Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN

INTOXICASI/KERACUNAN

Oleh:

Hani Hairini, S.Kep

NPM. 2014901110032

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI PROFESI NERS A

TAHUN AJARAN 2020/2021


LAPORAN PENDAHULUAN

KERACUNAN/INTOXICASI

DEFINISI :

Intoksikasi adalah masuknya zat ETIOLOGI :


racun kedalam tubuh baik 1. Keracunan Hidrokarbon
melalui saluran pencernaan, Kelompok hidrokarbon yang sering menyebabkan
saluran nafas, atau melalui kulit keracunan adalah minyak tanah, bensin, minyak
atau mukosa yang menimbulkan cat ( tinner ) dan minyak untuk korek api
gejala klinis.Racun adalah zat (Arisman, 2014).
yang ketika ditelan, terhisap, 2. Keracunan Makanan
diabsorpsi, menempel pada - Keracunan Jamur
kulit, atau dialirkan didalam - Keracunan Makanan kaleng
tubuh dalam jumlah yang - Keracunan makanan yang terkontaminasi
relative kecil menyebabkan 3. Keracunan Bahan Kimia
cedera dari tubuh dengan adanya - Keracunan Asan Basa
reaksi kimia. Reaksi kimia racun - Keracunan Insektisida (Pestisida)
mengganggu sistem
kardiovaskular, pernapasan
sistem saraf pusat, hati,
pencernaan (GI), dan ginjal
(Nurarif & Kusuma, 2015).
MANIFESTASI KLINIS:

Gejala yang paling menonjol


Menurut Nurarif & Kusuma 2015,gejala yang paling
KLASIFIKASI: menonjol pada keracunan meliputi :
a. Kelainan visus
Menurut Arisman, 2014 b. Hiperaktivitas kelenjar ludah dan keringat
keracunan dibagi menjadi 3 c. Gangguan saluran pencernaan
yaitu : d. Kerusakan bernafas.
1. Keracunan Hidrokarbon
2. Keracunan Makanan
3. Keracunan Bahan Kimia

KOMPLIKASI :

 Henti nafas
 Henti jantung
 Syok, sindrom
gawat pernafasan
akut
 Koma
PEMERIKSAAN PENUNJANG:

Pemeriksaan laboratorium dengan pemeriksaan lengkap (urin, gula darah, cairan lambung, analisa gas
darah, darah lengkap, osmolalitas serum, elektrolit, urea, kreatinin, glukosa, transaminase hati). EKG,
untuk melihat dan memantau kerja dari jantung, Foto toraks/abdomen, untuk melihat apakah terjadi
perubahan pada organ pernafasan dan organ pencernaan, Tes toksikologi kuantitatif (Boswick,2013).

PENATALAKSANAAN:

1. Pengobatan simptomatis / mengatasi gejala :


a. Gangguan sistem pernafasan dan sirkulasi : RJP
b. Gangguan sistem susunan saraf pusat :
1) Kejang : beri diazepam atau fenobarbital
2) Odem otak : beri manitol atau dexametason
c. Gejala : mual, muntah, nyeri perut, hipersalivasi, nyeri kepala, mata miosis, kekacauan
mental, bronchokonstriksi, hipotensi, depresi pernafasan dan kejang.
Tindakan : Atropin 2 mg tiap 15 menit sampai pupil melebar.
Atropin berfungsi untuk menghentikan efek acetylcholine pada reseptor muscarinik, tapi
tidak bisa menghentikan efek nikotinik.
Pada usia < 12 tahun pemberian atropin diberikan dengan dosis 0,05 mg/kgBB, IV
perlahan dilanjutkan dengan 0,02-0,05mg/kgBB setiap 5-20 menit sampai atropinisasi
sudah adekuat atau dihentikan bila :
1) Kulit sudah hangat, kering dan kemerahan
2) Pupil dilatasi (melebar)
3) Mukosa mulut kering
4) Heart rate meningkat
Pathway
Masuknya insektisida Intoksikasi
organofosfat ke insektisida
gastrointestinal organofosfat

Respon Psikologis Hambatan aktivikasi enzim Penurunan asupan


asetilkolinesterase (Ache) makanan

Koping individu tidak efektif


kecemasan Akumulasi asetilkolin Ketidakseimbangan
pemenuhan informasi pada ujung saraf nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh

Efek stimulasi muskarinik Efek stimulasi nikotinik


pada saraf parasimpatis muskarinik pada sistem
Efek stimulasi nikotinik
pada sistem saraf simpatis saraf pusat

Bronkospasme, hipotensi,
bradikardi, miosis, muntah, Takikardi, Hipertensi, Ketidakefektifan pola nafas
berkeringat, diare, sering Midriasis Resiko ketidakefektifan perfusi
kencing dan hipersaliva. jaringan otak

Penurunan aliran udara, Agitasi, gagal nafas,


hipoksia, penurunan aliran darah penurunan tingkat
sistemik, peningkatan hilangnya kesadaran dan koma
cairan tubuh

Gangguan tidak dapat


Gangguan pertukaran gas dikoreksi
Ketidakefektifan perfusi jaringan
perifer
Ketidakseimbangan elektrolit
Gagal kardiorespirasi

Kematian

Efek akumulasi asetilkolin Kelelahan, Kelemahan fisik, Intoleransi Aktivitas


pada neuromuskular junction fasikulasi

Sumber :Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC
2015
PENGKAJIAN:

