Anda di halaman 1dari 14

PROPOSAL

PELAKSANAAN TIMBANG TERIMA

OLEH :

1. NI MADE SINTIA DEWI (2014901174)


2. NI MADE SUSANTI DEWI (2014901177)
3. KOMANG AYU SRI DIYASTRINI (2014901202)
4. I GUSTI AGUNG ASTARI ADHIKARAPATNI (2014901196)
5. NI PUTU DIAH PUTRI PRADNYANA WATI (2014901205)
6. MADE UMA APSARI GITHA (2014901249)
7. NISA FITRIYANI (2014901223)
8. NI LUH KADEK RUSITA DEWI (2014901232)
9. NI KOMANG SUCI SASTRAWATI (2014901241)
10. NI PUTU WIWIK SUARDIANI (2014901251)
11. NI WAYAN PURI SEMADI (2014901166)
12. NI PUTU INDAYANI (2014901149)
13. PUTU GYAN JAYANTI (2014901077)
14. PUTU LISA OKTAVIANI (2014901158)

INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN (ITEKES) BALI


PROGRAM STUDI PROFESI NERS
2021
PROPOSAL
PELAKSANAAN TIMBANG TERIMA

I. Pendahuluan

Profesionalisme dalam pelayanan keperawatan dapat dicapai dengan


mengoptimalkan peran dan fungsi perawat, terutama peran dan fungsi mandiri
perawat. Hal ini dapat diwujutkan dengan baik melalui komunikasi yang
efektif antar perawat, maupun dengan tim kesehatan yang lain. Salah satu
bentuk komunikasi yang harus ditingkatkan keefektivitassannya adalah sat
pergantian shift, yaitu saat timbang terima pasien.
Timbang terima pasien (operan) merupakan teknik atau cara untuk
menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan
keadaan pasien. Timbang terima pasien harus dilakukan seefektif mungkin
dengan menjelaskan secara singkat jelas dan komplit tentang tindakan mandiri
perawat, tindakan kolaboratif yang sudah dilakukan / belum dan
perkembangan pasien saat itu. Informasi yang disampaikan harus akurat
sehingga kesinambungan asuhan keperawatan dapat berjalan dengan
sempurna. Timbang terima dilakukan oleh perawat primer keperawat
penanggung jawab dinas sore atau dinas malam secara tulusan dan lisan
(Nursalam, 2014).
Oleh karena itu, pada kesempatan praktik manajemen keperawatan ini
kami mahasiswa ITEKES Bali kelompok VII B akan mencoba melaksanakan
timbang terima pasien berdasarkan konsep asuhan keperawatan di ruang Sekar
Alit RSU Ari Canti.

II. Tujuan
1. Tujuan umum
Setelah melaksanakan praktik manajemen keperawatan, petugas di Ruang
Sekar Alit RSU Ari Canti diharapkan mampu menerapkan pelaksanaan
timbang terima dalam upaya mengkomunikasikan keadaan pasien dan
menyampaikan informasi yang penting.
2. Tujuan khusus
a. Menyampaikan kondisi dan keadaan penderita (data fokus).
b. Menyampaikan hal-hal yang sudah/ belum dilakukan dalam askep
pada penderita.
c. Menyampaikan hal-hal yang penting yang harus ditindak lanjuti oleh
dinas berikutnya.
d. Menyusun rencana kerja untuk dinas berikutnya.
e. Menyampaikan kondisi atau keadaan klien secara umum.

III. Manfaat
1. Bagi Pasien
Klien dapat menyampaikan masalah secara langsung bila ada yang belum
terungkap.
2. Bagi Perawat.
a. Meningkatkan kemampuan komunikasi antara
perawat.
b. Menjalin hubungan suatu kerjasama dan bertanggung
jawab antara perawat.
c. Pelaksanaan askep terhadap penderita yang
berkesinambungan
d. Perawat dapat mengikutu perkembangan penderita
secara paripurna.

IV. Pengorganisasian
Kepala Ruangan : Komang Ayu Sri Diyastrini
1. Perawat Primer (pagi) : Ni Made Susanti Dewi
1. I Gusti Agung Astari Adhikarapatni
2. Ni Komang Suci Sastrawati
3. Ni Putu Diah Putri P. Wati
4. Ni Putu Indayani
2. Perawat Associate (pagi) : Ni Made Sintia Dewi
1. Made Uma Apsari
2. Nisa Fitriyani
3. Ni Putu Lisa Oktaviani
3. Perawat Associate (malam) : Ni Luh Kadek Rusita Dewi
1. Ni Putu Wiwik Suardiani
2. Ni Wayan Puri Semadi
3. Ni Putu Gyan Jayanti

