ABSTRAKSI
Menurut World Health Organization (WHO) di negara berkembang, kematian maternal berkisar
antara 750-1000 per 100.000 kelahiran hidup, dibandingkan dengan negara maju, kematian maternal
berkisar antara 5-10 perkelahiran hidup ( Hartono, 2010 )
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk Hubungan Kondisi Pecahnya Ketuban Dan Usia
Kehamilan Saat Lahir Dengan Resiko Terjadinya Ikterus di RSU. Ben Mari Malang. Metode dalam
penelitian ini menggunakan deskriptif analitik. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 30. Analisa data
dalam penelitian ini menggunakan regresi linear berganda.
Nilai thitung untuk variable Kondisi Pecahnya Ketuban (X1) sebesar 2,881 < -t0,05 (1,701) artinya
terdapat hubungan antara Kondisi Pecahnya Ketuban (X1) dengan Resiko Terjadinya Ikterus (Y)
dengan signifikan 0,008 < 0,05. Nilai thitung untuk variable Usia Kehamilan Saat Lahir (X2) sebesar
2,679> t0,05 (1,701) artinya ada hubungan yang signifikan antara variable Usia Kehamilan Saat Lahir
(X2) dengan Resiko Terjadinya Ikterus (Y) dengan signifikan sebesar 0,012< 0,05. Nilai Fhitung sebesar
47.275> F0,05 (3,34) dengan nilai signifikan sebesar 0,000 < 0,05 artinya ada hubungan yang signifikan
antara Kondisi Pecahnya Ketuban (X1) Dan Usia Kehamilan Saat Lahir (X2) Dengan Resiko Terjadinya
Ikterus. Adanya persamaan antara hasil penelitian yang telah dilakukan dengan teori yang telah ada
serta penelitian yang telah dilakukan oleh pihak lain.
Kata Kunci: Kondisi Pecahnya Ketuban, Usia Kehamilan Saat Lahir, Resiko Terjadinya
Ikterus
34
28 minggu 1/3 diatas pusat hyperbilirubinemia yang merupakan suatu
32 minggu ½ pusat- prosesus keadaan meningkatnya kadar bilirubindi dalam
xifoideus jaringan ekstra vaskuler sehingga konjungtiva,
36 minggu Setinggi prosesus kulit, dan mukosa akan berwarna kuning.
xifoideus (Ridha, 2014). Tanda dan gejala :
40 minggu ½ pusat- 1. Ikterus fisiologis
prosesus 1) Warna kuning akan timbul pada hari
xifoideus kedua atau ketiga setelah bayi lahir dan
2. Menggunakan alat ukur kapiler tampak jelas pada hari kelima sampai
Kapiler digunakan dengan keenam dan menghilang sampai hari
meletakan satu ujung pada tepi atas kesepuluh.
simpisis pubis dan ujung yang lain pada 2) Kadar billirubin indirek tidak lebih dari
puncak fundus. Kedua ujung diletakan 10 mg/dlpada neonatus cukup bulan dan
pada garis tengah abdominal. Ukuran 12,5 mg/dl pada neonatus kurang bulan.
kemudian dibaca pada skala cm yang 3) Kecepatan peningkatan kadar billirubin
terletak ketika dua ujung kapiler tidak lebih dari 5mg/dl per hari.
bertemu. Ukuran diperkirakan sama 4) Kadar billirubin direk tidak lebih dari 1
dengan minggu kehamilan sekitar 22-24 mg/dl.
minggu 5) Tidak memiliki hubungan dengan
3. Menggunkan Pita Ukur keadaan patologis yang berpotensi
Pita ukur merupakan metode akurat menjadi kern ikterus (ensefalopati
kedua dalam pengukuran tinggi fundus billiaris adalah suatu kerusakan otak
uteri setelah 22-24 minggu kehamilan. akibat perlengketan billirubin indirek
Titik nol pita pengukur diletakan pada pada otak). (Ridha, 2014)
tepi atas simpisis pubis dan pita 2. Ikterus patologis
pengukur ditarik melewati garis tengah 1) Ikterus terjadi dalam 24 jam pertama.
abdomen sampai pucak. Hasil baca 2) Kadar bilirubin melebihi 10 mg% pada
dalam skalacentimeter, ukuran yang neonatus cukup bulan atau melebihi
terukur sebaiknya diperkirakan sama 12,5% pada neonatus kurang bulan.
dengan jumlah minggu kehamilan 3) Pengangkatan bilirubin lebih dari 5 mg%
setelah 22-24 minggu kehamilan. per hari.
