Anda di halaman 1dari 52

Hipertensi: Diagnosis dan Tatalaksana (ISH 2020) – Kedokteran – Caiherang https://caiherang.

com/hipertensi/

Website Sains & Kedokteran



(https://facebook.com/docCecep/)

(https://twitter.com/doctorCep)

(https://www.linkedin.com/in/cecep-sobur/)

(https://www.youtube.com/channel
/UC4gBAMIT8anBDk_tCTjTWww)

(https://www.instagram.com/nchobian/)

(https://id.pinterest.com/doctorcep/)

(https://caiherang.com/

Subscribe

 ( H TTPS://CAIH ER AN G.C OM / )  ETER NAL LEARN ER ( H TTPS://CAIH ER AN G.C OM ) 


H IP ER TENSI: DIAGNOSIS DAN TATALAKSAN A (ISH 2020) ( H TTPS://CAIH ER AN G.C OM /H IPER TEN SI/ )

 ( H TTPS://CAIH ER AN G.C OM /ESBL -EX TEND ED -S PECTRU M -BETA-LAC TAM ASE/ )  ( H TTPS://CAIH ER AN G.C OM /MY COBAC TER IUM -
TU BER CU LOSIS/ )

1 of 52 15/05/2021, 14:47
Hipertensi: Diagnosis dan Tatalaksana (ISH 2020) – Kedokteran – Caiherang https://caiherang.com/hipertensi/

Hipertensi: Diagnosis dan


Tatalaksana (ISH 2020)

Subscribe
 CECEP SURYANI SOBUR /  6 OKTOBER 2020 /
 GINJAL-HIPERTENSI (HTTPS://CAIHERANG.COM/CATEGORY/KEDOKTERAN/GINJAL-HIPERTENSI/),
 KARDIOLOGI (HTTPS://CAIHERANG.COM/CATEGORY/KEDOKTERAN/KARDIOLOGI/),
 KEDOKTERAN (HTTPS://CAIHERANG.COM/CATEGORY/KEDOKTERAN/) /
 LEAVE A COMMENT (HTTPS://CAIHERANG.COM/HIPERTENSI/#RESPOND)

A
khir-akhir ini perkembangan dan perubahan baik de�nisi
maupun tatalaksana hipertensi banyak bermunculan. Hal ini
dikarenakan semakin banyaknya data penelitian serta
semakin meluasnya penggunaan alat-alat diagnosis seperti
ABPM (ambulatory blood pressure monitoring). Dalam artikel ini akan kita
coba membahas mengenai hipertensi yang juga merupakan salah satu
penyakit kronis yang paling banyak ditemui di Indonesia.

2 of 52 15/05/2021, 14:47
Hipertensi: Diagnosis dan Tatalaksana (ISH 2020) – Kedokteran – Caiherang https://caiherang.com/hipertensi/

Cegah serangan Rantai Transpor Bridestory UAP (Unstable Angina


Stroke berulang Elektron & Fosforilasi Pectoris) dan NSTEMI
Oksidatif (Non ST-Elevated…

Iklan Dr Laser caiherang.com Iklan Bridestory caiherang.com

Atasi Darah Tinggi Dg Sirosis Hati, Diagnosis Atrial Fibrilasi (AF) – Hipokalemia: Review
Nurutenz - dan Tatalaksana Gejala, Diagnosis, dan Patogenesis,
Menormalkan Darah… Tatalaksana Diagnosis, &…

Iklan madunurutenz.com caiherang.com caiherang.com caiherang.com

Daftar Isi 
1. Data Epidemiologi Hipertensi
2. De�nisi Hipertensi
3. Teknik atau Cara Pengukuran Tekanan Darah
4. Diagnosis Hipertensi

Subscribe
4.1. ABPM dan HBPM
4.2. White Coat dan Masked Hypertension
5. Pemeriksaan Klinis dan Diagnostik
5.1. Anamnesis dan Riwayat
5.2. Pemeriksaan Fisik
5.3. Pemeriksaan Laboratorium dan EKG
5.4. Tes Fungsional dan Laboratorium Lainnya
6. Risiko Kardiovaskular
7. Hypertension-Mediated Organ Damage (HMOD)
7.1. Otak
7.2. Jantung
7.3. Ginjal
7.4. Arteri
7.5. Mata
8. Faktor Pencetus dan Faktor yang Memperburuk Hipertensi
9. Terapi Hipertensi
9.1. Modi�kasi Gaya Hidup
9.2. Terapi Farmakologis
9.3. Kepatuhan Terhadap Terapi Antihipertensi
10. Komorbiditas yang Umum Didapat Bersamaan dengan Hipertensi
10.1. Hipertensi dan Penyakit Arteri Koroner
10.2. Hipertensi dengan Riwayat Stroke

3 of 52 15/05/2021, 14:47
Hipertensi: Diagnosis dan Tatalaksana (ISH 2020) – Kedokteran – Caiherang https://caiherang.com/hipertensi/

10.3. Hipertensi dan Gagal Jantung


10.4. Hipertensi dan CKD (Chronic Kidney Disease)
10.5. Hipertensi dan PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronik)
10.6. HIV/AIDS
10.7. Diabetes
10.8. Gangguan Lipid
10.9. Sindrom Metabolik
10.10. Ringkasan Manajemen Komorbid pada Hipertensi
11. Komorbiditas Lainnya
11.1. Hipertensi dan Penyakit Reumatik
11.2. Hipertensi dan Gangguan Psikiatri
12. Kondisi Khusus
12.1. Hipertensi Resisten
12.2. Hipertensi Sekunder
12.3. Hipertensi pada Kehamilan
12.3.1. Evaluasi Awal Hipertensi pada Kehamilan
12.3.2. Pencegahan Preeklampsia
12.3.3. Tatalaksana Hipertensi pada Kehamilan
12.4. Hipertensi Emergensi
12.4.1. Presentasi Klinis dan Workup Diagnostik

Subscribe
12.4.2. Terapi
12.4.3. Kondisi Spesi�k
12.4.4. Follow-Up
12.5. Ras, Etnisitas, dan Hipertensi
12.5.1. Populasi Keturunan Afrika
12.5.2. Populasi Asia
13. Ringkasan Tatalaksana Hipertensi
14. Kesimpulan
15. Referensi

Data Epidemiologi Hipertensi


Sampai saat ini hipertensi atau penyakit darah tinggi masih merupakan salah satu
penyebab utama kematian secara global yakni sekitar 10,4 juta kematian per tahun di
seluruh dunia. Adapun perkiraan jumlah penderita hipertensi yaitu sekitar 1,39
milyar orang pada tahun 2010 dan sebagian besar penderita berada di negara
berkembang. Tingginya kejadian hipertensi di negara berkembang ini terutama akibat
rendahnya baik kesadaran individu maupun masih kurangnya sumber daya
kesehatan yang dimiliki negara tersebut. Tingginya kejadian hipertensi yang disertai
kontrol tekanan darah yang buruk tentu akhirnya akan menyebabkan meningkatnya
kejadian komplikasi yaitu kejadian penyakit kardiovaskuler maupun penyakit ginjal
4 of 52 15/05/2021, 14:47
Hipertensi: Diagnosis dan Tatalaksana (ISH 2020) – Kedokteran – Caiherang https://caiherang.com/hipertensi/

kronik.

Di Indonesia sendiri, berdasarkan Riskesdas 2018 (Kemenkes RI, 2018


(https://caiherang.com/wp-content/uploads/2020/10/Hasil-riskesdas-2018_1274.pdf))
estimasi jumlah kasus hipertensi di Indonesia sebesar 63.309.620 orang, sedangkan
angka kematian di Indonesia akibat penyakit ini adalah sebesar 427.218 kematian.
Hipertensi di Indonesia terjadi pada kelompok umur 31-44 tahun (31,6%), umur
45-54 tahun (45,3%), umur 55-64 tahun (55,2%). Dari prevalensi tersebut, sebesar
54,4% menyatakan minum obat rutin, 32,3% minum obat namun tidak rutin, dan
13.3% tidak minum obat. Adapun alasan atau kendala pengobatan meliputi:

Penderita hipertensi merasa sehat (59,8%)


Kunjungan tidak teratur ke fasyankes (31,3%),
Minum obat tradisional (14,5%),
Menggunakan terapi lain (12,5%),
Lupa minum obat (11,5%),
Tidak mampu beli obat (8,1%),
Terdapat efek samping obat (4,5%)

Subscribe
Obat hipertensi tidak tersedia di fasyankes (2%)

Hal ini memperlihatkan bahwa kendali atau kontrol tekanan darah pada penderita
hipertensi di Indonesia masih belum baik.

Definisi Hipertensi
Saat ini, untuk hipertensi terbagi menjadi hasil pengukuran tekanan darah di klinik
dan pengukuran tekanan darah di rumah atau ambulatory. Untuk pengukuran
tekanan darah di klinik, hipertensi dide�nisikan apabila tekanan darah sistolik (TDS)
≥140 mm Hg dan/atau tekanan darah diastolik (TDD) ≥90 mm Hg pada pengukuran
yang berulang. Adapun yang dimaksud pengukuran berulang adalah terdeteksi pada
2-3 kali kunjungan dengan interval antarkunjungan 1 – 4 minggu. Diagnosis
hieprtensi juga dapat dibuat pada sekali kunjungan jika tekanan darah ≥180/110 mm
Hg dan disertai bukti adanya penyakit kardiovaskuler.

Sistolik Diastolik
Kategori (mmHg) (mmHg)

Tekanan darah normal <130 dan <85

5 of 52 15/05/2021, 14:47
Hipertensi: Diagnosis dan Tatalaksana (ISH 2020) – Kedokteran – Caiherang https://caiherang.com/hipertensi/

Sistolik Diastolik
Kategori (mmHg) (mmHg)

Tekanan darah normal-


130-139 dan/atau 85-89
tinggi

Hipertensi grade 1 140-159 dan/atau 90-99

Hipertensi grade 2 ≥160 dan/atau ≥100

Tabel 1. Klasi�kasi hipertensi berdasarkan pengukuran tekanan darah di klinik (o�ce)

Pada Tabel 1 di atas tampak ada kelompok pasien dengan tekanan darah nomral-
tinggi. Kelompok ini dibuat supaya dapat segera dilakukan modi�kasi gaya hidup atau
dapat diberikan terapi apabila terdapat indikasi. Adapun indikasi tersebut misalnya
adanya penyakit jantung koroner, stroke, penyakit jantung kronik, gagal jantung, dan
sebagainya.

Pada pasien yang melakukan pemeriksaan tekanan darah ambulatory, hipertensi


mengikuti de�nisi seperti tampak di tabel di bawah:

Subscribe
Sitolik/Diastolik, mmHg

Tekanan darah di klinik ≥140 dan/atau ≥90

ABPM

– Rerata 24 jam ≥130 dan/atau ≥80

– Rerata saat jam bangun ≥135 dan/atau ≥85

– Rerata saat tidur ≥120 dan/atau ≥70

HBPM ≥135 dan/atau ≥85

Tabel 2. Kriteria untuk hipertensi berdasarkan pengukuran tekanan darah di klinik,


ambulatory (ABPM), dan tekanan darah di rumah (HBPM)

Terdapat kelompok khusus yaitu isolated systolic hypertension yaitu pasien dengan
hanya peningkatan TDS (≥140 mm Hg) namun TDD normal (<90 mm Hg). Jenis
hipertensi ini adalah yang paling banyak didapat pada kelompok anak-anak, remaja,
dan dewasa muda. Namun, isolated systolic hypertension juga banyak ditemukan pada
pasien lanjut usia. Pada lansia, jenis hipertensi ini terjadi karena adanya peningkatan
kekakuan pembuluh darah besar arteri sehingga terjadi peningkatan tekanan nadi

6 of 52 15/05/2021, 14:47
Hipertensi: Diagnosis dan Tatalaksana (ISH 2020) – Kedokteran – Caiherang https://caiherang.com/hipertensi/

(selisih tekanan TDS dengan TDD).

