Anda di halaman 1dari 16

PERTEMUAN 1

RMK AKUNTANSI KEPERILAKUAN

Oleh :
I Made Artha Budi Susila (1515351088)
Erlangga Suryarahman (1515351164)
Ade Pratiwi Indasari (1515351165)
I Gst. A. Pt. Bunga V. (1515351175)

PROGRAM EKSTENSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2015

1
PENGANTAR AKUNTANSI KEPERILAKUAN

A. Teori Akuntansi Keperilakuan


a. Akuntansi Konvensional
Menurut Siegel dan Marconi (1989), akuntansi merupakan :
“... suatu disiplin jasa yang mampu memberikan informasi yang relevan dan
tepat waktu mengenai masalah keuangan perusahaan dan untuk membantu
pemakai internal dan eksternal dalam proses pengambilan keputusan
ekonomi.”

Sedangkan Accounting Principles Board (APB) system statement No.4


mendefenisikan sbb:
“Akuntansi adalah suatu kegiatan jasa fungsinya adalah memberikan
informasi kuantitatif, terutama yang bersifat keuangan,mengenai suatu entitas
ekonomi yang dimaksudakan untuk digunakan dalam pengambilan keputusan
ekonomi,sebagai dasar dalam memilih di antara beberapa alternatif.”

Terlepas dari sesuai tidaknya definisi-definisi diatas, perspektif yang lebih luas
ditawarkan oleh american Accounting Association (AAA) mendefinisikan akuntansi
sebagai suatu proses pengidentifikasian,pengukuran dan pengomunikasian informasi
ekonomi untuk memungkinkan pembuatan pertimbangan dan keputusan berinformasi
olh pemakai informasi dan yang terkini. Akuntansi didefenisikan dengan acuan pada
konsep informasi kuantitatif yaitu “akuntansi adalah aktivitas jasa” fungsinya adalah
menyediakan informasi kuantitatif, terutama yang bersifat keuangan, mengenai entitas
ekonomi yang diperkirakan bermanfaat dalam proses pengambilan keputusan-
keputusan ekonomi, yaitu dalam menentukan pilihan di antara alternatif-alternatif
yang ada, baik dalam konteks program kerja maupun dalam tindakan.
Pemakai internal dari informasi akuntansi adalah organisasi yang memiliki
garis dan staf personil, yang memandang laporan akuntansi sebagai landasan yang
melibatkan pendanaan, penginvestasikan, dan pengambilan keputusan operasional.
Pemakai eksternal meliputi sejumlah kelompok pemegang saham, kreditor, serikat
buruh, analis keuangan, dan para agen pemerintah. Dengan demikan, informai
keuangan melaui laporan keuangan sebagai hasil dari sitem informasi keuangan
memiliki tujuan yang beberapa diantaranya adalah :

2
1. Menyediakan informasi laporan keuangan yang dapat dipercaya dan
bermanfaat bagi investor serta kreditor sebagai dasar pengambilan
keputusan dan pemberian kredit.
2. Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan perusahaan dengan
menunjukan sumber-sumber ekonomi (kekayaan) perusahaan serta asal
dari kekayaan tersebut.
3. Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan yang dapat
menunjukan kinerja perusahaan dalam menghasilkan laba.
4. Menyediakan informasi keuangan yang dapat menunjukan kemampuan
perusahaan dalam melunasi utang-utangnya.
5. Menyediakan informasi keuanagan yang dapat menunjukan sumber-
sumber pendanaan perusahaan.
6. Menyediakan informasi yang dapat membantu para pemakai dalam
memperkirakan arus kas masuk kedalam perusahaan.

b. Akuntansi Sebagai Suatu Sistem Informasi


Akuntansi menjadi yang terdepan dan berperan penting dalam menjalankan
ekonomi dan sistem sosial kita. Seperti dalam pembahasan sebelum nya tujuan utama
akuntansi adalah melahirkan informasi keuangan melalui proses sebagai pengambilan
keputusan,sedangkan sistem dapat diartikan sebagai suatu kesatuan yang kompleks
dan bentuk dari berbagai komponen yang saling berkaitan. Karakteristik sistem secara
keseluruhan harus memiliki sasaran, input output, dan lingkungan untuk mencapai
target geser yang telah ditetapkan.

