Anda di halaman 1dari 4

HUBUNGAN AKIDAH, SYARIAH, AKHLAK

NAMA: REZA SAPUTRA


NPM: 201137009
HUBUNGAN AKIDAH, SYARIAH DAN AKHLAK

Aqidah, Syariah dan akhlak pada dasarnya merupakan satu kesatuan dalam ajaran Islam.
Ketiga unsur tersebut dapat dibedakan tetapi tidak dapat dipisahkan. Aqidah sebagai sistem
kepercayaan yang bermuatan elemen-elemen dasar keyakinan, menggambarkan sumber dan
hakikat keberadaan agama. Sementara syariah sebagai system nilai berisi peraturan yang
menggambarkan fungsi agama. Sedangkan akhlak sebagai sistematika menggambarkan arah
dan tujuan yang hendak dicapai agama.

Islam tidak hanya memberi tuntunan ritual, dalam rangka hubungan manusia dengan Tuhan,
tetapi juga memberi bimbingan dalam hubungan antar manusia, bahkan hubungan manusia
dengan alam dan lingkungannya, baik lingkungan wujud nyata maupun yang tak nyata (Yaa
‘alimal ghaibi wa syahadah).

Tuntunannya bukan hanya menyangkut hal-hal besar melainkan juga yang kecil-kecil, dan
boleh dianggap remeh oleh sementara orang, lalu yang remeh itu pun dikaitkan dengan Tuhan
Yang Maha Esa, Allah SWT. Aneka aktivitas, bahkan makan dan berpakaian, tidur, cara
tidur, bangun tidur, mandi atau ke wc, termasuk kaki mana yang hendaknya didahulukan
melangkah ketika masuk dan keluar, semua ada aturan dan tuntunannya, dan semua dikaitkan
dengan Allah SWT.

Semua persoalan yang dihadapi oleh umat manusia dapat ditemukan tuntunannya secara
eksplisit atau implisit dalam Al-Quran dan Sunnah Nabi Muhammad SAW. Islam
menyatukan dalam tuntunan akidah, syariah dan akhlak, ketiganya merupakan satu kesatuan
yang tidak boleh dipisahkan, dan di situlah letak kekuatan Islam.

Aqidah adalah bentuk jamak dari kata Aqaid, adalah beberapa perkara yang wajib diyakini
kebenarannya oleh hati, mendatangkan ketentraman jiwa, menjadi keyakinan yang tidak
tercampur sedikitpun dengan keragu-raguan. Aqidah adalah sejumlah kebenaran yang dapat
diterima secara mudah oleh manusia berdasarkan akal, wahyu (yang didengar) dan fitrah.
Kebenaran itu dipatrikan dalam hati, dan ditolak segala sesuatu yang bertentangan dengan
kebenaran itu.
Aqidah dalam Al-Qur’an dapat di jabarkan dalam surat (Al-Maidah, 5:15-16) yg berbunyi :
15
ٌ‫ير قَ ْد َجا َء ُك ْم ِمنَ هَّللا ِ نُو ٌر َو ِكتَاب‬ ِ ‫ب قَ ْد َجا َء ُك ْم َرسُولُنَا يُبَيِّنُ لَ ُك ْم َكثِيرًا ِم َّما ُك ْنتُ ْم تُ ْخفُونَ ِمنَ ْال ِكتَا‬
ٍ ِ‫ب َويَ ْعفُو ع َْن َكث‬ ِ ‫يَا أَ ْه َل ْال ِكتَا‬
ٌ ِ‫ُمب‬
‫ين‬
16
‫اط ُم ْستَقِ ٍيم‬ ِ ‫م إِلَ ٰى‬mْ ‫ور بِإ ِ ْذنِ ِه َويَ ْه ِدي ِه‬
ٍ ‫ص َر‬ ُّ َ‫يَ ْه ِدي بِ ِه هَّللا ُ َم ِن اتَّبَ َع ِرضْ َوانَهُ ُسبُ َل ال َّساَل ِم َوي ُْخ ِر ُجهُ ْم ِمن‬
ِ ُّ‫الظلُ َمات إِلَى الن‬

15. Hai ahli Kitab, Sesungguhnya telah datang kepadamu Rasul Kami, menjelaskan
kepadamu banyak dari isi Al kitab yang kamu sembunyi kan, dan banyak (pula yang)
dibiarkannya. Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah, dan kitab yang
menerangkan.
16. dengan kitab Itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keredhaan-Nya ke jalan
keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap
gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuki mereka ke
jalan yang lurus.

