PENDAHULUAN
Untuk melakukan penilaian saham ada dua analisis yang dapat dilakukan, yaitu
fundamental analysis dan technical analysis. Untuk menentukan harga saham yang tepat
bagi sebuah perusahaan, terlebih dahulu harus memproyeksikan dividen dan earning
yang diharapkan dari sebuah perusahaan. Inilah inti dari analisis fundamental, yaitu
menentukan sebuah nilai perusahaan seperti earning yang diharapkan (Bodie, Kane,
Marcus, 2009).
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang analisis teknikal.
2. Untuk mengetahui asumsi yang mendasari analisis teknikal.
3. Untuk mengetahui prinsip-prinsip dasar analisis teknikal.
4. Untuk mengetahui teori-teori analisis teknikal.
5. Untuk mengetahui Keuntungan dan Kritik terhadap Analisis Teknikal
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Keputusan analis teknikal dalam menjual atau membeli saham didasari oleh data-
data harga dan volume perdagangan saham di masa lalu. Informasi data masa lalu
tersebut akan mendasari prediksi mereka atas pola perilaku harga saham di masa datang.
Levy (1966), mengemukakan beberapa asumsi yang mendasari analisis teknikal, yaitu;
1. Nilai pasar barang dan jasa, ditentukan oleh interaksi permintaan dan penawaran.
2. Interaksi permintaan dan penawaran ditentukan oleh berbagai factor, baik factor
rasional maupun factor yang tidak rasional sudah direfleksikan dalam harga yang
terbentuk. Jadi, mengapa suatu harga saham naik atau turun atau berada pada angka
tertentu adalah suatu fakta yang tidak bisa diperdebatkan. Yang menjadi patokan para
analis teknikal adalah nilai sesungguhnya suatu saham adalah ditentukan oleh
kekuatan permintaan dan penawaran yang tercermin pada harga saham.
3. Harga-harga sekuritas secara individual dan nilai pasar secara keseluruhan cenderung
bergerak mengikuti suatu trend selama jangka waktu yang relative panjang.
4. Trend perubahan harga dan nilai pasar dapat berubah karena perubahan hubungan
permintaan dan penawaran, dimana hubungan tersebut akan bisa dideteksi dengan
melihat diagram reaksi pasar yang terjadi.
Dari keempat asumsi diatas, asumsi yang paling bisa diterima baik oleh analis
teknikal adalah asumsi yang pertama dan kedua dimana hampir semua pihak bisa
menerima asumsi bahwa nilai produk ditentukan oleh kekuatan tarik menarik antara
permintaan dan penawaran.
3
2.3 PRINSIP-PRINSIP DASAR ANALISIS TEKNIKAL
Di pasar saham, terdapat 3 (tiga) prinsip dasar analisis teknikal yang menjadi
dasar mengapa harga bergerak naik dan turun. Ketiga prinsip tersebut adalah sebagai
berikut.
4
2.4 TEORI-TEORI ANALISIS TEKNIKAL
Ada beberapa teori yang biasanya digunakan oleh para investor, yaitu: The Dow
Theory, chart pola harga saham, analisis rata-rata bergerak (moving average), dan
analisis relative strenght.
a. The Dow Theory
The Dow Theory diperkenalkan oleh Charles H. Dow pada tahun 1897.
Charles H. Dow merupakan salah satu editor dari Wall Street Jornal (Collins, 1961).
Teknik ini merupakan teknik yang sering digunakan dalam melakukan penilaian
terhadap saham. Ada beberapa alasan yang menyebabkan teknik ini sering digunakan.
Alasan pertama adalah teknik ini dapat menyediakan catatan perubahan ekonomi
secara berturut-turut yang terefleksi dalam pergerakan saham. Selain mampu
menyediakan informasi mengenai pergerakan saham, The Dow Theory menjadi
populer karena dapat menyediakan data pergerakan saham tidak hanya dalam periode
harian tapi juga dalam periode jam. Kepopuleran The Dow Theory juga didukung oleh
Wall Street Journal yang memuat analisis berdasarkan teknik ini.
