Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Analisis sekuritas merupakan salah satu topik mendasar yang perlu kita bahas
karena berkaitan langsung dengan relevan atau tidaknya suatu kegiatan untuk berusaha
memprediksi timing yang tepat dalam menentukan harga saham di masa mendatang,
apakah saham tersebut layak dibeli ataupun dijual. teori pasar modal yang efisien adalah
sekuritas yang nilai pasarnya selalu menyesuaikan diri secara cepat dan langsung apabila
terjadi perubahan nilai intrinsik dan asset yang menjadi dasar dikeluarkannya sekuritas
tersebut, tetapi hal itu harus dibarengi dengan kemampuan pelaku saham dalam
menanggapi informasi-informasi yang tak diduga.

Untuk melakukan penilaian saham ada dua analisis yang dapat dilakukan, yaitu
fundamental analysis dan technical analysis. Untuk menentukan harga saham yang tepat
bagi sebuah perusahaan, terlebih dahulu harus memproyeksikan dividen dan earning
yang diharapkan dari sebuah perusahaan. Inilah inti dari analisis fundamental, yaitu
menentukan sebuah nilai perusahaan seperti earning yang diharapkan (Bodie, Kane,
Marcus, 2009).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu analisis teknikal?
2. Asumsi apa yang mendasari analisis teknikal?
3. Bagaimana prinsip-prinsip dasar analisis teknikal?
4. Teori-teori apa saja yang terdapat dalam analisis teknikal?
5. Apa Keuntungan dan Kritik terhadap Analisis Teknikal?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang analisis teknikal.
2. Untuk mengetahui asumsi yang mendasari analisis teknikal.
3. Untuk mengetahui prinsip-prinsip dasar analisis teknikal.
4. Untuk mengetahui teori-teori analisis teknikal.
5. Untuk mengetahui Keuntungan dan Kritik terhadap Analisis Teknikal

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 ANALISIS TEKNIKAL


Analisis teknikal adalah analisa yang memfokuskan pada perkiraan harga
sekuritas (saham/obligasi) di masa yang akan datang berdasarkan data pergerakan harga
sekuritas dan juga volume perdagangan sekuritas dimasa lalu. Analisis ini merupakan
upaya untuk memperkirakan harga saham (kondisi pasar) dengan mengamati perubahan
harga saham tersebut (kondisi pasar) diwaktu yang lalu tanpa memperhatikan faktor-
faktor fundamental.

Pada awalnya analisis teknikal hanya memperhitungkan pergerakan harga pasar


atau instrumen yang bersangkutan, dengan asumsi bahwa harga mencerminkan seluruh
faktor yang relevan sebelum seorang investor menyadarinya melalui berbagai cara lain.
Analisis teknikal dapat menggunakan berbagai model dan dasar misalnya, untuk
pergerakan harga digunakan metode seperti misalnya Indeks Kekuatan Relatif, Indeks
pergerakan rata-rata, regresi, korelasi antar pasar dan intra pasar, siklus ataupun dengan
cara klasik yaitu menganalisis pola grafik.

2.2 ASUMSI DASAR ANALISIS TEKNIKAL


Pihak yang melakukan analisis teknikal disebut dengan analis teknikal. Para
analis teknikal percaya bahwa mereka bisa mengetahui pola-pola pergerakan harga
saham di masa datang berdasarkan pada observasi pergerakan harga saham di masa lalu.
Di sisi lain, keputusan investasi dalam analisis teknikal mendasarkan diri pada data-data
pasar di masa lalu (seperti data harga saham dan volume penjualan saham), sebagai dasar
untuk mengestimasi harga saham di masa datang. Dengan kata lain, bagi para analis
teknikal, mereka tidak perlu melakukan analisis terhadap variabel ekonomi dan variabel
perusahaan untuk mengestimasi nilai saham, karena informasi harga saham di masa lalu
sudah bisa dipakai untuk mengestimasi harga saham di masa datang.

