Anda di halaman 1dari 9

DAFTAR TILIK RESUSITASI JANTUNG PARU

PSIK STIKES MUHAMMADIYAH PALEMBANG

Nama Mahasiswa :
NIM :
Hari/Tanggal :
Stase : Keperawatan Gawat Darurat
Kompetensi : Resusitasi Jantung Paru

Terdapat 4 aspek kriteria penilaian pada kompetensi prosedur pelaksanaan RJP yang meliputi
tahap pra interaksi, orientasi, interaksi kerja, terminasi dan dokumentasi.
Peserta ujian dievaluasi kompetensinya secara obyektif, dengan kriteria:
Ya (1) : Bila menyebutkan/mengerjakan prosedur dengan benar
Tidak (0) : Bila tidak menyebutkan/tidak mengerjakan prosedur dengan benar
Perlu Latihan : Bila menyebutkan atau mengerjakan prosedur tetapi belum benar.

Ya Tidak Perlu
No Kegiatan Ket
(1) (0) Latihan
1 TAHAP PRA INTERAKSI
Persiapan Alat
1. Alat pelindung diri (masker, handscoen)
2. BVM / Barier mask
2 TAHAP ORIENTASI
3. Mengucapkan bismilah
4. Keluarga diberi penjelasan tentang tindakan
yang akan dilakukan
5. Posisi pasien diatur terlentang di tempat datar
dan alas keras
3 TAHAP KERJA
6. Danger (Lakukan 3A: aman diri, lingkungan,
pasien)
7. Respon
Cek kesadaran dengan cara memanggil
namanya, menepuk pundak atau bahu,
rangsangan dengan respon nyeri serta
melihat korban masih bernapas atau ada
gasping.
8. Call for help (minta tolong) sambil tetap
berada bersama korban dengan cara:
menggunakan handphone untuk memanggil
bantuan/ambulance atau jika tanpa
handphone dengan berteriak
9. Perbaiki posisi korban: terlentang di tempat
datar dan keras
10. Mengatur posisi penolong: berlutut di
samping korban
11. Circulasi/compression
Cek pernapasan sambil memeriksa nadi
karotis tidak teraba (dilakukan bersamaan
dalam waktu <10 detik)
12. Nadi tidak teraba lakukan kompresi sebanyak
5 siklus atau sampai ada respon. Kompresi
dada yang direkomendasikan adalah dengan
cara:
 Tumit telapak tangan menumpuk pada
pertengahan dada (seperdua bawah
sternum) dengan lengan tegak lurus
menghindari ujung-ujung jari menyentuh
dada korban
 Kecepatan kompresi 100-120x/mnt
 Pada orang dewasa: kedalaman tekanan
5-6cm dengan rasio kompresi dan
ventilasi untuk dewasa 30:2 baik 1 atau 2
penolong.
 Pada anak-anak/bayi kedalaman tekanan
1/3 depan dari diameter dada anak-
anak/bayi, dengan rasio kompresi dan
ventilasi 30:2 jika 1 penolong atau 15:2
jika 2 penolong (kecuali bayi baru lahir
5:1)
13. Evaluasi (cek nadi)
14. Airway
a. Cek jalan napas ada sumbatan atau tidak
b. Bila ada sumbatan, bebaskan jalan
napas
c. Bila tidak ada sumbatan segera lakukan
ventilasi dan mengatur posisi jalan
napas (Head tild Chin Lift atau Jaw trust
(untuk pasien fraktur cervical, trauma
kepala, dan fraktur tulang belakang)
15. Breathing
Cek napas dengan teknik LOOK-FEEL-
LISTEN/HEAR. Bila tidak ada napas
lakukan ventilasi sebanyak 2 kali
16. Evaluasi tiap 5 siklus (sekitar 2 menit)
 Jika nadi dan nafas belum ada, tekhnik
kombinasi diulangi kembali dimulai
dengan kompresi
 Jika nadi ada tapi napas belum ada,
berikan rescue breathing 1 ventilasi tiap 6
detik atau 10-12 x permenit selama 2
menit lalu lakukan evaluasi
17. Jika nadi dan nafas ada tapi pasien belum
sadar, posisikan pasien pada recovery
position (posisi pemulihan)
4 TAHAP TERMINASI DAN DOKUMENTASI
18. Merapikan alat dan pasien
19. Cuci tangan
20. Mengucapkan alhamdulillah
21. Mengevaluasi respon pasien
22. Mengucapkan salam (wassalamualaikum)
23. Dokumentasi (nama pasien, hari/tanggal,
tindakan yang telah dilakukan, dan respon
pasien)
TOTAL SKOR 23
SKOR NILAI YANG DIPEROLEH

