Anda di halaman 1dari 18

PERENCANAAN DAN EVALUASI AGRIBISNIS PETERNAKAN

PADA PETERNAKAN DOMBA

Oleh :
Kelompok 6C
Farisa Rachma Andini (D1A018174)
Meliani Fadri (D1A018179)
Bella Frida Tama (D1A018181)
Mauladi Nugroho (D1A018184)
Rezky Burhanudin (D1A018185)
Azriel Zarza Fauzan (D1A018186)
Klarissa Sovianita (D1A018189)
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PETERNAKAN
PURWOKERTO
2021

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.........................................................................................................................................3

DAFTAR TABEL...................................................................................................................................4

DAFTAR GAMBAR..............................................................................................................................5

DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................................................6

RINGKASAN........................................................................................................................................7

I. PENDAHULUAN..........................................................................................................................8

PASAR DAN PEMASARAN...................................................................................................................9

RENCANA TEKNIS.............................................................................................................................10

ASPEK KEUANGAN...........................................................................................................................11

ANALISIS INVESTASI.........................................................................................................................12

ASPEK LINGKUNGAN........................................................................................................................13

PENUTUP..........................................................................................................................................14

LAMPIRAN........................................................................................................................................15

ii
DAFTAR TABEL

Tabel………………………………………………………………………………………………………………… Halaman

1. Asumsi dan Koefisien Teknis………………………………………………………………………………………… 5

2. Analisis Investa….……………………………………………………………………………………………………………..8

iii
DAFTAR LAMPIRAN

Daftar Hasil Analisis…………………………………………………………………………………………………………..……………12

iv
RINGKASAN

Usaha penggemukan domba Cipaternak Farm merupakan salah satu dari sekian banyak
peternakan yang menggeluti bidang usaha penggemukan domba. Kabupaten Banyumas
memiliki keanekaragaman hayati yang melimpah. Domba merino merupakan salah satu
komoditas ternak ruminansia yang bernilai ganda, dapat dimanfaatkan daging, susu serta
bulunya. Domba merino berasal dari negara Spanyol, lalu menyebar ke Inggris, Jerman,
Australia hingga ke beberapa negara di dunia. Harga jual domba merino di pasaran cukup
tinggi dibandingkan dengan jenis domba lokal lainnya seperti domba ekor tipis dan domba
garut.

v
PENDAHULUAN

a. Latar Belakang
Seiring dengan kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan mendorong meningkatnya
standar kehidupan masyarakat yang ditandai dengan peningkatan kesadaran akan
pemenuhan gizi. Pemenuhan gizi dilakukan dengan memperhatikan kualitas serta kandungan
gizi yang terkandung dalam makanan tersebut. Salah satu gizi yang sangat diperlukan oleh
tubuh adalah protein, khususnya protein hewani.
Daging merupakan salah satu dari protein hewani yang digemari masyarakat umum.
Daging yang sering dikonsumsi oleh masyarakat adalah daging ayam, daging kambing dan
daging sapi. Walaupun daging domba jarang dikonsumsi, dapat dilihat bahwa daging domba
memiliki keunggulannya sendiri, yaitu memiliki kandungan lemak yang lebih rendah
dibandingkan daging sapi.
b. Permasalahan
Sumber daya peternakan, khususnya komoditas ternak domba. Masyarakat masih
banyak yang belum memahami keunggulan dari ternak domba sendiri, sehingga masih jarang
peternak yang melakukan budidaya ternak domba. Padahal, masyarakat Banyumas sendiri
sangat menyukai domba merino untuk dijadikan hewan qurban karena dagingnya yang
banyak dan terlihat menarik .
c. Profil Perusahaan
Nama Perusahaan : Cipaternak Farm
Alamat Perusahaan : Desa Purbadana, Kec. Kembaran, Kab. Banyumas
Bentuk Usaha : Perorangan
Tahun berdiri : 2019
Komoditas Ternak : Domba Merinho
Populasi : 300 ekor
Nama Pemilik : Dedi Budi Virgananto
Umur Pemilik : 50 Tahun
Pendidikan : S1 Teknik Informatika
PASAR DAN PEMASARAN