Teknik atau Cara Pengukuran


Tekanan Darah
Pengukuran tekanan darah ini harus akurat menggambarkan tekanan darah sewaktu
istirahat. Oleh sebab itu, terdapat tata cara atau teknik yang harus diikuti yaitu
sebagai berikut:

Kondisi ruangan pemeriksaan


Tenang dengan suhu yang nyaman
Sebelum pengukuran tidak atau hindari merokok, minum kafein, atau olah
raga selama 30 menit; kosongkan kemih; tetap duduk dan santai selama 3-5
menit
Baik pasien maupun staf tidak bicara sebelum, selama, maupun diantara
pengukuran tekanan darah
Posisi

Subscribe
Duduk: lengan disandarkan ke meja dengan lengan tengah (mid-arm) berada
sejajar dengan posisi jantung; punggung bersandar di kursi; kaki tidak
bersilang dan telapak kaki dalam posisi datar di lantai
Alat pengukur
Alat elektronik (oscillometric) dengan cu� di lengan atas dan tervalidasi. Untuk
alat ukur tekanan darah yang akurat baik untuk klinik dan ambulatory pada
pasien dewasa, anak, dan ibu hamil dapat disimak di STRIDE BP
(https://stridebp.org/).
Alternatifnya adalah alat auskultasi dengan cu� harus menutup 75% – 100%
dari lingkar lengan atas. Untuk alat elektronik, penggunaan cu� harus sesuai
dengan instruksi pada alat.
Cu�
Ukuran tergantung ukuran lingkar lengan atas pasien (cu� yang kecil
menyebabkan pengukuran tekanan darah yang lebih besar dari seharusnya
sedangkan cu� yang terlalu besar sebaliknya)
Untuk alat ukur manual, bagian cu� yang in�atable harus menutupi 75% –
100% dari lingkar lengan atas pasien sedangkan untuk alat elektronik sesuai
dengan instruksi alat.
Protokol
Pada setiap kunjungan lakukan pengukuran 3 kali dengan interval 1 menit
7 of 52 15/05/2021, 14:47
Hipertensi: Diagnosis dan Tatalaksana (ISH 2020) – Kedokteran – Caiherang https://caiherang.com/hipertensi/

diantaranya. Hitung rerata hasil dua pengukuran terakhir. Apabila pada


pengukuran pertama <130/85 mmHg maka tidak dilakukan pengukuran ulang
lebih lanjut
Interpretasi
Hipertensi apabila pada pengukuran 2 – 3 kali kunjungan menunjukan
≥140/90 mmHg

Subscribe
Cara mengukur tekanan darah yang direkomendasikan

Diagnosis Hipertensi
Pada umumnya diagnosis maupun follow up kasus hipertensi dilakukan melalui
pengukuran tekanan darah di klinik atau tempat praktek dokter. Cara pengukuran di
tempat praktek ini harus mengikuti rekomendasi seperti disebutkan di atas.

Sebisa mungkin diagnosis hipertensi tidak berdasarkan data pada satu kali
kunjungan. Biasanya dibutuhkan 2 – 3 kali kunjungan dengan interval 1 – 4 minggu
untuk kon�rmasi diagnosis hipertensi. Tetapi, diagnosis dapat dibuat pada satu kali
kunjungan saja apabila tekanan darah ≥180/110 mmHg dan terdapat bukti adanya
penyakit kardiovaskuler. Apabila memungkinkan, diagnosis hipertensi harus

8 of 52 15/05/2021, 14:47
Hipertensi: Diagnosis dan Tatalaksana (ISH 2020) – Kedokteran – Caiherang https://caiherang.com/hipertensi/

dikon�rmasi dengan pengukuran tekanan darah di luar klinik (di rumah). Penanganan
disesuaikan dengan hasil pengukuran yaitu sebagai berukut:

TD di klinik TD di klinik
<130/85 TD di klinik 130–159/85–99 160/100

Jika mungkin kon�rmasi dengan


Ukur ulang pengukuran TD di rumah
Kon�rmasi
dalam 3 tahun (kemungkinan tinggi mengalami white
dalam
(1 tahun jika coat atau masked hypertension).
hitungan hari
terdapat faktor Alternatifnya kon�rmasi dengan
atau minggu
risiko lain) pengukuran tekanan darah di klinik
berulang.

Tabel 3. Follow up hasil pengukuran tekanan darah di klinik

Pada saat evaluasi tekanan darah pertama kali, ukur tekanan darah di kedua lengan
jika mungkin secara bersamaan. Jika ada perbedaan yang konsisten diantara kedua
lengan > 10 mmHg pada pengukuran yang berulang, gunakan tekanan darah yang
terbesar. Apabila perbedaan tekanan darah ini >20 mmHg, maka harus dilakukan

Subscribe
investigasi lebih lanjut.

Pengukuran tekanan darah berdiri dilakukan pada pasien yang mendapat


pengobatan hipertensi setelah 1 menit dan 3 menit bediri. Pengukuran ini dilakukan
jika dicurigai ada gejala yang mengarah kepada adanya hipotensi postural dan saat
evaluasi awal pada pasien usia lanjut dan pasien penderita diabetes.

Pengukuran tekanan darah di tempat praktek secara mandiri tanpa panduan staf
atau perawat dengan alat pengukur otomatis dapat memberikan evaluasi yang lebih
terstandar. Namun, biasanya akan menghasilkan hasil pengukuran yang lebih rendah
dengan batasan ukuran yang tidak pasti. Untuk kebanyakan kasus, kon�rmasi hasil
pengukuran ini dengan pengukuran tekanan darah di rumah.

ABPM dan HBPM


Pengukuran tekanan darah di rumah baik oleh pasien atau alat pengukuran tekanan
darah 24 jam (ABPM) memberi data yang lebih konsisten dan berkorelasi lebih kuat
dengan risiko kerusakan organ maupun kejadian penyakit kardiovaskuler. Selain itu,
cara ini juga dapat mendeteksi adanya fenomena white coat dan masked hypertension.

9 of 52 15/05/2021, 14:47
Hipertensi: Diagnosis dan Tatalaksana (ISH 2020) – Kedokteran – Caiherang https://caiherang.com/hipertensi/

Data dari pengukuran tekanan darah di rumah ini kadang perlu untuk diagnosis yang
akurat dari hipertensi dan keputusan pemberian terapi. Hal ini terutama pada pasien
dengan pengukuran di tempat praktek memberi hasil normal-tinggi atau hipertensi
grade 1 (sistolik 130 – 159 mmHg dan/atau diastolik 85 – 99 mmHg). Pada kelompok
pasien ini apabila memungkinkan tekanan darah perlu dikon�rmasi melalui ABPM
atau HBPM. Rekomendasi dan cara pengukuran ini dapat disimak di Tabel 4 berikut
ini:

HBPM ABPM

Seperti pada pemeriksaan


Kondisi Hari kerja rutin
di klinik

Hindari aktivitas berat.


Seperti pada pemeriksaan Lengan dalam posisi diam
Posisi
di klinik dan relaks saat waktu
pengukuran

Alat Alat yang tervalidasi Alat yang tervalidasi

Ukuran sesuai ukuran Ukuran sesuai ukuran

Subscribe
Cu�
lengan lengan

Sebelum setiap kunjungan


ke dokter: – Monitoring 24 jam
– 3-7 hari monitoring di dengan interval 15-30
pagi (sebelum minum obat) menit saat siang dan
– Dua pengukuran setelah malam hari.
Protokol 5 menit duduk istirahat dan – Setidaknya 20 kali
pengukuran interval 1 menit diantara pengukuran yang valid di
pengukuran. siang hari dan 7
Follow up jangka panjang pengukuran valid di
dari pengobatan hipertensi: malam hari. Jika kurang,
– 1-2 kali pengukuran per tes harus diulang
minggu atau per bulan

10 of 52 15/05/2021, 14:47
Hipertensi: Diagnosis dan Tatalaksana (ISH 2020) – Kedokteran – Caiherang https://caiherang.com/hipertensi/

HBPM ABPM

– Hipertensi jika tekanan


darah dalam 24 jam
Tekanan darah rerata di
≥130/80 mmHg (kriteria
rumah dengan
primer)
mengeksklusi pengukuran
Interpretasi – Tekanan darah saat
hari pertama jika ≥135/85
terbangun ≥135/85
mmHg maka terdiagnosis
mmHg dan tekanan
hipertensi
darah saat tidur ≥120/70
mmHg

Tabel 4. Rekomendasi pengukuran HBPM dan ABPM

White Coat dan Masked Hypertension


Kelompok ini adalah orang yang tekanan darahnya naik hanya ketika diperiksa di
klinik atau tempat praktek dokter. Adapun masked hypertension adalah kondisi
sebaliknya yaitu saat di tempat klinik tekanan darah normal namun jika di rumah
masuk ke de�nisi hipertensi. Sekitar 10 – 30% pasien dengan tekanan darah tinggi

Subscribe
yang datang ke klinik memiliki white coat hypertension dan 10 – 15% mengalami
masked hypertension.

Penderita white coat hypertension masuk ke dalam kelompok risiko intermediate antara
kelompok tekanan darah normal dan orang yang mengalami hipertensi yang
menetap. Biasanya perlu dilakukan pengukuran tekanan darah berulang baik di klinik
maupun di rumah. Jika pasien tersebut memiliki pro�l risiko kardiovaskular rendah
dan tidak ada kerusakan organ yang berkaitan dengan hipertensi, maka tidak perlu
mendapat terapi. Namun, tetap harus dilakukan modi�kasi gaya hidup untuk
mencegah berkembang menjadi hipertensi yang menetap.

Adapun pasien dengan masked hypertension pada dasarnya sama dengan pasien
yang memiliki hipertensi yang menetap. Diagnosis dikon�rmasi melalui pemeriksaan
tekanan darah baik di klinik maupun di rumah. Biasanya pasien dengan masked
hypertension membutuhkan terapi dengan tujuan tekanan darah di rumah yang
normal.

Pemeriksaan Klinis dan Diagnostik


11 of 52 15/05/2021, 14:47
Hipertensi: Diagnosis dan Tatalaksana (ISH 2020) – Kedokteran – Caiherang https://caiherang.com/hipertensi/

Berikut ini adalah aspek pemeriksaan mulai anamnesia, pemeriksaan �sik, maupun
pemeriksaan penunjang yang harus dilakukan maupun yang disarankan pada pasien
hipertensi:

Anamnesis dan Riwayat


Pasien dengan hipertensi seringkali tidak bergejala. Akan tetapi, harus dicari gejala
lebih detil karena bisa saja merupakan hipertensi jenis sekunder. Evaluasi anamnesis
yang dilakukan meliputi:

Riwayat hipertensi baik itu onset, durasi, tekanan darah sebelumnya, riwayat
pengobatan, serta obat lain yang bisa mempengaruhi tekanan darah. Selain itu
ditanyakan juga ada tidaknya efek samping obat antihipertensi maupun
kepatuhan pengobatan. Pada wanita juga ditelusuri riwayat hipertensi saat
penggunaan obat kontrasepsi dan saat hamil.
Faktor risiko pasien berupa riwayat penyakit kardiovaskuler/CVD (infark
miokardial, gagal jantung, strike, transient ischemic attack [TIA], diabetes,
dislipidemia, CKD, status merokok, diet, konsumsi alkohol, aktivitas �sik, aspek

Subscribe
psikososial, dan depresi). Riwayat hipertensi di keluarga, adanya kerabat yang
mengalami CVD usia muda, hiperkolesterolemia familial, dan penyakit diabetes di
keluarga.
Penilaian risiko kardiovaskuler secara keseluruhan (SCORE
(http://www.heartscore.org/en_GB/access), QRISK2 (https://qrisk.org
/2017/index.php), ASCVD (https://tools.acc.org/ldl/ascvd_risk_estima-
tor/index.html#!/calulate/estimator/))
Gejala komorbid seperti nyeri dada, sesak napas, palpitasi, klauikasio, edema
perifer, nyeri kepala, penglihatan buram, nokturia, heamturia, pusing.
Gejala sugestif hipertensi sekunder seperti:
Kelemahan otot/tetani, kram, aritmia (hipokalemia/aldosteronisme primer)
Flash pulmonary edema (stenosis arteri renalis)
Berkeringat, palpitasi, nyeri kepala yang sering (pheochromocytoma)
Mengorok, mengantuk di siang hari (obstructive sleep apnea)
Gejala yang mengarah ke penyakit tiroid

Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan �sik atau jasmani yang menyeluruh untuk diagnosis hipertensi dan

12 of 52 15/05/2021, 14:47
Hipertensi: Diagnosis dan Tatalaksana (ISH 2020) – Kedokteran – Caiherang https://caiherang.com/hipertensi/

identi�kasi HMOD dan/atau hipertensi sekunder. Adapun pemeriksaan jasmani


tersebut meliputi:

Jantung dan sirkulasi: laju nadi/irama/karakter, tekanan vena juguler, denyut


apeks, suara jantung tambahan, rhonki di basal, edema perifer, bruits (karotis,
abdominal, femoral), radio-femoral delay.
Organ/sistem lain: pembesaran ginjal, lingkar leher >40 cm (OSA), tiroid yang
membesar, indeks massa tubuh (IMT), lingkar pinggang, deposit lemak, striae
berwarna (penyakit/sindrom Cushing)

Pemeriksaan Laboratorium dan EKG


Pemeriksaan darah: natrium, kalium, kreatinin serum, eGFR. Jika memungkinkan
pro�l lipid dan gula darah puasa
Pemeriksaan urin: urin lengkap atau dipstick
EKG 12 sadapan untuk mendeteksi �brilasi atrium, hipertro� ventrikel (LVH),
kondisi iskemia jantung

Subscribe
Tes Fungsional dan Laboratorium Lainnya
Pada fasilitas kesehatan yang lengkap juga disarankan pemeriksaan tambahan
berikut:

Ekhokardiogra� untuk menilah LVH, fungsi sistolik/diastolik, dilatasi atrium,


koarktasio aorta
USG karotis untuk menilai plak ataerosklerosis dan stenosis
Radiologis arteri renalis dan/atau adrenal baik dengan USG atau renal artery
duplex; CT/MR-angiography untuk menilai adanya penyakit parenkim ginjal,
stenosis arteri renalis, lesi adenal, dan patologi lainnya di organ abdomen.
Funduskopi untuk menilai perubahan retina, perdarahan retina, papil-edema,
tortosity, nipping.
CT/MRI otak untuk melihat adanya iskemia atau hemorrhagic brain injury akibat
hipertensi
Ankle-brachial index untuk melihat penyakit arteri perifer di ekstremitas bawah
Rasio albumin/kreatinin urin
Kadar asam urat darah
Tes fungsi hati
Tes untuk deteksi adanya hipertensi sekunder:
13 of 52 15/05/2021, 14:47
Hipertensi: Diagnosis dan Tatalaksana (ISH 2020) – Kedokteran – Caiherang https://caiherang.com/hipertensi/

Tasio aldosteron-renin
Plasma free metanephrines
Late-night salivary cortisol
Tes screening lainnya untuk mengetahui adanya peningkatan kadar kortisol

Risiko Kardiovaskular
Hipertensi sendiri merupakan salah satu faktor risiko kardiovaskuler mayor.
Sayangnya, sebagian besar penderita hipertensi (>50%) biasanya juga memiliki faktor
risiko kardiovaskuler lainnya. Faktor risiko lain yang sering bersamaan dengan
hipertensi adalah diabetes (15% — 20%), gangguan lipid (peningkatan LDL-C dan
trigliserida [30%]), berat badan lebih-obesitas (40%), hiperurisemia
(https://caiherang.com/gout-dan-hiperurisemia/) (25%), sindrom metabolik (40%),
dan gaya hidup tidak sehat (contoh merokok, asupan tinggi alkohol, gaya hidup
sedenter).

Adanya satu atau lebih faktor risiko tambahan ini akan meningkatkan kemungkinan
terjadinya komplikasi. Komplikasi ini yaitu munculnya penyakit pembuluh darah

Subscribe
koroner, serebrovaskular, maupun penyakit ginjal pada pasien hipertensi. Oleh
sebab itu evaluasi adanya faktor risiko tambahan harus menjadi bagian integral
dalam evaluasi pasien hipertensi khususnya jika ada riwayat keluarga dengan
penyakit kardiovaskuler.

Adapun penilaian risiko ini dapat mengikuti alur sederhana dengan menggunakan
skoring menurut ESC-ESH. Alur skoring penilaian faktor risiko tersebut dapat dilihat
pada Tabel 5 di bawah ini:

14 of 52 15/05/2021, 14:47
Hipertensi: Diagnosis dan Tatalaksana (ISH 2020) – Kedokteran – Caiherang https://caiherang.com/hipertensi/

Tabel 5. Klasi�aksi risiko hipertensi yang disederhanakan berdasarkan faktor risiko


tambahan, hypertension-mediated organ damage (HMOD), dan riwayat penyakit
sebelumnya

Keterangan dari tabel di atas adalah sebagai berikut:

Subscribe
Faktor risiko lain, meliputi
Usia >65 tahun
Jenis kelamin laki-laki > perempuan
Laju nadi >80 kali/menit
Peningkatan berat badan
Diabetes
Tingginya LDL-C dan/atau trigliserida
Riwayat penyakit kardiovaskuler di keluarga
Riwayat hipertensi di keluarga
Menopause awitan dini
Merokok
Faktor psikososial dan sosio-ekonomi
HMOD:
LVH (menurut EKG)
CKD sedang-berat (eGFR <60 mL/menit/1,73 m2)
Kerusakan organ lainnya
Penyakit:
Riwayat penyakit jantung koroner sebelumnya

15 of 52 15/05/2021, 14:47
Hipertensi: Diagnosis dan Tatalaksana (ISH 2020) – Kedokteran – Caiherang https://caiherang.com/hipertensi/

Gagal jantung/HF (https://caiherang.com/mengenal-gagal-jantung-atau-heart-


failure-hf/)
Stroke
Penyakit arteri perifer
Fibrilasi atrium (https://caiherang.com/atrial-�brilasi-af/)
CKD stage 3 – 5

Hiperurisemia (https://caiherang.com/gout-dan-hiperurisemia/) masuk ke dalam


faktor risiko terjadinya penyakit kardiovaskuler dan umum terjadi bersamaan dengan
hipertensi. Pada kondisi ini, kadar asam urat pada pasien asimtomatik juga harus
diturunkan baik dengan diet, obat yang mempengaruhi metabolisme asam urat
(losartan, �brate, atorvastatin), atau obat penurun asam urat apabila hiperurisemia
(https://caiherang.com/gout-dan-hiperurisemia/) dengan gejala (gout dengan asam
urat serum >6 mg/dL).

Beberapa penyakit kronik lain juga menyebabkan peningkatan risiko kardiovaskuler


apabila juga terjadi hipertensi. Penyakit kronik ini diantaranya adalah penyakit
in�amasi kronik, PPOK, gangguan psikiatri, dan stressor psikososial.

Subscribe
Dikarenakan faktor risiko ini saling terkait, maka strategi tatalaksana hipertensi juga
harus meliputi perubahan gaya hidup. Tekanan darah harus sesuai target serta
faktor risiko lainnya juga harus terkendali. Terapi kombinasi baik hipertensi ditambah
faktor risiko lain ini terbukti dapat menurunkan kejadian penyakit kardiovaskuler yang
lebih baik dibandingkan apabila hanya terfokus pada kontrol tekanan darah saja.

Hypertension-Mediated Organ
Damage (HMOD)
HMOD diartikan sebagai perubahan struktural maupun fungsional dari vaskualtur
arteri dan/atau end organ yang diperdarahinya yang disebabkan oleh pengingkatan
tekanan darah. Yang termasuk dalam end organ ini adalah otak, jantung, ginjal, arteri
sentral dan perifer, dan mata.

Biasanya deteksi adanya HMOD ini pada pasien yang sudah teridenti�kasi risiko
tinggi tidak akan mengubah manajemen hipertensi itu sendiri. Namun, identi�kasi
HMOD dapat mempengaruhi terapi pada:

1. Manajeman pasien hieprtensi dengan risiko rendah atau sedang namun karena
16 of 52 15/05/2021, 14:47
Hipertensi: Diagnosis dan Tatalaksana (ISH 2020) – Kedokteran – Caiherang https://caiherang.com/hipertensi/

ada HMOD bisa diklasi�kasikan ulang menjadi kelompok risiko tinggi


2. Pemilihan terapi farmakologis berdasarkan dampak spesi�k terhadap HMOD

Dalam evaluasi HMOD ini pemeriksaan rutin yang dilakukan untuk semua pasien
hipertensi adalah kreatinin serum, EKG 12 sadapan, dan urinalisa. Berikut adalah
penilaian HMOD seusai organ spesi�k:

Otak
Stroke atau TIA merupakan manifestasi umum sebagai akibat dari hipertensi.
Perubahan subklinis yang lebih awal yang dapat terdeteksi oleh pemeriksaan MRI
dan meliputi lesi substansia alba, mikroinfark, perdarahan mikro, dan atro� otak.
Dikarenakan biaya dan fasilitas, pemeriksaan MRI ini tidak rutin diperiksakan untuk
semua pasien hipertensi. Akan tetapi, pemeriksaan MRI dapat dilakukan apabila
terdapat gangguan neurologis, penurunan kognitif, dan hilangnya memori.

Jantung

Subscribe
Rekomendasinya adalah pemeriksaan EKG 12 sadapan pada pasien dengan
hipertensi. Untuk menegakan LVH dapat digunakan kriteria indeks Sokolow-Lyon:
SV1+RV5 ≥35 mm, indeks Cornell: SV3+RaVL >28 mm untuk lakilaki atau >20 mm
untuk wanita dan Cornell voltage duration product: >2440 mm•ms.

Sebenarnya sensitivitas EKG dalam deteksi LVH terbatas adapun metode yang baik
dalam menilai LVH adalah dengan pemeriksaan trans-thoracic echocardiogram (TTE).
Adapun parameter yang dipakai adalah left ventricular mass index (LVMI): pria >115
g/m2 ; wanita >95 g/m2) dan parameter yang relevan termasuk gemometri LV,
volume atrial kiri, fungsis sistolik LV, fungsi diastolik, dan sebagainya.

Ginjal
Kerusakan ginjal dapat disebabkan hipertensi dan juga dapat menjadi penyebab dari
hipertensi. Fungsi ginjal ini dapat dinilai dengan parameter kreatinin serum dan
eGFR. Selain itu, disertai pula dengan pemeriksaan adanya albuminuria atau rasio
albumin/reatinin urin.

Arteri
17 of 52 15/05/2021, 14:47
Hipertensi: Diagnosis dan Tatalaksana (ISH 2020) – Kedokteran – Caiherang https://caiherang.com/hipertensi/

Tiga lokasi pembuluh darah dapat dipakai untuk menilai HMOD pada arteri yaitu:

1. Arteri karotis melalui pemeriksaan USG untuk melihat adanya beban dan stenosis
plak atersklerotik serta penebalan media intima.
2. Aorta dengan penilaian carotid-femoral pulse wave velocity (PWV) untuk deteksi
kekakuan arteri besar
3. Arteri ekstremitas bawah dengan pemeriksaan ankle-brachial index (ABI).

Walaupun secara rutin tidak direkomendasikan diperiksa, pemeriksaan di atas bisa


dilakukan pada pasien dengan gejala neurologis untuk arteri karotis, isolated systolic
hypertension untuk PWP, dan adanya kecurigaan penyakit arteri perifer untuk ABI.