The Dow Theory menjelaskan bahwa pergerakan saham pada dasarnya dibagi
menjadi tiga (Tandelilin, 2010), yaitu:
Primary Trend
Merupakan pergerakan saham dalam jangka waktu tahunan.
Secondary Trend
Merupakan pergerakan saham yang terjadi selama jangka waktu tahunan.
Umumnya terjadi dalam bentuk bulanan atau mingguan.
Minor Trend
Merupakan perubahan harga saham yang terjadi setiap hari.
Ada dua istilah utama dalam menggambarkan pola harga-harga saham. Istilah
pertama adalah bull market yang menggambarkan bahwa harga-harga saham di pasar
cenderung naik. Istilah kedua adalah bear market yang menggambarkan bahwa harga-
harga saham di pasar cenderung turun.
5
Yaitu periode pembelian yang ramai dan diikuti dengan sepinya perdagangan,
kemudian mendorong harga ke puncak yang baru, sebelum harga mulai menurun
lagi
The Head,
Yaitu dorongan pembelian yang besar, meningkatkan harga ke tingkat yang tinggi,
kemudian jatuh dibawah puncak “Left Shoulder”
The Right Shoulder,
Yaitu reli moderat diatas volume perdagangan saham untuk mengangkat harga,
tetapi gagal ke puncak “the head” sebelumnya, harga-harga mulai menurun
The Confirmation,
Yaitu harga jatuh dibawah garis leher (neckline) Titik ini merupakan sinyal untuk
menjual saham.
6
Bagian terpenting dari grafik batang adalah identifikasi harga pembuka
dan harga penutup. Harga pembuka memiliki arti penting karena mencerminkan
psikologi dari para pelaku pasar sebagai awal dari sesi perdagangan. Harga
penutup memiliki arti penting karena mencerminkan pedagang dan investor yang
bersedia mengambil posisi overnight. Bar chart biasanya juga disertai dengan bar
chart tambahan di bagian bawah yang menunjukkan volume perdagangan harga
saham.
2. Point-and-Figure Chart
Jenis chart seperti ini lebih kompleks dibandingkan dengan bar chart biasa
karena menggambarkan perubahan harga saham yang berubah secara signifikan
(volume perdagangan saham tidak dimasukkan dalam chart jenis ini). Metode
penggrafikan angka atau poin dan gambar (point and figure chart) berbeda dengan
metode lainnya, dalam hal aksis horizontal tidak mengukur waktu melainkan
jumlah perdagangan dalam kisar harga tertentu. Grafik poin dan gambar terdiri
dari kotak-kotak yang mencerminkan himpunan pergerakan harga tertentu dimana
ada yang mencerminkan penurunan maupun peningkatan harga saham tersebut.
7
Penggunaan metode ini dilakukan dengan memberi bobot pada setiap periode
harga. Contohnya, periode harga paling awal diberi bobot 1, periode harga
berikutnya diberi bobot 2, dan seterusnya. Setiap periode harga akan dikalikan
dengan bobotnya. Hasil perkalian akan dijumlahkan dan jumlah tersebut akan
dibagi dengan jumlah bobot seluruhnya.
3) Rata-Rata Bergerak Eksponensial
Pada rata-rata bergerak sederhana dan tertimbang, data sebelum periode yang
digunakan tidak dimasukan dalam perhitungan rata-rata bergerak tersebut.
Misalnya periode yang diambil adalah 200 hari, maka data sebelum 200 hari tidak
akan diperhitungkan. Namun, data sebelum periode merupakan data yang penting
dan harus diperhitungkan. Eksponen dihitung dari perhitungan angka dua dibagi
dengan periode yang digunakan. Misalnya periode yang digunakan adalah lima
hari maka eksponennya 2:5 = 0,4. Setelah itu menentukan angka rata-rata
bergerak awal. Penentuan angka rata-rata bergerak awal didapat dengan rata-rata
bergerak sederhana. Apabila telah didapat angka rata-rata awal, langkah
selanjutnya dilakukan dengan mengurangi harga penutupan dengan angka rata-
rata awal. Hasil yang didapat akan dikalikan dengan eksponen, misalnya 0,4.
