GTSL Kompleks Bu Yulidar
GTSL Kompleks Bu Yulidar
(GTSL) KOMPLEKS
MODUL PROSTODONSIA
Oleh :
GIA UTAMI
0810342049
a. Muka : Lonjong/persegi/segitiga/kombinasi
Simetris/asimetris
b. Profil : Lurus/cembung/cekung
c. Pupil : Sama tinggi/tidak sama tinggi
d. Tragus : Sama tinggi/tidak
e. Hidung : Simetris/asimetris
Pernapasan melalui hidung :Lancar/tidak
f. Rima Oris : Sempit/normal/besar
g. Bibir Atas : Hipotonus/normal/hipertonus
Simetris/asimetris
h. Bibir Bawah : Hipotonus/normal/hipertonus
Simetris/asimetris
i. Kelenjar Getah Bening :
Submandibula kanan : Sakit/tidak Teraba/tidak
Submandibula kiri : Sakit/tidak Teraba/tidak
Sublingualis : Sakit/tidak Teraba/tidak
j. Sendi Rahang
Kiri : Bunyi/tidak Nyeri/tidak
Kanan : Bunyi/tidak Nyeri/tidak
Bukaan Mulut : Deviasi ke kiri/kanan/normal
Trismus : …mm/tidak trismus
k. Kelainan lain :Tidak ada
B. Pemeriksaan intra oral
a. Pemeriksaan Umum
1) Higiene Mulut : Baik/sedang/buruk
2) Kalkulus : Ada/tidak
3) Stain : Ada/tidak
4) Saliva : Kuantitas : Sedikit/normal/banyak
Konsistensi : Encer/normal/kental
5) Lidah : Ukuran : Kecil/normal/besar
Posisi Wright : Kelas I/ II/ III
Mobilitas : normal/ aktif
6) Refleks Muntah: Tinggi/rendah
7) Mukosa Mulut : Sehat/ada kelainan
8) Oklusi
Ada/tidak, bila ada : Stabil/tidak stabil,gigi yang tersisa gigi anterior
RB
Kontak premature : ada/tidak ada
Blocking : ada/tidakada
Overbite :-
Overjet :-
Gigitan terbuka/ gigitan silang/ gigitan terbalik: ada/tidak ada
9) Relasi rahang bergigi :
- Anterior : prognati/ normal/retrognati
- Posterior : kiri: normal/gigitan silang/gigitan
terbuka/gigitan terbalik
kanan: tidak ada
10) Artikulasi :
Cuspid protected/group function/artikulasi seimbang:
Kiri : Ada/ tidak ada
Kanan: Ada/ tidak ada
11) Gaya Kunyah : Normal/besar
12) Kebiasaan buruk :
b. Pemeriksaan Gigi Geligi
6. Lain-lain:
Resesi: 33,32,33,41,42,43
Atrisi: 31,32,33, , 41, 42, 43
7. Kehilangan tulang alveolar : (sesuai dengan fotopanoramik)
c. Pemeriksaan Lain
1. Vestibulum
Post. Kiri Post.kanan Anterior
RA Dlm/sdg/dgl Dlm/sdg/dgl Dlm/sdg/dgl
RB Dlm/sdg/dgl Dlm/sdg/dgl Dlm/sdg/dgl
2. Processus alveolaris
Rahang Atas
Post. Kiri Post.kanan Anterior
Rahang Bawah
Post. Kiri Post.kanan Anterior
Bentuk Segi 4/oval/segi 3 Segi 4/oval/segi 3 -
Ketinggia Tinggi/sdg/rendah Tinggi/sdg/rendah -
n
Tahanan Flaby/tinggi/rendah Flaby/tinggi/rendah -
jaringan
3. Frenulum
Labialis Superior : Tinggi/sedang/rendah
Labialis Inferior : Tinggi/sedang/rendah
Bukalis RA kiri : Tinggi/sedang/rendah
Bukalis RA kanan : Tinggi/sedang/rendah
Bukalis RB kiri : Tinggi/sedang/rendah
Bukalis RB kanan : Tinggi/sedang/rendah
Lingualis : Tinggi/sedang/rendah
4. Palatum
Bentuk : Persegi/ oval/ segi 3
Kedalaman : Dalam/sedang/dangkal
Torus palatinus : Besar/kecil/tidak ada
Palatum molle : House kelas I/ II/ III
5. Tuberositas alveolaris
Kiri: besar Kanan: kecil
6. Undercut
RA RB
Kiri Ada/tidak ada Ada/tidak ada
Kanan Ada/tidak ada Ada/tidak ada
7. Ruang retromilohioid
Kiri : Dalam/sedang/dangkal Kanan : Dalam/sedang/dangkal
8. Bentuk lengkung rahang
RA : Persegi/oval/segitiga RB : Persegi/oval/segitiga
9. Dasar mulut : Tinggi/normal/rendah
10. Lain-lain
Eksostosis : Ada/tidak ada,
Torus mandibularis : Ada/tidak ada
11. Jarak mesiodital gigi tiruan:
Jarak 34-37= 30mm
Jarak 44-47= 32mm
12. Tinggi servikoinsisal:
Regio ant RB = 6 mm
SIKAP PASIEN
Filosofi/exacting/indifferent/histerical
Diagnosa
• RA : full edentulus
• RB : Klas I kennedy
IV. RencanaPerawatan
Gigi tiruan sebagian lepas
- RA : elemen 17,16, 15, 14, 13, 12, 11,21,22, 23, 24, 25, 26, 27
- RB : elemen 37, 36, 35, 34,44, 45, 46,47.