Mata
Funduskopi merupakan cara pemeriksaan sederhana. Keterbatasan dari funduskopi
adalah rendahnya interobserver dan intraobserver reproducibility. Pemeriksaan
funduskopi penting pada hipertensi urgensi dan emergensi untuk deteksi
perdarahan retina, miroaneurisme, dan papilledema. Pemeriksaan ini harus

Subscribe
dilakukan pada pasien hipertensi grade 2, idealnya oleh pemeriksa yang
berpengalaman atau pemeriksaan alternatif lain untuk memvisualisasi fundus
misalnya dengan kamera fundua digital.

Faktor Pencetus dan Faktor yang


Memperburuk Hipertensi
Beberapa zat dan obat dapat meningkatkan tekanan darah atau mengurangi efek
obat antihipertensi. Penting diingat bahwa efek dari zat-zat ini sangat bervariasi antar
individu dan biasanya lebih besar terlihat pada pasien lanjut usia, pasien dengan
tekanan darah awal yang lebih tinggi, menggunakan obat antihipertensi, dan memiliki
penyakit ginjal. Oleh sebab itu, penting untuk memeriksa apakah pasien hipertensi
mengonsumsi obat atau zat berikut:

Obat/substansi Keterangan

18 of 52 15/05/2021, 14:47
Hipertensi: Diagnosis dan Tatalaksana (ISH 2020) – Kedokteran – Caiherang https://caiherang.com/hipertensi/

Obat/substansi Keterangan

Tidak ada perbedaan atau adanya


peningkatan sampai 3/1 mmHg dengan
celecoxib
Nonsteroidal anti- Peningkatan 3/1 mmHg dengan NSAID
in�ammatory drug non-selektif
(NSAID) Tidak ada peningkatan tekanan darah
dengan aspirin
NSAID dapat menurunkan efek RASS
inhibitor dan beta blocker.

Peningkatan 6/3 mmHg dengan dosis tinggi


Pill kotrasepsi oral
estrogen (>50 mcg estrigen dan 1 – 4 mcg
kombinasi
progestin)

Peningkatan 2/1 mmHg dengan SNRI


(selective norepinephrine and serotonin
reuptake inhibitor)
Peningkatan OR 3,19 kejadian hipertensi
Antidepresan
dengan antidepresan trisiklik
Tidak ada peningkatan tekanan darah pada

Subscribe
penggunaan SSRI (selective serotonin
reuptake inhibitor)

Peningkatan OR 1,34 hipertensi pada


Acetaminophen penggunaan acetaminophen rutin setiap
hari

Steroid
Terapi antiretroviral: hasil penelitian tidak
konsisten
Simpatmimetik: pseudoefedrin, kokain,
amfetamin
Obat lainnya Antimigrain serotonergik
Recombinant human erythropoeitin
Calcineurin inhibitor
Antiangiogenesis dan kinase inhibitor
11 ß-hydroxysteroid dehydrogenase type 2
inhibitor

Alkohol, ma-huang, ginseng dosis tinggi,


Herbal dan substansi
liquorice (akar manis), St John’s wort,
lainnya
yohimbine

Tabel 6. Obat atau substansi yang dapat meningkatkan tekanan darah

19 of 52 15/05/2021, 14:47
Hipertensi: Diagnosis dan Tatalaksana (ISH 2020) – Kedokteran – Caiherang https://caiherang.com/hipertensi/

Jika memungkinkan, kurangi atau bahkan hindari obat atau substansi tersebut.

Terapi Hipertensi
Penanganan hipertensi harus dilakukan secara menyeluruh baik melalui modi�kasi
gaya hidup maupun pemberian terapi farmakologis. Berikut paparannya:

Modifikasi Gaya Hidup


Modi�kasi gaya hidup dapat mencegah atau menunda onset tingginya tekanan darah
serta menurunkan risiko penyakit kardiovaskuler. Modi�kasi gaya hidup ini
merupakan terapi lini pertama pengobatan hipertensi. Selain itu, dengan modi�kasi
gaya hidup juga bisa meningkatkan efek obat antihipertensi. Adapun modi�kasi gaya
hidup ini meliputi:

Terdapat bukti kuat antara tingginya konsumsi


garam dengan peningkatan tekanan darah. Kurangi
garam saat menyiapkan makanan dan di meja
Penurunan

Subscribe
makan. Kurangi konsumsi makanan tinggi garam
konsumsi garam
seperti kecap, fast food, dan makanan yang
diawetkan/diproses termasuk roti dan sereal
denagn kandungan garam yang tinggi.

Diet sehat yang meliputi whole grain, buah,


sayuran, asam lemak tak jenuh, dan produk susu.
Kurangi konsumsi gula, lemak tak jenuh, lemak
trans. Naikana supan sayuran yang kaya nitrat
Diet sehat karena dapat menurunkan tekanan darah seperti
sayuran yang berdaun dan beetroot. Makanan dan
nutrien lain yang bermanfaat seperti makanan kaya
magnesium, kalsium, dan kalium seperti alpukat,
kacang-kacangan, kecambah, tahu, dan legum

Konsumsi secara moderat kopi, teh hitam, dan teh


hijau. Minuman lain yang dapat bermanfaat seperti
Minum sehat
teh karkade (hibiscus/melati), jus delima, beetroot,
dan coklat/cocoa.

20 of 52 15/05/2021, 14:47
Hipertensi: Diagnosis dan Tatalaksana (ISH 2020) – Kedokteran – Caiherang https://caiherang.com/hipertensi/

Terdapat asosiasi linear antara konsumsi alkohol,


teknana darah, prevalensi hipertensi, dan risiko
Konsumsi kardiovaskuler. Batas harian konsumsi alkohol
alkohol moderat adalah 2 standard drinks untuk laki-laki dan 1,5
untuk wanita (10 g alkohol/standard drink). Hindari
binge drinking.

Kontrol berat badan diindikasikan untuk mencegah


obesitas. Obesitas sentral sangat penting untuk
ditatalaksana. Parameter yang digunakan adalah
Penurunan berat
IMT dan lingkar pinggang sesuai ras dan etnik
badan
(untuk Indonesia, ikuti standar orang Asia).
Alternatifnya, untuk semua etnik dapat memakai
patokan rasion pinggan:tinggi badan <0,5.

Merokok adalah faktor risiko mayor penyakit


kardiovaskuler, PPOK, dan kanker. Hentikan
Stop merokok
merokok dan rujuk ke program stop merokok jika
diperlukan.

Olah raga aerobik dan resisten dapat mengurangi


risiko dan mengobati hipertensi. Olah raga yang

Subscribe
dianjurkan adalah dengan intensitas moderat (jalan
kaki, jogging, bersepedam yoga, atau berenang)
selama 30 menit per hari, 5 – 7 hari seminggu.
Aktivitas �sik Selain itu dapat pula melakukan HIIT (high intensity
rutin interval training) dimana melakukan aktivitas
intensitas tinggi interval pendek yang diikuti periode
aktivitas yang lebih ringan untuk pemulihan. Latihan
kekuatan juga dapat mengurangi tekanan darah.
Olah raga resisten/kekuatan ini dilakukan 2-3 hari
per minggu.

Stress kronik berhubungan dengan kejadian


Menurunkan hipertensi di usia senja. Kurangi stress ditambah
stress psikologis dengan latihan relaksasi dan meditasi sebagai
bagian dari kegiatan rutin sehari-hari.

21 of 52 15/05/2021, 14:47
Hipertensi: Diagnosis dan Tatalaksana (ISH 2020) – Kedokteran – Caiherang https://caiherang.com/hipertensi/

Banyak pasien hipertensi menggunakan


pengobatan alternatif atau komplementer. Namun,
sampai saat ini belum ada penelitian klinis skala
Pengobatan
besar maupun berkualitas tinggi untuk memvalidasi
alternatif atau
penggunaan obat-obatan ini. Oleh sebab itu,
komplementer
sampai saat ini penggunaan obat alternatif atau
komplementer pada hipertensi masih belum
direkomendasikan.

Penurunan
paparan
Polusi udara memberikan efek negatif pada
terhadap polusi
tekanan darah dalam jangka panjang.
udara dan udara
dingin

Tabel 7. Modi�kasi gaya hidup pada penderita hipertensi

Terkadang terdapat variasi musiman tekanan darah dimana tekanan darah menurun
saat suhu udara tinggi dan naik daat suhu udara rendah/dingin. Hal yang sama juga
terjadi pada orang yang bepergian dari tempat bersuhu tinggi ke tempat bersuhu
rendah. Penelitian menunjukan terjadi penurunan rerata tekanan darah 5/3 mmHg

Subscribe
di musim panas. Mengingat hal ini, perlu pertimbangan untuk mentitrasi pengobatan
terutama jika muncul gejala hipotensi.

Terapi Farmakologis
Penurunan tekanan darah 20/10 mmHg dapat menurunkan risiko kardiovaskuler
sampai 50%. Akan tetapi, sampai saat ini hanya sekitar 50% pasien hipertensi dewasa
mendapat pengobatan. Adapun strategi pengobatan farmakologis pasien hipertensi
dewasa adalah sebagai berikut:

22 of 52 15/05/2021, 14:47
Hipertensi: Diagnosis dan Tatalaksana (ISH 2020) – Kedokteran – Caiherang https://caiherang.com/hipertensi/

Skema umum pemberian terapi farmakologis pasien hipertensi

Subscribe
Target penurunan tekanan darah pasien hieprtensi dengan pengukuran darah di klinik
atau tempat praktek

23 of 52 15/05/2021, 14:47
Hipertensi: Diagnosis dan Tatalaksana (ISH 2020) – Kedokteran – Caiherang https://caiherang.com/hipertensi/

Subscribe
Strategi pengobatan hipertensi

Seperti disebutkan di bagan atas, obat antihipertensi yang diberikan harus memiliki
karekteristik ideal. Adapun karekteristik ideal obat antihipertensi adalah sebagai
berikut:

1. Pengobatan harus bersifat evidence-based dalam hubungan terhadap


pencegahan mobiditas/mortalitas
2. Menggunakan regimen sekali sehari untuk memberi kontrol tekanan darah 24
jam
3. Pengobatan harus terjangkau dan cost-e�ective relatif terhadap obat lain.
4. Ditoleransi dengan baik
5. Terdapat bukti bene�t pengobatan pada populasi obat tersebut dipakai

Kepatuhan Terhadap Terapi Antihipertensi


Kepatuhan berobat dide�nisikan sebagai perilaku pasien seperti minum obat,
mengikuti panduan diet, atau melakukan perubahan gaya hidup sesuai dengan yang
dianjurkan dokter atau petugas kesehatan. Ketidakpatuhan terhadap pengobatan
antihieprtensi mempengaruhi 10% – 80% pasien hipertensi dan menjadi faktor
24 of 52 15/05/2021, 14:47
Hipertensi: Diagnosis dan Tatalaksana (ISH 2020) – Kedokteran – Caiherang https://caiherang.com/hipertensi/

penyebab tekanan darah yang suboptimal. Buruknya kepatuhan pengobatan


hipertensi berhubungan dengan besarnya peningkatan tekanan darah dan menjadi
indikator prognosis buruk pasien hipertensi.

Penyebab ketidakpatuhan pengobatan antihipertensi ini multifaktorial termasuk


penyebab yang berkaitan dengan sistem kesehatan, terapi farmakologis, penyakit,
pasien sendiri, dan status sosioekonomi. Evaluasi kepatuhan obat ini perlu dilakukan
setiap kali pasien datang berobat dan sebelum diputuskan untuk melakukan eskalasi
pengobatan. Pertimbangkan strategi berikut untuk meningkatkan kepatuhan pasien:

1. Mengurangi polifamasi, gunakan single pill combination (SPC)


2. Gunakan dosis sekali sehari dibandingkan dengan dosis yang berulang kali sehari
3. Hubungkan perilaku kepatuhan dengan kebiasaan harian
4. Sediakan umpan balik kepatuhan pada pasien
5. Monitor tekanan darah di rumah
6. Gunakan sistem reminder packaging
7. Konseling empowerment-based
8. Teknologi gawai atau sistem SMS untuk mengikatkan pengobatan

Subscribe
9. Pendekatan multidisiplin

Komorbiditas yang Umum Didapat


Bersamaan dengan Hipertensi
Penderita hipertensi sering kali memiliki komorbid atau penyakit lain yang bisa
mempengaruhi risiko kardiovaskuler dan strategi pengobatan. Jumlah komorbiditas
ini bertambah seiring bertambah usia. Komorbid yang sering ditemukan pada pasien
hipertensi adalah penyakit jantung korober, strike, CKD, gagal jantung, dan PPOK.
Adapun komorbid yang tergolong jarang seperti penyakit reumatik dan psikiatri.
Sayangnya, komorbid yang jarang ini sering jarang dibahas dan sangat mungkin
mempengaruhi kontrol tekanan darah. Baik komorbid yang sering maupun yang
jarang harus diidenti�kasi dan ditatalaksana sesuai bukti penelitian.