c. Akuntansi adalah Sistem


Manajemen, pengguna dan personel sistem diperlukan dalam pengembangan
sistem. Umumnya kelompok perancang atau tim proyek pengembangan sistem
meliputi para pemakai, analis, dan wakil manajemen untuk mengidentifikasikan
kebutuhan pemakai sistem, mengembangkan spesifikasi teknis dan
mengimplementasikan sistem baru. Keterlibatan karyawan perlu di lakukan secara
terus menerus setelah sistem tersebut diimplementasikan. Filosofi dari perancangan
sistem berorientasi pada pemakai membantu untuk membentuk perilaku dan
pendekatan yang baik dalam pengembangan sistem dalam konteks organisasional.

3
Disamping itu, dukungan manajemen puncak merupakan suatu faktor penting
yang menentukan efektivitas penerimaan sistem informasi dalam organisasi, jackson
(1986) mengemukakan beberapa alasan mengapa keterlibatan menejemen puncak
dalam pengembangan sistem informasi merupakan hal yang penting, yaitu:
1. Pengembangan sistem merupakan bagian perencanaan perusahaan
2. Manajemen puncak merupakan fokus utama dalam proyek pengembangan
sistem
3. Manajemen puncak menjamin penekanan tujuan perusahaan dari pada
teknis nya
4. Pemilihan sistem yang akan dikembangkan didasarkan pada kemungkinan
manfaat yang di peroleh
5. Keterlibatan manajemen puncak akan memberikan kegunaan dan
pembuatan keputusan yang lebih baik dalam pengembangan sistem.

Keterlibatan Manajemen Puncak Dalam Pengembangan Sistem


Perencanaan Strategis Perencanaan Sistem Implementasi
a. Kandungan proses a. Pengendalian rencana
a. Integrasi Sistem
perencanaan strategis implementasi
b. Tingkat rincian b. Keterbatasan sumber
b. Kegunaan rencana
rencana proyek daya
c. Keterpaduan dalam c. Pencapaian tujuan
c. Integrasi hardware
rencana perencanaan
d. Pengkoordinasian
d. Perencanaan proyek
tindakan perencanaan  

Keterlibatan pemakai dalam pengembangan sistem informasi adalah bagian


integral dari kesuksesan suatu sistem informasi. Keterlibatan pemakai ini harusnya
ada pada semua tahap yang dinamakan siklus hidup pengembangan sistem. Tahapan
tersebut adalah perencanaan, analisis, perancangan, implementasi dan
pascaimplementasi. Untuk mengukur keterlibatan pemakai ini, ives dan olson (1984)
mengemukakan enam tingkatan keterlibatan pemakai dalam pengembangan sistem
informasi, yaitu:

1. Tidak ada keterlibatan (no-involvement).


2. Keterlibatan simbolis (symbolic involvemen).

4
3. Keterlibatan atas saran orang lain (involvement by advice).
4. Keterlibatan dengan pengendalian yang lemah (involvement by weak
control).
5. Keterlibatan dengan melakukan (involvement by doing).
6. Keterlibatan dengan pengendalian yang kuat (involvement by stong
control).