V. Mekanisme Kegiatan
1. Topik : Aplikasi peran, pelaksanaan timbang terima
2. Sasaran : Pasien, Petugas
3. Hari/Tanggal : -
4. Waktu :-
5. Tempat : Ruang Rawat Inap Sekar Alit RSU Ari Canti

VI. Metode
1. Diskusi.
2. Tanya jawab.

VII. Media
1. Status Klien
2. Buku timbang terima.
3. Alat tulis.
4. Leafleat

VIII. Pelaksanaan Kegiatan


TAHAP KEGIATAN WAKTU TEMPAT PELAKSANA
Persiapan. 1. Timbang terima 5 MENIT NERS PP, PA
dilaksanakan setiap STATION
pergantian shift/ operan.
2. Prinsip timbang
terima, semua pasien
dilakukan timbang terima
khususnya penderita yang
memiliki permasalahan yang
belum / dapat teratasi serta
yang membutuhkan
observasi lebih lanjut.
3. Perawat yang
melaksanakan timbang
terima mengkaji secara
penuh terhadap masalah
keperawatan, kebutuhan dan
tindakan yang telah/ belum
dilaksanakan serta hal-hal
penting lainnya selama masa
perawatan.
4. Hal-hal yang
sifatnya khusus dan
memerlukan perincian yang
matang sebaiknya dicatat
secara khusus untuk
kemudian diserah terimakan
kepada petugas berikutnya.
Pelaksa- 1. Kedua 20 MENIT NERS KARU, PP, PA
naan. kelompok dinas sudah siap STATION
(sihift jaga).
2. Kelompok yang
akan bertugas menyiapkan
buku catatan.
3. Kedua
kelompok sudah siap.
4. Kepala ruang
membuka acara timbang
terima.
5. PP
menyampaikan timbang
terima pada PP berikutnya,
hal yang perlu disampaikan
dalam timbang terima:
a. Jumlah pasien
b. Identitas klien dan RUANG
diagnosa medis PASIEN
c. Data (keluhan/
subyektif dan obyektif)
d. Masalah keperawatan
yang masih muncul.
e. Intervensi keperawatan
yang sudah dan belum
dilaksanakan (secara
umum)
f. Intervensi kolaboratif
dan dependent
g. Rencana umum dan
persiapan yang perlu
dilakukan (persiapan
operasi, pemeriksaan
penunjang dll)
h. Perawat yang
melakukan timbang
terima dapat
melakukan klarifikasi,
tanya jawab dan
melakukan validasi
terhadap hal-hal yang
telah ditimbang
terimakan dan berhak
menanyakan mengenai
hal-hal yang kurang
jelas.
6. kepala ruangan/ PP
menanyakan kebutuhan
dasar pasien.
7. Sedapat-dapatnya
mengupayakan
penyampaian yang jelas,
singkat dan padat.
8. Lama timbang terima untuk
tiap pasien tidak lebih dari 5
menit kecuali pada kondisi
khusus dan memerlukan
keterangan yang rumit.
9. Pelaporan untuk timbang
terima dituliskan secara
langsung pada format
timbang terima yang
ditandatangani oleh PP yang
jaga saat itu dan PP yang
jaga berikutnya.
Post 1. Diskusi. 5 MENIT NERS KARU, PP, PA
timbang 2. Penandatangana STATION
terima n oleh PP dan diketahui
KARU.
3. Ditutup oleh
KARU

IX. Evaluasi.
1. Struktur
Pada timabang terima, sarana dan prasarana yang menunjang telah
tersedia antara lain: catatan timbang terima, status klien dan kelompok
shift timbang terima. Kepala ruangan selalu memimpin kegiatan timabang
terima yang dilak sanakan pada pergantian shift yaitu malam ke pagi, pagi
ke sore. Kegiatan timbang terima pada shift sore ke malam di pimpim
oleh perawat primer yang bertugas saat itu.

2. Proses
Proses timbang terima di pimpin oleh kepala ruangan dan dilaksanakan
oleh seluruh perawat yang bertugas maupun yang akan mengganti shift.
Perawat primer mengoperkan ke periwat primer berikutnya yang akan
mengganti shift. Timbang terima pertama dilakukan di ners station
kemudian ke bed pasien dan kemabali lagi ke ners station. Isi timbang
terima mencakup jumlah pasien, diagnosa keperawatan, intervensi yang
sudah dilakukan. Intervensi yang belum dilakukan dan pesan khusus.
Setiap pasien tidak lebih dari 5 menit saat klarifikasi ke pasien.

