Anda di halaman 1dari 15

GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN

(GTSL) KOMPLEKS
MODUL PROSTODONSIA

Oleh :
GIA UTAMI
0810342049

Dosen Pembimbing : Drg. Eni


Rahmi, Sp. Pros

Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Andalas


2018
I. DataUmum
Nama : Yulidar
Tempat/ tanggal lahir :Padang/ 29 Agustus 1963
Jeniskelamin :Perempuan
Pendidikan :SD
Pekerjaan : Ibu rumahtangga
Agama :Islam
Alamat : Jalan tampat durian, kelurahan korong gadang, Kuranji, padang
No.RM :011898

II. Pemeriksaan Subyektif


Anamnesis
CC :Pasien datang dengan keluhan gigi ompong RA dan sisa akar gigi pada rahang bawah
karena menganggu estetik, pengunyahan dan bicara pasien. Pasien ingin dibuatkan
gigi tiruan.
PI : pasien kehilangan gigi tersebut sekitar beberapa tahun yang lalu dan pasien belum
pernah memakai gigi palsu sebelumnya.
PDH : pasien pernah datang ke dokter gigi untu mencabut gigi yaitu gigi 47 pada tanggal
4 April 2018
FH : Ayah: tidak memiliiki riwayat penyakit sistemik
Ibu: tidak memiliki riwayat penyakit sistemik.
SH : Pasien seorang ibu RT yang memiliki 4 orang anak.
PMH : Pasien tidak pernah dirawat di rumah sakit. Pasien tidak memiliki penyakit sistemik
dan riwayat alergi obat dan makanan

a. Sebab kehilangan gigi :karies dan gigigoyang


b. Pencabutan terakhir :Gigi 47 ( 4 April 2018) karena gigi tersebut karies akar.
c. Pemakaian gigi tiruan : Tidak Pernah
d. Tujuan pembuatan gigi tiruan: Estetik, pengunyahan, dan bicara
III.Pemeriksaan Klinis

a. Muka : Lonjong/persegi/segitiga/kombinasi
Simetris/asimetris
b. Profil : Lurus/cembung/cekung
c. Pupil : Sama tinggi/tidak sama tinggi
d. Tragus : Sama tinggi/tidak
e. Hidung : Simetris/asimetris
Pernapasan melalui hidung :Lancar/tidak
f. Rima Oris : Sempit/normal/besar
g. Bibir Atas : Hipotonus/normal/hipertonus
Simetris/asimetris
h. Bibir Bawah : Hipotonus/normal/hipertonus
Simetris/asimetris
i. Kelenjar Getah Bening :
 Submandibula kanan : Sakit/tidak Teraba/tidak
 Submandibula kiri : Sakit/tidak Teraba/tidak
 Sublingualis : Sakit/tidak Teraba/tidak
j. Sendi Rahang
 Kiri : Bunyi/tidak Nyeri/tidak
 Kanan : Bunyi/tidak Nyeri/tidak
 Bukaan Mulut : Deviasi ke kiri/kanan/normal
Trismus : …mm/tidak trismus
k. Kelainan lain :Tidak ada
B. Pemeriksaan intra oral

a. Pemeriksaan Umum
1) Higiene Mulut : Baik/sedang/buruk
2) Kalkulus : Ada/tidak
3) Stain : Ada/tidak
4) Saliva : Kuantitas : Sedikit/normal/banyak
Konsistensi : Encer/normal/kental
5) Lidah : Ukuran : Kecil/normal/besar
Posisi Wright : Kelas I/ II/ III
Mobilitas : normal/ aktif
6) Refleks Muntah: Tinggi/rendah
7) Mukosa Mulut : Sehat/ada kelainan
8) Oklusi
 Ada/tidak, bila ada : Stabil/tidak stabil,gigi yang tersisa gigi anterior
RB
 Kontak premature : ada/tidak ada
 Blocking : ada/tidakada
 Overbite :-
 Overjet :-
 Gigitan terbuka/ gigitan silang/ gigitan terbalik: ada/tidak ada
9) Relasi rahang bergigi :
- Anterior : prognati/ normal/retrognati
- Posterior : kiri: normal/gigitan silang/gigitan
terbuka/gigitan terbalik
kanan: tidak ada
10) Artikulasi :
Cuspid protected/group function/artikulasi seimbang:
Kiri : Ada/ tidak ada
Kanan: Ada/ tidak ada
11) Gaya Kunyah : Normal/besar
12) Kebiasaan buruk :
b. Pemeriksaan Gigi Geligi