d. Akuntansi adalah Informasi


Akuntansi juga dapat dipandang sebagai suatu informasi, suatu fenomena
menjadi menarik dengan adanya jargon yang menyatakan bahwa menguasai informasi
berarti akan menguasai dunia dan siapa yang menguasai informasi akan
memenangkan persaingan. Penguasaan informasi menjadi sangat dominan, bahkan
informasi telah diakui sebagai salah satu sumber daya, oleh karena itu perusahaaan
harus berupaya untuk mengoptimalkan peran informasi ini untuk mencapai tujuan.
Tahapan-tahapan dalam pengembangan sistem tersebut seperti di utarakan
oleh Bodnar dan Hopwood (1995) yang terdiri atas:
1. Perencanaan dan analisis sistem yang meliputi formulasi dan evaluasi
solusi-solusi masalah sistem dan penekanannya pada tujuan keseluruhan
sistem.
2. Perencanaan sistem, yaitu proses menspesifikasikan rincian solusi yang
dipilih oleh proses analisis sistem.
3. Implementasi sistem, yaitu proses menempatkan rancangan prosedur-
prosedur dan metode baru atau revisi ke dalam operasi.
Sebagai sistem informasi, akuntansi juga sering disebut "bahasa bisnis" yang
dapat menyediakan atau memberikan informasi penting mengenai kegiatan ekonomi.
Dikatakan seperti itu sebab akuntansi dapat berperan sebagai media komunikasi yang
mengkomunikasikan berbagai fenomena, gejala, dan peristiwa ekonomi yang terjadi
disuatu organisasi bisnis kepada pihak-pihak yang berkepentingan dengan fenomena,
gejala dan peristiwa ekonomi tersebut

B. Perkembangan Akuntansi Keperilakuan


a. Ilmu Keperilakuan

5
Ilmu keperilakuan adalah penemuan yang relatife baru. Konsep tersebut begitu
luas sehingga lingkup dan isinya lebih baik digambarkan dari awal. Ilmu keperilakuan
mencakup bidang riset apapun yang mempelajari, baik melalui metode eksperimentasi
maupun observasi, perilaku manusia dalam lingkungan fisik maupun sosial. Tujuan
ilmu keperilakuan adalah memahami, menjelaskan, dan memprediksikan perilaku
manusia sampai pada generalisasi yang ditetapkan mengenai perilaku manusia yang
didukung oleh bukti empiris yang dikumpulkan secara impersonal oleh ilmuwan
lainnnya yang tertarik.

b. Perspektif Berdasarkan perilaku manusia : Psikologi, Sosiologi dan Psikologi


Sosial
Menurut Robbins (2003), Ketiga hal tersebut, yaitu psikologi, sosiologi dan
psikologi sosial menjadi kontribusi utama dari ilmu keperilakuan. Ketiganya
melakukan pencarian untuk menguraikan dan menjelaskan perilaku manusia,
walaupun secara keseluruhan mereka memiliki perspektif yang berbeda mengenai
kondisi manusia. terutama merasa tertarik dengan bagaimana cara individu bertindak.
Seseorang dapat disebut sebagai sosiolog adalah orang yang mempelajari
manusia dalam hubungannya dengan sesama manusia. Fokusnya didasarkan pada
tindakan orang-orang ketika mereka bereaksi terhadap stimuli dalam lingkungan
mereka, dan perilaku manusia dijelaskan dalam kaitannya dengan ciri, arah dan
motivasi individu. Keutamaan psikologi didasarkan pada seseorang sebagai suatu
organisasi. Psikologi, merupakan ilmu pengetahuan yang berusaha mengukur,
menjelaskan dan kadang mengubah perilaku manusia. Para psikolog memperhatikan
studi dan upaya memahami perilaku individual. Mereka yang telah menyumbangkan
dan terus menambah pengetahuan tentang perilaku organisasional teoritikus
pembelajaran, teoritikus keperibadian, psikologi konseling dan psikologi industri dan
organisasi.
Psikologi sosial, adalah suatu bidang dalam psikologi, tetapi memadukan
konsep-konsep baik dari psikologi maupun sosiologi yang memusatkan perhatian
pada perilaku kelompok sosial. Penekanan keduanya adalah pada interaksi antara
orang-orang dan bukan pada rangsangan fisik. Perilaku diterangkan dalam
hubungannya dengan ilmu sosial, pengaruh sosial dan ilmu dinamika kelompok.
Disamping itu para psikologi sosial memberikan sumbangan yang berarti dalam
bidang-bidang pengukuran, pemahaman, dan perubahan sikap, pola komunikasi, cara-