Nilai = Skor Nilai Diperoleh X 100 Palembang, Juli 2020


23 Penguji
= ....................................... X 100
23

= ....................................... ( )

DAFTAR TILIK INTUBASI


PSIK STIKES MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Nama Mahasiswa :
NIM :
Hari/Tanggal :
Stase : Keperawatan Gawat Darurat
Kompetensi : Penatalaksanaan Intubasi

Terdapat 27 aspek kriteria penilaian pada kompetensi intubasi pasien yang meliputi tahap pra
interaksi, orientasi, interaksi kerja, terminasi dan dokumentasi.
Peserta ujian dievaluasi kompetensinya secara obyektif, dengan kriteria:
Ya (1) : Bila menyebutkan/mengerjakan prosedur dengan benar
Tidak (0) : Bila tidak menyebutkan/tidak mengerjakan prosedur dengan benar
Perlu Latihan : Bila menyebutkan atau mengerjakan prosedur tetapi belum benar.

Ya Tidak Perlu
No Kegiatan Catatan
(1) (0) Latihan
1 TAHAP PRA INTERAKSI
Persiapan Alat:
1. Handscoen
2. Laryngoscope lengkap dengan handle dan
bladenya
3. Endotracheal tube (ETT) dengan ukuran
perempuan no. 7; 7,5 ; 8. Laki-laki : 8 ; 8,5.
Keadaan emergency : 7,5
4. Forceps (cunam) magill ( untuk mengambil
benda asing di mulut)
5. Benzokain atau tetrakain anestesi lokal
semprot
6. Spuit 10 cc atau 20 cc
7. Stetoskop
8. Bag valve mask + face mask koneksi
oksigen
9. Suction
10. OPA/guedel
11. Plester, gunting, xylocain jelli
12. Stilet/mandrin
13. Obat sedative (premedikasi intubasi)
2 TAHAP ORIENTASI
14. Mengucapkan bismilah
15. Keluarga diberi penjelasan tentang tindakan
yang akan dilakukan/informed concent
16. Pertahankan lingkungan yang aman dan
nyaman bagi pasien, juga privasi pasien
dengan menutup pintu atau memasang
scherem/ sampiran
3 TAHAP INTERAKSI KERJA:
17. Posisi pasien terlentang
18. Sebelum intubasi berikan oksigen,
sebaiknya gunakan bantal dan pastikan jalan
napas terbuka (hati-hati pada cedera leher)
19. Siapkan endotracheal tube (ETT), periksa
balon (cuff), siapkan stylet, beri pelumas
(jelli)
20. Siapkan laringoskop (pasang blade pada
handle sesuai ukuran), lampu harus menyala
terang
21. Pasang laringoskop dengan tangan kiri,
masukan ujung blade kesisi kanan mulut
pasien, geser lidah pasien ke kiri (angkat
handle bukan diungkit)
22. Tekan tulang rawan krikoit (diharapkan plica
vokalis terbuka/selick)
23. Lakukan traksi sesuai sumbu panjang
laringoskop (hati-hati cedera gigi, gusi, bibir)
24. Lihat adanya pita suara. Bila perlu isap
lendir/cairan lebih dahulu
25. Keluarkan stylet dan laringoskop secara hati-
hati
26. Kembangkan balon (cuff) ETT
27. Pasang pipa orofaring (mayo/guedel tube)
28. Periksa posisi ETT apakah masuk dengan
benar dengan memberikan ventilasi
menggunakan bag valve mask atau melihat
pengembangan dada saat ventilasi diberikan
(auskultasi suara napas periksa paru kanan-
kiri atau udara yang ditiupkan dengan
stetoskop). Hubungkan dengan pipa oksigen
29. Amankan posisi pipa (fiksasi) dengan plester
30. Lakukan foto toraks bila memang diperlukan
4 TAHAP TERMINASI & DOKUMENTASI
31. Melakukan evaluasi tindakan
32. Berpamitan dengan pasien/keluarga
33. Membereskan alat
34. Mencuci tangan
35. Mencatat tanggal dan waktu pelaksanaan
prosedur
36. Mencatat respon klien sebelum, selama dan
sesudah pelaksanaan prosedur
37. Mencatat masalah dan intervensi yang
dilakukan
Total Skore 37
Skor nilai yang diperoleh