2
Keputusan analis teknikal dalam menjual atau membeli saham didasari oleh data-
data harga dan volume perdagangan saham di masa lalu. Informasi data masa lalu
tersebut akan mendasari prediksi mereka atas pola perilaku harga saham di masa datang.
Levy (1966), mengemukakan beberapa asumsi yang mendasari analisis teknikal, yaitu;

1. Nilai pasar barang dan jasa, ditentukan oleh interaksi permintaan dan penawaran.
2. Interaksi permintaan dan penawaran ditentukan oleh berbagai factor, baik factor
rasional maupun factor yang tidak rasional sudah direfleksikan dalam harga yang
terbentuk. Jadi, mengapa suatu harga saham naik atau turun atau berada pada angka
tertentu adalah suatu fakta yang tidak bisa diperdebatkan. Yang menjadi patokan para
analis teknikal adalah nilai sesungguhnya suatu saham adalah ditentukan oleh
kekuatan permintaan dan penawaran yang tercermin pada harga saham.
3. Harga-harga sekuritas secara individual dan nilai pasar secara keseluruhan cenderung
bergerak mengikuti suatu trend selama jangka waktu yang relative panjang.
4. Trend perubahan harga dan nilai pasar dapat berubah karena perubahan hubungan
permintaan dan penawaran, dimana hubungan tersebut akan bisa dideteksi dengan
melihat diagram reaksi pasar yang terjadi.

Dari keempat asumsi diatas, asumsi yang paling bisa diterima baik oleh analis
teknikal adalah asumsi yang pertama dan kedua dimana hampir semua pihak bisa
menerima asumsi bahwa nilai produk ditentukan oleh kekuatan tarik menarik antara
permintaan dan penawaran.

Asumsi ketiga berkaitan dengan kecepatan penyesuaian harga saham (speed of


adjustment) dari harga keseimbangan yang lama menuju harga keseimbangan yang baru.
Pola penyerapan informasi membutuhkan waktu yang lama karena adanya informasi
yang tidak simetris, dimana hanya beberapa investor saja yang mampu mengakses
informasi dan bisa memprediksi apa yang akan terjadi pada harga saham dibanding
investor lainnya. Seiring dengan tindakan menjual atau membeli saham yang dilakukan
pihak-pihak yang menguasai informasi untuk memperoleh keuntungan, maka harga
saham pun akan bergerak menuju harga keseimbangan yang baru.

3
2.3 PRINSIP-PRINSIP DASAR ANALISIS TEKNIKAL
Di pasar saham, terdapat 3 (tiga) prinsip dasar analisis teknikal yang menjadi
dasar mengapa harga bergerak naik dan turun. Ketiga prinsip tersebut adalah sebagai
berikut.

1. Market Action Discounts Everything 


Asumsi yang menjadi dasar analisis teknikal adalah bahwa segala hal yang
mempengaruhi pergerakan pasar (baik fundamental, politik, bencana alam, dan faktor
psikologis pelaku pasar) telah tercermin dalam pergerakan pasar. Dari asumsi
tersebut, maka pengambilan keputusan dapat didasarkan pada pergerakan harga itu
sendiri. Pergerakan harga saham terjadi karena adanya permintaan dan penawaran.
Sehingga dengan dasar hukum tersebut, apabila jumlah penawaran (offer) lebih
banyak dibandingkan permintaan (bid), maka harga saham akan bergerak turun dan
sebaliknya jika permintaan lebih besar ketimbang penawaran, harga saham akan
cenderung bergerak naik.

2. Prices Move in Trend


Pada prinsip ini, asumsi yang mendasarinya adalah bahwa pergerakan harga
tidak bergerak secara acak. Pergerakan harga pasar berlangsung dalam satu pola
(trend) tertentu dan akan terus berlangsung sampai ada tanda-tanda bahwa pola
pergerakannya berhenti dan berbalik arah. Arah trend yang dimaksud di sini bisa
dalam trend naik, trend turun, atau dalam trend sideways (mendatar). 

3. History Repeats Itself


Prinsip ketiga adalah bahwa pasar selalu bergerak dalam sebuah siklus. Para
penganut analisis teknikal berpendapat bahwa dalam kenyataannya harga bergerak
dalam suatu trend tertentu atau mengikuti pola-pola tertentu. Pola-pola ini pun
memiliki kecenderungan berulang dari masa ke masa. Ada kecenderungan kuat bahwa
perilaku para investor dan pelaku pasar di masa lalu adalah sama dengan masa kini
dalam menyikapi berbagai informasi yang mempengaruhi pasar. Seperti definisi
analisa teknikal di atas, para penganut analisa teknikal percaya bahwa mereka bisa
mengetahui pola-pola pergerakan harga di masa datang dengan berdasarkan pada
observasi pergerakan harga di masa lalu. Dengan demikian, berulangnya pola-pola
tersebut bisa dimanfaatkan untuk memperkirakan arah pergerakan harga selanjutnya.