a. Permintaan dan Penawaran


Kegiatan usaha penggemukan domba yang perlu diperhitungkan adalah kondisi
permintaan dan penawaran domba tersebut. Menurut data dari BPS Provinsi Jawa Tengah
(2019), Kabupaten Banyumas memproduksi daging domba sebanyak 168,96 kg. Produksi
daging domba kabupaten Banyumas tidak berada jauh di atas daerah yang lain, hal ini
menyebabkan perlunya pemanfaatan lahan dan lingkungan lebih jauh supaya produksi
daging bisa meningkat jauh, karena Domba Merinho bisa beradaptasi dengan iklim di
kabupaten Banyumas.

b. Pangsa Pasar
Pemasaran ternak mempunyai peranan penting dalam sistem agribisnis peternakan (Limbong
dan Sitorus, 1987). Sifat-sifat komoditas hasil peternakan yang berbeda dengan hasil industri, harus
dijadikan acuan dalam perencanaan pemasaran, penetapan harga jual, pemilihan saluran distribusi
serta pengelolaan sistem pengangkutan. Komoditas ternak domba memiliki fluktuasi harga jual cukup
tinggi. Adanya ketidakpastian harga pasar berakibat kurang merangsang kegiatan produksi.
Kabupaten Banyumas mempunyai potensi pasar daging domba cukup tinggi, Model pemasaran
domba di kabupaten Banyumas sangat beragam, mulai dari saluran secara langsung dari peternak ke
konsumen, peternak-pedagangkonsumen, peternak-pedagang pengumpulpedagang perantara-
konsumen.

c. Strategi Pemasaran
Pemasaran domba merino di Banyumas dilakukan dengan menjualnya kepada
pengepul sebelum dijual di pasar hewan. Di peternakan Cipaternak juga menerapkan sistem
penjualan untuk pembeli datang langsung ke peternakan dan memilih ternak yang
diinginkan. Menurut Yuliandri dan Ulfa (2019) pada umumnya usaha beternak domba ini
dilakukan oleh masyarakat sebagai usaha sampingan dan sebagai tabungan. Pemasaran

2
ternak domba biasanya dilakukan dengan menjualnya kepada pedagang pengepul, harga
ternak biasanya ditetapkan oleh pedagang pengepul berdasarkan harga pasaran.
Cipaternak juga akan memasarkan domba merino dengan cara online melalui laman
penjualan yang tersedia. Menurut Syarif et al. (2017) E-commerce adalah semua bentuk
transaksi perdagangan barang atau jasa yang dilakukan secara elektronik melalui jaringan
internet sebagai mediasi untuk transaksi. Adanya e-commerce sebagai alat pemasaran baru
sangat efektif dan efisien dalam menjangkau pasar yang lebih luas yang berguna
mendongkrak peningkatan volume penjualan. Pengaruh internet mampu merubah prilaku
konsumen dalam berbelanja. Konsumen yang ingin berbelanja online harus mengunjungi
toko online seperti website. Website e-commerce menjadi salah satu bagian dari pemasaran
digital yang banyak digunakan oleh perusahaan.