1. Bentuk gigi :squared


2. Besar gigi :normal
3. Fraktur gigi :tidak ada
4. Mobiliti gigi : gigi 33, 32, 31, 41, 42,43 mobiliti grade 1

5. Perbandingan mahkota akar


Elemen Ukuran mahkota:
akar
33 1:1
32 2:1
31 2:1
41 2:1
42 2:1
43 1:1

6. Lain-lain:
Resesi: 33,32,33,41,42,43
Atrisi: 31,32,33, , 41, 42, 43
7. Kehilangan tulang alveolar : (sesuai dengan fotopanoramik)

c. Pemeriksaan Lain
1. Vestibulum
Post. Kiri Post.kanan Anterior
RA Dlm/sdg/dgl Dlm/sdg/dgl Dlm/sdg/dgl
RB Dlm/sdg/dgl Dlm/sdg/dgl Dlm/sdg/dgl

2. Processus alveolaris
Rahang Atas
Post. Kiri Post.kanan Anterior

Bentuk Segi 4/oval/segi 3 Segi 4/oval/segi 3 Segi


4/oval/segi 3
Ketinggia Tinggi/sdg/rendah Tinggi/sdg/rendah Tinggi/sdg/ren
n dah
Tahanan Flaby/tinggi/rendah Flaby/tinggi/rendah Flaby/tinggi/re
jaringan ndah

Rahang Bawah
Post. Kiri Post.kanan Anterior
Bentuk Segi 4/oval/segi 3 Segi 4/oval/segi 3 -
Ketinggia Tinggi/sdg/rendah Tinggi/sdg/rendah -
n
Tahanan Flaby/tinggi/rendah Flaby/tinggi/rendah -
jaringan
3. Frenulum
 Labialis Superior : Tinggi/sedang/rendah
 Labialis Inferior : Tinggi/sedang/rendah
 Bukalis RA kiri : Tinggi/sedang/rendah
 Bukalis RA kanan : Tinggi/sedang/rendah
 Bukalis RB kiri : Tinggi/sedang/rendah
 Bukalis RB kanan : Tinggi/sedang/rendah
 Lingualis : Tinggi/sedang/rendah
4. Palatum
Bentuk : Persegi/ oval/ segi 3
Kedalaman : Dalam/sedang/dangkal
Torus palatinus : Besar/kecil/tidak ada
Palatum molle : House kelas I/ II/ III
5. Tuberositas alveolaris
Kiri: besar Kanan: kecil
6. Undercut
RA RB
Kiri Ada/tidak ada Ada/tidak ada
Kanan Ada/tidak ada Ada/tidak ada
7. Ruang retromilohioid
Kiri : Dalam/sedang/dangkal Kanan : Dalam/sedang/dangkal
8. Bentuk lengkung rahang
RA : Persegi/oval/segitiga RB : Persegi/oval/segitiga
9. Dasar mulut : Tinggi/normal/rendah
10. Lain-lain
Eksostosis : Ada/tidak ada,
Torus mandibularis : Ada/tidak ada
11. Jarak mesiodital gigi tiruan:
Jarak 34-37= 30mm
Jarak 44-47= 32mm
12. Tinggi servikoinsisal:
Regio ant RB = 6 mm

SIKAP PASIEN
Filosofi/exacting/indifferent/histerical

Kumpulan data utama


Pasien wanita berumur 54 tahun datang dengan keluhan ingin dibuatkan gigi tiruan rahang atas
dan rahang bawah, karena menganggu penampilan, pengunyahan dan bicara pasien. Pemeriksaan intra
oral didapatkan: pada RA sudah terdapat kehilangan gigi 18,17 16,15, 14, 13, 12, 11, 21,22, 23, 24, 25,
26,27,28. Pada RB sudah terdapat kehilangan gigi 38,37, 36, 35, 34, 44, 45, 46, 47, 48. Oklusi idak ada.
Ruang gigi tiruan cukup.

