Oleh :
Pembimbing :
Kompol dr. Mansuri, Sp. KF
Referat
Judul:
Gambaran Luka Karena Senjata Tajam
Oleh:
Mutiah Mutmainnah, S. Ked (712019081)
Fildzah Sharfina, S. Ked (712019085)
Siti Syarifah Jasmin Vivienka, S. Ked (712019068)
Aisyah Putri Indah Lestari, S. Ked (712019073)
Telah dilaksanakan pada bulan September 2020 sebagai salah satu syarat dalam
mengikuti Kepaniteraan Klinik Senior di bagian Ilmu Kedokteran Forensik
Rumah Sakit Bhayangkara Palembang
Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Palembang.
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Referat yang berjudul
“Gambaran Luka Karena Senjata Tajam” sebagai salah satu syarat untuk
mengikuti Kepaniteraan Klinik Senior di bagian Ilmu Kedokteran Forensik
Rumah Sakit Bhayangkara Palembang, Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Palembang.
Shalawat dan salam selalu tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW
beserta para keluarga, sahabat, dan pengikutnya sampai akhir zaman.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan terima
kasih kepada :
1. dr. Mansuri, Sp. KF. selaku pembimbing Kepaniteraan Klinik Senior di
bagian Ilmu Kedokteran Forensik Rumah Sakit Bhayangkara Palembang
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang, yang telah
memberikan masukan, arahan, serta bimbingan dalam penyelesaian referat
ini.
2. Rekan-rekan co-assistensi dan perawat atas bantuan dan kerjasamanya.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan laporan kasus ini
masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, segala saran
dan kritik yang bersifat membangun sangat kami harapkan.
Semoga Allah SWT memberikan balasan pahala atas segala amal yang
telah diberikan dan semoga laporan kasus ini dapat bermanfaat bagi semua dan
perkembangan ilmu pengetahuan kedokteran. Semoga selalu dalam lindungan
Allah SWT. Amin.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN...................................................................... ii
KATA PENGANTAR.................................................................................. iii
DAFTAR ISI................................................................................................. iv
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................ 2
1.3 Tujuan .................................................................................. 2
iv
1
BAB I
PENDAHULUAN
atau senjata yang menyebabkan luka, dan kualifikasi luka (Nerchan, Mallo,
dan Mallo, 2015; Apuranto et al., 2012).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
bertingkat yang sel-selnya berubah bentuk menjadi lebih pipih ketika matang dan
sangat tebal dapat ditemukan Pada telapak tangan dan telapak kaki. Hal ini
dimaksudkan untuk menahan robekan dan kerusakan yang sering kali terjadi
ataupun berpotensi terjadi pada daerah ini. Sedangkan bagian tubuh lainnva
pada daerah permukaan anterior lengan atas dan lengan bawah (Snell, 2006).
Dermis terdiri dari jaringan ikat padat yang mengandung banyak pembuluh
darah, pembuluh limfe, dan saraf. Ketebalan dermis berbeda pada berbagai bagian
tubuh, struktur dermis yang cenderung lebih tipis lebih condong ditemukan pada
posterior tubuh. Dermis lebih tipis pada wanita jika dibandingkan dengan pada
pria. Dermis pada kulit dihubungkan dengan fascia profunda atau tulang di baglan
dasarnya oleh fascia superficial, atau yang sering dlkenai sebagai jaringan
Kulit di atas sendi selalu terlipat pada tempat yang sama, disebut lipatan
kulit. Pada tempat ini, kulit lebih tipis dibandingkan tempat yang lain dan
terfiksasi dengan baik pada struktur di bawahnya oleh pita jaringan fibrosa yang
4
kuat. Struktur tambahan lain yang ada pada kulit adalah kuku, folikel rambut,
mendeskripsikan luka terbuka harus mencakup jumlah, lokasi, ukuran dan sifat
luka. Namun berbeda dengan cara mendeskripsikan luka tertutup dimana sifat
deskripsi luka jumlah, bentuk, ukuran tidak harus urut tetapi penulisan harus
1. Jumlah Luka
regio yang luas seperti di dada, perut, dan punggug. Koordinat tubuh
dua yaitu kanan dan kiri, garis khayal mendatar yang melewati puting
susu, garis khayal mendatar yang melewati pusat, dan garis khayal
mengukurnya dari garis khayal mendatar tumit lalu kita ukur jaraknya
dari garis yang melalui tulang dada atau punggung pada sebelah kanan
- Ujung I 3cm sebelah kanan garis tengah tubuh dan 14cm diatas
- Ujung II 15cm sebelah kanan garis tengah tubuh dan 5cm diatas
lecet tak rata, terdiri atas jaringan ikat. Tebing luka tak rata, berbentuk
2004).