Hipertensi dan Penyakit Arteri Koroner


Interaksi antara penyakit arteri koroner dengan hipertensi sangat kuat, tampak pada
hadirnya kedua penyakit ini pada sekitar 25% – 30% pasien kasus infark miokardial.
Penanggulangannya berupa perubahan gaya hidup (stop merokok, diet, olah raga),

25 of 52 15/05/2021, 14:47
Hipertensi: Diagnosis dan Tatalaksana (ISH 2020) – Kedokteran – Caiherang https://caiherang.com/hipertensi/

berikan pengobatan jika tekanan darah ≥140/90 mmHg dengan target <130/80
mmHg (<140/80 pada geriatri).

Obat antihipertensi lini pertama pada kelompok ini adalah RAS blocker, beta-blocker
pada TD berapapun dengan atau tanpa CCB. Tangani gangguan lipid dengan target
LDL-c <55 mg/dL. Pemberian antiplatelet seperti aspirin dosis rendah juga
direkomendasikan dipakai rutin.

Hipertensi dengan Riwayat Stroke


Hipertensi merupakan faktor risiko penting baik untuk stroke iskemik maupun stroke
hemoragik. Kejadian stroke pada dasarnya dapat dicegah dengan mengontrol
tekanan darah. Pada orang yang telah mengalami stroke, tentu terdapat risiko untuk
terjadinya stroke berulang.

Pada kelompok pasien ini, pemberian terapi apabila tekanan darah ≥140/90 mmHg
dan dengan target tekanan darah <130/80 mmHg (<140/80 pada geriatri). Adapun
obat lini pertama adalah RAS blocker, CCD< dan diuretik. Pemberian obat antilipid

Subscribe
juga harus dilakukan dengan target LDL-C <70 mg/dL pada stroke iskemik.

Antiplatelet juga rutin diberikan pada kasus stroke iskemik tapi tidak pada stroke
hemoragik atau perdarahan. Pada kasus stroke hemoragik, pemberian antiplatelet
bisa diberikan hanya jika ada indikasi kuat.

Hipertensi dan Gagal Jantung


Baik pada gagal jantung dengen reduced EF (HFrEF) maupun preserved EF (HFpEF),
hipertensi merupakan faktor risiko utama pada kedua kondisi tersebut. Pasien HF
dengan hipertensi memiliki mortalitas dan morbiditas yang lebih buruk. Kendali
darah tinggi pada kondisi ini bisa mengurangi risiko insiden gagal jantung dan
perawatan rumah sakit akibat perburukan kondisi gagal jantung.

Adapun modi�kasi gaya hidup merupakan terapi lini pertama. Terapi hipertensi
diberikan jika TD ≥140/90 mmHg dan dengan target tekanan darah <130/80 mmHg
tapi >120/70 mmHg.

Pada pasien dengan HFrEF, RAS blocker, beta-blocker, dan mineralocorticoid receptor
antagonists efektif untuk memperbaiki luaran pada pasien tersebut. Adapun diuretik,

26 of 52 15/05/2021, 14:47
Hipertensi: Diagnosis dan Tatalaksana (ISH 2020) – Kedokteran – Caiherang https://caiherang.com/hipertensi/

bene�tnya pada penelitian terbatas hanya bermanfaat untuk perbaikan gejala gagal
jantung. CCB diindiaksikan pada kasus dimana dengan obat-obatan di atas, kendali
tekanan darah masih buruk.

Angiotensin receptor-neprilysin inhibitor (ARNI; sacubitril-valsartan) diindikasikan


untuk pengobatan HFrEF dengan hipertensi sebagai alternatif ACE-inhibitor dan ARB.
Strategi pengobatan yang sama juga dapat diterapkan pada HFpEF walaupun seting
optimal pada kondisi tersebut masih belum diketahui.

Hipertensi dan CKD (Chronic Kidney


Disease)
Hipertensi merupakan faktor risiko mayor untuk terjadinya albuminuria dan CKD
jenis apapun. Nilai eGFR yang rendah berkaitan dengan hipertensi resisten, masked
hypertension, dan peningkatan tekanan dalam saat malam hari. Efek penurunan
tekanan darah terhadap fungsi ginjal dan albuminuria kurang berhubungan dengan
penurunan risiko kardiovaskular.

Subscribe
Pada kondisi pasien hipertensi dengan CKD, terapi hipertensi diberikan jika TD
≥140/90 mmHg dan dengan target tekanan darah <130/80 mmHg (<140/80 pada
geriatri). Adapun obat lini pertama adalah RAS-inhibitor karena selain penurunan TD
juga mengurangi albuminuria. CCB dan diuretik (loop diuretik jika eGFR <30
mL/menit/1,73 m2) dapat ditambahkan. Untuk monitoring, diperiksa eGFR,
mikroalbuminuria, dan elektrolit darah.

Hipertensi dan PPOK (Penyakit Paru


Obstruktif Kronik)
Pada pasien PPOK, hipertensi merupakan komorbid yang paling sering ditemukan.
Pada kondisi pasien hipertensi dengan PPOK, terapi hipertensi diberikan jika TD
≥140/90 mmHg dan dengan target tekanan darah <130/80 mmHg (<140/80 pada
geriatri). Berhenti merokok merupakan suatu keharusan dan diupayakan untuk
menghindari polusi udara. Strategi pengobatan adalah pemberian ARB dan CCB
dan/atau diuretik. Beta-blocker dapat diberikan pada pasien terpilih (misalnya CAD,
HF).

27 of 52 15/05/2021, 14:47
Hipertensi: Diagnosis dan Tatalaksana (ISH 2020) – Kedokteran – Caiherang https://caiherang.com/hipertensi/

HIV/AIDS
Dengan semakin membaiknya harapan hidup penderita infeksi HIV/AIDS, risiko
kardiovaskuler untuk kelompok ini semakin meningkat. Umumnya kebanyakan obat
antiretroviral atau ARV berinteraksi dengan CCB. Adapun manajemen hipertensi
sama dengan populasi umum lainnya.

Diabetes
Terapi hipertensi diberikan jika TD ≥140/90 mmHg dan dengan target tekanan darah
<130/80 mmHg (<140/80 pada geriatri). Strategi pengobatan adalah RAS inhibitor
(dan CCB dan/atau thiazide-like diuretic). Selain itu harus pula disertai statin untuk
pencegahan primer jika LDL-C >70 mg/dL pada diabetes dengan kerusakan target
organ atau LDL-C >100 mg/dL pada penderita diabetes tanpa komplikasi.

Gangguan Lipid
Penurunan tekanan darah sama dengan populasi umum dengan oabt antihipertensi

Subscribe
terutama RAS-inhibitor (ACE-I atau ARB) dan CCB. Statin merupakan obat antilipid
terpilih dengan atau tanpa ezetimibe (penghambat absoprsi kolesterol) dan/atau
inhibitor PCSK9 (proprotein convertase subtilisin/kexin type 9; misal alirocumab dan
evolocumab) (pada seting optimal). Agen penurun trigliserida harus dipertimbangkan
jika >200 ng/dL terutama pada pasien diabetes dengan hipertensi. Feno�brate juga
dapat bermanfaat pada subgrup pasien dengan HDL rendah dan trigliserida tinggi.

Sindrom Metabolik
Pasien hipertensi dengan sindrom metabolik termasuk kelompok pasien berisiko
tinggi. Diagnosis sindrom metabolik ini dibuat terpisah dari masing-masing
komponen. Terapi sindrom metabolik didasarkan perubahan gaya hidup (diet dan
olah raga). Tatalaksana juga harus termasuk kontrol tekanan darah seperti populasi
umum dan pengobatan faktor risiko tambahan sesuai levek risiko kardiovaskuler
(SCORE, ASCVD).

Ringkasan Manajemen Komorbid pada


Hipertensi
Selain kontrol tekanan darah, strategi terapi harus termasuk perubahan pola
28 of 52 15/05/2021, 14:47
Hipertensi: Diagnosis dan Tatalaksana (ISH 2020) – Kedokteran – Caiherang https://caiherang.com/hipertensi/

hidup, kontrol berat badan, dan terapi efektif untuk faktor risiko lainnya untuk
mengurangi risiko kejadian penyakit kardiovaskuler.
Untuk perubahan gaya hidup sesuai dengan Tabel 7.
Target LDL-C tergantung pro�l risiko:
1. >50% dan <70 mg/dL pada hipertensi dengan CVD, CKD, DM, atau tanpa CVD
namun risiko tinggi
2. >50% dan <100 mg/dL pada pasien risiko tinggi
3. <115 mg/dL pada pasien risiko sedang
Gula darah puasa dikurangi <126 mg/dL atau HbA1c di bawah 7%
Asam urat dipertahankan <6,5 mg/dL pada hiperurisemia asimtomatik dan
<6mg/dL pada pasien gout.
Antiplatelet dipertimbangkan pada pasien dengan CVD namun hanya sebagai
pro�laksis sekunder.

Komorbiditas Lainnya
Dua kondisi komorbid yang jarang dibahas adalah pada penyakit reumatik dan
gangguan psikiatri.

Subscribe
Komorbid
tambahan Obat yang direkomendasikan Hati-hati

– RAS-inhibitor dan CCB ± diuretik


Penyakit Dosis tinggi
– Jika memungkinkan, pilih agen
reumatik NSAID
biologis yang tidak mempengaruhi TD

– RAS-inhibitor dan diuretik


– Beta-blocker (kecuali metprolol) jika
Hindari CCB
Gangguan memakai obat yang menginduksi
jika hipotensi
psikiatri takikardia (antidepresan, antipsikotik)
ortostatik (SRI)
– Antilipid/antidiabetes sesuai pro�l
risiko pasien

Tabel 8. Pengobatan hipertensi dengan komorbid penyakit reumatik dan gangguan psikiatri

Hipertensi dan Penyakit Reumatik


Yang masuk ke dalam kelompok ini adalah penyakit reumatik in�amasi yakni
artritis reumatoid, artritis psoriatik, dsb. Jika penyakit tersebut kurang terkontrol,
dapat meningkatkan kejadian hipertensi.
29 of 52 15/05/2021, 14:47
Hipertensi: Diagnosis dan Tatalaksana (ISH 2020) – Kedokteran – Caiherang https://caiherang.com/hipertensi/

Dari penyakit-penyakit reumatik in�amasi tersebut, artritis reumatoid merupakan


penyakit yang predominan dibandingkan penyakit reumatik lainnya.
Tekanan darah pada kelompok pasien ini ditatalaksana seperti populasi umum
dan pilihan pengobatan terutama RAS-inhibitor dan CCB.
Penyakit utama yang mendasari harus ditatalaksana dan dikendalikan untuk
mengurangi in�amasi atau peradangan dan hindari penggunaan NSAID dosis
tinggi.
Obat antilipid digunakan sesuai pro�l risiko kardiovaskuler dan juga harus
memperhatikan efek agen biologis.

