline
Saya mampu beristirahat dengan tenang di
15
malam hari tanpa memikirkan masalah
Masalah yang terjadi merupakan bencana
16
di hidup saya
Saya mampu menerima akibat dari
17
kesalahan yang saya lakukan
Perilaku saya selama ini membawa saya
18
pada kesulitan
Saya mampu mengatasi masalah walaupun
19
dalam waktu yang lama
20 Saya mampu menemukan sumber masalah
Saya berinisiatif untuk menyelesaikan
21
masalah
Saya belajar dari kesalahan yang saya
22
lakukan
Saya merasa masalah saya adalah takdir
23
hidup
Saya yakin teman saya mempunyai alasan
24 yang tepat apabila ia tidak ingin menemui
saya
Saya kurang mampu mengelola kesulitan
25
saat mengerjakan tugas
Saya hanya bisa menunggu keadaan
26
membaik
Saya merasa pesimis akan masalah yang
27
berlarut-larut
Saya tidak akan lari dari tanggung jawab
28
yang saya terima
Masalah yang rumit membuat saya sulit
29
untuk mencari sumber permasalahannya
Saya menghindari untuk mengakui
30
kesalahan yang saya kerjakan
REFERENSI
Akbar Verezha Bintang Ibrahim & Sumaryono. 2019. Adversity Quotient pada
Pelaku Startup di Yogyakarta: Kegigihan di Tengah Masalah. Journal of
Psychology. Vol 5, No. 1, (83-96).
Wieda Riff Fikriyyah dan Maya Fitria. 2015. Adversity Quotient Mahasiswa
Tunanetra. Jurnal Psikologi Tabularasa. Vol. 10. No.1 (115-128)