Luka iris/ luka sayat (incissed wound) merupakan luka yang lebar
kulit.5 Ciri utama luka iris di banding luka akibat benda tajam
Gambar 12. Luka iris pada wajah, tampak panjang luka melebihi
kedalamannya
yang mengenai kulit secara oblik akan membentuk bevel luka. Jika
sudutnya jauh lebih ekstrim maka luka akan memiliki flap. Bila
irisan benda tajam mengenai permukaan kulit yang tidak rata maka
2015).
jembatan jaringan. Akan tetapi luka iris oleh permukaan yang tidak
Gambar 14. Bandingkan luka iris (A) dan (B). Adanya jembatan
jaringan membantu membedakan keduanya
Sumber: Kanto (2013)
terpapar misalnya kepala, leher, dan lengan. Pada kasus bunuh diri
atau percobaan bunuh diri, luka iris umumnya ditemukan pada area
arah mana pelaku melukai. Umumnya, leher korban diiris dari arah
(Kanto, 2013).
Gambar 11. Luka iris leher pada sebuah kasus pembunuhan dari
arah belakang. A. Irisan bermula dari tepi bawah telinga menuju ke
bawah hingga mencapai midline leher, lalu kembali ke sisi leher
sebelah. B. Tepi terminal luka terletak lebih rendah dibanding tepi
awal.
Sumber: Kanto (2013)
15
leher korban, bila luka juga terjadi pada sisi kanan maka biasanya
2013).
Gambar 12. Luka iris leher pada sebuah kasus pembunuhan dari
arah depan.
Sumber: Kanto (2015)
menahan senjata pelaku, di lengan atas dan sisi ulnar lengan bawah
yaitu :
1) Bentuk celah yaitu luka iris/ luka sayat (incissed wound) yang
(Alghozali, 2004).
3) Rambut terpotong
(abrasion)
Ciri-ciri luka iris/ luka sayat (incissed wound) pada Bunuh Diri,
yaitu;
1) Lokasi luka pada daerah tubuh yang mematikan dan dapat
disekitas luka iris yang fatal kurang lebih sejajar satu dengan
mengiris tubuhnya
(Apuranto, 2015).
19
Ciri- ciri luka iris/ luka sayat (incissed wound) pada pembunuhan
sebenarnya sulit untuk membunuh seseorang dengan irisan, kecuali
kalau fisik korban jauh lebih lemah dari pelaku atau korban dalam
keadaan/dibuat tidak berdaya. Ciri-ciri luka iris/ luka sayat (incissed
wound) pembunuhan, yaitu:
1) Luka dapat disembarang tempat, juga pada daerah tubuh yang
melakukan perlawanan
2004).
a) pendarahan
b) emboli paru
Luka yang
fatal/mematikan.
Dilakukan dengan
tangan kanan.
Kasus bunuh diri.
tubuh (Alghozali, 2004). Pada luka tusuk, panjang luka pada kulit
sifat benda yang masuk tetapi sebagai akibat elasitas dari kulit.
atau serat otot, sehingga luka itu mungkin terlihat seperti kurva
cara merapatkan kedua tepi luka sebab itu akan mewakili lebar alat.