Hipertensi dan Gangguan Psikiatri


Terjadi peningkatan kejadian hipertensi pada pasien dengan gangguan psikiatri
terutama pada depresi.
Depresi juga berkaitan dengan morbiditas dan mortalitas kardiovaskuler
sehingga pada kelompok ini juga penting aspek pengendalian tekanan darah.
Target dan kondisi penggunaan antihipertensi sama dengan populasi umum
dengan obat antihipertensi yang disarankan terutama RAS-inhibitor dan diuretik

Subscribe
yang memiliki kemungkinan interaksi yang kecil dengan obat antidepresan. CCB
dan α1-blocker harus digunakan secara hati-hati pada pasien dengan hipotensi
ortostatik (misalnya pada penggunaan SRI).
Dalam mengawasi ada interaksi obat, harus memonitor kelainan EKG dan adanya
hipotensi postural.
Beta-blocker (kecuali metoprolol) harus digunakan terutama jika menggunakan
obat yang mengunduksi takikardia seperti antidepresan dan antipsikotik.
Faktor risiko tambahan ditatalaksana seusai dengan pro�l risiko kardiovaskuler
pasien (SCORE/ASCVD).

Kondisi Khusus
Berikut dibahas hipertensi dengan kondisi khusus.

Hipertensi Resisten
Hipertensi resisten adalah TD di klinik >140/90 mmHg pada pasien yang telah diobati
dengan tiga atau lebih obat antihipertensi pada dosis optimal (atau dosis maksimal
yang ditoleransi) termasuk ke dalamnya satu diuretik dan setelah mengeksklusi

30 of 52 15/05/2021, 14:47
Hipertensi: Diagnosis dan Tatalaksana (ISH 2020) – Kedokteran – Caiherang https://caiherang.com/hipertensi/

pseudoresisten (teknik mengukur TD yang salah, efek white coat, tidak patuh, dan
pilihan antihipertensi yang suboptimal) termasuk hipertensi yang dicetuskan oleh
ibat dan hipertensi sekunder.

Kejadian hipertensi resisten ini terjadi pada sekitar 10% penderita hipertensi dan
memiliki dampak negatif pada kualitas hidup, risiko penyakit jantung koroner. gagal
jantung, stroke, gagal ginjal, dan mortalitas. Sekitar 50% pasien yang terdiagnosa
hieprtensi resisten sebenarnya mengalami hipertensi psudoresisten.

Berikut rekomendasi tatalaksana pada kasus hipertensi resisten:

Selain menyingkirkan kemungkinan psedoresisten, pikirkan pula kemungkinan


adanya hipertensi sekunder
Optimasi terapi yang telah diberikan termasuk perubahan gaya hidup dan
pengobatan yang berbasis diuretik (dosis maksimal diuretik yang ditoleransi dan
pilih diuretik yang optimal: memilih diuretik thiazide-like dari pada thiazide dan
mulai diuretik loop jika eGFR <30 mL/menit/1,73 m 2 atau secara klinis terjadi
overload)

Subscribe
Tambahkan spironolakton sebagai obat ke-4 jika kalium darah <4,5 mmol/L dan
eGFR >45 mL/menit/1,73 m2 untuk mencapai target TD. Jika terdapat
kontraindikasi spironolakton, dapat memilih amiloride, doxazosin, eplerenone,
clonidine, dan beta-blocker atau obat antihipertensi kelas lainnya yang belum
digunakan.

Hipertensi Sekunder
Penyebab spesi�k hipertensi dapat dideteksi pada 5% – 10% pasien hipertensi (Tabel
9). Diagnosis awal dari hipertensi sekunder dan tatalaksana sesuai penyebab
berpotensi untuk hipertensi menjadi sembuh atau memperbaiki kontrol TD dan
mengurangi jenis obat dan dosis antihipertensi yang diberikan. Penyebab yang paling
sering pada pasien dewasa adalah penyakit ginjal parenkimal, hipertensi
renovaskuler, aldosteronisme sekunder, OSA, dan hipertensi yang dicetuskan
obat/substansi terlarang.

Ciri riwayat
dan Analisa
Hipertensi pemeriksaan biokimia Tes diagnostik
sekunder �sik dan urin lanjutan

31 of 52 15/05/2021, 14:47
Hipertensi: Diagnosis dan Tatalaksana (ISH 2020) – Kedokteran – Caiherang https://caiherang.com/hipertensi/

Ciri riwayat
dan Analisa
Hipertensi pemeriksaan biokimia Tes diagnostik
sekunder �sik dan urin lanjutan


Proteinuria,
hematuria,
Riwayat CKD leukosituria
Penyakit ginjal
pasien atau pada USG ginjal
parenkimal
keluarga urinalisa

Penurunan
eGFR


Hipokalemia
spontan
atau – Tes kon�rmasi
hipokalemia (intravenous
Gejala terinduksi saline
hipokalemia diuretik supression test)

Subscribe
Aldosteronisme
(kelemahan (50%-60% – Radiologi
sekunder
otot, kram asimtomatik) adrenal (CT-
otot, tetani) – adrenal)
Peningkatan – Sampling vena
rasio adrenal
aldosterone-
renin
plasma

32 of 52 15/05/2021, 14:47
Hipertensi: Diagnosis dan Tatalaksana (ISH 2020) – Kedokteran – Caiherang https://caiherang.com/hipertensi/

Ciri riwayat
dan Analisa
Hipertensi pemeriksaan biokimia Tes diagnostik
sekunder �sik dan urin lanjutan

– Bruit di perut
– Bruit di arteri
lainnya (karotis
atau femoral)
– Penurunan
3GFR >30%
ketika
diberikan ACE-
inhibitor/ARB
– Untuk curiga
Radiologi arteri
RAS
renalis (USG
aterosklerotik,
dupleks, CT
riwayay �ash
abdomen atau
Stenosis arteri pumonary Penurunan
MR-angiogra�
renalis efema atau eGFR
tergantung
riwayat peyakit
ketersediaan
aterosklerotik

Subscribe
alat dan fungsi
atau adanya
ginjal pasien)
risiko
kardiovaskuler
– Untuk
kecurigaan
displasia
�bromuskular,
wanita muda
dengan onset
hipertensi <30
tahun

33 of 52 15/05/2021, 14:47
Hipertensi: Diagnosis dan Tatalaksana (ISH 2020) – Kedokteran – Caiherang https://caiherang.com/hipertensi/

Ciri riwayat
dan Analisa
Hipertensi pemeriksaan biokimia Tes diagnostik
sekunder �sik dan urin lanjutan


Peningkatan
metanefrin
– Nyeri kepala plasma
– Palpitasi –
– Perspirasi Peningkatan CT atau MRI
Pheochromocytoma
– Pucat fraksi abdomen/pelvis
– Riwayat eksresi urin
hipertensi labil 24 jam
metanefrin
dan
katekolamin

– Obesitas
sentral
– Striae ungu
– Rubor facia – – Tes supresi

Subscribe
– Atro� kulit Hipokalemia deksametason
– Mudah – – Kortisol bebas
Penyakit dan
memar Peningkatan urin 24 jam
sindrom Cushing
– Penebalan late-night – Radiologi
lemak dorsal salivary abdomen dan
dan cortisol pituitari
supraklavikula
– Kelemahan
otot proksimal

– TD tinggi di
ekstemitas
atas –
dibangdingkan Ekhokardiogram
Koarktasio aorta
bawah – CT angiogram
– Melambat – MR-angiogram
atau hilangnya
denyut femoral

34 of 52 15/05/2021, 14:47
Hipertensi: Diagnosis dan Tatalaksana (ISH 2020) – Kedokteran – Caiherang https://caiherang.com/hipertensi/

Ciri riwayat
dan Analisa
Hipertensi pemeriksaan biokimia Tes diagnostik
sekunder �sik dan urin lanjutan

– Peningkatan
IMT
– Mengorok – Tes tidur
– Ngantuk apnea di rumah
siang hari (studi 3 level
OSA – Tersedak di tidur)
malam hari – Tes
– Adanya polisomnogra�
periode apnea malam
saat tidur
– Nokturia

– Gejala
hipertirodisme:
intoleransi
panas, BB
turun, tremor,

Subscribe
palpitasi
Penyakit tiroid TSH, fT4
– Gejala
hipotiroidisme:
intoleransi
dingin, BB naik,
rambut rapuh
dan kering

Tabel 9. Ciri klinis hipertensi sekunder

Adapun rekomendasi untuk hipertensi sekunder adalah sebagai berikut:

Pertimbangkan hipertensi sekunder pada:


1. Pasien dengan awitan dini hipertensi (usia <30 tahun) terutama apabila tidak
ada faktor risiko hipertensi (obes, sindrom metabolik, riwayat keluarga, dll)
2. Hipertensi resisten
3. Individu dengan perburukan kontrol TD mendadak
4. Hipertensi urgensi dan emergensi
5. Tedapat tanda klinis kuat mengarah ke hipertensi sekunder
Pada pasien dengan hipertensi resisten terlebih dahulu singkirkan kemungkinan
hipertensi pseudoresisten atau akibat obat/substansi terlarang

35 of 52 15/05/2021, 14:47
Hipertensi: Diagnosis dan Tatalaksana (ISH 2020) – Kedokteran – Caiherang https://caiherang.com/hipertensi/

Penapisan dasar untuk hipertensi sekunder yaitu anamnesis, pemeriksaan �sk,


biokimia dasar darah (kalium darah, natrium, eGFR, TSH), dan urinalisa

Hipertensi pada Kehamilan


Secara global hipertensi pada kehamilan terjadi pada sekitar 5% – 10% kehamilan
total. Risiko pada ibu yaitu dapat terjadi stroke, abruptio plasenta, gagal organ (hati,
ginjal), dan DIC. Risiko utnuk janin meliputi intrauterine fetal growth retardation,
kelahiran preterm, dan kematian intrauterin. Kondisi hipertensi pada kehamilan
meliputi kondisi berikut:

Preexisting hypertension: Mulai sebelum kehamilan atau <20 minggu usia gestasi
dan terus berlangsung >6 minggu pospartum
Hipertensi gestasional: Mulai >20 minggu masa gestasi dan berakhir <6 minggu
pospartum
Preexisting hypertension plus superimposed gestational hypertension dengan
proteinuria
Preeklampsia: hipertensi dengan proteinuria (300 mg/24 jam atau ACR >30

Subscribe
mg/mmol). Faktor predisposisi adalah adanya hipertensi sebelumnya, riwayat
hipertensi pada kehamilan sebelumnya, diabetes, penyakit ginjal, kehamilan
pertama, atau kehamilan multipel, penyakit autoimun (SLE). Risikonya adalah
gangguan pertumbuhan janin dan kelahiran preterm.
Eklampsia: hipertensi pada kehamilan yang disertai kejang, nyeri kepala berat,
gangguan penglihatan, nyeri abdomen, mual dan muntah, produksi urin rendah.
Diperlukan pengobatan dan persalinan segera.
Sindrom HELLP (hemolisis, elevated liver enzymes, low platelet). Diperlukan
pengobatan dan persalinan segera.

Evaluasi Awal Hipertensi pada Kehamilan


Pada wanita hamil, metode pemeriksaan tekanan darah sama dengan populasi
umum. Jika didapatkan hipertensi, maka pemeriksaan awal meliputi unialisa,
pemeriksaan darah perifer lengkap, enzim hati, kreatinin, dan asam urat. Selain itu
tes proteinuria pada awal kehamilan (deteksi penyakit ginjal) dan pada tengah kedua
kehamilan (mendeteksi preeklampsia). Jika hasil tes disptik >1+ maka diikuti dengan
pemeriksaan rasio albumin-kreatinin urin. Rasio albumin-kreatinin ruain <30
mg/mmol mengeksklusi adanya proteinuria.

