ABSTRAKSI
Latar Belakang : Berdasarkaan observasi peneliti di ruang Perinatologi RSUD Kota Semarang, bag orang tua yang mempunyai
bayi dengan hiperbilirubinemia yang akan dilakukan terapi sinar terlhat kebingungan, sering bertanya kondisi bayinya,
Tujuan : Untuk mengetahui efektifitas pendidikan kesehatan terhadap penurunan tingkat kecemasan pada orang tua bayi yang
Metode Penelitian : Jenis penelitian eksperimen semu dengan rancangan pre and post test only design with control. Jumlah
sampel sebanyak 15 responden untuk perlakuan dan 15 responden untuk kontrol sedangkan analisa data menggunakan uji t-test.
Hasil : umur responden yang mempunyai anak dengan hiperbilirubinemia terbesar antara 26-30 tahun (26,7%), pendidikan
responden terbanyak adalah SMA 53,3%, sebagian besar 66,7% berjenis kelamin perempuan, sebagian besar bekerja dalam
bidang swasta 46,7%, sebelum pendidikan kesehatan sebagian besar 73,3% termasuk kategori sedang dan setelah pendidikan
kesehatan tingkat kecemasan menurun menjadi sebagian besar 73,3% termasuk kategori ringan, sebelum dilakukan pendidikan
kesehatan nilai rata-rata kecemasan sebesar 44,53 dan setelah pendidikan kesehatan menurun menjadi 31,07, standar deviasi
Kesimpulan : Terdapat perbedaan tingkat kecemasan yang bermakna antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol.
=========================================================
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ditinjau dari pertumbuhan dan perkembangan bayi, periode bayi baru lahir merupakan periode yang paling kritis. Perlunya
pembinaan kesehatan dalam penanggulangan faktor-faktor penyebab kematian bayi perlu diprioritaskan. Beberapa faktor yang
dapat menyebabkan kematian pada bayi yaitu asfiksia, berat badan lahir rendah, hipotermi, infeksi pada bayi dan
Salah satu keadaan yang menyerupai penyakit hati yang terdapat pada bayi baru lahir adalah terjadinya hiperbilirubinemia yang
merupakan salah satu kegawatan pada bayi baru lahir karena dapat menjadi penyebab gangguan tumbuh kembang bahkan
kematian (Sarwono, 2001). Keadaan hiperbilirubinemia pada bayi baru lahir terdapat pada 25-30% bayi baru lahir cukup bulan
dan akan lebih tinggi lagi pada bayi kurang bulan (Sarwono, 2001). Yang dimaksud dengan hiperbilirubinemia adalah warna
kuning yang tampak pada kulit dan mukosa oleh karena adanya bilirubin pada jaringan tersebut, akibat peningkatan kadar
Walaupun hiperbilirubinemia dinyatakan tidak semuanya tergolong patologis tetapi setiap bayi baru lahir yang menderita
hiperbilirubinemia perlu perhatian lebih karena pada umumnya bayi akan malas minum dan terlihat lemah. Bila penanganan yang
diberikan tidak tepat makan kelainan yang terjadi dapat berkembang lebih buruk dari pada saat bayi masuk rumah sakit
(Ngastiyah, 1997).
Masalah keperawatan yang didapatkan pada bayi hiperbilirubinemia adalah kurangnya masukan cairan dan nutrisi karena bayi
malas minum, resiko terjadinya kern ikterus karena adanya kelebihan bilirubin indirek di dalam peredaran darah yang dapat
masuk ke dalam jaringan otak gangguan, rasa aman dan nyaman akibat pengobatan (pemberian terapi sinar) dan kurangnya
pengetahuan orang tua tentang penyakit hiperbilirubinemia, akibat komplikasi dan penanganan atau pengobatan pada penyakit
Kurangnya pengetahuan orang tua memacu timbulnya stressor baru pada orang tua yang dapat menimbulkan kecemasan.
