Kasus 2
1. Efek obat tidak optimal, pasien sudah mengonsumsi obat selama 3 bulan tetapi
belum mencapai target terapi sehingga dibutuhkan kombinasi obat
2. Menambah kombinasi obat (menjadi 2 obat) dengan mekanisme yang berbeda karena
target HbA1C masih belum tercapai (<7%). Rekomendasi yang diberikan adalah GLP-1
(Liraglitide) Victoza SC 0,6 mg 1x1
Karena pasien berusia ≥40 tahun mengalami DM dan tidak memiliki riwayat ASCVD sehingga dapat
diberikan moderate intensity statin yaitu simvastatin 20 mg 1x1 pada malam hari sebagai primary prevention
ASCVD risk.
Pustaka:
ADA Guideline 2020 p. 118
Perkeni p. 39
Kasus 3
O: Gula puasa 167mg/dL, 2JPP 197mg/dL, A1C 9%, LDL 147mg/dL, TC 210mg/dL, HDL
23mg/dL, TG 200mg/dL
A:
- Tidak ada efek dari terapi awal dikarenakan pasien tidak mau menggunakan obat yang
diberikan
- Pasien memiliki kondisi DM dengan usia ≥40 tahun sehingga dibutuhkan Lipid lowering
agent sebagai primary prevention ASCVD risk
P:
- Penggunaan liraglutide sc dapat diganti dengan pengunaan SGLT-2 inhibitor
yakni emphaglifozin (Jardiance 25 mg) dimana pemilihan SGLT-2 sebagai
alternative karena berdasarkan penelitian yang tertera di ADA penggunaan SGLT-
2 dan GLP-1 untuk pasien dengan resiko ASCVD, kedua agent tersebut memiliki
benefit yang sama untuk mengurangi resiko pada pasien. Karena
mempertimbangkan kenyamanan pasien yang tidak mau menggunakan obata
liraglutide karena rute pemberian sc maka dipakai alternative bentuk sediaan oral
dengan mempertimbangkan benefit yang dimiliki sama anatra SGLT-2 dan GLP-1
tsb. Penggunaan jardiance pada pasien 25mg 1x1. Monitoring efektivitas ;
penurunan A1c < 7%, GDP : 80 – 130 mg/dL, gula 2jam pp : <180 mg/dL.
Monitoring eso : hipoglikemi, ISK
- Pasien harusnya sudah menggunakan statin sebagai primary prevention karena
rentang usia pasien sudah masuk resiko terkena ASCVD. Penggunaan statin yang
di pilih adalah simvastatin 20 mg diminum 1x1. Monitoring efektivitas : LDL < 70
mg/dL. monitoring efek samping : myalgia, rhabdomyolisis, myopati
Pustaka:
ADA Guideline p. 103
Perkeni p. 53
Kasus 4
Kelompok 8
Risma Lisdianti / 114220026
S: Pasien usia 65 tahun, MRS dgn keluhan: badan lemas, pusing, beberapa hari ini sering
terasa gemetar, berkeringat dingin. DM selama 15 tahun
A:
- Pasien mengalami Hipoglikemi (kadar glukosa darah < 70 mg/dl), diduga kejadian
hipoglikemi pada pasien disebabkan karena penggunaan insulin Glargine (basal
insulin) yang digunakan pada malam hari dan dikombinasikan dengan insulin
Novorapid (mealtime insulin)
- Pasien berusia ≥40 tahun mengalami DM dan tidak memiliki riwayat ASCVD
sehingga perlu diberikan moderate intensity statin sebagai primary prevention
P:
- Penanganan hipogilkemi:
Diberikan glukosa 15-20 g (2-3 sendok makan gula pasir) lalu dilarutkan dalam air pilihan
terapi jika px masih sadar
Monitoring: Pemeriksaan kadar glukosa darah tiap 15 menit setelah pemberian upaya terapi.
Jika pada monitoring glukosa darah 15 menit masih hipoglikemi, maka upaya terapi dapat
diulang kembali. Jika kadar glukosa darah sudah mencapai normal, maka px diminta untuk
makan/konsumsi snack untuk mencegah berulangnya hipoglikemi.
Pustaka:
Perkeni p. 60
S: Pasien usia 65 tahun, MRS dgn keluhan: badan lemas, pusing, beberapa hari ini sering
terasa gemetar, berkeringat dingin. DM selama 15 tahun
A:
- Pasien mengalami Hipoglikemi (kadar glukosa darah < 70 mg/dl) (Perkeni p.73)
- Pasien berusia ≥40 tahun mengalami DM dan tidak memiliki riwayat ASCVD
sehingga perlu diberikan moderate intensity statin sebagai primary prevention
P:
- Penanganan hipogilkemi:
Diberikan glukosa 15-20 g (2-3 sendok makan gula pasir) lalu dilarutkan dalam
air pilihan terapi jika px masih sadar
Monitoring: Pemeriksaan kadar glukosa darah tiap 15 menit setelah pemberian upaya
terapi. Jika pada monitoring glukosa darah 15 menit masih hipoglikemi, maka upaya
terapi dapat diulang kembali. Jika kadar glukosa darah sudah mencapai normal, maka
px diminta untuk makan/konsumsi snack untuk mencegah berulangnya hipoglikemi
(Perkeni, p.75).