1. Pengkajian primer
a. Airway (A) : Kaji apakah terdapat sumbatan karena edema (inflamasi) saluran pernapasan akibat dari
keracunan gas (inhalasi) atau reaksi alergi berat.
b. Breathing (B): Nafas cepat atau lambat, keracunan asetaminofen dapat menyebabkan depresi pusat nafas.
c. Circulation (C) : Kaji jika ada reaksi perdarahan lambung karena keracunan zat korosif atau zat racun lain
yang teringesti, kaji jika ada mual-muntah, tanda dehidrasi, diare/GE.
d. Disability (D): Kaji GCS, penurunan kesadaran akibat racun, reaksi pupil terhadap cahaya, dan dilatasi
pupil.
2. Pengkajian sekunder
a. Exposure (E): Kaji apakah terdapat luka atau lesi luar akibat terpapar racun (tersiram zat kimia).
b. Fluid, Farenheit (F) : Observasi output urine jika terdapat dehidrasi atau tanda-tanda syok (urine
output : 1-2cc/kgBB/jam).
c. Get Vital Sign (G) : Kaji tanda-tanda vital, dan perubahanya secara teratur. Lakukan bilas lambung
segera untuk mengeliminasi racun.
d. Head To toe, History (H) : Monitoring kerja jantung jika keracunan asetominopen.

DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL:

a. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan hiperventilasi, Ansietas. (00032)


b. Gangguan Pertukaran Gas berhubungan dengan Ventilasi-Perfusi. (00030)
c. Ansietas berhubungan dengan pemajanan toksin. (00146)
d. Intoleran aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum. (00092

DIAGNOSA KEPERAWATAN :

Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan DIAGNOSA KEPERAWATAN :


hiperventilasi, ansietas.
Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan
NOC : ventilasi-perfusi.
1. Menunjukkan jalan nafas yang paten (Klien NOC :
tidak merasa tercekik, irama nafas teratur,
1. Tanda-tanda vital dalam rentang normal
frekuensi pernafasan dalam rentang normal,
2. Tidak ada Sianosis dan Dispnea
tidak ada suara nafas abnormal)
3. Peningkatan ventilasi dan oksigenasi yang
2. Tanda-tanda vital dalam rentang normal
adekuat
(tekanan darah, nadi, perafasan, suhu).
NIC :
NIC :
1. Monitor TTV
1. Posisikan klien untuk memaksimalkan ventilasi.
2. Atur posisi klien menjadi semi-fowler
2. Identifikasi klien perlunya pemasangan alat jalan
3. Auskultasi suara nafas.
nafas buatan.
4. Identifikasi klien perlunya pemasangan alat jalan
3. Auskultasi suara nafas, catat adanya suara
nafas buatan.
tambahan.
5. Monitor respirasi dan status O2.
4. Berikan bronkodilator bila perlu.
6. Kolaborasi untuk pemberian O2 sesuai indikasi
5. Monitor TTV.
6. Berikan Terapi oksigen sesuai indikasi
DIAGNOSA KEPERAWATAN :
DIAGNOSA KEPERAWATAN :
Intoleran aktivitas berhubungan dengan kelemahan
Ansietas berhubungan dengan pemajanan toksin umum
NOC :
NOC :
1. Vital sign dalam batas normal.
2. Mengidentifikasi, mengungkapkan dan 1. Vital sign normal
menunjukkan teknik untuk mengontrol cemas. 2. Mampu berpindah dengan atau tanpa alat
3. Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh dan 3. Status kardiopulmonari adekuat
tingkat aktivitas menunjukkan berkurangnya 4. Sirkulasi baik
kecemasan. 5. Status respirasi : pertukaran gas dan ventilasi
NIC : adekuat.
NIC :
1. Identifikasi tingkat kecemasan.
2. Monitor TTV 1. Monitor TTV
3. Bantu klien mengenal situasi yang menyebabkan 2. Bantu klien mengidentifikasi aktivitas yang
kecemasan. mampu dilakukan
4. Dorong klien untuk mengungkapkan perasaan, 3. Bantu klien untuk mendapatkan alat bantuan
ketakutan, persepsi. aktivitas seperti kursi roda, krek.
5. Instruksikan klien menggunakan teknik 4. Bantu klien dan keluarga untuk mengidentifiasi
relaksasi. kekurangan dalam berkativitas.
6. Berikan obat untuk mengurangi kecemasan. 5. Monitor respon fisik, emosi, sosial dan spiritual.

DAFTAR PUSTAKA

Arisman. 2014. Keracunan Makanan:Buku Ajar Ilmu Gizi. EGC. Jakarta


Boswick, J. 2013. Perawatan Gawat Darurat. EGC. Jakarta
Nurarif, H.N& Kusuma, H. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis & NANDA NIC-NOC. Mediaction Publishing. Yogyakarta.
Prijanto, B.T. 2009. Analisis Faktor Risiko Keracunan Pestisida Organofosfat Pada
Keluarga Petani Hortikultura Di Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang.
Program Pascasarjana Universitas Diponegoro Semarang. Semarang.
Banjarmasin, 30 April 2021

Preseptor Akademik, Ners Muda,

(Izma Daud, Ns.,M.Kep) (Hani Hairini, S.Kep)

Anda mungkin juga menyukai