4
2.4 TEORI-TEORI ANALISIS TEKNIKAL
Ada beberapa teori yang biasanya digunakan oleh para investor, yaitu: The Dow
Theory, chart pola harga saham, analisis rata-rata bergerak (moving average), dan
analisis relative strenght.
a. The Dow Theory
The Dow Theory diperkenalkan oleh Charles H. Dow pada tahun 1897.
Charles H. Dow merupakan salah satu editor dari Wall Street Jornal (Collins, 1961).
Teknik ini merupakan teknik yang sering digunakan dalam melakukan penilaian
terhadap saham. Ada beberapa alasan yang menyebabkan teknik ini sering digunakan.
Alasan pertama adalah teknik ini dapat menyediakan catatan perubahan ekonomi
secara berturut-turut yang terefleksi dalam pergerakan saham. Selain mampu
menyediakan informasi mengenai pergerakan saham, The Dow Theory menjadi
populer karena dapat menyediakan data pergerakan saham tidak hanya dalam periode
harian tapi juga dalam periode jam. Kepopuleran The Dow Theory juga didukung oleh
Wall Street Journal yang memuat analisis berdasarkan teknik ini.
The Dow Theory menjelaskan bahwa pergerakan saham pada dasarnya dibagi
menjadi tiga (Tandelilin, 2010), yaitu:
 Primary Trend
Merupakan pergerakan saham dalam jangka waktu tahunan.
 Secondary Trend
Merupakan pergerakan saham yang terjadi selama jangka waktu tahunan.
Umumnya terjadi dalam bentuk bulanan atau mingguan.
 Minor Trend
Merupakan perubahan harga saham yang terjadi setiap hari.
Ada dua istilah utama dalam menggambarkan pola harga-harga saham. Istilah
pertama adalah bull market yang menggambarkan bahwa harga-harga saham di pasar
cenderung naik. Istilah kedua adalah bear market yang menggambarkan bahwa harga-
harga saham di pasar cenderung turun.

b. The Head and Shoulders Top (HST)


Model ini mempelajari pola perdagangan saham. Tingkah laku pasar yang dibentuk
teori ini dapat dikategorikan dalam 4 fase, yaitu :
 The Left Shoulder

5
Yaitu periode pembelian yang ramai dan diikuti dengan sepinya perdagangan,
kemudian mendorong harga ke puncak yang baru, sebelum harga mulai menurun
lagi
 The Head,
Yaitu dorongan pembelian yang besar, meningkatkan harga ke tingkat yang tinggi,
kemudian jatuh dibawah puncak “Left Shoulder”
 The Right Shoulder,
Yaitu reli moderat diatas volume perdagangan saham untuk mengangkat harga,
tetapi gagal ke puncak “the head” sebelumnya, harga-harga mulai menurun
 The Confirmation,
Yaitu harga jatuh dibawah garis leher (neckline) Titik ini merupakan sinyal untuk
menjual saham.

c. Chart Pola Pergerakan Harga Saham


Teknik lain untuk menggambarkan pola pergerakan harga saham adalah
dengan menyusun grafik (chart) dari pergerakan saham secara individual selama
waktu tertentu. Dengan membuat gambaran pergerakan harga saham secara visual dan
memperhatikan kekuatan daya tarik menarik permintaan dan penawaran, investor
berharap bahwa mereka akan mampu memprediksi arah pergerakan harga saham di
kemudian hari.
1. Grafik Batang (Bar Chart)
Grafik batang merupakan cara yang paling sederhana dalam analisis
teknikal yang menggambarkan pergerakan harga saham. Grafik batang
memudahkan analis untuk secara visual dapat mengamati informasi dari suatu
kisar perdagangan (trading range) pada suatu periode tertentu yang dianalisis.
Sumbu vertikal dalam grafik batang menunjukkan harga saham, sedangkan sumbu
horizontal menunjukkan waktu. Pergerakan harga saham ditunjukkan oleh
diagram batang vertikal (bar vertical) dimana ujung atasnya menunjukkan catatan
harga tertinggi saham, sedangkan ujung bawahnya menunjukkan catatan harga
terendah. Garis horizontal (tick mark) pada sebelah kiri batang mencerminkan
harga buka dan garis horizontal sebelah kanan batang mencerminkan harga
tutup (closing or settlement price)