6
cara dalam kegiatan dapat memuaskan kebutuhan individu dan proses pengambilan
keputusan kelompok.
1. Kontribusi Berbagai Disiplin Ilmu
Ilmu akuntansi keperilakuan dibangun berdasarkan kontribusi dari
sejumlah disiplin ilmu keperilakuan seperti psikologi, sosiologi, psikologi
sosial.
1) Psikologi
Psikologi merupakan ilmu pengetahuan yang berusaha mengukur,
mejelaskan dan terkadang mengubah perilaku manusia. Para
psikolog
2) Sosiologi
Sosiologi adalah ilmu pengetahuan tentang sifat masyarakat,
perilaku masyarakat, dan perkembangan masyarakat .Sosiologi
merupakan cabang Ilmu Sosial yang mempelajari masyarakat dan
pengaruhnya terhadap kehidupan manusia
3) Psikologi Sosial
Dunia psikologi merupakan dunia yang berkaitan dengan
persoalan perasaan, motivasi, kepribadian, dan sejenisnya yang
berkaitan dengan individu. Sementara, sosiologi secara umum
cenderung berkaitan dengan persoalan kemasyarakatan .Kajian
utama psikologi adalah persoalan kepribadian, mental, perilaku,
dan dimensi – dimensi lain yang ada dalam diri manusia sebagai
individu.
4) Antropologi
Antropologi mempelajari manusia sebagai makhluk biologis
sekaligus makhluk sosial. Antropologi memiliki dua sisi holistik
yang meneliti manusia pada tiap waktu dan tiap dimensi
kemanusiaan

2. Ilmu Politik

7
Ilmu politik adalah cabang ilmu sosialyang membahas teori dan
praktik serta deksripsi dan analisis terhadap system politik dan perilaku
politik. Ilmu ini berorientasi akademis, teori dan riset. Ilmuwan politik
mempelajari alokasi dan transfer kekuasaan dalam pengambilan keputusan,
peran dan system pemerintahan termasuk pemerintah dan organisasi
internasional, serta perilaku politik dan kebijakan publik.

c. Akuntansi Keperilakuan
Akuntansi Keperilakuan adalah subdisiplin ilmu akuntansi yang melibatkan
aspek-aspek keperilakuan manusia terkait dengan proses pengambilan keputusan
ekonomi.
1. Perkembangan Sejarah Akuntansi Keperilakuan
Binberg dan Shields (1989) mengklasifikasikan riset akuntansi
keperilakuan dalam lima aliran (school), yaitu pengendalian manajemen
(management control), pemrosesan informasi akuntansi (accounting
information processing), desain sistem informasi (information system design),
riset audit (audit research), dan sosiologi organisasional (organizational
sociology).
Pada awal perkembangannya, riset akuntansi keperilakuan
menekankan pada aspek akuntasi manajemen, khususnya budgeting. Namun,
cakupannya terus berkembang dan bergeser kearah akuntansi keuangan ,
system informasi akuntansi, dan audit. Riset akuntansi keperilakuan telah
berkembang sedemikian rupa sehingga tinjauan literatur telah menjadi
terspesialisasi dengan lebih memfokuskan diri pada atribut keperilakuan yang
spesifik seperti porses kognitif, atau riset keperilakuan pada satu topik khusus
seperti audit sebagai tinjauan analitis (analytical review).
Perkembangan yang pesat dalam akuntansi keperilakuan lebih
disebabkan akuntansi secara stimulant dihadapkan dengan ilmu-ilmu sosial
yang lain secara menyeluruh. Pada gilirannya akuntansi keperilakuan diyakini
dapat menjadi suatu terobosan yang baik dalam pengukuran bisnis dan
informasi yang memungkinkan para direktur (Chief Executive Officer-CEO),
direktur keuangan (Chief Financisl Officer-CFO) dan penyusun rencana
strategis lainnya untuk mengoptimalkan keputusan yang diambil. Akuntansi

8
keperilakuan menyediakan suatu kerangka yang disusun berdasarkan teknik
berikut :
1) Untuk memahami dan mengukur dampak proses bisnis terhadap
orang-orang dan kinerja perusahaan
2) Untuk mengukur dan melaporkan perilaku serta prndapat yang
relevan terhadap perencanaan strategis
3) Untuk mempengaruhi pendapat dan perilaku guna memastikan
keberhasilan implementasi kebijakan perusahaan.