a. Perawatan PraProstodontik
1) Perawatan periodontal : Scaling
2) Perawatan bedah : tidak ada
3) Konservasi gigi :restorasi kelas 4 gigi 33
4) Macam cetakan: RA :Pencetakan mukostatik
RB : Pencetakan dua tahap
5) Warna gigi : Sesuaikan dengan gigi yang masihada
b. Desain
Rahang Atas :
1. Support
Mucoussupport: full edentulus
Mucous support:
a. Perluasan basis sampai pada tuberositas maksila
2. Retensi
a. Undercut
b. Friksi antara cangkolan dan basis dengan permukaan vertical gigi asli yang masih ada
(verkeilung)
c. Tegangan permukaan, adhesi, kohesi, dan atmosferik diperoleh dari pencetakan akurat,
muscletrimming
3. Stabilisasi
a. Adaptasilandasan
b. Penyusunan gigi artifisial diatas linggir , lalu membentuk kurva spee dan kurvamenson
c. Penyusunan gigi artificial memenuhi konsep oklusi berimbang
d. Mengurangi lebar bukopalatal gigiartificial
e. Mengurangi jumlah gigiartificial
f. Mengunyah keduasisi
g. Semua bagian gigi tiruan dihubungkan kelandasan
h. Bracing daricangkolan
i. Penentuan dv dan relasisentrik
4. Estetik
a. Arah dan letak retainer;landasan
b. Pemilihan gigi artifisial : bentuk, ukuran,warna
c. Penyusunan gigiartifisial
d. Dimensi vertikal
e. Konturgusi
5. Arah Pemasangan : tilting posterior
Rahang Bawah :
1. Support
Tooth-Mucoussupport:
Tooth support:
a. Cangkolan continous clasp pada gigi 33 sampai 43. Continous clasp adalah suatu
cangkolan mirip dengan labial bow tetapi tidak memiliki loop canins
Mucous support:
a. Gingival approach pada gigi 43
b. Perluasan basis post sampai retromolar pad
c. Perluasan basis ke 1/3 servikal anterior
2. Retensi
a. Undercut
Cangkolan Continous clasp pada gigi 33 sampai gigi 43
b. Friksi antara cangkolan dan basis dengan permukaan vertical gigi asli yang masih ada
(verkeilung)
c. Tegangan permukaan, adhesi, kohesi, atmosferik dan gaya berat GT diperoleh dari
pencetakan akurat, muscletrimming.
3. Stabilisasi
a. Adaptasilandasan
b. Perluasanlandasan ke 1/3 servikal anterior dan posterior sampai retromolar pad
c. Penyusunan gigi artifisial diatas linggir , lalu membentuk kurva spee dan kurvamanson
d. Penyusunan gigi artificial memenuhi konsep oklusi berimbang
e. Mengurangi lebar bukopalatal gigiartificial
f. Mengurangi jumlah gigiartificial
g. Mengunyah keduasisi
h. Semua bagian gigi tiruan dihubungkan kelandasan
i. Bracing daricangkolan
j. Penentuan dv dan relasisentrik
4. Estetik
a. Arah dan letak retainer;landasan
b. Pemilihan gigi artifisial : bentuk, ukuran,warna
c. Penyusunan gigiartifisial
d. Dimensi vertikal
e. Konturgusi
5. Arah Pemasangan :zero tilting
Tahap pembuatan Gigi tiruan sebagian kompleks:
Kunjungan 1(Pencetakan anatomis):
Pencetakan model studi menggunakan alginat dan di cor dengan gips biru (tipe3). Model
studi nantinya akan digunakan untuk menentukan desain gigi tiruan dan untuk membuat sendok
cetak fisiologis dengan menggunakan akrilik self cure.
Kunjungan 4 (Try in basis dan bite rim serta pengukuran dimensi vertical dan relasi
sentrik:
1. Try in basis dan bite rim gigi tiruan, lihat retensi, stabilisasi dan adaptasinya dengan jaringan
mulut, dilihat apakah tidak lepas waktu pasien menggerakkan bibir, pipi, lidah.
2. Pasien duduk dengan garis FHP sejajar lantai. Setelah itu lakukan pemasangan bite rim rahang
atas.
3. Lihat tinggi bite rim pada bagian anterior harus 1-2 mm dibawah low lipe line. Lihat
kesejajaran bite rim dengan menggunakan benang jagung yang dipasangkan dari kedua tragus
pasien yang melewati ala nasi dan dibantu dengan alat bite fox. Bidang insisal bite rim anterior
harus sejajar dengan garis interpupil mata jika dilihat dari depan dan bidang oklusal bite rim
posterior harus sejajar dengan garis Champer (garis yang menghubungkan tragus-ala nasi).