Panjang luka di pernukaan kulit tampak lebih kecil dari lebar alat,
apalagi bila luka melintang terhadap otot. Bila luka masuk dan
keluar melalui jalur alur yang sama maka lebar luka sama dengan
22
lebar alat. Tetapi sering yang terjadi lebar luka melebihi lebar alat
pisau, yang juga dapat membuat luka irisan. Alat atau senjata lain
yang membuat luka yaitu pedang, pisau dapur, pisau lipat, belati,
tusuk, salah satunya adalah reaksi korban saat di tusuk atau saat
dapat di temukan:
kearah lain, sehingga saluran luka menjadi lebih luas. Luka luar
yang digunakan
yang digunakan
24
1) Pada alat – alat tubuh parenkim dan tulang, bentuk luka tusuk
a. Alat pisau :
menganga
asimetris
2012).
Grip
Guard
Ricasso
Back
Spine
Edge
Point
dalam pisau yang ditusukkan dan apa ada bagian dari poros atau
dalam tubuh sampai bagian guard pada pisau, maka bentuk guard pada
pisau dapat terlihat di kulit. Jika pisau ditusukan sampai Ricasso , luka
bentuk pisau, tetapi juga ditentukan oleh sifat-sifat kulit. Luka tusuk
berbentuk panjang dan tipis saat kulit dalam keadaan tegang, dan
23). Garis Langer adalah pola dari serat elastis dalam lapisan dermis
kulit, yang kira-kira sama antara individu satu dan individu yang
lainya. Ahli bedah plastik memanfaatkan dari pola serat ini untuk
garis Langer akan menghasilkan luka seperti celah sempit. Antara dua
luka tusuk karena hal itu akan sangat membantu dalam membedakan
dapat menunjukan bagian yang tajam (sudut lancip) dan tumpul (sudut
27
tumpul) dari pisau berpinggir tajam satu sisi. Pisau dengan kedua sisi
tajam akan menghasilkan luka dengan dua pinggir tajam (Fani, 2016).
(Fani, 2016).
luka. Apabila arah tusukan membentuk sudut yang tegak lurus dengan
distribusi serabut elastis tubuh yang sesuai dengan Langer’s line. Hal
ini akan menyebabkan tepi luka akan melebar dan cetakan luka tidak
menunjukkan luka yang tegak lurus dengan garis Langer, dan gambar
tusuk, salah satunya adalah reaksi korban saat ditusuk atau saat pisau
29
lebih dari satu saluran dapat ditemui pada jaringan yang lebih dalam
ke salah satu sudut, sehingga luka yang terbentuk lebih lebar dan
ke arah lain, sehingga saluran luka menjadi lebih luas. Luka luar yang
digunakan.
digunakan.
2) Sudut lukat tajam, pada sisi tumpul dari alat, sudut luka kurang
tajam
1) Lokasi pada daerah yang ada alat tubuh penting dan dapat
cadaveric spasm.
terhadap penetrasi.
Gambar 25. Luka Tusuk. Panah merah merupakan sisi tumpul pisau dan
panah biru merupakan sisi lancip pisau
tusuk. Tidak harus memiliki tepi pisau yang tajam. Tetapi dibutuhkan
2003).
33
Pada luka tusuk, panjang luka pada kulit dapat sama, lebih kecil
luka tusuk akan menganga bukan karena sifat benda yang masuk
tetapi sebagai akibat elastisitas dari kulit. Pada bagian tertentu pada
tubuh, dimana terdapat dasar berupa tulang atau serat otot, luka itu
diukur dengan cara merapatkan kedua tepi luka sebab itu akan
kecil dari lebar alat, apalagi bila luka melintang terhadap otot. Bila
luka masuk dan keluar melalui alur yang sama maka lebar luka sama
dengan lebar alat. Tetapi sering yang terjadi lebar luka melebihi lebar
dapat membantu menentukan alat atau benda penyebab luka yaitu bila
luka tusuk dibagian tubuh yang bentuknya stabil, misalnya dada dan
digunakan:
tusukan terjadi pada mata atau daerah temporal karena tulang pada
hasil otopsi, ukuran luka tengkorak yang dihasilkan oleh senjata yang
Luka tusukan pada leher jarang terjadi. Luka tusuk pada leher
terjadi akibat trombosis pada arteri dengan emboli dan infark pada
serebral. Jika ada kasus dimana ada luka tusuk pada kepala dan leher,
maka wajib dilakukan untuk foto sinar-X untuk melihat apakah ada
36
emboli udara. Dalam luka tusuk pada leher, pisau tidak hanya melukai
paru, vena, atau arteri besar, yan dapat menimbulkan kematian. Luka
menusuk dada sebelah kiri. Selain itu, jika seseorang berniat untuk
membunuh maka orang tersebut akan menusuk pada dada sebelah kiri,
hal ini karena sebagian besar jantung terletak di dada sebelah kiri
sehingga orang tersebut berpikir korban akan lebih cepat mati (Fani,
2016).