Nilai = Skor nilai yang diperoleh x100 Palembang, Juli 2020


37 Dosen Penguji,

=.................................................x100
37

=................................................... ( )

DAFTAR TILIK PEMBIDAIAN


PSIK STIKES MUHAMMADIYAH PALEMBANG

Nama Mahasiswa :
NIM :
Hari/Tanggal :
Tingkat/Semester :
Mata Kuliah : Keperawatan Gawat Darurat
Kompetensi : Pembidaian

Terdapat 4 aspek kriteria penilaian pada kompetensi pembidaian yang meliputi tahap pra
interaksi, orientasi, interaksi kerja, terminasi dan dokumentasi.
Peserta ujian dievaluasi kompetensinya secara obyektif, dengan kriteria:
Ya (1) : Bila menyebutkan/mengerjakan prosedur dengan benar
Tidak (0) : Bila tidak menyebutkan/tidak mengerjakan prosedur dengan benar
Perlu Latihan : Bila menyebutkan atau mengerjakan prosedur tetapi belum benar.

Ya Tidak Perlu
No Kegiatan Catatan
(1) (0) Latihan
1 TAHAP PRA INTERAKSI:
Persiapan Alat:
1. Bidai dengan berbagai jenis dan ukuran
2. Mitella/gurita/selendang/alat fiksasi lainnya
3. Kassa gulung
4. Handscone
2 TAHAP ORIENTASI
5. Mengucapkan bismilah serta memberikan
salam pembuka dan memperkenalkan diri
kepada pasien
6. Jelaskan tujuan tindakan kepada klien.
7. Jelaskan prosedur tindakan pada klien
8. Pertahankan lingkungan yang aman dan
nyaman bagi klien, juga privasi klien
dengan menutup pintu atau memasang
scherem/ sampiran
9. Perawat mencuci tangan dan memakai
handscone (APD)
3 TAHAP INTERAKSI KERJA:
10. Kaji kondisi luka, fraktur, dan perdarahan
 Look : adanya pemendekan, bengkak,
bengkak, deformitas, angulasi ke lateral,
kulit utuh atau tidak
 Feel : nyeri tekan, pulsasi distal,
sensibilitas normal atau tidak
 Movement : nyeri gerak aktif, nyeri
gerak pasif, adanya tanda krepitasi
11. Cek Pulsasi Motorik Sensorik (PMS), bila
tidak ada, tarik secara gentle ke posisi
anatomis dengan prinsip tidak memaksa.
12. Bila ada luka terbuka, tutup luka
13. Bila ada luka terbuka dan perdarahan
lakukan balut tekan
14. Pasang bidai meliputi dua sendi dari tulang
yang patah. Sebelum dipasang, diukur
dahulu pada sendi yang sehat.
15. Bidai dibalut atau dilapisi sebelum
digunakan
16. Letakkan bagian yang lunak dari bidai
menempel pada bagian tubuh pasien
17. Pasang bantalan dibagian tulang yang patah
18. Lakukan fiksasi pada bidai sesuai dengan
lokasi fraktur. Ingat ikatan jangan terlalu
ketat dan jangan terlalu kendor
19. Cek PMS
20. Evaluasi hasil pembidaian : denyut nadi
distal, fungsi saraf sebelum dan sesudah
bidai, kepatenan fiksasi bidai

4 TAHAP TERMINASI & DOKUMENTASI


21. Merapikan alat dan pasien
22. Cuci tangan
23. Mengucapkan alhamdulillah
24. Mengevaluasi respon pasien
25. Mengucapkan salam (wassalamualaikum) 
26. Mencatat hasil pelaksanaan tindakan
pembidaian
SOAL
27. Menyebutkan diagnosa keperawatan
Total skor 27
Skor nilai yang diperoleh

Nilai = Skor nilai yang diperoleh x100 Palembang, Juli 2020


27 Dosen Penguji,

=.................................................x100
27

=................................................... ( )

Anda mungkin juga menyukai