4. Setelah bite rim sejajar, lihat profil wajah pasien apakah terlalu cembung atau cekung,
adaptasi, sulcus nasolabial, sulcus mentolabial, commisura bibir dan filtrum pasien harus
mendapat dukungan yang baik dari bite rim. Cek lengkung bite rim, harus rata dan sesuai dengan
lengkung gigi yang masih ada.
5. Setelah itu tentukan garis C line, yang berfungsi untuk penentuan ukuran anasir.
6. Selanjutnya pengukuran dimensi vertical dan relasi sentrik.
Pertama tentukan dimensi vertical istirahat tentative dengan menentukan dua titik yaitu
pada sub nasal dan gnation.Instruksikan pasien untuk mengistirahatkan otot-otot pada
wajahnya, pertama pasien diinstruksikan menyebutkan huruf S, M beberapa kali. Setelah
pas ukur jarak kedua titik tersebut, maka didapatkan dimensi vertical tentatif. Kemudian
pasien diinstruksikan untuk mengucapkan huruf “mmm” berdengung berulang-ulang
sampai tidak ada kontraksi bibir dan secara bersamaan dilakukan pengukuran jarak kedua
titik kembali. Apabila hasil pada kedua pengukuran sama, maka posisi tadi dapat diterima
sebagai dimensi vertical istirahat. Pengukuran ini harus dilakukan beberapa kali, pasien
diajak berbicara dan rileks diantara kedua pengukuran tersebut.
Hubungan DVO tentative = DVI-free way space
Kemudian latih pasien untuk medapatkan relasi sentrik dengan cara menengadahkan
kepalanya, sambil menelan ludah dan meletakkan ujung lidahnya pada posterior bite rim
RA (nucleus walkholf), membuka tutup rahang berulang kali sampai otot-ototnya rileks,
atau dengan membantu pasien mendorong mandibula ke belakang secara perlahan-lahan
tanpa paksaan. Lakukan gerakan ini berulang-ulang dan secara bersamaan sampai pasien
terbiasa dan didapatkan posisi yang sama.
Masukkan bite rim, instruksikan pasien untuk menggigit bite rim pada posisi relasi sentrik,
ukur dengan sliding caliper sampai dapat DVO tentative.
7. Lakukan penilaian dukungan wajah secara keseluruhan, penilaian estetetik proporsi 1/3 wajah
atas, tengah, dan bawah sama.
8. Lihat jumlah ruang antar bite rim saat rahang berada dalam posisi istirahat, ukur FWS 2-4
mm.
9. Penilaian fonetik: instruksikan pasien melafalkan huruf S, sehingga ada jarak antara tepi bite
rim RA dan RB sebesar 1-1,5 mm. Pasien melafalkan huruf s, f, v dengan benar dan jelas.
10. Tanyakan pendapat pasien terhadap kenyamanan yang dirasakan terhadap bite rim setelah
digunakan >5 menit.
11. Kemudian bite rim difiksasi dan tanam di articulator.
Kunjugan 5
Setelah itu lakukan penyusunan anasir dimulai dengan penyusunan anterior atas, posterior kanan
atas, posterior kanan bawah, posterior kiri atas, dan di akhiri posterior kiribawah.
Kunjugan 6
1. Setelah semua anasir disusun, lakukan tryin gigi tiruan, perhatikan adaptasi, estetik, retensi,
perluasan basis, oklusi, free way space dan kestabilan. Tanyakan keluhan yang dirasakan
pasien selama try in.
2. Setelah semua di cek, lanjut ke proses lab, flasking, curing, finishing dan polishing.
Kunjungan 7
1. Setelah gigi tiruan dipoles, lihat adakah bagian yang tajam, jika ada lakukan pengurangan
dan penghalusan.
2. Lakukan insersi gigi tiruan.
a. Cek adaptasi gigi tiruan terhadap mukosa pasien dengan menggunakan kaca mulut.
Instruksikan pasien untuk melakukan gerakan protrusive anteroposterior dan lateral
kiri-kanan. Jika terdapat sangkutan, asah anasir sesuai prinsip bull.
b. Cek retensi dengan menginstruksikan pasien untuk menggerakkan otot-otot bibir,
wajah, dan lidah serta instruksikan pasien untuk melafalkan huruf A, I, U, E, O.
c. Cek stabilisasi gigi tiruan.
d. Cek oklusi pasien, lihat apakah ada traumatic oklusi dengan menggunakan
articulating paper. Jika terdapat traumatic oklusi, asah lereng atau perdalam fossa.
e. cek fonetik pasien dengan menginstruksikan pasien melafalkan huruf S, M, R.
f. Perhatikan profil wajah pasien, apakah terlalu cembung atau cekung.
3. Setelah selesai intruksikan kepada pasien tentang: keterbatasan dari gigi tiruan, cara
pemakaian gigi tiruan, cara pemeliharaan gigi tiruan, instuksikan kepada pasien untuk
mengunyah dengan menggunakan kedua sisi gigi tiruan. Selanjutnya, lakukan kontrol
1x24 jam