37
kanan. Dan pada dada kiri biasanya melukai ventrikel kanan. Sebagian
Sebagian besar luka tusuk pada dada kiri juga dapat melubangi paru-
paru. Beberapa orang masih dapat bertahan pada luka tusukan jantung
(Fani, 2016).
jantung, biasanya tertusuk pada bagian depan dada, jarang dari sisi
rendah dapat menimbulkan cedera tidak hanya pada jantung dan paru-
paru, tetapi juga dapat melukai organ perut. Luka tusukan fatal pada
pada luka perut kematian tidak terjadi secara langsung tetapi korban
2016).
pada luka tusukan kepala, pisau yang digunakan dapat pecah dan
perdarahan yang cukup banyak. Luka tusuk lebih sering terjadi pada
sedang terjadi dan pada akhirnya korban kehabisan darah dan mati.
Cara Kematian
1. Pembunuhan
2. Bunuh diri
paling sering melibatkan dada bagian tengah dan kiri dan jumlahnya
3. Kecelakaan
Penyebab Kematian
(Fani, 2016).
pembuluh darah yang terluka, dan juga jenis pembuluh darah apa saja
yang terkena (arteri atau vena). Perdarahan arteri dari pembuluh darah
darah lebih dari 1 liter dari pembuluh darah besar dapat berakibat
fatal. Namun beberapa liter darah mungkin juga dapat hilang dari
pembuluh vena yang lebih kecil sebelum kematian terjadi. Dalam luka
Perdarahan
Emboli udara
(Apuranto, 2012).
Wound) merupakan luka akibat benda atau alat yang berat dengan
mata tajam atau agak tumpul yang terjadi dengan suatu ayunan
senjata
senjata
bacokan
1 Luka bacok diakibatkan oleh tusukan benda atau senjata tajam yang re
2 Bagian tepi luka tidak begitu rata dan sering didapatkan memar atau le
cet.
3 Lukanya relatif lebih lebar dan lebih dalam dibanding luka iris
agian tubuh yang mengalami bacokan ikut terputus. Luka bacok terdiri
dari luka iris yang memiliki alur atau potongan pada dasar tulang.
7 Adanya jaringan lunak yang disertai hemoragik dengan luka bacok ata
u luka iris secara umum dianggap sebagai bukti yang baik, bahwa luka
itemukan.
8 Sudut luka tergantung mata senjata yang digunakan. Dua bagian pada
luka bacok dapat diidentifikasi. Bagian dari luka yang lebih dekat ke p
enyerang, yang dikenal sebagai ujung tumit dari luka bacok, bagian ya
ng lebih dalam dari bagian distal penyerang dikenal sebagai ujung kak
i luka bacok. Maka identifikasi ujung kaki dan tumit dapat membantu
2012).
2 Dari ujung tumit atau ujung kaki, posisi relatif dari penyerang dan kor
Sebab Kematian
- Perdarahan
- Emboli udara
– jarum jahit kulit dan benang kasar, untuk merapikan kembali mayat
yang telah diotopsi,
– gelas ukur, untuk mengukur volume cairan atau darah yang
ditemukan pada otopsi,
– spuit dan jarum, untuk pengambilan darah.