3. Hasil
Timbang terima dapat dilaksanakan setiap pergantian shift. Setiap perawat
dapat mengetahui perkembangan pasien. Komunikasi antar perawat
berjalan dengan baik.
MATERI TIMBANG TERIMA

A. Pengertian
Timbang terima pasien (operan) merupakan teknik atau cara untuk
menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan
keadaan pasien. Timbang terima pasien harus dilakukan seefektif mungkin
dengan menjelaskan secara singkat jelas dan komplit tentang tindakan
mandiri perawat, tindakan kolaboratif yang sudah dilakukan / belum dan
perkembangan pasien saat itu. Informasi yang disampaikan harus akurat
sehingga kesinambungan asuhan keperawatan dapat berjalan dengan
sempurna. Timbang terima dilakukan oleh perawat primer keperawat
penanggung jawab dinas sore atau dinas malam secara tulusan dan lisan
(Nursalam, 2014).

B. Tujuan
Menurut Nursalam (2014) timbang terima bertujuan :
1. Menyampaikan kondisi dan keadaan pasien (data fokus)
2. Menyampaikan hal-hal yang sudah atau belum dilakukan dalam
Askep pada pasien
3. Menyampaikan hal yang penting yang harus ditindaklanjuti perawat
dinas berikutnya
4. Menyusun rencana kerja atau dinas berikutnya

C. Manfaat
1. Bagi Pasien
Klien dapat menyampaikan masalah secara langsung bila ada yang
belum terungkap.
2. Bagi Perawat.
a. Meningkatkan kemampuan komunikasi antara
perawat.
b. Menjalin hubungan suatu kerjasama dan bertanggung
jawab antara perawat.
c. Pelaksanaan askep terhadap penderita yang
berkesinambungan
d. Perawat dapat mengikutu perkembangan penderita
secara paripurna.

D. Alur Timbang Terima

PASIEN

DIAGNOSA MEDIS DIAGNOSA


MASALAH KOLABORATIF KEPERAWATAN

RENCANA TINDAKAN

YANG TELAH DILAKUKAN YANG AKAN DILAKUKAN

PERKEMBANGAN /KEADAAN
PASIEN

MASALAH :
1. TERATASI
2. BELUM TERATASI
3. TERATASI SEBAGIAN
4. MUNCUL MASALAH
BARU

E. Hal – Hal Diperhatikan


1. Dilaksanakan tepat pada waktu, setiap pergantian shift.
2. Dipimpin oleh kepala ruangan atau penanggung jawab penderita (PP)
3. Diikuti oleh perawat yang telah dan yang akan dinas
4. Adanya unsur bimbingan, pengarahan serta tanggung jawab
5. Informasi yang disampaikan harus akurat, singkat, sistematis dan
menggambarkan kondisi penderita saat ini hingga menjaga
kerahasiaan penderita
6. Timbang terima harus berorientasi pada permasalahan penderita
7. Saat timbang terima dikamar pasien, menggunakan volumen suara
yang cukup sehingga pasien yang disebelahnya tidak mendengar
sesuatu yang privasi bagi klien, sesuatu yang dianggap rahasia tidak
dibicarakan secara langsung di dekat klien
8. Sesuatu yang mungkin membuat klien terkejut sebaiknya dibicarakan
di nurse station
PETUNJUK TEKNIS PENGISIAN FORMAT TIMBANG TERIMA
1. Pengertian
Format pengkajian timbang terima adalah format yang digunakan untuk
mendokumentasikan permasalahan yang dihadapi klien dan belum teratasi
dari PP shift dinas saat itu kepada shift dinas berikutnya.
2. Tujuan
Sebagai pentunjuk atau acuan untuk mempermudah proses pelaksanaan
timbang terima.
3. Penunjuk pengisian
a. Indentitas klien dilengkapi yang terdiri dari nama lengkap, nomor
kamar, nomor registrasi, dan diagnosa medis.
b. Kolom pertama adalah tanggal, diisi sesuai dengan tanggal saat
dilakukan timbang terima.
c. Kolom kedua adalah asuhan keperawatan, merupakan beberapa
petunjuk point yang harus ditulis perawat meliputi : masalah
keperawatan, intervensi yang sudah dilakukan, intervensi yang belum
dilaksanakan dan pesan khusus.
d. Kolom ketiga, empat dan lima tempat mengisi keadaan klien pada saat
itu dengan menggunakan acuan pada kolom dua. Pengisian format
ditulis sesuai dengan shift jaga masing-masing
e. Terakhir, PP dinas saat itu dan yang akan datang dinas berikutnya tanda
tangan dan nama jelas.
DAFTAR PUSTAKA

Nursalam.(2014). Manajemen keperawatan : Aplikasi Dalam Praktek


Keperawatan Profesional, Salemba Medika, Jakarta .

Nursalam.(2014). Proses dan Dokumentasi Keperawatan Konsep dan Praktik.


Salemba Medika; Jakarta

Anda mungkin juga menyukai