Langkah terakhir adalah menjumlahkanangka rata-rata awal dengan hasil
perkalian eksponen yang telah didapat pada lamgkah sebelumnya.
4) Rata-Rata Bergerak Berganda
Umumnya rata-rata bergerak berganda dilakukan dengan menggunakan periode
yang berbeda. Misalnya menggunakan periode lima hari dan lima belas hari.
Tujuan penggunaan rata-rata bergerak berganda adalah untuk menentukan
kecenderungan. Saat dua rata-rata bergerak digunakan, sinyal pembalikan terjadi
jika rata-rata bergerak periode yang lebih pendek memotong rata-rata bergerak
periode yang lebih panjang. Pemotongan terjadi dari bawah ke atas. Sinyal
menjual terjadi saat rata-rata bergerak periode yang lebih pendek memotong rata-
rata bergerak yang periodenya lebih panjang namun dari atas ke bawah.
e. Relative Strenght
Teknik ini menggunakan pendekatan rasio, yaitu antara harga saham dengan
indeks pasar atau industri tertentu (Tandelilin, 2010). Secara sederhana analisis ini
membandingkan kinerja suatu saham dengan kinerja kelompok industrinya (Susanto
8
dan Sabardi, 2010). Jika menggunakan teknik ini, investor dapat mengetahui trend
pergerakan harga saham. Apabila trend menunjukkan pergerakan saham yang
meningkat maka hal ini merupakan sinyal bahwa peningkatan rasio harga saham akan
meningkat dibandingkan dengan indeks pasar. Analisis ini juga dapat digunakan
untuk membandingkan antar industri sehingga investor dapat mengetahui industri
yang menguntungkan.
Hal ini merupakan indikasi bahwa saham tersebut akan memberikan return
yang melebihi return pasar, dan akan menarik minat investor untuk menjadikan saham
tersebut sebagai alternatif investasi yang baik. Disamping itu, penggunaan relative
strength juga bisa digunakan sebagai dasar penentuan sektor-sektor industri mana saja
yang menarik dan menguntungkan, investor akan bisa menentukan seberapa besar
proporsi dana yang akan diinvestasikan pada saham-saham pada industri
bersangkutan.
9
percaya bahwa harga saham di masa yang akan datang akan dipengaruhi oleh pergerakan
harga saham masa lalu.
Kritikan berikutnya berkaitan dengan keefektifan penggunaan analisis teknikal
untuk jangka waktu yang panjang. Apabila penggunaan analisis teknikal terbukti mampu
memberikan keuntungan bagi beberapa investor (karena mereka mampu menemukan
pola pergerakan saham dalam merespons informasi baru), maka tentu saja pendekatan ini
akan menjadi populer dan banyak diadopsi oleh investor lainnya.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Analisis teknikal adalah analisa yang memfokuskan pada perkiraan harga
sekuritas (saham/obligasi) di masa yang akan datang berdasarkan data pergerakan harga
sekuritas dan juga volume perdagangan sekuritas dimasa lalu. Analisis ini merupakan
upaya untuk memperkirakan harga saham (kondisi pasar) dengan mengamati perubahan
harga saham tersebut (kondisi pasar) diwaktu yang lalu tanpa memperhatikan faktor-
faktor fundamental.
Asumsi yang mendasari analisis teknikal, yaitu Nilai pasar barang dan jasa,
ditentukan oleh interaksi permintaan dan penawaran, Interaksi permintaan dan
penawaran ditentukan oleh berbagai factor, baik factor rasional maupun factor yang tidak
rasional, harga-harga sekuritas secara individual dan nilai pasar secara keseluruhan
cenderung bergerak mengikutit suatu trend selama jangka waktu yang relative panjang,
trend perubahan harga dan nilai pasar dapat berubah karena perubahan hubungan
permintaan dan penawaran, dimana hubungan tersebut akan bisa dideteksi dengan
melihat diagram reaksi pasar yang terjadi.
Adapun teori-teori dalam analisis teknikal yaitu The Diw Theory, The Head and
Shoulders Top (HST), Chart Pola Pergerakan Harga Saham, Teknik Rata-Rata Bergerak
(Moving Average), dan Relative Strenght.
11