– peralatan untuk pemeriksaan tambahan;
– botol kecil berisi formalin 10% atau alkohol 70─80% sebagai
pengawet jaringan, untuk pemeriksaan histopatologi,
– botol lebih besar, untuk pemeriksaan toksikologi yang berisi bahan
pengawet tertentu
– Peralatan tulis dan fotografi.
• Posisi Mayat
– Posisi mayat yang akan dibedah diletakkan terlentang dengan
bagian bahu ditinggikan (diganjal) dengan balok,
sehingga kepala dalam keadaan fleksi maksimal
dan daerah leher terlihat lebih jelas.
• Insisi Kulit
– Irisan Lurus (I)
Dilakukan pada jenazah pria pemeluk agama Islam. Irisan dimulai
setinggi kartilago tiroid (jakun). Pisau ditekan hingga terasa
mengenai kartilago tiroid kemudian ditarik lurus ke bawah
mengikuti linea mediana dan ketika sampai dekat umbilikus (1cm di
atas umbilikus) irisan dibelokkan ke kiri membentuk setengah
lingkaran mengelilingi umbilikus di sebelah kiri kemudian ke bawah
lagi lurus mengikuti linea mediana sampai simphisis pubis.
– Irisan Berbentuk Huruf 'Y'
Dilakukan pada jenazah pria pemeluk agama non Islam. Irisan
dimulai dari midklavikula (baik kanan maupun kiri) menuju ke
prosesus xiphoideus kemudian dilanjutkan ke bawah mengikuti linea
mediana hingga simphisis pubis seperti irisan I.
– Irisan Berbentuk Huruf 'Y' Modifikasi
54
hal –hal yang bersifat interpretatif. Jika misalnya ditemukan luka tusuk
atau luka tembak maka kata-kata luka tusuk atau luka tembak tidak boleh
di utarakan.
1 Luka Ringan
Luka yang tidak menimbulkan penyakit atau halangan dalam
menjalankan pekerjaan jabatan atau pekerjaan mata pencahariannya.
Pasal 352
(1) Kecuali yang tersebut dalam pasal 353 dan 356, maka
penganiayaan yang tidak menimbulkan penyakit atau halangan
untuk menjalankan pekerjaan jabatan atau pencarian, diancam,
sebagai penganiayaan ringan, dengan pidana penjara paling lama
62
tiga bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus
rupiah. Pidana dapat ditambah sepertiga bagi orang yang
melakukan kejahatan itu terhadap orang yang bekerja padanya,
atau menjadi bawahannya.
(2) Percobaan untuk melakukan kejahatan ini tidak dipidana.
2 Luka Sedang
Luka yang dapat menimbulkan penyakit, atau halangan dalam
menjalankan pekerjaan jabatan/pekerjaan mata pencaharian untuk sementara
waktu saja, maka luka ini dinamakan luka derajat kedua.
Pasal 351
(1) Penganiayaan diancam dengan pidana penjara paling lama dua
tahun delapan bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu
lima ratus rupiah,
(2) Jika perbuatan mengakibatkan luka-luka berat, yang bersalah
diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun.
(3) Jika mengakibatkan mati, diancam dengan pidana penjara paling
lama tujuh tahun.
(4) Dengan penganiayaan disamakan sengaja merusak kesehatan.
(5) Percobaan untuk melakukan kejahatan ini tidak dipidana .
3 Luka Berat
Apabila penganiayaan mengakibatkan luka berat, seperti yang dimaksud
dalam pasal 90 KUHP, luka tersebut dinamakan luka derajat ketiga, dengan
kriteria :
a. Penyakit atau luka yang tak dapat diharapkan sembuh dengan
sempurna.
b. Luka yang dapat mendatangkan bahaya maut.
c. Rintangan tetap menjalankan pekerjaan jabatan atau pekerjaan mata
pencaharian.
d. Kehilangan salah satu panca indera.
63
Pasal 90
Luka berat berarti:
Jatuh sakit atau mendapat luka yang tidak memberi harapan akan
sembuh sama sekali, atau yang menimbulkan bahaya maut;
Tidak mampu terus-menerus untuk menjalankan tugas jabatan atau
pekerjaan pencarian;
Kehilangan salah satu pancaindera;
Mendapat cacat berat;
Menderita sakit lumpuh;
Terganggunya daya pikir selama empat minggu lebih;
Gugur atau matinya kandungan seorang perempuan.