6
Bagian terpenting dari grafik batang adalah identifikasi harga pembuka
dan harga penutup. Harga pembuka memiliki arti penting karena mencerminkan
psikologi dari para pelaku pasar sebagai awal dari sesi perdagangan. Harga
penutup memiliki arti penting karena mencerminkan pedagang dan investor yang
bersedia mengambil posisi overnight. Bar chart biasanya juga disertai dengan bar
chart tambahan di bagian bawah yang menunjukkan volume perdagangan harga
saham.
2. Point-and-Figure Chart
Jenis chart seperti ini lebih kompleks dibandingkan dengan bar chart biasa
karena menggambarkan perubahan harga saham yang berubah secara signifikan
(volume perdagangan saham tidak dimasukkan dalam chart jenis ini). Metode
penggrafikan angka atau poin dan gambar (point and figure chart) berbeda dengan
metode lainnya, dalam hal aksis horizontal tidak mengukur waktu melainkan
jumlah perdagangan dalam kisar harga tertentu. Grafik poin dan gambar terdiri
dari kotak-kotak yang mencerminkan himpunan pergerakan harga tertentu dimana
ada yang mencerminkan penurunan maupun peningkatan harga saham tersebut.

d. Teknik Rata-Rata Bergerak (Moving Average)

Teknik digunakan untuk mendapatkan informasi mengenai arah pergerakan


harga saham dan besarnya tingkat pergerakan harga saham tersebut. Data yang
dipakai dalam menggunakan teknik ini adalah data harga penutupan saham. Teknik
rata-rata bergerak dilakukan dengan menghitung nilai rata-rata bergerak dari harga
penutupan saham harian selama beberapa periode pengamatan. Perhitungan dilakukan
secara terus menerus sehingga menghasilkan garis yang menunjukan trend pergerakan
harga saham (Tandelilin, 2010). Teknik Moving Average mempunyai beberapa tipe,
yaitu:

1) Rata-Rata Bergerak Sederhana


Rata-rata bergerak sederhana dihitung dengan menjumlahkan harga-harga suatu
saham selama beberapa periode. Jumlah tersebut akan dibagi dengan jumlah
periode tersebut.
2) Rata-Rata Bergerak Tertimbang

7
Penggunaan metode ini dilakukan dengan memberi bobot pada setiap periode
harga. Contohnya, periode harga paling awal diberi bobot 1, periode harga
berikutnya diberi bobot 2, dan seterusnya. Setiap periode harga akan dikalikan
dengan bobotnya. Hasil perkalian akan dijumlahkan dan jumlah tersebut akan
dibagi dengan jumlah bobot seluruhnya.
3) Rata-Rata Bergerak Eksponensial
Pada rata-rata bergerak sederhana dan tertimbang, data sebelum periode yang
digunakan tidak dimasukan dalam perhitungan rata-rata bergerak tersebut.
Misalnya periode yang diambil adalah 200 hari, maka data sebelum 200 hari tidak
akan diperhitungkan. Namun, data sebelum periode merupakan data yang penting
dan harus diperhitungkan. Eksponen dihitung dari perhitungan angka dua dibagi
dengan periode yang digunakan. Misalnya periode yang digunakan adalah lima
hari maka eksponennya 2:5 = 0,4. Setelah itu menentukan angka rata-rata
bergerak awal. Penentuan angka rata-rata bergerak awal didapat dengan rata-rata
bergerak sederhana. Apabila telah didapat angka rata-rata awal, langkah
selanjutnya dilakukan dengan mengurangi harga penutupan dengan angka rata-
rata awal. Hasil yang didapat akan dikalikan dengan eksponen, misalnya 0,4.
Langkah terakhir adalah menjumlahkanangka rata-rata awal dengan hasil
perkalian eksponen yang telah didapat pada lamgkah sebelumnya.
4) Rata-Rata Bergerak Berganda
Umumnya rata-rata bergerak berganda dilakukan dengan menggunakan periode
yang berbeda. Misalnya menggunakan periode lima hari dan lima belas hari.
Tujuan penggunaan rata-rata bergerak berganda adalah untuk menentukan
kecenderungan. Saat dua rata-rata bergerak digunakan, sinyal pembalikan terjadi
jika rata-rata bergerak periode yang lebih pendek memotong rata-rata bergerak
periode yang lebih panjang. Pemotongan terjadi dari bawah ke atas. Sinyal
menjual terjadi saat rata-rata bergerak periode yang lebih pendek memotong rata-
rata bergerak yang periodenya lebih panjang namun dari atas ke bawah.

e. Relative Strenght

Teknik ini menggunakan pendekatan rasio, yaitu antara harga saham dengan
indeks pasar atau industri tertentu (Tandelilin, 2010). Secara sederhana analisis ini
membandingkan kinerja suatu saham dengan kinerja kelompok industrinya (Susanto

8
dan Sabardi, 2010). Jika menggunakan teknik ini, investor dapat mengetahui trend
pergerakan harga saham. Apabila trend menunjukkan pergerakan saham yang
meningkat maka hal ini merupakan sinyal bahwa peningkatan rasio harga saham akan
meningkat dibandingkan dengan indeks pasar. Analisis ini juga dapat digunakan
untuk membandingkan antar industri sehingga investor dapat mengetahui industri
yang menguntungkan.