Diagnosa
• RA : full edentulus
• RB : Klas I kennedy

IV. RencanaPerawatan
Gigi tiruan sebagian lepas
- RA : elemen 17,16, 15, 14, 13, 12, 11,21,22, 23, 24, 25, 26, 27
- RB : elemen 37, 36, 35, 34,44, 45, 46,47.
a. Perawatan PraProstodontik
1) Perawatan periodontal : Scaling
2) Perawatan bedah : tidak ada
3) Konservasi gigi :restorasi kelas 4 gigi 33
4) Macam cetakan: RA :Pencetakan mukostatik
RB : Pencetakan dua tahap
5) Warna gigi : Sesuaikan dengan gigi yang masihada
b. Desain

Rahang Atas :
1. Support
Mucoussupport: full edentulus
Mucous support:
a. Perluasan basis sampai pada tuberositas maksila

2. Retensi
a. Undercut
b. Friksi antara cangkolan dan basis dengan permukaan vertical gigi asli yang masih ada
(verkeilung)
c. Tegangan permukaan, adhesi, kohesi, dan atmosferik diperoleh dari pencetakan akurat,
muscletrimming

3. Stabilisasi
a. Adaptasilandasan
b. Penyusunan gigi artifisial diatas linggir , lalu membentuk kurva spee dan kurvamenson
c. Penyusunan gigi artificial memenuhi konsep oklusi berimbang
d. Mengurangi lebar bukopalatal gigiartificial
e. Mengurangi jumlah gigiartificial
f. Mengunyah keduasisi
g. Semua bagian gigi tiruan dihubungkan kelandasan
h. Bracing daricangkolan
i. Penentuan dv dan relasisentrik

4. Estetik
a. Arah dan letak retainer;landasan
b. Pemilihan gigi artifisial : bentuk, ukuran,warna
c. Penyusunan gigiartifisial
d. Dimensi vertikal
e. Konturgusi
5. Arah Pemasangan : tilting posterior

Rahang Bawah :
1. Support
Tooth-Mucoussupport:
Tooth support:
a. Cangkolan continous clasp pada gigi 33 sampai 43. Continous clasp adalah suatu
cangkolan mirip dengan labial bow tetapi tidak memiliki loop canins
Mucous support:
a. Gingival approach pada gigi 43
b. Perluasan basis post sampai retromolar pad
c. Perluasan basis ke 1/3 servikal anterior

2. Retensi
a. Undercut
Cangkolan Continous clasp pada gigi 33 sampai gigi 43
b. Friksi antara cangkolan dan basis dengan permukaan vertical gigi asli yang masih ada
(verkeilung)
c. Tegangan permukaan, adhesi, kohesi, atmosferik dan gaya berat GT diperoleh dari
pencetakan akurat, muscletrimming.
3. Stabilisasi
a. Adaptasilandasan
b. Perluasanlandasan ke 1/3 servikal anterior dan posterior sampai retromolar pad
c. Penyusunan gigi artifisial diatas linggir , lalu membentuk kurva spee dan kurvamanson
d. Penyusunan gigi artificial memenuhi konsep oklusi berimbang
e. Mengurangi lebar bukopalatal gigiartificial
f. Mengurangi jumlah gigiartificial
g. Mengunyah keduasisi
h. Semua bagian gigi tiruan dihubungkan kelandasan
i. Bracing daricangkolan
j. Penentuan dv dan relasisentrik
4. Estetik
a. Arah dan letak retainer;landasan
b. Pemilihan gigi artifisial : bentuk, ukuran,warna
c. Penyusunan gigiartifisial
d. Dimensi vertikal
e. Konturgusi
5. Arah Pemasangan :zero tilting
Tahap pembuatan Gigi tiruan sebagian kompleks:
Kunjungan 1(Pencetakan anatomis):
Pencetakan model studi menggunakan alginat dan di cor dengan gips biru (tipe3). Model
studi nantinya akan digunakan untuk menentukan desain gigi tiruan dan untuk membuat sendok
cetak fisiologis dengan menggunakan akrilik self cure.

