Anda di halaman 1dari 3

Penilaian Tugas Kritik Sastra “Bety Wunlandari (A1A019062)”

Oleh Yola Agriani Samosir (A1A019060)


Kelas :4B

Tahapan tahapan Kritik Sastra :

1) Tahap diskripsi : Tahap dimana seorang kritikus menilai secara menyeluruh

2) Tahap penafsiran : Tahap dimana seorang kritikus memberikan penilaian


secara khusus terhadap beberapa bagian dari sebuah karya sastra untuk diusung
sebagai nilai lebih dari tujuan karya sastra itu dikeluarkan

3) Tahap analisis : Tahap analisis adalah tahap dimana seorang kritikus menilai
dengan bahasa tutur pribadi dan wawasan kilmuannya terhadap karya sastra
yang dikritik.

4) Tahap Evaluasi : Tahap dimana seorang kritikus sastra memberikan penilaian


final dan rekomendasi terkait dengan kekurangan dan kelebihan dari karya
sastra yang dikritik.

Menurut saya dari tahapan kritik sastra yang telah jabarkan di atas saudari Bety
Wulandari sudah memenuhi Tahapan pertama sampai kepada tahapan ketiga
,untuk tahapan keempat Bety mencantunkan kekurangan dan kelebihan karya
sastra yang dikritk nya yaitu puisi “Kangen” karya W.S Rendra.

Saya akan menjabarkan kritik sastra “Kangen” karya W.S Rendra sebagai
berikut:

Tahapan Diskripsi

Pada tahap ini Bety Wulandari menganalisis struktur Puisi secara global atau
secara menyeluruh dan menganalisis struktur fisik dan struktur batin.
Puisi karya W. S Rendra ini menceritakan mengenai seseorang yang memang
sedang dirundung rindu kepada kekasihnya. Puisi ini menggambarkan perasaan
yang mendalam mengenai rasa rindu.
Rendra dalam puisinya yang berjudul “Kangen” ingin menggambarkan
kesedihan dan kesepiannya yang mendalam. Dalam puisi ini, penyair
memposisikan dirinya sebagai tokoh dalam puisi tersebut. Hal ini dapat terlihat
dari sudut pandang akuan yang ditulis oleh si penyair. Pada baris Kau tak akan
mengerti bagaimana kesepianku / menghadapi kemerdekaan tanpa cinta,
penyair memberikan pertanyaan retoris kepada Tuhan. Kemerdekaan yang
dimaksud penyair adalah sebuah kebebasan individu dan hidup seseorang yang
berada dalam kesendirian.
Di ikuti dengan analisis struktur fisik dimulai dari majas ,pemilihan diksi,kata
yang baku atau tidak baku dan analisis sturuktur batin yang berkaitan tentang
hubungan tokoh aku dengan tuhan /rasa emosi mengenai ketuhanan .

Tahapan Penafsiran
Pada tahapan ini kritikus mencermati bait bait puisi yang melambangkan rasa
emosi dan hubungan tokoh “Aku” dengan Tuhan.

“Terdapat pengulangan pernyataan tentang rasa sakit yang dihadapi si tokoh


Aku dalam puisi ini, yaitu Membayangkan wajahmu adalah siksa. Pada baris ini
penyair ingin menegaskan kembali apa yang sedang berlaku dalam dirinya.
Tokoh Aku menjadi seseorang yang digambarkan penuh penderitaan dalam
menghadapi kehidupan. Sedangkan, baris Engkau telah menjadi racun bagi
darahku penyair menggambarkan kembali maksud pada kata Engkau seperti
pada bait pertama, yaitu Tuhan.
Penyair kembali menegaskan bahwa unsur ketuhanan telah merusak jiwa dan
pikirannya. Sehingga, pada akhirnya penyair merasakan kesepian yang jauh
lebih dalam. Hal ini terlihat pada baris-baris terakhir dalam puisinya Apabila
aku dalam kangen dan sepi / itulah berarti aku tungku tanpa api. Unsur
ketuhanan yang ia pahami telah mengubah pola pikir dan kejiwaan penyair.
Keterkaitan puisi ini dengan kehidupan penyair terlihat jelas, ketika penyair
ingin mempersunting seorang wanita yang berbeda agama dan keyakinan.
Sehingga, terjadi pergolakan hati dalam diri penyair. Kegelisahannya yang
mendalam tentang ketuhanan terlihat kental dalam puisi ini.”
Dari kutipan kritik sastra yang dilakuakan terlihat kritikus menekan huungan
seseorang dengan Tuhan yang mana hubungan tersebut ada pada setiap orang
dan setiap masa yang menjadikan puisi meiliki nilai lebih untuk para pembaca.

Tahapan Analisis
Pada analisis yang digunakan krtikus untuk mengkritik karya sastra”Kagen”
karya W.S Rendra ini mengunakan bahasan dan pengetahuannya sendiri untuk
menganalisis karya tersebut.

Tapahan Evaluasi
Tapahan terakhir ini tidak dimuat oleh kritikus ,pada kritik yang dilakukan
hanya sampai pada tahanpan analisis mengenai struktur dan latar belakang
penulis puisi ‘’Kangen”.

Anda mungkin juga menyukai