3
RENCANA TEKNIS

a. Pemilihan Lokasi
Lokasi yang dipilih untuk mendirikan Cipa Ternak Farm adalah di wilayah Banyumas.
Menurut Hermawan dan Harjono (2016) Kabupaten Banyumas merupakan salah satu
Kabupaten yang terdapat di Provinsi Jawa Tengah. Letaknya yang strategis, yakni termasuk
dalam segitiga emas antara Semarang dan Solo, membuat daerah Kabupaten Banyumas
berpotensi membangun sebuah industri Peternakan. Kabupaten Banyumas memiliki iklim
tropis basah karena terletak di antara lereng pegunungan dan jauh dari pesisir pantai
sehingga pengaruh angin laut tidak begitu tampak. Rata-rata suhu udara bulanan 26,3℃,
dengan suhu minimum tercatat 24,4℃ dan suhu maksimum 30,9℃. Wilayah di Kabupaten
Banyumas memiliki curah hujan yang cukup tinggi yaitu rata-rata sebesar 2.750 mm/tahun.
Domba Merino cocok dikembangkan di daerah yang memiliki suhu dingin maupun
panas sehingga di wilayah Kabupaten Banyumas dapat didirikan peternakan Domba Merino.
Domba Merino yang dipelihara di tempat yang memiliki suhu dingin akan menghasilkan bulu
yang banyak dan tetap dapat dipelihara di daerah yang bersuhu panas asalkan lingkungan
sekitar kandangnya dibuat sejuk sehingga domba Merino akan dapat beradaptasi dan tetap
berkembang biak. Menurut Firman et al. (2018) ternak domba merupakan ternak yang
memiliki keunggulan tersendiri yaitu adaptif terhadap lingkungan, dapat memanfaatkan
hijauan yang memiliki nilai nutrisi yang rendah, tahan terhadap penyakit dan parasit serta
mampu beranak lebih dari satu. Domba Merino sangat digemari warga Banyumas dan
incaran saat Idul Adha (Adnyana, 2017).
b. Perkandangan dan Bangunan Pendukung
Ada beberapa tipe kandang domba yang terbentuk karena perbedaan kondisi daerah
pemeliharaan, tingkat skala usaha dan tingkat pengetahuan peternak. Namun umumnya tipe
kandang yang banyak digunakan peternak yaitu kandang panggung. Kandang panggung
merupakan kandang yang berkonstruksinya dibuat panggung atau dibawah lantai kandang
terdapat kolong untuk menampung kotoran. Fungsi kandang dibuat panggung adalah untuk

4
menghindari ternak kontak langsung dengan tanah yang mungkin tercemar penyakit,
ventilasi kandang yang lebih bagus (Mulyono, 2003).
Kandang yang digunakan yaitu kandang koloni dengan posisi ternak head to head.
Kandang tersebut dibuat dengan bahan yang berkualitas baik, sehingga mengurangi resiko
kandang rusak disebabkan karena cuaca, iklim ataupun ternak itu sendiri. Kandang dibuat
sedemikian rupa untuk memberikan kenyamanan lebih kepada ternak.
Menurut Devendra dan Burns (1994), ada dua tipe kandang domba dan kambing yang
umum digunakan di daerah tropis yaitu tipe kandang pada tanah yang umum di sebagian
daerah tropis dan tipe kandang panggung yang sangat umum digunakan di Indonesia dan
Malaysia. Tipe kandang panggung sangat praktis untuk daerah yang sangat lembab, daerah
dengan curah hujan tinggi, sehingga domba dan kambing perlu dilindungi dari hujan. Tipe
kandang lemprak atau kandang beralaskan tanah merupakan kandang yang umum digunakan
untuk usaha ternak domba dan kambing kereman. Kandang lemprak tidak dilengkapi alas
kayu (Murtidjo, 1992).

c. Asumsi dan Koefisien Teknis


Tabel 1. Asumsi dan Koefisien Teknis

No. Koefisien Teknis Nilai Satuan


1 Populasi ternak 300 Ekor
2 Umur beli bakalan 1 Tahun
3 Satuan ternak 42 ST
4 Periode penggemukan 90 Hari
5 Penyusutan bangunan 10 Tahun
6 Penyusutan peralatan 5 Tahun
7 Lahan 1000 m2
8 Bangunan 200 m2
9 Peralatan 1 unit/ST
10 Listrik 1 Unit
5
11 Transportasi 1 Unit
12 Tenaga kerja 1 Orang
13 OVK 1 unit/ekor
14 Pakan 3 kg/ekor/hari

d. Dinamika Populasi
Tabel 2. Dinamika Populasi

Uraian Periode
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Jumlah ternak 300 300 300 300 300 300 300 300 300 300
(ekor)
Satuan ternak 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42
(ST)
Penjualan domba 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200
Produksi daging 9000 9000 9000 9000 9000 9000 9000 9000 9000 9000
(kg)
Wool (kg) 1,3 1,3 1,3 1,3 1,3 1,3 1,3 1,3 1,3 1,3
Sisa ternak 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