Ikterik neonatus atau penyakit kuning 4) Ikterus menetap sesudah 2 minggu
adalah kondisi umum pada neonatus yang pertama.
mengacu pada warna kuning pada kulit dan 5) Kadar bilirubin direk melebihi 1 mg%.
sklera yang disebabkan terlalu banyaknya 6) Mempunyai hubungan dengan proses
bilirubin dalam darah (Mendri, 2017). hemolitik (Arief, 2009)
Hiperbilirubinemia adalah suatu keadaan kadar
bilirubin serum total yang lebih dari 10 mg/dl METODE PENELITIAN
pada 24 jam pertama yang ditandai dengan Penelitian ini merupakan jenis penelitian
tampaknya ikterik pada kulit, sklera, dan organ kuantatif dimana penelitian yang datanya
lain. Hyperbilirubinemia adalah suatu keadaan merupakan data kuantitatif sehingga
pada bayi baru lahir dimana kadar bilirubin analisisdatanya menggunakan analisis kuantitaif
serum total lebih dari 10 mg/dl pada 24 jam yaitu dalam bentuk angka. Metode yang
pertama kehidupan dengan ditandai adanya digunakan adalah deskriptif korelatif dengan
ikterik, keadaan ini terjadi pada bayi baru lahir rancangan penelitian cross sectional yakni
yang disebut ikterik neonatus yang bersifat pengamatan hanya dilakukan pada suatu saat
patologis atau yang lebih dikenal dengan saja, pada saat pengumpulan data dilakukan
berdasarkan analisis data untuk mengetahui
35
hubungan antara variabel independen ( lama NO UMUR JUMLAH PRESENTASE
pecahnya ketuban dan usia kehamilan saat lahir 1 20-25 15 50 %
) dengan variabel dependen ( Resiko terjadinya tahun
asfiksia)( Nursalam, 2008). Penelitian ini 2 26-30 8 27%
dilaksanakan di RSU. Ben Mari Kelurahan tahun
Kendalpayak Kota Malang dilaksanakan pada 3 > 7 23%
bulan Febuari 2020 sampai April 2020. 30tahun
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel Berdasarkan Tabel 2 berikut maka dapat
independen adalah Kondisi Pecahnya Ketuban diketahui bahwa dari 30 ibu bersalin 15 orang
(X1), Usia Kehamilan Saat Lahir (X2),dan berusia 20-250 tahun (50%), 8 orang berusia
variabel terikat adalah Ikterus Neonatorum 26-30 tahun (27%), 7 orang berusia >30 tahun
(Y). Populasi dalam penelitian ini adalah ibu (23%). Dari data di atas dapat disimpulkan
bersalin di RSU. Ben Mari. Jumlah populasi bahawa paling banyak usia ibu yang di jadikan
dalam penelitian ini adalah 50 ibu bersalin. responden adalah berkisar 20-25 tahun.
Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 30 Tabel 3. Karakteristik responden berdasarkan
ibu bersalin. Teknik sampel yang digunakan pekerjaan
dalam penelitian ini menggunakan random atau NO JENIS JUMLAH PRESENTASE
acak. PEKERJAAN
Pada penelitian ini langkah-langkah analisa 1 Tidak bekerja 6 20%
yang dilakukan adalah data dikumpulkan, 2 Wiraswasta 9 30%
kemudian diberikan penelitian pada data sesuai 3 Pegawai 8 27%
variabel masing-masing kemudian swasta
ditabulasikan, selanjutnya dianalisa secara 4 ASN 7 23%
kuantitatif. Dalam penelitian ini data diolah Berdasarkan Tabel 3 berikut dapat dilihat
dengan bantuan SPSS (Statistical Program For dari 30 responden terdapat 6 orang tidak
Social Science) for windows dengan tujuan untuk bekerja (6%), 9 orang sebagai wirasawasta
mempermudah dalam proses analisis data. (30%), 8 orang berprofesi sebagai pegawai
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan swata (27%),7 orang sebagai pegawai negeri
perhitungan regresi linear berganda. sipil (23%). Sehungga dapat di simpulkan
bahawa jenis pekerjaan responden paling
HASIL DAN PEMBAHASAN banyak yaitu sebagai wiraswasta.
A. Karakteristik Subyek penelitian Tabel 4. Karakteristik responden berdasarkan
Penelitian ini mendeskripsikan jumlah anak
mengenai Hubungan Kondisi Pecahnya NO JUMLAH JUMLAH PRESENTASE
Ketuban dan Usia Kehamilan Saat Lahir ANAK
dengan Resiko Terjadinya Ikterus di RSU.
1 1 10 33%
Ben Mari. Berdasarkan hasil wawancara
2 2 8 27%
yang telah dilakukan kepada 30 responden
3 3 6 20%
yaitu ibu yang akan bersalin didapatkan
beberapa data tentang karateristik 4 >3 6 20%
responden , yaitu umur, pekerjaan ibu, Berdasarkan Tabel 4 berikut dapat dilihat
jumlah anak, jenis persalinan. Berdasarkan dari 30 responden memiliki anak satu yaitu 10
hasil tersebut maka karateristik responden orang (33), 8 orang ( 27 %) memiliki 2 anak, 6
dapat diuraikan sebagai berikut : orang ( 20%) memepunyai tiga orang anak,
Tabel 2. Karakteristik responden dan 6 orang ( 20%) memepunyai lebih dari
berdasarkan umur tiga orang anak. Dari data tersebut dapat
disimpulkan bahwa paling banyak responden
36
mempunyai anak satu yaitu sejumlah 10 Persamaan regresi linier berganda dari
orang(33%). persamaan tersebut dapat dilihat dibawah
Tabel 5. Karakteristik responden berdasarkan ini :
jenis persalinan Y=β0+ β1x1+ β2x2+€
NO JENIS JUMLAH PRESENTASE Y= 5,14 + 0,159 (X1) + 0,210 (X2)
PERSALINAN Pada persamaan regresi linier berganda
1 Persalinan 13 43% tersebut, diketahui koefisien regresi
normal variabel X1 positif Artinya setiap kenaikan
2 Section sesarea 17 57% satu skor Kondisi Pecahnya Ketuban (X1)
Berdasarkan Tabel 5 berikut dapat dilihat akan menurunkan Resiko Terjadinya
dari 30 responden yang mengalami persalinana Ikterus (Y) sebesar 0,159. Sedangkan
secara normal yaitu 13 orang (43%), 8 dan 17 koefisien regresi variable X2 positif artinya
orang ( 57%) melahirkan secara section setiap kenaikan satu skor Usia Kehamilan
sesarea. Dari data tersebut dapat disimpulkan Saat Lahir (X2) akan menurunkan resiko
bahwa paling banyak responden melahirkan terjadinya Asfiksia Neonatorum (Y)
secara sectiosesarea yaitu sejumlah 17 sebesar 0,210.