Kecemasan yang ditunjukkan orang tua berkisar antara cemas ringan, cemas sedang, berat maupun terjadi panik. Pola perliku
kecemasan yang terjadi tergantung pada kematangan pribadi, harga diri, mekanisme koping dan pemahaman dalam menghadapi
ketegangan (Long, 1997). Adanya pemahaman pada orang tua sangat penting dilakukan oleh petugas kesehatan. Hal ini berkaitan
dengan kenyamanan selama tindakan (Sarwono, 2001). Informasi yang diberikan menggunakan metode pendidikan kesehatan
khususnya pemberian pengetahuan tentang hiperbilirubinemia, tindakan pengobatan terapi sinar. Pendidikan kesehatan
diperlukan untuk memperoleh pengetahuan ketrampilan yang dibutuhkan klien/keluarga sebelum selama dan setelah tindakan
Pendidikan kesehatan pada hakekatnya adalah suatu kegiatan atau usaha individu untuk menyampaikan pesan kesehatan kepada
masyarakat, kelompok individu, dengan harapan bahwa dengan adanya pesan tersebut masyarakat, kelompok atau individu dapat
menumbuhkan pengetahuan tentang kesehatan. Akhirnya pengetahuan tersebut diharapkan dapat berpengaruh terhadap
perilakunya. Dengan kata lain dengan adanya pendidikan tersebut dapat membawa akibat terhadap perubahan perilaku sasaran
(Notoatmodjo, 2003)
Di kutip dari berita kedokteran th 1997 dilaporkan bahwa tindakan medis yang akan dilakukan dapat menimbulkan kecemasan
pada klien ,hal ini dimungkinkan kurangnya pengetahuan tentang tindakan medis tersebut .pemberian informasi yang jelas
tentang tindakan tersebut dan resiko yang mungkin terjadi dapat mengurangi rasa khawatir dan klien dapat mengambil keputusan
yang rasional terhadap tindakan yang akan dilakukan (Hadijah,1997). Bagi orang tua bayi, tindakan terapi sinar dan keadaan
bayinya bisa menimbulkan stessor. Dari observasi yang dilakukan peneliti di ruang perinatologi RSUD Kota Semarang, orang tua
terlihat kebingungan, seringnya bertanya tentang kondisi bayinya, khawatir yang berlebihan, ragu-ragu dalam mengambil
keputusan untuk pengobatan bayinya dan mengatakan tidak tahu tentang kondisi bayinya. Kecemasan orang tua semakin
bertambah bila melihat bayinya dilakukan tindakan terapi sinar. Hal ini bisa disebabkan tidak tahunya orang tua mengenai alat
terapi sinar, kurangnya informasi tentang hiperbilirubinemia dan jarangnya kasus yang terjadi di masyarakat.
Kurang informasi yang diterima orang tua akan menimbulkan kecemasan sehingga perlumya pendidikan kesehatan agar orang
tua dapat mengetahui tentang kondisi bayinya yang sebenarnya dan penatalaksanaan tindakan terapi sinar yang dilakukan pada
bayinya, sehingga diharapkan dengan adanya pendidikan kesehatan terjadi perubahan dari kecemasan yang ditunjukkan orang tua
menjadi tidak cemas atau menurun. Oleh karena itu peneliti merasa tertarik untuk mengetahui lebih lanjut apakah efektif
pendidikan kesehatan terhadap penurunan kecemasan pada orang tua bayi yang menderita hiperbilirubinemia dan dilakukan
B. Rumusan Masalah
Didalam penelitian ini penulis mengemukakan perumusan masalah “Bagaimana efektifitas pendidikan kesehatan terhadap
penurunan tingkat kecemasan pada orang tua bayi yang menderita hiperbilirubinemia dan mendapatkan terapi sinar di ruang
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui efektifitas pendidikan kesehatan terhadap penurunan tingkat kecemasan pada orang tua bayi yang menderita
hiperbilirubinemia dan mendapatkan terapi sinar di Ruang Perinatologi RSUD Kota Semarang”.
2. Tujuan Khusus
a. Mendeskripsikan tingkat kecemasan orang tua bayi yang menderita hiperbilirubinemia dan mendapatkan terapi sinar sebelum
b. Mendeskripsikan tingkat kecemasan orang tua bayi yang menderita hiperbilirubinemia dan mendapatkan terapi sinar setelah
c. Menganalisa efektifitas pendidikan kesehatan terhadap penurunan tingkat kecemasan orang tua bayi yang menderita
hiperbilirubinemia dan mendapatkan terapi sinar sebelum dan setelah diberikan pendidikan kesehatan di Ruang Perinatologi
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Pendidikan
a. Memberikan informasi di bidang keperawatan khususnya tentang pendidikan kesehatan tentang hiperbilirubinemia dan
penatalaksanaanya.
b. Sebagai bahan kajian ilmiah untuk pengembangan penilaian tingkat kecemasan orang tua bayi yang menderita
Sebagai masukan dalam peningkatan kualitas praktik keperawatan khususnya dalam perawatan bayi dengan hiperbilirubinemia