6
ASPEK KEUANGAN

a. Proyeksi Kebutuhan Investasi


Biaya untuk kebutuhan investasi pada peternakan domba Cipaternak digunakan untuk
pembuatan bangunan baik bangunan kandang maupun kantor, membeli peralatan
penunjang peternakan, serta menyiapkan lahan yang kemudian akan digunakan untuk
menanam hijauan pakan. Menurut Yarbo et al. (2020) biaya investasi merupakan biaya yang
dikeluarkan pada awal usaha untuk memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana yang
dibutuhkan. Adapun yang termasuk ke dalam biaya investasi adalah biaya investasi kandang.
Rincian biaya investasi pada Cipaternak Farm :
1. Bangunan = Rp 4.200.000
2. Peralatan = Rp 600.000
3. Lahan = Rp 7.500.000
Total = Rp 12.300.000

b. Sumber Pembiayaan
Modal yang digunakan untuk membangun usaha peternakan domba Cipaternak berasal
dari dana pribadi. Dana pribadi tersebut berupa tabungan pribadi dan fasilitas atau tempat
milik pribadi. Hal tersebut diharapkan dapat mengurangi biaya yang akan dikeluarkan untuk
modal awal dalam menjalankan usaha. Alasan peternak menggunakan dana pribadi adalah
karena skala usaha peternakan yang akan dibangun masih terbilang kecil. Penggunaan uang
pribadi membuat peternak menjadi lebih luwes dalam penggunaan dana dan dapat
mendistribusikan dana sesuai dengan pertimbangan diri sendiri. Dana pribadi memiliki
kelebihan yaitu terlepas dari suku bunga bank, pengurangan laba, dan tidak ada kewajiban
untuk membagi hasil dengan orang lain. Disamping memiliki kelebihan dana pribadi juga
memiliki beberapa kelemahan seperti kurangnya penjagaan dalam penggunaan uang, kurang
hati-hati dalam penulisan keuangan, dan jika mengalami kerugian maka kerugian tersebut
ditanggung oleh diri sendiri.

7
ANALISIS INVESTASI

i' = 6 % NPV' (PV Bt - i" = 16


Tahun Ct (Cost) Bt (Benefit) PV Ct (Ct x i') PV Bt (Bt X i') PV Ct" PV Bt" NPV"
(1/(1+i)^t) PV Ct) %
0 0 0 1,0000 0,00 0 0,000 1,0000 0 0 0
- -
1.269.120.000
1 9.000.000 0,9434 1197283018,87 8490566,038 1188792452,830 0,8621 1094068966 7758621 1086310345
2 757.420.000 10.000.000 0,8900 674101103,60 8899964,4 -665201139,195 0,7432 562886445 7431629 -555454816
-
1.257.420.000
3 20.000.000 0,8396 1055754078,87 16792385,66 1038961693,210 0,6407 805575772 12813153 -792762618
4 757.420.000 50.520.000 0,7921   40016571,87   0,5523   27901746  
                     
- -
        2927138201,33 74199487,97 2892955285,235       2434527779

NPV -2852938713,37 -2892955285,235 NPV > 0


Net B/C -9643184,284 B/C > 1
Gross B/C 0,025348816 IRR > BB
IRR 0,16

HasilAnalisis
:
Usaha tersebuttidak feasible karenanilai NPV < 0, B/C < 1 dan IRR < BB