orang(57%). Tabel 7. Analisis Statistik Koefisien Regresi
B. DATA KHUSUS dan Thitung Hubungan Kondisi Pecahnya
Analisis statistik dan pengujian penelitian Ketuban (X1) Dan Usia Kehamilan Saat
Hubungan Kondisi Pecahnya Ketuban Dan Lahir (X2) Dengan Resiko Terjadinya
Usia Kehamilan Saat Lahir Dengan Resiko Ikterus di RSU. Ben Mari Malang
Terjadinya Ikterus di RSU. Ben Mari Malang. Variabel R Square Thitung Sig. t0,05
Tabel 6. Nilai Rata – Rata, Nila Terkecil, Nilai X1 dengan 0,882 2,881 0,008 1,701
Terbesar Dari Variabel Kondisi Y
Pecahnya Ketuban (X1) Dan Usia X2 dengan 2,679 0,012
Kehamilan Saat Lahir (X2) Dengan Y
Resiko Terjadinya Ikterus di RSU. Ben
Mari Malang Berdasarkan tabel 7 diatas dapat
N Rata -Terkecil Terbesar Std. diketahui bahwa nilai thitung untuk variable
Rata Deviation Kondisi Pecahnya Ketuban (X1) sebesar 2,881
Kondisi 30 8,349 0,46 0,272 0,477 < -t0,05 (1,701) artinya terdapat hubungan antara
Pecahnya Kondisi Pecahnya Ketuban (X1) dengan
Ketuban Resiko Terjadinya Ikterus (Y) dengan
(X1) signifikan 0,008 < 0,05. Nilai thitung untuk
Usia 30 0,177 0,49 0,371 0,443 variable Usia Kehamilan Saat Lahir (X2)
Kehamila sebesar 2,679> t0,05 (1,701) artinya ada
n Saat hubungan yang signifikan antara variable Usia
Lahir (X2) Kehamilan Saat Lahir (X2) dengan Resiko
Berdasarkan Tabel 6 untuk variabel Terjadinya Ikterus (Y) dengan signifikan
Kondisi Pecahnya Ketuban (X1) mempunyai sebesar 0,012< 0,05.
nilai rata – rata 8,349 dengan nilai terbesar Berdasarkan hasil analisis tersebut
0,272 dan nilai terkecil 0,46 dengan standar didapatkan nilai R Square dari variable
deviasi 0,477, sedangkan untuk variabel Usia Hubungan Kondisi Pecahnya Ketuban (X1)
Kehamilan Saat Lahir (X2) mempunyai nilai Dan Usia Kehamilan Saat Lahir (X2)yaitu
rata – rata 0,17 dengan nilai terbesar 0,371 dan sebesar 0,882 yang artinya Hubungan Kondisi
nilai terkecil 0,49 dengan standar deviasi 0,443. Pecahnya Ketuban (X1) Dan Usia Kehamilan
37
Saat Lahir (X2) berpengaruh terhadap Resiko ada serta penelitian yang telah dilakukan
Terjadinya Ikterus sebesar 88,2% sedangkan oleh pihak lain.
11,8% lainnya dipengaruhi oleh faktor lain
yang tidak diteliti. UCAPAN TERIMA KASIH
Kepada pimpinan dan staf RS Ben Mari
Tabel 8. Analisis Ragam Regresi dan Fhitung dari Malang, seluruh responden dan mahasiswi atas
Hubungan Kondisi Pecahnya Ketuban partisipasinya dalam penelitian ini.
(X1) Dan Usia Kehamilan Saat Lahir (X2)
Dengan Resiko Terjadinya Ikterus di
RSU. Ben Mari Malang DAFTAR PUSTAKA
N Sumber Jumlah Derajat Kuadrat Fhitung Ftabel(
o Variasi Kuadrat Bebas Tengah 0,05) Arief,ZR.2009.Neonatus dan Asuhan
1 Regresi 16.698 2 8.349 47.275 3,34 Keperawatan Anak.Yogyakarta:Nuha
2 Galat 4.768 27 0,177 Medika
3 Total 21.467 29 Dewi, Vivian Nanny Lia.2010.Asuhan
Berdasarkan table 8 diatas untuk hasil Neonatus Bayi dan Anak
analisis ragam regresi didapatkan nilai Fhitung Balita.Jakarta: Salemba Medika
sebesar 47.275> F0,05 (3,34) dengan nilai Chrisna H.2010.Asosiasi Tingkat
signifikan sebesar 0,000 < 0,05 artinya ada Kekeruhan Adanya Sterkobilin dan
hubungan yang signifikan antara Kondisi Bilirubin Pada Air Ketuban Keruh
Pecahnya Ketuban (X1) Dan Usia Kehamilan dengan Terjadinya Sindrom
Saat Lahir (X2) Dengan Resiko Terjadinya Aspirasi Mekonium.Program
Ikterus. Pascasarjana Magister Ilmu Biomedik
dan Program Pendidikan Dokter
KESIMPULAN Spesialis-I Ilmu Kesehatan Anak
Universitas di Ponegoro Semarang
1. Nilai thitung untuk variable Kondisi Pecahnya Gita.Kostania, 2014.Kelainan Air Ketuban
Ketuban (X1) sebesar 2,881 < -t0,05 (1,701) Polihidramnion dan
artinya terdapat hubungan antara Kondisi Oligohidramnion.