2. Peran Riset Terhadap Akuntansi Keperilakuan


Riset akuntansi keperilakuan merupakan suatu bidang baru yang secara
luas berhubungan dengan perilaku individu, kelompok, dan organisasi bisnis,
terutama yang berhubungan dengan proses informasi akuntansi dan audit.
Studi terhadap perilaku akuntan atau perilaku dari non akuntan telah banyak
dipengaruhi oleh fungsi akuntan dan laporan (Hofstede dan Kinerd, 1970).
Riset akuntansi keperilakuan meliputi masalah yang berhubungan dengan:
1) Pembuatan keputusan dan pertimbangan oleh akuntan dan auditor.
2) Pengaruh dari fungsi akuntansi seperti partisipasi dalam
penyusunan anggaran, karakteristik sistem informasi, dan fungsi
audit terhadap perilaku baik karyawan, manajer, investor, maupun
Wajib Pajak.
3) Pengaruh dari hasil fungsi tersebut, seperti informasi akuntansi dan
pengunaan pertimbangan dalam pembuatan keputusan

d. Mengapa Mempertimbangkan Aspek Keperilakuan pada Akuntansi


Peningkatan ekonomi pada suatu organisasi dapat digunakan sebagai dasar
memilih informasi yang relevan terhadap pengambilan keputusan.kesempurnaan
teknis tidak pernah mampu mencegah orang untuk menyadari bahwa tujuan akhir jasa
akuntansi organisasi bukan sekedar teknik yang didasarkan pada efektivitas dari
segala prosedur akuntansi tetapi juga bergantung pada bagaimana perilaku orang-
orang di dalam perusahaan, naik sebagai pemakai maupun pelaksana, dipengaruhi
oleh informasi yang dihasilkannya.

9
1. Akuntansi adalah tentang manusia
Berdasarkan pemikiran perilaku, manusia dan factor social secara jelas
didesain dalam aspek-aspek oprasional utama dari seluruh system akuntansi.
Dari pengalaman dan praktik banyak manajer dan akuntan telah memperoleh
pemahaman yang lebih dari sekedar aspek manusia dalam tugas mereka.
Bagaimanapun harus diakui bahwa banyak system akuntansi masih
dihadapkan pada berbagai kesulitan manusia yang tidak terhitung, bahkan
penggunaan dan penerimaan seluruh sistem akuntansi terkadang dapat menjadi
meragukan. Pertanggungjawaban dan pengambilan keputusan dilakukan atas
dasar sudut pandang hasil laporan mereka dan bukan atas dasar kontribusi
mereka yang lebih luas terhadap efektivitas organisasi. Sebagian prosedur saat
ini juga dapat menimbulkan pembatasan yang tidak di inginkan terhadap
inisiatif manajerial. Prosedur dapat menjadi tujuan akhir itu sendiri jika
semata-mata dibandingkan dengan teknik organisasi yang lebih luas.

2. Akuntansi adalah tindakan


Dalam organisasi, semua anggota mempunyai peran yang harus
dimainkan dalam mencapai tujuan organisasi. Peran tersebut bergantung pada
seberapa besar porsi tanggung jawab dan rasa tanggung jawab anggota
terhadap. Rasa tanggung jawab tersebut pada sebagian organisasi dihargai
dalam bentuk penghargaan tertentu. Dalam organisasi, masing-masing
mempunyai tujuan dan bertanggung jawab untuk mencapai tujuan organisasi
tersebut. Kesadaran dapat terwujud manakala mematuhi ketetapan dalam
anggaran. Pencapaian tujuan dalam bentuk kuantitatif juga merupakan salah
satu bentuk tanggung jawab anggota organisasi dlaam memenuhi keinginan
untuk mencapai tujuan dan sasaran informasi.

e. Dimensi Akuntansi Keprilakuan


Para akuntan dan manajer professional menyadari kebutuhan akan tambahan
informasi ekonomi yang dihasilkan system akuntansi. Oleh karena itu informasi
ditambah tidak hanya melaporkan data-data keuangan tetapi data-data non keuangan
yang terkait dalam proses pengambilan keputusan. Sehingga para akuntan wajar

10
memasukkan dimensi-dimensi keperilakuan dari berbagai pihak yang terkait dengan
informasi yang dihasilkan oleh system.