36 of 52 15/05/2021, 14:47
Hipertensi: Diagnosis dan Tatalaksana (ISH 2020) – Kedokteran – Caiherang https://caiherang.com/hipertensi/

Pemeriksaan berikut dapat dilakukan apabila tersedia yaitu:

USG ginjal dan adrenal dan metanefrin bebas plasma jika curiga klinis ke arah
pheochromocytoma
USG Doppler arteri uterin setelah 20 minggu gestasi untuk mendeteksi risiko
tinggi hipertensi gestasional, preeklampsia, dan intrauterine growth retardation

Pencegahan Preeklampsia
Wanita dengan risiko tinggi (riwayat hipertensi pada kehamilan sebelumnya, CKD,
penyakit autoimun, diabetes) atau risiko moderat (kehamilan pertama pada wanita
usia >40 tahun, ineterval kehamilan >10 tahun, IMT >35 kg/m 2, riwayat preeklampsia
pada keluarga, multipara) maka diberikan aspirin 75 – 162 mg saat usia kehamilan 12
– 36 minggu. Suplementasi kalsium 1,5 -2 g per hari direkomendasikan pada wanita
dengan diet rendah kalsium (<600 mg/hari).

Tatalaksana Hipertensi pada Kehamilan

Subscribe
Hipertensi ringan, obat diberikan pada semua ibu dengan TD persisten >150/95
mmHg. Pemberian obat pada TD >140/90 mmHg pada hipertensi gestasional,
hipertensi kronik dengan superimposed gestational hypertension; jika tekanan
darah tinggi dengan HMOD subklinis pada usia kehamilan berapapun. Pilihan
pertama: metildopa, beta-blocker (labetalol), dan CCB dihidropiridin (CCB-DHP)
(nifedipin [bukan kapsular], nikardipin). Kontraindikasi: RAS blocker (ACE-I, ARB,
direct renin inhibitor) karena efek buruk pada janin
Hipertensi berat: Jika TD sistolik >170 mmHg dan/atau diastolik >110 mmHg
segera rawat di rumah sakit (emergensi). Pemebrian obat dengan labetalol IV
(alternatif nikardipin IV, esmolol, hidralazin, urapidil), oral metildopa atau CCB-
DHP (nifedipin [bukan kapsular], nikardipin). Tambah magnesium (krisis
hipertensi untuk mencegah eklampsia). Jika terjadi edema paru: nitrogliserin IV.
Nitroprusid harus dihindari karena bahaya keracunan sianida pada fetus pada
pemakaian yang lama.
Persalinan pada hipertensi gestasional atau preeklampsia: pada kehamilan 37
minggu pada ibu hamil tanpa gejala. Persalinan lebih awal pada ibu hamil dengan
gangguan penglihatan atau gangguan hemostasis.
Tekanan darah pospartum: bila hipertensi masih berlangsung berikan obat yang
direkomendasikan kecuali metildopa (risiko depresi pospartum).
37 of 52 15/05/2021, 14:47
Hipertensi: Diagnosis dan Tatalaksana (ISH 2020) – Kedokteran – Caiherang https://caiherang.com/hipertensi/

Menyusui: semua obat antihipertensi diekskresikan lewat ASI namun dengan


konsentrasi yang rendah. Hindari atenolol, propranolol, nifedipine (konsentrasi
tinggi di ASI). Gunakan CCB durasi panjang.
Konsekuensi jangka panjang hipertensi gestasional: meningkatkan risiko
hipertensi dan CVD (stroke, penyakit jantung iskemik) di kemudian hari.

Hipertensi Emergensi
Hipertensi emergensi adalah kondisi peningkatan TD yang substansial yang disertai
dengan HMOD. Target organ termasuk retina, otal, jantung, arteri besar, dan ginjal.
Situasi ini memerlukan proses pemeriksaan diagnostik yang segera dan penurunan
TD segera untuk menurunkan progresivitas gagal organ. Umumnya dalam kondisi ini
diperlukan terapi obat intravena. Pemilihan obat antihipertensi terutama ditentukan
oleh tipe kerusakan organ. Kondisi klinis yang spesi�k hipertensi emergensi adalah
sebagai berikut:

Hipertensi maligna: peningkatan berat TD (biasanya >200/120 mmHg) berkaitan


dengan retinopati lanjut bilateral (perdarahan, cotton wool spots, papilledema)

Subscribe
Ensefalopati hipertensi: peningkatan TD berat disertai dengan letargi, kejang,
kebutaan kortikal, dan koma tanpa disertai penyebab lainnya selain peningkatan
tekanan darah.
Hypertensive thrombotic microangiopathy (TMA): peningkatan berat TD disertai
dengan hemolisis dan trombositopenia tanpa sebab lain dan terjadi perbaikan
dengan terapi penurun TD.
Presentasi klinis hipertensi emergensi lain termasuk peningkatan berat TD yang
disertai perdarahan intrakranial, stroke akut, sindrom koroner akut, edema paru
kardiogenik, diseksi aneurisme/aorta, dan preeklampsia berat atau eklampsia.

Pasien dengan peningkatan TD substansial namun tanpa disertai HMOD akut tidak
masuk ke dalam katergori hipertensi emergensi dan dapat diterapi dengan
antihipertensi oral.

Presentasi Klinis dan Workup Diagnostik


Presentasi klinis dari hipertensi emergensi bervariasi dan ditentukan oleh kerusakan
akut organ yang terpengaruh. Tidak ada batas TD spesi�k untuk mende�nisikan
hipertensi emergensi.

38 of 52 15/05/2021, 14:47
Hipertensi: Diagnosis dan Tatalaksana (ISH 2020) – Kedokteran – Caiherang https://caiherang.com/hipertensi/

Gejala yang ada termaasuk nyeri kepala, gangguan penglihatan, nyeri dada, sesak
napas, gejala neurologis, pusing, dan dapat pula gejala lain yang tidak spesi�k. Pada
anamnesis yang harus dicari atau digali adalah adanya hipertensi sebelumnya, onset
dan durasi gejala, potansi oenyebab (tidak patuh pengobatan, perubahan gaya hidup,
konsumsi obat pencetus TD tinggi [NSAID, steroid, imunosupresan, simpatomimetik,
kokain, terapi antiangiogenik])

Pada pemeriksaan �sik lakukan pemeriksaan lengkap kardiovaskular dan neurologis.


Pemeriksaan laboratorium meliputi darah perifer lengkap, kreatinin, natrium, kalium,
laktat dehidrogenase (LDH), haptoglobin, urinalisis, sedimen urin. Selain itu lakukan
pula endoskopi.

Pemeriksaan lain tergantung presentasi klinis. Troponin bila ada nyeri dada, rontgen
toraks jika ada kongesti, ekhokardiogram transtorakal untuk menilai struktur jantung,
CT/MRI otak pada kecurigaan strike, CT-angiogra� abdomen.toraks pada kecurigaan
penyakit akut pada aorta. Penyebab sekunder dapat ditemukan pada 20%-40% kasus
hipertensi emergensi.

Subscribe
Terapi
Secara keseluruhan, tujuan terapi ada hipertensi emergensi adalah menurunkan TD
ke level yang aman untuk mencegah kerusakan organ lebih lanjut. Belum ada data
pasti yang menentukan level TD yang harus dicapai. Kebanyakan konsesnsus
bersumber dari pendapat ahli. Tipe dari HMOD menentukan pilihan terapi yang
digunakan. Kecepatan penurunan TD juga ditentukan konteks klinis. Misalnya, pada
edema paru akut dan diseksi aorta harus diturunkan segera sedangkan pada stroke
iskemik walaupun pada umumnya TD 220/120 mmHg tidak bisa ditoleransi namun
masih ditoleransi pada periode tertentu.

Hal yang patut diperhatikan dalam pemilihan obat pada hipertensi emergensi adalah
ketersediaan obat dan pengalaman setempat. Labetalol dan nikardipin secara umum
aman untuk digunakan di semua kasus hipertensi emergensi. Nitrogliserin dan
nitroprusid secara spesi�k bermanfaat pada kondisi hipertensi emergensi yang
melibatkan jantung dan aorta.

Timeline
dan target Terapi lini
Presentasi klinis TD pertama Alternatif

39 of 52 15/05/2021, 14:47
Hipertensi: Diagnosis dan Tatalaksana (ISH 2020) – Kedokteran – Caiherang https://caiherang.com/hipertensi/

Timeline
dan target Terapi lini
Presentasi klinis TD pertama Alternatif

Hipertensi maligna Beberapa


dengan atau tanpa jam, MAP Labetalol Nitroprusid
TMA atau gagal ginjal -20% sampai Nikardipin Urapidil
akut -25%

Segera, MAP
Ensefalopati Labetalol
-20% sampai Nitroprusid
hipertensi Nikardipin
-25%

Stroke iskemik akut


dan SBP >220 mmHg 1 jam, MAP Labetalol
Nitroprusid
atau DBP >120 -15% Nikardipin
mmHg

Stroke iskemik akut


dengan indikasi
terapi trombolitik 1 jam, MAP Labetalol
Nitroprusid
dan SBP >185 mmHg -15% Nikardipin

Subscribe
atau DBP >110
mmHg

Stroke perdarahan Segera, 130 <


Labetalol
akut dan SBP >180 SBP <180 Urapidil
Nikardipin
mmHg mmHg

Kejadian akut Segera, SBP Nikardipin


Urapidil
koroner <140 mmHg Labetalol

Nitroprusid
Urapidil
atau
Edema paru akut Segera, SBP (dengan
nitrogliserin
kardiogenik <140 mmHg diuretik
(dengan
loop)
diuretik loop)

Segera, SBP Esmolol dan


<120 mmHg nitroprusid Labetalol
Penyakit aorta akut dan laju nadi atau atau
<60 kali per nitroglsierin metoprolol
menit atau nikardipin

40 of 52 15/05/2021, 14:47
Hipertensi: Diagnosis dan Tatalaksana (ISH 2020) – Kedokteran – Caiherang https://caiherang.com/hipertensi/

Timeline
dan target Terapi lini
Presentasi klinis TD pertama Alternatif

Segera, SBP Labetalol atau


Eklampsia dan
<160 mmHg nikardipin dan
preeklampsia
dan DBP magnesium
berat/HELLP
<105 mmHg sulfat

Tabel 10. Tipe hipertensi emergensi dan pilihan terapinya

Mengenai kondisi hipertensi emergensi ini juga dapat dipelajari di artikel dengan
tautan ini (https://caiherang.com/krisis-hipertensi/).

Kondisi Spesifik
Hipereaktivitas simpatik: pada intoksikasi amfetamin, simpatomimetik, atau
kokain maka penggunaan benzodiazepin dapat dipertimbangkan. Fentolamin,
alfa-bloker kompetitif spesi�k dan clonidin, agen simpatolitik sentral dengan sifat
sedatif tambahan dapat diberikan apabila diperlukan agen antihipertensi

Subscribe
tambahan pada kondisi ini. Adapun alternatif antihipertensi lain adalah nikardipin
dan nitroprusid.
Pheochromocytoma: sinyal adrenergik dapat berespon dengan baik pada
pemberian fentolamin. Beta-blocker hanya diberikan jika telah diberikan alfa-
bloker sebelumnya untuk mencegah terjadinya akselerasi dari hipertensi. Uradipil
dan nitroprusid adalah agen antihipertensi tambahan yang sesuai untuk kondisi
ini.
Preeklampsia/eklampsia sesuai manajemen hipertensi pada kehamilan.

Follow-Up
Pasien yang telah mengalami hipertensi emergensi mengalami peningkatan risiko
kardiovaskular dan penyakit ginjal. Investigasi menyeluruh penyebab episode
emergensi dan HMOD harus dilakukan untuk mencegah terjadinya hipertensi
emergensi berulang. Untuk membantu ketaatan minum obat, diupayakan pemberian
pengobatan yang lebih sederhana disertai evaluasi ulang modi�kasi gaya hidup agar
memperbaiki kontrol tekanan darah jangka panjang. Evaluasi rutin bulanan
diperlukan sampai target T D tercapai dan regresi dari HMOD telah tercapai.

41 of 52 15/05/2021, 14:47
Hipertensi: Diagnosis dan Tatalaksana (ISH 2020) – Kedokteran – Caiherang https://caiherang.com/hipertensi/

Ras, Etnisitas, dan Hipertensi


Ras dan entnik sangat mempengaruhi prevalensi, pengobatan, dan kontrol
hipertensi. Penyebabnya adalah faktor perbedaan genetik dan juga kebiasaan serta
faktor sosioekonomi.

