pesan, dengan melibatkan sikap, perasaan, hubungan, dan keterampilan individu yang terjalin
dalam jaringan hubungan(jejaring) yang melibatkan dua profesi atau lebih dalam upaya untuk
menjalin kolaborasi interprofesi (relationship), yang dipengaruhi oleh lingkungan internal
maupun eksternal.
1. Mampu memilih teknik dan cara komunikasi yang efektif meningkatkan fungsi tim
kolaborasi.
2. Mampu mengkomunikasikan informasi kepada individu, keluarga, dan anggota tim
kesehatan dengan bahasa yang dapat dimengerti, dan menghindari terminologi disiplin
khusus (perofesi tertentu) bila memungkinkan.
3. Mampu mengekspresikan pengetahuan dan pendapat sesorang kepada anggota tim.
4. Mendengar aktif dan mendorong ide-ide serta opini dari anggota tim lain.
5. Meluangkan waktu, sensitive (peka), berikan umpan balik yang konstruktif dan menerima
dengan penuh hormat umpan balik dari orang lain.
6. Menggunakan bahasa yang santun dalam situasi tertentu yang sulit, melakukan percakapan
penting, atau bila ada konflik interprofesional.
7. Mampu mengenali keunikan seseorang, keunikan terkait dengan pengalaman, keahlian,
budaya, kekuasaan, dan hirarki dalam tim kesehatan, memberikan kontribusi untuk
komunikasi yang efektif, resolusi konflik, dan hubungan positif antar profesi.
8. Mampu berkomunikasi secara konsisten pentingnya kerja sama tim dalam memberikan
pelayanan kesehatan yang berfokus pada klien.
1. Komunikasi linier
Komunikasi satu arah tanpa adanya feedback.contoh intruksi (perintah atasan kepada
bawahan)
2. Interaksional
Komunikasi yang berlangsung dua arah. Contoh komunikasi antara dokter dan perawat
dalam membahas kliennya
3. Transaksional
Komunikasi yang berlangsung secara terus menerus, kooperatif antara komunikator dan
komunikan contoh komunikasi saat proses rujukan
Prinsip Komunikasi Antar Profesi
1. The Controlling Style: Yang Bersifat Mengendalikan, Ditandai Adanya Sesuatu Untuk
Membatasi biasanya di pakai oleh pimpinan
2. The Equalitarian Style: Penyebaran Pesan Verbal Secara Lisan Maupun Tertulis Yang
Bersifat Dua Arah (kerja sama)
3. The Structuring Style: memanfaat pesan verbal secara tertulis maupun lisan guna
memantapkan perintah yang harus dilaksanakan( sesuai jobsdesc)
4. The Dynamic Style: Memiliki Kecenderungan Agresif
5. The Relinguishing Style: Mencerminkan Kesediaan Untuk Menerima Sara/Pendapat, tidak
otoriter
6. The Withdrawal Style: Melemahnya Tindak Komunikasi. Otoriter. Membatasi harus
dihindari dalam berkomunikasi
1. Perkembangan
2. Persepsi
3. Nilai
4. Latar belakang budaya
5. Emosi
6. Pengetahuan
7. Peran
8. Tatanan interaksi (faktor lingkungan)
Tujuan Komunikasi
2.Membagi Informasi.
4.Melakukan Koordinasi
Fungsi Komunikasi
1.Menyampaikan Informasi
3.Meningkatkan keterlibatan
Horizontal : tidak ada batasan, bisa dari pegawai ke pegawai bisa antara kketua tim dengan ketua
tim
Teknik komunikasi antar profesi : teknik komunikasi area luas, kolaborasi, partnership,
negosiasi, jejaring