Hal ini merupakan indikasi bahwa saham tersebut akan memberikan return
yang melebihi return pasar, dan akan menarik minat investor untuk menjadikan saham
tersebut sebagai alternatif investasi yang baik. Disamping itu, penggunaan relative
strength juga bisa digunakan sebagai dasar penentuan sektor-sektor industri mana saja
yang menarik dan menguntungkan, investor akan bisa menentukan seberapa besar
proporsi dana yang akan diinvestasikan pada saham-saham pada industri
bersangkutan.

2.5 Keuntungan dan Kritik terhadap Analisis Teknikal


Keuntungan penggunaan analisis teknikal tidak terlepas dari asumsi-asumsi yang
dianut oleh para analis teknikal. Para analis teknikal percaya bahwa untuk
memperoleh abnormal return, seorang investor harus mampu mendapatkan informasi
secara lebih cepat dibanding investor lainnya dan menerjemahkan informasi tersebut ke
dalam tindakan membeli atau menjual saham sehingga investor bisa memperoleh
keuntungan.
Data-data yang dipakai oleh para analis teknikal adalah data-data pasar (market
data) yang bersifat sebagai data historis, seperti data harga saham, volume perdagangan
dan informasi perdagangan lainnya. Bagi para analis teknikal, dengan menggunakan
data-data pasar, investor hanya perlu mengidentifikasi bagaimana kecenderungan
pergerakan harga saham dan menentukan kapan waktu yang tepat untuk mengambil
tindakan membeli atau menjual saham, untuk memanfaatkan waktu penyesuaian harga
saham sehingga bisa memperoleh keuntungan.
Disamping keuntungan tersebut, penggunaan analisis teknikal juga menimbulkan
berbagai kritik terutama berkaitan dengan asumsi yang mendasarinya dan keefektifan
pendekatan analisis teknikal dalam memprediksi harga saham. Kritikan yang paling
tajam muncul dari para penganut hipotesis efisiensi pasar, yang sama sekali tidak

9
percaya bahwa harga saham di masa yang akan datang akan dipengaruhi oleh pergerakan
harga saham masa lalu.
Kritikan berikutnya berkaitan dengan keefektifan penggunaan analisis teknikal
untuk jangka waktu yang panjang. Apabila penggunaan analisis teknikal terbukti mampu
memberikan keuntungan bagi beberapa investor (karena mereka mampu menemukan
pola pergerakan saham dalam merespons informasi baru), maka tentu saja pendekatan ini
akan menjadi populer dan banyak diadopsi oleh investor lainnya.

10
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Analisis teknikal adalah analisa yang memfokuskan pada perkiraan harga
sekuritas (saham/obligasi) di masa yang akan datang berdasarkan data pergerakan harga
sekuritas dan juga volume perdagangan sekuritas dimasa lalu. Analisis ini merupakan
upaya untuk memperkirakan harga saham (kondisi pasar) dengan mengamati perubahan
harga saham tersebut (kondisi pasar) diwaktu yang lalu tanpa memperhatikan faktor-
faktor fundamental.

Asumsi yang mendasari analisis teknikal, yaitu Nilai pasar barang dan jasa,
ditentukan oleh interaksi permintaan dan penawaran, Interaksi permintaan dan
penawaran ditentukan oleh berbagai factor, baik factor rasional maupun factor yang tidak
rasional, harga-harga sekuritas secara individual dan nilai pasar secara keseluruhan
cenderung bergerak mengikutit suatu trend selama jangka waktu yang relative panjang,
trend perubahan harga dan nilai pasar dapat berubah karena perubahan hubungan
permintaan dan penawaran, dimana hubungan tersebut akan bisa dideteksi dengan
melihat diagram reaksi pasar yang terjadi.

Adapun teori-teori dalam analisis teknikal yaitu The Diw Theory, The Head and
Shoulders Top (HST), Chart Pola Pergerakan Harga Saham, Teknik Rata-Rata Bergerak
(Moving Average), dan Relative Strenght.

11

Anda mungkin juga menyukai