8
9
ASPEK LINGKUNGAN

a. Pendugaan Dampak Lingkungan


Adanya Cipaternak Farm tentunya akan menimbulkan dampak bagi lingkungan baik
berupa dampak positif maupun dampak negatif. Masyarakat dimudahkan dengan kehadiran
peternakan Cipaternak sehingga konsumen tidak perlu menempuh perjalanan jauh untuk
membeli domba menjelang Hari Raya Idul Adha. Feses yang dihasilkan peternakan
Cipaternak dapat dimanfaatkan untuk membuat pupuk organik atau yang sering dikenal
sebagai kompos. Kompos yang sudah jadi akan dijual lebih mahal dibandingkan dengan
penjualan feses biasa. Dampak negatif yang ditimbulkan oleh Cipaternak Farm antara lain
adanya bau yang kurang sedap yang dapat mengganggu aktivitas warga sekitar peternakan.
Bau kotoran selain berdampak negatif terhadap kesehatan manusia juga dapat menyebabkan
produktivitas ternak menurun. Limbah yang langsung dibuang ke lingkungan tanpa diolah
akan mengkontaminasi udara, air dan tanah sehingga menyebabkan polusi.
b. Strategi Mengatasi Dampak Lingkungan
Limbah ternak yang dibiarkan menumpuk tentu menimbulkan berbagai permasalahan,
diantaranya adalah mengganggu kesehatan ternak dan mengganggu lingkungan di
sekitarnya. Limbah perlu diolah menjadi pupuk organik agar lebih berkualitas dan bernilai
ekonomis. Selain itu, pengolahan limbah juga bertujuan agar tidak menyebabkan polusi
karena beberapa gas yang dihasilkan dari limbah ternak seperti ammonium, hydrogen
sulfida, CO2 dan CH4 akan menimbulkan bau tak sedap dan mengganggu kesehatan manusia.
Limbah ternak yang langsung dibuang begitu saja juga akan menyebabkan pencemaran
tanah. Limbah ternak dapat melemahkan daya dukung tanah sehingga menyebabkan polusi
tanah. Selain itu, mikroorganisme patogenik (penyebab penyakit) yang berasal dari limbah
ternak juga akan mencemari lingkungan perairan, salah satu yang sering ditemukan yaitu
bakteri Salmonella sp

10
PENUTUP

a. Kesimpulan

1. Produki daging di Indonesia masih cukup rendah dengan adanya Cipaternak Farm
diharapkan dapat memenuhi kebutuhan protein hewani yang berasal dari daging
domba kepada masyarakat.
2. Usaha peternakan domba di Cipaternak belum menguntungkan atau belum layak untuk
di laksanakan, jika dilihat dari hasil analisis ekonomi.

11
DAFTAR PUSTAKA

Limbong, H dan Sitorus, P. 1987. Pengantar Tataniaga Pertanian. Institusi Pertanian Bogor. Jakarta.

Mulyono, S. 2003. Teknik Pembibitan Kambing dan Domba. Cetakan Ke- V. Penerbit PT. Penebar
Swadaya. Jakarta.

Murtidjo, B. A., 1992. Memelihara Ternak Domba. Kanisius. Yogyakarta.

Yarbo, R., E. Wasten, Salendu, dan P. O. V. Waleleng. 2020. Analisis Pendapatan Peternakan Ayam
Buras yang Dipelihara secara Ekstensif di Kecamatan Dimembe. Jurnal Zootec. 40(1): 160—171.

12
LAMPIRAN

i' = 6 % NP
Tahun Ct (Cost) Bt (Benefit) PV Ct (Ct x i') PV Bt (Bt X i')
(1/(1+i)^t)
0 0 0 1,0000 0,00 0

1.269.120.000
1 9.000.000 0,9434 1197283018,87 8490566,038 118
2 757.420.000 10.000.000 0,8900 674101103,60 8899964,4 -66

1.257.420.000
3 20.000.000 0,8396 1055754078,87 16792385,66 103
4 757.420.000 50.520.000 0,7921   40016571,87  
             

        2927138201,33 74199487,97 289

NPV -2852938713,37 -28


Net B/C -9643184,284
Gross B/C 0,025348816
IRR 0,16

HasilAnalisis
:
Usaha tersebuttidak feasible karenanilai NPV < 0, B/C < 1 dan IRR < BB

13

Anda mungkin juga menyukai