Kunjungan 2(Pembuatan sendok cetak perorangan):


Langkah-langkahnya:
1. Pembuatan outline
Buat garis pada forniks dengan pensil biru. Kemudian buat garis 2 mm diatas pensil biru
(forniks) dengan menggunakan pensil merah. Garis merah merupakan batas akhir dari
sendok cetak perorangan.
2. Pembuatan wax spacer
Lapisi model dengan selapis malam (2 mm) menutupi daerah yang tidak bergigi sampai
batas pensil merah.
3. Pembuatan stopper
Stopper berbentuk persegi panjang dengan membuat lubang pada wax spacer berukuran 2x4
mm, 1 di anterior dan 2 di posterior kiri dan kanan.
4. Manipulasi akrilik
Ketebalan akrilik 2 mm, tepi sendok cetak berada di garis merah.

Kunjungan 3 (Pencetakan fisiologis):


Langkahnya:
1. Try-in sendok cetak ke dalam mulut
2. Setelah pas, lakukan muscle trimming untuk border molding dengan menggunakan lilin
compound.Caranya dengan memanaskan compound dan meletakkanya pada bagian tepi
sendok cetak lalu dimasukkan kedalam mulut kemudian bagian pipi, lidah, dan mukosa
bergerak lainnya digerak-gerakkan. Border molding dilakukan secara berurutan per sektan.
Selama border molding, wax spacer masih berada di sendok cetak
3. Setelah selesai, wax spacer dibuang dan dibuat lubang-lubang pada sendok cetak.
4. Selanjutnya dilakukan pencetakan double impression, yaitu pencetakan tahap pertama dengan
menggunakan elastomer untuk bagian yang tak bergigi. Kemudian penempatan kembali
cetakan elastomer dalam mulut, lalu pencetakan menggunakan alginate pada bagian yang
bergigi.
5. Pengecoran hasil cetakan dengan menggunakan gips kuning (tipe4)
6. Pembuatan basis dan biterim dan pembuatan cangkolan

Kunjungan 4 (Try in basis dan bite rim serta pengukuran dimensi vertical dan relasi
sentrik:
1. Try in basis dan bite rim gigi tiruan, lihat retensi, stabilisasi dan adaptasinya dengan jaringan
mulut, dilihat apakah tidak lepas waktu pasien menggerakkan bibir, pipi, lidah.
2. Pasien duduk dengan garis FHP sejajar lantai. Setelah itu lakukan pemasangan bite rim rahang
atas.
3. Lihat tinggi bite rim pada bagian anterior harus 1-2 mm dibawah low lipe line. Lihat
kesejajaran bite rim dengan menggunakan benang jagung yang dipasangkan dari kedua tragus
pasien yang melewati ala nasi dan dibantu dengan alat bite fox. Bidang insisal bite rim anterior
harus sejajar dengan garis interpupil mata jika dilihat dari depan dan bidang oklusal bite rim
posterior harus sejajar dengan garis Champer (garis yang menghubungkan tragus-ala nasi).