Pecahnya Ketuban (X1) dengan Resiko Oshigita.Wordpress
Terjadinya Ikterus (Y) dengan signifikan Kementrian Kesehatan Republik
0,008 < 0,05. Nilai thitung untuk variable Usia Indonesia.2015.Profil Kesehatan Indonesia
Kehamilan Saat Lahir (X2) sebesar 2,679> Kevin Adrian.2018.Memahami Air Ketuban
t0,05 (1,701) artinya ada hubungan yang dan Fungsinya
signifikan antara variable Usia Kehamilan Kosim, 2010.Buku ajar Neonatologi.1 st
Saat Lahir (X2) dengan Resiko Terjadinya ed.Jakarta: Badan Penerbit IDAI.
Ikterus (Y) dengan signifikan sebesar Manuaba, 2009. Kapita Selekta
0,012< 0,05 Penatalaksanaan Rutin Obstetri
2. Nilai Fhitung sebesar 47.275> F0,05 (3,34) dan Giinekologi. Jakarta : FKUI.
dengan nilai signifikan sebesar 0,000 < 0,05 Marni dan Kukuh rahardjo.2012.Asuhan
artinya ada hubungan yang signifikan antara Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak
Kondisi Pecahnya Ketuban (X1) Dan Usia Prasekolah.Yogyakarta:Pustaka
Kehamilan Saat Lahir (X2) Dengan Resiko Pelajar
Terjadinya Ikterus. Marmi, dkk,.Asuhan Kebidanan Patologi.
3. Adanya persamaan antara hasil penelitian Yogyakarta : PustakaPelajar, 2016.
yang telah dilakukan dengan teori yang telah Mendri dan Prayogi, S.2017. Asuhan
Keperawatan Pada Anak Sakit dan
38
Bayi Resiko
Tinggi.Yogyakarta:Pustaka Baru
Nugroho, T. (2011). Kasus Emergency
Kebidanan untuk Kebidanan dan
Keperawatan. Yogyakarta: Nuha
Medika
Prawirohardjo, Sarwono.2010.Buku Acuan
Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Jakarta:PT
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Prawirohardjo, Sarwono. Ilmu Kebidanan.
Jakarta : Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo, 2014.
Ridha N.2014.Buku Ajar Keperawatan Pada
Anak.Jakarta:Pustaka Pelajar
Rokan Hulu. ”Jurnal Maternity and
Neonatal.” Vol. 1 no. 3
(2011).http://ejournal.upp.ac.id/index
.php/akbd/article/download/1103/8
04 ( Diakses tanggal 06 Juni 2017 ).
Rukiyah, Yulianti,2010. Asuhan Neonatus
Bayi dan Balita. Jakarta: Trans Info
Medika
Sarwono. 2010. Ilmu Kebidanan.Jakarta : PT.
Bina Pustaka.
Sastrawinata,S.2004,Ilmu Kesehatan
Reproduksi : Obstetri Patologi.Ed-2
Jakarta : EGC
Sholeh Kosim.2016. Pemeriksaan
Kekeruhan Air Ketuban. Jurnal
Bagian Ilmu Kesehatan. Volume 11
39