Populasi Keturunan Afrika


Orang kulit hitam apakah tinggal di Afrika, Kepulauan Karibia, Eropa, atau Amerika
Serikat mengalami hipertensi dan gangguan organ pada usia lebih muda. Selain
itu, lebih banyak hipertensi resisten maupun tekanan darah tinggi saat malam
hari. Risiko mengalami penyakit ginjal, stroke, gagal jantung, maupun kematian
pada kelompok ini lebih tinggi dibandingkan kelompok etnik lainnya.
Perbedaan ini mungkin disebabkan oleh perbedaan �siologis termasuk supresi
RAAS, gangguan kendali natrium oleh ginjal, peningkatan reaktivitas
kardiovaskuler, dan penuaan vaskuler yang lebih dini (Kekakuan arteri besar).
Tatalaksana hipertensi:
Apabila memungkinkan, dilakukan penapisan tahunan pada dewasa usia 18

Subscribe
tahun ke atas
Modi�kasi gaya hidup dengan fokus pada pengurangan konsumsi garam,
peningkatan asupan sayuran dan buah (asupan kalium), manajemen berat
badan, dan pengurangan asupan alkohol.
Terapi farmakologis lini pertama adalah single pill combination termasuk
thiazide-like diuretic plus CCB atau CCB plus ARB.
Diantara RAS-inhibitor, ARB lebih dipilih karena kejadian angioedema 3 kali
lebih banyak terjadi pada orang kulit hitam.

Populasi Asia
Etnik spesi�k adalah orang Asia Timur. Hipertensi banyak berkaitan dengan
sensitivitas garam yang disertai obesitas ringan. Dibandingkan dengan populasi
barat, orang Asia Timur memiliki prevalensi strike (terutama stroke hemoragik)
dan HF non iskemik yang lebih tinggi.
Hipertensi pagi dan malam hari juga umum didapat pada populasi Asia
dibandingkan Eropa
Orang Asia Selatan yang berasal dari subkontinen India memiliki risiko tinggi
untuk penyakit kardiovaskular dan metabolik termasuk CAD dan DM tipe 2.

42 of 52 15/05/2021, 14:47
Hipertensi: Diagnosis dan Tatalaksana (ISH 2020) – Kedokteran – Caiherang https://caiherang.com/hipertensi/

Manajemen hipertensi
Asia Tenggara: sama dengan populasi barat kecuali ada bukti baru

Ringkasan Tatalaksana Hipertensi

Subscribe

Standar pelayanan minimun pasien hipertensi

43 of 52 15/05/2021, 14:47
Hipertensi: Diagnosis dan Tatalaksana (ISH 2020) – Kedokteran – Caiherang https://caiherang.com/hipertensi/

Subscribe
Rekomendasi layanan optimal pasien hipertensi

Kesimpulan
Hipertensi merupakan penyakit kronik yang paling sering ditemukan di Indonesia
maupun di dunia. Penanganannya tidak sekedar menurunkan tekanan darah saja
namun juga memperhatikan faktor risiko lainnya yang berhubungan dengan penyakit
kardiovaskuler. Sampai saat ini masih kurang pasien hipertensi yang ditatalaksana
dengan baik. Perbaikan saranan dan obat sangat diperlukan untuk mencegah
timbulnya komplikasi.

44 of 52 15/05/2021, 14:47
Hipertensi: Diagnosis dan Tatalaksana (ISH 2020) – Kedokteran – Caiherang https://caiherang.com/hipertensi/

(https://caiherang.com (https://caiherang.com (https://caiherang.com


/krisis-hipertensi/) /tinjauan-umum- /tatalaksana-penyakit-
De�nisi dan Tatalaksana penyakit-kardiovaskuler- lupus-atau-sle/)
Krisis Hipertensi
pada-kehamilan/) Tatalaksana Penyakit
(https://caiherang.com Lupus atau SLE
/krisis-hipertensi/) Penyakit Kardiovaskuler
(https://caiherang.com
30 September 2018 pada Kehamilan:
/tatalaksana-penyakit-
Tinjauan Umum
lupus-atau-sle/)
(https://caiherang.com
/tinjauan-umum- 10 Oktober 2019
penyakit-kardiovaskuler-
pada-kehamilan/)
28 Oktober 2018

Referensi
1. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Hasil utama Riskesdas 2018.

Subscribe
(https://kesmas.kemkes.go.id/assets/upload/dir_519d41d8cd98f00/�les/Hasil-
riskesdas-2018_1274.pdf)
2. Unger T, Borghi C, Charchar F, Khan NA, Poulter NR, Prabhakaran D, et al. 2020
International Society of Hypertension Global Hypertension Practice Guidelines.
Hypertens (Dallas, Tex 1979). 2020 Jun;75(6):1334–57.
(https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/32370572)
3. Whelton PK, Carey RM, Aronow WS, Casey DE, Collins KJ, Dennison Himmelfarb C,
et al. 2017 ACC/AHA/AAPA/ABC/ACPM/AGS/APhA/ASH/ASPC/NMA/PCNA
Guideline for the Prevention, Detection, Evaluation, and Management of High
Blood Pressure in Adults. J Am Coll Cardiol. 2018 May;71(19):e127–248.
(https://linkinghub.elsevier.com/retrieve/pii/S0735109717415191)

Cecep Suryani Sobur (https://caiherang.com/author/admin/)


Seorang dokter, saat ini sedang menjalani pendidikan dokter spesialis penyakit dalam FKUI.
Peminat berbagai topik sejarah dan astronomi.

HIPERTENSI (HTTPS://CAIHERANG.COM/TAG/HIPERTENSI/)

45 of 52 15/05/2021, 14:47
Hipertensi: Diagnosis dan Tatalaksana (ISH 2020) – Kedokteran – Caiherang https://caiherang.com/hipertensi/

TEKANAN DARAH TINGGI (HTTPS://CAIHERANG.COM/TAG/TEKANAN-DARAH-TINGGI/)

Tinggalkan Balasan

Cegah serangan Stroke


berulang
Jangan mau terkena Stroke. Pulihkan
Stroke dengan Terapi Laser dirumah,
pemakaian mudah

Dr Laser

Subscribe
(https://caiherang.com/author/admin/)

Selamat Datang!

Selamat datang di Caiherang! Nama saya Cecep, saya seorang dokter yang suka menulis. Situs ini berisi
tulisan saya tentang topik kesehatan dan sains. Saya harap situs web ini dapat membantu kita belajar
bersama tentang ilmu kedokteran

Ikuti video kami di YouTube

46 of 52 15/05/2021, 14:47
Hipertensi: Diagnosis dan Tatalaksana (ISH 2020) – Kedokteran – Caiherang https://caiherang.com/hipertensi/

Kenali Gejala
HIV AIDS
Cara Alami Menyembuhkan
HIV
Terbukti Tumpas Virus HIV
AIDS Hingga Bersih Tuntas,
Tanpa Efek Samping.Terbukti
Cepat

jajaherdiandenture.blogspot.com

Subscribe
BUKA

 Search

Top Pos & Laman


Tes ANA pada Penyakit Lupus dan Autoimun Lainnya

UAP (Unstable Angina Pectoris) dan NSTEMI (Non ST-Elevated Myocardial Infarction)

Sintesis Protein: Translasi RNA dan Modi�kasi Postranslasional

Mekanisme Replikasi DNA (Deoxyribonucleic Acid)

Tuberkulosis (TB): Pato�siologi, Diagnosis, & Tatalaksana

Apakah Hepatitis B Kronik Bisa Sembuh?

47 of 52 15/05/2021, 14:47
Hipertensi: Diagnosis dan Tatalaksana (ISH 2020) – Kedokteran – Caiherang https://caiherang.com/hipertensi/

Transkripsi DNA: Sintesis & Modi�kasi RNA

Atrial Fibrilasi (AF) - Gejala, Diagnosis, dan Tatalaksana

Mekanisme Kerja Kemoterapi Anti Kanker dan Klasi�kasinya

Sirosis Hati, Diagnosis dan Tatalaksana

Kenali Gejala
HIV AIDS
Cara Alami Menyembuhkan
HIV
Terbukti Tumpas Virus HIV

Subscribe
AIDS Hingga Bersih Tuntas,
Tanpa Efek Samping.Terbukti
Cepat

jajaherdiandenture.blogspot.com

BUKA

Ikuti artikel kami:


Untuk mendapatkan update tentang artikel terbaru melalui email, silakan masukkan alamat email Anda di
bawah ini:

48 of 52 15/05/2021, 14:47
Hipertensi: Diagnosis dan Tatalaksana (ISH 2020) – Kedokteran – Caiherang https://caiherang.com/hipertensi/

Email Address

Subscribe

-14%

-38%

Subscribe
BARU

BARU
-25%

IKEA Indonesia

Search More

49 of 52 15/05/2021, 14:47
Hipertensi: Diagnosis dan Tatalaksana (ISH 2020) – Kedokteran – Caiherang https://caiherang.com/hipertensi/

Recent Articles

Subscribe
Mikrobiota Usus: “Hutan” dalam Perut Manusia
2 SEPTEMBER 2018

Benarkah Puasa dapat Menurunkan Berat Badan? Ini Penelitiannya!


2 SEPTEMBER 2018

50 of 52 15/05/2021, 14:47
Hipertensi: Diagnosis dan Tatalaksana (ISH 2020) – Kedokteran – Caiherang https://caiherang.com/hipertensi/

Trastuzumab atau Herceptin: Obat Apakah Itu?


8 SEPTEMBER 2018

Subscribe

Obat Anti Aritmia: Mekanisme Kerja dan Klasifikasinya


9 SEPTEMBER 2018

51 of 52 15/05/2021, 14:47
Hipertensi: Diagnosis dan Tatalaksana (ISH 2020) – Kedokteran – Caiherang https://caiherang.com/hipertensi/

ALERGI-IMUNOLOGI (HTTPS://CAIHERANG.COM/CATEGORY/KEDOKTERAN/ALERGI-IMUNOLOGI/)
GASTROENTEROLOGI (HTTPS://CAIHERANG.COM/CATEGORY/KEDOKTERAN/GASTROENTEROLOGI/)
GINJAL-HIPERTENSI (HTTPS://CAIHERANG.COM/CATEGORY/KEDOKTERAN/GINJAL-HIPERTENSI/)
HEMATOLOGI – ONKOLOGI MEDIK (HTTPS://CAIHERANG.COM/CATEGORY/KEDOKTERAN/HEMATOLOGI-
ONKOLOGI-MEDIK/)
HEPATOLOGI (HTTPS://CAIHERANG.COM/CATEGORY/KEDOKTERAN/HEPATOLOGI/)
METABOLIK ENDOKRIN & DIABETES (HTTPS://CAIHERANG.COM/CATEGORY/KEDOKTERAN/METABOLIK-
ENDOKRIN-DIABETES/)
KARDIOLOGI (HTTPS://CAIHERANG.COM/CATEGORY/KEDOKTERAN/KARDIOLOGI/)
RHEUMATOLOGI (HTTPS://CAIHERANG.COM/CATEGORY/KEDOKTERAN/RHEUMATOLOGI/)
TROPIK-INFEKSI (HTTPS://CAIHERANG.COM/CATEGORY/KEDOKTERAN/TROPIK-INFEKSI/)
KEBIJAKAN PRIVASI (HTTPS://CAIHERANG.COM/KEBIJAKAN-PRIVASI/)
PERLU BANTUAN? (HTTPS://CAIHERANG.COM/PERTANYAAN/)

 
(https://facebook.com/docCecep/) (https://twitter.com/doctorCep)

(https://www.linkedin.com/in/cecep-sobur/)

(https://www.youtube.com/channel/UC4gBAMIT8anBDk_tCTjTWww)

(https://www.instagram.com/nchobian/)

(https://id.pinterest.com/doctorcep/)

Subscribe
Indonesia (https://caiherang.com/hipertensi/) English (https://caiherang.com/en/)

52 of 52 15/05/2021, 14:47

Anda mungkin juga menyukai