Anda di halaman 1dari 4

Kasus 1

Terapi non farmakologi:


Pasien disarankan untuk melakukan lifestyle management seperti:
-       Terapi nutrisi medis: konsumsi karbohidrat minimal 175 g, protein minimal 71 g, serat
sebanyak 28g, mengonsumsi makanan yang rendah lemak jenuh
-          Aktivitas fisik (seperti jalan santai 30 menit sehari)
-          Menjaga bb
Pasien disarankan terapi farmakologi yaitu: Insulin (First Line terapi in pregnancy, karena
insulin tidak terdistribusi melalui plasenta)
Insulin yang disarankan adalah Humulin N® (NPH) 10 IU per hari pada malam hari. Dosis
dapat ditingkatkan 2 IU tiap 3 hari apabila terapi tidak mencapai target terapi (target terapi
GDP <95 mg/dl tanpa kejadian hipoglikemia)
Pustaka:
ADA Guideline 2020 p. 187
Perkeni p.110

Kasus 2

1. Efek obat tidak optimal, pasien sudah mengonsumsi obat selama 3 bulan tetapi
belum mencapai target terapi sehingga dibutuhkan kombinasi obat

2. Menambah kombinasi obat (menjadi 2 obat) dengan mekanisme yang berbeda karena
target HbA1C masih belum tercapai (<7%). Rekomendasi yang diberikan adalah GLP-1
(Liraglitide) Victoza SC 0,6 mg 1x1
Karena pasien berusia  ≥40 tahun mengalami DM dan tidak memiliki riwayat ASCVD sehingga dapat
diberikan moderate intensity statin yaitu simvastatin 20 mg 1x1 pada malam hari sebagai primary prevention
ASCVD risk.

Pustaka:
ADA Guideline 2020 p. 118
Perkeni p. 39

Kasus 3

S: Pasien usia 55 tahun, DM sejak 10 tahun yang lalu

O: Gula puasa 167mg/dL, 2JPP 197mg/dL, A1C 9%, LDL 147mg/dL, TC 210mg/dL, HDL
23mg/dL, TG 200mg/dL
A: 
- Tidak ada efek dari terapi awal dikarenakan pasien tidak mau menggunakan obat yang
diberikan 
- Pasien memiliki kondisi DM dengan usia ≥40 tahun sehingga dibutuhkan Lipid lowering
agent sebagai primary prevention ASCVD risk
P:
- Penggunaan liraglutide sc dapat diganti dengan pengunaan SGLT-2 inhibitor
yakni emphaglifozin (Jardiance 25 mg) dimana pemilihan SGLT-2 sebagai
alternative karena berdasarkan penelitian yang tertera di ADA penggunaan SGLT-
2 dan GLP-1 untuk pasien dengan resiko ASCVD, kedua agent tersebut memiliki
benefit yang sama untuk mengurangi resiko pada pasien. Karena
mempertimbangkan kenyamanan pasien yang tidak mau menggunakan obata
liraglutide karena rute pemberian sc maka dipakai alternative bentuk sediaan oral
dengan mempertimbangkan benefit yang dimiliki sama anatra SGLT-2 dan GLP-1
tsb. Penggunaan jardiance pada pasien 25mg 1x1. Monitoring efektivitas ;
penurunan A1c < 7%, GDP : 80 – 130 mg/dL, gula 2jam pp : <180 mg/dL.
Monitoring eso : hipoglikemi, ISK 
- Pasien harusnya sudah menggunakan statin sebagai primary prevention karena
rentang usia pasien sudah masuk resiko terkena ASCVD. Penggunaan statin yang
di pilih adalah simvastatin 20 mg diminum 1x1. Monitoring efektivitas : LDL < 70
mg/dL. monitoring efek samping : myalgia, rhabdomyolisis, myopati

 
Pustaka:
ADA Guideline p. 103
Perkeni p. 53

Kasus 4

Kelompok 8
Risma Lisdianti / 114220026

Alan Nirwana Manting / 114220043

Yustina Octafelia/ 114220065

Ciptaning Wulantri / 114220075

Aji Syukur Prabowo/114220088

Ivonne Virginia Wibisono/114220094

Devi Hardianti / 114220114

I Putu Gede Wrhatnala Yoga/ 114220131

Yudesrin Findirosa Selan/114220170

I Gede Yudi Anggara/ 114220181

S: Pasien usia 65 tahun, MRS dgn keluhan: badan lemas, pusing, beberapa hari ini sering
terasa gemetar, berkeringat dingin. DM selama 15 tahun