1. Lingkup akuntansi keperilakuan


Akuntansi keprilakuan berada dibalik peran akuntansi tradisional yang
berarti mengumpulkan, mengukur, mencatat dan melaporkan informasi
keuangan. Dengan demikian, dimensi akuntansi berkaitan dengan perilaku
manusia dan juga dengan desain, konstruksi, serta penggunaan suatu system
informasi akuntansi yang efisien. Akuntansi keprilakuan, dengan
mempertimbangkan hubungan antara perilaku manusia dan system akuntansi,
menceminkan dimensi sosial dan budaya manusia dalam suatu organisasi.
Ruang lingkup akuntansi keprilakuan sangat luas yang meliputi antara lain :
1) Aplikasi dari konsep ilmu keprilakuan terhadap disain kontruksi
system akuntansi.
2) Studi reaksi manusia terhadap format dan isi laporan akuntansi
3) Dengan cara mana informasi diproses untuk membantu
pengambilan keputusan.
4) Pengembangan teknik pelaporan yang dapat mengkomunikasikan
perilaku-perilaku para pemakai data.
5) Pengembangan strategi untuk motivasi dan mempengaruhi
perilaku,cita-cita serta tujuan dari orang-orang yang menjalankan
organisasi pemakaian data.
Lingkup dari akuntansi  keperilakuan dapat dibagi menjadi tiga bidang
besar :
1) Pengaruh perilaku manusia berdasarkan desain, kontruksi, dan
penggunaan system akuntansi.
2) Pengaruh sistem akunatnsi terhadap perilaku manusia.
3) Metode untuk memprediksi dan strategi unuk mengubah perilaku
manusia.

2. Aplikasi dari Akuntansi Keperilakuan


Sangatlah banyak keuntungan ekonomi dan keuntungan manusia yang
didapat dari pengenalan aspek keperilakuan dalam akuntansi. Riset
menunjukkan bahwa jika seorang Manager yang sadar terhadap aspek

11
keperilakuan dari akuntansi akan memanggil orang-orang yang terlibat guna
menyelidiki lebih lanjut bagaimana mereka memandang inovasi tersebut,
apakah menguntungkan atau sebaliknya, dan apakah mereka takut dengan
inovasi itu.
Seorang akuntan keperilakuan pasti ingin mengetahui penyebab dari
sikap dan perilaku yang sepertinya akan diulang di masa mendatang. Jika yang
terulang adalah perilaku yang tidak diinginkan maka dapat disimpulkan
terdapat proses penyusunan anggaran yang tidak efesien. Oleh karena itu
akuntan keperilakuan akan mendukung strategi untuk mengubah keadaan
perilaku untuk membuatnya sesuai dengan fungsi organisasi yang diinginkan.
Untuk itu dapat disimpulkan tujuan dari akuntan keperilakuan adalah
mengukur dan mengevaluasi faktor-faktor keperilakuan yang relevan dan
mengomunikasikan hasilnya guna pengambilan keputusan internal dan
eksternal.

f. Akuntansi Keperilakuan : Perluasan Logis dari Peran Akuntansi Tradisional


Pengambilan keputusan dengan menggunakan laporan akuntansi dapat
menjadi lebih baik jika laporan tersebut banyak mengandung informasi yang relevan.
Akuntan mengakui adanya fakta ini melalui prinsip akuntansi yang dikenal dengan
pengungkapan penuh (full disclosure).
Bentuk lanjut dari gambaran ekonomi suatu perusahaan secara logis
memerlukan aplikasi dari prinsip pengungkapan penuh. Untuk itu diperlukan suatu
masukan informasi keperilakuan guna melengkapi data keuangan dan data lain yang
dilaporkan. Sejak meningkatnya pengakuan terhadap beberapa aspek perilaku dan
sosial dari akuntansi belakangan ini, terdapat suau kecenderungan untuk memandang
bagian akuntansi yang lebih substansial secara lebih luas. Menurut pandangan para
akuntan perusahaan dan masyarakat akademis mulai mengambangkan perspektif
mereka sendiri dalam mendekati beberapa pengertian yang mendalam mengenai
pemahaman atas perilaku manusia pada organisasi.