50
BAB III
KESIMPULAN
Luka akibat benda tajam merupakan suatu kekerasan berupa luka atau
cedera yang disebabkan trauma mekanik benda tajam. Dalam pemeriksaan
luar maupun dalam harus dapat dilakukan secara teliti, karena dari
pemeriksaan yang baik, dapat disimpulkan jenis senjata yang digunakan, jenis
dan sifat luka, motif trauma tersebut, derajat luka, serta waktu kejadian. Hal
tersebut dapat digunakan baik untuk penilaian medik, juga untuk penilaian
dan kepentingan peradilan.
Macam kelainan akibat persentuhan dengan benda tajam terdiri dari luka
iris, luka tusuk dan luka bacok. Untuk membedakan setiap jenis luka akibat
benda tajam tersebut dapat dilihat dari tepi luka, sudut luka, terpotongnya
rambut, ada atau tidaknya jembatan jaringan, bentuk luka, ada atau tidaknya
luka memar atau lecet, mengenai tulang atau tidak, dan dari ukuran lukanya.
Diagnosis luka akibat benda tajam dalam ilmu kedokteran forensik dapat
menentukan alat yang digunakan, cara menggunakan alat tersebut sehingga
dapat menyebabkan luka, cara kematian, dan sebab kematian.
Oleh karena itu, sebagai tenaga medis, seorang dokter umum perlu untuk
mengetahui dasar-dasar traumalogi yang baik, serta mampu
mengaplikasikannya kedalam praktek sehari-hari dengan tetap berpegang
pada hukum dan undang – undang yang berlaku di Indonesia.
51
52
DAFTAR PUSTAKA
1. Nerchan, E., Mallo, J. F., Mallo, N. T. S. (2015). Pola Luka pada Kematian
Akibat Kekerasan Tajam di Bagian Ilmu Kedokteran Forensik dan
Medikolegal RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Periode 2013’, Jurnal e-
Clinic (eCl), 3(2)
2. Apuranto, H. (2012) ‘Luka Akibat Benda Tajam’, dalam M. S. E., Solichin,
S., Hoediyanto, Yudianto, A., Mutahal, Algozi, A. M., Sudjana, P.,
Atmodirono, A. H., Apuranto, H., Lutviandari, W., Suyanto, E., Aziz, A.,
Wilianto, W. (2012) Buku Ajar Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal.
Edisi Ke-8. Surabaya : Departemen Ilmu Kedokteran Forensik dan
Medikolegal Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga.
3. Badan Pusat Statistik (2017) Statistik Kriminal 2017. Jakarta
4. Karimah, P. A. S. (2016) Pemetaan Wilayah berdasarkan Tindak Kriminalitas
dengan Pendekatan Analisis Korespondensi di Kota Surabaya. Institut
Teknologi Sepuluh Nopember.
5. UUD Repiblik Indonesia 1945 pasal 28 tentang Hak Asasi manusia
6. United Nation Office on Drugs and Crime (UNODC), 2015; International
Classification of Crimes for Stastical Purposes version 1.0
7. Abdussalam HR, Desasfuyanto A.;Buku Pintar Forensik.
Jakarta;PTIK.PRESS 2014
8. Snell RS;Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran; Ed. 6. Sugiharto L.
Penerjemah; Hartono et al., editor:jakarta;EGC.2006
9. Dahlan Sofwan, 2004; Traumatologi dalam;Ilmu Kedokteran Forensik;
Dalam Referat Universitas Diponegoro Semarang; Hal 67-91
10. Sjamsuhidayat., Win de jong., 2004;dalam Buku Ajar Bedah; Ed. 2; Jakarta
Penerbit Buka Kedokteran; EGC., 2014.
11. Idries., Abdul Mun’im, 1997;Pedoman ilmu kedokteran Forensik; Binarupa
Aksara; Jakarta 1997; Hal 81-129
53