ِ ‫ك فَي ُْؤ ِمنُوا بِ ِه فَتُ ْخبِتَ لَهُ قُلُوبُهُ ْم ۗ َوإِ َّن هَّللا َ لَهَا ِد الَّ ِذينَ آ َمنُوا إِلَ ٰى‬
‫ص َرا ٍط ُم ْستَقِ ٍيم‬ ُّ ‫َولِيَ ْعلَ َم الَّ ِذينَ أُوتُوا ْال ِع ْل َم أَنَّهُ ْال َح‬
َ ِّ‫ق ِم ْن َرب‬
“Dan agar orang-orang yg telah diberi ilmu meyakini bahwasannya Al-Qur’an itulah yg hak
dari Tuhanmu lalu mereka beriman dan tunduk hati mereka kepadanya dan sesungguhnya
Allah adalah Pemberi Petunjuk bagi orang-orang yg beriman kepada jalan yang lurus.” (Al-
Haj 22:54)

Aqidah, Syariah dan Akhlak pada dasarnya merupakan satu kesatuan dalam ajaran islam.
Ketiga unsur tersebut dapat dibedakan tetapi tidak bisa dipisahkan. Aqidah sebagai system
kepercayaan yg bermuatan elemen-elemen dasar keyakinan, menggambarkan sumber dan
hakikat keberadaan agama. Sementara syariah sebagai system nilai berisi peraturan yang
menggambarkan fungsi agama. Sedangkan akhlak sebagai sistematika menggambarkan arah
dan tujuan yg hendak dicapai agama.

Muslim yang baik adalah orang yg memiliki aqidah yg lurus dan kuat yg mendorongnya
untuk melaksanakan syariah yg hanya ditujukan pada Allah sehingga tergambar akhlak yg
terpuji pada dirinya.
Atas dasar hubungan itu, maka seseorang yg melakukan suatu perbuatan baik, tetapi tidak
dilandasi oleh aqidah atau keimanan, maka orang itu termasuk ke dalam kategori kafir.
Seseorang yg mengaku beraqidah atau beriman, tetapi tidak mau melaksanakan syariah, maka
orang itu disebut fasik. Sedangkan orang yg mengaku beriman dan melaksanakan syariah
tetapi dengan landasan aqidah yg tidak lurus disebut munafik.

Aqidah, syariah dan akhlak dalam Al-Qur’an disebut iman dan amal saleh. Iman
menunjukkan makna aqidah, sedangkan amal saleh menunjukkan pengertian syariah dan
akhlak.

Seseorang yg melakukan perbuatan baik, tetapi tidak dilandasi Aqidah, maka perbuatannya
hanya dikategorikan sebagai perbuatan baik. Perbuatan baik adalah perbuatan yg sesuai
dengan nilai-nilai kemanusiaan, tetapi belum tentu dipandang benar menurut Allah.
Sedangkan perbuatan baik yg didorong oleh keimanan terhadap Allah sebagai wujud
pelaksanaan syariah disebut amal saleh. Kerena itu didalam Al-Qur’an kata amal saleh selalu
diawali dengan kata iman.

Antara lain firman Allah dalam (An-Nur, 24:55)

ِ ْ‫ت لَيَ ْست َْخلِفَنَّهُ ْم فِي اأْل َر‬


‫ض َك َما ا ْست َْخلَفَ الَّ ِذينَ ِم ْن قَ ْبلِ ِه ْم َولَيُ َم ِّكن ََّن لَهُ ْم ِدينَهُ ُم الَّ ِذي‬ ِ ‫َو َع َد هَّللا ُ الَّ ِذينَ آ َمنُوا ِم ْن ُك ْم َو َع ِملُوا الصَّالِ َحا‬
َ‫ك فَأُولَ ٰـئِكَ هُ ُم ْالفَا ِسقُون‬ َ ِ‫ض ٰى لَهُ ْم َولَيُبَ ِّدلَنَّهُ ْم ِم ْن بَ ْع ِد خَ وْ فِ ِه ْم أَ ْمنًا ۚ يَ ْعبُدُونَنِي اَل يُ ْش ِر ُكونَ بِي َش ْيئًا ۚ َو َم ْن َكفَ َر بَ ْع َد َٰ‌ذل‬
َ َ‫ارْ ت‬

“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan
amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh- sungguh akan menjadikan mereka berkuasa
dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan
sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka,
dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan
menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan
sesuatu apapun dengan aku. Dan Barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, Maka
mereka Itulah orang-orang yang fasik.”

Anda mungkin juga menyukai