12
C. Landasan Teori dan Pendekatan Akuntansi Keperilakuan
a. Dari Pendekatan Normatif ke Deskriptif
Pada awal perkembangannya, desain riset dalam bidang akuntansi manajemen
masih sangat sederhana, yaitu hanya memfokuskan pada masalah-masalah
perhitungan harga pokok produk. Seiring dengan perkembangan teknologi produksi,
permasalahan riset diperluas dengan diangkatnya topic mengenai penyusunan
anggaran, akuntansi pertanggungjawaban, dan masalah harga transfer. Meskipun
demikian, berbagai riset tersebut masih bersifat normatif.
Pada tahun 1952 C. Argyris menerbitkan risetnya pada tahun 1952, desain
riset akuntansi manajemen mengalami perkembangan yang signifikan dengan
dimulainya usaha untuk menghubungkan desain system pengendalian manajemen
suatu organisasi dengan perilaku manusia. Sejak saat itu, desain riset lebih bersifat
deskriptif dan diharapkan lebih bisa menggambarkan kondisi nyata yang dihadapi
oleh para pelaku organisasi.

b. Dari Pendekatan Universal ke Pendekatan Kontijensi


Riset keperilakuan pada awalnya dirancang dengan pendekatan universal
(universalistic approach), seperti riset Argyris (1952), Hopwood (1972), dan Otley
(1978). Tetapi, karena pendekatan ini memiliki banyak kelemahan, maka segera
muncul pendekatan lain yang selanjutnya mendapat perhatian besar dalam bidang
riset, yaitu pendekatan kontinjensi (contingency approach).
Berbagai riset yang menggunakan pendekatan kontinjensi dilakukan dengan
tujuan mengidentifikasi berbagai variabel kontinjensi yang mempengaruhi
perancangan dan penggunaan sistem pengendalian manajemen. Secara ringkas,
berbagai variabel kontinjensi yang mempengaruhi desain system pengendalian
manajemen tersebut adalah sebagai berikut:
1. Ketidakpastian (uncertainty) seperti tugas, rutinitas, repetisi, dan faktor-
faktor eksternal lainnya.
2. Teknologi dan saling ketergantungan (technology and interdependence)
seperti proses produksi, produk masal, dan lainnya.
3. Industri, perusahaan, dan unit variabel seperti kendala masuk ke dalam
industri, rasio konsentrasi, dan ukuran perusahaan.
4. Strategi kompetitif (competitive strategy) seperti penggunaan biaya
rendah atau keunikan.

13
5. Faktor-faktor yang dapat diamati (observability factor) seperti
desentralisasi, sentralisasi, budaya organisasi dan lainnya
Chenhall dan Morris meneliti tentang hubungan antara variabel kontinjensi
ketidakpastian lingkungan dan ketergantungan organisasi terhadap hubungan antara
struktur organisasi dan persepsi atas manfaat sistem akuntansi.

c. Lingkup dan Sasaran Hasil dari Akuntansi Keperilakuan


Pada masa lalu para akuntan semata-mata focus pada pengukuran pendapatan
dan biaya yang mempelajari pencapaian kinerja perusahaan di masa lalu guna
memprediksi masa depan. Meraka mengabaikan fakta bahwa kinerja masa lalu adalah
hasil masa lalu dari perilaku manusia dan kinerja masa lalu itu sendiri merupakan
suatu factor yang akan mempengaruhi perilaku di masa depan.. Mereka melewatkan
fakta bahwa arti pengendalian secara penuh dari suatu organisasi harus diawali
dengan memotivasi dan mengendalikan perilaku, tujuan, serta cita-cita individu yang
saling berhubungan dalam organisasi.