4. Setelah bite rim sejajar, lihat profil wajah pasien apakah terlalu cembung atau cekung,
adaptasi, sulcus nasolabial, sulcus mentolabial, commisura bibir dan filtrum pasien harus
mendapat dukungan yang baik dari bite rim. Cek lengkung bite rim, harus rata dan sesuai dengan
lengkung gigi yang masih ada.
5. Setelah itu tentukan garis C line, yang berfungsi untuk penentuan ukuran anasir.
6. Selanjutnya pengukuran dimensi vertical dan relasi sentrik.
 Pertama tentukan dimensi vertical istirahat tentative dengan menentukan dua titik yaitu
pada sub nasal dan gnation.Instruksikan pasien untuk mengistirahatkan otot-otot pada
wajahnya, pertama pasien diinstruksikan menyebutkan huruf S, M beberapa kali. Setelah
pas ukur jarak kedua titik tersebut, maka didapatkan dimensi vertical tentatif. Kemudian
pasien diinstruksikan untuk mengucapkan huruf “mmm” berdengung berulang-ulang
sampai tidak ada kontraksi bibir dan secara bersamaan dilakukan pengukuran jarak kedua
titik kembali. Apabila hasil pada kedua pengukuran sama, maka posisi tadi dapat diterima
sebagai dimensi vertical istirahat. Pengukuran ini harus dilakukan beberapa kali, pasien
diajak berbicara dan rileks diantara kedua pengukuran tersebut.
 Hubungan DVO tentative = DVI-free way space
 Kemudian latih pasien untuk medapatkan relasi sentrik dengan cara menengadahkan
kepalanya, sambil menelan ludah dan meletakkan ujung lidahnya pada posterior bite rim
RA (nucleus walkholf), membuka tutup rahang berulang kali sampai otot-ototnya rileks,
atau dengan membantu pasien mendorong mandibula ke belakang secara perlahan-lahan
tanpa paksaan. Lakukan gerakan ini berulang-ulang dan secara bersamaan sampai pasien
terbiasa dan didapatkan posisi yang sama.
 Masukkan bite rim, instruksikan pasien untuk menggigit bite rim pada posisi relasi sentrik,
ukur dengan sliding caliper sampai dapat DVO tentative.

7. Lakukan penilaian dukungan wajah secara keseluruhan, penilaian estetetik proporsi 1/3 wajah
atas, tengah, dan bawah sama.
8. Lihat jumlah ruang antar bite rim saat rahang berada dalam posisi istirahat, ukur FWS 2-4
mm.
9. Penilaian fonetik: instruksikan pasien melafalkan huruf S, sehingga ada jarak antara tepi bite
rim RA dan RB sebesar 1-1,5 mm. Pasien melafalkan huruf s, f, v dengan benar dan jelas.
10. Tanyakan pendapat pasien terhadap kenyamanan yang dirasakan terhadap bite rim setelah
digunakan >5 menit.
11. Kemudian bite rim difiksasi dan tanam di articulator.

Kunjugan 5
Setelah itu lakukan penyusunan anasir dimulai dengan penyusunan anterior atas, posterior kanan
atas, posterior kanan bawah, posterior kiri atas, dan di akhiri posterior kiribawah.

Kunjugan 6
1. Setelah semua anasir disusun, lakukan tryin gigi tiruan, perhatikan adaptasi, estetik, retensi,
perluasan basis, oklusi, free way space dan kestabilan. Tanyakan keluhan yang dirasakan
pasien selama try in.
2. Setelah semua di cek, lanjut ke proses lab, flasking, curing, finishing dan polishing.
Kunjungan 7
1. Setelah gigi tiruan dipoles, lihat adakah bagian yang tajam, jika ada lakukan pengurangan
dan penghalusan.
2. Lakukan insersi gigi tiruan.
a. Cek adaptasi gigi tiruan terhadap mukosa pasien dengan menggunakan kaca mulut.
Instruksikan pasien untuk melakukan gerakan protrusive anteroposterior dan lateral
kiri-kanan. Jika terdapat sangkutan, asah anasir sesuai prinsip bull.
b. Cek retensi dengan menginstruksikan pasien untuk menggerakkan otot-otot bibir,
wajah, dan lidah serta instruksikan pasien untuk melafalkan huruf A, I, U, E, O.
c. Cek stabilisasi gigi tiruan.
d. Cek oklusi pasien, lihat apakah ada traumatic oklusi dengan menggunakan
articulating paper. Jika terdapat traumatic oklusi, asah lereng atau perdalam fossa.
e. cek fonetik pasien dengan menginstruksikan pasien melafalkan huruf S, M, R.
f. Perhatikan profil wajah pasien, apakah terlalu cembung atau cekung.
3. Setelah selesai intruksikan kepada pasien tentang: keterbatasan dari gigi tiruan, cara
pemakaian gigi tiruan, cara pemeliharaan gigi tiruan, instuksikan kepada pasien untuk
mengunyah dengan menggunakan kedua sisi gigi tiruan. Selanjutnya, lakukan kontrol
1x24 jam

Anda mungkin juga menyukai