O: Gula darah sewaktu: 60 mg/dl

A: 
- Pasien mengalami Hipoglikemi (kadar glukosa darah < 70 mg/dl), diduga kejadian
hipoglikemi pada pasien disebabkan karena penggunaan insulin Glargine (basal
insulin) yang digunakan pada malam hari dan dikombinasikan dengan insulin
Novorapid (mealtime insulin) 

 - Pasien berusia ≥40 tahun mengalami DM dan tidak memiliki riwayat ASCVD
sehingga perlu diberikan moderate intensity statin sebagai primary prevention

P: 

- Penanganan hipogilkemi:

Diberikan glukosa 15-20 g (2-3 sendok makan gula pasir) lalu dilarutkan dalam air  pilihan
terapi jika px masih sadar
Monitoring: Pemeriksaan kadar glukosa darah tiap 15 menit setelah pemberian upaya terapi.
Jika pada monitoring glukosa darah 15 menit masih hipoglikemi, maka upaya terapi dapat
diulang kembali. Jika kadar glukosa darah sudah mencapai normal, maka px diminta untuk
makan/konsumsi snack untuk mencegah berulangnya hipoglikemi. 

- Perlu dilakukannya penurunan dosis pada novorapid (prandial insulin) menjadi 4 IU


sehari dengan penambahan dosis 1 – 2 IU jika target hbA1c belum tercapai dan pasien
toleran dengan penambahan dosis. Monitoring eso : hipoglikemi, monitoring efektivitas :
penurunan A1c < 10%, GDP : 80 – 130 mg/dL, gula 2jam pp : <180 mg/dL 

-     - Sebagai primary prevention ASCVD risk, diberikan moderate intensity statin berupa


Simvastatin 20 mg 1x1 pada malam hari. M onitoring efektivitas : LDL < 70.
monitoring efek samping : myalgia, rhabdomyolisis, myopati

Pustaka: 

ADA Guideline  p. 104

Perkeni p. 60
S: Pasien usia 65 tahun, MRS dgn keluhan: badan lemas, pusing, beberapa hari ini sering
terasa gemetar, berkeringat dingin. DM selama 15 tahun

O: Gula darah sewaktu: 60 mg/dl

A:
-         Pasien mengalami Hipoglikemi (kadar glukosa darah < 70 mg/dl) (Perkeni p.73)

-         Diduga kejadian hipoglikemipada pasien disebabkan karenapenggunaan insulin


Glargine (basal insulin) yang digunakan pada malam hari dan dikombinasikan
dengan insulin Novorapid (mealtime insulin)

-         Pasien berusia ≥40 tahun mengalami DM dan tidak memiliki riwayat ASCVD
sehingga perlu diberikan moderate intensity statin sebagai primary prevention
 

P:
-         Penanganan hipogilkemi:
Diberikan glukosa 15-20 g (2-3 sendok makan gula pasir) lalu dilarutkan dalam
air pilihan terapi jika px masih sadar
Monitoring: Pemeriksaan kadar glukosa darah tiap 15 menit setelah pemberian upaya
terapi. Jika pada monitoring glukosa darah 15 menit masih hipoglikemi, maka upaya
terapi dapat diulang kembali. Jika kadar glukosa darah sudah mencapai normal, maka
px diminta untuk makan/konsumsi snack untuk mencegah berulangnya hipoglikemi
(Perkeni, p.75).

-         Penggunaan Insulin Glargine yang awalnyadigunakan pada malam hari


diubahmenjadi pagi hari dan Insulin Novorapid dihentikan karena dosis yang
digunakann <10 IU. Monitoring GDP pasien selama 1 minggu dengan target 90-
150mg/dL. Jika 50% dari hasil GDP melebihi target, maka tingkatkan dosis dari 10
unit menjadi 12 unit. Jika lebih dari 2 kali pengukuran per minggu GDP pasien
<80mg/dL, maka turunkan dosis dari 10 unit menjadi 8 unit.

-         Sebagai primary prevention ASCVD risk,diberikan moderate intensity statin berupa


Simvastatin 20 mg 1x1 pada malam hari.
Monitoring:
- Efektifitas :GDP90-150mg/dLdanA1C <7.5%
- Efek samping:
  Metformin: mual, muntah, gangguan GI, diare, nyeri perut
  Pioglitazon: peningkatan berat badan, bone fracture, meningkatkkan resiko infeksi
  Insulin: risiko hipoglikemi

Anda mungkin juga menyukai