d. Persamaan dan Perbedaan Ilmu kerilakuan dan Akuntansi Keperilakuan


Ilmu keperilakuan mempunyai kaitan dengan penjelasan dan prediksi
keperilakuan manusia. Akuntansi keperilakuan menghubungkan antara keperilakuan
manusia dengan akuntansi. Ilmu keperilakuan merupakan bagian dari ilmu sosial,
sedangkan akuntansi keperilakuan merupakan bagian dari ilmu akuntasi dan
pengetahuan keperilakuan. Namun ilmu keperilakuan dan akuntansi keperilakuan
sama-sama menggunakan prinsip sosiologi dan psikologi untuk menilai dan
memecahkan permasalahan organisasi.
Ilmu keprilakuan merupakan bagian dari ilmu social, akuntansi keperilakuan
merupakan bagian dari ilmu akuntansi dan pengetahuan keprilakuan. Akuntansi
keprilakuan diterapkan dengan praktis menggunakan riset ilmu keprilakuan untuk
menunjukkan dan memperediksi perilaku manusia.
Akuntansi keperilakuan (behavioral accounting) adalah cabang akuntansi
yang mempelajari hubungan antara perilaku manusia dengan sistem akuntansi (Siegel,
G. et all. 1989), istilah sistem akuntansi yang dimaksud di sini dalam arti yang luas
yang meliputi keseluruhan desain alat pengendalian manajemen yang meliputi sistem
pengendalian, sistem penganggaran, desain akuntansi pertanggung jawaban, desain
organisasi seperti desentralisasi atau sentralisasi, desain pengumpulan biaya, desain

14
penilaian kinerja serta pelaporan keuangan. Secara lebih rinci ruang lingkup akuntansi
keperilakuan meliputi :
1. Mempelajari pengaruh antara perilaku manusia terhadap desain,
konstruksi dan penggunaan sistem akuntansi yang diterapkan dalam
perusahaan, yang berarti bagaimana sikap dan gaya kepemimpinan
manajemen mempengaruhi sifat pengendalian akuntansi dan desain
orgaisasi.
2. Mempelajari pengaruh sistem akuntansi terhadap perilaku manusia, yang
berarti bagaimana sistem akuntansi mempengaruhi motivasi, produktifitas,
pengambilan keputusan, kepuasan kerja dan kerja sama.
3. untuk memprediksi perilaku manusia dan strategi untuk mengubahnya,
yang berarti bagaimana sistem akuntansi dapat dipergunakan untuk
mempegaruhi perilaku.
Sebagai bagian dari ilmu keperilakuan (Behavioral Science), teori-teori
akuntansi keperilakuan di kembangkan dari penelitian empiris atas perilaku manusia
di organisasi. Dengan demikian, peranan penelitian dalam pengembangan ilmu itu
sendiri sudah tidak diragukan lagi. Ruang lingkup penelitian di bidang akuntansi
keperilakuan sangat luas sekali, tidak hanya meliputi bidanga akuntansi manajemen
saja, tetapi juga menyangkut penelitian dalam bidang etika, auditing (pemeriksaan
akuntan), sistem informasi akuntansi bahkan juga akuntansi keuangan.

e. Pengaruh Organisasi Terhadap Perilaku


Manusia bekerja dengan dibatasi oleh organisasi. Perilakunya dipengaruhi
oleh banyak faktor, termasuk ukuran organisasional dan struktur. Orang dalam
organisasi saling bertukar jaringan informasi dalam kantor atau di luar kantor.
Informasi tersebut mungkin saja akurat, disimpangkan atau palsu. Berdasarkan
informasi yang diterima dan kemudian diproses oleh seseorang, keputusan-keputusan
diambil dan sikap dibentuk. Keputusan yang diambil berdasarkan informasi yang
sudah disimpangkan atau informasi palsu dapat mengarah pada terbentuknya sikap
pekerjaan dan sikap organisasi serta kepemimpinan yang tidak kondusif bagi efisiensi
operasional.

15
DAFTAR PUSTAKA

Lubis, Arfan Ikhsan, 2010, Akuntansi Keperilakuan, Edisi 2, Salemba Empat, Jakarta.
Suartana, 1 Wayan, 2010, Akuntansi Keperilakuan, ANDI, Yogyakarta.

16

Anda mungkin juga menyukai